awal rasa terselip.docx

4
“ awal rasa terselip , iya waktu itu memang hanya mata sebagai media “ satu , dua atau tiga , entah berapa banyak namun hasil dari media (kamu – aku) sudah tertanam “ “ rasa apa ini ? coklat , keju , atau strawberry ? oh bukan ini rasa nyaman “ ..... membiarkan dia tertanam di sini “ “ terasa muna` jika menyebut ini nyaman namun rasa pendusta muncul ketika terucap (tidak , hanya rasa simpati) “ “ aduh , status yang mencoba untuk setia mempertahankan apa yang menjadi pilihan “ .... atau mempertahankan apa yang sudah tertanam , meskipun entah apa ujungnya “ Karna ketika itu muncul , ketika kata nyaman terucap , status memiliki pilihan lain yang sudah lama ada , bahkan jauh lebih lama sebelum media itu ada dan menyisihkan kata nyaman (ku terhadap nya) hanya ku – terhadap - nya “ balasan sempat ada tapi itu hanya dua pilihan antara aku yang merasakan , atau kita yang merasakan “ “ kemudian pilihan yang sudah lama ada meronta untuk dipertahankan , dan berguman (aku hanya ingin berusaha tidak membuatnya sakit) “

Transcript of awal rasa terselip.docx

Page 1: awal rasa terselip.docx

“ awal rasa terselip , iya waktu itu memang hanya mata sebagai media “

“ satu , dua atau tiga , entah berapa banyak namun hasil dari media (kamu – aku) sudah tertanam “

“ rasa apa ini ? coklat , keju , atau strawberry ? oh bukan ini rasa nyaman “

“ ..... membiarkan dia tertanam di sini “

“ terasa muna` jika menyebut ini nyaman namun rasa pendusta muncul ketika terucap (tidak , hanya

rasa simpati) “

“ aduh , status yang mencoba untuk setia mempertahankan apa yang menjadi pilihan “

“ .... atau mempertahankan apa yang sudah tertanam , meskipun entah apa ujungnya “

Karna ketika itu muncul , ketika kata nyaman terucap , status memiliki pilihan lain yang sudah lama

ada , bahkan jauh lebih lama sebelum media itu ada dan menyisihkan kata nyaman (ku terhadap

nya) hanya ku – terhadap - nya

“ balasan sempat ada tapi itu hanya dua pilihan antara aku yang merasakan , atau kita yang

merasakan “

“ kemudian pilihan yang sudah lama ada meronta untuk dipertahankan , dan berguman (aku hanya

ingin berusaha tidak membuatnya sakit) “

“ .......... namun jauh dari apa yang mulut utarakan , hati lebih jauh berguman ( bukan ini yang aku

mau )”

Karna bukan KITA ku dengan dia yang aku mau , tapi KITA ku dengan mu yang aku mau . iya kamu ,

kamu yang entah brapa lama menanam rasa ini yang hanya bermediakan mata , yang bahkan aku

pun tak mengerti apa balasan dari rasa ini , karna memang Hanya dan HANYA aku yang merasakan

“....... meskipun berharap balasan itu ada ”

Tapi entah apa kah itu ada ? meskipun aku telah lepas dari pilihanku (dia) sebelum rasa ini ada “

Page 2: awal rasa terselip.docx

berhayal , ya berhayal kamu menjadi bagian dari (kita) (aku dan kamu) “

“ berhayal , ruas jari akan di isi dengan jarimu “

“ berhayal , aku yang akan ada dibelakangmu saat laju kendaraan mu berjalan ke suatu tempat yang

hanya aku , dan benar benar aku yang slalu ada dibelakangmu “

“ berhayal , memanggilmu dengan sebutan khusus “

“ berhayal , membangun kebahagian hanya kita dan benar benar hanya kita yang tau akan desaign

kebahagian itu “

“ berhayal , akan cerita panjang yang kita sendiri menjadi sutradara dari cerita itu “

Namun , jauh dari semua hayalan itu , 1 hayalan yang membuatku takut

“ berhayal , kamu datang dan memberi jawaban , (berhenti untuk menjadikan ku bagian dari

hayalamu) “

Page 3: awal rasa terselip.docx

“ dan di saat itu juga , harapan , keinginan atau bahkan hayalan seketika menjadi (berusaha)

tertutup”

“ iya aku takut , aku takut semakin aku takut ....”

“ takut untuk menyakiti hayalan ku yang entah sampai kapan judul dari semua rasa ini akan sama ,

tetap tidak berubah , yaitu HAYALAN “

“ hingga suatu wicara muncul untuk berhenti bahkan berontak mempertahankan rasa ini “

“ .......... karna satu , satu yang aku tau hayalan akan tetap menjadi hayalan “

“ keinginan untuk merubah ? sudah . sudah ada dan sudah pernah , namun tetap , tetap seperti

adanya “

“ peluang , kesempatan atau apa lah itu ... hmm kecil adanya “

“ karna yang memutuskan perubahan itu kamu bukan aku “

“ perubahan dari harapan menjadi balasan “

“ perubahan dari aku menjadi kita “

“ perubahan dari hayal menjadi nyata ”

“ terkadang aku berharap kamu tiba – tiba datang kehadapan ku “

“ ..... dan berkata , ijin kan aku masuk ke dalam dunia hayal mu agar bisa aku wujudkan menjadi

dunia nyata kita “

“ Hmmm sepertinya itu terlalu tinggi untukku ”