bab 1- 4
-
Upload
cliffwinsky -
Category
Documents
-
view
14 -
download
3
description
Transcript of bab 1- 4
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit kanker menjadi salah satu penyabab utama kematian di dunia. Kanker
merupakan masalah kesehatan yang sangat serius karena jumlah penderitanya sekitar
20% pertahun. Data WHO tahun 2000, 22% dari seluruh kasus kanker adalah kanker
payudara. Jumlah penyakit kanker payudara di Indonesia menduduki peringkat kedua
sebagai penyebab kematian pada wanita akibat penyakit kanker setelah kanker servik
(YKPJ, 2005).
Kanker payudara adalah kanker yang paling sering pada perempuan dan
merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher
rahim. WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Hal ini menjadikan
kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap
tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang
lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2
juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya
(www.Compas.com).
Jumlah orang yang didiagnosis menderita kanker di seluruh dunia meningkat
menjadi lebih 14 juta.WHO juga mengumumkan kenaikan tajam penderita kanker
payudara, yang sekarang diketahui sebagai jenis kanker yang paling ditemui di
kalangan perempuan di 140 negara. WHO memperkirakan angka penderita kanker
akan naik menjadi 19 juta orang pada 2025.
Data dari International Agency Research on Cancer (IARC) Globocan 2008,
didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 36 per 100.000
perempuan. Sedangkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di Indonesia
pada tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien
rawat inap (16,85%) dan pasien rawat jalan (21,69%) atau lebih tinggi dibandingkan
dengan kanker leher rahim (17%).7 Jumlah yang ada di RS Kanker Dharmais juga
terus meningkat, pada tahun 2003 tercatat ada 221 kasus, lalu pada tahun 2008 naik
1
2
tiga kali lipat menjadi 657 kasus.Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusoumo tercatat
penderita kanker pada bulan Januari sampai bulan November 2013 sebanyak 334.
Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2005
menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara.
Sebanyak 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga
angka kesintasannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran,
pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, sementara
penanganan kanker payudara secara lintas sektoral belum mendapat prioritas dari
pemerintah.
Provinsi Sulawesi Utara hasil penelitian menunjukan bahwa gambaran
histopatologi kanker payudara yang paling banyak ditemukan di Laboratorium
Patologi Anatomi Manado periode januari 2012-desember 2012 adalah fibroadenoma
sebanyak 62 kasus (38.1%) dan diikuti duktal karsinoma invasif sebanyak 49 kasus
(30.1%). Terbanyak pada perempuan dan umur tersering golongan 40-49 tahun.
Program-program deteksi dini kanker payudara telah banyak dikembangkan di
beberapa negara. Sadari merupakan salah satu langkah deteksi dini untuk menemukan
kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin,
sebab 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila tidak
dilakukan penapisan secara massal.
SADARI sebaiknya dilakukan setiap kali selesai menstruasi yaitu hari ke-7
sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada saat ini pengaruh hormonal
estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu tidak
membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor ataupun kelainan pada
payudara.
Deteksi dini merupakan langkah awal terdepan dan paling penting dalam
pencegahan kanker. Deteksi dini menjadi kunci tingkat bertahan hidup yang tinggi
pada penderita. Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Selain
itu, untuk meningkatkan kesembuhan penderita kanker payudara, kuncinya adalah
penemuan dini, untuk itu diperlukan diseminasi pengetahuan tentang kanker
payudara, dan pendidikan wanita untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
3
Deteksi dini sangat penting dan efektif dalam menanggulangi kanker payudara.
Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara masih belum diketahui dengan
semakin meningkatnya angka kematian pada perempuan akibat kanker payudara.
Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
(Wikipedia?). Catatan: jika diambil dari situs internet, tulis lengkap alamat
webnya, hari dan tanggal download.
Pengertian pemahaman siswa adalah kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 2009). Perilaku adalah suatu aktivitas yang
mengalami perubahan dalam diri individu.
Catatan: pengertian-pengertian dimasukkan ke bab 2. Pada bab 1
perbanyak data mengenai masalah penelitian. Khususnya di tempat
penelitian saudara!!!.
Jumlah siswa-siswi yang ada di sekolah SMK Sta. Ursula Dumoga adalah 150
orang. Total sampling yang akan saya ambil berjumlah 50 orang siswi, yang terdiri
dari siswi kelas 2 dan 3 SMK. Catatan: populasi dan sampel di masukkan ke bab 3.
Catatan: Kemukakan alasan anda mengapa anda ingin menelitia di SMK
Sta. URSULA DUMOGA. Disertai data pendukung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin mengetahui tentang ”
1.Apa yang dumaksud dengan sadari?
2.Apa yang dimaksud dengan kanker payudara?
Catatan: hilangkan saja!.
3.Bagaimana tingkat pengetahuan siswi tentang sadari?
4.Bagaimana perilaku siswi dalam melakukan sadari sebagai deteksi dini kanker
payudara?
4
Catatan:
1. pengertian mengenai sadari dan kanker payudara bisa dilihat pada
buku-buku kesehatan dan menjadi landasan teori saudara pada
penelitian ini. Dan bisa dimasukkan ke bab 2. Tidak perlu menjadi
rumusan masalah.
2. Rumusan masalah cukup melihat bagaimana efektivitas program
Sadari terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku siswi sebagai
deteksi dini kanker payudara DI SMK Sta. URSULA
DUMOGA.
1. Tujuan Penelitian.
A. Tujuan Umum.
Mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku sisiwi sebagai deteksi dini
kanker payudara di SMK Sta.Ursula Dumoga.
B. Tujuan Khusus.
i. Mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan dan setelah
diberikan penyuluhan kepada siswi di SMK Dumoga tentang sadari.
ii. Mengetahui perilaku sisiwi sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan di
SMK Dumoga tentang sadari.
iii. Mengetahui seberapa banyak siswi yang melakukan sadari setelah di
lakukan penyuluhan.
C. Manfaat Penelitian.
Berdasarkan penelitian yang akan dilaksanankan, diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
a. Bagi Institusi Pendidikan.
Hasil penelitian ini dapat disumbangkan untuk perkembangan ilmu serta
dapat menjadi acuan dan salah satu sumber informasi bagi penelitian
selanjutnya.
b. Bagi Remaja
Adanya masukan dan informasi mengenai sadari sebagai deteksi dini dari
kanker payudara
5
c. Bagi Sekolah.
Adanya masukan dan informasi mengenai pengaruh pendidikan kesehatan
tentang SADARI dan perilaku siswi dalam melakukan tindakan sadari
sebagai deteksi dini kanker payudara.
d. Bagi Peneliti.
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan menjadi pengalaman yang
sangat berharga dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh
selama pendidikan.
e. Bagi Siswi.
Semoga dengan adanya penelitian ini penderita kanker payudara dapat
berkurang dengan melakukan tindakan sadari sebagai deteksi dini kanker
payudara.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SADARI
1. Pengertian SADARI
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara sendiri
dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan yang efektif
untuk mengetahui lesi payudara (Varney, 2009).
SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk mendapatkan
kanker payudara pada stadium yang lebih dini (down staging). Diperlukan pelatihan
yang baik dan evaluasi yang reguler. SADARI direkomendasikan dilakukan setiap
bulan, 7 hari setelah menstruasi bersih (Manuaba, 2008).
6
SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita terhadap kondisi
payudaranya sendiri.Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk
mendeteksi secara awal penyakit kanker payudara (Wenny, 2007).
2. Tujuan SADARI.
Tujuan di lakukannya sadari adalah untuk mendeteksi dini jika adanya
kelainan pada payudara. Pentingnya pemeriksaan payudara sendiri tiap bulan terbukti
dari kenyataan bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau
waktu memeriksa diri sendiri. . Wanita yang melakukan SADARI menunjukan tumor
yang kecil dan masih pada stadium awal, hal ini memberikan prognosis yang baik.
Dengan demikian bila benjolan ini ternyata ganas dapat diobati dalam stadium dini.
Dan kemungkinan sembuh juga lebih besar (Gani, 2009)
Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah
untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk payudara sehingga jika terjadi perubahan
dapat segera diketahui. Kebanyakan kanker payudara ditemukan pertama kali oleh
kaum wanita sendiri. Apabila kanker payudara ditemukan secara dini dan diobati
secara tepat, harapan sembuh sangat besar. Belajar memeriksa payudara secara benar
dapat menyelamatkan hidup wanita. Karena itu penting sekali pemeriksaan payudara
dilakukan setiap bulan (Suryaningsih, 2009).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu prosedur untuk
mengetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu harus
mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian bra
merupakan salah satu dari penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada payudara
(Long, 2009).
3. Target Sadari
SADARI dianjurkan dilakukan secara intensif pada wanita mulai usia 20
tahun, segera ketika mulai pertumbuhan payudara sebagai gejala pubertas. Pada
wanita muda, agak sedikit sulit karena payudara mereka masih berserabut (fibrous),
7
sehingga dianjurkan sebaiknya mulai melakukan SADARI pada usia 20 tahun karena
pada umumnya pada usia tersebut jaringan payudara sudah terbentuk sempurna.
4. Manfaat Sadari
1) Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.
2) Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.
3) Dapat mencegah penyakit kanker payudara.
4) Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.
5) Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara.
5. Waktu Sadari
Waktu yang terbaik untuk melakukannya adalah sekitar seminggu setelah hari
pertama menstruasi.SADARI dilakukan oleh setiap wanita yang telah memiliki siklus
menstruasi dan wanita yang telah mengakhiri siklus menstruasi (menopause).
SADARI dilakukan setiap 3 bulan sekali selama lebih kurang 5 menit antara hari
kelima dan kesepuluh dari siklus menstruasi dengan menghitung hari pertama
menstruasi sebagai hari pertama. SADARI dapat juga langsung dilakukan apabila
dicurigai adanya kelainan pada payudara. (Suryaningsih, 2009).
1) Haid teratur : waktu terbaik adalah hari terakhir masa haid.
2) Waktu : 5 menit setiap bulan periksa payudara.
Jika menemukan adanya benjolan atau perubahan pada payudara yang
membuat diri Anda resah, segera konsultasikan ke dokter. Jika dokter
menginformasikan bahwa hasil pemeriksaannya menunjukkan tidak adanya kelainan
tapi Anda masih tetap resah, Anda bisa meminta kunjungan lanjutan. Anda juga bisa
meminta pendapat kedua dari seorang dokter spesialis. Para wanita yang telah berusia
20 dianjurkan untuk mulai melakukan SADARI bulanan dan CBE tahunan, dan harus
melakukan pemeriksaan mamografi setahun sekali bila mereka telah memasuki usia
40 (Peiwen, 2010).
6. Cara Pemeriksaan Payudara.
8
Pemeriksaan payudara mandiri dapat membantu anda untuk menjadi terbiasa
dengan tubuh anda, jadi anda dapat menemukan perubahan-perubahan yang terjadi,
yakni dengan melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk
payudara dengan cara berbaring.
1.Melihat perubahan di depan cermin
Lihat pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).
Cara melakukan :
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit
payudara di depan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus
ke bawah disamping badan.
Tahap 2
9
Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk
melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri. Miringkan
badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.
Tahap 4
10
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan
pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
2.Melihat bentuk payudara dengan cara berbaring.
Tahap 1.Persiapan.
Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan
membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah
dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa.
Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda
untuk memeriksa payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa
sembarang benjolan atau penebalan.
11
Tahap 2.Pemeriksaan payudara dengan vertical strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka
di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke
garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada
ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan
Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat di
setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus
ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke
atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.
Tahap 3.Pemeriksaan Payudara dengan cara memutar.
12
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar biasa.
Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting payudara. Lakukan
sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali dengan tekanan kuat.
Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
Tahap 4.Pemeriksaan cairan di puting payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk melihat
adanya cairan abnormal dari puting payudara.
13
Tahap 5.Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda dengan
teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
B. Kanker payudara
1. Pengertian Kanker Payudara.
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan kanker
adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui batas
normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan menyebar ke
organ lain.Proses ini disebut metastasis. Metastasis merupakan penyebab utama
kematian akibat kanker (WHO, 2009).
Kanker adalah suatu istilah untuk penyakit di mana sel-sel membelah secara
abnormal tanpa kontrol dan dapat menyerang jaringan di sekitarnya menurut National
Cancer Institute(2009),
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan
tubuh yang berubah menjadi ganas. ( Harianto, 2009 )
14
2. Penyebab Kanker Payudara.
1. Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,
menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua.
Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan,
periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara
anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan
bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa
sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.
2. Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan
kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement.
3. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker
payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini
untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause.
4. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami
perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
5. Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko
terjadinya kanker payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8
tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko
kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun
6. Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk
tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi
terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta
15
perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
diet terhadap terjadinya keganasan ini.
7. Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen
yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk
kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Beberapa ahli medis menyebut
kanker payudara di tularkan secara turu temurun.
3. Tanda dan Gejala Kanker Payudara.
Menurut National Health Service, Inggris, wanita yang mendeteksi tanda-
tanda atau gejala berikut harus segera memeriksakan diri:
Adanya benjolan di payudara
16
Rasa sakit di ketiak atau payudara yang tampaknya tidak terkait dengan
periode menstruasi
Pitting atau kemerahan pada kulit payudara; terkadang seperti kulit jeruk
Ruam di sekitar (atau diatas) salah satu puting
Pembengkakan (benjolan) di salah satu ketiak
Penebalan sebuah area dari jaringan di payudara
Salah satu puting mengelupas, kadang-kadang mungkin mengandung darah
Perubahan puting dalam penampilan, mungkin menjadi cekung atau terbalik
Perubahan ukuran atau bentuk payudara
Kulit puting susu atau kulit payudara mulai mengelupas, bersisik atau
menyerpih.
4. Pencegahan kanker Payudara
Pencegahan kanker payudara terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
A. Pencegahan Primer.
Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk
promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang “sehat” melalui upaya
menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan
pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI
(pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa
memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara.
B. Pencegahan Sekunder.
Terkadang kita tidak tau bahwa kita dapat terkena resiko kanker payudara.
Dari pola makan yang salah atau dari riwayat keluarga yang pernah menderita kanker
ini. Pencegahan sekunder merupakan pecegahan yang dilakukan terhadap individu
yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara.
Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi
at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan
deteki dini. Beberapa metode deteksi ini terus mengalami perkembangan.
17
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah resiko datangnnya kanker
payudara adalah dengan cara :
1. Wanita usia 20 tahun dianjurkan melakukan SADARI selama 3 bulan sekali agar
kanker dapat terdeteksi secara dini. Jika ada benjolan atau hal-hal yang
mencurigakan segeralah menghubungi dokter.
2. Wanita usia 35-40 tahun melakukan mamografi
3. Wanita berusia diatas 40 tahun melakukan check-up pada dokter ahli atau
melakukan cancer risk assessement survey
4. Wanita berusia lebih dari 50 tahun check-up rutin dan demografi setiap tahun.
5. Saat baik melakukan mamografi adalah seminggu setelah menstruasi. Caranya
dengan meletakkan payudara secara bergantian antara dua lembar alas, kemudian
dibuat foto dari atas ke bawah, lalu dari kiri ke kanan.
Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih
sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara
Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi
kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka
sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%.
C.Pencegahan Tersier.
Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai
dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan
hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup
penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan
pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap
ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan
kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan
hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.
18
Cara lain untuk melakukan pencegahan kanker payudara sebagai berikut :
1. Jangan menggunakan bra yang terlalu ketat terlalu lama. Kalau bisa ketika
tidur bra dilepas
2. Hilangkan kebiasaan merokok dan minum alkohol
3. Periksa payudara sendiri secara rutin, misalnya satu bulan sekali
4. Hindari radiasi dari Sinar-X atau berbagai macam radiasi lainnya
5. Rajin mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin sebagai zat antioksidan.
6. Selain itu, banyak-banyaklah mengonsumsi kacang kedelai, tempe, tahu, dan
sebagainya. Kacang kedelai mulai mengandung fitoestrogen genistein yang
dapat membantu mengurangi resiko tumbuhnya kanker payudara.
7. Rajin berolahraga meski hanya sebatas olahraga ringan seperti joging
8. Kurangi makanan yang banyak mengandung lemak, terutama lemak
hewani((Nurcasanah, 2009).
5. Pengobatan Kanker Payudara.
A. Operasi
-Lupectomy
Pengangkatan tumor dan sedikit jaringan sehat di sekitarnya. Pada kanker
payudara, prosedur ini sering disebut operasi payudara-sparing. Jenis operasi ini
mungkin dianjurkan jika tumor berukuran kecil dan ahli bedah percaya bahwa akan
mudah untuk memisahkan kanker dari jaringan di sekitarnya. Peneliti Inggris
melaporkan bahwa sekitar seperlima dari pasien kanker payudara yang memilih
operasi konservasi payudara bukan mastektomi akhirnya membutuhkan operasi
kembali.
-Masektomi
19
Pengangkatan payudara. Mastektomi sederhana melibatkan mengangkat
lobulus, saluran susu, jaringan lemak, puting, areola, dan kulit. Mastektomi radikal
berarti juga menghilangkan otot dinding dada dan kelenjar getah bening di ketiak.
B. Terapi Radiasi(Radioterapi)
Radiasi dengan dosis terkontrol ditargetkan pada tumor untuk menghancurkan
sel-sel kanker. Biasanya, radioterapi digunakan setelah operasi, sekaligus kemoterapi
untuk membunuh sel-sel kanker yang mungkin masih berada di sekitar. Biasanya,
terapi radiasi dilakukan sekitar satu bulan setelah operasi atau kemoterapi. Setiap sesi
berlangsung beberapa menit, pasien mungkin memerlukan 3-5 sesi per minggu
selama tiga sampai enam minggu.
Jenis terapi radiasi meliputi:
Terapi radiasi Payudara
Setelah lumpectomy, radiasi diberikan pada jaringan payudara yang tersisa
Terapi radiasi dinding Dada
Terapi ini diterapkan setelah mastektomi
Terapi radiasi Getah bening
Radiasi ditujukan pada aksila (ketiak) dan daerah sekitarnya untuk
menghancurkan sel-sel kanker yang telah mencapai kelenjar getah bening.
Kemoterapi
Obat yang digunakan untuk membunuh sel-sel kanker disebut obat sitotoksik.
Ahli onkologi dapat merekomendasikan kemoterapi jika ada risiko tinggi
kekambuhan kanker, atau kanker menyebar di tempat lain di tubuh. Terapi ini
disebut kemoterapi adjuvant. Jika tumor berukuran besar, kemoterapi dapat
diberikan sebelum operasi. Tujuannya adalah untuk mengecilkan tumor,
sehingga membuat pengangkatan lebih mudah. Ini disebut kemoterapi neo-
ajuvant. Kemoterapi juga dapat diberikan jika kanker telah menyebar ke
bagian lain dari tubuh. Kemoterapi juga berguna dalam mengurangi beberapa
gejala yang disebabkan oleh kanker. Kemoterapi dapat membantu produksi
estrogen berhenti. Estrogen dapat mendorong pertumbuhan beberapa jenis
20
kanker payudara. Efek samping dari kemoterapi dapat berupa mual, muntah,
kehilangan nafsu makan, kelelahan, mulut sakit, rambut rontok, dan
kerentanan yang sedikit lebih tinggi terhadap infeksi. Banyak dari efek
samping tersebut dapat dikontrol dengan obat-obat yang dapat diresepkan
dokter. Wanita di atas 40 tahun bisa memasuki masa menopause dini.
Terapi Hormon.
Terapi ini digunakan untuk kanker payudara yang sensitif terhadap
hormon. Jenis kanker yang sensitive terhadap hormon sering disebut sebagai
kanker ER positif (estrogen receptor positive) dan positif PR (progesterone
receptor positive). Tujuan terapi hormon adalah untuk mencegah kambuhnya
kanker, biasanya digunakan setelah operasi, tapi kadang-kadang dapat
digunakan terlebih dahulu untuk mengecilkan tumor.
Jika karena alasan kesehatan, pasien tidak dapat menjalani operasi,
kemoterapi atau radioterapi, terapi hormon mungkin satu-satunya pengobatan yang
diterimanya. Terapi hormon tidak akan berpengaruh pada kanker yang tidak sensitif
terhadap hormon. Terapi hormon biasanya berlangsung hingga lima tahun setelah
operasi.
C. Tingkat Pengetahuan.
1. Pengertian Tingkat Pengetahuan.
Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana
penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2009)
Pengetahuan merupakan hasil dari usaha manusia untuk tahu. Pekerjaan tahu
tersebut adalah hasil dari kenal, insaf, mengerti, dan pandai (Salam, 2009).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
21
panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2010).
2. Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.
1. Umur
Semakin cukup umur tingkat pematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir, belajar, bekerja sehingga pengetahuanpun akan
bertambah. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa
akan lebih dipercaya. (Nursalam & Siti Pariani, 2002).
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan yang terlalu rendah akan sulit memahami pesan atau
informasi yang disampaikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
semakin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang
dimiliki (Effendy N, 2008). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk
sikap berperan serta dalam pembangunan kesehatan. (Nursalam & Siti Pariani,
2002). Menurut Kuncoroningrat (1997) yang dikutip oleh Nursalam dan Siti
Pariani (2002), makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah
menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.
Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Tingkat pendidikan
formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan
tinggi. Pendidikan dasar merupakan tingkat pendidikan yang melandasi
tingkat pendidikan menengah, adapun bentuk pendidikan dasar adalah
Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau bentuk lain
yang sederajat. Pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan tinggi merupakan lanjutan
22
pendidikan menengah adapun bentuk pendidikan tinggi mencakup program
pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis dan dokter yang
diselenggarakan oleh pendidikan tinggi (Standar Pendidikan Nasional, 2005).
3. Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan oleh karena pengalaman
yang diperoleh dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
lalu. (Notoatmodjo S, 2010).
D. Perilaku Siswi.
1. Pengertian Perilaku.
Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan formal maupun
pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu.
(menurut Wikipedia)
Pengertian pemahaman siswa adalah kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 2009). Perilaku adalah suatu aktivitas yang
mengalami perubahan dalam diri individu.
2. Kategori Pengetahuan.
Menurut Arikunto (2009), pengetahuan dibagi dalam 3 kategori, yaitu:
a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh
petanyaan
b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh
pertanyaan
c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari
seluruh pertanyaan .
23
E. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan terjemahan dari counseling (is the heart of guidance
program). Ruth Strang (1985) yang dikutip oleh Sukardi menyatakan, “Guidance is
broader couseling is a most important tool of guidance” (Machfoedz, 2005).
Konseling menjadi strategi utama dalam proses bimbingan dan merupakan teknik
standar serta tugas pokokseorang konselor dipusat pendidikan (Nurihsan, 2005).
Sebelum membahas lebih lanjut tenttang penyuluhan atau konseling, akan
disampaikan terlebih dahulu beberapa batasan tentang bimbingan (Maulana, 2009)
Sementara itu penyuluhan diartikan sebagai hubungan timbal balik antara dua
orang individu (penyuluhan dan klie) untuk mencapai pengertian tentang diri sendiri
dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan
datang (Natawijaya, 1987 dikutip oleh Sukardi, 1995 dan Machfoedz, 2005)
Batasan diatas, terlihat bahwa sasaran pelayanan penyuluhan atau konseling
adalah klien atau peserta didik yang bermasalah. Setelah mengikuti penyuluhan,
diharapkan peserta didik memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri dalam
memperbaiki perilaku saat ini dan masa yang akan datang.
Penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan cara memperluas pesan dan menanamkan keyakinan. Dengan
demikian , masyarakat tidak saja sadar tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dapat
melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983).
Tujuan ppenyuluhan kesehatan merupakan suatu proses yang berlangsung
secara terus menerus yang kemajuannya harus terus diamati terutama oleh mereka
yang memberikannya. Tujuan penyuluhan kesehatan lebih khusus adalah
meningkatkan pengetahuan mereka, karena pengetahuan tersebut akan menjadi titik
tolak perubahan sikap dan gaya hidup mereka, yang pada akhirnya terjadi perubahan
perilaku dan meningkatnya kepatuhan yang selanjutnya akan meningkatkan kwalitas
hidup (Basuki, 2009)
1. Metode Penyuluhan.
24
Yang dapat digunakan dalam melakukan penyuluhan menurut (Notoadmodjo,
2005) diantaranya :
a. Metode Ceramah.
Adalah suatu cara dlam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga
memperoleh informsi tentang kesehatan.
b. Metode Diskusi Kelompok.
Adalah pembicara yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu
topik pembicara diantara 5-20 peserta (sasaran) dengan seseorang
pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
c. Metode Curah Pendapat.
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah dimana setiap anggota
mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan
oleh masing-masing peserta dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi
dilakukan kemudian.
d. Metode Panel.
Adalah pembicara yang telah direncakan di depan pengunjung atau peserta
tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih penulis dengan
seorang pemimpin.
e. Metode Bermain Peran.
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan
tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk dipakai
sebagai bahan pemikiran oleh kelompok.
f. Metode Demonstrasi.
Adalah suatu cara untuk menunjukan pengertian, ide dan prosedur
tenttang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk
memperlihatkan bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan
dengan menggunakan alat peraga. Metode ini digunakan terhadap
kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.
g. Metode Simposium.
25
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang
dengan topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
h. Metode Seminar.
Adalah suatu cara dimana sekelompok orang berkumpul untuk membahas
suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahliyang menguasi bidangnya.
26
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Bagan 1. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
= Variabel Independent
= Variabel Dependent
B. Hipotesis
Ha : Ada efektivitas penyuluhan kesehatan tentang sadari terhadap tingkat
pengetahuan dan perilaku siswi sebagai deteksi dini kanker payudara.
Ho : Tidak adanya efektivitas penyuluhan kesehatan tentang sadari terhadap
tingkat pengetahuan dan perilaku siswi sebagai deteksi dini kanker payudara
Pre Test
Post Test
Penyuluhan
Kesehatan
Pengetahuan Siswi Tentang
SADARI
Perilaku Siswi Sebagai Deteksi
Dini Kanker Payudara
27
Pada Bab 3 Anda perlu teliti yaitu :
Pengetahuan dan perilaku Siswa-siswi ttg Sadari dan kemampuan
melakukan SADARI sebelum diberi penyuluhan ttg SADARI
DAN
Pengetahuan dan perilaku Siswa-siswi ttg Sadari dan kemampuan
melakukan SADARI setelah diberi penyuluhan ttg SADARI
Pada Kuesioner Penelitian tentang Pengetahuan sudah ada, namun
observasi tentang Perilaku belum ada.
Jadi perlu alat untuk mengobservasi perilaku SADARI sebelum
dan sesudah diberi penyuluhan. (A lat Observasi )
C. Defini Operasional.
No
.
Variabel Definisi
operasional
Alat
Ukur
Skal
a
Hasil
1. Independen
Penyuluhan
kesehatan tentang
sadari
Adalah suatu
keadaan
sehat secara
menyeluruh
mencakup
fisik, mental,
dan
kedudukan
sosial yang
berkaitan
dengan alat,
fungsi serta
- Nom
inal
- Efektivitas
jika ada
peningkatan
pengetahuan
- Efektivitas
jika ada
tindakan
setelah
dilakukkan
penyuluhan.
- Tidak
efektivitas jika
28
cara
melakukan
sadari dan
pengetahuan
sekaligus
tindakan
dalam
melakukan
sadari
sebagai
deteksi dini
kanker
payudara.
tidak ada
peningkatan
pengetahuan
- Tidak ada
efektivitas jika
tidak ada
tindakan
setelah
dilakukan
penyuluhan.
2. Dependen
Pengetahuan siswi
dan perilaku siswi
- Adalah
kemampuan
sisiwi untuk
mengungkapka
n kembali apa
yang diketahui
tentang sadari
dan penyakit
yang akan
muncul jika
tidak
melakukan
sadari.
- Adalah
kemampuan
sisiwi untuk
Kuesione
r
Ordi
nal
-Baik.
-Kurang baik.
29
memperagakan
kembali apa
saja yang telah
diberikan pada
waktu
penyuluhan
kesehatan
tentang sadari
dalam
mendeteksi dini
kanker
payudara.
30
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode PreExperiment
dengan jenis rancangan one group pre and posttest design, untuk mengetahui
efektivitas penyuluhan yang di berikan,mengetahui tingkat pengetahuan siswi
dan untuk mengetahui perilaku sisiwi sebagai deteksi dini kanker payudara.
Penelitian preeksperimental one-group pretest-posttestdesign adalah suatu
penelitian pre eksperimental dimana penelitian memberikan perlakuan pada
kelompok studi tetapi sebelumnya diukur atau ditest dahulu (pretest)
selanjutnya setelah perlakuan kelompok studi diukur atau di test kembali
(posttest).alur penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1. Desain Penelitian Pre Eksperimental One-Group Pretest-Posttest
Pengaruh perlakuan: Pretest – Posttest.
B Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Kelompok Studi(Pre Test)
Kelompok Studi(Post Test)
Kelompok Studi
Kelompok Studi Efek
31
Tempat penelitian direncanakan akan dilakukan di SMK Sta.Ursula
Dumoga.
2. Waktu
Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Juni 2014.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang diteliti yang
ciri-cirinya akan diduga atau ditaksir (Natsir, 2011). Populasi dalam
penelitian ini yakni beberapa siswa - siswi di SMK Sta.Ursula Dumoga,
yang direncanakan berjumlah 50 orang.
2. Sampel
Sugiyono (2009) dalam (Natsir, 2011), sampel adalah bagian dari
populasi yang diambil dengan cara tertentu, dimana pengukuran
dilakukan. Pengambilan sampil akan dilakukan dengan menggunakan
rumus Yamane, yaitu:
N
n =
N(d2) + 1
50
=
50 (0,052) + 1
50
=
0,125 + 1
= 44
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
32
d = Batasan toleransi kesalahan pengambilan sampel yang
digunakan (0,05).
jadi, sampel yang akan diambil dalam penelitian yaitu
sebanyak 44 siswi yang mengikuti penyuluhan.
Sampel yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi sebagai
berikut:
a. Siswi yang bersekolah di SMK Sta.Ursula Dumoga.
b. Siswi yang berada di tempat pada saat penelitian.
c. Mampu berkomunikasi (menulis dan membaca).
d. Bersedia menjadi responden dan menandatangani informed
consent.
e. Siswi yang berada di kelas X-1.
Kriteria eksklusi sebagai berikut:
a. Siswi yang tidak bersekolah di SMK Sta.Ursula Dumoga.
b. Siswi yang tidak berada di tempat pada saat penelitian.
c. Siswa-siswi yang tidak berada di kelas X-1.
e. Tidak mampu berkomunikasi.
f. Tidak bersedia menjadi responden dan tidak menandatangani
informed consent.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sitematis) sehingga lebih mudah
diolah (Saryono, 2009). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
lembar dokumentasi dan lembar observasi yang berisikan data responden dan
hasil pengamatan selama penelitian. Sebelum mengisi instrumen, responden
diminta kesediannya dan diberi inform consent. Apakah Instrumen Penelitian
ini dibuat sendiri atau diambil dari Peneliti terdahulu ???? Harus ditulis
33
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penyuluhan yang
pada pre dan post penyuluhan akan menggunakan kuisioner atau serangkaian
pertanyaan yang di ajukan kepada respoden mengenai objek yang sedang
diteliti, baik berupa pendapat ataupun tanggapan dari responden sendiri
Kuisioner terdiri dari 26 pertanyaan yang dibagi dalam 2 bagian, yaitu
16 pertanyaan tentang tingkat pengetahuan sadari dengan alternatif jawaban
memahami tentang sadari (skor 3), tidak memahami tentang sadari (skor 2) dan
tidak mengetahui tentang sadari (skor 1) dan 10 pertanyaan tentang perilaku
siswi yang melakukan sadari dengan alternatif jawaban siswi yang melakukan
sadari (skor 3), tidak melakukan sadari (skor 2) dan tidak mengetahui cara
melakukan sadari (skor 1). Responden menjawab pertanyaan sesuai
pengalaman dan pengetahun mereka mengenai sadari dan perilaku siswi dalam
melakukan sadari untuk mendeteksi dini kanker payudara.Berdasarkan
kuisioner yang didapat akan diperoleh efektivitas penyuluhan kesehatan tentang
pengetahuan dan perilaku siswi guna mendeteksi dini kanker payudara.
Catatan: masukkan rumus untuk menguji tingkat validitas dan
realibilitas instrumen!!!
E. Etika Penelitian
Untuk penelitian ini, peneliti meminta persetujuan dari Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle. Dekan menyetujui penelitian ini
dan membuat surat permohonan kepada Kepala Sekolah SMK Sta.Ursula
Dumoga.
1.Informed consent kepada responden tentang perlunya penelitian,jika
responden setuju maka di minta untuk mengisi kuesioner yang telah di sediakan
oleh peneliti.
2.Anonimity yang berarti bahwa kuesioner yang diisikan oleh responden
tanpe memberikan data diri secara khusus (tidak mencantumkan nama
responden).
3.Privacy yang berarti identitas responden tidak diketahui orang lain dan
bahkan oleh penelitian itu sendiri.
34
4.Bebas dari berbahaya dimana penelitian ini tidak akan berdampak
secara langsung terhadap diri responden atau tidak membahayakan.
F. Prosedur Peneliitian.
i. Tahap Persiapan
Sebelum memulai penelitian ini maka perlu dilakukan persiapan yang
meliputi:
a. Penyusunan Proposal.
b. Penyelesaian Administrasi dan perijinan (surat-surat).
c. Melakukan survey awal di tempat penelitian.
d. Studi kepustakaan untuk membuat acuan penelitian.
e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa materi penyuluhan dan
kuisioner.
G.Pengolahan Data.
Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Editing
Editing atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yakin
memeriksa semua lembar kuisioner yang telah diisi yaitu kelengkapan data,
kesinambungan data dan memeriksa keseragaman data dalam usaha
melengkapi data yang masih kurang.
2. Koding
Pengkodean pada lembar kuisioner. Pada tahap ini yang dilakukan adalah
mengisi daftar kode yang disediakan pada lembar kuisioner dan sesuai
dengan hasil pengamatan yang dilakukan.
3. Scoring.
Semua variabel diberi kode selanjutnya masing-masing komponen variabel
dijumlahkan.
4. Processing.
35
Setelah semua isian terisi dan benar, langkah selanjutnya adalah memproses
data agar dapat dianalisa.Proses data dilakukan dengan cara mengentri ddata
hasil kuisioner ke komputer.
5. Cleaning.
Kegiatan pengecekan kembali data-data yang sudah dientri apakah ada
kesalahan atau tidak.
H. Analisa Data
Analisis data yang digunakan yakni :
1. Analisa Univariat, dengan penyajian dalam bentuk tabel frekuensi untuk
melihat karakteristik dan gambaran distribusi frekuensi semua variabel
penelitian yang akan diteliti, baik variabel independen maupun
dependen.
2. Analisa Bivariat, dengan menggunakan uji t berpasangan untuk melihat
adakah efektivitas penyuluhan kesehatan tentang sadari terhadap tingkat
pengetahuan dan perilaku siswi sebagai eteksi dini kanker payudara di
SMK Sta. Ursula Dumoga.