Bab 1

27
BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit.istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kousposkuler.indeks eritrosit adalah perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel. Pemeriksaan hematokrit adalah salah satu pemeriksaan hematologi yang bertujuan utuk menyatakan konsentrasi sel darah merah dalam darah atau di nyatakan dalam nilai hematokrit.Tes ini penting untuk menilai adanya hemokonsentrasi dan mempunyai nilai diagnostik yang tinggi pada penyakit yang menyebabkan kelainan pendarahan biasanya dinilai bersama dengan trombosit. Kegunaan dari pemeriksaan kadar hematokrit adalah untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan terhadap pasien misalnya DBD,pada suatu penegak diagnosis yang membutuhkan pemeriksaan laboratarium adalah pada kasus DBD(Dengue).pemeriksaan hematkrit dan trombosit merupakan tes awal sederhana yang bisa di curigai adanya demam berdarah. Hematokrit adalah presentase volume seluruh eritrosit yang ada dalam darah yang di ambil dalam volume tertentu atau volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan cara memuatnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam(%).

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit.istilah lain

untuk indeks eritrosit adalah indeks kousposkuler.indeks eritrosit adalah perhitungan yang

menyatakan besarnya volume eritrosit dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel.

Pemeriksaan hematokrit adalah salah satu pemeriksaan hematologi yang bertujuan

utuk menyatakan konsentrasi sel darah merah dalam darah atau di nyatakan dalam nilai

hematokrit.Tes ini penting untuk menilai adanya hemokonsentrasi dan mempunyai nilai

diagnostik yang tinggi pada penyakit yang menyebabkan kelainan pendarahan biasanya

dinilai bersama dengan trombosit.

Kegunaan dari pemeriksaan kadar hematokrit adalah untuk mengetahui ada tidaknya

gangguan kesehatan terhadap pasien misalnya DBD,pada suatu penegak diagnosis yang

membutuhkan pemeriksaan laboratarium adalah pada kasus DBD(Dengue).pemeriksaan

hematkrit dan trombosit merupakan tes awal sederhana yang bisa di curigai adanya demam

berdarah.

Hematokrit adalah presentase volume seluruh eritrosit yang ada dalam darah yang di

ambil dalam volume tertentu atau volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan cara

memuatnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang nilainya

dinyatakan dalam(%).

Pada pemeriksaan hematokrit menggunakan beberapa metode untuk menentukan hasil

pemeriksaan yang mana metode yang di jalankan adalah metode mikro,makro dan

otomatik.Diantara metode ketiga metode ini belum tentu mengeluarkan hasil yang sama dan

perlu di teliti untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pemerikasaan hematokrit dapat dilakukan dengan cara wintrobe,mikro kapiler dan

otomatik.pemeriksaan hematokrit dengan cara wintrobe sangat di tunjang oleh centripuge

untuk pengedapan eritrosit dimana pada proses centripuge tersebut sangat tergantung pada

kecepatan dan waktu centrifuge, kecepatan centrifuge berpengaruh karena semakin tinggi

kecpatan semakin cepat terjadinya pengendapan eritrosit dan begitu pula sebaliknya. Selain

Page 2: Bab 1

kecepatan centrifuge, waktu centrifuge juga berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan

hematokrik. Makin lama centrifuge dilakukan maka hasil yang diperleh semakin maksimal.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian yang

berjudul Penentuan Nilai MCV Menggunakan Hematokrik Metode Makro dan Mikro.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah “Apakah ada

perbedaan hasil nilai MCV menggunakan Hematokrik Metode Makro dan Mikro”?

C.Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui perbedaan hasil nilai MCV menggunakan pemeriksaan hematokrit

metode makro dan mikro.

2. Tujuan khusus

Untuk menentukan perbedaan hasil nilai MCV menggunakan pemeriksaan hematokrit

metode makro dan mikro.

D. Manfaat penelitiaan

1. Manfaat bagi institusi

Dapat memberikan alternatif –alternatif pemecahan masalah dan masukan bagi tenaga

laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan hematokrit metode makro dan mikro.

2. Manfaat bagia akademik

Untuk memberikan sumbangsih ilmiah pada almamater tentang pemeriksaan hematokrit

berdasarkan hasil penelitian.

3. Manfaat bagi penelitian

Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis tentang pemeriksaan hematokrit dalam

rangka meningkatkan kualitas kesehatan terutama dalam bidang laboratorium.

E. Hipotesa

Hipotesa Nol (H0)

Tidak ada perbedaan hasil nilai MCV menggunakan hematokrit metode makro dan mikro.

Page 3: Bab 1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.Gambaran Darah

1. Devinisi Darah

Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup,mulai dari binatang

primitive sampai manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam

pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsnya sebagai pembawa oksigen

( Oxygen Carrier ), mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mekanisme

hemoestasis. Darah terdiri atas dua komponen utama

Yaitu :

a. Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air,

elektrolit dan protein darah.

b. Butir-butir darah (Blood Coruscles) yang terdiri atas sel darah merah

( Eritrosit),sel darah putih (leokosit) dan butir pembeku (Trombosit).

Darah adalah jaringan tbuh yang berbeda dengan jaringan tubuh yang lain yang

berada dalam konsistensi cair dan beredar dalam suatu sistem tertutup yang di

namakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport sebagai bahan

serta fungsi hemostasis.

2. Volume Darah

Volume darah pada orang sehat di tentukan oleh jenis kelamin.

Volume darah pada laki-laki dewasa adalah 5 liter, sedangkan pada perempuan

dewasa agak lebih rendah yaitu 4,5 liter.

3. Fungsi Darah

Fungsi darah adalah untuk transportasi sel darah merah tetapi berada dalam

sirkulasi dan mengandung pigmen pengangkut hemoglobin.

Page 4: Bab 1

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut :

a. Alat transpor makanan yang diserap dari saluran cerna dan diedarkan ke seluruh

tubuh.

b. Alat transpor O2 yang diambil dari paru-paru untuk dibawa keseluruh tubuh.

c. Mempertahankan keseimbangan dinamis (hemoestasis) dalam tubuh termasuk

dalamnya ialah mempertahankan suhu tubuh, mengatasi keseimbangan distribusi

air dan mempertahankan keseimbangan asam basa pil darah dan cairan tubuh tetap

dalam keadaan yang seharusnya.

d. Mempertahankan tubuh dari agresi benda atau senyawa asing yang umumnya

dianggap punya potensi menimbulkan ancaman.

Dalam sistem sirkulasi, darah berfungsi sebagai berikut :

a. Mengangkut karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru-paru.

b. Mengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh jaringan tubuh.

c. Mengangkut sari-sari makanan dari usus ke jaringan tubuh.

d. Mengangkut jasil ekskresi dari jaringan tubuh ke ginjal.

e. Mengatur dan mengontrol temperatur tubuh.

4. Komponen Darah.

Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah, sebagian besar sel darah

terdiri atas eritrosit dan leukosit. Sedangkan jumlah leukosit terlatif sangat sedikit

yaitu 2 permil dari jumlah eritrosit. Disamping eritrosit dan leukosit ada partikel lain

yang disebut trombosit. Trombosit ini mempunyai fungsi penting pada pengumpulan

darah beredar keseluruh tubuh melalui sistem sirkulasi.

Unsur sel darah merah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), beberapa jenis

sel darah putih (leukosit), dan fragmen sel yang disebut trombosit. Eritrosit berfungsi

sebagai transport atau pertukaran O2 dan CO2, leukosit berfungsi untuk mengatasi

infeksi dan trombosit untuk engostasis.

Page 5: Bab 1

B. Gambaran Umum Eritrosit (Sel Darah Merah)

1. Defenisi.

Eritrosit atau sel darah merah adalah sel terbanyak dalam darah, karena selain

ini mengandung senyawa yang berwarna merah yaitu hemoglobin, maka dengan

sendirinya darah berwarna merah. Sel ini mudah dapat dilihat dengan bantuan

mikroskop pada sediaan apus darah. Sel ini lunak dan lentur maka dalam

perjalanannya melalui mikro sirkulasi dan konfigurasinya berubah-ubah, troma bagian

luar yang mengandung protein yang terdiri dari antigen kelompok A dan B serta

faktor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah

merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan

mempertahankan PH normal melalui serangkaian dapur intraseluler.

2. Morfologi Dan Sifat-sifat Eritrosit

Volume eritrosit adalah ± 14 – 94 mm2, sedangkan luas permukaan eritrosit

adalah ± 16 – 135 mm2. Ukuran-ukuran ini dapat berubah menjadi lebih besar atau

lebih kecil, yang selalu berhubungan dengan kelainan eritrosit dan menyebabkan atau

menyertai anemia.

Sel darah merah biasanya digambarkan berdasarkan ukuran dan jumlah hemoglobin

yang terdapat sel :

a. Normositik : Sel yang ukurannya normal

b. Mikrositik : Sel yang ukurannya kecil

c. Makrositik : Sel yang ukurannya besar

d. Hipokrom : Sel yang jumlah hemoglobinnya sedikit

e. Normokromik : Sel yang jumlah hemoglobin yang normal

f. Hiperkromik : Sel yang jumlah hemoglobinnya banyak

Dalam keadaan normal, bentuk eritrosit dapat berubah-ubah. Sifat inilah yang

memungkinkan sel tersebut masuk ke mikrosirkulasi kapiler tanpa mengalami

kerusakan.

Page 6: Bab 1

3. Produksi Eritrosit

Eritroblas muncul dari sel sistem premitif dalam sum-sum tulang. Eritroblas

adalah sel berinti yang dalam proses pematangan di sum-sum tulang menimbun

hemoglobin dan secara bertahap kehilangan intinya. Pada tahap ini, sel dikenal

sebagai retikolosit, pematangan lebih lanjut menjadi eritrosit, disertai dengan

hilangnya material berwarna gelap dan sedikit penyusutan ukuran. Eritrosit matang

kemudian dilepaskan dalam sirkulasi. Untuk produsi eritrosit normal sum-sum tulang

memerlukan besi, vitamin B12, asam folat, vitamin B6, dan faktor lain.

4. Membran Eritrosit

Membran eritrosit terdiri atas lipid dua lapis (lipid bilayer), protein membran

integral, dn suatu rangka membran. Sekitar 50% membran adalah protein, 40% lemak,

dan 10% kabohidrat. Kabohidrat hanya terdapat pada permukaan luar sedangkan

protein dapat diparifer atau integral menembus lipid dus lapis. Beberapa protein

eritrosit telah diberi nomor menurut mobilitasnya pada elektroforesis gel

poliakrilamid.

5. Kandungan dan Fungsi Eritrosit

Eritrosit matang mengandung unsur utama yaitu hemoglobin yang mempunyai

fungsi sebagai pengangkut oksigen keseluruh paru-paru keseluruh tubuh. Bila terjadi

pendarahan atau infeksi kronik maka sel eritrosit dengan hemoglobinnya akan hilang

atau menurun secara signifikan dan terjadi suatu keadaan yang disebut anemia

sehingga kemampuan darah meningkat dan mengangkut oksigen secara otomatis

berkurang karena sehingga konsentrasi hemoglobin sangat menentukan afinitas atau

daya ikat terhadap oksigen.

C. Gambaran Umum Indeks Eritrosit

1. Defenisi

Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit.

Istilah lain untuk indeks eritrosit adalah indeks kospouskuler. Indeks eritrosit terdiri

atas : isi/volume atau ukuran eritrosit (MCV : mean corpuscular volume atau volume

Page 7: Bab 1

eritrosit rata-rata), berat (MCV : mean corpuscular hemoglobin atau hemoglobin

eritrosit rata-rata), konsentrasi (MCHC : mean corpuscular hemoglobin concentration

atau kadar hemoglobin eritrosit rata-rata), dan perbedaan ukuran (RDW : RBC

distribution width atau luas distribusi eritrosit). Indeks eritrosit dipergunakan secara

luas dalam mengklasifikasi anemia atau sebagai penunjang dalam membedakan

berbagai macam anemia.

Indeks eritrosit dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu manual dan

elektronik (automatik) menggunakan hematologi analyzer. Untuk dapat menghitung

indeks eritrosit secara manual diperlukan data kadar hemoglobin, hematokrit dan

hitung eritrosit.

2. Bagian-Bagian Indeks Eritrosit

A. Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau Mean Corpuscular Volume (MCV)

MCV mengindikasikan ukuran eritrosit : mikrositik (ukuran kecil), normositik

(ukuran normal), dan makrositik (ukuran besar). Nilai MCV diperoleh dengan

mengalikan hematokrit 10 kali lalu membaginya dengan hitung eritrosit. MCV =

(hematokrit x 10) : hitung eritrosit.

Nilai Normal :

a. Dewasa : 80 – 100 (baca femtoliter)

b. Bayi baru lahir : 98 – 122 fL

c. Anak usia 1-3 tahun : 73 – 101 fL

d. Anak usia 4-5 tahun : 72 – 88 fL

e. Anak usia 6-10 tahun : 69 – 93 fL

Masalah Klinis :

a. Penurunan nilai : anemia mikrositik, anemia defisiaensi besi (ABD), malignansi,

artritis reumatoid, hemoglobinopati (talasemia, anemia sel sabit, hemoglobin C),

keracunan timbal, radiasi.

b. Peningkatan nilai : anemia makrositik, aplastik, hemolitik, pernisiosa; penyakit

hati kronis; hipotiroidisme (miksidema); pengaruh obat (defisiensi vit B12,

antikonvulsan, antimetabolik).

Page 8: Bab 1

B. Gambaran Umum Hematokrit

1. Defenisi

Hematokrit adalah persentase volume seluruh eritrosit yang ada di dalam

darah dan diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara

memutarnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang

nilainya dinyatakan dalam persen (%) (Sadikin M. 2002).

Hematokrit adalah angka yang menunjukan persentase zat padat dalam darah

terhadap cairan darah. Dengan demikian, terjadi pembesaran cairan darah keluar

pembuluh darah. Sementara bagian pada darah tetap dalam pembuluh darah dan

terjadi peningkatan hematokrit. Berdasarkan persentase perbandingan volume

eritrosit/volume darah hematokrit dapat juga ditentukan dengan menggunakan

instrumen elektronik otomatik.

Hematokrik adalah persentase volume seluruh eritrosit yang ada didalam

darah dan diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara

memutarnya didalam tabung khusus dalam waktu dan kecepatan tertentu yang

nilainya dinyatakan dalam persen (%).

Nilai hematokrit dinyatakan dengan persen (%) dari volume darah itu.

Biasanya nilai itu ditentukan darah vena atau darah kapiler. Hormonnya untuk pria

40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol % (Gandasoebrata R. 2006).

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Hematokrit

a. Radius Centrifuge

Kecepatan mengendapnya eritrosit dipengaruhi oleh radius centripuge yaitu

semakin kecil radius centripuge maka semakin cepat terjadi pengendapan eritrosit.

Begitupun sebaliknya semakin besar radius centripuge maka semakin lambat

terjadinya pengendapan eritrosit.

b. Kecepatan Centrifuge

Makin tinggi kecepatan centrifuge semakin cepat terjadinya pengendapan

eritrosit dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecepatan centrifuge semakin

lambat terjadinya pengendapan eritrosit.

Page 9: Bab 1

Pengaruh kecepatan centrifuge, dapat kita lihat pada hasil pemeriksaan

hematokrit dengan menggunakan kecepatan centrifuge 3000 rpm dan 200 rpm selama

30 menit menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (Nurhidayah, 2008).

c. Lamanya Pemusingan

Selain radius dan kecepatan centrifuge, lamanya centrifuge juga berpengaruh

terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil

yang diperoleh semakin maksimal.

3. Berbagai Sumber Kesalahan Dari Pemeriksaan Hematokrit

Kesalahan yang mungkin terjadi pada pemeriksaan hematokrit dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Tahap Pra Analitik

b. Tahap Analitik

c. Tahap Paksa Analitik

4. Nilai Normal Hematokrit

a. Pria : 40-48 vol/%

b. Wanita : 37-43 vol/%

Page 10: Bab 1

5. Kerangka Pikir

Gambar 2.1

Skema kerangka berpikir

Hematokrit

Metode Makro Metode Mikro

Pemeriksaan Nilai MCV

Hasil

Alat

Metode

Reagen

Sampel

SDM

Uji t

Page 11: Bab 1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Yang di gunakan dalam jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratorium

dengan melakukan uji deskriptif untuk melihat gambaran indeks eritrosit

menggunakan hematokrit metode makro dan mikro.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua Mahasiswa program DIII Analis

Kesehatan Mega rezky Makassar.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua mahasiswa yang di ambil; sebanyak 20

orang.

3. Tehnik pemilihan sampel

Cara pemilihan sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah porbability

sampling dimana setiap subyek dan populasi mempunyai kesempatan yang sama

untuk terpilih atau tidak terpilih sebagai sampel.

Page 12: Bab 1

C. Alur Penelitian

Gambar 3.1

Skema Alur Penelitian

Mahasiswa

Darah EDTA

Pemeriksaan Hematokrit

Metode Makro

Pembahasan

Analisa Data

Kesimpulan

Hasil

Metode Mikro

Page 13: Bab 1

D. Variabel penelitian

1. Variabel penelitian

Penentuan nilai MCV menggunakan Hematokrit Metode Makro dan Mikro.

2. Variabel terikat

Hasil hitung nilai MCV

E. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 30 Mei sampai 02 Juni 2011

2. Lokasi penelitian

Penelitian ini di lakukan di lakukan di Stikes Mega Rezky Makassar dan

pengujiannya di laboratorium Hematologi DIII Analis Kesehatan Stikes Mega

Rezky Makassar.

F. Devinisi Oprasional

1. Hematokrit adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml dan disebut dengan

persen(%) dari volume darah itu.

2. Indeks eritrosit adalah batasan untuk ukuran dan isi hemoglobin eritrosit. istilah

lain untuk indeks eritrosit adalah kospouskuler.

3. Pemeriksaan hematokrit metode makro adalah sebanyak 1 ml sampel darah (darah

EDTA atau heparin) dimasukan dalamtabung Wintrobe yang berukuran panjang

110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Kemudian tabung

sentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit

adalah nilai hematokrit yang di nyatakan dalam %

4. Pemeriksaan hematokrit metoda mikro adalah sampel darah (darah kapiler,darah

EDTA, darah heparin atau darah amonium-kaliu oksalat) dimasukan dalam tabung

kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung

kapiler di gunakan ada dua macam yaitu berisi heparin (bertanda merah) untuk

sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru)

untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.

5. Penentuan mean corpouscular volume (MCV)adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan untuk mengindisikan ukuran eritrosit.

6. Mahasiswa adalah insan akademik yang berfikir maju dalam memperjuangkan diri

dari masyarakat dengan memiliki ciri sebagai masyarakat yang rasional, ilmiah,

objektif, tidak mengenal putus asa, denga mengedapatkan rasio dari pada eosi.

Page 14: Bab 1

G. Analisa Data

Data disajikan dalam bentuk tabel untuk melihat ada tidaknya perbedaan,

dimana di lakukan pengujian statistik dengan uji beda (uji t) yang di olah secara spss

(paired Sample Correlation) pada tingkat kepercayaan 95%?(α=0,5).

Rumus yang di pakai untuk (uji t) adalah :

X1 : Rata-rata hasil hitung nilai hematokrit metode makro dan mikro

X2: Rata-rata hasil hitung nilai hematokrit metode otomatik

S1 : Standar deviasa jumlah hematokrit metode otomatik

n1 : Jumlah sampel darah metode mikro

n 2 : Jumlah sampel darah metode otomatik

Untuk uji hepotesis dua pihak,Ho diterima jika t hitung ¿ t tabel dan apabila Hi di

tolak maka t hitung ¿ t tabel

H. Prosedur Kerja

1. Pemeriksaan hematokrit metode makro :

a. Prinsip :

Darah yang di campur dengan anti koagulan EDTA di masukkan dalam tabung

wintrobe kemudian di centripugedengan kecepatan yang di tinggal dalam waktu

tertentu.

b. Alat :

1) Pipet pasteur

2) Tabung wintrobe

3) Centripuge

c. Bahan

1) Darah EDTA

d. Cara kerja

1) Darah di campur dengan seksama hingga homogen.

2) Dengan menggunakan pipet pasteur/pipet wintrobe darah di masukan dalam

tabung wintrobe hingga mencapai sampai garis tanda 10. Di mulai dari dasar

tabung dan hindari terjadinya gelombang gelombang udara dalam tabung.

Page 15: Bab 1

3) Tabung yang berisi darah diputar selama 30 menit dengan kecepatan 3000

Rpm.

4) Hasil pemeriksaan hematokrit di baca dngan memperhatikan :

a) Tinggi kolom eritrosit yang dibaca sebagai nilai hematokrit yang di

tanyakan dalam persen(%)

b) tabelnya lapisan putih di atas eritrosit yang tersusun dan leukosit dan

trombosit,lapisan ini disebut sebagai buffy coat dan di nyatakan dalam

mm.

c) warna kuning dan lapisan plasma dan di sebut indeks ikterus. Warna

kuning tersebut di bandingkan dengan warna larutan kalium bikromat yang

intensitas warnanya di nyatakan dalam satuan (S).

5) Perhitungan Hasil

Hm = lerengatas+lereng bawah

2× 10

2. Pemeriksaan Hematokrit metode mikro :

a. Prinsip

Darah yang di campur dengan anti koagulan EDTA dimasukkan dalam tabung

wintrb kemudian di centrifuge dengan kecepatan yang tinggi dalam waktu yang

tertentu.

b. Alat

1) Pipet pasteur

2) Tabung wintrobe

3) Centripuge

c.Bahan :

1). Darah EDTA

d. Cara kerja

1) sampel yang di pakai adalah darah yang di masukan kedalam tabung pipa

kapiler (mikrokapiler) yang mengisap dengan sendirinya dngan gaya

kapilartas biarkan sampai ± 10 mm, bagian ujungnya tidak berisi darah.

2) bagian ujung yang lain di tutup dengan senyawa plastikk (slica) kemudian

letakkan pada piringan atau centrifuge khusus.Perhatikan cara meletakkan

Page 16: Bab 1

tabung kapiler dengan memberikan penyimbang yaitu pipa kapiler arah

gaya sentrifugen.

3) putar selama 3-5 menit dengan kecepatan 16.000 rpm.

4) Baca tinggi kolom eritrosit pada aat pengukurannya atau alat pembacanya.

Di nyatakan dalam volume persen(%).

3 . Pemeriksaan eritrosit :

a. Prinsip :

Darah di encerkan , kemudian di hitung jumlah eritrosit (sel darah merah)

yang ada dalam volume.

b. Alat :

1) Hemositometer sel yang terdiri dari :

a) Kamar hitung (Improved Neubaure)

b) Pipet eritrosit

c) Karet penghisap

d) Deg glass

2) Mikroskop

c. Bahan :

1) Larutan hayem

2) Darah (kapiler atau vena)

3) Kapas atau tissue

d. Cara kerja :

1) Siapkan alat dan bahan.

2) Hisaplah darah kapiler atau darah vena dengan pipet eritrosit sampai tepat

pada garis 0,5

3) Hapuslah kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan

kertas saring atau tissue secra tepat.

4) Masukan ujung pipet ke dalam larutan hayem sambil menahan posisi darah

pada garis tadi, hisap larutan hayem perlahan-lahan jangan sampai timbul

gelembung sampai tepat pada garis 101.

5) Angkatlah pipet dari cairan dan tuup ujubg-ujungnya dengan ujung jari

lalu lepaskan karet penghisap.

6) Kocoklah pipet dengan ujung-ujungnya dengan ujung jari pipet dengan ibu

jari tengah selama 2-3 menit

Page 17: Bab 1

7) Ambilah kamar hitunh(improved neubaver) yang bersih, letakan kamar

hitung ini dengan kaca penutup terpasang mendatar di atasnya.

8) Kocoklah kembali pipet yang telah di isi tadi, kemudian buanglah cairan

dalam batang kapiler pipet sebanyak 3-4 tetes dan segera sentuhlah ujung

pipet dengan sudut 30M pada permukaan kamar hitung serta

menyinggungkan pinggir kaca penutup.biarkan kamar hitung terisi secara

perlahan-lahan dengan sendirinya.

9) Biarkan kamar hitung di atas mikroskop selama dua menit agar eritrosit

mengendap.

10) Hitung eritrosit di bawa mikroskop dengan pembesaran 40 kali.

Perhitungan :

FP = 101−1

0,5=200.

Luas tiap bidang kecil adalah 1

4000mm2 dan tiggi kamar hitung

110

mm.

Eritrosit di hitung dalam 5 x 16 bidang kecil sehingga Jumlah luasnya = 80 X

140

mm² =15

mm².

Faktor perkalian = 5x10x200=10.000.

Jadi jumlah eritrosit = jumlah eritrosit yang di hisap × 10.000/mm³darah.

e. Pelaporan di nyatakan jumlah eritrosit yang di hitung x 10.000/mm3 darah.

f. Cara menghitung eritrosit dalam kamar hitung

1) Meja mikroskop harus dalam sikap horizontal atau kecilkan diagfragma.

2) Aturlah fokus terlebih dahulu dengan memakai lensa objektif 10x

kemudian ganti dengan lensa objektif 40x sampai garis bagian dalam

bidang kecil di bagian tengah tampak jelas.

3) Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam bidang kecil (bidang

A,B,C,D,dan E)yang terbagi lagi dalam 16 bidang kecil-kecil

Page 18: Bab 1

4) Mulailah menghitung dari sudut kiri atas,terus ke kanan kemudian turun ke

bawah dan mulai lagi dari kanan ke kiri lalu turun ke bawa dan

seterusnya. Cara seperti ini berlaku untuk kelima bidang kecil.

5) Kadang-kadang ada sel yang letaknya menyinggung garis batas. Untuk

sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah atas dan sebelah kiri harus

di hitung,sebaliknya sel-sel yang menyinggung garis batas sebelah bawah

dan sebelah kanan tidak di hitung(petunjuk pemeriksaan laboratorium

puskesmas).

Gambar3.1 kamar hitung improved neubaver

(sumber Hematologi, Heru Santoso Wahito Nugroho,200)

Page 19: Bab 1

DAFTAR PUSTAKA

Bakta.M. I. 2006,’’ hematologi Klinik Ringkas’’.Buku kedokteran Jakarta.

Brunner dan Suddarth,(2002),edisi 8. Buku Ajar Keperawatan Medical

Bedah.Penerbit Buku kedokteran : EGC

Corwin,Elisabeth.J(200),Penerbit Buku kedokteran : EGC

Corwin,Elisabeth.J(200),"Buku Saku Patofisiologi"EGC Jakarta

Evilin Pearce,2002. Anatomi dan Fisiologi paramedis.PT Gramedia pustaka

utama.Jakarta.

Gandasoebrata R.(2006)."Penuntun Lab Klinik’’

(http//id.shvoong.com/medicine-and-health/1994840-fungsi-darah/) januari

26,2011

(Petunjuk Pemeriksaan Laboratorium Puskesmas).

Ronal A. Sacher.2007.Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratoroum.Buku Kedokteran. Jakarta

Sadikin.M,2002,’’Biokimia Darah’’.Widya Medika,Jakarta.

Subowo,HistologiUmum. Jakarta.Bumi Aksara,2002

(Sumber Histologi,Heru Santoso Wahito Nugroho,2000)