BAB 1

23
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi Persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah yang ke 35 pada tahun 1962 di Jakarta, atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad. Perumusan Kepribadian Muhammadiyah sesungguhnnya tidak dapat dilepaskan dari keterkaitannya degan kondisi dan situasi negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana telah dimaklumi secara luas bahwa dengan dimulainnya peristiwa Dekrit Presiden 5 Juli 1959 negara Indonesia memasuki zaman baru yang dikenal dengan zaman Demokrasi Terpimpin, atau lebih dikenal dengan sebutan zaman Nasakom. Zaman Demokrasi Terpimpin atau disebut juga dengan zaman Nasakom adalah periode pemerintahan yang dimulai sejak 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966. Pada periode ini Presiden Soekarno selaku kepala pemerintahan membentuk kabinet atau dewan menteri dengan menjadikan tiga kekuatan politik yang keluar sebagai pemenang Pemilihan Umum tahun 1955 kecuali Masyumi sebagai pilar utamannya. Katiga partai politik yang duduk dalam kabinet tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) mewakili unsur Nasional, Nahdlatul Ulama (NU) mewakili unsur agama, Partai Komunis Indonesia (PKI) mewakili unsur komunis. Kebijakan presiden mendudukan ketiga unsur diatas hakikatnnya adalah dalam rangka merealisasikan obsesi dan gagasan lama yang sudah dikonsepkan sekitar tahun 1927 dengan sebutan Nasikom, singkatan dari Nasional, Islam dan Komunis. Pada saat itu Bung Karno berkeyakinan bahwa dalam rangka mengenyahkan kaum penjajah, Imperalisme dan Kolonialisme Belanda maka satu-satunnya jalan adalah dengan menggalang seluruh kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia. Secara relaitas harus diakui bahwa waktu itu kekuatan bangsa 1

description

kemuhammadiyahan

Transcript of BAB 1

BAB 1PENDAHULUANA. Latar BelakangKepribadian Muhammadiyah merupakan salah satu dari beberapa rumusan resmi Persyarikatan yang disahkan oleh Muktamar Muhammadiyah yang ke 35 pada tahun 1962 di Jakarta, atau sering disebut dengan Muktamar setengah abad.Perumusan Kepribadian Muhammadiyah sesungguhnnya tidak dapat dilepaskan dari keterkaitannya degan kondisi dan situasi negara pada sekitar tahun 1962. Sebagaimana telah dimaklumi secara luas bahwa dengan dimulainnya peristiwa Dekrit Presiden 5 Juli 1959 negara Indonesia memasuki zaman baru yang dikenal dengan zaman Demokrasi Terpimpin, atau lebih dikenal dengan sebutan zaman Nasakom. Zaman Demokrasi Terpimpin atau disebut juga dengan zaman Nasakom adalah periode pemerintahan yang dimulai sejak 5 Juli 1959 hingga 11 Maret 1966. Pada periode ini Presiden Soekarno selaku kepala pemerintahan membentuk kabinet atau dewan menteri dengan menjadikan tiga kekuatan politik yang keluar sebagai pemenang Pemilihan Umum tahun 1955 kecuali Masyumi sebagai pilar utamannya. Katiga partai politik yang duduk dalam kabinet tersebut adalah Partai Nasional Indonesia (PNI) mewakili unsur Nasional, Nahdlatul Ulama (NU) mewakili unsur agama, Partai Komunis Indonesia (PKI) mewakili unsur komunis. Kebijakan presiden mendudukan ketiga unsur diatas hakikatnnya adalah dalam rangka merealisasikan obsesi dan gagasan lama yang sudah dikonsepkan sekitar tahun 1927 dengan sebutan Nasikom, singkatan dari Nasional, Islam dan Komunis. Pada saat itu Bung Karno berkeyakinan bahwa dalam rangka mengenyahkan kaum penjajah, Imperalisme dan Kolonialisme Belanda maka satu-satunnya jalan adalah dengan menggalang seluruh kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia. Secara relaitas harus diakui bahwa waktu itu kekuatan bangsa Indonesia terkelompok dalam tiga kekuatan ideologis, yaitu kelompok Kebangsaan atau Nasionalis, kelompok Islam dan kelompok Komunis. Kata-kata Bung Karno yang sangat terkenal saat itu adalah Samen bundelling van allen krachten, seluruh kekuatan harus diikat dalam satu ikatan. Ketika Indonesia memasuki zaman merdeka obsesi tersebut masih terngiang-ngiang dibenak Bung Karno, dan mencita-citakan adanya persatuan dari seluruh kekuatan bangsa Indonesia untuk membangun Negara. Namun, gagasan seperti itu sejak tahun 1945 hingga 1959 tidak pernah bisa diwujudkan akibat selama kurun waktu tersebut Pemerintahan menerapkan sistem Parlementer, dimana Presiden tidak mempunyai peran sama sekali untuk menentukan warna dan kebijakan pemerintah. Sistem Parlementer memberikan kewenangan kepada kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri untuk menentukan kebijakan pemerintahan.Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, Partai Komunis Indonesia secara formal belum pernah duduk didalam suatu kabinet sebelum diikut sertakan dalam kabinet pasca Dekrit yang sering dijuluki Kabinet Berkaki Tiga. Sekalipun demikian dalam kenyataan PKI selaku pendatang baru dalam memainkan peran politiknnya tidak kalah lihai dibanding dengan kekuatan Partai Politik lainnya, kalau tidak bisa dikatakan justru menjadi pemain yang paling piawai. Dalam waktu yang relatif singkat PKI dengan menggunakan adagium Nicolo Machiavelli (Italia) Het Doel Heilig de Midellen, tujuan menghalalkan semua cara, maka dengan penuh kelicikannya telah dapat melakukan sebagai manuver politik yang cukup berhasil. Di satu pihak PKI dapat mempengaruhi demikian kuatnya terhadap pandangan dan sikap politik Bung Karno, sedang dilain pihak lawan-lawan politiknnya dibuatnnya tidak berkutik, hingga dalam waktu yang relative singkat juga kabinet Nasakom telah diwarnai oleh semangat dan warna PKI, sementara dua kekuatan politik lainnya PNI dan NU ditambah dengan partai-partai kecil lainnya yang mendukung kabinet telah dilumpuhkan vitalitasnnya.Manuver politik berikutnya yang dilakukan oleh PKI adalah menghantam secara telak terhadap partai-partai yang dianggap lawan dan diyakini sebagai batu sandung bagi PKI untuk meniti jalan menuju cita-cita puncaknnya, yaitu membangun negara yang komunistis. Di antara beberapa partai yang dianggap sebagai penghalang besar adalah Partai Islam Masyumi dan Partai Sosialisasi Indonesia (PSI) pimpinan Sutan Syahrir. Untuk menghantam kedua partai yang cukup tangguh ini PKI menyusun suatu strategi adu domba, yaitu mengadu domba kedua partai tersebut dengan Bung Karno.Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa sejak pertama kali Bung karno mendengungkan Prakarsa untuk menerapkan sistem Demokrasi Terpimpin didalam kehidupan ketatanegaraan di Indonesia kedua partai ini termasuk yang paling lantang menentangnnya. Keduannya menentang karena ada satu keyakinan yang cukup beralasan bahwa Demokrasi Terpimpin yang akan diterapkan itu pasti menjuruk ke pemusatan kekuasaan disatu tangan. Sikap kedua partai ini secara terbuka telah diketahui secara luas di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia. Dan tentu saja bagi Bung Karno hal ini sangat mengecewakan dan menyebabkan kemarahan besar yang sulit dilupakan. Kemasygulan dan kekecewaan Bung Karno semakin diperparah lagi dengan siakp Masyumi juga PSI yang menolak ajakannnya untuk duduk dalam kabinet yang akan dibentuknnya dengan alas an karena harus bersanding dan berangkulan dengan PKI. Bersamaan dengan kejengkelan Bung Karno terhadap sikap keras Masyumi yang berpegangan teguh pada prinsip selaku partai politik Islam dan berjuang demi tegaknnya demokerasi di bumi Indonesia kebetulan ada beberapa tokoh Masyumi dan tokoh-tokoh PSI yang terlibat pergolakan PRRI di Sumatra Barat. Keterlibatannya beberapa tokoh tersebut dalam pemberontakan PRRI dijadikan dasar atau dijadikan casus belli untuk menuduh kedua partai tersebut melakukan pemberontakan karena pemimpin-pemimpinnya turut serta dalam pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau Republik Persatuan Indonesia atau telah jelas memberikan bantuan terhadap pemberontakan, sedang partai itu tidak resmi menyalahkan perbuatan anggota-anggota pemimpin tersebut.Melihat posisi kedua partai tersebut sangat negative di mata Presiden, PKI melakukan manuver politiknnya sangat licik, yaitu membujuk agar presiden segera mengambil tindakan tegas untuk menindak dan membubarkannya. Dalam perhitungan PKI kalau kedua partai tersebut dapat dibubarkan secara formal oleh pemerintah, maka hal itu secara tidak langsung merupakan kemenangan PKI yang gilang gemilang. Dan bagi PKI dengan dibubarkannya kedua partai ini berarti lawan politik tangguh tangguhnnya yang mengganjal perjalanan menuju cita-cita puncaknnya tidak perlu lagi dirisaukan.Bujuk rayu PKI akhirnnya terwujud dengan keluarnnya surat keputusan presiden nomor 200 tahun 1960 yang diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1960, dimana inti dari Kepres tersebut adalah pemerintahan membubarkan partai politik Islam Masyumi, termasuk bagian-bagian, cabang-cabang dan ranting-rantingnnya diseluruh wilayah negara Republik Indonesia, dengan ketentuan bahwa dalam waktu tiga puluh hari, terhitung mulai tanggal berlakunnya keputusan tersebut, Pimpinan Partai Masyumi diharuskan menyatakan partainnya bubar dengan memberitahukan kepada Presiden seketika itu juga.Atas dasar keputusan Presiden di atas, Pimpinan Partai Islam Masyumi pada tanggal 13 September 1960 (lima hari sebelum batas akhir ultimatum) secara resmi telah membuarkan partai Masyumi termasuk bagian-bagian/cabang-cabang/ranting-rantingnnya diseluruh Wilayah Negara Republik Indonesia. Dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Masyumi tertanggal seperti diatas maka Masyumi bubar karena membubarkan diri dan sama sekali bukan bubar karena dibubarkan oleh pemerintah. Dan karena bukan partai yang dibubarkan oleh pemerintah, oleh karena itu Masyumi tidak dapat dikatakan sebagai Partai Terlarang. Berbedah halnya dengan PSI, di mana partai ini sampai batas waktu yang ditentukan belum juga membubarkan diri. Akhirnya Partai Sosialis Indonesia ini dibubarkan oleh pemerintah dan Karena ia dibubarkan oleh pemerintah maka PSI dinyatakan sebagai partai terlarang.Dalam sejarah kepartaian di Indonesia, bubarnnya kedua partai atas tekanan yang memaksa dari pemerintah benar-benar merupakan suatu tragedi yang baru pertama kalinnya terjadi disuatu negara yang telah merdeka. Dan sudah selayaknnya ditangisi oleh dunia kepartaian di Indonesia, sebab mulai dari saat kematiannnya inilah dunia kepartaian di Indonesia tidak lagi memiliki pamor kedaulatan serta independensinnya.Kemenangan PKI atas lawan-lawan politiknnya belum dirasa cukup dengan sekedar bubarnya Masjumi dan PSI selaku lembaga/istitusi. Dengan gerakan yang cukup sitemik lewat lembaga pers yang telah tergarap akhirnnya PKI membentuk pendapat umum bahwa Masyumi adalah partai terlarang. Pada awalnnya masyarakat umum terperanjat dengan issue seperti itu. Namun karena issue tersebut selalu diulang-ulang akhirnnya masyarakat pun ikut latah menyatakan partai Masyumi adalah partai terlarang. Pendapat umum seperti ini bagi PKI sangat besar artinnya, terutama dalam rangka melibas habis terhadap berbagai lembaga yang didentifikasikan sebagai lembaga pendukung kedua partai tersebut.B. Rumusan Masalah1. Apakah definisi dari Muhammadiyah ?2. Apakah definisi dari Amar Makruf Nahi Munkar?

C. Fungsi Kepribadian MuhammadiyahKepribadian Muhammadiyah berfungsi sebagai landasan, pedoman dan pegangan bagi gerak Muhammadiyah menuju cita-cita terwujudnnya masyarakat utama, adil makmur yang diridhai Allah subhanahu wataala.

BAB IIPEMBAHASANA. Matan (Teks) Kepribadian Muhammadiyah1. Definisi MuhammadiyahMuhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah Dawah Islam amar maruf nahi munkar yang ditujukan pada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar maruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi menjadi dua golongan, kepada yang islam bersifat pembaharuan (tajdid) yanitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran agama islam yang asli murni. Yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun dakwah dan amar maruf nahi munkar kedua ialah kepada masyarakat bersifat perbaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah semata-mata. Dengan melaksanakan dakwah dan amar makruf nahi munkar dengan carannya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya ialah terwujudnnya masyarakat islam yang sebenar-benarnnya2. Dasar Amal Usaha MuhammadiyahDalam perjuangan melaksanakan usaha menuju tujuan terwujudnnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnnya di mana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas merata, Muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal usahannya atas prinsip-prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:1) Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah.2) Hidup manusia bermasyarakat.3) Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam itu satu-satunnya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhirat.4) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada manusia.5) Ittiba kepada langkah dan perjuangan nabi Muhammad SAW.6) Melancarkan amal usaha dan perjungan dengan ketertiban organisasi.3. Sifat-sifat Muhammadiyah1) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.2) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah3) Lapang dada, luas pandangan dengan memegang teguh ajaran Islam4) Bersifat keagamaan dan kemusyarakatan.5) Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah.6) Amar makruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan yang baik.7) Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam.8) Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentinganya.9) Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah.10) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan ke luar dengan bijaksana.B. Penjelasan Kepribadian Muhammadiyah1. Hakikat Muhammadiyah Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan gerakan islam. Pada pernyataan singkat ini terkandung dua pengertian yang sangat padat, yaitu Muhammadiyah sebagai suatu persyarikatan, suatu organisasi, suatu perkumpulan atau suatu janiyah dan muhammadiyah sebagai Gerakan Islam.1) Muhammadiyah sebagai suatu persyarikatanMuhammadiyah itu tidak lebih dari sebuah organisasi atau suatu perkumpulan/jamiyah. Dan sebagaimana lajimnnya sebuah organisasi, ia hakikatnnya tidak lebih dari sebuah alat (tool), yaitu alat yang dapat digunakan sebagai sarana atau wahana yanga efektif dan efesien untuk memperjuangkan suatu tujuan yang dicita-citakan.Bagi muhammadiyah, fungsi organisasi tidak lebih dari sebuah alat perjuangan semata-mata, yaitu alat perjuangan untuk dan demi tegaknnya kemuliaan dan kejayaan Islam secara hakiki. 2) Muhammadiyah sebagai gerakan islamApabila dalam penegasan pertama Muhammadiyah menyatakan diri sebagai suatu perserikatan didalamnnya tercermin wajah Muhammadiyah dari dimensi luar, atau dimensi lahiriahnnya, maka pada penegasan yang kedua ini tercermin wajah Muhammadiyah dari dimensi ruhaniyah atau dimensi internal. Kedua dimensi ini sebenarnnya tidak dapat dipisah-pisahkan, bahkan hakikatnnya merupakan suatu kesatuan yang utuh dan integral. Keduannya semakna dengan pengertian antara wadah dan isi, jiwa dan raga, antara bule dan morfe. Kedua dimensi ini merupakan suatu substansi yang menggambarkan wajah Muhammadiyah secara utuh.Dengan memahami motivasi yang menjadi pendorong utama berdirinnya Muhammadiyah seperti diatas, maka sudah pada tempatnnyalah kalau kemudian Muhammadiyah menyatakan diri dan sekaligus mencari ciri khas sebagai Gerakan Islam, yaitu suatu gerakan yang lahir karena motivasi islam, bergerak karena semata-mata karena diilhami oleh aspirasi Islam, dan dalam keseluruhan gerakannya adalah dalam rangka mengaktualisasikan ajaran Islam yang bersumber pada ajaran Al-Quran dan as-Sunnah as-Shahihah. Tegasnnya bagi Muhammadiyah, islam diyakini sebagai satu-satunnya sumber motivasi dan sumber inspirasi begi seluruh gerakan dan aktivitasnnya.2. Maksud Gerakan Islam1) Pengertian Dakwah IslamDilihat dari arti bahasa (etimologi) dakwah, berasal dari kata:daa, yadu,dawatan, berarti seruan,ajakan atau panggilan. Sedang dilihat dari arti istilah (terminologi) berarti penyampaian islam kepda manusia, baik secara lisan, tulisan ataupun lukisan.Tujuan akhir atau tujuan umum dakwah islam adalah identic atau sama dengan sebangun dengan tujuan hidup muslim, yaitu:a. Tujuan vertikal: ialah mencari keridhaan Allah SWTb. Tujuan Horizontal: ialah menyampaikan rahmat bagi seluruh alam semesta. 2) Pengertian Amar makrufAmar makruf ialah memerintahkan kebaikan/kebijakan. Abul Ala al-Maududdi menguraikan secara rinci tentang istilah maruf dan munkar. Makruf atau jamaknnya makrufat berasal dari kata a-rafa, yang artinnya mengenal. Arti semula kita makruf ialah sesuatu yang dikenal atau yang diketahui. Dari arti yang diketahui kemudian berubah menjadi yang baik, Karena sejak semula hati nurani manusia telah mengenal terhadap hal atau sifat tertentu, bahwa hal atau sifat tersebut adalah baik. Oleh karena itu semua hal atau sifat yang dikenal sebagai suatu kebaikan oleh hati nurani umat manusia dinamakan marufat. Secara Islam membagi marufat dalam tiga kategori, yaitu:a. Fardhu, yaitu yang mendapat pahala bila dikerjakan dan mendapat hukuman jika ditinggalkan.b. Sunnah, yaitu yang mendapatkan pahala jika dikerjakan dan tidak mendapatkan hukuman bila ditinggalkan.c. Mubah, yaitu yang tidak berpahala jika dikerjakan dan tidak mendapatkan hukuman bila ditinggalkan.3) Pengertian Nahi MunkarNahi munkar ialah mencegah kemunkaran, atau apa saja yang diingkari dan ditolak oleh islam. Munkar atau jamaknnya munkarat artinnya sesuatu yang diingkari atau sesuatu yang ditolak. Dari arti semula yang ditolak atau yang diingkari kemudian berubah menjadi yang jahat, yang buruk, karena sejak semula hati nurani manusia telah menolak dan mengingkarinnya karena kejahatan-kejahatannya. Oleh karena itu, kemudian semua hal atau sifat yang diingkari oleh hati nurani umat manusia dinamakan munkarat. Sebagaimana halnnya konsep makruf, menurut Azizy konsep munkar juga meliputi konsep keagamaan dan konsep akal yang tidak lepas dari kenyataan dunia. Oleh karena itu, kerusakan lingkungan, manipulasi, korupsi, polisi/pencemaran, lebih-lebih kezaliman dan semacamnnya juga masuk dalam pengertian munkar atau masuk dalam konsep batil dan dan fasad. Syarat Islam membagi munkarat menjadi dua kategori, yaitu:a. Haram, yakni segala sesuatu yang mutlak dilarang dan mendapat hukuman bila dikerjakan dan mendapatkan pahala bila ditinggalkan.b. Makruh, yakni segala sesuatu yang hanya tidak disenangi saja, tidak mendapatkan hukuman bila dilakukan dan mendapatkan pahala jika ditinggalkan.Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa perasaan tentang baik dan jahat itu adalah inheran dalam watak manusia sendiri.3. Sasaran Gerakan Muhammadiyah1) Sifat Dakwah terhadap orang yang sudah Islam (Umat Ijabah)a. AkidahAkidah yaitu ajaran yang berhubungan dengan kepercyaan atau keyakinan hidup. Secara etimologis makna aqidah adalah ikatan, sedang secara terminologis berarti kepercayaan, keyakinan, cread atau credo. SyirikSyirik dilihat dari arti bahasa adalah menyekutukan atau mensyarikatkan. Sedang dari segi istilah yang dimaksud dengan syirik ialah menyekutukan Allah dengan selainnya, baik menyekutukan dari segi zat, sifat, wujud ataupun dari segi perbuatnnya. Menyekutukan Allah dari segi dzatMempersekutukan Allah dari segi dzat dapat berupa mempertuhankan sesuatu selain Allah, dengan keyakinan bahwa sesuatu tersebut dzatnya sama dengan dzat Allah. Menyekutukan Allah dari segi wujudBentuk menyekutukan Allah dari segi wujud ini berupa disamping menyembah kepada Allah, menyembah kepada wujud selain-Nya, seperti menyembah kepada berhala, pohon-pohon yang dianggap keramat, kubur yang dikeramatkan. Menyekutukan Allah dari segi sifatTermasuk kategori perbuatan musyrik bagi orang yang senantiasa memperturutkan bisikan hawa nafsunya. Ditaatinnya semua ajakan hawa nafsu bagaikan seseorang yang selalu menaati segala perintah-perintah Tuhan. Termasuk juga menyekutukan Allah dari segi sifat adalah perilaku pamer dihadapan orang lain dengan motif agar dirinya dipuji dan dikagumi sekalipun dalam pengertian syirik kecil. Yusuf Qardhawi telah merinci berbagai macam ragam syirik kecil sebagai berikut: Bersumpah dengan selain AllahDiantara as-syiriku al-asghar ialah bersumpah dengan selain Allah SWT, seperti bersumpah dengan nama Nabi, Malaikat, Kabah, kepada seorang wali, seorang pembesar, tanah air, nenek moyang, atau dengan yang lain dari makhluk-makhluk Allah. Memakai kalung atau benang penangkal balaMengalungkan benang, tembaga atau logam lainnya pada leher, tangan atau perut dengan maksud untuk menolak bala maka perbuatan semacam ini adalah syirik. Menggantungkan azimatBerbagai macam bentuk dan wujud azimat secara keselruhan dilarang oleh agama Islam untuk dikenakan, baik azimat tersebut dibuat dari ayat-ayat Al-Quran sekalipun, ataupun dibuat dengan menggunakan sifat-sifat Allah atau menggunakan nama-nama-Nya. Mantera-manteraMantera ialah mengucapkan kata-kata atau guman-guman yang dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dengan keyakinan bahwa kata-kata tersebut dapat menolak kejahatan dengan bantuan jin atau mengulang-mengulang nama-nama asing atau kata-kata yang tidak dimengerti. Perbuatan semacam ini jelas bertentangan dengan ajaran tauhid. Sihir Sihir ialah semacam cara penipuan dan pengelabuhan yang dilakukan dengan cara mantera, menjapi, atau meniup. Sihir termasuk syirik karena mengandung makna meminta pertolongan kepada selain Allah, yaitu meminta bantuan kepada jin, syaitan, atau sebagainnya. PeramalSalah satu diantara macam-macam sihir ialah peramal, yaitu seuatu dakwaan dari para peramalnya yang beranggapan bahwa mereka dapat mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa datang berupa kejadian-kejadian umum atau khusus, perbintangan atau sebagainnya. Guna-gunaGuna-guna adalah semacam mantera yang khusus untuk membuat seseorang jatuh hati atau cinta. Dukun dan TenungDukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal ghaib pada masa datang atau memberitahukan apa yang tersirat dalam naluri manusia sedangkan tukang tenung adalah nama lain bagi peramal dan dukun atau nama lain bagi orang-orang yang mengatakan bahwa dirinnya dapat mengetahui hal-hal ghaib, baik yang akan terjadi pada masa datang atau yang tersembunyi di dalam hati. Sembelihan selain untuk AllahMempersembahkan kurban dan menyembelih hewan yang bukan karena Allah adalah termasuk perbuatan syirik. Berprasaan sialTathayyur ialah berperasaan sial, atau berfirasat buruk yang oleh karenannya menimbulkan rasa pesimis, rasa kecil hati. KhurafatArti bahasa dari kata khurafat ialah berbagai criteria bohong. Sedang menurut arti istilah yang dimaksud dengan khurafat ialah berbagai kepercayaan yang khayali, bahwa di luar Allah ada berbagai kekuatan ghaib yang dapat menyebabkan keselamatan seseorang dan dapat pula mendatangkan mudarat terhadap seseorang. Khurafat adalah inheren dengan dua faham kuno, yaitu faham animism dan faham dinamisme. Khurafat dapat juga berbentuk sesaji kepada yang menunggu atau yang mbau reksa diberbagai tempat, semisal yang dianggap sebagai penguasa laut, kekuatan ghaib yang menungu sungai-sungai dan tempat-tempat angker lainnya. Termasuk juga dalam kategori khurafat adannya berbagai kepercayaan hari naas, bulan naas dan sebagainnya. BidahKata bidah menurut arti bahasa dapat berarti model atau sesuatu yang baru yang tidak didahului oleh contoh atau suatu perkara yang terjadi dengan tidak ada contohnnya atau sesuatu yang diadakan dengan bentuk yang belum pernah ada contohnnya. Sedangkan menurut syaraa yang dimaksud dengan bidah ialah urusan yang baru didalam agama baik berupa aqidah (kepercayaan), berupa ibadah ataupun berupa sifat bagi ibadah yang belum pernah ada (terjadi) di masa Rasulullah.Melakukan bidah dalam urusan ibadah ataupun aqidah sangat dicela oleh agama dan dilarang untuk dikerjakan. Istlah bidah apabila diartikan secara umum dan menurut arti bahasa (etimologi) adalah meliputi dan mencakup segala sesuatu yang baru, yang tidak ada contohnnya. Bidah yang menyangkut masalah aqidah adalah bidah yang sudah memasuki prinsip-prinsip ajaran islam, sehingga kalau perlu memperbandingkan dengan bidah dalam bidang ibada maka bahaya yang mengancam kemurnian ajaran agama lebih besar datang dari bidah bidang aqidah. AkhlakTajdid dalam bidang akhlak adalah berupa mendidikkan dan mendayakan sikap hidup yang mulia dan terpuji dan bersamaan dengan hal tersebut menuntunkan untuk melepaskan diri dari sikap dan kebiasaan hidup yang tercela dan menjijikkan. Manusia adalah termasuk satu-satunnya makhluk yang secara potensial menyandang gelar ahsanu-taqwim, sebagus-bagus kejadian. Manusia yang belum terolah pribadinnya oleh nur Ilahi justru akan memperlihatkan sosok makhluk yang menjijikkan. Berbagai perangai buruk semacam sifat pengecut, arogan atau sombong, dengki, pemarah, bakhil, tamak atau loba dan sifat yang sejenis merupakan hiasan hidup yang menggetarkan. Nilai-nilai yang mutlak tidak berdiri sendiri;nilai itu harus menjelma dari suatu asal dan nilai ini tidak mungkin hanya dari alam dan manusia karena alam dan manusia tidak cukup untuk menerangkan dasar moralitas. Tegasnya bahwa tajdid dalam bidang akhlak terhadap orang yang sudah menerima seruan Islam berupa mendidikkan dan membudayakan sikap dan berperangai yang Islami, bersumber pada ajaran Al-Quran dan As-Sunnah. IbadahPengertian ibadah yang dimaksud adalah ibadah dalam arti khusus, atau yang disebut ibadah mahdliyah. Bidah Melakukan bidah dalam bidang ibadah mahdlah hakikatnnya merupakan kesombongan yang luar biasa dan menampakkan diri sebagai manusia yang tidak tahu diri. Mengapa tidak, sebab dengan menambah-nambah dalam bidang ibadah madlah ia berarti telah melangkah ke kawasan yang sama sekali bukan kewenangannya. Ia telah melangkah memasuki suatu kawasan yang terlarang bagi siapapun kecuali Rasulullah sendiri, sebagai satu-satunnya ornag yang diberi otoritas untuk menentukan kepada umat pengikutnnya. TaqlidTaqlid menurut bahasa ialah meniru orang lain, tanpa pertimbangan. Taqliq menurut syara ialah mengikuti pendapat orang laindalam urusan agama, termasuk juga bidang ibadah mahdlah tanpa mengetahui sumber atau alasannya. Kalau Al-Quran menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Allah yang ahsanu taqwim, maka makna bentuk yang sebaik-baiknnya justru terletak pada potensi akal pikirannya, bukan pada wujud penampilan lahir atau raganya. Dengan kata lain bahwa eksistensi manusia akan ditampakkan salah satunya sebagai makhluk rasional atau terkenal dengan atribut sebagai homo rationale. Muamalat DuniawiyatDari segi bahasa muamalat duniawiyat berarti berbagai macam amalan keduniaan. Dari segi istilah mengandung pengertian tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan benda. Muamalat duniawiyat ini mencakup bidang yang sangat luas dan bukan menjadi tujuan pokok medan garap bagi diutusnya para Rasulullah Allah. Ia meliputi bidang politik, sosial, ekonomi, kesenian, kebudayaan, pendidikan dan sebagainnya. Agama islam memandang sangat positif terhadap kehidupan dunia yang hakikatnya mempunyai pertalian yang erat dengan kehidupan akhirat. Sikap positif terhadap kehidupan dunia semacam itulah yang melatarbelakangi dikukuhkannya manusia selaku khalifah Allah di atas bumi, dengan misi memperjuangkan terwujudnnya tata kehidupan masyarakat utama, adil dan makmur bahagia sejahtera. Ruang lingkup muamalat duniawiyat adalah sangat diperlukan guna mengantarkan dan sekaligus menjaga kelestarian tata kehidupan masyarakat seperti di atas. Dalam hal ini agama Islam memberikan berbagai pedoman, baik dalam bentuk qaidah-qaidah hukum yang ditegaskan oleh ajaran islam, meliputi masalah munakahat (hukum nikah), hukum niaga, warastah (hukum waris), jinayah (hukum pidana), khilafah (hukum kenegaraan), jihad (hukum perang dan damai) dan lain sebagainnya.C. Dasar Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah1. Hidup manusia harus berdasarkan tauhid, ibadah dan taat kepada Allah semata-mataDalam melaksanakan segala gerak dan kegiatannya maka tauhid dan tawakal kepada Allah harus senantiasa dijadikan landasan dasarnnya, dengan maksud semata-mata untuk beribadah serta mentaati semua perintah dan larangannya. Dasar seperti ini harus menjadi ciri milik pribadi setiap warga Muhammadiyah sehingga dapat menjadi contoh teladan dalam pembangunan dan perbaikan negara dan masyrakat.2. Hidup manusia bermasyarakatMuhammadiyah adalah satu faktor yang kuat dalam perkembangan masyarakat serta warga Muhammadiyah merupakan anggota masyarakat yang tidak diam, akan teapi bergerak maju, aktif dinamis dalam membangun. Oleh karena itu gerakan Muahmmadiyah harus aktif dan menonjol ditengah-tengah masyarakat untuk memimpin atau paling tidak menjadi sosok penerang yang cemerlang.3. Menegakkan ajaran Islam dengan keyakinan bahwa ajaran Islam adalah satu-satunnya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan dunia dan akhiratMuhammadiyah berkeyakinanbahwa tidak ada dasar landasan yang dapat membahagiakan manusia didunia ini kecuali dengan dasar Al-Quran dan Al-Hadist yang akan membawa kebahagiaan manusia yang hakiki di akhirat kelak. Oleh karena itu apapun ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan as-Sunnah wajib dan mutlak dipatuhi. Segala kebijaksanaan pimpinan serta taktik dan strategi perjuangan harus dinilai dan sesuai dengan prinsip-prinsip ajaran Islam.4. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah wajib, sebagai ibadah kepada Allah dan beruat ihsan dan islah kepada kemanusiaanSetelah Muhammadiyah dapat berdiri tegak dan berjalan di atas landasan seperti di atas, barulah kuat menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Isam serta ampu mengatasi berbagai rintangan, hambatan, tantangan dan halangan yang ada. 5. Ittiba kepada langkah perjuangan Nabi Muhammad SAWIttiba atau mengikuti jejak langkah perjuangan Rasulullah SAW adalah wajib menjadi syarat yang tidak boleh tidak harus dan wajib dilakukan oleh setiap muslim dan sesungguhnnya dalam rangka menggerakkan umat Islam kea rah ittiba itulah hakikatnnya Muhammadiyah didirikan.Kita wajib mencontohkan sikap ketangguhan Rasulullah menghadapi penderiaaan dan rintangan, kesabaran dalam duka dan derita serta kesyukurannya dalam menerima nikmatullah. Kita harus senantiasa berusaha memiliki sifat-sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah.6. Melancarkan amal usaha dan perjuangnya dengan ketertiban organisasiMuhammadiyah beramal dan berjuang dengan berorganisasi yang didasarkan atas musyawarah bersama. Menghimpun dan mendidik kader pimpinan, mengaktifkan gerak anggota, menentukan peraturan-peraturan untuk mencapai hasil yang jauh lebih besar dan lebih dapat menanggulangi berbagai rintangan dan halangan karena bergerak dengan menggunakan organisasi.D. Pedoman Amal Usaha Dan Perjuangan MuhammadiyahMuhammadiyah berjuang tidak sekedar mencari berhasilnnya tujuan semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan. Muhammadiyah berjuang dengan keyakinan bahwa dengan kemenangan ada ditangan Allah, dan itu akan dianugerahkan kepada siapa yang bersungguh-sungguh berjuang dengan cara yang adil dan jujur. E. Sifat Muhammadiyah1. Perdamaian sesama manusia dan kesejahteraan masyarakat adalah tujuan dari perjuangan dan amal usaha Muhammadiyah. Perdamaian berarti saling menghargai, hormat menghormati, bantu membantu tidak saling berebut, tidak saling mencela dan saling mendengki, tidak saling memaksa faham dan kehendak terhadap toleran satu sama lain meskipun faham dan pendirian berlainan. Oleh karena itu Muhammadiyah tidak boleh mencela dan mendengki golongan lain dan harus tabah dan sabar menghadapi celaan dan kedengkiaan dengan tidak mengabaikan hak membela diri di mana perlu yang harus dilakukan secara baik tanpa dipengaruhi oleh dendam kesumat.2. Muhammadiyah di tempat manapun juga dan dalam keadaan bagaimanapun juga tidak boleh memecilkan diri, mengisolasi dirinya dari kedamaian perkembangan masyarakat. Bahkan selanjutnnya harus mengetengkan diri serta memberikn jasa-jasa baiknnya sambil memperluas hubungan dengan organisasi lain dan mengkonsolidasi dirinnya sebagai organisasi yang mantap. Dengan demikian Muhammadiyah akan memperoleh banyak kawan atau setidaknnya mendapat orang atau golongan yang bersedia memahami Muhammadiyah dan mungkin pula dapat diharapkan bantuannya, hingga urusan Muhammadiyah yang bersangkutan dengan pihak lain dapat diselesaikan. Jika banyak kawan, urusan yang sulit menjadi mudah. Ajaran Islam relah mengatur persaudaraaan sesame orang islam dengan menentukan hak serta kewajiban setiap muslim terhadap sesamannya.3. Sering terjadi orang-orang Muhammadiyah dalam usahanya dalam memperbanyak kawan dan bersikap lapang dada, melalaikan kemuhammadiyahannya. Dianggapnnya Muhammadiyah itu hanya sebuah rumah tempat tinggal untuk beristirahat, sedang amal dan perjuangannya dilakukan di luar. Sedemikian lapang dadanya dan begitu luas pandangannya sehingga penyimpangan dari ketentuan organisasi dan hukum agama, dilihatnnya sebagai perkara yang wajar. Sikap semacam ini tidak sesuai dan tidak dikehendaki oleh Muhammadiyah. Karena dengan demikian itu Muhammadiyah akan merupakan rumah yang ditinggalkan penghuninnya atau sebagai gelanggang yang telah kosong. Dengan keadaan sedemikian ia tidak akan dapat bergerak maju setapak pun.4. Selaku gerakan agama, Muhammadiyah bersifat keagamaan dalam segala tidakannnya, sehingga mencerminkan wujud yang ideal. Lahir dari ajaran Islam yang murni. Muhammadiyah mengutamakan obyeknnya kepada masyarakat, karena itu bersifat kemasyarakatan. Dalam sifat ini kelihatan dengan jelas, bahwa Muhammadiyah bukan partai politik dan buka pula sekedar organisasi social, tetapi suatu gerakan Islam yang akan merealisasi ajaran Islam itu benar-benar bermanfaat bagi pebangunan negara material dan mental spiritual.

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanDari hasil makalah ini dijelaskan bahwa Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan gerakan Islam. Maksud gerakannya adalah dakwah islam dan amar makruf nahi munkar yang ditujukkan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . Amar makruf nahi munkar dimana amar makruf itu berarti memerintahkan kebaikan/kebijakan. Sedangkan Nahi munkar ialah mencegah kemunkaran, atau apa saja yang diingkari dan ditolak oleh islam. B. Saran Sebagai para pemuda Muhammadiyah harus bisa ikut serta dalam berpartisipasi kegiatan kemuhammadiyahan. Dan bisa menjalankan amar makruf nahi munkar. Seperti membantu orang yang membutuhkan, tolong menolong dalam kebaikan, tidak bersikap kasar kepada orang lain maupun diri sendiri, dan mencegah adannya kemungkaran. Dan para pemuda Muhammadiyah harus mempunyai sifat kemuhammadiyahan dan bisa berjuang tidak sekedar mencari berhasilnnya tujuan semata-mata, tetapi disamping itu juga dengan maksud beribadah, berbakti kepada Allah dan berjasa kepada kemanusiaan.15