bab 1- 4

52
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker menjadi salah satu penyabab utama kematian di dunia. Kanker merupakan masalah kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya sekitar 20% pertahun. Data WHO tahun 2000, 22% dari seluruh kasus kanker adalah kanker payudara. Jumlah penyakit kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian pada wanita akibat penyakit kanker setelah kanker servik (YKPJ, 2005). Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan dan merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim. WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Hal ini menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya (www.Compas.com). Jumlah orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia meningkat menjadi lebih 14 juta.WHO juga 1

description

bhb

Transcript of bab 1- 4

Page 1: bab 1- 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit kanker menjadi salah satu penyabab utama kematian di dunia. Kanker

merupakan masalah kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya sekitar

20% pertahun. Data WHO tahun 2000, 22% dari seluruh kasus kanker adalah kanker

payudara. Jumlah penyakit kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua

sebagai penyebab kematian pada wanita akibat penyakit kanker setelah kanker servik

(YKPJ, 2005).

Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan dan

merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher

rahim. WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Hal ini menjadikan

kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap

tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2

juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya

(www.Compas.com).

Jumlah orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia meningkat

menjadi lebih 14 juta.WHO juga mengumumkan kenaikan tajam penderita kanker

payudara, yang sekarang diketahui sebagai jenis kanker yang paling ditemui di

kalangan perempuan di 140 negara. WHO memperkirakan angka penderita kanker

akan naik menjadi 19 juta orang pada 2025.

Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2008,

didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 36 per 100.000

perempuan. Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia

pada tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien

rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) atau lebih tinggi dibandingkan

dengan kanker leher rahim (17%).7 Jumlah yang ada di RS Kanker Dharmais juga

terus meningkat, pada tahun 2003 tercatat ada 221 kasus, lalu pada tahun 2008 naik

1

Page 2: bab 1- 4

2

tiga kali lipat menjadi 657 kasus.Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusoumo tercatat

penderita kanker pada bulan Januari sampai bulan November 2013 sebanyak 334.

Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2005

menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara.

Sebanyak 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga

angka kesintasannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran,

pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, sementara

penanganan kanker payudara secara lintas sektoral belum mendapat prioritas dari

pemerintah.

Provinsi Sulawesi Utara hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran

histopatologi kanker payudara yang paling banyak ditemukan di Laboratorium

Patologi Anatomi Manado periode januari 2012-desember 2012 adalah fibroadenoma

sebanyak 62 kasus (38.1%) dan diikuti duktal karsinoma invasif sebanyak 49 kasus

(30.1%). Terbanyak pada perempuan dan umur tersering golongan 40-49 tahun.

Program-program deteksi dini kanker payudara telah banyak dikembangkan di

beberapa negara. Sadari merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan

kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin,

sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak

dilakukan penapisan secara massal.

SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7

sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal

estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak

membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada

payudara.

Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam

pencegahan kanker. Deteksi dini menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi

pada penderita. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Selain

itu, untuk meningkatkan kesembuhan penderita kanker payudara, kuncinya adalah

penemuan dini, untuk itu diperlukan diseminasi pengetahuan tentang kanker

payudara, dan pendidikan wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

Page 3: bab 1- 4

3

Deteksi dini sangat penting dan efektif dalam menanggulangi kanker payudara.

Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui dengan

semakin meningkatnya angka kematian pada perempuan akibat kanker payudara.

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

(Wikipedia?). Catatan: jika diambil dari situs internet, tulis lengkap alamat

webnya, hari dan tanggal download.

Pengertian pemahaman siswa adalah kemampuan untuk menangkap makna dan

arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 2009). Perilaku adalah suatu aktivitas yang

mengalami perubahan dalam diri individu.

Catatan: pengertian-pengertian dimasukkan ke bab 2. Pada bab 1

perbanyak data mengenai masalah penelitian. Khususnya di tempat

penelitian saudara!!!.

Jumlah siswa-siswi yang ada di sekolah SMK Sta. Ursula Dumoga adalah 150

orang. Total sampling yang akan saya ambil berjumlah 50 orang siswi, yang terdiri

dari siswi kelas 2 dan 3 SMK. Catatan: populasi dan sampel di masukkan ke bab 3.

Catatan: Kemukakan alasan anda mengapa anda ingin menelitia di SMK

Sta. URSULA DUMOGA. Disertai data pendukung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui tentang ”

1.Apa yang dumaksud dengan sadari?

2.Apa yang dimaksud dengan kanker payudara?

Catatan: hilangkan saja!.

3.Bagaimana tingkat pengetahuan siswi tentang sadari?

4.Bagaimana perilaku siswi dalam melakukan sadari sebagai deteksi dini kanker

payudara?

Page 4: bab 1- 4

4

Catatan:

1. pengertian mengenai sadari dan kanker payudara bisa dilihat pada

buku-buku kesehatan dan menjadi landasan teori saudara pada

penelitian ini. Dan bisa dimasukkan ke bab 2. Tidak perlu menjadi

rumusan masalah.

2. Rumusan masalah cukup melihat bagaimana efektivitas program

Sadari terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku siswi sebagai

deteksi dini kanker payudara DI SMK Sta. URSULA

DUMOGA.

1. Tujuan Penelitian.

A. Tujuan Umum.

Mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku sisiwi sebagai deteksi dini

kanker payudara di SMK Sta.Ursula Dumoga.

B. Tujuan Khusus.

i. Mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan setelah

diberikan penyuluhan kepada siswi di SMK Dumoga tentang sadari.

ii. Mengetahui perilaku sisiwi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan di

SMK Dumoga tentang sadari.

iii. Mengetahui seberapa banyak siswi yang melakukan sadari setelah di

lakukan penyuluhan.

C. Manfaat Penelitian.

Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanankan, diharapkan dapat memberikan

manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Institusi Pendidikan.

Hasil penelitian ini dapat disumbangkan untuk perkembangan ilmu serta

dapat menjadi acuan dan salah satu sumber informasi bagi penelitian

selanjutnya.

b. Bagi Remaja

Adanya masukan dan informasi mengenai sadari sebagai deteksi dini dari

kanker payudara

Page 5: bab 1- 4

5

c. Bagi Sekolah.

Adanya masukan dan informasi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan

tentang SADARI dan perilaku siswi dalam melakukan tindakan sadari

sebagai deteksi dini kanker payudara.

d. Bagi Peneliti.

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan menjadi pengalaman yang

sangat berharga dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh

selama pendidikan.

e. Bagi Siswi.

Semoga dengan adanya penelitian ini penderita kanker payudara dapat

berkurang dengan melakukan tindakan sadari sebagai deteksi dini kanker

payudara.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. SADARI

1. Pengertian SADARI

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri

dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif

untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2009).

SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk mendapatkan

kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging). Diperlukan pelatihan

yang baik dan evaluasi yang reguler. SADARI direkomendasikan dilakukan setiap

bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih (Manuaba, 2008).

Page 6: bab 1- 4

6

SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi

payudaranya sendiri.Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk

mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara (Wenny, 2007).

2. Tujuan SADARI.

Tujuan di lakukannya sadari adalah untuk mendeteksi dini jika adanya

kelainan pada payudara. Pentingnya pemeriksaan payudara sendiri tiap bulan terbukti

dari kenyataan bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau

waktu memeriksa diri sendiri. . Wanita yang melakukan SADARI menunjukan tumor

yang kecil dan masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik.

Dengan demikian bila benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini.

Dan kemungkinan sembuh juga lebih besar (Gani, 2009)

Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah

untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan

dapat segera diketahui. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pertama kali oleh

kaum wanita sendiri. Apabila kanker payudara ditemukan secara dini dan diobati

secara tepat, harapan sembuh sangat besar. Belajar memeriksa payudara secara benar

dapat menyelamatkan hidup wanita. Karena itu penting sekali pemeriksaan payudara

dilakukan setiap bulan (Suryaningsih, 2009).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu prosedur untuk

mengetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara

berkala, misalnya sebelum melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus

mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra

merupakan salah satu dari penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara

(Long, 2009).

3. Target Sadari

SADARI dianjurkan dilakukan secara intensif pada wanita mulai usia 20

tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas. Pada

wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka masih berserabut (fibrous),

Page 7: bab 1- 4

7

sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan SADARI pada usia 20 tahun karena

pada umumnya pada usia tersebut jaringan payudara sudah terbentuk sempurna.

4. Manfaat Sadari

1) Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.

2) Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.

3) Dapat mencegah penyakit kanker payudara.

4) Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.

5) Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara.

5. Waktu Sadari

Waktu yang terbaik untuk melakukannya adalah sekitar seminggu setelah hari

pertama menstruasi.SADARI dilakukan oleh setiap wanita yang telah memiliki siklus

menstruasi dan wanita yang telah mengakhiri siklus menstruasi (menopause).

SADARI dilakukan setiap 3 bulan sekali selama lebih kurang 5 menit antara hari

kelima dan kesepuluh dari siklus menstruasi dengan menghitung hari pertama

menstruasi sebagai hari pertama. SADARI dapat juga langsung dilakukan apabila

dicurigai adanya kelainan pada payudara. (Suryaningsih, 2009).

1) Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.

2) Waktu : 5 menit setiap bulan periksa payudara.

Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang

membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter

menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan

tapi Anda masih tetap resah, Anda bisa meminta kunjungan lanjutan. Anda juga bisa

meminta pendapat kedua dari seorang dokter spesialis. Para wanita yang telah berusia

20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus

melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia

40 (Peiwen, 2010).

6. Cara Pemeriksaan Payudara.

Page 8: bab 1- 4

8

Pemeriksaan payudara mandiri dapat membantu anda untuk menjadi terbiasa

dengan tubuh anda, jadi anda dapat menemukan perubahan-perubahan yang terjadi,

yakni dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk

payudara dengan cara berbaring.

1.Melihat perubahan di depan cermin

Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).

Cara melakukan :

Tahap 1

Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit

payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus

ke bawah disamping badan.

Tahap 2

Page 9: bab 1- 4

9

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk

melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.

Tahap 3

Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan

badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

Tahap 4

Page 10: bab 1- 4

10

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan

pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.

2.Melihat bentuk payudara dengan cara berbaring.

Tahap 1.Persiapan.

Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan

membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah

dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa.

Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda

untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa

sembarang benjolan atau penebalan.

Page 11: bab 1- 4

11

Tahap 2.Pemeriksaan payudara dengan vertical strip

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka

di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke

garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada

ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan

Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di

setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus

ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke

atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

Tahap 3.Pemeriksaan Payudara dengan cara memutar.

Page 12: bab 1- 4

12

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.

Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.

Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan

sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat.

Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.

Tahap 4.Pemeriksaan cairan di puting payudara.

Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat

adanya cairan abnormal dari puting payudara.

Page 13: bab 1- 4

13

Tahap 5.Memeriksa Ketiak

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan

teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

B. Kanker payudara

1. Pengertian Kanker Payudara.

Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar

penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang

digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker

adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas

normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke

organ lain.Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama

kematian akibat kanker (WHO, 2009).

Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara

abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya menurut National

Cancer Institute(2009),

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan

tubuh yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2009 )

Page 14: bab 1- 4

14

2. Penyebab Kanker Payudara.

1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko

terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,

menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua.

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan,

periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama

merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara

anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan

bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa

sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh

sebelum terjadinya perubahan klinis.

2. Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan

dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan

kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen

replacement.

3. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker

payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini

untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker

payudara sebelum menopause.

4. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami

perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.

5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko

terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8

tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko

kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun

6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk

tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi

terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta

Page 15: bab 1- 4

15

perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

diet terhadap terjadinya keganasan ini.

7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen

yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk

kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang

keluarganya menderita kanker payudara. Beberapa ahli medis menyebut

kanker payudara di tularkan secara turu temurun.

3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara.

Menurut National Health Service, Inggris, wanita yang mendeteksi tanda-

tanda atau gejala berikut harus segera memeriksakan diri: 

Adanya benjolan di payudara

Page 16: bab 1- 4

16

Rasa sakit di ketiak atau payudara yang tampaknya tidak terkait dengan

periode menstruasi

Pitting atau kemerahan pada kulit payudara; terkadang seperti kulit jeruk

Ruam di sekitar (atau diatas) salah satu puting

Pembengkakan (benjolan) di salah satu ketiak

Penebalan sebuah area dari jaringan di payudara

Salah satu puting mengelupas, kadang-kadang mungkin mengandung darah

Perubahan puting dalam penampilan, mungkin menjadi cekung atau terbalik

Perubahan ukuran atau bentuk payudara

Kulit puting susu atau kulit payudara mulai mengelupas, bersisik atau

menyerpih.

4. Pencegahan kanker Payudara

Pencegahan kanker payudara terbagi menjadi 3 bagian yaitu:

A. Pencegahan Primer.

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk

promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya

menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan

pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI

(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa

memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.

B. Pencegahan Sekunder.

Terkadang kita tidak tau bahwa kita dapat terkena resiko kanker payudara.

Dari pola makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker

ini. Pencegahan sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu

yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara.

Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi

at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

deteki dini. Beberapa metode deteksi ini terus mengalami perkembangan.

Page 17: bab 1- 4

17

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker

payudara adalah dengan cara :

1. Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar

kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang

mencurigakan segeralah menghubungi dokter.

2.    Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi

3.    Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau

melakukan cancer risk assessement survey

4.    Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan demografi setiap tahun.

5.    Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya

dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian

dibuat foto dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih

sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara

Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi

kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka

sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.

C.Pencegahan Tersier.

Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai

dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan

hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup

penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan

pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap

ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan

kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan

hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Page 18: bab 1- 4

18

Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :

1. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika

tidur bra dilepas

2. Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol

3. Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali

4. Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya

5. Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung

vitamin sebagai zat antioksidan. 

6. Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu, dan

sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein yang

dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.

7. Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti joging

8. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak

hewani((Nurcasanah, 2009).

5. Pengobatan Kanker Payudara.

A. Operasi

-Lupectomy

Pengangkatan tumor dan sedikit jaringan sehat di sekitarnya. Pada kanker

payudara, prosedur ini sering disebut operasi payudara-sparing. Jenis operasi ini

mungkin dianjurkan jika tumor berukuran kecil dan ahli bedah percaya bahwa akan

mudah untuk memisahkan kanker dari jaringan di sekitarnya. Peneliti Inggris

melaporkan bahwa sekitar seperlima dari pasien kanker payudara yang memilih

operasi konservasi payudara bukan mastektomi akhirnya membutuhkan operasi

kembali.

-Masektomi

Page 19: bab 1- 4

19

Pengangkatan payudara. Mastektomi sederhana melibatkan mengangkat

lobulus, saluran susu, jaringan lemak, puting, areola, dan kulit. Mastektomi radikal

berarti juga menghilangkan otot dinding dada dan kelenjar getah bening di ketiak.

B. Terapi Radiasi(Radioterapi)

Radiasi dengan dosis terkontrol ditargetkan pada tumor untuk menghancurkan

sel-sel kanker. Biasanya, radioterapi digunakan setelah operasi, sekaligus kemoterapi

untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih berada di sekitar. Biasanya,

terapi radiasi dilakukan sekitar satu bulan setelah operasi atau kemoterapi. Setiap sesi

berlangsung beberapa menit, pasien mungkin memerlukan 3-5 sesi per minggu

selama tiga sampai enam minggu.

Jenis terapi radiasi meliputi:

Terapi radiasi Payudara

Setelah lumpectomy, radiasi diberikan pada jaringan payudara yang tersisa

Terapi radiasi dinding Dada

Terapi ini diterapkan setelah mastektomi

Terapi radiasi Getah bening

Radiasi ditujukan pada aksila (ketiak) dan daerah sekitarnya untuk

menghancurkan sel-sel kanker yang telah mencapai kelenjar getah bening.

Kemoterapi

Obat yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker disebut obat sitotoksik.

Ahli onkologi dapat merekomendasikan kemoterapi jika ada risiko tinggi

kekambuhan kanker, atau kanker menyebar di tempat lain di tubuh. Terapi ini

disebut kemoterapi adjuvant. Jika tumor berukuran besar, kemoterapi dapat

diberikan sebelum operasi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan tumor,

sehingga membuat pengangkatan lebih mudah. Ini disebut kemoterapi neo-

ajuvant. Kemoterapi juga dapat diberikan jika kanker telah menyebar ke

bagian lain dari tubuh. Kemoterapi juga berguna dalam mengurangi beberapa

gejala yang disebabkan oleh kanker. Kemoterapi dapat membantu produksi

estrogen berhenti. Estrogen dapat mendorong pertumbuhan beberapa jenis

Page 20: bab 1- 4

20

kanker payudara. Efek samping dari kemoterapi dapat berupa mual, muntah,

kehilangan nafsu makan, kelelahan, mulut sakit, rambut rontok, dan

kerentanan yang sedikit lebih tinggi terhadap infeksi. Banyak dari efek

samping tersebut dapat dikontrol dengan obat-obat yang dapat diresepkan

dokter. Wanita di atas 40 tahun bisa memasuki masa menopause dini.

Terapi Hormon.

Terapi ini digunakan untuk kanker payudara yang sensitif terhadap

hormon. Jenis kanker yang sensitive terhadap hormon sering disebut sebagai

kanker ER positif (estrogen receptor positive) dan positif PR (progesterone

receptor positive). Tujuan terapi hormon adalah untuk mencegah kambuhnya

kanker, biasanya digunakan setelah operasi, tapi kadang-kadang dapat

digunakan terlebih dahulu untuk mengecilkan tumor.

Jika karena alasan kesehatan, pasien tidak dapat menjalani operasi,

kemoterapi atau radioterapi, terapi hormon mungkin satu-satunya pengobatan yang

diterimanya. Terapi hormon tidak akan berpengaruh pada kanker yang tidak sensitif

terhadap hormon. Terapi hormon biasanya berlangsung hingga lima tahun setelah

operasi.

C. Tingkat Pengetahuan.

1. Pengertian Tingkat Pengetahuan.

Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana

penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,

2009)

Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu

tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2009).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

Page 21: bab 1- 4

21

panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2010).

2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.

1. Umur

Semakin cukup umur tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir, belajar, bekerja sehingga pengetahuanpun akan

bertambah. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa

akan lebih dipercaya. (Nursalam & Siti Pariani, 2002).

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit memahami pesan atau

informasi yang disampaikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang

dimiliki (Effendy N, 2008). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk

sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. (Nursalam & Siti Pariani,

2002). Menurut Kuncoroningrat (1997) yang dikutip oleh Nursalam dan Siti

Pariani (2002), makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah

menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan

seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Tingkat pendidikan

formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan

tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan yang melandasi

tingkat pendidikan menengah, adapun bentuk pendidikan dasar adalah

Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain

yang sederajat. Pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)

atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan lanjutan

Page 22: bab 1- 4

22

pendidikan menengah adapun bentuk pendidikan tinggi mencakup program

pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan dokter yang

diselenggarakan oleh pendidikan tinggi (Standar Pendidikan Nasional, 2005).

3. Pengalaman

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan oleh karena pengalaman

yang diperoleh dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

lalu. (Notoatmodjo S, 2010).

D. Perilaku Siswi.

1. Pengertian Perilaku.

Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri

melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun

pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.

(menurut Wikipedia)

Pengertian pemahaman siswa adalah kemampuan untuk menangkap makna dan

arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 2009). Perilaku adalah suatu aktivitas yang

mengalami perubahan dalam diri individu.

2. Kategori Pengetahuan.

Menurut Arikunto (2009), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:

a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh

petanyaan

b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh

pertanyaan

c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari

seluruh pertanyaan .

Page 23: bab 1- 4

23

E. Penyuluhan

Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling (is the heart of guidance

program). Ruth Strang (1985) yang dikutip oleh Sukardi menyatakan, “Guidance is

broader couseling is a most important tool of guidance” (Machfoedz, 2005).

Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan teknik

standar serta tugas pokokseorang konselor dipusat pendidikan (Nurihsan, 2005).

Sebelum membahas lebih lanjut tenttang penyuluhan atau konseling, akan

disampaikan terlebih dahulu beberapa batasan tentang bimbingan (Maulana, 2009)

Sementara itu penyuluhan diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua

orang individu (penyuluhan dan klie) untuk mencapai pengertian tentang diri sendiri

dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan

datang (Natawijaya, 1987 dikutip oleh Sukardi, 1995 dan Machfoedz, 2005)

Batasan diatas, terlihat bahwa sasaran pelayanan penyuluhan atau konseling

adalah klien atau peserta didik yang bermasalah. Setelah mengikuti penyuluhan,

diharapkan peserta didik memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam

memperbaiki perilaku saat ini dan masa yang akan datang.

Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang

dilakukan dengan cara memperluas pesan dan menanamkan keyakinan. Dengan

demikian , masyarakat tidak saja sadar tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dapat

melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983).

Tujuan ppenyuluhan kesehatan merupakan suatu proses yang berlangsung

secara terus menerus yang kemajuannya harus terus diamati terutama oleh mereka

yang memberikannya. Tujuan penyuluhan kesehatan lebih khusus adalah

meningkatkan pengetahuan mereka, karena pengetahuan tersebut akan menjadi titik

tolak perubahan sikap dan gaya hidup mereka, yang pada akhirnya terjadi perubahan

perilaku dan meningkatnya kepatuhan yang selanjutnya akan meningkatkan kwalitas

hidup (Basuki, 2009)

1. Metode Penyuluhan.

Page 24: bab 1- 4

24

Yang dapat digunakan dalam melakukan penyuluhan menurut (Notoadmodjo,

2005) diantaranya :

a. Metode Ceramah.

Adalah suatu cara dlam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,

pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga

memperoleh informsi tentang kesehatan.

b. Metode Diskusi Kelompok.

Adalah pembicara yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu

topik pembicara diantara 5-20 peserta (sasaran) dengan seseorang

pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.

c. Metode Curah Pendapat.

Adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota

mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan

oleh masing-masing peserta dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi

dilakukan kemudian.

d. Metode Panel.

Adalah pembicara yang telah direncakan di depan pengunjung atau peserta

tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih penulis dengan

seorang pemimpin.

e. Metode Bermain Peran.

Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan

tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai

sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.

f. Metode Demonstrasi.

Adalah suatu cara untuk menunjukan pengertian, ide dan prosedur

tenttang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk

memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan

dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap

kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g. Metode Simposium.

Page 25: bab 1- 4

25

Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang

dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

h. Metode Seminar.

Adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas

suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahliyang menguasi bidangnya.

Page 26: bab 1- 4

26

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Bagan 1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

= Variabel Independent

= Variabel Dependent

B. Hipotesis

Ha : Ada efektivitas penyuluhan kesehatan tentang sadari terhadap tingkat

pengetahuan dan perilaku siswi sebagai deteksi dini kanker payudara.

Ho : Tidak adanya efektivitas penyuluhan kesehatan tentang sadari terhadap

tingkat pengetahuan dan perilaku siswi sebagai deteksi dini kanker payudara

Pre Test

Post Test

Penyuluhan

Kesehatan

Pengetahuan Siswi Tentang

SADARI

Perilaku Siswi Sebagai Deteksi

Dini Kanker Payudara

Page 27: bab 1- 4

27

Pada Bab 3 Anda perlu teliti yaitu :

Pengetahuan dan perilaku Siswa-siswi ttg Sadari dan kemampuan

melakukan SADARI sebelum diberi penyuluhan ttg SADARI

DAN

Pengetahuan dan perilaku Siswa-siswi ttg Sadari dan kemampuan

melakukan SADARI setelah diberi penyuluhan ttg SADARI

Pada Kuesioner Penelitian tentang Pengetahuan sudah ada, namun

observasi tentang Perilaku belum ada.

Jadi perlu alat untuk mengobservasi perilaku SADARI sebelum

dan sesudah diberi penyuluhan. (A lat Observasi )

C. Defini Operasional.

No

.

Variabel Definisi

operasional

Alat

Ukur

Skal

a

Hasil

1. Independen

Penyuluhan

kesehatan tentang

sadari

Adalah suatu

keadaan

sehat secara

menyeluruh

mencakup

fisik, mental,

dan

kedudukan

sosial yang

berkaitan

dengan alat,

fungsi serta

- Nom

inal

- Efektivitas

jika ada

peningkatan

pengetahuan

- Efektivitas

jika ada

tindakan

setelah

dilakukkan

penyuluhan.

- Tidak

efektivitas jika

Page 28: bab 1- 4

28

cara

melakukan

sadari dan

pengetahuan

sekaligus

tindakan

dalam

melakukan

sadari

sebagai

deteksi dini

kanker

payudara.

tidak ada

peningkatan

pengetahuan

- Tidak ada

efektivitas jika

tidak ada

tindakan

setelah

dilakukan

penyuluhan.

2. Dependen

Pengetahuan siswi

dan perilaku siswi

- Adalah

kemampuan

sisiwi untuk

mengungkapka

n kembali apa

yang diketahui

tentang sadari

dan penyakit

yang akan

muncul jika

tidak

melakukan

sadari.

- Adalah

kemampuan

sisiwi untuk

Kuesione

r

Ordi

nal

-Baik.

-Kurang baik.

Page 29: bab 1- 4

29

memperagakan

kembali apa

saja yang telah

diberikan pada

waktu

penyuluhan

kesehatan

tentang sadari

dalam

mendeteksi dini

kanker

payudara.

Page 30: bab 1- 4

30

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode PreExperiment

dengan jenis rancangan one group pre and posttest design, untuk mengetahui

efektivitas penyuluhan yang di berikan,mengetahui tingkat pengetahuan siswi

dan untuk mengetahui perilaku sisiwi sebagai deteksi dini kanker payudara.

Penelitian preeksperimental one-group pretest-posttestdesign adalah suatu

penelitian pre eksperimental dimana penelitian memberikan perlakuan pada

kelompok studi tetapi sebelumnya diukur atau ditest dahulu (pretest)

selanjutnya setelah perlakuan kelompok studi diukur atau di test kembali

(posttest).alur penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1. Desain Penelitian Pre Eksperimental One-Group Pretest-Posttest

Pengaruh perlakuan: Pretest – Posttest.

B Lokasi Dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Kelompok Studi(Pre Test)

Kelompok Studi(Post Test)

Kelompok Studi

Kelompok Studi Efek

Page 31: bab 1- 4

31

Tempat penelitian direncanakan akan dilakukan di SMK Sta.Ursula

Dumoga.

2. Waktu

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2014.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang

ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (Natsir, 2011). Populasi dalam

penelitian ini yakni beberapa siswa - siswi di SMK Sta.Ursula Dumoga,

yang direncanakan berjumlah 50 orang.

2. Sampel

Sugiyono (2009) dalam (Natsir, 2011), sampel adalah bagian dari

populasi yang diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran

dilakukan. Pengambilan sampil akan dilakukan dengan menggunakan

rumus Yamane, yaitu:

N

n =

N(d2) + 1

50

=

50 (0,052) + 1

50

=

0,125 + 1

= 44

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

Page 32: bab 1- 4

32

d = Batasan toleransi kesalahan pengambilan sampel yang

digunakan (0,05).

jadi, sampel yang akan diambil dalam penelitian yaitu

sebanyak 44 siswi yang mengikuti penyuluhan.

Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi sebagai

berikut:

a. Siswi yang bersekolah di SMK Sta.Ursula Dumoga.

b. Siswi yang berada di tempat pada saat penelitian.

c. Mampu berkomunikasi (menulis dan membaca).

d. Bersedia menjadi responden dan menandatangani informed

consent.

e. Siswi yang berada di kelas X-1.

Kriteria eksklusi sebagai berikut:

a. Siswi yang tidak bersekolah di SMK Sta.Ursula Dumoga.

b. Siswi yang tidak berada di tempat pada saat penelitian.

c. Siswa-siswi yang tidak berada di kelas X-1.

e. Tidak mampu berkomunikasi.

f. Tidak bersedia menjadi responden dan tidak menandatangani

informed consent.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sitematis) sehingga lebih mudah

diolah (Saryono, 2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

lembar dokumentasi dan lembar observasi yang berisikan data responden dan

hasil pengamatan selama penelitian. Sebelum mengisi instrumen, responden

diminta kesediannya dan diberi inform consent. Apakah Instrumen Penelitian

ini dibuat sendiri atau diambil dari Peneliti terdahulu ???? Harus ditulis

Page 33: bab 1- 4

33

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyuluhan yang

pada pre dan post penyuluhan akan menggunakan kuisioner atau serangkaian

pertanyaan yang di ajukan kepada respoden mengenai objek yang sedang

diteliti, baik berupa pendapat ataupun tanggapan dari responden sendiri

Kuisioner terdiri dari 26 pertanyaan yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu

16 pertanyaan tentang tingkat pengetahuan sadari dengan alternatif jawaban

memahami tentang sadari (skor 3), tidak memahami tentang sadari (skor 2) dan

tidak mengetahui tentang sadari (skor 1) dan 10 pertanyaan tentang perilaku

siswi yang melakukan sadari dengan alternatif jawaban siswi yang melakukan

sadari (skor 3), tidak melakukan sadari (skor 2) dan tidak mengetahui cara

melakukan sadari (skor 1). Responden menjawab pertanyaan sesuai

pengalaman dan pengetahun mereka mengenai sadari dan perilaku siswi dalam

melakukan sadari untuk mendeteksi dini kanker payudara.Berdasarkan

kuisioner yang didapat akan diperoleh efektivitas penyuluhan kesehatan tentang

pengetahuan dan perilaku siswi guna mendeteksi dini kanker payudara.

Catatan: masukkan rumus untuk menguji tingkat validitas dan

realibilitas instrumen!!!

E. Etika Penelitian

Untuk penelitian ini, peneliti meminta persetujuan dari Dekan Fakultas

Keperawatan Universitas Katolik De La Salle. Dekan menyetujui penelitian ini

dan membuat surat permohonan kepada Kepala Sekolah SMK Sta.Ursula

Dumoga.

1.Informed consent kepada responden tentang perlunya penelitian,jika

responden setuju maka di minta untuk mengisi kuesioner yang telah di sediakan

oleh peneliti.

2.Anonimity yang berarti bahwa kuesioner yang diisikan oleh responden

tanpe memberikan data diri secara khusus (tidak mencantumkan nama

responden).

3.Privacy yang berarti identitas responden tidak diketahui orang lain dan

bahkan oleh penelitian itu sendiri.

Page 34: bab 1- 4

34

4.Bebas dari berbahaya dimana penelitian ini tidak akan berdampak

secara langsung terhadap diri responden atau tidak membahayakan.

F. Prosedur Peneliitian.

i. Tahap Persiapan

Sebelum memulai penelitian ini maka perlu dilakukan persiapan yang

meliputi:

a. Penyusunan Proposal.

b. Penyelesaian Administrasi dan perijinan (surat-surat).

c. Melakukan survey awal di tempat penelitian.

d. Studi kepustakaan untuk membuat acuan penelitian.

e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa materi penyuluhan dan

kuisioner.

G.Pengolahan Data.

Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Editing

Editing atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yakin

memeriksa semua lembar kuisioner yang telah diisi yaitu kelengkapan data,

kesinambungan data dan memeriksa keseragaman data dalam usaha

melengkapi data yang masih kurang.

2. Koding

Pengkodean pada lembar kuisioner. Pada tahap ini yang dilakukan adalah

mengisi daftar kode yang disediakan pada lembar kuisioner dan sesuai

dengan hasil pengamatan yang dilakukan.

3. Scoring.

Semua variabel diberi kode selanjutnya masing-masing komponen variabel

dijumlahkan.

4. Processing.

Page 35: bab 1- 4

35

Setelah semua isian terisi dan benar, langkah selanjutnya adalah memproses

data agar dapat dianalisa.Proses data dilakukan dengan cara mengentri ddata

hasil kuisioner ke komputer.

5. Cleaning.

Kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientri apakah ada

kesalahan atau tidak.

H. Analisa Data

Analisis data yang digunakan yakni :

1. Analisa Univariat, dengan penyajian dalam bentuk tabel frekuensi untuk

melihat karakteristik dan gambaran distribusi frekuensi semua variabel

penelitian yang akan diteliti, baik variabel independen maupun

dependen.

2. Analisa Bivariat, dengan menggunakan uji t berpasangan untuk melihat

adakah efektivitas penyuluhan kesehatan tentang sadari terhadap tingkat

pengetahuan dan perilaku siswi sebagai eteksi dini kanker payudara di

SMK Sta. Ursula Dumoga.