BAB 1

164
agribisnis PERIKANAN Teach By : NURDIN, SP.t

description

fdsf

Transcript of BAB 1

Page 1: BAB 1

agribisnis

PERIKANANTeach

By :NURDIN, SP.t

Page 2: BAB 1

BAB 1A G R I B I S N I S P E R I KA N A N,

P R O S P E K B I S N I S YA N G L AYA K D I K E M B A N G KA N

Indonesia memiliki kekayaan alam laut yang banyak dan

beranekaragam. Luas perairan laut yang banyak dan

beranekaragam. Luas perairan laut indonesia diperkirakan

sebesar 5,8 juta km2, panjang garis pantai 81.000 km, dan

gugusan pulau-pulau sebanyak 17.508 tentu saja berpotensi

untuk menghasilkan hasil laut yang jumlahnya cukup besar, yaitu

6,26 juta ton per tahun. Potensi produksi perikanan indonesia

tersebut tergolong cukup besar. Pada tahun 2003 saja, produksi

ikan indonesia mencapai 5,948 juta ton yang menempati posisi

keenam setelah cina, peru, india, jepang, dan amerika serikat.

Page 3: BAB 1

Potensi produksi hasil-hasil laut, baik ikan maupun non

ikan masih bisa ditingkatkan lagi. Tentu saja harus disertai

dengan usaha budi daya cukup besar dan dilakukan secara

lestari. Jika berjalan sempurna maka akan sangat besar

manfaatnya dalam peningkatan pendapatan nelayan dan ekspor

hasil perikanan, serta konservasi perairan setempat. Selain itu,

adanya upaya pemerintah untuk mengembangkan budi daya laut

dewasa ini akan berdampak positif juga pada pemanfaatan

sumber daya perikanan yang kita miliki

Page 4: BAB 1

A. Permintaan terhadap produk perikanan

Seiring dengan pertumbuhan populasi dunia,

konsumsi ikanpun meningkat dari tahun ke tahun.

Konsumsi ikan per kapita secara nasional menunjukkan

kenaikan sebesar 4,61 % pada kurun waktu tahun 2002-

2003, mengonsumsi produk perikanan baik perikanan budi

daya maupun perikanan tangkap, sangat bermanfaat untuk

kesehatan karena kandungan gizi proteinnya tinggi.

Page 5: BAB 1

Salah satu penyebab meningkatnya devisa Negara

yaitu meningkatnya nilai ekspor hasil perikanan. Pada tahun

2006, komoditas nonmigas ikan dan udang memberikan

kontribusi tertinggi. Hal ini disebabkan oleh permintaan

yang sangat tinggi di Negara. Berdasarkan data dari badan

pusat statistic, ekspor ikan dan udang pada periode januari

hingga juni 2006 mencapai 825,5 juta dolar AS. Nilai

tersebut mengalami peningkatan dari periode yang sama

pada tahun 2005 sebesar 759,2 juta dolar AS.

Page 6: BAB 1

Keadaan ekspor tersebut menggambarkan sangat

tingginya permintaan dunia terhadap komoditas perikanan

Indonesia.namun, kurangnya bahan baku membuat

Indonesia tidak dapat memenuhi semua

permintaan.sebagai contoh,total ekspor perikanan

Indonesia ke amerika serikat pada tahun 2006 785,97 juta

dolar AS. Nilai tersebut merupakan peningkatan sebesar

7,39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Page 7: BAB 1

Permitaan hasil perikanan yang tinggi ternyata tidak

hanya berasal dari perikanan laut, tetapi perikanan air tawar

juga mengalami hal yang sama. Salah satu jenis ikan air

tawar yang memiliki prospek baik dan sangat diminati di

pasar Amerika adalah ikan nila. Namun, dalam

pemenuhannya, Indonesia masih tertinggi dari Negara-

negara lain, Vietnam, cina, dan Thailand

Page 8: BAB 1

B. Usaha peningkatan dan pengembangan hasil perikanan

Tingginya permintaan pasar dunia terhadap produk

perikanan sering kali tidak terpenuhi. Oleh karena itu, perlu

mengatasi masalah dalam pemenuhan permintaan dari

Negara-negara pengimpor yang dari tahun ke tahun yang

terus meningkat. Salah satu caranya dengan meningkatkan

produksi perikanan melalui usaha budi daya, baik untuk ikan

tambah, ikan laut, maupun ikan tawar, termasuk ikan hias.

Usaha untuk memperbanyak peluang bersaing dibandingkan

dengan usaha penangkapan.

Page 9: BAB 1

Pengembangan usaha budi daya semakin memegang

peranan penting dalam pembangunan perikanan Indonesia.

Hal ini terbukti dari sumbangan perikanan budi daya pada

produksi nasional terus meningkat.

Terobosan dan penerapan teknologi dalam usaha

budi daya ikan juga dapat meningkatkan produksi. Di

samping itu, perlu juga ditingkatkan kerja sama dengan

pihak asing untuk industry perikanan terpadu yang meliputi

penanganan kegiatan produk primer, pengelolahan dan

pemasaran hasil, serta segala fasilitas penunjang yang

diperlukan.

Page 10: BAB 1

BAB II

MANAJEMEN BISNIS PERIKANAN

usaha perikanan hendaknya dikelola secara professional,

bukan hanya sebuah usaha sampingan sebatas pemenuhan

kebutuhan hidup atau tidak mengacu pada pencapaian target

keuntungan (profit oriented) untuk mencapai target keuntungan,

usaha perikanan dijalankan seperti halnya sebuah perusahaan

dengan kemampuan manajemen yang baik. Manajerial yang baik

sangat berpengaruh terhadap jatuh bangunya suatu perusahaan.

Untuk pemahaman lebih lanjut, perlu kiranya mengetahui fungsi

manajemen serta aspek-aspek yang perlu dikelola dalam

agribisnis perikanan.

Page 11: BAB 1

A. Pengertian dan fungsi manajemen

Secara umum, manajemen merupakan cara

mengatur satu atau beberapa factor yang menunjang lainnya

usaha untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam

kehidupan sehari-hari, manajemen sangat diharapkan dan

diperlukan agar tidak terjadi benturan antara masing-

masing factor yang menyebabkan tujuan tidak tercapai

Page 12: BAB 1

Dalam bisnis perikanan manajemen juga sangat

diperlukan supaya dapat berjalan lancer dan mendapat hasil

yang sesuai harapan. Pada manajemen sendiri terdapat

beberapa fungsi sebagai bagian dari proses manajemen.

Semua fungsi-fungsi manajemen terdapat dalam setiap

kegiatan usaha. Dalam bisnis perikanan, fungsi-fungsi itu

mempunyai wujud yang berbeda tergantung dari factor-

faktor yang mempengaruhi dan jenis komoditas yang

diusahakan.

 

Page 13: BAB 1

Adapun fungsi-fungsi manajemen yang terdapat dalam sebuah

usaha perikanan, antara lain sebagai berikut:

a) Perencanaan

Fungsi ini merupakan tindakan untuk menentukan sasaran dan

arah yang dipilih. Di dalam perencanaan dituntut adanya kemampuan

untuk meramalkan,mewujudkan,dan melihat kedepan dengan dilandasi

oleh tujuan-tujuan tertentu.

b) Pengorganisasian

Fungsi ini merupakan tindakan mengatur dan membagi-bagi

bidang pekerjaan antara kelompok yang ada.setelah terbentuk kelompok

yang diperlukan ,fungsi pengorganisasian akan menetapkan dan

memperinci hubungan-hubungan yang dipesrlukan.

c) Penggerakan

Penggerakan merupakan tindakan untuk merangsang anggota-

anggota kelompok agar melaksanakan tugas-tugas yang telah

dibebankan dengan baik dan antusias.

Page 14: BAB 1

d) PengawasanFungsi ini merupakan tindakan untuk mengawasi aktivitas-aktivitas yang terkait agar dapat berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Page 15: BAB 1

Agar manajemen dapat mencapai tujuan dengan sebaik-baiknya ,diperlukan sarana-sarana pendukung.sarana-sarana tersebut terdiri dari men (tenaga kerja manusia),money(uang yangdiperkukan untuk usaha),methods(cara untuk mencapai tujuan),materialis(bahan yang diperlukan),machine(alat yang diperlukan), dan market(pasar, sebagai tempat untuk menjual hasil produksi).tanpa adanya sarana-sarana tersebut,manajemen tidak akan mencapai tujuan ataupun fungsinya.Dari uraian diatas dapat ditarik suatu pengertian bahwa manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakan –tindakan perencanaan,pengorganisasian,penggerakan,dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sarana atau sumber-sumber daya.

Page 16: BAB 1

B. Aspek-aspek yang memerlukan manajemenDalam bisnis perikanan dan bisnis lainya,ada beberapa aspek utama yang sangat memerlukan manajemen.aspek utama yang penting diperhatikan dan memerlukan manajemen yang tepat antara lain sebagai berikut.

1. Aspek produksiDalam aspek produksi,kegiatan manajemen diterapkan pada proses produksi.manajemen produksi mencangkup perencanaan produksi dan pengendalian proses produksi.selama proses produksi berlangsung,kegiatan manajemen diperlukan dalam pengambilan keputan untuk menentukan persiapan dan proses produksi,baik jangka pendek,menengah,atau panjang.dengan demikian diharapkan pengusaha dapat berproduksi lebih efisien.

Page 17: BAB 1

2. Aspek pemasaran Manajemen pemasaran mencangkup kegiatan untuk mendistribusikan hasil produksi ke tangan konsumen.dengan melakukan manajemen pemasaran yang baik,sebuah perusahaan akan menentukan kelom pok masyarakat yang menjadi sasaran pemasaran,melihat ada tindakannya persaingan,dan menentukan strategi pemasaran yang harus dijalankan.

3. Aspek keuanganManajemen keuangan meliputi kegiatan mengelola keuangan dalam satu usaha.didalamya sudah termasuk pula cara mendapatkan dan mengalokasikan dana untuk suatu rangkaian usaha atau bisnis.

Page 18: BAB 1

BAB III ASPEK PRODUKSI PERIKANANSeperti halnya bisnis lain, bisnis perikanan di dalamnya terdapat aspek produksi, hal ini karena dalam bisnis perikanan terjadi sebuah usaha untuk menghasilkan sebuah komoditas. Oleh karena itu, aspek produksi sangat memerlukan kegiatan manajemen agar dapat mengarahkan usaha produksi sehingga memperoleh hasil yang terbaik. Selain tiu, bisnis perikanan sifatnya cukup kompleks sehingga memerlukan pemikiran yang cermat. Kecermatan mengelola usaha perikanan perlu dilakukan, mulai dari persiapan produksi dan saat proses produksi itu berlangsung. Untuk lebih jelasnya pada bagian ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan aspek produksi

Page 19: BAB 1

1. Persiapan produksiSebelum usaha perikanan dimulai, segala sesuatunya perlu dipertimbangkan secara matang agar tidak ada kekhawatiran dan penyesalan saat usaha sudah berjalan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan antara lain sebagai berikut:

Page 20: BAB 1

1) Perencanaan produkJenis ikan yang diproduksi perlu dipertimbangkan dan ditentukan terlebih dahulu. Jenis ikan yang dipilih hendaknya dapat memenuhi selera pasar dengan baiik dan disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Hasil produksi ikan yang memenuhi selera pasar akan lebih memudahkan pemasaran sehingga tidak ada kekhawatiran ikan tidak terjual.

Page 21: BAB 1

• Di pasar terlihat bahwa produk yang disenangi atau diperlukan konsumen tidak hanya satu jenis saja, tetapi bermacam-macam. Oleh karenanya, pemilihan produk dapat dilakukan pada saat atau beberapa jenis ikan saja, tidak perlu semuanya. Untuk memilih jenis ikan, diadakan seleksi dengan cara meneliti factor-faktor yang memepengaruhi jenis (yang dipilih) tersebut.

Page 22: BAB 1

Factor yang diperlukan dalam memilih jenis produk antara lain, kegunaan, jumlah permintaan pasar, kemungkinan pengembangan, potensi penjualan, persaingan distribusi, factor budi daya, dan umur panen. Gabungan factor-faktor ini menunjukkan profil ikan yang sesungguhnya. Kelemahan atau kekuatan yang timbul bila memperoduksi ikan tersebut akan terlihat.

Page 23: BAB 1

Secara umum, komoditas ikan yang siap dijual dibagi menjadi dua, yaitu ikan konsumsi dan ikan hias. Beberapa jenis ikan yang dijumpai di pasar local dapat dilihat pada table I

Page 24: BAB 1

table I

Page 25: BAB 1

Selain jenis-jenis ikan diatas, masih ada komoditas non-ikan yang masih termasuk dalam bidang perikanan . jenis-jenis ikan tersebut adalah sebagai berikut:

Golongan kera, seperti Kapak (pinna bicolor) Kimah (tridokna squamosa) Kipas-kipas (amusium pleuronectes) Tiram tembakau (spondylus ducalis) Tiram (ostrea) Cocor bebek (brachiodontes bilocularis Kerang enak (cardium unedo) Kerang mutiara (pinctada margarifera)

Page 26: BAB 1

Golongan kepiting, minsalnya Rajungan hijau Rajuangan batik Rajungan angina Rajungan karang Kepiting (Scylla serrata)

Golongan teripang, seperti Teripang ular mata Teripang hitam Teripang pasir atau kapur Teripang merah Teripang raja Teripang batu

Ubur-ubur Cumi-cumi Keong

Page 27: BAB 1

2. Perencanaan lokasi usaha

Lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh positif bagi kelangsungan usaha. Oleh karena itu, dalam penentukan lokasi perlu mempertimbangkan factor-faktor yang berpengaruh. Selain itu, juga perlu melihat prospek lokasi tersebut pada masa yang akan datang. Lokasi yang dipilih sebaiknya dapat mendukung untuk mendatangkan keuntungan terbesar. Selain itu, lokasi yang akan digunakan sangat berpotensi tinggi untuk kegiatan usaha.

Page 28: BAB 1

Biaya transportasi

Biaya ini menyangkut transportasi, baik itu dari lokasi usaha dengan tempat penyedia bahan produksi, ataupun lokasi usaha dengan tempat pemasaran

Sarana jalan

Sarana jalan tidak kalah penting. Bila aspek ini tidak diperhatikan, terkadang bisa menaikkan biaya pemasaran atau biaya pengangkutan sehingga akan terjadi penambahan biaya operasional. Tidak jarang suatu lokasi harus dibuatkan sarana jalannya terlebih dahulu karena sulit dijangkau

Page 29: BAB 1

Harga tanah

Perlu dicari lokasi dengan harga atau sewa tanah yang ringan, tujuannya untuk mengantisipasi adanya kemungkinan pengembangan usaha di masa yang akan datang

Sarana listrik dan irigasi

Listrik sangat diperlukan dalam menjalankan usaha perikanan. Selain untuk sarana penerangan, listrik diperlukan untuk menjalankan sarana elektronik lain, seperti pompa dan blower. Sementara sara irigasi mutlak diperlukan, mengingat ikan merupakan organism yang memerlukan sirkulasi atau pergantian air.

Page 30: BAB 1

Selain itu, dalam menjalankan usaha perikanan non-budi daya, air sangat diperlukan untuk menjaga kebersihan dan untuk aktivitas sarana lain.

b. Aspek Iklim

Aspek iklim mempengaruhi keberhasilan budi daya perikanan. Umumnya bisnis perikanan tergantung pada factor alam.

Page 31: BAB 1

Minsalnya curah hujan mempengaruhi sumber air bila curah hujannya sedikit, tentunya daerah tersebut kurang ideal untuk suatu usaha perikanan. Demikuan juga sinar matahari berpengaruh terhadap kemampuan hidap dan berkembang biak ikan karena matahari mempengaruhi suhu rata-rata harian. Oleh karena itu, hendaknya jenis ikan yang akan dibudidayaan disesuaikan dengan iklim pada suatu daerah.

Page 32: BAB 1

c. Aspek agronomis

Cakupan aspek agronomis antara lain topografi, lokasi, jenis tanah, serta jenis perairan yang ada di lokasi tersebut. Untuk lokasi budi daya air payau dan laut, kadar Salinas juga ikut mempengaruhi jenis ikan. Minsalnya pada tambak. Tambak yang letaknya jauh dari pantai dan dekat sungai mempunyai salintas rendah. Sementara tambak yang dekat dengan pantai dan sungai mempunyai salintas sedang.

Page 33: BAB 1

Kedua jenis tambak tersebut cocok untuk tempat memelihara ikan bandeng atau udang karena pengeringannya mudah dilakuakn sehingga mudah dipupuk. Bila menggunakan tambak yang dekat sekali dengan pantai, kadar salinitasnya tinggi dan pengeringan airnya sulit sehingga tidak cocok untuk usaha bandeng dan udang.

Meskipun terlihat sepele, topografi tetap harus diperhatikan. Bila tidak sesuai, perkembangan nafsu makan bila hidup di daratan tinggi (suhu terlalu dingin) 

Page 34: BAB 1

Dalam memilih lokasi, penting sekali memperhatikan factor pencemaran. Perlu diperhatikan ada tidaknya industry atau kegiatan-kegiatan yang dapat merusak sumber air di sekitar lokasi. Bila kondisi airnya tercemar akan mengganggu pertumbuhan ikan walaupun telah menggunakan benih unggul. Selain itu, kandungan limbah yang terdapat pada ikan juga akan membahayakan orang yang mengonsumsinya.

Page 35: BAB 1

Selain mempertimbangkan ketiga aspek di atas, perlu juga melihat aspek lingkungan, social budaya masyarakat disekitar lokasi, dan kebijaksanaan pengembangan usaha dari pemerintah masyarakat disekitar lokasi usaha perikanan sebaiknya mendukung usaha yang dijalankan dan berorientasi terhadap bisnis. Adanya kemungkinan kompetisi dengna pengusaha setempat juga perlu dipertimbangkan

Page 36: BAB 1

3. Perencanaan standar produksi Pengusaha yang berpikir maju tidak hanya

sekedar mementingkan jumlah produksi saja, tetapi juga mengutamakan kualitas produksinya. Hal ini sangat berperan dalam menentukan segmen pasar. Bila suatu produk dilempar ke pasaran maka produk dengan kualitas terbaik yang akan lebih banyak diminati. Dengna demikian, secara otomatis harganya juga akan lebih baik.

Bila kita merencanakan usaha untuk jangka waktu lama dan tidak terbatas, usaha menjaga kualitas produk merupakan langkah yang harus slalu dipertahankan. Hal ini penting untuk menjaga penilaian mutu dari konsumen.

Page 37: BAB 1

Usaha yang berorientasi ke pasaran luar negeri atau ekspor dibutuhkan kualitas produk yang lebih teliti lagi. Negara yang dituju atau importer biasanya telah menentukan standar produksi sehingga hanya produk yang memenuhi persyaratan saja yang diterima.

Usaha untuk menghasilkan produk perikanan sesuai standar yang diharapkan memang tidak mudah. Namun, dengan imbalan yang jauh lebih baik dibangdingkan dengan harga biasa, tentunya usaha kita tidak menjadi sia-sia

Page 38: BAB 1

4. Pengadaan tenaga kerja Aspek ini penting untuk diperhatikan karena

akan sangat membantu jalannya sebuah usaha. Ketersediaan tenaga kerja yang mengerti dan memahami usaha perikanan akan memudahkan menjalankan usahanya. Aspek mental tenaga kerja juga perlu diperhatikan untuk menghindari kecurangan-kecurangan yang terjadi di dalam perusahaan. Jumlah dan besarnya upah tenaga kerja juga perlu dipertimbangkan agar semua aspek usaha dapat ditangani dengan baik tanpa memperbesar biaya operasional

Page 39: BAB 1

Bisnis perikanan mencakup beberapa bidang pekerjaan. Secara mudahnya, bisnis ini dapat dibagi menjadi bidang budi daya dan administrasi. Kedua bidang ini terjadi dari berbagai macam pekerjaan, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga kerja untuk menjalankan pekerjaan itu.

Page 40: BAB 1

Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan perlu diperkirakan dengan besarnya usaha yang akan dijalankan. Usaha-usaha perikanan yang besar seperti tambak, membutuhkan tenaga kerja kasar, pengawas administrasi, keamanan, teknisi peralatan, ahli udang, dan lain-lain. Sementara usaha dalam luasan kecil tentunya tidak memerlukan semua itu, cukup dengan beberapa tenaga kerja kasar saja.

 

Page 41: BAB 1

Besarnya upah yang diberikan disesuaikan dengan jenis pekerjaan. Makin besar tanggung jawab pekerjaan, makin tinggi upah yang diberikan. Pekerjaan yang menuntut keahlian pengetahuan tinggi, tentu lebih mahal dibandingkan tenaga kerja harian. Umumnya jenjang pendidikan juga berpengaruh terhadap besarnya upah. Selain itu, lokasi usaha juga turut menentukan tingkat upah. Oleh karenanya, ada kecendrungan pengusaha dari kota besar atau dari luar negeri memilih lokasi di daerah pelosok agar biaya tenaga kerjanya lebih murah. Dengan demikian, biaya produksi bisa ditekan.

Page 42: BAB 1

B. Pengendalian produksi perikanan

Aspek produksi perikanan meliputi antara lain:

1. Sifat komoditasPengusaha yang terjun ke dalam dunia

perikanan atau para investor yang menginvestasikan modalnya untuk usaha perikanan perlu mengetahui sifat komodaita ikan. Untuk itu perlu juga pemahaman yang baik tentang sifat ikan, budi daya, dan pascapanen. Hal ini sangat bermanfaat bagi pengusaha agar nantinya tidak banyak menemui kesulitan dan tidak menderita kerugian.

Page 43: BAB 1

Sifat-sifat komoditas perikanan tersebut antara lain sebagai berikut:a. Tidak tergantung musim

Budi daya ikan berbeda dengan budi daya tanaman, minsalnya sayuran. Dalam budi daya, ikan tidak memperhatikan musim hujan atau kemarau. Pada setiap musim, kegiatan pembenihan dapat dilakukan selama syarat-syarat budi daya seperti kolam, kualitas air, dan makanan dapat terpenuhi.

Begitu juga saat panen bahkan pemanenan komoditas ikan dapat dilakukan sesuai keinginan baik dari sisi waktu maupun ukuran

Page 44: BAB 1

b. Dipengaruhi oleh jarak lokasi usaha ke konsumen

Jauh dekatnya lokasi usaha dengan konsumen sangat mempengaruhi harga komoditas ikan. Semakin jauh jarak lokasi usaha tersebut, semakin mahal harga ikan ditangan konsumen. Hal ini disebabkan karena adanya biaya tambahan untuk transportasi. Selain itu, juga adanya biaya tambahan untuk mempertahankan kesegaran ikan sampai di tangan konsumen, kecuali untuk ikan yang sudah di awetkan.

Page 45: BAB 1

c. Mudah rusak dan berisiko tinggiTubuh ikan mengandung protein dan air

yang cukup tinggi serta mempunyai pH tubuh untuk mendekati netyal. Dengan demikian, tubuh ikan bisa dijadikan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan mikro-organisme pembusuk. Kondisi yang demikian menyebabkan ikan termasuk komuditas yang mudah rusak. Disamping itu, daging ikan mempunyai sedikit turunan pengikat tendon sehingga sangat mudah dicerna oleh enzim autolysis. Akibatnya, daging menjadi sangat lunak.

Page 46: BAB 1

Adanya proses oksidasi pada lemak tubuh ikan O2 dari udara yang mempercepat pembusukan ikan. Pembusukan ikan ditandai dengan adanya bau busuk, daging menjadi kaku. Sorot mata ikan pudar, serta adanya lender pada insang maupun tubuh bagian luar. Dengan demikian proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan dengan pembusukan pada produk ternak atau hewan darat lainnya

Page 47: BAB 1

Oleh karena itu, sifat ikan yang mudah rusak, pemasarannya perlu dilakukan dengan cepat. Jika terjadi penurunan kualitas maka harga ikan bisa turun sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Dengan demikian, perlu dilakukan penanganan dan pengawetan yang tepat untuk mempertahankan kesegarannya.

Page 48: BAB 1

d. Perputaran modal cepat. Umumnya waktu yang dibutuhkan dari masa pemijahan sampai ke masa panen tidak terlalu lama, hal ini tergantung dari jenis ikan yang dibudidayakan. Minsalnya ikan mas hanya membutuhkan waktu 3-4 bulan. Ini berarti biaya produksi yang telah dikeluarkan selama membudi dayakan ikan tersebut bisa tertutupi dengan keuntungan hasil penjualan panen setelah 3-4 bulan berikutnya. Dengan demikian, perputaran modalnya termasuk cepat, dalam setahun bisa mencapai 2-3 kali, bahkan bagi orang-orang yang hanya mengusahakan benihnya saja, dalam waktu 1-2 bulan modal bisa kembali.

Page 49: BAB 1

2. AgroklimatBerdasarkan habitatnya, usaha

perikanan dapat dibedakan menjadi dua golongan antara lain sebagai berikuta) Perikanan darat

Ikan golongan ini adalah ikan yang ditangkap dan diperlihara di dalam batas garis pantai (garis surut terendah air laut). Perikanan darat meliputi antara lain

Page 50: BAB 1

1) Perikanan air tawarUsaha perikanan air tawar yang

akan dibahas merupakan usaha budi daya ikan di air tawar. Jenis ikan yang sudah berhasil dibudidayakan sangat digemari karena jenis ikan yang sudah berhasil dibudi dayakan banyak. Selain itu, teknis budi daya ikan air tawar sudah sangat masyarakat dan terbukti mampu mendatangkan keuntungan. Keberhasilan usaha perikanan air tawar banyak ditentukan oleh factor lingkukangan.

Page 51: BAB 1

a) Tanah

Jenis tanah yang baik digunakan untuk budi daya adalah jenis tanah liat atau lempung. Tanah jenis ini sangat baik untuk pembuatan kolam. Jenis tanah lain yang dapat dipakai, yaitu tanah beranjangan atau tanah terapan dengan kandungan liat sekitar 30%. Kedua jenis tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar serta tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang yang kuat dan kokoh

Kemiringan tanah yang dianggap baik untuk lokasi kolam berkisar 3-5%. Hal ini berarti dalam setiap 100 m panjang pekarangan, perbedaan tingginya sekitar 3-5 m. untuk mencari lokasi kolam dengan kemiringan tersebut sangat sulit sehingga kemiringan tanah 1% masih dianggap baik dan cocok untuk dibuat kolam.

Page 52: BAB 1

b) AirSebagai media kehidupan ikan, keberadaan air sangat mutlak diperlukan. Jumlah dan kualitas air harus selalu menjadi perhatian agar kehidupan dan pertumbuhan ikan optimal. Sumber air bisa berasal dari air sungai, air hujan, atau air tanah. Sumber air tersedia dalam jumlah yang cukup. Debit air minimum untuk suatu unit kolam seluas 1 ha adalah 10-15 I/detik.

Page 53: BAB 1

Kualitas air yang memenuhi syarat sebagai media hidup ikan harus memenuhi syarat-syarat secara fisika maupun kimia.Bebrapa syarat kualitas air yang ideal untuk kegiatan budi daya ikan, antara lain sebagai berikut O2 yang terlarut dalam air dan dianggap paling ideal untuk

tumbuh dan berkembangnya ikan dalam kolam 5- 6ppm. CO2 yang terlarut dalam kurang dari 25 ppm Kisaran pH air antara 6,7-8,6 Suhu air berkisar 25-300C. perbedaan suhu antar a siang

dan malam tidak lebih dari 50C Air yang telalu keruh tidak baik untuk kehidupan ikan

karena endapan lumpurnya terlalu tebal dan pekat. Kondisi sperti ini dapat mengganggu penglihatan ikan dalam air dan menyebabkan nafsu makan ikan berkurang.

Air tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun dan minyak atau limbah pabrik.

Semakin banyak dan beragam biota air yang terdapat di dalam perairan, berarti semakin tinggi tingkat kesuburannya.

Page 54: BAB 1

2) Perikanan air payau (tambak)Tambak merupakan suatu bangunan berupa kolam di daerah pantai yang dapat dimanfaatkan untuk budi daya biota laut yang bernilai ekonomis. Sumber air pada tambak merupakan campuran dari air laut dan air tawar. Oleh karena itu, kadar garamnya jauh lebih rendah dibandingkan air laut. Selain itu, jenis airnya mempunyai sifat kimia dan fisika yang sangat berbeda dengan air laut maupun air tawar. Lokasi tambak yang baik terletak di daerah pantai atau tempat yang masih dipengaruhi oleh lingkungan pantai agar mudah untuk mendapatkan air laut dan tawar

Page 55: BAB 1

Tambak-tambak tradisional banyak memanfaatkan pasang surut air laut untuk memasukkan air payau ke dalamnya. Jumlah air laut yang dapat masuk de dalam tambak sangat tergantung dari perbedaan tinggi permukaan laut pada saat air pasang tertinggi dan surut terendah. Perbedaan tinggi pasang surut yang baik untuk kehidupan ikan tambak sekitar 1,5-2,5 m.Ikan dalam tamak dapat hidup dengan baik bila syarat-syarat lingkungan yang sesuai dengan kondisi hidupnya bisa terpenuhi. Syarat-syarat lingkungan tersebut meliputi kondisi tanah tambak serta jumlah dan mutu air yang terdapat dalam tambak.

Page 56: BAB 1

Untuk mengusahakan perikanan semacam ini, diperlukan suatu teknik dan ilmu tersendiri yang banyak berhubungan dengan kondisi hidrofrafi setempat, seperti pasang surut, kadar garam, suhu, musim, kondisi arus, serta kondisi lingkungan, baik secara makro maupun mikro perlu dikaji secara seksama. Selain berkaitan erat dengan kepentingan ekonomi setempat, kajian hidrografi juga bertujuan untuk memperoleh tambak yang siap pakai dan berdaya guna.

Page 57: BAB 1

a) TanahTanah yang akan digunakan untuk tambak sebaiknya berasal dari endapan lumpur pantai dan sesuai dengan syarat-syarat berikut.Fraksi ke-5 (besar butir>2mm)…………………0%Fraksi ke-4(besar butir 2-0,1 mm)………………2%Fraksi ke-3(besar butir 0,1-0,05 mm)…………5%Fraksi ke-2(besar butir 0,05-0,01 mm)………30%Fraksi ke-1(besar butir 0,01- mm)……………63%

Page 58: BAB 1

Kandungan air …………………………45,5% Daya kembang(swelling)…………….9% Kelem bapan…………………………...27%

selain syarat-syarat di atas, tanah yang digunakan juga mengandung komposisi mineral tanah pantai. Mineral bulat/pipih………………………95% Kuarsa……………………………………...1,5% Amfibol…………………………………….0,5%

Page 59: BAB 1

b) Kualitas airKualitas air tambak juga berpengaruh langsung terhadap kelangsungan hidup hewan-hewan air yang terdapat di dalam tambak tersebut. Untuk itu, kualitas air tambak harus memenuhi kriteria yang sesuai dengan kehidupan jenis ikannya. Contoh kriteria mutu air tambak untuk budi daya udang dapat dilihat pada tabel 2.

Page 60: BAB 1

Parameter kriteria

Fisika

1. Warna Kehijauan

2. Kekeruhan Jernih (sedikit partikel organik)

3. Suhu 200 -300 c

4. Bau Tidak berbau bahan pencemar

kimia

1. Derajat keasaman (pH) 7-8

2. Kadar garam: udang windu udang putih

3. 02 terlarut 3-6mg/1 atau ppm

4. co2 --

5. h2s 0,1 mg/1

6. nitrat 200 mg NO3-N/1

7. Nitrit 26 mg NO2-n/1

8. Amoniak 0,1 mg NH3/1

Biolopgis Kandungan plankton Sekitar 5 juta sel/1

Page 61: BAB 1

Selain kriteria-kriteria diatas, perlu diperhatikan juga mengenai pengaruh pencemaran. Usahakan menggunakan air tambak yang tidak tercemar oleh bahan-bahan pencemar demi kelangsungan hidup ikan dalam tambak tersebut.b. Perikanan laut

Untuk membudidayakan ikan laut, pengetahuan mengenai kriteria air laut yang cocok untuk kehidupan ikan laut sangat diperlukan. Kriteria air laut untuk budi daya biota laut dapat dilihat pada tabel 3:

Page 62: BAB 1

parameter kriteria

Para meter

1. Suhu Sekitar 200C variasi alami

2. Warna <50 caolour unit

3. bau Alami

4. Kecerahan Alami

5. Kekeruhan < 30 JTU

Kimia

1. Derajat keasamaan (pH)

6,5-8,5

2.Kadar garam 18-32%

3. Daya hantar listrik

Sekitar 30 pariasi alami

4. 02 terlarut < 6 mg/l

5.co2 terlarut < 11 mg/l

6. Nilai permanganat

< 9,0 mg/l

7. N-NH3 < 0,30 mg/l

8. p-po4 Luwes

9. N-NO2 luwes

Page 63: BAB 1

parameter kriteria

kimia

10. H2 S < 0,01 mg/l

11.Sianida < 0,01 mg/l

12. Senyawa fenol < 0,02 mg/l

13. Minyak bumi < 2 mg/l

14. Pestisida - aldrin - DDT - Dieldrin

< 0,01 mg/l< 0,02 mg/l< 0,05 mg/l

15. Logam Hg Pb Cu

< 0,003 mg/l< 0,01 mg/l0,01 mg/l

biologi Escherecia coli < 1.000

Page 64: BAB 1

C. Teknis budi daya perikananPengertian budi daya perikanan dalam arti

sempit adalah usaha memelihara ikan yang seblumnya hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Sementara dalam pengertian luas, budi daya perikanan adalah semua usaha membesarkan dan memperoleh ikan, baik ikan yang masih hidup liar di alama atau sudah dibuatkan tempat tersendiri dengan adanya campur tangan manusia.

Page 65: BAB 1

Jadi, pengertian budi daya tidak hanya memelihara ikan di kolam, tambak, empang, akuarium, sawah, dan sebagainya. Namun, secara luas pengertian ini mencakup juga kegiatan mengusahakan komoditas perikanan di danau, sungai, waduk, atau laut.

Tujuan budi daya perikanan, yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil dari ikan yang hidup di alam secara liar. Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi usaha budi daya ini. Faktor-faktor budi daya tersebut adalah

Page 66: BAB 1

1. Penyediaan benihBenih yang baik sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi. Benih tersebut harus sudah cukup umur untuk dilepas, ukurannya sudah memenuhi syarat, dan sehat serta presentase kematiannya rendah. Bila mendatangkan benih dari tempat yang jauh, usahakan jangan sampai benih mati akibat cara pengangkutan yang buruk.

2. Pembuatan tempat pemeliharaanBentuk tempat pemeliharaan tidak menjadi persoalan, bisa kolam, empang, tambak, keramba, tong, atau bahkan drum. Namun, hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran tempat tersebut. Luas tempat yang disediakan untuk membesarkan ikan atau tempatnya terlalu besar sehingga menhhabiskan biaya. Tempat yang akan digunakan sebaiknya dipastikan bebas dari bibit hama atau penyakit.

Page 67: BAB 1

Keringkan sawah atau kolam yang akan digunakan selama beberapa hari hingga tanah dasarnya tanah dasarnya retak –retak. Jika akan menggunakan akuarium maka terlebih dahulu cuci dengan larutan obat anti jamur dan bakteri, seperti Methylene Blue atau Green.

Sifat-sifat ikan perlu dipelajari dahulu sebelum membangun tempat pemeliharaan karena keduanya sangat berkaitan. Misalnya, ada ikan yang suka merusak pematang, ada yang suka bertelur di dasar kolam, dan ada yang permanen (disemen). Ikan yang membutuhkan keteduhan perlu diberi tanama air karena habitat air ini penting agar ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.

Page 68: BAB 1

Lingkungan di sekitar tempat pemeliharaan perlu diperhatikan. Bersihkan lingkungan sekitar lokasi dari semak belukar atau rumput-rumputan, jangan sampai ada pemangsa, seperti ular atau linsang yang bersarang.

Bila merencanakan akan menggabung beberapa jenis ikan dalam satu kolam (polikultur), perlu diperhatikan kehidupan ikan tersebut, jangan sampai ada yang terganggu. Ikan yang suka memangsa jenis ikan lainnya tentu saja tidak dianjurkan untuk digabung. Ikan yang kurang lincah dalam dalam berebut makanan sedang mungkin tidak dicampur dengan ikan yang rakus. Untuk ikan tertentu, seperti lele dan ikan mas, memerlukan beberapa jenis kolam dengan kegunaan yang berlainan.

Page 69: BAB 1

Kolam tersebut antara lain kolam pemijahan, kolam penetesan telur, kolam pendederan, kolam penyimpanan induk, kolam pemberokan, dan kolam pembesaran. Biasanaya ukuran kolam pembesaran jauh lebih besar dari ukuran kolam yang lain. Kolam-kolam tersebut dibangun secara terpisah.

Perencanaan yang matang mengenai pembangunan tempat pemeliharaan sangatlah penting. Untuk jangka waktu yang cukup lama, tempat pemeliharaan merupakan aset yang berharga untuk berproduksi.

Page 70: BAB 1

3. PengairanTanah air, mustahil usaha perikanan bisa berhasil. Air merupakan hal yang vital bagi kehidupan ikan. Oleh karena itu, sumber air perlu dijaga walaupun berada di luar wilayah pemeliharaan. Kebersihan air dan debit yang cukup sangat penting untuk kelancaran pemeliharaan. Bila musim hujan atau banjir, usahakan jangan sampai kolam menjadi tergenang sehingga ikan hilang atau hanyut terbawa air. Sementara pada musim kemarau penambahan air perlu dilakukan agar kolam tidak kekeringan.

Page 71: BAB 1

Pintu saluran air sebaiknya rutin diperiksa. Hal ini penting untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran air. Selain itu, juga jangan sampai air keruh atau lumpur yang pekat masuk ke dalam kolam. Air yang keruh dan lumpur yang pekat masuk ke dalam kolam. Air yang keruh karena banyak mengandung lumpur bisa mengurangi nafsu makan ikan. Lain halnya bila air agak keruh karena dipenuhi ganggang atau plankton. Sebagai sumber makanan bagi ikan, keberadaan ganggang atau plankton perlu dipelihara.

Page 72: BAB 1

4. Pakan/pemupukanPakan dan pemupukan mempengaruhi pertumbuhan ikan dalam sebuah habitatnya. Pakan yang dikonsumsi ikan akan memberikan sebuah suplai energi dalam tubuh sehingga akan merangsang pertumbuhan. Sementara pemupukan bertujuan untuk menyuburkan kolam sehingga akan tumbuh pakan alami yang berguna juga untuk pertumbuhan ikan budi daya.

Page 73: BAB 1

a. PakanPeranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Jika pakan yang diberikan hanya seadanya maka produksi yang dihasilkan tentu sedikit. Contohnya, petani ikan tradisional yang memberi makan ikan dengan bahan seadanya saja, produksi ikannya kecil-kecil. Berbeda dengan pengusaha ikan mas yang menggunakan teknik kolam air deras, ikan-ikannya besar dan gemuk. Rahasiannya terletak pada usaha merangsang nafsu makan ikan dan pemberian pakan yang cukup. Ikan yang ditaruh di air deras akan lincah bergerak sehingga akan selalu lapar dan bersemangat mencaplok pakan yang diberikan. Jika ikan sudah kenyang maka pakan yang diberikan akan dibiarkan saja tanpa disentuh lagi.

Page 74: BAB 1

Oleh karena itu, usahakan pada pakan sudah terkandung zat-zat makanan yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pakan buatan sendiri atau buatan pabrik tidaklah menjadi masalah.

Protein, lemak, dan karbohidrat penting terdapat dalam pakar ikan. Protein dan lemak mutlak diperlukan oleh ikan. Karbohidrat diperlukan dalam jumlah yang berbeda, tergantung jenis ikannya karbohidrat dibutuhkan hanya 9% saja dari total makanan ikan buas (karnivora), 18,6% dari total makanan ikan pemakan campuran (omnivora) dan sekitar 61% dari total makanan ikan pemakan pertumbuhan (herbivora), Saat ini di pasaran tersedia banyak sekali jenis-jenis pakan untuk ikan.

Page 75: BAB 1

Kondisi ini memudahkan pembudi daya ikan dalam memilih pakan yang sesuai dengan jenis ikan yang dipelihara.

Pakan dalam bentuk larutan cocok untuk burayak (anak) ikan dan udan g yang masih kecil, baru berumur 20-40 hari lebih lebih pas bila diberi pakan berbentuk tepung halus. Bila umurnya mencapai 40-80 hari pakannya berbentuk tepung kasar. Sementara ikan yang sudah berukuran tanggung, nerumur 80-120 hari, dapat diberi remah-remah. Ikan yang besar, lebih dari 120 hari, dapat diberi makan berbentuk pelet. Ada juga pakan yang berbentuk lembaran yang cocok untuk diberikan pada ikan-ikan yang suka menyambar makanan, seperti jenis-jenis ikan hias.

Page 76: BAB 1

Jika akaan membuat pakan sendiri, perhatikan bahan-bahan yang akan digunakan. Bahan pakan yang baik harus memenuhi beberapa syarat, antara lain nilai gizi tinggi, mudah diperoleh, mudah diolah, dan tidak beracun. Lebih baik lagi, jika harga bahan itu murah dan bukan merupakan makanan pokok manusia sehingga tidak mengganggu persediaan kebutuhan pokok.

Bahan untuk pakan bisa berupa bahan nabati, seperti kacang-kacangan, dedak, biji kapuk, dan daun-daunan, seperti turi, ketela pohon, dan lamtoro.

Page 77: BAB 1

Ada juga yang berupa bahan hewani yang sudah berbentuk tepung, seperti tepung ikan, kepala udang, tulang dan tepung darah. Bahan tambahan diperlukana juga, tetapi dalam jumlah sedikit. Bahan tambahan yang bisa digunakan, antara lain bahan anti-oksidan, ragi, vitamin, garam dapur, serta bahan perekat, seperti tepung kanji dan agar-agar.

Page 78: BAB 1

b. PemupukanDi dalam air tambak, kolam, atau sungai

biasanya terdapat pakan alami bagi ikan. Pakan alami itu bisa berupa plankton, ganggang, atau tumbuhan air lainnya. Selain itu, sering dijumpai hewan-hewan kecil yang disukai ikan, seperti cacing, siput, remis, ataupun jentik-jentik.

Untuk mendorong pertumbuhan pakan alami dapat dilakukan pemupukan. Caranya dengan menggemburkan tanah tambak atau kolam, kemudian digaru dan diberi pupuk.

Page 79: BAB 1

Pupuk yang biasa digunakan untuk keperluan ini adalah gabungan dari pupuk buatan dan pupuk alam. Pupuk alam yang dipakai umumnya kotoran sapi, kambing, kerbau, ayam, serta pupuk hijau atau kompos. Pupuk buatan yang diberikan umumnya hanya urea dan TSP. KCI jarang diberikan karena pengaruh kalium kurang diperlukan dalam kolam.

Page 80: BAB 1

5. Pengendalian hama dan penyakitHama dan penyakit merupakan faktor pengganggu yang sangat mengancam keberhasilan usaha budi daya. Hama yang banyak mengganggu di bidang perikanan, antara lain bermacam-macam ikan liar, kepiting, burung, ular, dan linsang. Hewan-hewan ini ada yang menjadi pemangsa, ada yang menjadi saingan ikan yang dipelihara karena hidup secara liar di dalam kolam, serta ada juga yang merusak pematang dan pintu air.Untuk membasmi hama yang hidup di air dapat menggunakan bahan beracun organik, seperti tepung biji the yang mengandung racun saponin, akar tuba yang mengandung racun rotenon, atau tembakau yang mengandung racun nikotin.

Page 81: BAB 1

Bahan kimia beracun atau pestisida tidak dianjurkan untuk membasmi hama karena mempunyai daya tahan di dalam kolam atau tambak. Dalam waktu yang cukup lama, bahan ini tetap tinggal sebagai residu beracun di dalam kolam. Residu beracun berbahaya bagi ikan, para pekerja, dan konsumen ikan.Hama yang merusak pematang, seperti kepiting atau ketam, diberantas dengan karbit atau abu sekam. Burung diusir dengan keprak atau dihalangi dengan jaring yang dipasang di atas kolam. Hama yang memangsa ikan, seperti ular, dicegah dengan pemasangan pagar kawat.

Page 82: BAB 1

Selain hama, beberapa penyakit jugakan sering menyerang ikan. Penyakit tersebut antara lain disebab oleh protozoa, bakteri, cendawan, atau virus. Untuk mengobati penyakit tersebut digunakan obat-obatan atau bahan kimia berdosis rendah dan tidak meninggalkan residu b eracun. Contohnya malachit green, garam dapur, kapur, KmnO4, NH4, OH, CaO, Lysol, dan formalin.

Hal yang penting untuk pengendalian hama dan penyakit ini, yaitu perawatan dan pemeliharaan kesehatan air. Selain itu kebersihan lingkungan disekitar kolam juga perlu dijaga.

Page 83: BAB 1

6. Pendayagunaan kegiatan budi dayaPertumbuhan ikan terjadi setiap hari. Kondisi ini

dimanfaatkan para pengemudi daya untuk mengatur siklus produksi sehingga jatuh tempo pemanenan bisa diatur. Pengatungaturan siklus produksi dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Harga ikan pada momen tertentu, seperti lebaran biasanya akan mencapai harga tertinggi. Selain itu, ada jenis ikan yang diperkirakan akan menjadi sebuah tren sehingga para pembudi daya akan berusaha mengejar tren tersebut karena harga ikan akan melonjak.

Page 84: BAB 1

Kegiatan-kegiatan tersebut diatas merupakan sebuah usaha pendayagunaan atau memaksimalisasi agar keuntungan maksimal bisa diperoleh. Diihat dari tujuannya, pendayagunaan atau maksimalisasi dapat dibedakan menjadi budi daya secara rutiin dan non rutin.a. Budi daya perikanan secara rutin

Ikan dapat dibudidayakanvsecara rutin. Artinya diusahakan ikan dapat dipanen atau dipasarkan secara priodik bisa perhari, perminggu, perbulan, atau di pasarkan secara periode waktu yang diinginkan.

Page 85: BAB 1

Jika jeni s komoditas perikanan yang dapat dibudidayakan secara rutin cukup banyak. Namun. Sangat penting untuk menyesuaikan jenis dan jumlah yang dipilih dengan kebutuhan pasar. Untuk lebih jelasnya mengenai budi daya rutin, dibawah ini diberikan contoh budidaya lele dumbo(clarias gariepinus)Ada permintaan pasar untuk lele dombo sebanyak 3 ton tiap dua minggu.

Page 86: BAB 1

Jika berat rata-rata seekor ikan lele dumbo 0,5 kg maka 3 ton terdiri dari 6.000 ekor. Untuk itu, kebutuhan lahan, benih, pupuk, pakan, dan tenaga kerja perlu dihitung secara cermat. kebutuhan lahan

jika padatt penebaran rata-rata per m2 terdiri dari 40 ekor lele dumbo maka luas bak kolam yang dibutuhkan setiap kali pembesaran sekitar 150 m2. setiap kolam biasanya membutuhkan saluran pemasukan atau pembuangan air, bendungan, pemalang, kolam penyimpanan bibit, dan lain-lain. Untuk keperluan ini dibutuhkan sekitar 30 % luas kolam sehingga luas lahan efektif sekitar 70 %. Jadi, lahan yang dibutuhkan untuk sekali pembersaran lele sekitar 195 m2.

Page 87: BAB 1

Karena umur panen lele dumbo rata-rata 6 bulan maka agar dapat memanen lele dumbo secara rutin setiap 2 minggu sekali, dibutuhkan 13 petak lahan. Dengan demikian, adanya 13 petak lahan berarti membutuhkan lahan seluas 2.535 m2

Mula-mula, kolam pertama ditebar benih ikan terlebih dahulu kemudian, kolam kedua ditebar benih 2 minggu berikutnya. Selanjutnya, kolam ketiga ditebar benih 2 minggu berikutnya lagi. Demikian seterusnya, setiap kolam ditebar benih selang waktu 2 minggu sehingga pada saat menebar benih pada kolam ketiga belas atau terakhir, lele dumbo kolam pertama telah siap dipanen karena umumnya telah mencapai 6 bulan. Dua minggu berikutnya dilakukan panen lagi di kolam kedua sambil menebar benih di kolam ke satu. Pekerjaan menebar dan memanen ini dilakukan seterusnya

Page 88: BAB 1

kebutuhan benihsetiap 2 minggu sekali diharapkan panen sebanyak 6.000 ekor ikan lele dumbo sehingga diperlukan benih, yang beratnya sekitar 5 g atau panjangnya 8-10 cm, sebanyak 6000 ekor. Cadangan benih perlu juga disiapkan sebanyak 20% dari jumlah benih. Jadi, jumlah benih keseluruhan yang perlu disiapkan sekitar 7.200 ekor.

Kolam sebanyak 13 buah membutuhkan benih sebanyak 93.600 ekor. Akan tetapi, pelu diingat bahwa kebutuhan benih tidak sekaligus, cukup 7.200 ekor benih setiap minggu

Page 89: BAB 1

kebutuhan pupuk dan kapursebelum penebaran benih, terlebih dahulu lakukan pengapuran dan pemupukan kolam. Pengapuran dilakukan dengan menebar kapur dalam jumlah terentu dan bertujuan untuk membunuh bibit hama dan penyakit yang berada di kolam. Pemupukan dilakukan dengan menebar sejumlah pupuk jenis tertentu yang bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami.Untuk merangsang pertumbuhan pakan alami diberikan pupuk kandang dan pupuk buatan. Banyaknya pupuk yang dibutuhkan sebagai berikut:  1. pupuk kandang:500 g per m2, berarti 75kg/kolam 2.urea : 15 g per m2, berarti 2,25 kg/kolam 3. TSP : 20 g per m2, berarti 3 kg/kolam

Page 90: BAB 1

Untuk memberantas hama dan penyakit serta memperbaiki pH tanah dan air, kolam perlu diberi kapur jumlah kapur yang diperlukan yaitu 75 g/m2 sehingga dibutuhkan kapur sebanyak 11,25 kg/kolam 

kebutuhan pakanselain mendapat makanan alami dalam kolam, lele diberi pakan tambahan. Pakan lele biasanya berupa pellet, cacing, ampas tahu, ampas kelapa, dedak dan cincanfan bekicot jumlah pakan tambahan tersebut sekitar 3-5 % dari total berat ikan di dalam kolam setiap hari, minsalnya, berat ikan rata-rata 50 g berarti berat per kolam 360 kg, sehingga jumlah pakan yang diberikan sekitar berat perkolam 1.440 kg. dengan demikian, jumlah pakan yang berubah menjadi 43,3-72 kg perkolam per hari.

Page 91: BAB 1

Kebutuhan tenaga kerjaSetiap luasan 500 m2 membutuhan satu tenaga kerja untuk perawatan dan pemeliharaan. Dengan begitu, diperlukan 5 orang tenaga kerja untuk lahan seluas 2. 535 m2

Panen dapat dilakukan setiap dua minggu dalam satu petak sekaligus. Dari 6.000 ekor ikan, setiap petak bias diambil 200 ekor setiap hari atau diambil beberapa ratus ekor setaip tiga hari sekali.Pengusaha produsen juga dapat menjual beberapa ribu ekor setiap minggu sekali. Jadi, panen dapat saja dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Pengusaha mengambil ikan sebanyak yang dibutuhkan sedangkan ikan lainnya dibiarkan tetap di kolam 

Page 92: BAB 1

Budidaya secara rutin seperti contoh diata memang fleksibel. Bila ingin panen lele yang tidak terlalu besar misalnya, pemanen bisa dilakukan pada umur 3 bulan, tergantung kebutuhan. Jadi tidak perlu menunggu sampai 6 bulanb. Budi daya perikanan secara non rutin

Pendayagunaan atau maksimalisasi budi daya perikanan secara non-rutin bertujuan untuk momen tertentu karena pada saat itu harga ikan jenis tertentu akan tinggi. Pembudi daya yang melakukan cara ini tidak melakukan budi daya ikan untuk jenis yang berharga bagus di momen yang dituju. Sebagai contoh seorang pengusaha ikan lele akan beralih membudi daya kan ikan mas yang dipeliharanya menjelang hari raya selesai. Pengusaha kembali membudidayakan ikan lele.

Page 93: BAB 1

1) Budi daya menjelang hari rayaPada waktu-waktu tertentu, minsalnya menjelang lebaran, natal tahun baru, atau hari-hari yang dirayakan secara masal biasanya permintaan komoditas perikanan meningkat. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan pasar pada waktu itu perlu perencanaan budi daya tertentu. Untuk budi daya model ini tidak memerlukan banyak kolam, cukup satu kolam yang luasnya sesuai dengan jumlah ikan yang akan dibudi dayakan.

Page 94: BAB 1

Dalam budi daya non-rutin, hal terpenting adalah umur panen dari jenis ikan yang akan dibudi dayakan. Hal itu penting agar terlalu lambat. Untuk lebih jelasnya, akan diberikan contoh budi daya ikan mas( cyprinus carpio) berikut ini.Panen ikan mas biasanya 4-6 bulan setelah masa pemeliharaan. Oleh karena itu, agar dapat dipanen tepat pada waktunya, benih ikan mas ditebar sekitar 4-6 bulan sebelum panen. Minsalnya lahan yang kita miliki seluas 2.000 m2. sebagian lahan yang dibuat saluran, bangunan, pematang dan lain-lain sehingga luas lahan yang efektif untuk kolam pembesaran sekitar 70%, yaitu 1.400 m2. Luasan ini dapat dibuat menjadi beberapa buah kolam untuk mempermudah perawatan dan pemeliharaan, bisa dibagi menjadi 4-5 kolam yang berdekatan.

Page 95: BAB 1

a) Kebutuhan benihBila padat penebaran rata-rata 5 ekor per m2 maka benih yang dibutuhkan sekitar 7000 ekor. Jumlah tersebut masih ditambah benih cadangan sebanyak 20% sehingga jumlahnya 8.400 ekor. Ukuran benih ikan mas yang siap tebar sekitar 6-8 cm.

b) Kebutuhan pupukUntuk merangsang pertumbuhan pakan alam di dalam kolam maka diperlukan pupuk kandang dan pupuk buatan. Kebutuhan pupuk untuk kolam yang digunakan, antara lain sebagai berikut.

Page 96: BAB 1

Pupuk kandang: 500 g per m2, berarti jumlah keseluruhan 700 kg

Urea : 10 g per m2, berarti jumlah keseluruhan 14 kg TSP : 10 g per m2, berarti jumlah

keseluruhan 14 kg Untuk pemberantasan hama dan penyakit serta untuk

memperbaiki pH tanah dan air perlu ditambahkan kapur. Kebutuhan kapur yaitu 50g/m2 sehingga jumlah keseluruhan 70 kg

Page 97: BAB 1

c) Kebutuhan pakanSelain mendapatkan pakan alami dari kolam, ikan mas perlu juga diberi pakan tambahan. Pakan dapat berua dedak diberikan sekitar 5-7% dari berat tubuh ikan per hari. Bila berat ikan rata-rata 50 g maka pakan yang diberikan seluruhnya sekitar 21-29,4 kg per hari. Jika berat ikan rata-rata sudah mencapai 150 g maka pakan yang diberikan berubah menjadi 63-88,2 kgd) Kebutuhan tenaga kerjaSetiap luasan 500 m2 dibutuhkan empat orang tenaga kerja untuk perawatan dan pemeliharaan. Berarti untuk keseluruhan lahan seluas 1.400 m2 diperlukan 11 orang tenaga kerja

Page 98: BAB 1

2) Budi daya mengikuti trenPemberdayagunaan atau maksimalisasi

kegiatan budi daya seperti ini dilakukan oleh pengusaha ikan hias. Hal ini disebabkan secara umum ikan hias mempunyai masa-masa tren. Pada masa tren, permintaan dan harga ikan akan melonjak dengan sendirinya. Sebagai contoh, ikan arwana, ikan kio, lou han, dan lobster air tawar yang pernah tren. Masa tren juga berlaku pada jenis ikan yang lain.Melihat kecendrungan masyarakat untuk beramai-ramai memelihara ikan hias tertentu, memberi peluang untuk mengeruk keuntungan dari budi daya ikan hias yang kira-kira bakal menjadi tren tersebut. Untuk itu, pengetahuan tentang jenis apa yang bakal menjadi tren perlu dimiliki oleh calon pengusaha ikan hias.

Page 99: BAB 1

Umumnya, budi daya ikan hias tidak memerlukan lahan yang luas. Bahkan, sekiranya tidak mampu mengusahakan lahan di tempat lain, halaman pekarangan pun bisa dimanfaatkan. Sebagai contoh budi daya ikan maanvis (pterohyllum scalare) Lama pemeliharaan maanvis biasanya 6 bulan. Bila lahan yang tersedia seluas 100 m2, lahan tersebut kemudian disekat menjadi bak-bak kecil. Jumlah bak yang dapat dibua sebanyak 50 buah dengan ukuran 1,5 m X 1m.

Page 100: BAB 1

a) Kebutuhan benihSetiap bak berukuran 1,5 m x 1 m ditebar benih

sebanyak 50 ekor. Untuk 50 bak diperlukan benih sebanyak 2.500 ekor. Benih cadangan diperlukan sebanyak 10 % sehingga jumlah benih keseluruhan sebanyak 2.750 ekorb) Kebutuhan pakan

Maanvis memerlukan pakan alami sehingga pakan buatan jarang diberikan. Pakan alami tersebut dapat berrupa cacing. Sutera, infusoria, rotifera, kutu air, dan jentik nyamuk. Banyaknya pakan yang dibutuhkan diukur dalam jumlah takar. Untuk sekali pembesaran maanvis sejumlah 2.500 ekor, diperlukan 300 takar. Pemberian pakan dilakukan secukupnya sampai maanvis terlihat tidak berselera untuk memakannya

Page 101: BAB 1

c) Kebutuhan obat-obatanObat-obatan yang bisanaya digunakan untuk maanvis, antara lain obat merah (mercurochrome) 0,2% malachite green 0,2 % dan larutan chloramines 1%. Obat-obatan ini digunakan untuk menyembuhkan maanvis dari penyakit akibat serangan jamur saprolegnia seta dan achlya. Selain itu, ada beberapa parasit yang sering menyerang maanvis. Parasit yang sering menyerang berasal dari protozoa jenis ichthyopthirus multifiliis, oodinium limneticum, dan oodinium pillularis

Page 102: BAB 1

d) Kebutuhan tenaga kerjaUntuk budi daya maanvis di lahan selaus 100

m2 cukup digunakan satu orang tenaga kerja setiap hari untuk perawatan dan pemeliharaan.

Page 103: BAB 1

A. Penanganan ikan hidup dan segarProduksi ikan bersifat musiman, terutama ikan

laut. Dengan demikian , pada suatu saat produksi ikan sangat melimpah, sedangkan pada waktu yang lain sangat rendah. Tidak heran bila saat produksi melimpah, banyak ikan yang tidak heran dimanfaatkan sehingga menjadi busuk. Untuk mencegah proses pembusukan, perlu dikembangkan cara penanganan yang cepat dan cermat agar sebagian besar ikan yang dihasilkan dapat dimanfaatkan.

BAB IV PENANGANAN IKAN DAN PASKAPANEN

Page 104: BAB 1

1. Penanganan ikan hidupDalam penanganan ikan hidup, hal yang

terpenting adalah cara mengusahakan agar ikan-ikan seger tersebut samapi ke konsumen masih dalam keadaan hidup, seger, dan sehat. Untuk itu, diperlukan sistem pengangkutan yang dapat menjamin ikan dalam keadaan sesuai dengan permintaan konsumen.

Dalam proses pengangkutan ikan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.

Page 105: BAB 1

a. Kebutuhan O2

Ikan yang aktif bergerak dan yang masih kecil sangat membutuhkan O2 dalam air dingin lebih banyak dibandingkan dengan air hangat atau panas. Oleh karena itu, dalam pengangkutan sangat dianjurkan untuk menggunakan air yang bersuhu rendah sesuai dengan habitatnyab) Jenis dan besar wadah

Wadah yang akan digunakan untuk mengangkut ikan sebaiknya disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diangkut. Semakin banyak jumlah ikan maka wadah yang digunakan juga harus besar. Selain itu, jika ikan yang diangkut memiliki sirip punggung tajam dan karakter ikan sangat aktif maka sebaiknya menggunakan plastik yang tebal. Besar wadah ini juga akan berpengaruh terhadap jumlah oksigen yang diisikan karena pertimbangan jarak yang ditempuh

Page 106: BAB 1

c. Waktu pengankutanPada pagi hari atau sore hari sangat baik

untuk mengangkut ikan ke tempat konsumen. Hal ini dikarenakan pada saat itu suhu udara tidak terlalu tinggi sehingga ikan masih tetap hidup.d. Jumlah ikan

Jumlah ikan dalam alat pengangkutan sebaiknya jangan terlalu padat agar tidak kekurangan O2

Page 107: BAB 1

2. Penanganan ikan segarPenganganan ikan seger atau istilahnya handling merupakan salah satu bagian penting dalam mata rantai industri perikanan. Baik buruknya ikan seger akan mempengaruhi mutu ikan sebagian bahan makanan atau sebagian bahan mentah untuk proses pengolahan lebih lanjut.Tujuan handling adalah untuk mengusahakan agar kesegaran ikan setelah ditangkap segera dipertahankan selama mungkin. Selain itu, bertujuan untuk menjaga agar produksi ikan setelah samapai di tangan konsumen masih dalam keadaan segar. Hal-hal yang diperhatikan dalam handling.

Page 108: BAB 1

a. Penanganan ikan seger di kapal-kapal ikan.Hal-hal yang diperhatikan dalam handling

ikan seger di kapal, antara lain sebagai berikut.1) Penyiangan ikan atau dressingPenyiangan ini dilakukan berdasarkan ukuran badannya. Untuk ikan-ikan kecil yang badannya mudah rusak seperti, lemuru atau kembung, tidak perlu disiangi. Selain itu, juga tergantung pada tindak lanjut pengolahan dan permintaan pasar. Jika akan dikemas dalam kaleng, ikan-ikan tersebut diolah menjadi fillet atau dibekukan, tetapi tidak perlu disiangi.

Page 109: BAB 1

2. Pencucian dengan air mengalirPencucian bertujuan untuk membebaskan ikan dari kotoran yang menempel dan berpeluang timbulnya bakteri pembusuk.3) Pemindahan ikan dalam palkaDalam hal ini, usahakan jangan sampai ikan tersebut dijatuhkan dari dek agar tidak menimbulkan luka pada kulit ikan. Luka pada kulit ikan akan mempercepat proses pembusukan4) PendinginanUntuk menjaga agar ikan tetap seger, dalam penyimpanan perlu diberi hancuran es. Sedapat mungkin es yang dipakai berasal dari air yang bersih agar bebas dari kuman

Page 110: BAB 1

b. Penanganan ikan seger dipelabuhanHandling ikan dipelabuhan memerlukan

perhatian yang baik karena terdiri dari beberapa pekerjaan. Pertama, ikan dibongkar dari kapal, lalunditimbang untuk dikaleng, kemudian dimasukkan lagi ke keranjang bambu atau kotak-kotak dari kayu untuk dipak, selanjutnya dikirim ke tempat lain. Dalam penanganannya di pelabuhan perlu memperhatikan hal-hal berikut1) Pembongkaran ikan dari kapal jangan samapai

ada yang luka karena dapat mempercepat proses pembusukan

2) Menjaga kesegaran ikan perlu ditambahkan es agar tetap dingin

3) Jangan biarkan ikan terkena sinar matahari langsung.

Page 111: BAB 1

B. Pengangkutan ikanAgar ikan seger yang sampai ke tangan

konsumen masih dalam keadaan baik maka harus cepat-cepat dibawa ke tempat konsumen. Untuk menjamin ikan tetap dalam kondisi baik, diperlukan alat pengangkutan yang cepat dan dilengkapi dengan unit pendingin. Fungsi unit pendingin untuk memperlambat mencairnya es. Caranya adalah dengan jalan menetralisir perembesan panas dari luar ruangan. Unit pendingin ini dapat berupa refrigerasi mekanis atau memakai “es kering” (dry ice)Unit pendingin umumnya digunakan untuk pengangkutan dalam jumlah cukup besar karena biayannya besar. Selain dengan unit pendingin dan dry ice, akhir-akhir ini untuk pengangkutan ikan dipakai N2 cair. Cara ini memerlukan tangki kontainer untuk menampung N2 cair yang bersuhu – 1950C

Page 112: BAB 1

C. Pengawetan ikanDasar pengawetan ikan adalah unuk

mempertahankan ikan selama mungkin dengan menghambat atau menghentikan aktivitas mikro-organisme pembusuk. Hampir semua cara pengawetan akan menyebabkan berubahnya sifat-sifat ikan seger, baik itu dalam hal bau, rasa, bentuk, maupun tekstur dagingnya.Berdasarkan caranya, pengawetan dapat dibedakan menjai golongan yaitu

Page 113: BAB 1

1. Cara tradisionala. Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air di dalam daging ikan kegiatan mikroorganisme pembusuk dan enzim penyebab pembusuk dapat berhenti. Dengan demikian, ikan dapat disimpan cukup lama sebagai bahan makanan

Pengeringan ikan ini umumnya disertai dengan penggaraman sehingga saat kering ikan tersebut terasa asin. Maksud penggaraman sebelum ikan dikeringkan, yaitu untuk menyerap air dari permukaan ikan dan mengawetkannya sebelum tingkat pengeringan tercapai. Batas kadar air yang diperlukan dalam tubuh ikan kira-kira 20-35% sehingga perkembangan mikro-organisme pembusuk bisa terhenti.

Page 114: BAB 1

b. PenganggaramanPenggaraman merupakan salah satu proses pengawetan ikan dengan menggunakan garam. Fungsi garam dalam pengawetan ini untuk menyerap air dari daging ikan sehingga aktivitas bakteri akan terhambat. Selain itu, larutan garam juga menyebabkan proses osmosis pada sel-sel mokro-organisme sehingga terjadi plasmolisis yang mengakibatkan kurangnya kadar air pada sel bakteri dan akhirnya sel bakteri menjadi kering kemudian mati. Umumnya, semua jenis ikan dapat diawetkan dengan cara ini. Contoh hasil olahan ikan yang diawetkan dengan cara ini, antara lain ikan asin, ikan peda dan ikan pindang

Page 115: BAB 1

c. PengasapanPengasapan bertujuan untuk

mengawetkan. Panas dari asap yang tinggi bisa menghentian aktivitas mikroba pembusuk dan enzim perusak dalam daging.d. Fermentasi

Fermentasi merupakan proses penguraian senyawa-senyawa kompleks yang terdapat di dalam tubuh ikan menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Proses ini membutuhkan bantuan enzim yang berasal dari tubuh ikan atau dari mikro-organisme. Fermentasi berlangsung dalam kondisi lingkungan yang terkontrol. Produk-produk fermentasi ikan antara lain sebagaimana.

Page 116: BAB 1

1) Ikan pedaJenis ikan yang dibuat seperti ini, antara lain

ikan kembung, layang, selar, tanjan, mas, tawes, dan mujair. Ikan peda mempunyai rasa khas karena adannya proses fermentasi dan autolisis pada daging ikan yang membentuk asam propionat. Ikan peda dengan mutu baik mempunyai rasa khusus yang sangat disukai oleh konsumen dan dagingnya bewarna kecoklat-coklatan akibat proses aksidasi terhadap lemak yang terdapat di dalam tubuh ikan.2) Terasi

Pembuatan terasi merupakan usaha pemanfaatan ikan atau udang yang berkualitas rendah dengan cara penggaraman. Terasi dibuat melalui proses fermentasi

Page 117: BAB 1

3) Kecap ikanAda anggapan bahwa kecap ikan berasal dari kecap

yang terbuat dari kacang keledai yang ditambah dengan ekstrak daging. Namun, anggapan tersebut salah karena kecap ikan ini benar-benar dibuat dari sari daging ikan yang sengaja dibuat secara khusus dengan proses fermentasi. Semua jenis ikan dapat dibuat kecap ikan, bahkan ikan yang sudah tidak bernilai ekonomis dan yang berasal dari sisa pengolahan pun dapat digunakan sebagai bahan dasar.4) Bekasem

Jenis ikan yang bisa digunakan sebagai bekasem, yaitu lele, ikan mas, tawes, gabus, nila, dan mujair. Selain garam sebagai bahan pengawet, dalam proses fermentasi pembuatan bekasem ini juga menggunakan nasi sebagai sumber energi atau karbohidrat bagi mikroorganisme. Karbohidrat tersebut diuraikan menjadi senyawa yang lebih sederhana serta berguna sebagai pengawet dan pemberi rasa asam pada produk bekasem

Page 118: BAB 1

5) Silase ikanPrinsip pembuatan silase ikan dengan

menurunkan pH ikan seger agar pertumbuhan maupun perkembangan bakteri pembusuk terhenti. Silase ikan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu unsur yang dicampurkan ke dalam makanan ikan atau makanan ternak lainnya. Dengan adanya pengolahan semacam ini, ikan-ikan yang tidak digunakan dapat dimanfaatkan sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Page 119: BAB 1

2. Cara modernPengawetan dengan cara modern biasanya

melalui suhu rendah, canning,, serta fish meal. Pengawetan dengan suhu rendah meliputi:a. PendinginanPendinginan merupakan proses pengawetan dengan suhu rendah chiling (1-50C). Proses ini bertujuan untuk menghambat kegiatan mikro-organisme, proses-proses kimia, dan proses fisis lainnya yang dapat mempengaruhi kesegaran mutu.Cara termudah, praktis, dan tidak membutuhkan biaya besar, yaitu dengan menggunakan es cepat sekali mencair dengan masukknya suhu udara panas.

Page 120: BAB 1

Pada saat ini, untuk proses pendinginan sudah banyak menggunakan unit pendingin mekanis yang dapat mendinginkan ikan secara lebih meyakinkan sampai suhu 00C. Unit pendingin ini langsung mendinginkan ikan dan mempertahankan suhu 00 C atau sedikit lebih rendah (-20C). Dengan demikian, es yang dipakai untuk mendinginkan ikan tidak cepat mencair.Berkat kemajuan teknologi, ada cara lain untuk mendinginkan ikan tanpa memakai es batu, yaitu

Page 121: BAB 1

1) Menggunakan es keringPendingin ikan dengan cara ini dilakukan dengan

menggunakan es kering. Es kering yang digunakan berasal dari kristal CO2. Kristal ini dibiarkan menyublim sampai mengalirkan udara dingin dari kipas angin ke tempat penyimpanan ikan sehingga suhu tubuh ikan akan menurun.2) Menggunakan larutan garam dingin

Pendinginan dengan cara ini dilakukan dengan menggunakan campuran garam kristal dan es batu. Dengan menggunakan campuran garam kristal dan es batu yang mempunyai titik cair jauh di bawah 00C, suhu tubuh ikan akan cepat menurun. Akibat menggunakan cara ini, ikan menjadi asin serta kadar airnya menurun karena cairan di dalam tubuh ikan akan terserap oleh kristal garam yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi.

Page 122: BAB 1

3) Menggunakan RSW (refrigerated sea water)Cara ini banyak dikapal penangkapan ikan

modern. Di dalam kapal terdapat mesin khusus yang dapat mendinginkan dapat direndam di dalamnya4) Menggunakan udara dingin

Biasanya dalam pelaksanaannya, udara dingin dikombinasikan dengan es batu. Penggunaan es batu dimasudkan untuk menurunkan suhu tubuh ikan, sedangkan aliran udara dingin untuk menjaga agar temperatur di dalam ruang penyimpanan ikan tetap rendah. Dengan cara seperti ini, proses pencarian esbatu dapat memperlambat sehingga penggunaanya lebih hemat.5) Menggunakan obat pendingin

Selain dengan alat-alat modern seperti di atas, di pasaran sekarang juga tersedia obat pendingin yang sering digunakan dalam bidang perikanan. Obat tersebut antara lain sebagai berikut.

Page 123: BAB 1

a) Freon atau flourinated hydrocarbons yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama genetron dan mempunyai titik didih-300C.

b) Amonia (NH3) yang mempunyai titik didih-33,30C

Page 124: BAB 1

b. PembekuanPrinsip pembekuan sebenarnya hampir sama

dengan proses pendinginan. Hanya saja, dalam proses pembekuan, ikan dibuat sampai membeku agar tidak perlu khawatir terjadi proses pembusukan akibat mencairnya es pendingin. Pembekuan ini dilakukan karena jarak tempuh pengiriman jauh dan ikan yang dikirim berada dalam jumlah besar. Alat pembekuan yang biasa digunakan adalah freezer. Jenisnya antara lain sharp freezer, multiplate freezer dan brine freezer.

Page 125: BAB 1

Waktu yang diperlukan dalam proses pembekuan ini berbeda-beda, tergantung pada kecepatan dan suhu yang dicapaii. Pada suhu -550 C sampai -650C, semua cairan tubuh ikan telah membeku. Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pembekuan yaitu cara perambatan panas, perbedaan suhu awal tubuh ikan dan suhu yang diinginkan, ukuran ikan, dan wadah yang digunakan. Keuntungan pengawetan dengan proses pembekuan ini antara lain sebagai berikut.

Page 126: BAB 1

a) Dapat mengubah cairan tubuh ikan menjadi kristal-kristal es sehingga kehidupan bakteri akan terganggu dan sulit menyerap makanan

b) Cairan yang terdapat di dalam sel bakteri juga dapat membeku sehingga dapat mematikan bakteri pembusuk.

c) Keawetan dan kesegaran ikan lebih tahan lamad) Dapat menghambat proses pembusukan oleh enzim

dan proses oksidasi lemak oleh O2

Page 127: BAB 1

c. Pengalengan ikan (canning)Pengalengan ikan diartikan sebagai cara

pengolahan dan pengawetan ikan yang telah disterilisasi dan dikemas dalam kaleng. Dasar dari pengalengan ikan ini, yaitu memanasi ikan di dalam kaleng sampai pada suhu dan waktu tertentu. Tujuannya agar semua jenis mikro-organisme seperti jamur, ragi, bakteri, dan enzim mati sehingga tidak menimbulkan proses pembusukan. Pengawetan semacam ini tidak hanya menggunakan kaleng saja untuk pengemasannya tetapi dapat juga menggunakan botol. Adapun tahap atau proses pengalengan ikan sebagai berikut.

Page 128: BAB 1

a) Penyediaan dan pemilihan bahan mentahb) Pengawetan sementara bahan mentahc) Penyiangan dan pencuciand) Perlakuan terhadap bahan mentah sebelum dikalenge) Pengisian kedalam kalengf) Penambahan sausg) Penutupan kalengh) Pemanasan atau sterilisasii) Pendinginan, sertaj) Pemasangan label

Page 129: BAB 1

Agar tidak menderita kerugian, bagi orang-orang yang ingin membuka usaha pengalengan ikan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.a) Harga bahan baku, seperti harga ikan mentah dan

kalengb) Biaya produksic) Tersedianya bahan mentahd) Pemasarane) Nilai gizi ikan kalengf) Pengangutang) Penyimpananh) Persaingan dengan pengusaha lain

Page 130: BAB 1

d. Tepung ikan (fish meal)Tepung ikan merupakan suatu produk padat

kering dari sisa-sisa olahan, limbah, atau dari kelebihan hasil penangkapan ikan. Untuk mendapatkan tepung ikan, sebagian besar cairan dan lemak yang terkandung di dalam ikan harus dikeluarkan terlebih dahuluFungsi utama tepung ikan adalah sebagai bahan campuran makanan ikan dan ternak lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, ikan dapat tumbuh lebih cepat bila di dalam makanannya ditambahkan tepung ikan sebanyak 10-40%. Untuk ternak lain, seperti ayam dan babi, pertumbuhan dan pertambahan berat ayam dan babi akan cepat bertambah dengan penambahan pakan berupa tepung ikan. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan protein atau APF (animal protein factor) yang tinggi di dalam tepung ikan

Page 131: BAB 1

Tepung ikan yang baik dihasilkan oleh ikan degan sedikit kandungan lemak. Adanya lemak membuat tepung ikan juga banyak mengandung lemak. Hal tersebut merugikan karena oksidasi lemak akan mempercepat tepung ikan menjadi tengik.1) Tepung ikan yang bermutu baik mempunyai sifat-

sifat sebagai berikut.2) Butir-butirnya agak seragam3) Bebas dari sisa-sisa tulang, mata ikan dan benda-

benda asing4) Berwarna abu-abu kehijauan5) Komposisi:

Page 132: BAB 1

a) Protein :60-70%b) Lemak:6-14%c) Kadar air :4-12%; dand) Kadar abu :6-18%

Usaha pengolahan tepung ikan ini sangat menguntungkan bagi pengusaha ikan karena sisa-sisa ikan yang semula dibuang, sekarang dapat dimanfaatkan dan dapat menambah keuntungan. Selain itu, juga dapat menghemat devisa negara karena impor tepung ikan dari negara lain berkurang dan membuka lapangan kerja baru

Page 133: BAB 1

D. PengemasanPengemasan (packing) dilakukan terutama untuk

konsumsi ikan segar. Cara packing harus disesuikan dengan jarak lokasi usaha ke konsumen. Hal terpenting yang perlu diperhatikan adalah mempertahankan keawetan ikan agar sampai ditangan konsumen dalam keadaan segar sehingga harganya tidak turun. Pada ikan hias, packing untuk transportasi memegang peranan penting karena bila packing tidak mendukung, dapat menyebabkan kematian ikan.

Page 134: BAB 1

Untuk jarak lokasi yang dekat, ikan segar bisa dimasukkan ke dalam keranjang bambu yang diberi es. Namun, pengematan untuk jarak jauh biasanya memakai peti atau tong plastik. Akan lebih baik lagi bila dalam packing menggunakan peti dingin(cool box), yaitu peti yang mempunyai lapisan isolatorSebelum dimasukkan ke dalam tempat packing, ikan harus dibersihkan dan diatur sedemikian rupa sehingga susunan es dan ikan menjadi berlapis-lapis

Page 135: BAB 1

Khusus udang yang telah dikupas kulit dan dipotong kepalanya harus dicelupkan pada larutan natrium bisulfit selama 1 menit untuk mencegah timbulnya bercak-bercak hitam yang akan muncul di sekujur tubuh udang. Setelah itu, udang ditiriskan dan dimasukkan ke dalam peti atau tong plastik yang sudah di beri es di dalamnya. Perbandingan berat udang dan es adalah 1:1v

Untuk ikan yang sudah diawetkan biasanya dimasukkan ke dalam kantong plastik yang sudah diberi label, kmudian dimasukkan ke dalam dus. Begitu pula dengan ikan-ikan di dalam kaleng.

Page 136: BAB 1

Pemasaran merupakan aspek yang sangat mendasar dalam mencapai keuntungan. Jika produksi besar, tetapi memiliki sasaran pasar maka hasil produksi tidak akan bisa terjual. Oleh karena itu, sebelum melangkah ke usaha produksi, sebaliknya pengusaha perikanan berfikir dan berorientasi ke aspek pemasaran terlebih dahulu. Jangan sampai ketika ikan sudah siap dipanen baru memikirkan sasaran pemasaran.

BAB VASPEK PEMASARAN

Page 137: BAB 1

A. jenis-jenis pasarseiring perkembangan zaman, banyak sekali jenis pasar yang dapat digunakan sebagai tempat menyalurkan prouduksi perikanan. Jenis-jenis pasar tersebut antara lain.

1. Pasar umum, yaitu pasar yang menyediakan segala keperluan yang meliputi sandang, pangan, papan dan aneka kebutuhan lainnya. Beberapa jenis ikan dijual juga di pasar ini.

2. Tempat pelelangan ikan merupakan pusat penampungan dan pelelangan beberapa jenis ikan. Transaksi penjualan biasanya dalam jumlah besar. Umumnya, daerah-daerah sentra produksi ikan mempunyai tempat pelelangan tersendiri.

Page 138: BAB 1

3. Pasar swalayan, yaitu pasar yang memungkinkan pembeli memilih dan mengambil sendiri barang-barang yang dikehendakinya. Selain itu, harga barang pada pasar swalayan sudah tercantum dan tidak diadakan tawar-menawar harga.

4. Pasar khusus, yaitu pasar yang menyerap komoditas perikanan tertentu atau berragam secara rutin dalam partai besar. Pasar jenis ini biasanya menghendaki kualitas tertentu. Contoh pasar khusus antara lain hotel, restoran, rumah sakit, industri dan usaha katering.

5. Pasar ekspor, yaitu pasar yang melayani permintaan dari luar negeri. Umumnya, pengusaha yang bergerak di bidang ekspor disebut eksprtir.Penyerahan barang dalam transaksi di pasar dapat

dilakukan pada saat itu juga (cash trading) atau dilakukan di kemudian hari (future trading). Demikian pula mengenai cara pembayarannya, uang dibayar langsung atau dibayar dikemudian hari.

Page 139: BAB 1

B. tata niaga perikanantata niaga merupakan salah satu cabang dari

aspek pemasaran yang menekankan tentang jalannya hasil produksi sampai ke tangan konsumen. Tata niaga dapat dikatakan efisien jika mampu mendistribusikan hasil-hasil produksi kepada konsumen dengan biaya semurah-murahnya. Selain itu, tata niaga yang efisien juga mampu mengadakan pembagian secara adil dari keseluruhan hasil penjualan kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan tata niaga.

Page 140: BAB 1

Tata niaga mempunyai tiga fungsi utama antara lain

1. Pengangkutan pengangkutan merupakan fungsi pertama yang harus diperhatikan di dalam distribusi komoditas perikanan. Biasanya, diperhatikan di dalam kolam, tambak, atau lahan yang dipakai untuk usaha perikanan terletak jauh dari daerah pemasaran. Untuk mempercepat yang memadai. Komoditas perikanan biasanya kurang tahan lama. Untuk itu, agar ikan dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan seger maka pengangkutan harus dilakukan secepatnya.

Page 141: BAB 1

2. Penyimpanan Ada kalanya ikan tidak dapat langsung dipasarkan, padahal panen telah dilaksanakan. Hal ini biasanya dikarenakan pengankutan belum ada atau sebab lainnya. Pada kondisi demikian, sangat diperlukan fasilitas dan teknik penyimpanan yang baik untuk mempertahankan mutu ikan tersebut.

3. Pengelolaan Pengelolaan ikan juga bisa sangat penting karena terdapat beberapa komoditas perikanan yang justru lebih disukai dan lebih dikenal setelah diolah dibandingkan pada saat masih segar. Tidak hanya di pasaran dalam negeri, komoditas olahan juga sudah banyak berorientasi eksopr

Page 142: BAB 1

C. distribusi bisnis perikananuntuk sampai ke tangan konsumen, sebuah produk perikanan mengalami sebuah proses perjalanan atau alur penyaluran yang akan melewati beberapa komponen distribusi antara lain

1. alur distribusi produk perikanansecara umum, alur distribusi produk perikanan,

dari produsen ke konsumen terjadi melalui tiga macam yaitu:a. secara langsung b. semi-langsung atau c. secara tidak langsung

Page 143: BAB 1

2. komponen distribusi perikananada tiga komponen pendukung yang

memegang peranan penting di dalam sistem distribusi bisnis perikanan antara laina. konsumen

konsumen merupakan pembeli terakhir suatu produk perikanan. Oleh karena itu, semua riset pasar yang dilakukan pengusaha berorientasi pada konsumen. Contoh riset mengenai tujuan bisnis yang berorientasi untuk memenuhi semua kebutuhan konsumen yang beragam jenisnya

Page 144: BAB 1

b. pengusaha atau produsenpengusaha atau produsen

merupakan orang yang menanamkan modal yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan proses prosduksi. Peran pengusaha atau produsen ikut serta menentukan keberhasilan dan mutu suatu produk

Page 145: BAB 1

c. pengusaha atau pedagang besarpedagang besar merupakan pedagang yang

membeli komoditas perikanan dari pedagang pengumpul atau langsung dari produsen atau pengusaha untuk dijual kembali. Komoditas tersebut dijual kembali kepada industri, restoran, dan konsumen komersial, yang tidak menjual kembali dalam jumlah yang sama kepada konsumen akhir. Sementara pedagang yang memasarkan dunia bisnis perikanan, pengusaha atau pedagang besar biasanya terbagi menjadi tiga yaitu:

Page 146: BAB 1

a) penguasaha atau pedagang perantarapengusaha atau pedagang perantara

berperan sebagai penyalur produk atau pelancar distribusi komoditas perikanan. Peranan pengusaha atau pedagang perantara tidaklah dapat dianggap remeh. Selain sebagai penyalur produk, mereka juga menyalurkan informasi dari konsumen ke produsen serta meringankan beban produsen dalam mendistribusikan produk. Namun dengan adanya pedagang perantara, harga produk menjadi lebih mahal

Page 147: BAB 1

b) pedagang pengumpul pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengumpulkan komoditas perikanan dari pengusaha, petani ikan, ataupun nelayan dalam jumlah yang cukup besar untuk dipasarkan kembali ke pedagang lain. Pedagang pengumpul juga dapat berperan sebagai pengusaha perantara.c) pedagang pengecerpedagang pengecer merupakan pedagang yang menjual komoditas perikanan langsung ketangan konsumen degan tujuan memnuhi kebutuhan konsumen dalam partai kecil

Page 148: BAB 1

BAB VIASPEK PERMODALAN DAN

KEUANGAN

A. pentingnya mengelola modal/ keuangan

modal dan keuangan merupakan aspek penting dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa modal, usaha tidak dapat berjalan walaupun syarat-syarat lain untuk mendirikan suatu bisnis sudah dimiliki.

Page 149: BAB 1

Dalam semua bisnis, modal kerja merupakan suatu dana yang mutlak diperlukan untuk menjamin kelangsungan suatu dana yang mutlak diperlukan untuk menjamin kelangsungan dan kelancaran usaha. Modal kerja ini berfungsi antara laina) menyediakan keuangan yang memadai

untuk periode waktu tertentu, sesuai dengan besarnya kebutuhan

b) sebagai usaha kas untuk pembayaran gaji tenaga kerja dan ongkos operasional harian bagian produksi, administrasi, serta keperluan lain yang membutuhkan biaya.

Sejumlah penelitian umum men

Page 150: BAB 1

Ada dua macam kredit yang biasa diberikan pihak bank untuk suatu bidang usaha antara lain:

a. Kredit modal kerjakredit ini lazim disebut juga kredit eksploitasi atau kredit produk. Kredit ini diberikan oleh bank untuk membiayai kebutuhan modal kerja suatu usaha sehingga dapat bejalan lancar. Kredit ini diberikan untuk modal kerja yang memiliki sifat jangka pendek atau revolving ( untuk modal kerja yang sifatnya permanen). Remolving adalah kredit yang dananya dapat digunakan berulang-ulang, dalam arti kredit yang telah diangsur atau dikembalikan dapat ditarik atau digunakan kembali selama jangka waktu kredit masih berlaku.

Page 151: BAB 1

b. Kredit investasikredit investasi adalah kredit jangka panjang menengah atau jangka panjang yang diberikan oleh suatu bank kepada perusahaan untuk melakukan investasi atau penanaman modaldalam jangka rehabilitasi, modernisasi, perluasan, ataupun pendirian proyek baru. Pada umumnya, di beberapa bank memiliki kesamaan dalam hal penggunaan kredit investasi, yaitu perusahaannya harus mempunyi izin-izin usasha dan siap dengan jaminan berupa proyek yang dibiyai. Bila diperlukan, debitur dapat menyerahkan jamnan tambahan lainnya.

Page 152: BAB 1

2. Mencari mitra usahaalternatif lain selain meminjam kredit di bank adalah kerja sama dengan pihak lain yang berminat dalam bisnis perikanan. Bisa saja seorang pemilik kolam atau tambak dengan perjanjian pembagian keuntungan yang disetujui bersama. Sistem ini telah banyak diterapkan. Keuntungan bagi pemilik modal, yaitu tidak perlu susah-susah memikirkan pembelian lahan. Sementara untuk pemilik lahan dapat menarik keuntungan dari sewa lahan atau bisa juga ia ikut menggarapnya.

Page 153: BAB 1

BAB VIIANALISIS USAHA

Analisis usaha dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang telah dicapai selama usaha perikanan tersebut berlangsung. Dengan analisis usaha, pengusaha dapat membuat perhitungan dan menentukan tindakan untuk memperbaiki, serta meningkatkan keuntungan dalam usahanya.

Page 154: BAB 1

a. Analisis biaya

1. Biaya investasi (modal awal)a. Lahan 5.000 m2 Rp 250.000.000,00

b. Kolam, 40 buah Rp 125.000.000,00

c. Peralatan

1) Timbangan Rp 90.000,00

2) tong,40 buah Rp1.200.000,00

3) Tabung oksigen, 2 buah Rp 600.000,00

d. Kendaraan

1) mobil, 1 buah Rp 50.000.000,00

2) motor, 1 buah Rp 2.500.000,00

e. Komputer, 1 buah Rp.1.500.000,00

f. Handphone, 1 buah Rp 1.500.000,00

Total investasi Rp 435.390.000,00

Page 155: BAB 1

2. Biaya tetapa. Pemeliharaan kolam (mulai tahun ke-3) Rp 1.096.000,00

b. Gaji pegawai

1) Gaji manajemen ( 1 orang, Rp 600.000,00)

Rp 7.200.000,00

2) Gaji pegawai lapangan (3 orang@Rp 300.0000/bulan

RP 10.800.000,00

c. Peralatan lain (pacul, gergaji, palu, ember)

Rp 138.000,00

e. Pajak desa Rp 120.000,00

f. Pulsa handphone (Rp 100.000,00/bulan)

Rp 1.200.000,00

g. Pembayaran listrik (Rp 80.000,00 /bulan

Rp 960.000,00

h. Transportasi (bensin dan service)

1) Mobil (Rp 300.000,00/bulan) Rp 3.600.000,00

2) Motor (25.000,00/bulan) Rp 300.000,00

Total biaya tetap Rp 25.514.000,00

Page 156: BAB 1

3. Biaya variabel

a. Benih (mulai tahun ke-2) (Rp 17.000,00/kg x 100 kg x 29 kolam x 4 MT)

Rp 197.200.000,00

b. Pakan (Rp 3.000,00/kg x 147.382,2 kg)

Rp 442.146.600,00

c. Obat-obatan (Rp 50.000,00 x 4 MT)

Rp 200.000,00

d. Upah buruh panen (Rp 80,00/kg x 23.200 kg x4 MT

Rp 7.424.000,00

e. Plastik dan karet untuk pengemasan (Rp 560,00/lembar x 9.280 lembar) + (Rp 16.000,00/kg x 4 kg)

Rp 5.260.800,00

f. Isi ulang oksigen ( Rp 85.000,00/tabung x 24 tabung)

Rp 2.040.000,00

Total biaya variabel Rp 654.271.400,00

Page 157: BAB 1

4. Total biaya produksi (modal usaha)(2+3 = Rp 25.514.000,00 + Rp 654.271.400,00)

Rp 679.785.400,005. Penerimaan

(Rp 10.000,00/kg x 90.000 kg) = 900.000.000,006. Keuntungan = penerimaan-total biaya

produksi = Rp 900.000.000,00-Rp

679.785.400 = Rp 220.214.600,00

Page 158: BAB 1

B. Kelayakan investasiperhitungan biaya yang sering dilakukan yaitu1. break event point (BEP)

BEP merupakan perbandingan antara nilai hasil penjualan produksi dengan biaya produksi. Nilai yang diperoleh merupakan titik impas sebuah usaha dan menggambarkan kondisi usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian.Untuk menentukan BEP ada beberapa hal yang harus diketahui yaitu biaya atau modal, harga jual, dan tingkat produksi.

Page 159: BAB 1

BEP bisa juga dihitung dengan menggunakan persamaan berikut

BEP= total biaya harga jual

BEP = total biayaTotal produksi

Page 160: BAB 1

2. Return of invesment(ROI)RoI merupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Pada umumnya besar kecilnya ROI ditentukan oleha. kemampuan pengusaha dalam menghasilkan labab. kemampuan pengusaha dalam mengembalikan modalc. Penggunaan modal dari luar untuk memperbesar perusahaan

Page 161: BAB 1

Besarnya ROI dapat diperoleh dengan rumus berikutlaba usaha

ROI= x 100%modal usaha

Page 162: BAB 1

3. Return cost ratio (R/C)Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur serta menghitung tingkat penerimaan usaha perikanan. Dengan R/C ini bisa diliha kelayakan suatu usaha. Bila nilainya lebih dari 1 berarti usaha tersebut layak untuk dilaksanakan. Semakin kecil nilai rasionya, semakin besar kemungkinan perusahaan menderita kerugian Rumus R/C sebagai berikut

Page 163: BAB 1

total penerimaan Rp 900.000.000,00R/C = =

=1,32 total biaya Rp 679.785.400,00

Nilai R/C rasio sebesar 1,32 menunjukkan bahwa setiap penambahan biaya sebesar Rp 1.000,00 maka akan diperoleh tambahan penerimaan sebesar Rp 1.320,00. dengan demikian, pada usaha budi daya ikan mas layak diusahakan

Page 164: BAB 1

SEKIAN

GOOD LUCK