BAB 1

download BAB 1

of 4

description

bab 1

Transcript of BAB 1

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPenyakit infeksi masih merupakan penyakit utama di negara berkembang, termasuk Indonesia (Hendry, 2011). Menurut kamus kedokteran Dorland (2002), infeksi adalah invasi dan pembiakan mikroorganisme pada jaringan tubuh, secara klinis mungkin tak tampak atau menyebabkan cedera seluler lokal akibat kompetisi metabolism, toksin, replikasi intraseluler, atau respon antigen-antibodi host. Salah satu bakteri yang dapat menginfeksi manusia adalah Staphylococcus aureus (Hendry, 2011).Staphylococcus aureus adalah sel gram positif berbentuk bulat, biasanya tersusun dalam rangkaian tak beraturan seperti anggur (Brooks et al., 2010). Hampir setiap orang akan mengalami beberapa tipe infeksi Staphylococcus aureus dalam hidupnya. Staphylococcus dapat menyebabkan beragam penyakit infeksi. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan Staphylococcus aureus antara lain infeksi kulit, keracunan makanan, pneumonia, meningitis, empiema, endokarditis, atau sepsis dengan pernanahan di bagian manapun, namun Staphyloacoccus aureus juga menjadi flora normal pada manusia (Brooks et al., 2010; Harris et al, 2010).Pengobatan infeksi paling sering digunakan adalah dengan antibiotik. Antimikroba atau antibiotik adalah obat atau zat yang dapat menghambat/membasmi mikroba (jasat renik/bakteri), khususnya mikroba yang merugikan manusia yaitu mikroba penyebab infeksi pada manusia (Wilianti, 2009). Antimikroba juga digolongkan berdasarkan kemampuan mematikan (diberi akhiran sidal), misalnya bakterisidal, virusidal, atau hanya menghambat pertumbuhan mikroba (diberi akhiran statika), misalkan fungistatika, bakteriostatika (Dzen dkk., 2010).Penggunaan antibiotik tentu diharapkan mempunyai dampak positif, akan tetapi penggunaan antibotik yang tidak rasional akan menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif dari penggunaan antibiotik yang tidak rasional antara lain muncul dan berkembangnya bakteri yang resisten terhadap antibiotik, munculnya penyakit akibat superinfeksi bakteri resisten, dan terjadinya toksisitas/efek samping obat (Wilianti, 2009). Adanya resistensi antibiotik ini mendorong diperlukannya penemuan agen antimikroba baru yang mampu menghadapi resistensi antimikroba.Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam termasuk tumbuh-tumbuhan herbal yang sangat bermanfaat sebagai obat tradisional. Salah satu tumbuhan herbal yang cukup terkenal dimasyarakat adalah Tapak Liman (Elephantropus scaber L.). Tapak Liman merupakan tumbuhan liar yang banyak tumbuh di daerah tropis dan sangat mudah dijumpai di lapangan, lereng pegunungan, atau di bantaran sungai. Tumbuhan ini tidak hanya dikenal di Indonesia namun juga di beberapa negara di Asia Tenggara, India, dan juga Cina sebagai obat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit seperti radang tenggorokan, batuk, demam, dan juga dimanfaatkan untuk menetralkan racun (Suryawjaya, 2005). Daun Tapak Liman mengandung senyawa aktf lupeol dan alkanoid yang diduga memiliki aktivitas antimikroba. Lupeol mampu menunjukkan zona hambatan yang signifikan terhadap kultur dari bakteri gram negatif Pseudomonas aeruginosa dan Klebsiella pneumonia (Ahmed, 2007). Lupeol juga mampu menghambat pertumbuhan beberapa spesies bakteri dari galur yang resisten terhadap antibiotk tertentu (Silva, 2008).Berdasarkan uraian diatas, diperlukan penelitian untuk membuktikan efek antibakteri ekstrak etanol Tapak Liman (Elephantopus scaber L.) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus secara in vitro dengan menguji Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol Tapak Liman untuk diujikan dan dibuktikan kemampuannya dalam menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Sehingga diharapkan, Tapak Liman dapat dimanfaatkan sebagai alternatif agen antimikroba dalam menghadapi resistensi antimikroba terhadap Staphylococcus aureus.1.2 Rumusan MasalahApakah ekstrak etanol daun Tapak Liman mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus?1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumMengetahui apakah ekstrak etanol daun Tapak Liman mempunyai efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.1.3.2 Tujuan khusus1.3.2.1 Mengetahui pengaruh dan hubungan konsentrasi ekstrak etanol daun Tapak Liman terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.1.3.2.2 mengetahui konsentrasi ekstrak etanol daun Tapak Liman yang mampu menghambat (KHM) dan membunuh (KBM) pertumbuhan Staphylococcus aureus. 1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat Akademis1.4.1.1 Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai efek antibakteri daun Tapak Liman1.4.1.2 Mengembangkan ilmu pengetahuan, terutama mengenai bahan alami yang dapat digunakan sebagai antibakteri.1.4.2 Manfaat PraktisMemberi alternatif bahan alami yang dapat digunakan untuk terapi resistensi antimikroba Staphylococcus aureus.