Bab 1
-
Upload
sarah-anindita -
Category
Documents
-
view
293 -
download
7
Transcript of Bab 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus pengecap. Lidah
terdiri dari dua kelompok yaitu otot intrinsic melakukan gerak halus dan otot ekstrinsik yang
melaksanakan gerakan kasar pada waktu mengunya dan menelan. Lidah mengaduk-ngaduk
makanan, menekanya pada langit-langit dan gigi dan akhirnya mendorongya masuk faring.
Lidah terbagi menjadi :
1) Apex linguae menunjukkan ujung lidah
2) Dorsum linguae menunjukkan bagian sebelah atas lidah, dibagian belakang dorsum linguae
terdapat sulkus terminalis linguae dan foramen caesum ditengahnya. Foramen caesum
linguae adalah sisa duktus thyroglossus.
3) Facies inferior linguae adalah bagian lidah yang terletak dibawah. Disini dapat ditemukan
frenulum linguae dan muara glandula submandibularis serta glandula sublingualis di kiri –
kanannya.
4) Radix linguae adalah belakang lidah yang terletak pada diafragma oris, melekas pada os
mandibula dan os hyoideum. Bagian ini sebenarnya sudah terletak di faring dan
berhungungan dengan epiglotis.
Lidah terletak pada dasar mulut, ujung serta tepi lidah bersentuhan dengan gigi dan terdiri
dari otot serat, lintang dan dilapisi oleh selaput lendir yang dapat digerakkan kesegalah arah. Bila
lidah di gulung kebelakang maka, tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum
lingual, sebauh struktur ligament halus yang mengaitkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
Bagian anterior lidah bebas tidak terkait.
1.2 Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari pengecapan ?
2) Apa saja bagian-bagiannya dari lidah (lingual) ?
3) Bagaimana sensori pengecapan dasar pada manusia ?
4) Apa fungsi dari lidah ?
5) Apa tenaga listrik dan energi kimia yang terdapat pada lidah ?
6) Apa pegertian dari Saliva ?
7) Apa fungsi saliva ?
8) Apa papil pengecap itu ?
9) Bagaimana Jalur Pengecap ?
10) Bagaimana fisiologi Pengecapan ?
11) Apkah Modalitas Pengecapan Dasar?
12) Bagaimana Ambang Kecap & Pembedaan Intensitas ?
13) Bagaimana Rasangan Reseptor ?
14) Bagaimana Kelainan pada lidah ?
15) Bagaimana Gangguan pada lidah?
16) Bagaimana Cacat bawaan pada lidah?17) Bagaimana Peradangan pada lidah?18) Bagaimana Tumor?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan informasi secara global struktur, fungsi dan kelainan pengecapan pada
manusia
1.3.2 Tujuan khusus
1) Menjelaskan pengertian dari pengecapan
2) Menjelaskan bagian-bagiannya dari lidah (lingual)
3) Menjelaskan sensori pengecapan dasar pada manusia
4) Menjelaskan fungsi dari lidah
5) Menjelaskan tenaga listrik dan energi kimia yang terdapat pada lidah
6) Menjelaskan pegertian dari Saliva
7) Menjelaskan fungsi saliva
8) Menjelaskan papil pengecap itu
9) Menjelaskan Jalur Pengecap
10) Menjelaskan fisiologi Pengecapan
11) Menjelaskan Modalitas Pengecapan Dasar
12) Menjelaskan Ambang Kecap & Pembedaan Intensitas
13) Menjelaskan Rasangan Reseptor
14) Menjelaskan Kelainan pada lidah
15) Menjelaskan Gangguan pada lidah
16) Menjelaskan Cacat bawaan pada lidah17) Menjelaskan Peradangan pada lidah18) Menjelaskan Tumor lidah
1.4 Manfaat
Mahasiswa mengetahui tentang stuktur, fungsi dan kelainan pada pengindraan pengecapan.
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Lidah merupakan massa jaringan pengikat dsan otot lurik yang diliputi oleh membran
mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot karena jaringan penyambung lamina propia
menembus ke dalam ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah membran
mukosanya halus. Lidah juga merupakan suatu rawan (cartilago) yang akarnya tertanam pada
bagian posterior rongga mulut (cavum oris) dekat dengan katup epiglotis yang menuju ke laryng.
Lidah merupakan bagian tubuh penting untuk indra pengecap yang terdapat kemoreseptor
(bagian yang berfungsi untuk menangkap rangsangan kimia yang larut pada air) untuk
merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam
rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda.
2.2 Bagian-bagian lidah
Pada mamalia dan vertebrata yang lain, pada lidahnya terdapat reseptor untuk rasa. Reseptor ini
peka terhadap stimulus dari zat-zat kimia, sehingga disebut kemoreseptor. Reseptor tersebut
adalah kuncup-kuncup pengecap. Kuncup tersebut berbentuk seperti bawang kecil atau piala dan
terletak dipermukaan epitelium pada permukaan atas lidah. Kadang juga dijumpai pada langit-
langit rongga mulut, faring dan laring, walaupun sedikit sekali. Kuncup-kuncup pengecap ini ada
yang tersebar dan ada pula yang berkelompok dalam tonjolan-tonjolan epitel yang disebut
papilla. Terdapat empat jenis
papilla:
1. Filiformis
a) Terdapat Di Bagian Posterior
b) Berbentuk Penonjolan Konis, Sangat Banyak Diseluruh Permukaan Lidah
c) Epitel Tidak Mengandung Putting Pengecap
d) Epitel Berambut
2. Fungiformis
a) Di bagian anterior dan diantara filiformis
b) Menyerupai jamur karena menpunyai tangkai sempit dan permukaan yang halus, bagian atas
melebar
c) Mengandung putting kecap, tersebar di permukaan atas
d) Epitel berlapis pipih tak menanduk
3. Foliatel
a) Pada pangkal lidah bagian lateral, terdapat beberapa tonjolan-tonjolan padat.
b) Bentuk: sirkumvalata
c) Banyak putting kecap
4. Circumfalate
a) Papillae yang sangat besar dengan permukaannya yang pipih meluas di atas papillae lain,
susunan seperti parit
b) Tersebar di daerah “v” bagian posterior lidah
c) Banyak kelenjar mukosa dan serosin
d) Banyak putting kecap yang terdapat di sepanjang sisi papilla.
2.3 Sensori Pengecapan Dasar
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel
penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang
pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap melalui
lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa
dasar, yaitu manis, masam, asin dan pahit. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :
1. Rasa Asin = Lidah Bagian Depan
kualitas rasa berbeda antara garam satu dengan garam yang lain. Kation membentuk rasa
asin, anion juga berperan membentuk rasa asin walaupun sedikit.
2. Rasa Manis = Lidah Bagian Tepi
Dibentuk oleh satu sensasi kimia saja (missal:gula, glikol, aldehit, keton, amida dan asam
amino). Kebanyakan substansi yang membentuk rasa manis adalah substansi kimia organic.
Perubahan sangat kecil pada radikal sederhana mengubah substansi rasa dari manis menjadi
pahit.
3. Rasa Asam / Asem = Lidah Bagian Samping
intensitas dari sensasi rasa hampir sebanding dengan logaritmadari konsentrasi ion
hydrogen, yaitu semakin asam suatu rasa semakin kuat sensasi dibentuk.
4. Rasa Pahit / Pait = Lidah Bagian Belakang
substansi yang membentuk rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organic;
substansi organic rantai panjang yang mengandung nitrogen dan alcohol meliputi banyak zat
yang digunakan dalam obat – obatan.
Senyawa pahit dikecap pada dorsum lingua, senyawa asam dikecap pada sepanjang tepi
lidah, manis dikecap pada ujung lidah, dan asin dikecap pada lingua anterior. Keempat sensasi
dapat diindrakan pada faring dan epiglottis. Perbedaan fisiologis telah diperlihatkan dengan
merekam aktivitas listrik serabut saraf dari tunas pengecapan.
Sel reseptor berespons terhadap senyawa yang dilarutkan dalam cairn mulut yang
memandikannya. Senyawa ini bekerja atas mikrofili yang terpapar dalam pori pengecap untuk
membangkitkan potensial generator di dalam sel reseptor yang membentuk sel potensial aksi
dalam neuron sensorik.
Kemampuan manusia membedakan intensitas pengecapan relatif kasar. Perubahan 30%
konsentrasi senyawa kecap diperlukan sebelum perbedaan dapat dideteksi. Bau makanan dapat
masuk ke nasofaring dan merangsang system penciuman ribuan kali kekuatan system
pengecapan. Cita rasa yang disukai mengandung elemen rangsangan nyeri, misalnya rasa pedas,
kekentalan dan suhu makanan menyokong cita rasa makanan. Ambang pengecapan, terutama
rasa asam, meinduksi terjadinya salvias melalui reflex. Impuls dari traktus solitaries merangsang
pusat saliva dari batang otak yang menyebabkan refleks peningkatan sekresi liur lmbung oleh
refleks pengecapan.
2.4 Fungsi lidah
A) Menunjukkan kondisi tubuh
Selaput lidah manusia dapat digunakan sebagai indikator metabolisme tubuh,terutama
kesehatan tubuh manusia. Setiap lidah manusia sering terdapt selaput berwarna putih, semakin
tebal lapisan nya menandakan adanya aktivitas faktor patogen yang kuat seperti masuk angin,
tingkat dahak,panas tubuh akibat infeksi dan retensi makanan, jika tidak ada selaput lidah
mengindikatorkan adanya ganguan ginjal dan kandung empedu.
1) Warna Lidah
a) Kuning menandakan adanya infeksi bakteri, jika warna kuning menuju kehijauan adanya
infeksi bakteri akut.
b) Merah menandakan aktivitas panas tubuh, jika hanya terdapat pada ujung lidah berarti
adanya panas pd jantung,jika terdapat pada sisi kanan kiri menandakan adanya ganguan
ginjal dan kandung empedu.
c) Ungu berarti adanya aktivitas statis darah, darah tidak lancar dan ada gangguan.
d) Biru menandakan adanya aktivitas dingin yang menyebabkan statis darah.
2) Bentuk Lidah
a) Tipis ,jika bentuk lidah tipis dan berwarna pucat menandakan defisiensi (kekurangan )
darah yang berhubungan dengan hati semakin pucat semakin parah gangguan hati
b) Tebal ,sirkulasi darah tidak normal menandakan gangguan ginjal dan limpa
c) Kaku ,menandakan masuk angin
d) Panjang,adanya akivitas panas pada jantung
e) Retak,adanya ganguan pada lambung limpa dan jantung
B). Membasahi makanan di dalam mulut Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah
C). Mengecap atau merasakan makanan
D). Membolak-balik makanan
E). Menelan makanan
F). Mengontrol suara dan dalam mengucapkan kata-kata
2.5 Tenaga Listrik dan Energi Kimia
Rangsangan adekuat reseptor kecap adalah rangsangan kimia. Partikel zat yang dapat
membangkitkan rasa kecap bergabung dengan salah satu molekul reseptor yang terdapat pada
pertukaran mikroalveoli sel pengecap. Dengan penggabungan ini terjadi perubahan permeabilitas
local pada membrane sel yang selanjutnya menimbulkan depolarisasi, merupakan potensial
reseptor.
Ion hydrogen secara spesifik dirasakan asam. HCL, asam asetat, asam sitrat dirasakan
asam. Asam organic lebih asam dibandingkan asam mineral karena asam organic lebih mudah
menembus membrane sel disbanding asam mineral. Monosakarida dirasakan manis sebagai zat
pengganti gula. Ambang rasa kecap masing – masing berbeda tetapi zat yang terasa pahit
mempunyai ambang yang sangat rendah.
Bila makanan ada dalam mulut atau kita mencium bau makanan maka akan keluar saliva
atau yang disebut sekresi psikis yang akan merangsang nervus olfaktorius dan nervus
glosofaringeus.
Rasa sensasi haus diprojeksikan pada faring. Reseptornya tidak diketahui dengan pasti
sedangkan serabut eferennya melalui nervus glosofaringeus (saraf IX). Pusatnya tidak diketahui,
sensasi haus merupakan pelindung untuk segera minum. Rasa sensasi lapar diproyeksikan pada
lambung, biasanya bersamaan dengan kontraksi rimis yang kuat dari otot – otot lambung yang
timbul periodic tiap 30-60 menit sekali. Reseptor lapar terletak diantara otot – otot lambung
serabu eferen melalaui nervus vagus dan pusat lapar yang tidak diketahui jelas.
2.6 Saliva
Saliva memiliki peranan penting dalam indra pengecapan. Saliva tersusun oleh beberapa
komponen, yaitu:
1. Air 70% - 99%.
2. Glikoprotein yang dihasilkan sublingualis.
3. Enzim pencernaan yang disebut ptialin hanya dapat bekerja dalam suasana asam.
4. Garam alakali (bersifat basa).
5. Lain – lain: sel – sel epitel yang terlepas, sel kelenjar leukosit, gas (CO2) dan bakteri.
2.6.1 Fungsi saliva
1. Fungsi mekanis (mencampur ludah dengan makanan sehingga menjadi lunak setengah
cair dan mudah ditelan).
2. Fungsi kimia (enzim ptialin mengubah hidrat arang menjadi maltose, enzim maltose
menjadi glukosa).
3. Membasahi lidah, pipi dan langit – langit (palatum) yang penting dalam proses berbicara.
4. Melarutkan makanan yang kerig hingga dapat diraskan (missal gula dan garam).
5. Mencegah gigi menjadi karies mengubah suasana asam yang ditimbulkan oleh bakteri
pembusuk.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Papil pengecap
Papil pengecap (taste buds) , organ indra untuk pengecap, merupakan badan – badan
ovoid yang berukuran 50-70 mm . masing – masing papil pengecap terbentuk oleh 4 jenis sel :
sel basal ; sel tipe 1 dan 2, yang merupakan sel sustentakularis ; dan sel tipe 3, yang merupakan
reseptor gustatorik yang membuat hubungan sinaps dengan serat saraf sensorik. Sel tipe 1, 2 dan
3 memiliki mikrovili, yang membentuk proyeksi ke dalam pori – pori pengecap, suatu lubang
epitel lidah. Leher dari sel – sel ini berhubungan satu sama lain dan dengan sel epitel di
sekitarnya melalui taut erat ( tight junction), sehingga satu- satunya bagian reseptor gustatorik
yang terpajan ke cairan dalam rongga mulut adalah mahkota mikrovilidi apaks. Masing – masing
papil pengecap di persarafi oleh sekitar 50 serat saraf, dan sebaliknya, setiap erat saraf menerima
masukan dari rata – rata 5 papil pengecap. Sel – sel ini berdiferensiasi menjadi sel reseptor baru,
dan sel reseptor lama terus – menerus dig anti dengan waktu paruh sekitar 10 hari. Apabila saraf
sensori di potong, maka papil pengecap yang dipersarafinya akan mengalami degenerasi dan
akhirnya menghilang. Namun, apabila saraf mengalami regenerasi, maka sel – sel di sekitarnya
akan tersusun membentuk papil pengecap baru,mungkin akibat semacam efek induktif kimiawi
yang berasal dari serat yang mengalami regenerasi.
Pada manusia,papil pengecap terletak di mukosa epiglottis, palatum, dan faring serta di
dinding papilla fungiformis dan papilla valata lidah. Papilla fungiformis merupakan struktur
bulat yang paling banyak ditemukan dekat ujung lidah; papilla valata adalah struktur menonjol
yang tersusun membentuk huruf V di belakang lidah. Terdapat hampir 5 papil pengecap per
papilla fungiformis, dan papil-papil tersebut biasanya terletak di puncak papila. Papila valata
yang lebih besar masing-masing mengandung sampai 100 papil pengecap, biasanya terletak di
sisi papila. Papila filiformis yang kecil, berbentuk kerucut,dan menutupi bagian dorsum lidah
biasanya tidak mengandung papil pengecap. Seluruhnya terdapat sekitar 10.000 papil pengecap.
3.2 Jalur Pengecap
Serat-serat saraf sensorik dari papil-papil pengecap di dua pertiga anterior lidah berjalan
dalam cabang korda timpani nervus fasialis, serat-serat dari sepertiga posterior lidah mencapai
batang otak melalui nervus glosofaringeus. Serat-serat dari daerah lainselain lidah mencapai
batang otak melalui nervus vagus. Di kedua sisi, serat-serat pengecap yang bermielin tetapi
menghantarkan implus relatif lambat di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk
masuk ke nucleus traktus solitarius . Di sana mereka bersinaps dengan neuron-neuron ordo-
kedua, yang aksonnya melintasi garis tengah dan bertemu dengan lamniskus medialis, berakhir
di nucleus-nukleus pemancar sensorik pada talamus bersama untuk sensai sentuh, nyeri dan
suhu. Impuls di pancarkan dari sini ke daerah proyeksi pengecapan di korteks serebrum di kaki
girus pascasentralis yang melayani sensasi kulit dari wajah.
3.3 Fisiologi Pengecapan
3.3.1 Modalitas Pengecapan Dasar
Pada manusia terdapat 4 pengecapan (rasa) dasar: manis, asam, pahit, dan asin. Bahan
yang pahit dikecap di belakang lidah, yang asam disepanjang tepi lidah, yang manis di ujung
lidah, dan yang asin di dorsum anterior. Bahan yang asam dan pahit juga terasa di palatum
bersama dengan sensitivitas untuk manis dan asin. Keempat modalitas ini dapat dirasakan di
faring dan epiglottis. Di tempat yang berbeda, tetapi adanya perbedaan fisiologis telah terbukti
melalui pengukuran potensial reseptor dari masing-masing sel pengecap pada hewan. Penelitian-
penelitian tersebut memperlihatkan bahwa sebagian sel pengecap berespons paling baik terhadap
asin , manis, atau asam. Sebagian berespons terhadap lebih dari satu modalitas, dan sebagian
terhadap keempatnya.
Bahan yang Mencetuskan Sensasi Kecap Primer
Asam (acid) terasa asam (kecut). Yang merangsang reseptor adalah H+, bukan anion yang terkait.
Untuk setiap bahan asam, rasa asam biasanya setara dengan konsentrasi H+, tetapi asam-asam
organic sering lebih asam daripada asam mineral dengan konsentrasi H+ yang sama. Hal ini
mungkin disebabkan karena asam organik lebih cepat menembus sel daripada asam mineral.
Tabel 10-2 Beberapa ambang kecap
BAHAN RASA KONSENTRASI AMBANG
(µmol/L)
Asam hidroklorida Asam 100
Natrium klorida Asin 2000
Striknin hidroklorida Pahit 1,6
Glukosa Manis 80.000
Sukrosa Manis 10.000
Sakarin Manis 23
Rasa asin dihasilkan oleh N+ . Beberapa senyawa organik juga terasa asin; misalnya,
dipeptida lisiltaurin dan orniltiltaurin terasa asin, dan berdasarkan beratnya, lisiltaurin lebih kuat
daripada NaCl.
Sebagian besar bahan yang terasa manis bahan organik. Sukrosa, maltosa, laktosa, dan
glukosa adalah contoh yang paling dikenal., tetapi polisakarida, gliserol,sebagian alkohol dan
keton, serta sejumlah senyawa yang tampaknya tidak memiliki kaitan dengan senyawa-senyawa
terdahulu, misalnya kloroform, garam berilium, dan berbagai amida asam aspartat, juga terasa
manis. Pemanis buatan misalnya sakarin dan aspartarm sering dicari untuk pemanis dalam diet
penurun berat karena bahan-bahan ini menghasilkan rasa manis dalam jumlah yang sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah sukrosa yang diperlukan agar menimbulkan rasa manis setara.
Garam-garam timah juga terasa manis.
Dua protein yang diisolasi dari buah arbei Afrika, taumatin dan morelin, terasa 100.000
kali lebih manis daripada sukrosa dengan molar yang sama. Sruktur kedua protein ini sangat
berbeda, namun antibodi terhadap salah satu protein satunya. Dengan demikian, keduanya
semestinya memiliki semacam kesamaan dalam struktur 3-dimensi, dan mungkin strukur yang
sama inilah yang berkaitan dengan reseptor rasa manis.
Bahan yang sering digunakan untuk menguji rasa pahit adalah kina sulfat. Senyawa ini
dapat dideteksi dalam konsentrasi 8 µmol/L, walaupun ambang untuk striknin hidroklorida
bahkan lebih rendah. Senyawa organik lain, terutama morfin, nikotin, kafein, dan urea, terasa
pahit. Garam-garam organik seperti magnesium, ammonium , dan kalsium juga terasa pahit.
Rasa ini disebabkan oleh adanya kation. Dengan demikian, tampaknya tidak terdapat,struktur
molekul bahan tertentu yang menyebakan timbulnya rasa pahit.
3.3.2 Ambang Kecap & Pembedaan Intensitas
Kecapatan manusia membeda-bedakan intensitas rasa, seperti pembedaan intensitas pada
penciuman, relative kasar. Diperlukan perubahan konsentrasi bahan sebesar 30% sebelum
perbedaan intensitas dapat dideteksi. Papil pengecap berespon pada bahan-bahan, yang masing-
masing konsentrasi ambangnya bervariasi.
3.4 Rasangan Reseptor
Sel reseptor pengecapan adalah kemoreseptor yang berespons terhadap bahan-bahan yang
larut dalam cairan mulut yang membasahi reseptpr-reseptor tersebut. Bahan-bahan ini bekerja
pada mikrovili yang terpajan pori-pori pengecap untuk mencetuskan potensial generator di sel
resptor, yang menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.
Bagaimana molekul dalam larutan menimbulkan potensial generator bervariasi dari suatu
modalitas pengecapan ke modalitas lain. Asam mungkin menyebabkan depolarisasi sel reseptor
rasa asam dengan menghambat saluran K+ di apeks oleh H+ . Na+ mungkin menimbulkan
depolarisasi sel reseptor asin dengan masuk melalui saluran Na+ di lidah meghilangkan
kemampuan merasakan asin. NaCl terasa lebih asin daripada natrium asetat atau natrium
glukonat, mungkin karena ion Cl- yang lebih kecil lebih dapat menembus taut erat di sekitar sel
reseptor dan membatasi hiperpolarisasi sel reseptor sewaktu Na+ dipompa keluar di dasar sel oleh
Na+-K+-ATPase. Bahan-bahan yang terasa manis tampaknya berikatan dengan reseptor membran
dan, melaului Gs , mengaktifkan adenilil siklase, yang menyebabkan kadar AMP siklik intrasel
meningkat. AMP siklik bekerja melalui protein kinase A menurunkan konduktansi K+ dengan
memfosforilasikan saluran K+ di membran basolateral sel-sel pengecap. Bahan-bahan yang pahit
tampaknya bekerja melalui cara lain. Tidak seperti yang lain, bahan-bahan ini tidak
meningkatkan aliran arus pada percobaan patch clamp , dan mungkin bekerja melalui fosfolipase
C dan reseptor yang bergabung dengan protein G untuk mencetuskan pelepasan Ca2+ dari
retikulum endoplasma.
Sekarang telah berhasil diisolasi dan dan terbukti ada pada papil pengecap, suatu subunit-
α protei n G baru yang di beri nama α-gusdusin. Protein ini mirip dengan transdusin.
Telah berhasil diklon suatu protein yang berikatan dengan molekul penghasil rasa.
Protein dihasilkan oleh kelenjar Ebner, kelenjar yang mensekresikan mukus ke dalam celah
disekitar papilla valata, dan mungkin memiliki fungsi pengangkutan dan pemekatan serupa
dengan yang dimiliki oleh OBP (protein pengikat bau) pada bagiab penciuman.
3.5 Kelainan
Kelainan pengecapan antara lain aguesia (hilangnya daya
pengecapan),hipogeusia(berkurangnya kepekaan pengecapan),dan disgeusia(distorsi daya
pengecapan). Berbagai penyakit dapat menimbulkan hipogeusia. Selain itu,obat-obat misalnya
kaptropil dan penisilami,yang mengandung gugus sulfhidril,menyebabkan kecap sementara.
Penyebab efek dari senyawa sulfhidril ini tidak diketahui.
3.6. Gangguan pada lidah
1). Luka : luka berat adalah hal yang paling sering menyebabkan ketidaknyamanan lidah.Lidah
tersebut mempunyai banyak ujung saraf untuk rasa sakit dan peraba dan lebih peka terhadap rasa
sakit dibandingkan kebanyakan bagian lain pada tubuh. Lidah sering tiba-tiba tergigit tetapi
cepat sembuh. Gigi yang tajam atau rusak bisa sangat merusak jaringan yang mudah rusak
tersebut.
2). ‘Berbulu’: pertumbuhannya terlalu cepat dari proyeksi normal di atas lidah (Vili) bisa
membuat lidah tampak berbulu. Lidah tersebut bisa juga tampak berbulu setelah demam, setelah
pengobatan antibiotik, atau ketika pencuci mulut peroxide digunakan terlalu sering. ‘Bulu’ ini
pada ujung lidah tidak perlu dibingungkan dengan leukoplakia berbulu. Leukoplakia berbulu
terbentuk di sisi lidah dan merupakan karakteristik AIDS.
3). Perubahan warna : Villi lidah bisa menjadi berubah warna jika seseorang merokok
atau mengunyah tembakau, makan makanan tertentu, atau memiliki bakteri berwarna yang
berkembang pada lidah. Ujung lidah bisa terlihat berwarna hitam jika seseorang menggunakan
sediaan bismuth untuk gangguan perut. Penyikatan lidah dengan menggunakan sikat gigi atau
kikisan dengan pengikis lidah bisa menghilangkan beberapa perubahan warna. Anemia
kekurangan zat besi bisa membuat lidah terlihat pucat dan lembut. Anemia pernicious, yang
disebabkan oleh kekurangan Vitamin B12, bisa juga membuat lidah terlihat pucat dan lembut.
Tanda pertama pada demam scarletkemungkinan berubah dari warna normal lidah menjadi
warna strawberi, dan kemudian warna rasberi. Lidah merah-strawberi pada anak kecil bisa juga
menjadi sebuah tanda penyakit Kawasaki. Lidah merah lembut dan mulut menyakitkan bisa
mengindikasi pellagra, sebuah jenis kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan niacin
(Vitamin B3) pada makanan. Lidah merah bisa juga meradang (glossitis)-lidah tersebut merah,
menyakitkan, dan bengkak. Bercak keputih-putihan, serupa dengan apa yang ditemukan di dalam
pipi, bisa disertai demam, dehidrasi, sifilis tahap kedua, sariawan, lichen planus, leukoplakia,atau
gangguan pernafasan mulut. Pada geografis lidah, beberapa daerah lidah berwarna putih atau
kuning dan kasar, sebaliknya bagian lain berwarna merah dan lembut. Daerah tersebut berubah
warna terjadi sekitar lebih dari satu periode mingguan sampai tahunan. Keadaan tersebut
biasanya tidak menyakitkan, dan tidak memerlukan pengobatan.
4). Luka dan benjolan : luka pada lidah bisa disebabkan oleh reaksi alergi, infeksi virus herpes
simplex mulut, luka sariawan, tuberculosis, infeksi bakteri, atau sifilis tahapawal. Luka bisa juga
disebabkan oleh alergi atau gangguan sistem kekebalan lainnya. Meskipun benjolan kecil pada
kedua sisi lidah biasanya tidak berbahaya, sebuah benjolan hanya pada salah satu sisi bisa
bersifat kanker. Daerah berwarna putih atau merah yang tidak bisa dijelaskan, luka, atau bengkak
(menjadi keras) pada lidahkhususnya jika tidak terasa sakit-kemungkinan tanda kanker dan harus
diteliti oleh seorang dokter atau dokter gigi. Kebanyakan kanker mulut tumbuh pada salah satu
sisi lidah atau pada dasar mulut. Kanker hampir tidak pernah muncul di ujung lidah, kecuali
ketika kanker tersebut terjadi setelah sifilis yang tidak diobati.
5). Rasa tidak nyaman : Lidah yang tidak nyaman bisa dihasilkan dari iritasi oleh makanan
tertentu, khususnya yang asam (misal, nanas), atau rasa tertentu di dalam pasta gigi, pencuci
mulut, permen, atau permen karet. Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan rasa tidak nyaman
pada lidah, sama seperti luka dan infeksi bisa lakukan. Infeksi umum yang menyebabkan rasa
tidak nyaman pada lidah adalah thrush (candidiasis), dimana jamur berbentuk lapisan putih pada
gigi yang terlalu cepat bertumbuh yang menutupi lidah. Nyeri intensif pada seluruh mulut bisa
disebabkan oleh sindrom mulut terbakar. Biasanya, hal ini adalah proses eliminasi untuk
menemukan hanya apa yang menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa tidak nyaman pada lidah
tidak disebabkan oleh infeksi biasanya diobati dengan menghilangkan penyebab tersebut. Misal,
orang tersebut bisa mencoba untuk merubah merek pasta gigi, menghentikan makanan yang
mengiritasi, atau memperbaiki gigi yang tajam atau patah oleh seorang dokter gigi.Mencuci
dengan air garam hangat bisa membantu. Sariawan bisa diobati dengan obat anti jamur, seperti
nystatin atau fluconazole.
6). Oral candidosis. Penyebabnya adalah jamur yang disebut candida albicans. Gejalanya lidah
akan tampak tertutup lapisan putih yang dapat dikerok.
7). Atropic glossitis. Penyakit ini juga sering ditemukan. Lidah akan terlihat licin dan mengkilat
baik seluruh bagian lidah maupun hanya sebagian kecil. Penyebab yang paling sering biasanya
adalah kekurangan zat besi. Jadi banyak didapatkan pada penderita anemia.
8). Geografic tongue. Lidah seperti peta, berpulau-pulau. Baik banyak maupun sedikit.Bagian
pulau itu berwarna merah dan lebih licin dan bila parah akan dikelilingi pita putih tebal.
9). Fissured tongue. Lidah akan terlihat pecah-pecah. Kadang garis hanya satu ditengah, kadang
juga bercabang-cabang.
10. Glossopyrosis. Kelainan ini berupa keluhan pada lidah dimana lidah terasa sakit dan panas
dan terbakar tetapi tidak ditemukan gejala apapun dalam pemeriksaan. Hal ini kebanyakan
karena psikosomatis dibandingkan dengan kelainan pada syaraf.
11. Burning Mouth Syndrome : (juga disebut oral dysesthesia) terjadi sangat sering pada wanita
setelah menopause. Bagian mulut yang paling sering terkena adalah lidah (nyeri pada lidah
disebut glossodynia). Rasa terbakar menyakitkan bisa mempengaruhi seluruh mulut (terutama
lidah, bibir, dan atap mulut [palate]) atau hanya lidah. Rasa tersebut kemungkinan berlanjut atau
sebentar-sebentar disertai rasa terbakar termasuk mulut kering, haus, dan rasa yang berubah.
Kemungkinan konsekwensi termasuk perubahan kebiasaan makan, sifat lekas marah, depresi,
dan penghindaran pada orang lain. Sindrom mulut terbakar tidak sama dengan rasa tidak nyaman
sementara yang kebanyakan orang alami setelah makanan yang mengiritasi atau makanan asam.
Sindrom mulut terbakar kurang baik dipahami. Yang kemungkinan menghadirkan sejumlah
keadaan yang berbeda dengan penyebab yang berbeda tetapi gejala yang umum. Penyebab
umum adalah penggunaan antibiotik, yang merubah keseimbangan bakteri di dalam mulut,
menyebabkan jamur candida sangat berkembangbiak (keadaan yang disebut sariawan). Gigi
palsu yang tidak pas dan alergi terhadap bahan-bahan gigi kemungkinan penyebab paling
mungkin. Penggunaan berlebihan pada pencuci dan semprotan mulut yang bisa menyebabkan
sindrom lidah terbakar, seperti apa saja yang membuat mulut kering, seperti alkohol atau
penggunaan tembakau, dan berbagai pengobatan. Kepekaan terhadap makanan tertentu dan
pewarna makanan, terutama sekali asam sorbic dan asam benzoat (bahan pengawet makanan),
propylene glycol (ditemukan sebagai moustirising agen pada makanan,obat-obatan, dan
kosmetik), chicle (ditemukan pada beberapa permen karet), dan kayu manis, bisa memainkan
beberapa peranan. Kekurangan vitamin, termasuk B12, asam folat, dan B-kompleks, bisa
menyebabkan sindrom mulut terbakar. Kekurangan zat besi juga termasuk di dalamnya.Keadaan
tersebut mudah didiagnosa oleh dokter tetapi sulit untuk diobati. Sering minum air atau
mengunyah permen karet bisa membantu mulut tetap lembab. Antidepresan, seperti nortriptyline,
atau obat-obatan antianxiety, seperti clonazepam, kadangkala sangat membantu, meskipun obat-
obatan ini bisa membuat gejala-gejala memburuk dengan menyebabkan mulut kering.
Kadangkala gejala-gejala timbul tanpa pengobatan tetapi bisa kembali kemudian.Plak tidak
hanya dapat terbentuk pada permukaan dan di sela-sela gigi, tapi juga dapat terbentuk dan
berakumulasi pada permukaan lidah, karena papillae yang ada di permukaan lidah menjebak
sisa-sisa makanan. Lapisan yang terbentuk di permukaan lidah yang mengandung sel mati, plak,
debris atau sisa makanan, dan bakteri penghasil VSC inilah yang menjadi salah satu sumber
utama dari bau mulut tak sedap. Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa menggosok
lidah dapat mengurangi jumlah bakteri pada permukaan lidah secara signifikan. Menurut Joseph
Tonzetich, hanya dengan menyikat bagian posterior (belakang) dorsum lidah saja, oral sulfida
dapat berkurang hingga 70 %. Penelitian ini sejalan dengan hasil dari penelitian lain, di mana
menurut Hinode, tongue coating score memiliki korelasi yang signifikan terhadap senyawa sulfur
penyebab bau mulut Warna lidah yang sehat adalah merah terang, dengan permukaan yang tidak
rata karena keberadaan papillae. Pada permukaan lidah yang kotor biasanya terlihat lapisan
berwarna keputihan (tongue coating). Salah satu cara untuk mengecek kebersihan lidah adalah
dengan mengerok lidah dengan ujung kuku, tentunya setelah jari dan kuku dicuci bersih. Bila
diujung kuku terdapat kotoran putih seperti plak pada gigi, maka Anda akan tahu bahwa adasisa
makanan yang terjebak di lidah Anda. Namun jangan mengartikan setiap lapisan putih di
permukaan lidah adalah tongue coating yang merupakan suatu kondisi yang disebabkan
penumpukan food debris (sisa makanan), sel epitel mati dan koloni bakteri. Tapi kondisi ini
bukan suatu penyakit. Lapisan putih di permukaan lidah juga dapat merupakan gejala suatu
kelainan atau penyakit. Salah satunya adalah infeksi jamur Candida, yang bila mengenai mulut
disebut oral candidiasis, atau oral thrush. Oral candidiasis utamanya disebabkan oleh spesies
candida albicans yang sebetulnya adalah flora normal mulut namun mampu menyebabkan
infeksi oportunistik pada keadaan tertentu. Bila sistem imun seseorang menurun, contohnya pada
orang dengan HIV/AIDS, orang yang menerima radioterapi, penderita Diabetes Mellitus, dll,
berpotensi untuk menderita candidiasis oral. Selain itu oral candidiasis juga dapat terjadi pada
penderita Xerostomia (mulut kering), pemakai gigi tiruan yang kotor, perokok berat, dan juga
keadaan lain yang mengubah kondisi mukosa mulut.
3.6.1 Cacat bawaan pada lidah
Lidah terbelah ( bifid / cleft tongue ); akibat gangguan perpaduan bagian kanan dan kiri.
Microglosia dan macroglossia; yang terakhir terdapat pada kretinisme kongenital, akibat kekuarangan hormon kelenjar gondok pada ibunya. Yang pertama pada sindrom Pierre Robin yang merupakan kelainan herediter.
Lingual thyroid; tampak sebagai suatu penonjolan pada pangkal lidah disekitar foramen coecum yang mengandung jaringan thyroid. Seperti diketahui, kelenjar thyroid dibentuk pada pangkal lidah ( foramen coecum ) dan pada minggu ke-5 pertumbuhan embrional akan turun ke bawah didepan trachea dan berhenti di depan os hyoid dan os thyroid. Jika sebagian tidak turut dalam proses penurunan ini, maka terjadilah lingual thyroid. Pada keadaan normal maka perjalan ini, yang merupakan suatu saluran akhirnya akan menghilang, menjadi atrofik, akan tetapi kadang – kadang tertinggal sisa daripada saluran itu dan akan beberbentuk kista. Kista ini disebut kista duktus thyroglossus yang merupakan suatu kelainan bawaan pula, dan selalu terletak pada garis tengah leher depan.
Gambar mikroskopik kista thyroglossus:
Dinding kista mengandung sisa – sisa jaringan thyroid, terdiri atas folikel – folikel kelenjar gondok yang mengandung koloid. Kista ini perlu dibedakan dengan kista lain – lain yang juga dapat ditemukan pada leher, misalnya kista branchiogenik yang terletak tidak pada garis tengah, tetapi lebih ke samping dan secara mikroskopik tidak mengandung sisa – sisa kelenjar gondok, tetapi folikel – folikel jeringan limfoid yang padat serta berlapisan epitel gempeng berlapiskan epitel gepeng berlapis, sebagai lapisan dalam dinding kista itu.
2.6.2 Peradangan pada lidah
A) Akut :
Median rhomboid “ glossitis “. Kelainan yang sebenarnya bukan merupakan suatu radang, tetapi lebih tepat termsuk golongan cacat bawaan, karena merupakan suatu kelainan perkembangan embrional, yaitu kedua tuberculum lateral lidah tidak bertemu ditengah lidah dan tidak menutup bagian tengah itu yang disebut tuberculum impar, hingga bagian tengah itu yang persisten tampak sebagai suatu daerah berbentuk belah ketupat yang berwarna merah – merahan seperti terkena radang dengan permukaan yang licin karena tidak adanya papil – papil. Memang secara miksoskopik tampak pertumbuhan bagian stratum basalis yang berlebihan ( akantosis ) dengan fibrosis jaringan di bawahnya serta sebukan sel radang mendadak, hingga secara histologik memang merupakan suatu radang, tetapi secara histologik memang merupakan suatu radang, tetapi secara patogenetik termasuk golongaan cacat bawaan.
Glossitis acuta. Akibat tergigit atau digigit, disengat lebah dan sebagai komplikasi penyakit lain – lain, juga pada kekurangan vitamin B12 ( anemiaa perniciosa ) atau animi akibat kekurangan zat besi dengan sindrom Plummer Vinson atau sindrom Peterson Kelly ( atrofi selaput lendir mulut, anemi, dan dyspihagia ) dan pada moniliasis.
B) Kronik :
1) Yang tidak khas : a) Geographic tongue. Biasanya pada anak – anak, lidahnya tampak bergaris – garis putih disebabkan terlepasnya selaput lendir setempat hingga gambaranya seperti suatu peta.
b) Hairy tongue. Tampak sebagai suatu bagian ditengah lidah bagian belakang yang berwarna lebih merah dengan permukaan seperti berambut, disebabkan papilla filiformis yang sangat hipertrofik dan tumbuh memanjang berlebihan.
2) Yang khas :a ) Tuberkolosis
Biasanya sekunder; yang primer jarang pada mulut. Merupakan tukak – tukak yang terletak dipinggir atau di pangkal lidah, juga di gusi atau dibagian dalam pipi. Dengan biopsi dapat dilihat secara mikroskopik terdiri atas jaringan granulasi yang khas dengan nekrosis, sel – sel epitelioid dan sel – sel datia Langhans, yang membentuk tuberkel – tuberkel.b) Syphilis :
Selain chancre durum dimulut yang terjadi pada tingkat I, juga dapat terjadi “ mucous pathches “ dan bercak – bercak berbentuk macula pada lidah pada tingkat II. Pada tingkat III dapat terbentuk gumma pada lidah dan palatum. Jika gumma sembuh maka akan diganti oleh jaringan ikat yang lama – lama akan melisut dan menyebabkan lidah bertonjol – tonjol ( lobuler ), disebut lingua lobulata. Juga pada tingkat ini selain bentuk gumma dapat dapat terjadi fibrosis luas disertai sklerosis sehingga lidah menjadi keras dan kaku, disebut “ glossitis interstitialis “ dengan akibat permukaan lidah menjadi licin akibat atrofi papilla filiformis.c ) Lekoplaki :
Akibat radang dan rangsang yang terus menerus maka pada selaput lendir mulut dapat terjadi perubahan yang disebut lekoplaki ( leucoplakia ), yang merupakan bercak – bercak putih pada selaput lendir yang agak menonjol, berbatas jelas dan secara mikroskopik merupakan penebalan epitel gepeng berlapis akibat hiperplasis disertai hiperkeratosis ( keratinisasi, yang menyebabkan warna putih itu ) dan akantosis ( hiperplasi spertum spinosum ) serta sebukan sel radang dalam jaringan ikat dibawahnya. Lekoplaki dapat terjadi di mana – mana dalam mulut, tetapi yang paling sering dibagian dalam pipi berhadapan dengan gigi terakhir ( geraham ketiga ) pada permukaan atas dan bawah lidah serta pada palatum. Lebih sering ditemukan pada pria daripada wanita, dalam perbandingan 9 : 1. Lekoplaki disebut pula kelainan prakanker ( precancer ) karena dapat menimbulkan suatu pertumbuhan ( tumor ) ganas, yaitu carcinoma planocellulare. Dari luar, secara makroskopik, tidak dapat dilihat apakah lekoplaki sudah berubah menjadi carcinoma planocellulare. Selalu perlu dibuat eksisi percobaan dan diperiksa di bawah mikroskop apakah sudah terdapat tanda – tanda displasi ( susunan sel yang tidak teratur dengan sel – sel teratur dengan sel – sel yang bersifat ganas – ganas yang menyimpang dari keadaan normal dengan sel berinti hiperkhromatik, dsb ).
2.6.3 TUMOR
Yang penting dan sering ialah tumor ganas yang berasal dari selaput lendir. Lidah dilapisi oleh 2 macam selaput lendir yaitu 2/3 bagian di depan garis papilla vallata, yang berbentuk huruf V, berlapisan epitel gepeng berlapis sedangankan 1/3 bagian di belakang garis itu berlapiskan epitel berlapis semu ( pseudostratified ). Dari kedua epitel ini akan terjadi carcinoma planocellulare dan serupa dengan karsinoma bibir bawah, juga ditemukan terutama pada pria berusia lanjut dan biasanya pula berasal dari suatu lekoplaki yang terletak pada lidah bagian tepi atau atas. Tumor ganas lidah tumbuh bertonjol – tonjol dan biasanya bertukak dan perabaanya keras. Berbeda dengan karsinoma pada bibir bawah, maka karsinoma lidah pertumbuhannya lebih cepat menyebar ke kelenjar getah bening regional. Metastasis tumor lidah bagian depan biasanya ke kelenjar getah bening submental, submaxiler dan supraklavikuler, sedangkan dari tumor lidah bagian belakang ke kelenjar – kelenjar getah bening yang terletak dileher samping sepanjang m. sternocleidomastoideus.
Karsinoma lidah lebih ganas karena : lidahmengandung lebih banyak pembuluh darah/getah bening, lidah selalu bergerak dan bergoyang, sedangkan tumornya mempunyaqi potensi/derajat keganasan yang lebih tinggi daripada tumor bibir bawah.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Amerongen, Van, Nieuw. 1992: Ludah dan Kelenjar Ludah”. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press
Chandrasoma, Parakrama.2005.”Rinkasan Patologi Anatomi “edisi 2. Jakarta : EGC
Pearce C. Evelyn.1979.”Anatomi dan fisiologi untuk paramedis “. Jakarta : Grahamedia
pustaka utama
Wibowo, daiels S.2009. “Anatomi tubuh manusia”. Jakarta : Graha Ilmu
Syaifuddin, H.2006. “Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan “ Jakarta : EGC