BAB 1 (1)

7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posbindu merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan dete dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular, utama yang dilak secara terpadu, rutin dan periodik. Pengaadaan Posbindu sendiri be meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini fak risiko PTM (Penyakit Tidak Menular), selain itu. Posbindu juga merupakan u promosikesehatanmelalui berbagaikelompok masyarakatdan pemangku kepentingan terutama dalam tatanan Kelurahan/esa !iaga "ktif denga kegiatan berupa kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang mernular berusia #$ tahun keatas. Posbindu tidak hanya melibatkan petugas Puskesmas, tetapi juga tenaga pelaksana/Kader Posbindu PTM yang harusme yanndapatkan pelatihan sebelum terjun langsung dalam Posbindu serta partisipasi dari masy dimana terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dari pemanfaatan Posbindu itu sendiri, dimulai dari faktor pengetahuan mengenai posbindu, j transportasi ke Posbindu serta dukungan keluarga. %ntuk keterampilan Kader bertanggung ja&ab adalah petugas kesehatan. Tujuan melibatkan masyarakat s sebagai Kader yang terlatih adalah agar mereka dapatmelaksanakan Posbindu tersebut dengan mandiri dan tenaga kesehatan khususnya Puskesmas Kelurahan hanya bertugas sebagai pendamping dimana Puskesmas memberikan bantuan tekn dan fasilitas secara berkala dan berkesinambungan. Pelaksanaan Posbindu PTM hampir sama dengan kegiatan posyandu pada bayi dan balita, dimana proses kegiatan pada Posbindu PTM dibagi menja diantaranya, pada meja # dilakukan pendaftaran dan pencatatan, meja ' dila

description

makalah

Transcript of BAB 1 (1)

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangPosbindu merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular, utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin dan periodik. Pengaadaan Posbindu sendiri bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM (Penyakit Tidak Menular), selain itu. Posbindu juga merupakan upaya promosi kesehatan melalui berbagai kelompok masyarakat dan pemangku kepentingan terutama dalam tatanan Kelurahan/Desa Siaga Aktif dengan sasaran kegiatan berupa kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang penyakit mernular berusia 15 tahun keatas.Posbindu tidak hanya melibatkan petugas Puskesmas, tetapi juga melibatkan tenaga pelaksana/Kader Posbindu PTM yang harus me yanndapatkan pelatihan sebelum terjun langsung dalam Posbindu serta partisipasi dari masyarakat sendiri dimana terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dari pemanfaatan pelayana Posbindu itu sendiri, dimulai dari faktor pengetahuan mengenai posbindu, jarak dan transportasi ke Posbindu serta dukungan keluarga. Untuk keterampilan Kader, yang bertanggung jawab adalah petugas kesehatan. Tujuan melibatkan masyarakat setempat sebagai Kader yang terlatih adalah agar mereka dapat melaksanakan Posbindu tersebut dengan mandiri dan tenaga kesehatan khususnya Puskesmas Kelurahan yang hanya bertugas sebagai pendamping dimana Puskesmas memberikan bantuan teknis dan fasilitas secara berkala dan berkesinambungan.Pelaksanaan Posbindu PTM hampir sama dengan kegiatan posyandu pada bayi dan balita, dimana proses kegiatan pada Posbindu PTM dibagi menjadi 5 meja diantaranya, pada meja 1 dilakukan pendaftaran dan pencatatan, meja 2 dilakukan wawancara terarah, meja 3 dilakukan pengukuran TB, BB, IMT dan lingkar perut dan analisa lemak tubuh, meja 4 dilakukan pengukuran tekanan darah, gula dara, kolesterol total dan trigliserida darah, meja 5 dilakukan konseling, edukasi dan tindak lanjut lainnya. Dari 5 meja tersebut, peran Kader yang sudah dilatih sangat penting terutama pada meja 5 karena apabila konseling dilakukan dengan baik makan tujuan pencegahan akan tercapai.Penyakit tidak menular (PTM) terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes, adalah pembunuh terbesar di dunia dengan kematian setiap tahun merupakan penyebab dari sekitar 60% kematian global. WHO memperkirakan pada tahun 2020 PTM akan menyebabkan 73% kematian dan 60% dari seluruh kesakitan di dunia. 2 dari 3 kematian setiap tahunnya terjadi karena PTM terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia. Di wilayah Asia Tenggara saat ini, ancaman PTM setiap tahunnya diperkirakan sebesar 8 juta kematian atau 22% dari seluruh kematian.Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41% tahun 1995 menjadi 59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia, 6 diantaranya adalah karena PTM. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi (15,4%), disusul tuberkulosis paru (7,5%), hipertensi (6,8%), cedera (6,5%), perinatal (6,0%), DM (5,7%), tumor (5,7%), penyakit hati (5,2%), penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit saluran nafas bawah (5,1%). Dari Riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut; hipertensi (31,7%), arthritis (30,3%), penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma (3,5%), diabetes mellitus (1,1%), dan stroke (0,83%).Masalah PTM yang kian meningkat dan mengancam ekonomi nasional dikarenakan masyarakat kurang menyadari tentang PTM dan faktor risiko untuk timbulnya PT M itu sendiri, dimana faktor risiko PTM itu sendiri meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidsk sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang ditemukan melalu konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasarPeningkatan prevalensi PTM menjadi ancaman yang serius dalam pembangunan di bidang kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, upaya pengendalian PTM ditekankan pada upaya mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh ke fase berisiko atau menjadi sakit berkomplikasi.Upaya pengendalian PTM sendiri dibangun berdasarkan komitmen bersama dari seluruh elemen masyarakat yang perduli terhadap ancaman PTM melalui Posbindu PTM. Pengembangan Posbindu PTM merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, diselenggarakan berdasarkan permasalahan PTM yang ada di masyarakat dan mencakup berbagai upaya promotif dan preventif serta pola rujukannya.Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal, diperlukan partisipasi masyarakat sehingga dikembangkanlah suatu model pengendalian PTM yang berbasis masyarakat yakni Posbindu PTM. Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian faktor risiko secara mandiri dan berkesinambungan, sehingga pencegahan faktor risiko PTM dapat dilakukan sejak dini dan kejadian PTM di masyarakat dapat ditekan.

B. Rumusan Masalah1. Adakah hubungan antara faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan pasien akan pengadaan Posbindu, persepsi pasien mengenai kesehatan, pemahaman terhadap konseling oleh kader) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.2. Adakah hubungan antara faktor pemungkin (transportasi ke Posbindu, Jarak ke Posbindu, biaya administrasi) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.3. Adakah hubungan antara faktor penguat (dukungan keluarga dan sosialisasi mengenai Posbindu) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.

C. Hipotesis1. Terdapat hubungan antara faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan pasien akan pengadaan Posbindu, persepsi pasien mengenai kesehatan, pemahaman terhadap konseling oleh kader) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.2. Terdapat hubungan antara faktor pemungkin (transportasi ke Posbindu, Jarak ke Posbindu, biaya administrasi) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan Barat.3. Terdapat hubungan antara faktor penguat (dukungan keluarga dan sosialisasi mengenai Posbindu) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Kuningan BaratD. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumMengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayan Posbindu sehingga dapat membantu Puskesmas kelurahan Kuningan Barat dalam meningkatkan kualitas pelayanan Posbindu.2. Tujuan Khususa. Mengetahui hubungan antara faktor predisposisi (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan pasien akan keberadaan Posbindu, persepsi pasien mengenai kesehatan, pemahaman terhadap konseling oleh kader) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Kuningan Barat.b. Mengetahui hubungan antara faktor pemungkin (transportasi ke Posbindu, jarak ke Posbindu, biaya administrasi) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Kuningan Barat.c. Mengetahui hubungan antara faktor penguat (dukungan keluarga dan sosialisasi mengenai Posbindu) dengan pemanfaatan pelayanan Posbindu di wilayah kerja Puskesmas kelurahan Kuningan Barat.

E. Manfaat PenelitianAdapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak, yaitu:1. Institusi Pelayanan KesehatanPenelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Puskesmas kelurahan Kuningan Barat mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan Posbindu sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan Posbindu di wilayah tersebut.Dari hasil penelitian ini diharapkan pelayanan Posbindu kelurahan Kuningan Barat dapat berjalan dengan lebih efektif sehingga dapat menurunkan faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular (PTM) di masyarakat. 2. MasyarakatPenelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai masalah kesehatan terutama penyakit tidak menular dan kesadaran akan keberadaan dan fungsi dari Posbindu sehingga dapat mendeteksi dini faktor resiko serta mencegah komplikasi pada penyakit tidak menular.3. PenelitiPenelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan Posbindu.

F. Ruang Lingkup Penelitian1. Ruang Lingkup TempatPuskesmas kelurahan Kuningan Barat2. Ruang Lingkup WaktuRuang lingkup waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2015

G. OriginalitasPenelitiJudulMetodeHasilKeterangan

Alindi Safarach Bratanegara, Mamat Lukman, Nuroktavia HidayatGambaran dukungan keluarga terhadap pemanfaatan posbindu lansia di Kelurahan Karasak kota BandungDeskriptif kuantitatifDukungan keluarga yang diberikan kepada lansia terhadap pemanfaatan posbindu berada pada nilai yang tidak mendukungTidak mengaitkan antara biaya, transportasi dan jarak ke posbindu dengan pemanfaatan posbindu tersebut serta tidak mengikutsertakan pra-lansia yang memanfaatkan posbindu

Samiasih A, sulistiyaningsih S, Nugroho H.APengetahuan kader tentang proses menua dengan keaktifan kader pada pelaksanaan posbindu di Kelurahan Sendangmulyo Kecamatan Tembalang, SemarangDeskriptif korelatifTidak ada hubungan antara pengetahuan kader dengan proses menua dengan keaktifan kader di Kelurahan Sendangmulyo kecamatan Tembalang, SemarangTidak meneliti pengetahuan kader dengan pemahaman pasien yang hadir ke Posbindu

Leli Marlina, Arneliwati, Rismadefi WoferstHubungan tingkat pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan motivasi lansia mengunjungi posbinduKuantitatif deskriptif korelatifTerdapat hubungan antara tingkat pengetahuan lansia tentang Posbindu dengan motivasi lansia mengunjungi posbinduTidak mengaitkan antara biaya, transportasi dan jarak ke posbindu dengan kunjungan lansia ke posbindu, serta tidak mengikutsertakan pra-lansia yang memanfaatkan posbindu