Bab III Makna Referensial dan Konteks Budaya Candrasengkala 3.1 ...
B. MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
description
Transcript of B. MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
B. MAKNA DAN PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
2.Dapat memberi tuntunan kepada masyarakat sesuai dengan “budaya” yang dimilikinya
1.Makna teater daerah dalam kehidupan masyarakat, untuk memberi tempat atau wadah bagi budaya masyarakat,
Contoh:
Gambar. Teater“Arja” Bali, dengan gaya penampilan khas, harmonis, atraktif, kompak serta busana yang gemerlapan
Sebuah pertunjukan teater “arja” di Bali , misal-nya, cerita yang diketengahkan, sarat akan petuah-petuah atau pesan moral yang berhubungan dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat daerah setempat, disamping mengungkap inti pokok cerita yang di pentaskan.
PERANAN TEATER DALAM KONTEKS BUDAYA DAERAH.
a. Teater sebagai Keperluan Upacara.
Dalam ritual “Dewa Yadnya” misalnya, tiap pemain (penari) atau peserta upacara lainnya merupakan penonton dan sekaligus juga ikut aktif dalam upacara itu sendiri.
Teater tradisional di Bali pada umumnya
di jaman dahulu banyak digunakan untuk keperluan
upacara.
REJANG adalah sebuah tari klasik (tradisional) yang gerak-gerak tarinya sangat sederhana (polos) dan penuh dengan rasa pengabdian kepada leluhur.
Contoh:
b. Teater untuk Keperluan
Ekspresi Seni dan Hiburan
gerakan, kostum maupun iringan
musiknya.
Teater sebagai
ekspresi seni dan hiburan, menitikberatkan pada segi keindahan,
Misalnya :
Dramatari arja, prembon, calonarang, topeng dan lain sebagainya.
Contoh: Teater ‘Topeng Bondres’
bahwa topeng sebagai
seni tari dan teater. sebuah
prasasti di Jawa Tengah
yang mengungkap seni
pertunjukan topeng, yaitu
‘prasasti Jaha’ – berangka
tahun 840 masehi yang di
tulis oleh “Maharaja Sri
Lokapala” sebagai
pemegang daerah Kuti.
misalnya ;dramatari topeng
Sumber lain mengatakan, bahwa ‘topeng’ itu mulai berkembang sebagai teater rakyat.
Gambar ; Berbagai Jenis ‘Karakter ‘ Topeng Bali.
Teater topeng dipentaskan dengan lakon dari cerita babad, siklus kerajaan , Singasari dan Majapahit serta cerita-cerita daerah lainnya.
Topeng Bali, dimuat pada sebuah prasasti “Bebetin” yang berangka tahun 896 masehi, menyebutkan – ‘pertunjukan topeng’ pada jaman pemerintahan “Raja Ugrasena” di Bali. Pada prasasti “Blantih” tahun 1059 masehi, menyebutkan tentang “atapukan” – berarti topeng
Di dalam sebuah lontar petopengan bernama lontar “Ularan Prasaya”, diceritakan tentang jaman pemerintahan “Dalem Waturenggong” di Gelgel antara tahun 1460-1550.
c. Teater untuk Keperluan Penyampaian Pesan.
dalam perkembangannya, para
seniman teater ingin sekaligus memanfaatkan
fungsi teater sebagai media penyampaian pesan, yaitu dapat
berupa pendidikan atau penerangan.
Antara lain :
topeng,arja,prembon,wayang kulit dan seni pertunjukkan
lainnya.
Dalam seni pertunjukkan, antara lain : dalam lakon
wayang kulit, misalnya nilai yang berhubungan
dengan budi pekerti, etika dan susila, yang dapat mengubah sikap dan
perilaku penontonnya. Dapat membentuk perilaku yang baik
dan positif, yang disajikan melalui pesan-pesan cerita
dalam lakon. Gambar: Teater “Wayang Kulit” Bali
• TEATER PADA DASARNYA,
MEMPUNYAI LIMA FUNGSI UTAMA :
1. sebagai sarana “hiburan” dan juga berfungsi sebagai
wadah untuk berkomunikasi antar
warga.2. sebagai “fungsi ritual”, bersifat transendental, yaitu
sebagai media hubungan antar manusia, di dalam
rangkaian proses upacara keagamaan.
3. sebagai “terapi” diperuntukkan bagi mereka yang memiliki cacat mental, maupun fisik. Misalnya,
orang yang mengalami cacat mental akan menjadi lebih percaya diri dan merasakan interaksi serta sosialisasi dengan masyarakat saat
menari di panggung.
POTRET
bersambung….
4. sebagai “media pergaulan”, proses penciptaan tarian hingga
pementasan merupakan kegiatan yang dilakukan secara
terkoordinasi, baik antar penari, pemusik, maupun penata rias.
Hal
5. sebagai “media katharsis” seperti seni yang lain, seni tari (teater) pun dapat menjadi media katharsis bagi penari. Misalnya, mereka
yang biasa melakukan katharsis (pembersihan jiwa) melalui seni
tari, yaitu seniman tari yang sudah sangat terbiasa menari dan
menuangkan gagasannya melalui tarian.