attack rate dan nilai median

10
ATTACK RATE, NILAI MEDIAN, CONTOH KASUS DAN PERHITUNGANNYA Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Faktor Risiko Lingkungan pada Media Makanan dan Minuman Disusun oleh: KELOMPOK 2 FERDIAN AKHMAD FERIZQO LARASATI WIJAYANTI LATRI HIDAYAH NURMALA RUTH NAOMI DIV EPIDEMIOLOGI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

description

attack rate dan nilai median

Transcript of attack rate dan nilai median

Page 1: attack rate dan nilai median

ATTACK RATE, NILAI MEDIAN, CONTOH KASUS

DAN PERHITUNGANNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Faktor Risiko Lingkungan

pada Media Makanan dan Minuman

Disusun oleh:

KELOMPOK 2

FERDIAN AKHMAD FERIZQO

LARASATI WIJAYANTI

LATRI HIDAYAH

NURMALA RUTH NAOMI

DIV EPIDEMIOLOGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2015

Page 2: attack rate dan nilai median

1. ATTACK RATE

Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang berjangkit dalam

masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.

Attack rate dapat dihitung melalui jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan

pada suatu saat dibandingkan dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit

tersebut pada saat yang sama dalam %, permil

Manfaat attack rate yaitu memperkirakan derajat serangan atau penularan suatu penyakit,

semakin tinggi nilai AR, maka makin tinggi pula kemampuan Penularan Penyakit tersebut.

Ukuran insiden digunakan angka insiden atau dikenal dengan attack rate. Ukuran ini dipakai

untuk kejadian yang bersifat akut atau mendadak, seperti wabah campak, diare, dan

kecelakaan.

Rumus (AR):                               Jumlah penyakit baru

                         ------------------------------------------------------------------------ X K

                      (Jumlah populasi berisiko (dalam waktu wabah berlangsung)

     

2. Nilai Median

1) Nilai Median Data Tunggal

Median merupakan nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan dari yang

terkecil. Maka dari itu, untuk menjawab soal Median untuk mengurutkan data terlebih

dahulu. Setelah diurutkan, ada dua ketentuan yang digunakan untuk memudahkan dalam

mengetahui nilai median dari sebuah data. Ketentuannya adalah :

a. Data berjumlah ganjil

Ketika jumlah data ganjil, maka nilai median bisa dipastikan adalah angka yang

terletak ditengah. Missal, jumlah data 13 maka median merupakan data ke-7 setelah

data diurutkan.

Page 3: attack rate dan nilai median

b. Data berjumlah genap

Jika data berjumlah genap, maka nilai median diambil dari nilai rata-rata antara 2

angka yang berada di tengah setelah diurutkan. Misalnya, data berjumlah 12 maka

urutkan data terlebih dahulu dan jumlahkan data keenam dan ketujuh kemudia dibagi

dengan angka 2.

Contoh: 2,4,6,7,7,8,9,10

Maka Mediannya adalah 7, didapatkan dari 7 + 7 dibagi 2.

2) Nilai Median Data Kelompok

Pada data tunggal, perhitungan median cukup mudah. Data diurutkan berdasarkan nilai

datanya mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Kemudian median bisa diketahui

langsung dari nilai tengah urutan tersebut.

Namun pada data kelompok, cara tersebut tidak bisa digunakan. Data kelompok

merupakan data yang berbentuk kelas interval, sehingga tidak bisa langsung mengetahui

nilai median jika kelas mediannya sudah diketahui.

Oleh karena itu, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Me=x ii+( n2−f kii

f i) p

Keterangan

Me = Median

xii = batas bawah median

n = jumlah frekuensi

fkii = frekuensi kumulatif data di bawah kelas median

fi = frekuensi data pada kelas

median

p = panjang interval kelas

  KASUS

SRAGEN – Puluhan warga RT 013 dan 015, Dukuh Kembangan, Desa Mojorego, Sragen,

Senin (8/10/2012), diduga mengalami keracunan setelah menyantap nasi urap ( gudangan )

untuk acara syukuran dirumah salah satu seorang warga. Keracunan itu dialami 33 warga,

enam warga diantaranya harus mendapat perawatan intensif di Puskesmas Kedawung I dan

Page 4: attack rate dan nilai median

enam warga warga lain dirawat di Puskesmas Sambirejo. Sedangkan 21 warga sisanya

melakukan obat jalan. Rata-rata korban berusia lanjut. Hanya dua di antaranya anak-anak

berusia enam tahun.

Satu demi satu warga berdatangan ke Puskesmas sejak Selasa (9/10) siang hingga malam.

Data yang diimpun Solopos.com, hingga Kamis (11/10), sebanyak 12 warga masih

mendapat perawatan intensif di kedua puskesmas. Insiden bermula saat Samin, 60,

mengadakan syukuran karena baru saja membeli sepeda motor. Sudah menjadi kebiasaan ia

membuat nasi urap berisi nasi putih, sayuran, telur rebus, dan botok yang diletakkan

ditempat nasi yang terbuat dari plastik.

Nasi dibagikan kepada 14 warga disekitar rumah, pukul 15.00 WIB. Menurut ayah Fadil

Maulana, 6, salah seorang anak yang menyantap nasi urap, Tadri, 33, sesaat

setelah  mengonsumsi, anaknya tidak mengalami sakit. Namun saat malam, Fadil mengeluh

mual pusing dan demam. Dia juga muntah dan diare berkepanjangan. Tak hanya Fadil,

Samin yang menyelenggarakan acara pun terpaksa dilarikan ke Puskesmas Sambirejo

karena menyantap nasi urap.“Kebetulan saya kerja dan anak saya yang menyantap. Kata

dia, hanya memakan telurtelur rebus. Usai makan tidak apa-apa, tapi malam hari dia

mengeluh mual, pusing, dan muntah-muntah. Saya bawa ke  Puskesmas pagi hari berikut.

Dia minta obat jalan tetapi enggak sembuh. Maka saya berinisiatif membawa ke Puskesmas

lagi dan dirawat.” Ujar Tadri saat ditemui Solopos.com di sela-sela menunggui anaknya,

Kamis (11/10)

Kepala Puskesmas Kedawung I, dr. Wisnu Retnaningsih, menjelaskan mayoritas warga

yang datang ke Puskesmas dalam kondisi lemas akibat dehidrasi. Rata-rata mengalami

gejala mual, pusing, muntah dan buang air besar (BAB) lebih dari 10 kali dalam semalam.

Page 5: attack rate dan nilai median

Perhitungan :

Tabel 1

distribusi berdasarkan Jenis-jenis Makanan yang Dikonsumsi Hubungannya Dengan

Angka Kesakitan

NOJenis

Makanan

Makan Makanan TertentuTidak Makan Makanan

TertentuAR

SakitTidak

sakitTotal % sakit

Tidak

sakittotal %

1 Nasi putih 47 7 54 87,3 0 25 25 0 87,3

2 Sayuran 39 15 54 72,2 3 22 25 12 60,2

3 Telur Rebus 51 3 54 94,4 0 25 25 0 94,4

4 Botok 29 25 54 53,7 0 25 25 9 53,7

Perhitungan Attack Rate ( AR )

Perhitungan Attack Rate ( AR ) data kasus KLB berdasarkan jenis makanan tertentu yang

dikonsumsinya. Rumus umum :

% AR = % sakit ( makan ) - % sakit ( tdk makan )

a.       AR Nasi Putih = 87,3% – 0% = 87,3%

b.      AR Sayuran = 72,2 %– 12% = 60,2%

c.       AR Telur rebus = 94,4%-0% = 94,4%

d.      AR Botok = 53,7% - 0% = 53,7%

Page 6: attack rate dan nilai median

Perhitungan Nilai median

Tabel 2Distribusi Jumlah Penderita Sesuai Berdasarkan Gejala yang Timbul

NO Gejala Jumlah Penderita Presentase1 Mual 13 24, 07%2 Pusing 6 11,11%3 Demam 6 11,11%4 Muntah 18 33,33%5 Diare 11 20,37%

Total 54 100%

Perhitungan Nilai median data kasus KLB berdasarkan jumlah penderita sesuai dengan

gejalanya. Rumus umum :

Contoh :

Sebanyak 26 orang mahasiswa terpilih sebagai sampel dalam penelitian kesehatan di

sebuah universitas. Mahasiswa yang terpilih tersebut diukur berat badannya. Hasil

pengukuran berat badan disajikan dalam bentuk data kelompok seperti dibawah ini :

Berat Badan (kg) Frekuensi (fi)

46 – 50 3

51 – 55 2

56 – 60 4

61 – 65 5

66 - 70 6

71 - 75 4

76 - 80 1

81 - 85 1

Hitunglah Median berat badan mahasiswa!

Jawaban

Page 7: attack rate dan nilai median

Berat Badan

(kg)

Frekuensi (fi) Frekuensi

Kumulatif (fk)

46 – 50 3 3

51 – 55 2 5

56 – 60 4 9

61 – 65 5 14

66 - 70 6 20

71 - 75 4 24

76 - 80 1 25

81 - 85 1 26

n 26

Jumlah data adalah 26, sehingga median terletak diantara data ke 13 dan 14. Data ke

13 dan 14 berada pada kelas interval ke-4 (61 – 65). Kelas interval ke-4 ini disebut

sebagai kelas median.

Kemudian dapat diketahui bahwa :

xii = 60,5 fkii = 9 p = 5 n = 26 fi = 5

maka rumusnya adalah

Me=60,5+( 262

−9

5 )5 = 60,5 + (0,8) 5 = 64,5

Sehingga didapatkan median berat badan mahasiswa adalah 64,5 kg

REFERENSI :

www.rumusstatistik.com/2013/08/median-data-berkelompok.html

http://sarmilahkesling.blogspot.co.id/2015/07/tugas-klb-di-sragen-2012-perhitungan.html

http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2010/05/ukuran-ukuran-dalam-epidemiologi.html