Autism

15
1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Istilah Autisme berasal dari kata “autos” maksudnya sendiri dan istilah ini diguna karena mereka yang menghidap gejala autism seringkali memang terlihat seperti orang yang hidup sendiri dan mereka kurang dapat merasakan kontak sosial dengan menghindari kontak dengan orang lain.Autisme merupakan salah satu bentuk gangguan tumbuh kembang syaraf tertentu yang menyebabkan fungsi otak berfungsi abnormal shingga dapat pengaruh tumbuh kembang ,komunikasi dan kemampuan interaksi sosial seseorang individu 9 . Anak dengan autisme mempunyai tiga karekteristik yang mendasar iaitu yakini mengalami hambat dalam berkomunikasi, gangguan perilaku dan interaksi sosial.Tiga karekteristik ini disebut trias autis. Autisme adalah gangguan perkembangn yang komplek menyangkut komunikasi , interaksi sosial dan aktifitas imaginasi , gangguan sensoris , pola bermain , perilaku dan emosi . 5 Autisme adalah terdiri dari perkembangan berat yang menpengaruhi komunikasi dan berelasi (hubungan) dengan orang lain dan mereka tidak mampu berkomuniksi verbal maupun non-verbal. 5 Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah sekelompok gangguan perkembangan saraf terdiri gangguan autis dan

description

pedriatrik sosial

Transcript of Autism

Page 1: Autism

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Istilah Autisme berasal dari kata “autos” maksudnya sendiri dan istilah ini

diguna karena mereka yang menghidap gejala autism seringkali memang terlihat

seperti orang yang hidup sendiri dan mereka kurang dapat merasakan kontak

sosial dengan menghindari kontak dengan orang lain.Autisme merupakan salah

satu bentuk gangguan tumbuh kembang syaraf tertentu yang menyebabkan fungsi

otak berfungsi abnormal shingga dapat pengaruh tumbuh kembang ,komunikasi

dan kemampuan interaksi sosial seseorang individu9.

Anak dengan autisme mempunyai tiga karekteristik yang mendasar iaitu

yakini mengalami hambat dalam berkomunikasi, gangguan perilaku dan interaksi

sosial.Tiga karekteristik ini disebut trias autis. Autisme adalah gangguan

perkembangn yang komplek menyangkut komunikasi , interaksi sosial dan

aktifitas imaginasi , gangguan sensoris , pola bermain , perilaku dan emosi . 5

Autisme adalah terdiri dari perkembangan berat yang menpengaruhi komunikasi

dan berelasi (hubungan) dengan orang lain dan mereka tidak mampu

berkomuniksi verbal maupun non-verbal.5

Gangguan spektrum autisme (ASD) adalah sekelompok gangguan

perkembangan saraf terdiri gangguan autis dan terkait gangguan tetapi kurang

parah gangguannya : Asperger gangguan dan perkembangan pervasive

developmental disorder not otherwise specified (PDD-NOS). Anak-anak yang

memiliki ASD menunjukkan gangguan karakteristik dalam interaksi sosial dan

komunikasi , berulang-ulang, dan pola stereotip dari perilakunya.

Masalah kesehatan jiwa perlu menjadi fokus utama dalam upaya peningkatan

sumber daya manusia, khususnya pada anak dan remaja yang merupakan generasi

yang harus dipersiapkan sebagai sumber kekuatan bangsa6. Dari populasi anak dan

remaja mengalami gangguan kesehatan jiwa. preavelensi gangguan kesehatan jiwa

pada anak dan remaja akan cenderung meningkat seiring dengan permasalahan

hidup di masyarakat yang semakin kompleks6.

Page 2: Autism

Di United States diperkirakan sekitar 20% anak-anak terdeteksi mengalami

gangguan jiwa . Masalah kejiwaan yang terjadi pada anak dan remaja antara lain

karena penyalahgunaan narkoba, kekerasan yang dilakukan oleh orang tua,

pengabaian, dan lain-lain. Anak-anak tersebut membutuhkan perhatian khusus

untuk segera mendapatkan penanganan dalam bentuk terapi kejiwaan dan program

rehabilitasi yang tepat.

Data Kebijakan Nasional Kesehatan Jiwa (National Health Policy) 2001-

2005 menunjukkan bahwa ratio gangguan kesehatan jiwa/emosional pada

kelompok anak berusia 4-15 tahun adalah 104/1000 anak. Dalam studi prevalensi

problem emosional dan perilaku pada anak usia sekolah dasar di wilayah Jakarta

Pusat tahun 2003 dengan menggunakan instrumen Child behavior Checklist

(Rahadian dan Wiguna, 2003) di dapatkan angka 27%. Prevalensi pada anak laki-

laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan (30,5% vs 22,6%). Problem

internalisasi (cemas, depresi, dan isolasi diri) lebih besar jika dibandingkan dengan

problem ekternalisasi (30% vs 10.2%). Ang dan Wiguna (2007), melakukan studi

prevalensi gangguan mental pada anak sekolah menengah pertama di wilayah

Jakarta Pusat dengan menggunakan instrumen MINI for Kids mendapatkan angka

prevalensi sebesar 26,5 %. Gangguan mental lebih banyak ditemukan pada pelajar

perempuan jika dibandingkan dengan pelajar laki-laki. Jenis gangguan mental yang

paling banyak ditemukan adalah gangguan mood, gangguan cemas, gangguan

pemusatan perhatian dan/ hiperaktivitas (GPPH), serta gangguan perilaku 4

1.2. Tujuan Penulisan

Dalam penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengertian autism dan

cara deteksi dini autis pada anak.

Page 3: Autism

2. Tinjauan Literatur

2.1 Pengertian Autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai

dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa,

perilaku, komunikasi dan interaksi sosial. Perkataan autisme berasal dari bahasa

Yunani “auto” berarti sendiri yang menunjukkan gejala “hidup dalam dunianya

sendiri”. Pada umumnya penderita autisme mengacuhkan suara, penglihatan

ataupun kejadian yang melibatkan mereka.Biasanya reaksi mereka tidak sesuai

dengan situasi atau malahan tidak ada reaksi sama sekali. Mereka menghindari atau

tidak berespon terhadap kontak sosial (pandangan mata, sentuhan kasih sayang,

bermain dengan anak lain dan sebagainya. 8

2.2 Penyebab Autisme

Penyebab autisme belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli menyebutkan

autisme disebabkan karena terdapat gangguan biokimia, ahli lain berpendapat

bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri/jiwa.

Ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh karena kombinasi

makanan yang salah atau lingkungan yang terkontaminasi zat-zat beracun yang

mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam

tingkah laku dan fisik termasuk autisme.

Walaupun paparan logam berat (air raksa) terjadi pada setiap anak, namun hanya

sebagian kecil saja yang mengalami gejala autism. Hal ini mungkin berkaitan

dengan teori genetik, salah satunya berkaitan dengan teori Metalotionin. Beberapa

penelitian anak autism tampaknya didapatkan ditemukan adanya gangguan

netabolisme metalotionin.

Metalotionon adalah merupakan sistem yang utama yang dimiliki oleh tubuh dalam

mendetoksifikasi air raksa, timbal dan logam berat lainnya. Setiap logam berat

memiliki afinitas yang berbeda terhadap metalotionin. Berdasarkan afinitas

Page 4: Autism

tersebut air raksa memiliki afinitas yang paling kuat dengan terhadap metalotianin

dibandingkan logam berat lainnya sepertoi tembaga, perak atau zinc.

2.4 Diagnosis Autisme

Untuk menetapkan diagnosis gangguan autism para klinisi sering menggunakan

pedoman Deteksi Skrening Mental IV.Gangguan Autism didiagnosis berdasarkan

DSM-IV:

Harus ada sedikitnya 6 gejala dari(1), (2), and (3), dengan minimla harus ada 2

gejala dari (1), dan satu gejala masing-masing dari (2) dan (3):

(1) Gangguan Kualitatif dalam Interaksi Sosial, minimal harus ada dua manifestasi:

• Perilaku non verbal seperti : kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang

hidup, sikap tubuh atau gerak tubuh dalam interaksi sosial

• Kegagalan dalam berhubungan dengan anak sebaya sesuai dengan

perkembangannya

• Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain

• Kurangnya hubungan sosial dan emosional

(2) Gangguan Kualitatif dalam Bidang Komunikasi, minimal 1 gejala di bawah ini:

• Bicara terlambat atau bahkan sama sekali tak berlkembang (tak ada usaha

untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain tanpa bicara).

• Bila bisa bicara tidak dipakai untuk komunikasi

• Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.

• Cara bermain kurang variasi, kurang imajinatif dan kurang bisa meniru.

(3) Suatu Pola yang Dipertahankan dan diulang-ulang dalam perilaku, minat dan

kegiatan. Sedikitnya harus ada 1 gejala di bawah ini :

• Mempertahankan satu minat atau lebih dengan cara yang sangat khas dan

berlebihan.

• Terpaku pada satu kegiatan ritual atau rutin yang tidak ada gunanya

• Terdapat gerakan-gerakan aneh yang khas berulang-ulang.

Page 5: Autism

• Seringkali terpukau pada bagian-bagian benda

2.5 Deteksi Dini Autisme

Deteksi dini pada anak dengan autisme melalui beberapa tahapan, antara lain :8

1. Deteksi Dini Sejak dalam Kandungan

Sampai sejauh ini dengan kemajuan tehnologi kesehatan di dunia masih juga belum

mampu mendeteksi resiko autism sejak dalam kandungan. Terdapat beberapa

pemeriksaan biomolekular pada janin bayi untuk mendeteksi autism sejak dini,

namun pemeriksaan ini masih dalam batas kebutuhan untuk penelitian.

2. Deteksi Dini Sejak Lahir hingga Usia 5 tahun

Autisme agak sulit di diagnosis pada usia bayi, tetapi penting untuk mengetahui

gejala dan tanda penyakit ini sejak dini karena penanganan yang lebih cepat akan

memberikan hasil yang lebih baik.

Ada beberapa gejala yang harus diwaspadai terlihat sejak bayi atau anak menurut usia :

a. Usia 0-6 bulan

• Bayi tampak terlalu tenang ( jarang menangis)

• Terlalu sensitif, cepat terganggu/terusik

• Gerakan tangan dan kaki berlebihan terutama bila mandi

• Tidak “babbling”

• Tidak ditemukan senyum sosial diatas 10 minggu

• Tidak ada kontak mata diatas umur 3 bulan

• Perkembangan motor kasar/halus sering tampak normal

b. Usia 6 – 12 Bulan

• Kaku bila digendong

• Tidak mau bermain permainan sederhana (ciluk ba, da-da)

• Tidak mengeluarkan kata

Page 6: Autism

• Tidak tertarik pada boneka

• Memperhatikan tangannya sendiri

• Terdapat keterlambatan dalam perkembangan motor kasar/halus

• Mungkin tidak dapat menerima makanan cair

c. Usia 2 – 3 tahun

• Tidak tertarik untuk bersosialisasi dengan anak lain

• Melihat orang sebagai “benda”

• Kontak mata terbatas

• Tertarik pada benda tertentu

• Kaku bila digendong

d. Usia 4 – 5 Tahun

• Sering didapatkan ekolalia (membeo)

• Mengeluarkan suara yang aneh (nada tinggi atau datar)

• Marah bila rutinitas yang seharusnya berubah

• Menyakiti diri sendiri (membenturkan kepala)

• Temperamen tantrum atau agresif

3. Deteksi Dini dengan Skrening

Beberapa ahli perkembangan anak menggunakan klarifikasi yang disebut sebagai

Zero to three's Diagnostic Classification of Mental Health and Development

Disorders of Infacy and early Childhood. DC-0-3 menggunakan konsep bahwa proses

diagnosis adalah proses berkelanjutan dan terus menerus, sehingga dokter yang

merawat dalam pertambahan usia dapat mendalami tanda, gejala dan diagnosis pada

anak. Menurut Judarwanto W (2010), beberapa deteksi dini dengan menggunakan

skrening antara lain :

a. Deteksi Dini Dengan Chat (Checklist Autism in Toddlers)

Terdapat beberapa perangkat diagnosis untuk skreening (uji tapis) pada

penyandang autism sejak usia 18 bulan sering dipakai di adalah CHAT . CHAT

dikembangkan di Inggris dan telah digunakan untuk penjaringan lebih dari 16.000

Page 7: Autism

balita. Pertanyaan berjumlah 14 buah meliputi aspek-aspek : imitation, pretend

play, and joint attention. Menurut American of Pediatrics, Committee on Children

With Disabilities. Technical Report : The Pediatrician's Role in Diagnosis and

Management of Autistic Spectrum Disorder in Children.

A Aloanamnesis Ya Tidak

1. Apakah anak senang diayun-ayun atu diguncang-guncang

naik turun

2 Apakah anak tertarik (memperhatikan) anak lain?

3 Apakah anak suka memanjat-manjat,seperti memanjat tangga?

4 Apakah anak suka bermain “cluk ba,” petak umpet?

5 Apakah anak pernah bermain seolah-olah membuat secangkur

the menggunakan mainan berbentuk cangkir dan teko,atau

permainan lain?

6 Apakah anak pernah menunjuk atau meminta sesuatu dengan

menunjukkan jari?

7 Apakah anak pernah menggunakan jari untuk menunjuk ke

sesuatu agar anda melihat ke sana?

8 Apakah anak dapat bermain dengan mainan yang kecil (mobil

atau kubus)

9 Apakah anak pernah memberikan suatu benda untuk

menunjukkan sesuatu?

B Pengamatan

1 Selama pemeriksaan apakah anak menatap (kontak mata)

dengan pemeriksa?

2 Usahakan menrik perhatian anak, kemudian pemeriksa

menunjuk sesuatu di ruangan pemeriksaan sambil mengatakn:

“ Lihat itu ada bola (atau mainan lain)”!.

Perhatikan mata anak, apakah ia melihat ke benda yang

ditunjuk, bukan melihat tangn pemeriksa?

3 Usahakan menarik perhatian anak, berikan mainan

gelas/cangkir dan teko. Katakan pada anak: “Buatkan

secangkir susu buat mama”!

Page 8: Autism

4 Tanyakan pada anak: “Tunjukan mana gelas”! (gelas dapat

diganti dengan nama benda lain yang dikenal anak dan ada di

sekitar kita ).Apakah anak menunjukkan benda tersebut

dengan jarinya? Atau sambil menatap wajah anda ketika

menunjuk ke satu benda?

5 Apakah anak dapat menumpuk beberapa kubus/balok menjadi

suatu menara?

b. MSDD (Multisystem Developmental Disorders)

MSDD adalah diagnosis gangguan perkembangan dalam hal kesanggupannya

berhubungan, berkomunikasi, bermain dan belajar. Gangguan MSDD tidak

menetap seperti gangguan pada Autisme Spectrum Disorders, tetapi sangat

mungkin untuk terjadi perubahan dan perbaikkan. Pengertian MSDD meliputi

gangguan sensoris multipel dan interaksi sensori motor. Gejala MSDD meliputi :

gangguan dalam berhubungan sosial dan emosional dengan orang tua atau

pengasuh, gangguan dalam mempertahankan dan mengembangkan komunikasi,

gangguan dalam proses auditory dan gangguan dalam proses berbagai sensori lain

atau koordinasi motorik.

c. Pervasive Developmental Disorders Screening Test PDDST – II

PDDST-II adalah salah satu alat skrening yang telah dikembangkan oleh Siegel B.

dari Pervasive Developmental Disorders Clinic and Laboratory, Amerika Serikat

sejak tahun 1997. Perangkat ini banyak digunakan di berbagai pusat terapi

gangguan perliaku di dunia. Beberapa penelitian menunjukkan hasil yang cukup

baik sebagai alat bantu diagnosis atau skrening Autis.

4. Rapid Attention Back and Fourt Comunicattion Test

Tes untuk mengetahui gejala autisme pada anak yang ada saat ini rata-rata memakan

waktu hingga dua jam. Untuk itu, tim peneliti dari Universitas Emory dan Georgia

Tech mencoba menawarkan cara baru yang lebih cepat. Dengan metode ‘Rapid

Attention Back and Forth Communication Test’ atau “Rapid ABC”, uji gejala autisme

anak hanya berlangsung selama lima menit. Caranya, anak dilibatkan dalam kegiatan

Page 9: Autism

yang sederhana yang memerlukan konsentrasi, komunikasi, dan pengenalan. Tes

sangat efektif untuk mengetahui gejala awal autisme pada anak usia 18 bulan hingga

dua tahun. Meski begitu, tes ini tidak dapat menggantikan screening autisme secara

komprehensif. Setelah  mengidentifikasi cepat anak yang berisiko autisme di awal

perkembangan, mereka harus segera mendapat terapi.

Gejala gangguan spektrum autisme mencakup gangguan dalam interaksi sosial dan

komunikasi, tetapi juga dicirikan oleh perilaku yang tidak biasa seperti gerakan

berulang, mengepakkan tangan dan kurangnya kontak mata. Sebelumnya diagnosis

dan intervensi terkait dengan hasil jangka panjang lebih baik, ” katanya seperti dikutip

dari Momlogic. Levine juga mencatat bahwa jika orangtua curiga anak mereka

mungkin terkena autisme, tes Rapid ABC hanyalah tes cepat. Kemudian harus

dilanjutkan dengan uji diagnostik untuk evaluasi emosional dan fisik secara

menyeluruh.

3. Kesimpulan

Autisme merupakan suatu perkembangan yang abnormal ditandai dengan

masalah berinteraksi sosial, masalah komunikasi verbal dan nonverbal dan pengulangan

tingkah laku dan ketertarikan yang dangkal dan obsesif. Perkembangan teknologi dan

metode deteksi dini terhadap anak dengan masalah autisme sangat bermanfaat dalam

penanganan masalah autisme pada anak, sehingga dampak autisme yang kompleks

dapat di cegah dan mendapatkan penanganan sedini mungkin. Masalah autisme pada

anak adalah hal yang serius dan menjadi salah satu masalah pada kejiawaan anak yang

masih ditakuti oleh semua orang tua jika terjadi pada anaknya.

Page 10: Autism

Daftar Pustaka

1. Anonim (2010). http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2010/04/23/deteksi-dini-autism-pada-anak-hanya-lima-menit/.

2. Anonim (2010). http://downloads.ziddu.com/downloadfile/9050216/gangguan jiwa pada anak dan remaja. doc.h.html .

3. Dewi R (2010). Peran Orang Tua pada Terapi Biomedis pada Anak Autis. Tesis. Fakutas Psikologi Gunadarma.

4. Departemen Psikiatrik FK-UI. Deteksi Dini Gangguan Jiwa pada Anak. Jakarta.

5. Habiburrohman, Muhammad. 2011. Manajemen Pembelajaran Bagi Anak Autis Pada Jenjang SD di Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Kota Magelang, Skripsi.Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo.

6. Hamid A.Y (2008). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

7. Judarwanto W (2010). http://puterakembara.org/archives10/00000055.shtml.

8. Mardiyono A (2010). http://www.pdkjateng.go.id/index.php/upt/bpdiksus/196-deteksi-dini autism.

9. Sunu, Christoper . 2012. Panduan Memecahkan Masalah Autisme;Unlocking Autisme.Yogyakarta: Lintang Terbit.

Page 11: Autism