Atmasphere 28 Maret 2016

1
P endekatan untuk membangkitkan semangat entrepre- neur akan berbeda- beda, tergantung pada siapa yang sedang dihadapi. Apakah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mahasiswa, atau karyawan sebuah per- usahaan? Semuanya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pendekatan untuk membangkitkan semangatnya pun akan berbeda pula. Terdapat tiga hal yang mampu mendorong penye- baran spirit entrepreneurship pada siswa SMK, yaitu dukung- an dan role model, budaya, dan metode pendidikan. Seorang siswa akan menjadi lebih percaya diri dan berani mengambil risiko ketika didu- kung oleh orang lain, baik dari keluarga ataupun guru di se- kolah. Oleh karena itu, jika dia berani untuk mengutarakan berbagai ide kreatif, dia akan berani pula untuk mengejar impiannya. Untuk itu pula dia membutuhkan role model yang dapat dijadikan tokoh panutan dan menyadari bahwa mimpi yang dimiliki bisa terwujud. Role model bisa dari ling- kungan sekolah ataupun dari orang yang telah berhasil me- nerapkan ide kreativitasnya menjadi sebuah bisnis dan ber- hasil berjalan. Salah satunya adalah pendiri Gojek Nadiem Makarim. Dirinya sering menggunakan jasa ojek untuk menembus kemacetan Jakarta dan dia pun memiliki ide untuk mengelola jasa ojek dengan cara yang lebih baik. Dia pun mampu mengubah transporta- si rakyat menjadi transportasi bergengsi, berawal dari 20 tu- kang ojek, saat ini dia telah me- miliki lebih dari 10 ribu tukang ojek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Layanan yang diberikan pun tak hanya mengantarkan orang, tapi ba- rang, hingga menyediakan jasa potong rambut dan pijat. Cara dan gaya berpikir tidak terlepas dari pengaruh bu- daya yang ada di lingkungan seseorang. Dengan demikian, penting bagi pihak sekolah untuk membangun budaya yang membentuk keberanian seseorang. Tak hanya itu, bu- daya untuk terus melahirkan ide baru nan kreatif pun juga harus ditumbuhkan. Jangan sampai ada budaya yang dapat membuat siswa takut untuk berkarya karena akan memati- kan kreativitas dan keberanian siswa tersebut. Kemudian jangan lupa untuk memasukkan pendidik- an mengenai kewirausahaan dalam pelajaran sehari-hari. Hasil penelitian membukti- kan, mengasah potensi en- trepreneurial melalui proses pendidikan dapat membentuk seorang wirausaha. Ciptakan sebuah proses pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk berlatih langsung dalam mengelola usaha dan memupuk kompetensi soft skill wirausaha. Pada tingkat universitas, ma- hasiswa juga perlu diberikan penguatan pada praktik dan kompetensi soft skill sehingga tumbuh jiwa entrepreneur- ship. Program pelatihan yang bertujuan untuk membantu mahasiswa bersikap dan ber- pikir kreatif pun harus sering dilakukan. Jangan lupa untuk memberikan studi kasus de- ngan solusi yang harus diberi- kan oleh mahasiswa sehingga mahasiswa terbiasa untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara yang segar dan kreatif. Bagi yang telah bekerja, peran pemerintah dalam mem- bangkitkan semangat wirausa- ha sangatlah dibutuhkan. Baik dalam memberikan bantuan permodalan hingga memberi- kan pelatihan-pelatihan yang dapat dijadikan bekal bagi para karyawan sehingga mereka be- rani untuk mengambil langkah menjadi wirausaha. Hal ini terbilang cukup pen- ting karena di Indonesia saat ini, wirausaha yang merintis usahanya sendiri sebagian besar berasal dari seorang karyawan yang melihat pelu- ang usaha kemudian mencoba membangun bisnisnya sendiri. Sedangkan wirausaha karena seseorang kehilangan pekerja- an atau tak ada pilihan lain ter- bilang cukup kecil. Pemerintah pun harus pintar-pintar meli- hat hal ini dan mencari solusi terbaik untuk keduanya. Manfaat Tumbuhnya Jiwa Entrepreneurship Sebenarnya, apakah keun- tungan bagi seseorang dan ne- gara jika banyak dari warganya yang memiliki jiwa entrepre- neurship? Bagi seorang indivi- du, salah satu keuntungan yang didapat adalah bisa memper- baiki kesejahteraan dan kuali- tas hidup. Keuntungan lainnya adalah dapat menyalurkan ide, cita-cita, dan keinginan yang dimilikinya menjadi sebuah kenyataan. Sedangkan bagi sebuah ne- gara, entrepreneurship adalah kunci dari kemajuan suatu bangsa. China merupakan con- toh yang tepat untuk menggam- barkan pentingnya entrepre- neurship. Perkembangannya sebagai negara raksasa dengan kemajuan ekonomi serta tek- nologi yang kuat tak terlepas dari berkembangnya spirit en- trepreneurship di dalam jiwa penduduknya. Contoh lainnya adalah Inggris. Usaha Kecil dan Menengah Inggris menyum- bang 50% pada gross value added dan wirausaha indivi- dual menyumbang rata-rata £130.000 pada ekonomi Inggris di tahun 2012. Pertumbuhan wirausaha ini pun otomatis meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga peng- angguran yang menjadi beban pemerintah pun berkurang. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, jumlah wirausaha di Indonesia baru 1.65% dari jumlah pendu- duk Indonesia. Hal ini sangat disayangkan mengingat be- sarnya peran wirausaha dalam membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian jum- lah pengangguran pun dapat berkurang dan perekonomian negara secara luas bisa lebih baik. Bagi siswa SMK dan maha- siswa misalnya, dirinya dapat turut menghidupkan pereko- nomian daerah sekitarnya dengan membuka lapangan pekerjaan. Urbanisasi dari dae- rah ke kota karena kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal pun dapat diminimalkan. Bangkitkan Semangat Wirausaha untuk Indonesia yang Lebih Baik Untuk menjadi sebuah negara yang besar dan sejahtera, dibutuhkan lebih dari sekadar lahan, tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam. Dibutuhkan pula orang yang memiliki bakat, kemampuan dan dorongan sebagai entrepreneur yang mampu mengelola semua sumber daya yang ada dan mengubahnya menjadi barang yang menguntungkan. Lalu pertanyaannya kemudian, bagaimanakah membangkitkan semangat entrepreneur di tengah-tengah masyarakat Indonesia? Prof. Dr. Benedicta Prihatin Dwi Riyanti,M.Si., Psikolog Guru Besar Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya TABLOID KONTAN 28 Maret - 3 April 2016 5 Atmasphere

Transcript of Atmasphere 28 Maret 2016

Page 1: Atmasphere 28 Maret 2016

Pendekatan untuk m e m b a n g k i t k a n semangat entrepre-neur akan berbeda-

beda, tergantung pada siapa yang sedang dihadapi. Apakah siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), mahasiswa, atau karyawan sebuah per-usahaan? Semuanya memiliki karakteristik yang berbeda sehingga pendekatan untuk membangkitkan semangatnya pun akan berbeda pula.

Terdapat tiga hal yang mampu mendorong penye-baran spirit entrepreneurship pada siswa SMK, yaitu dukung-an dan role model, budaya, dan metode pendidikan.

Seorang siswa akan menjadi lebih percaya diri dan berani mengambil risiko ketika didu-kung oleh orang lain, baik dari keluarga ataupun guru di se-kolah. Oleh karena itu, jika dia berani untuk mengutarakan berbagai ide kreatif, dia akan berani pula untuk mengejar impiannya. Untuk itu pula dia membutuhkan role model yang dapat dijadikan tokoh panutan dan menyadari bahwa mimpi yang dimiliki bisa terwujud.

Role model bisa dari ling-kungan sekolah ataupun dari orang yang telah berhasil me-nerapkan ide kreativitasnya menjadi sebuah bisnis dan ber-hasil berjalan. Salah satunya adalah pendiri Gojek Nadiem Makarim. Dirinya sering menggunakan jasa ojek untuk menembus kemacetan Jakarta dan dia pun memiliki ide untuk mengelola jasa ojek dengan cara yang lebih baik. Dia pun mampu mengubah transporta-si rakyat menjadi transportasi bergengsi, berawal dari 20 tu-kang ojek, saat ini dia telah me-miliki lebih dari 10 ribu tukang ojek yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Layanan yang diberikan pun tak hanya mengantarkan orang, tapi ba-rang, hingga menyediakan jasa potong rambut dan pijat.

Cara dan gaya berpikir tidak

terlepas dari pengaruh bu-daya yang ada di lingkungan seseorang. Dengan demikian, penting bagi pihak sekolah untuk membangun budaya yang membentuk keberanian seseorang. Tak hanya itu, bu-daya untuk terus melahirkan ide baru nan kreatif pun juga harus ditumbuhkan. Jangan sampai ada budaya yang dapat membuat siswa takut untuk berkarya karena akan memati-kan kreativitas dan keberanian siswa tersebut.

Kemudian jangan lupa untuk memasukkan pendidik-an mengenai kewirausahaan dalam pelajaran sehari-hari. Hasil penelitian membukti-kan, mengasah potensi en-trepreneurial melalui proses pendidikan dapat membentuk seorang wirausaha. Ciptakan sebuah proses pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk berlatih langsung dalam mengelola usaha dan memupuk kompetensi soft skill wirausaha.

Pada tingkat universitas, ma-hasiswa juga perlu diberikan penguatan pada praktik dan kompetensi soft skill sehingga tumbuh jiwa entrepreneur-ship. Program pelatihan yang bertujuan untuk membantu mahasiswa bersikap dan ber-pikir kreatif pun harus sering

dilakukan. Jangan lupa untuk memberikan studi kasus de-ngan solusi yang harus diberi-kan oleh mahasiswa sehingga mahasiswa terbiasa untuk memecahkan sebuah masalah dengan cara yang segar dan kreatif.

Bagi yang telah bekerja, peran pemerintah dalam mem-bangkitkan semangat wirausa-ha sangatlah dibutuhkan. Baik dalam memberikan bantuan permodalan hingga memberi-kan pelatihan-pelatihan yang dapat dijadikan bekal bagi para karyawan sehingga mereka be-rani untuk mengambil langkah menjadi wirausaha.

Hal ini terbilang cukup pen-ting karena di Indonesia saat ini, wirausaha yang merintis usahanya sendiri sebagian besar berasal dari seorang karyawan yang melihat pelu-ang usaha kemudian mencoba membangun bisnisnya sendiri. Sedangkan wirausaha karena seseorang kehilangan pekerja-an atau tak ada pilihan lain ter-bilang cukup kecil. Pemerintah pun harus pintar-pintar meli-hat hal ini dan mencari solusi terbaik untuk keduanya.

Manfaat Tumbuhnya Jiwa Entrepreneurship

Sebenarnya, apakah keun-tungan bagi seseorang dan ne-gara jika banyak dari warganya yang memiliki jiwa entrepre-neurship? Bagi seorang indivi-du, salah satu keuntungan yang didapat adalah bisa memper-baiki kesejahteraan dan kuali-tas hidup. Keuntungan lainnya adalah dapat menyalurkan ide, cita-cita, dan keinginan yang dimilikinya menjadi sebuah

kenyataan. Sedangkan bagi sebuah ne-

gara, entrepreneurship adalah kunci dari kemajuan suatu bangsa. China merupakan con-toh yang tepat untuk menggam-barkan pentingnya entrepre-neurship. Perkembangannya sebagai negara raksasa dengan kemajuan ekonomi serta tek-nologi yang kuat tak terlepas dari berkembangnya spirit en-trepreneurship di dalam jiwa penduduknya.

Contoh lainnya adalah Inggris. Usaha Kecil dan Menengah Inggris menyum-bang 50% pada gross value added dan wirausaha indivi-dual menyumbang rata-rata £130.000 pada ekonomi Inggris di tahun 2012. Pertumbuhan wirausaha ini pun otomatis meningkatkan penyerapan tenaga kerja sehingga peng-angguran yang menjadi beban pemerintah pun berkurang.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2015, jumlah wirausaha di Indonesia baru 1.65% dari jumlah pendu-duk Indonesia. Hal ini sangat disayangkan mengingat be-sarnya peran wirausaha dalam membuka lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian jum-lah pengangguran pun dapat berkurang dan perekonomian negara secara luas bisa lebih baik.

Bagi siswa SMK dan maha-siswa misalnya, dirinya dapat turut menghidupkan pereko-nomian daerah sekitarnya dengan membuka lapangan pekerjaan. Urbanisasi dari dae-rah ke kota karena kurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal pun dapat diminimalkan.

Bangkitkan Semangat Wirausaha untuk Indonesia yang Lebih BaikUntuk menjadi sebuah negara yang besar dan sejahtera, dibutuhkan lebih dari sekadar lahan, tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam. Dibutuhkan pula orang yang memiliki bakat, kemampuan dan dorongan sebagai entrepreneur yang mampu mengelola semua sumber daya yang ada dan mengubahnya menjadi barang yang menguntungkan. Lalu pertanyaannya kemudian, bagaimanakah membangkitkan semangat entrepreneur di tengah-tengah masyarakat Indonesia?

Prof. Dr. Benedicta Prihatin Dwi Riyanti,M.Si., Psikolog

Guru Besar Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya

TABLOID KONTAN 28 Maret - 3 April 2016 5

Atmasphere