bab 1-4

download bab 1-4

of 13

description

fgfgr

Transcript of bab 1-4

BAB IPENDAHULUANKandidiasis oral adalah sumber tersering dari ketidaknyamanan mulut, nyeri, kehilangan rasa pengecapan terhadap makanan. Kandida albicans dan riwayat kandidiasis oral adalah faktor resiko yang signifikan untuk terjadinya kandidiasis oral. Infeksi disebabkan oleh kandida albicans yaitu organisme jamur dimorfik yang biasanya ditemukan pada rongga mulut dalam keadaan non patogenesis pada orang yang sehat (Dangi et al, 2010). Kandidiasis oral terjadi sekitar 5% pada bayi baru lahir dan 10% lansia yang lemah (Abu Bakar, 2012).Dalam keadaan tertentu kandida albicans berubah menjadi bentuk hifa yang patogenik. Keadaan tersebut meliputi terapi spektrum luas antibiotik, xerostomia, disfungsi imun (akibat penyakit sistemik seperti diabetes atau penggunaan obat imunosupressan), atau penggunaan prostesa. Lebih lanjut lagi, sekitar satu dari empat pasien dengan liken planus mengalami kandidiasis yang super impose. Infeksi umumnya terbatas pada mukosa superficial dan kulit kecuali jika terjadi keadaan imunokompremise yang berat (Dangi et al, 2010).Hal hal yang menyebabkan candida albican menjadi tidak normal dalam rongga mulut diantaranya oral hygent yang buruk dan system imun yang tidak baik. Kandidiasis Oral dapat menyerang siapa saja yang memiliki oral hygent yang buruk , system imun yang buruk ataupun hal hal lain yang dapat menyebabkan terjadinya Kandidiasis Oral (Mourent ,2010).Kandidiasis Oral dapat di klasifikasikan menjadi 3 yaitu Kandidiasis Oral akut, Kandidiasis Oral kronik dan keilitis angularis (Mourent, 2010).

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiKandidiasis Oral merupakan salah satu manifestasi dari penyakit mulut berupa infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida albicans (Prasanna, 2012). Penyakit ini sangat sering ditemukan pada orang yang memiliki imunitas yang rendah seperti orang yang terkena HIV. Sebenarnya penyakit ini dapat dicegah apabila kesehatan mulut kita dijaga dengan baik dan mengonsumsi makanan yang baik. Selain itu, apabila Kandidiasis Oral tidak cepat dilakukan perawatan akan berbahaya dan menyebabkan ketidaknyamanan pada mulut (Greenberg et al, 2008).Kandidiasis Oral merupakan infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh jamur candida albican (Prasanna, 2012).Kandidiasis oral dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita. Meningkatnya prevalensi infeksi Kandida albikan ini dihubungkan dengan kelompok penderita HIV/AIDS, penderita yang menjalani transplantasi dan kemoterapi maligna. Odds dkk ( 1990 ) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa dari 6.545 penderita HIV/AIDS, sekitar 44.8% adalah penderita kandidiasis (Mourent, 2010).

2.2 KlasifikasiKandidiasis Oral dikelompokkan menjadi 3 yaitu (Morent, 2010) :1. Kandidiasis Oral akuta. Kandidiasis Pseudomembranosus AkutKandidiasis pseudomembranosus akut yang disebut juga sebagai thrush, pertama sekali dijelaskan kandidiasis ini tampak sebagai plak mukosa yang putih, difus, bergumpal atau seperti beludru, terdiri dari sel epitel deskuamasi, fibrin, dan hifa jamur, dapat dihapus meninggalkan permukaan merah dan kasar. Pada umumnya dijumpai pada mukosa pipi, lidah, dan palatum lunak. Penderita kandidiasis ini dapat mengeluhkan rasa terbakar pada mulut. Kandidiasis seperti ini sering diderita oleh pasien dengan sistem imun rendah, seperti HIV/AIDS, pada pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid, dan menerima kemoterapi. Diagnosa dapat ditentukan dengan pemeriksaan klinis, kultur jamur, atau pemeriksaan mikroskopis secara langsung dari kerokan jaringan.

KandidiasisPseudomembranous Akutb. Kandidiasis Atropik AkutKandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus yang rata. Infeksi ini terjadi karena pemakaian antibiotik spektrum luas, terutama Tetrasiklin, yang mana obat tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus dan Kandida albikan. Pasien yang menderita Kandidiasis ini akan mengeluhkan sakit seperti terbakar.

KandidiasisAtropik Akut

2. Kandidiasis Oral kronika. Kandidiasis atropik kronikDisebut juga denture stomatitis atau alergi gigi tiruan. Mukosa palatum maupun mandibula yang tertutup basis gigi tiruan akan menjadi merah, kondisi ini dikategorikan sebagai bentuk dari infeksi Kandida.

.KandidiasisAtropik Akutb. Kandidiasis Hiperplastik KronikInfeksi jamur timbul pada mukosa bukal atau tepi lateral lidah berupa bintik-bintik putih yang tepinya menimbul tegas dengan beberapa daerah merah. Kondisi ini dapat berkembang menjadi displasia berat atau keganasan, dan kadang disebut sebagai Kandida leukoplakia. Bintik-bintik putih tersebut tidak dapat dihapus, sehingga diagnosa harus ditentukan dengan biopsi. Kandidiasis ini paling sering diderita oleh perokok.

Kandidiasishiperplastik kronikc. Median Rhomboid GlositisMedian Rhomboid Glositis adalah daerah simetris kronis di anterior lidah ke papila sirkumvalata, tepatnya terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah.

Median RhomboidGlossitis3. Keilitis AngularisKeilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada sudut mulut, dapat bilateral maupun unilateral. Sudut mulut yang terkena infeksi tampak merah dan pecah-pecah, dan terasa sakit ketika membuka mulut. Keilitis angularis ini dapat terjadi pada penderita defisiensi vitamin B12 dan anemia defisiensi besi.

.KeilitisAngularis

2.3 EtiologiPenyebab timbulnya Kandidiasis Oral menurut Mourent (2010) dikelompokkan menjadi 2 yaitu faktor lokal dan faktor sistemik. (Mourent, 2010) Faktor sistemik : Diabetes Imunodefisiensi (ex : HIV) Kekurangan nutrisi (malnutrisi) Penggunaan obat antibiotic Kemoterapi Faktor lokal : Adanya gangguan fungsi kelenjar ludah yang dapat menurunkan jumlah saliva. Pemakaian gigi tiruan lepasan Faktor penyebab pada bayi (Greenberg et al, 2008) : Oral hygine bayi buruk Imunitas lemah Faktor penyebab pada orang tua adalah Orang tua yang memakai gigi tiruan. (Mourent, 2010)

2.4 Gambaran KlinisGejala yang mudah dikenali, adalah lidah yang menjadi agak licin, berwarna kemerah-merahan, timbul luka dibagian bawah dan pinggir atau pada belahan bagian tengah lidah. Pada pipi bagian dalam tampak bintik-bintik putih, terkadang terdapat benjolan kecil yang dapat pecah sehingga mulut terasa perih.Secara keseluruhan Gejala oral trush yaitu (Yosylina P W, 2010) :1. Tampak bercak keputihan pada mulut, seperti bekas susu yang sulit dihilangkan.2. Bayi kadang-kadang menolak untuk minum atau menyusu3. Mukosa mulut mengelupas4. Lesi multiple (luka-luka banyak) pada selaput lendir mulut sampai bibir memutih menyerupai bekuan susu yang melekat, bila dihilangkan dan kemudian berdarah.5. Bila terjadi kronis maka terjadi granulomatosa (lesi berbenjol kecil) menyerang sejak bayi sampai anak-anak yang berlangsung lama hingga beberapa tahun akan menyerang kulit anak.6. Gejala yang muncul adalah suhu badan meninggi sampai 40 derajat Celcius7. Tak mau makan atau makan dimuntahkan, tak mau susu botol bahkan ASI, dan gelisah terus.8. Bayi banyak mengeluarkan air liur lebih dari biasanya. Secara psikis, dia akan rewel.

2.5 PatofisiologiBeberapa faktor yang berpengaruh pada patogenitas dan proses infeksi Kandida adalah adhesi, perubahan dari bentuk ragi ke bentuk hifa, dan produksi enzim ekstraseluler. Adhesi merupakan proses melekatnya sel Kandida ke dinding sel epitel host. Perubahan bentuk dari ragi ke hifa diketahui berhubungan dengan patogenitas dan proses penyerangan Kandida terhadap sel host.11 Produksi enzim hidrolitik ekstraseluler seperti aspartyc proteinase juga sering dihubungkan dengan patogenitas Kandida albikan (Mourent, 2010) .

2.6 Diagnosa Banding

2.7 Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang untuk mengetahuiyang menjadi faktor predisposisi, contohnya :- Urinalisa untuk mencari diabetes millitus- Hematologi : pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis leukosit- Serologi : HIV

2.8 DiagnosaDitemukannya oval yeast form merupakan dasar untuk menegakkaninfeksi kandidiasis. Manifestasinya berbentuk papul putih menyebar dan plakyang bila dirobek akan berdarah.

2.9 PenatalaksanaanObat-obatan yang dapat digunakan untuk kasus ini adalah (Abu Bakar, 2012) : Amfotericine : sediaan berupa lozenges 10 ml dpt digunakan 4x/hari Nystatin : suspensi oral 100.000 init/5ml Cream 100.000 unit/gram (kasus denture stomatitis) Miconazole : gel oral (20mg/ml) 4x/hari setengah sendok makan ditaruh diatas lidah kemudian dikumurkan sebelum ditelan. Clotrimazole : troche 10mg 3-4 kali /hari Ketokonazole : tablet 200mg dosis 1kali/hari pada waktu makan Itrakonazole : tablet 200mg/hariselama 3 hari Flukopnazole : Suspensi (100-200mg)/hari selama 2 minggu, capsul 50mg, 100mg, 150mg, dan 200mg.

BAB IIILAPORAN KASUS

3.1 Kasus IKasusSeorang laki-laki Indi, usia 32 tahun datang dengan keluhan demam tinggi, eritema pada telinga, pembengkakan sendi yang berat, edema non-pitting, wajah bengkak dan gatal sejak 4 hari lalu pada outbreak epidemi virus Chikungunya di distrik Canara Selatan, Karnataka, India. Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya. Tidak ada riwayat merokok

Pemeriksaan FisikVital sign TD : 110/70 mmHg, N : 98x/mnt RR : 16x/min tanpa tanda-tanda dehidrasiBody Mass Index pasien 21.6 kg/m2Pemeriksaan Intra OralTampak pseudomembran berwarna keputihan yang non eritem pada palatum durum, permukaan dalam pipi dan dasar mulut.

Pemeriksaan Penunjang MikrobiologisPemeriksaan rongga mulut didapatkan peseudomembran keputihan yang non eritem pada palatum durum, permukaan pipi bagian dalam dan dasar mulut, pada akhirnya dikonfirmasi secara mikrobiologis sebagai Kandidiasis.

Laboratorium MAC-ELISA :Antibodi IgM spesifik untuk Chikungunya terdeteksi

Hitung jenis darah : Leukopenia (2000 sel/uL) Limfopenia (500 sel/uL).

Hapusan darah tepi :limfositopenia, dengan differential count limfosit 8%, dimana 95% nya teridentifikasi sebagai limfosit atipikal dengan fragmen oval hingga bulat disertai granul yang toksik.

ELISA dan western blot :HIV negatifLimfosit CD4 sebanyak 260 sel/uL.

Penatalaksanaan Parasetamol 500 mg 3x sehari Diklofenak 50 mg 2x sehari Ranitidine 150 mg 2x sehari dan disarankan kontrol setelah dua hari.

PembahasanDemam virus Chikungunya menyebabkan penurunan imun sementara yang bisa menyebabkan infeksi oportunistik seperti Kandidiasis. Pada penellitian terbaru, analisa laboratorium dari 157 pasien Chikungunya, didapatkan limfopenia dan hipokalemia berat sebagai temuan yang menonjol. Chikungunya juga menunjukkan adanya limfopenia dengan penurunan kadar CD4. Berdasarkan jurnal, mendokumentasikan limfopenia CD4 pada Chikungunya dengan infeksi oportunistik Kandidiasis.

3.2 Kasus II

BAB IVKESIMPULAN

Kandidiasis Oral merupakan infeksi pada mukosa rongga mulut yang disebabkan oleh jamur candida albican. Jamur ini paling sering menyerang rongga mult manusia. 5% bayi baru lahir dan 10% lansia yang lemah. Jamur ini memiliki berbagai macam jenis. Beberapa jenis tersebut antara lain oral candidas akut, oral kandidas kronik dan keilitis angularis. Oral kandidas akut terdiri dari Kandidiasis Pseudomembranosus Akut biasanya terjadi di palatum, mukosa pipi dan lidah disertai rasa terbakar dan Kandidiasis atropik akut yaitu Kandidiasis jenis ini membuat daerah permukaan mukosa oral mengelupas dan tampak sebagai bercak-bercak merah difus karena pemakaian antibiotik spektrum luas yang mana obat tersebut dapat mengganggu keseimbangan ekosistem oral antara Lactobacillus acidophilus dan Kandida albikan sedangkan oral kandidas kronik terdiri dari kandidas atropik kronik sering disebut denture stomatitis, kemudian ada Kandidiasis Hiperplastik Kronik dimana sering terjadi pada perokok berat dan Median Rhomboid Glositis yang terletak pada duapertiga anterior dan sepertiga posterior lidah. Keilitis angularis merupakan infeksi Kandida albikan pada sudut mulut biasa terjadi pada defisiensi vitamin B12.Gejala yang umumnya adalah lidah berwarna keputihan seperti gumpalan susu adanya lesi mutiple,mukosa mulut mengelupas,bayi tidak mau minum susu,demam,bila kronis dapat menyebabkan granulomatosa dan rasa terbakar serta gejala lainya.Penyebabnya pada bayi adalah imunitas yang lemah dan oral hygine yang buruk.Obat-Obatan yang sering dipakai antara lain Amfotericine, Nystatin, Miconazol dan Ketokonazol.

DAFTAR PUSTAKA

Mourent Miftahul Laila. Kandidiasis Oral Pada Penderita Leukemia Akut Yang Menjalani Kemoterapi Di Rsup H Adam Malik Medan (Laporan Kasus). FKG Universitas Sumatera Utara. 2010Prasanna Kumar Rao. Oral Candidiasis : A Review. Scholarly Journals International. 2012; 2(2): 26.Abu Bakar. Kedokteran Gigi Klinis. Quantum Sinergia Media : Yogyakarta, Indonesia. 2012.Dangi et al. 2010. Tinjauan Kandidiasis Oral. Institut Pengetahuan Farmasi, Universitas Guru Ghasidas Pusat, BilaspurGreenberg, M.S. Burkets Oral Medicine 8th ed. BC Pecker Inc, Hamilton Ontario. 2008. p:94-8