Atang Sulaeman - UHAMKA Repositoryrepository.uhamka.ac.id/158/1/Model-model Ekonomi Difusi...

24
Penyunting : Atang Sulaeman ~.~~~

Transcript of Atang Sulaeman - UHAMKA Repositoryrepository.uhamka.ac.id/158/1/Model-model Ekonomi Difusi...

Penyunting :Atang Sulaeman~.~~~

PenerbitPusat Pengkajian Kebijakan Difusi TeknologiBadan Pengkajiah dan PenerapanTeknologi

. JakartaI

Achmad ZatnikaAmy Hardianto

ArwantoAtang Sulaeman

Bambang HaryantoDedi SuhendriDharmawan

Hamir HamzahHartaya

Kuncoro Budy PrayitnoMuchdie

M. Yusuf SamadMulyadi Agus WidodoNelson Simanungkalit

Soleh IskandarSri Royanigsih

Rachmat KaryandaRuki SaviantoSyakur Salim

Ugay SugarmansyahUntung Sumotarto

Penyunting :Atang Sulaeman

Penulis:

Difusi TeknologiTeori, Pendekatan dan Pengalaman

I

\,

Hak eipta dilindungi Undang-undang. Dilarangmemperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini'dalam bentuk apa pun, termasuk menfotokopi,merekam, atau dengan sistem penyimpananJainnya,tanpa izin tertulis dari Penerbit. •

PereetakanBPPT3169007Dieetakoleh

DedenSuripto & AdjiAtang Sulaeman

DesainmukaTata letak

Edisi ke-l tahun 2005

Gedung IIBPPT,lantai 12JI. M. H. Thamrin, No 8 Jakarta 10340IIp.0213169412/18 Fax. [email protected]

Pusat PengkajianKebijakanDifusi TeknologiDeputi Bidang PengkajianKebijakanTeknologiBadan Pengkajian dan PenerapanTeknologi

Diterbitkan oleh :

ISBN 979-98496-3-2

xvi him + 255 him; 15 x 23 em

Atang Sulaeman/Muehdie,dkk.----- jakarta: Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi

Teknologi Badan Penqkajian danPenerapanTeknologi 2005

DIFUSI TEKNOLOGITEOR!, PENDEKATAN,DANPENGALAMAN

Perpustakaan Nasional Indonesia: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Menyadari bahwa difusi teknologi merupakan salah satufaktor penting dalam prosespenerapan teknologi pada suatumasyarakat, sementara it.o buku me'ngenai difusi teknologimasih sangat jarang terutama terbitan dalam Bahasa

Oifusi teknologi adalah proses penyebarluasan teknologikepada suatu sistem soslal, Proses difusi teknologimerupakan suatu proses yang sangat penting dari suaturangkaian penerapan teknologi pada suatu lembaga,perusahaan, maupun negara. Dari sisi mekanisme, difusiteknologi merupakan sebuah proses yang sangat kompleks,karena proses uu sangat dipengaruhi oleh jenisinovasijteknologi dan sistem sosial (calon) penerimainovasijteknologi. Oleh karena itu lama waktu yangdiperlukan untuk mendifusikan sebuah inovasijteknologisangat sulit diperkirakan. Lamawaktu yang diperlukan untukmendifusikan suatu inovasijteknologi bisa satu bulan sarnpal,puluhan tahun. Ada inovasij teknoloql yang lebih mudahdidifusikan dibandingkan dengan jenis inovasijteknologi lainpada satu masyarakat yang sama. Oi sisi lain, adamasyarakat yang lebih mudah mengadopsi (rnenertrna,menerapkan) suatu jenis inovasij teknologi dibandingkanmasyarakat yang lainnya.

Oaya saing suatu negara ditentukan antara lain olehtingginya inovasi teknologi dalam berbagai bidangpembangunan. Pengalaman dari banyak negara majumembuktikan, bahwa teknologi merupakan penghela utama(prime maven untuk kemajlJanekonomi. Inovasi merupakankata kunci yang sangat penting dalam proses pembangunanekonomi berbasis teknologi. Manfaat inovasi tidak akanpernah dinikmati masyarakat apabila tanpa melalui sebuahproses, yakni proses difusi teknologi.

Kata Pengantar

1

II

Muchdie., Ir., MS., PhD

Jakarta, Agustus 2005Direktur PPKDT- BPPT-

Akhirnya kami hanya berharap, buku yang sederhana inipaling tidak dapat memberikan inspirasi, terutama baqikalangan yang berkiprah di bidang kebijakan publik, dalammembuat kebijakan yang berhubungan dengan prosespenyebaran dan penerapan teknologi.

Semoga.

Penghargaan yang sebesar-besarnya kami sampaikan bagipara penulis, penyunting, serta percetakaan BPPT yangkarena kerja kerasnya akhirnya dapat menyelesaikan bukuini.

Kami menvadan bahwa buku yang dihasilkan masih jauh darisempurna, oleh karena itu kritik dan saran konstruktif daripara pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan bukukami selanjutnya.

Buku ini antara lain meng-eksp/or mengenai difusi teknologibaik dari aspek teori, pendekatan, maupun pengalaman.Untuk memudahkan para pembaca, kami membagi buku inike dalam tiga bagian, yakni Bagian I berisi Teori dan ModelDasar Difusi Teknologi, Bagian II berisi Pendekatan DifusiTeknologi, dan Bagian III yang berisi beberapa pengalamanproses difusi teknologi yang pernah dilakukan oleh parapeneliti Badan Pengkajian dan PenerapanTeknologi (BPPT).

Indonesia, maka Pusat Pengkajian Kebijakan DifusiTeknologi BPPT berupaya untuk menerbitkan Buku DifusiTeknologi : Teori, Pendekatan,dan Pengalaman.

,'.

BabIV 49Mekanisme Difusi TeknologiKuncoro B. Prayitno dan Amy Hardianto

BabIll 31Model-model Ekonomi Difusf TeknologiMuchdie dan M. Agus Widbdo

Bab II 18Pemahaman Difusi Teknologi dalamPerspektif Ilmu AlamNelson Simanungkali~ Dedi Suhendri, danM. Agus Widodo

BabI 1PendahuluanMuchdie

BAGIAN ITEORI DAN MODEL DASAR

IX

xvxiii

ix

iii

Kata Pengantar

Catatan Penyunting

Daftar lsi

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Daftar lsi

.) Pusat PengkajianKebijakanDifusi Teknologi-BPPT

?erilatian yang besar telah diberikan oleh pakar ekonomimenqenai proses inovasi. Sayangnya, tidak banyak perhatian yangdicurahkan bagi proses cHfusi. Memang, ada upaya dari parapeneliti untuk memahami proses difusi dari perspektif ilmuekonomi karena teknologi tidak akan mempunyai dampak ekonomisampai teknologi tersebut dladepsl secara -luas oleh masyarakat.~ ,

1.I:a!1 tetapi, akan dibutuhkan waktu bagi sebuah teknologi baruk memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Terdapat

3.Ja proses penting agar teknologi bermanfaat bagi masyarakat.Clertama,teknologi haruslah dikaitkan dengan kegiatan ekonomi.

merupakan proses inovasi, dimana temuan teknologi baru -~plikasikan pada kegiatan ekonoml, Kemudian, teknologi:aruslah diadopsi oleh rnasvarakat, Proses ini disebut denganproses difusi.

klgi merupakan mesin bagi pertumbuhan ekonomi.Do~lOri oleh Abramovitz (1956) dan Solow (1957), para peneliti

menemukan bahwa kemajuan teknologi merupakan hal yangSiI'lQClt penting bagi proses pertumbuhan ekonomi. Bahkan, kajian

_ paling baru mengungkapkan bahwa sejumlah besarEragaman pendapatan dapat dijelaskan oleh keragaman dalam~unaan teknologi.

AHULUAN

OlehMuchdie*) dan

M; Mulyadi Agus*)

31

Model-model EkonomiDifusi Teknologi

Bab3

Kedua, banyak sekali kajian telah membuktikan bahwa difusiteknologi akan mengikuti pola waktu tertentu; teknologi diadopsiagak lambat pada awalnya, kemudian lebih cepat dan akhirnyamelambat lagi ketika batas spesifik adopsi teknologi dicapai.Dengan demikian, grafik adopsi teknologi dapat digambarkandalam bentuk sigmoid (kurva berbentuk huruf-S). Fakta ini telahmenghantarkan para peneliti, untuk memfokuskan pada duapertanyaan yang saling berkaitan : (1) Mengapa ada inovasiteknologi yang terdifusi !ebih cepat dibandingkan'deng-anteknologiyang lain? (2) Mengapa pengguna (perusahaan atau masyarakat)mengadopsi inovasi lebih cepat dibanding dengan yang lain ?Pembahasan berikut akan mencoba mencari menjawab ataspertanyaan-pertanyaan tersebut.

Menurut Roger (1995) dalam bukunya yang sangat terkenal,Difussion of Innovation, difusi adalah suatu proses menyebarkaninovasi kepada suatu sistem sosial tertentu pada periode waktutertentu. Kendatipun bukti-bukti ekonomi berkaitan dengan difusiteknologi tidak dapat disimpulkan, ada dua hal yang disepakatisecara umum. Pertama, teknologi baru tidak pernah diadopsi olehpengguna potensial pada waktu yang bersamaan. Difusimenyeluruh dari suatu teknologi baru dapat terjadi dalam kurunwaktu antara lima sampai lima puluh tahun, tergantung padakarakteristik inovasi (Mansfield, 1968).

PERTANYAAN-PERTANYAAN EKONOMI TENTANG DIFUSITEKNOLOGI

Bab ini bertujuan memahami proses difusi teknologi dari sudutpandang ilmu ekonomi. Pertama akan dikemukakan isu-isu utamayang dibahas dalam literatur. Kemudian, teori-teori ekonomitentang difusi teknologi akan dibahas dan selanjutnya bukti-bukti

, empiris akan diringkaskan.

Jadi difusi bukanlah hal yang dapat diabaikan. Sayangnya, difusimembutuhkan waktu yang panjang. Sementara itu, inovasi dandifusi saling berkaitan. Jika dikatakan bahwa "teknologi tidakberarti apa-apa tanpa adanya inpvasi" maka, "inovasipun tidakbermanfaat tanpa adahya difusi".:

32

33

, ,Model epidemik mendapat banyak kritik karena beberapa alasan(Iihat, misalnya: Davies, 1979; Stoneman, 1983). Pertama, semuaperusahaan diasumsikan mempunyai peluang yang sama untuk

Dengan demikian, model epidemik menipunyai hipotesa bahwaperusahaanatau individu menqadopsi lebih lambat karena merekatidak mempunyai informasi yang cukup mengenai teknologitersebut; dan informasi ini mesti diperoleh dari mereka yang telahmengadopsi terlebih dahulu. Lebih lanjut, model epidemikmenghipotesakan bahwa ada inovasi yang terdifusi lebih cepatkarena inovasi tersebut mempunyai peluang "terinfeksi"berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.

5ebagai model yang paling tua- dan paling berpengaruh, modeleoidemik didasarkan pada gagasan bahwa penyebaran informasi..entangsuatu teknologi baru merupakan kunci yang menjelaskantentanq proses difusi. Menurut teori epidemik, awalnya pengguna:ctensial mempunyai sedikit informasi tentang teknologi baru dan: eh karenanya mereka tidak dapat mengadopsinya. Akan tetapi,cetika proses difusi berlanjut, orang yang belum mengadopsi+emperoleh informasi dari mereka yang mengadopsi melalui-iterakslnya sehari-hari, persis seperti menularnya penyakit melaluicontak sehari-hari dengan orang yang kena penyakit. Sebagai~~silnya, ketika jumlah orang yang mengadopsi bertambah,"formasi menyebar lebih cepat dan kecepatan difusi juga-neningkat. Secara perlahan-Iahan, ketika jumlah orang-nenqadopst teknologi baru melebihi mereka yang tidak-nengadopsi, kecepatan difusi akan melambat. Sangat penting.mtuk dipahami, peluang bagi orang yang tidak mengadopsi untuktertular" oleh orang yang telah mengadopsi tidak sama untuksetiap teknologi. Ini akan sangat tergantung pada karakteristikteknologi, seperti profitabilitas, resiko dan besaran investasi yangdibutuhkan untuk mengadopsi. .

Model Epidemik

5coagaimana dibahas dalam Karshenas dan Stoneman (1993),:eari tentang difusi teknologi dibedakan menjadi empat model,azu : model epidemik, model rank, model orderdan model stock.

TEORI EKONOMI TENTANG DIFUSI TEKNOLOGI

34

Harga-harga input (Input prices). Keragaman dalam biaya inputantar perusahaan dan kebutuhan input antar teknologi berimplikasibahwa beberapa perusahaan akan memperoleh pengembalianmodal yang lebih besar dibanding yang lainnya.

Biaya pencarian (Search costs). Perusahaan yang mengeluarkanbiaya transaksi yang besar dalam mempelajari teknologi karenalokasi fisik dan modal manusia akan kurang mengadopsidibandingkan dengan perusahaan yang mengeluarkan biayapencarian yang lebih sedikit.

Keyakinan akan tingkat pengembalian (Beliefs about the return ofthe new technology). Perusahaan yang dugaannya tentangkeuntungan teknologi baru sangat pesimistik akan kurangmengadopsi dibanding dengan perusahaan yang harapannya lebihoptimistik (Stoneman, 1980; Jensen, 1983).

Ukuran perusahaan (firm size). Perusahaan besar dapatmenyebarkan resiko, mengakses kredit, dan mengambil manfaatskala ekonomi dari teknologi baru akan lebih menguntungkanuntuk mengadopsi dibanding perusahaan-perusahaan kecil(Davies, 1979; David, 1975; Feder& O'Mara, 1981).

Capital vintage. Perusahaandengan barang modal yang tua dan-kurang produktif akan lebih cepat mengadopsi dibandingperusahaandengan barang modal yang lebih baru (Salter, 1960).

Model rank bersandar pada gagasan bahwa keragaman diantaraperusahaan menjelaskan pola-pola difusi. Perusahaandihipotesakan berbeda-beda dalam beberapa variabel yang kritis,dimana telah diidentifikasi terdapatnya 7 variabel kritis, yaitu :

Model Rank

"terinfeksi"; suatu asumsi yang melanggar daya nalar mengingatbeberapa perusahaan, yang misalnya mempunyai cadangan danabesar, tingkat penggantian modal yang tinggi, manajer yang lebihbaik, secara alamiah akan lebih cepat mengadopsi dibanding yanglain. Kedua, tidak ada penjelasanyang eksplisit tentang bagaimanatujuan memaksunumkancperusahaandapat menciptakan hipotesistingkah laku agregat.

Dengan demikian, model rank menghipotesakan bahwaperusahaan-perusahaan mengadopsi .t:eknologi pada waktu yangberbeda karena mereka berbeda dalain hal variabel krltisnya, yaituvariabel-variabel yang berpengaruh terhadap penerimaan bersihkarena mengadopsi teknologi. Bagi beberapa perusahaan,

• Ekonomi eksternal dari skala (External economies of scale).Biaya-biaya produksi bisa jadi akan menurun sebagai hasil dariterlatihnya para pekerja dan pemasok hulu yang melengkapiteknologi baru.

• Pembelajaran sambi! melakukan (Learning by doing).Teknologi disempurnakan oleh para pernakalnyamelalui prosesbelajar.

• Menurunnya biaya pencarian (Falling search costs). Biayapencarian informasi tentang teknologi baru dan ketidakpastlantentangnya menurun biaya sepanjangwaktu.

• Penyusutandari modal yang ada.

Mengingat bahwa karakteristik perusahaan sangat beragam,mereka dapat diurutkan berdasarkan penerimaan bersih dariadopsi teknologi. Bagi beberapa perusahaan, penerimaan bersihdari adopsi bisa saja bernilai negatif. Akan tetapi, dalam kurunwaktu tertentu, penerimaan bersih dari adopsi bagi semua ataubeberapa perusahaan akan meningkat. Penerimaan bersih dariadopsi dihipotesakan akan meningkat sepanjang waktu karenabeberapa alasan:

Biayapengaturan (Regulatory costsy:Keragamandalam eksposureperusahaan terhadap biaya pengaturan mempengaruhipenerimaan bersih adopsi manakala teknologi baru mempunyaiimplikasi peraturan yang berbeda (Ecchia& Mariotti, 1994; Millman& Prince, 1989).

Faktor produksi (Faktor productivity). Keragaman dalam faktorproduksi antar perusahaan, termasuk keragaman dalamproduktivitas karena modal manusia, berimplikasi bahwa sejumlahperusahaan akan memperoleh lebih besar pengembalian karenamengadopsi dibanding yang lainnya (Kislev & Shchori-Bachrach,1973).

35

Dengan demikian, model order menghipotesakan bahwaperusahaan mengadopsi pada waktu yang berbeda karenapenerimaan bersih dari mengadopsi teknologi bernilai negatif bagiperusahaan yang lambat mengadopsi (relatif) dibanding denganpesaingnya yang lebih eepat mengadopsi. Dengan berjalannyawaktu, penerimaan bersih dari mengadopsi akan meningkatsehingga akan lebih banyak perusahaan yang mengadopsi.Selanjutnya, model order berimplikasi bahwa inovasi akan terdifusidengan keeepatan yang berbeda karena untuk teknologi tertentu,dampak urutan lebih kuat dibanding dengan yang lainnya ataukarena untuk teknologi tertentu penerimaan bersih mengadopsimeningkat lebih cepat dibanding dengan teknologi yang lainnya.

Model order didasarkan pada gagasan bahwa urutan dalammengadopsi teknologi rnenentukan pendapatan bersih yangmereka terima. Semakin awal mengadopsi, akan semakin tinggipenerimaan bersih yang diperoleh (Ireland & Stoneman, 1985;Fundenberg & Tirole, 1985). Dampak urutan muneul dari adanyasuatu input kritis tetap dalam proses produksi seperti tenaga kerjatrampil bagi pengembangan software atau akses ke lokasipengeboran bagi eksplorasi minyak. Karena dampak urutan inilahmaka adopsi teknologi hanya akan menguntungkan sejumlah keeilperusahaan yang mengadopsi. Perhatikan bahwa hal ini akan tetapterjadi meskipun diasumsikan bahwa perusahaan mempunyaikarakteristik yang sama. Tentu saja, semakin lama penerimaanbersih dari adopsi akan meningkat (seperti alasan pada modelrank) sehingga secara perlahan akan lebih banyak perusahaanyang akan mengadopsi.

Model Order

penerimaan bersihnya bisa saja bernilai negatif. Akan tetapi,dengan berjalannya waktu, penerimaan bersih dari mengadopsiteknologi akan meningkat sehingga akan lebih banyak perusahaanyang mengadopsi. Lebih lanjut, model rank berimplikasi bahwainovasi akan terdltust dengan :kecepatan yang berbeda karenapada teknologi tertentu distribusi penerimaan bersih juga berbeda;atau bisa jadi karena pada teknologi tertentu peningkatanpenerimaan bersih adopsi juga berbeda.

36

37

Selain faktor-faktor yang sudah dibahas, dua faktor lain yangmendapat perhatian luas dalam kepustakaan adalah peranpemasok teknologi dan peran litbang. Keempat model yangdiringkaskan memfokuskarj pada permlntaan terhadap teknologioleh pengguna akhir dan secara sederhanamengasumsikan suatuelastisitas penawaran yang elastis sempurna. Akan tetapi, secarasangat jelas asumsi ini terlalu menyederhanakan; pertimbangan

Pemasok Teknologi dan Litbang

Dengan demikian, model stock menghipotesakan bahwaperusahaan mengadopsi pada waktu yang berbeda karenapenerimaan bersih mengadopsi berkurang ketika stock meningkat.Akan tetapi, dengan berjalannya waktu, penerimaan bersihmengadopsi akan meningkat sehingga akan lebih banyakperusahaan yang mengadopsi. Selanjutnya, model stockberimplikasi bahwa inovasi akan terdifusi dengan kecepatan yangberbeda karena pada beberapa teknologi tertentu karena dampakstock yang lebih kuat (misalnya karena teknologi baru mempunyaidampak yang lebih besar terhadap biaya perusahaan -cfanselanjutnya terhadap harga output) atau karena bagi teknologitertentu, penerimaan bersih .mengadopsi meningkat lebih cepatdibandingkan dengan teknologi yang lain.

'-1odel stock bersandar pada gagasan bahwa penerimaan bersihmengadopsi bagi suatu perusahaan tergantung pada total stockperusahaan yang mengadopsi; dimana penerimaan bersihmengadopsi akan turun dengan meningkatnya stock (Reinganum,1981; Quirmbach, 1986). Dampak stock dihipotesakan meningkatketika adopsi teknologi menyebabkan turunnya biaya rata-rataproduksi, yang dalam betas tertentu akan menurunkan harga jualoutput. Harga jual output yang rendah akan mengurangipenerimaan bersih mengadopsi. Dampak stock ini, awalnya hanyaakan menguntungkan sejumlah perusahaan tertentu saja.Perhatikan bahwa dampak ini tidak tergantung kepada keragamanperusahaan atau urutan perusahaan yang mengadopsi. Akantetapi, tergantung pada penerimaan bersih mengadopsi yang akanmeningkat sepanjang waktu sehingga lebih banyak perusahaanyang akan mengadopsi.

Model Stock

38

• Informasi dan pembelajaran (information and learning)merupakan hal kritis pada semua model yang dibahas.Penyebarluasan informasi tentang teknologi baru mendorongdifusi pada model epidemik. Padamodel rank, order dan stock,belajar sambi! mengerjakan (learning by doing) danpenyebaran informasi be rakibat pada penerimaan bersihmengadopsi, dan oleh karenanya proporsi adopter akanmeningkat sepanjang waktu. Akhirnya, pada versi tertentu darimodel rank, akses informasi yang berbeda akan menentukanperusahaan mana yang akan mengadopsi dan perusahaanmana yang tidak.

Pertama, adalah penting untuk mencatat bahwa model-modelyang telah dijelaskan menawarkan penjelasan yang salingmelengkapi. Model-model tersebut bukanlah tidak konsisten antarayang satu dengan lainnya. Tidak ada alasan mengapa difusiteknologi tertentu tidak dapat dipengaruhi oleh beberapakombinasi dari dampak epidemik, rank, order, stock dan sisipenawaran. Kenyataannya, ini merupakan gambaran dari dunianyata. Dengan demikian, kesimpulan yang paling akurat adalahbahwa ada sejumlah faktor yang agaknya berpengaruh terhadapproses difusi teknologi, yaitu:

Apa yang teori ekonomi dapat jelaskan tentang difusi teknologi ?mengapa beberapa perusahaan mengadopsi lebih awal dibandingyang lain? Mengapa beberapa inovasi yang terdifusikan lebih cepatdibanding yang lain? Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan.

Selain itu, sejumlah peneliti telah mengemukakan bahwapengeluaran perusahaan dalam mencari dan mengadopsi teknologibaru berkaitan erat dengan proses difusi. Difusi akan merangsanglitbang dan litbang akan mendorong difusi (Stoneman, 1991;Cohen & Leventhal, 1989). Terdapat sejumlah besar literaturekonomi tentang litbang yang relevan. Akan tetapi sebagian besartidak dimasukkan ke dalam kepustakaan tentang difusi.

sisi penawaran akan mempunyai dampak terhadap proses difusi.Beberapa peneliti telah mempertimbangkan aspek penawarandalam model difusi (Stoneman, 1991).

Pengujian empiris tentang difusi teknologi menggunakan datapada tingkat perusahaan, sektor dan. negara. Data tingkatperusahaan digunakan untuk menguji dampak karakteristikperusahaan terhadap adopsi dan waktu mengadopsi. Data tingkatsektor digunakan untuk menguji dampak karakteristik sektor(biasanya karakteristik rata-rata perusahaan dalam industri)terhadap kecepatan difusi (biasanya kelerengan parameter darikurva difusi suatu sektor tertentu). Data tingkat sektor jugadigunakan untuk menguji dampak karakteristlk teknologi terhadapkecepatan proses difusi. Data tingkat negara digunakan untukmenguji dampak sektoraI dqn karaktetistik ekonomimakroterhadap kecepatan prosesdifusi.

DIFUSI TEKNOLOGI : BUKTI-BUKTI EMPIRIS

• Dampak adopsi terhadap harga output atau dampakkeseimbangan umum (general equilibrium effecf). Dampakadopsi terhadap pengurangan biaya produksi rata-rata danterhadap ha rga output mendorong difusi pada model stock.

• Sumberdaya tetap (fixed-resources). Keterbatasan pasokandari suatu input kritis terhadap teknologi baru mendorongdifusi pada model order.

• Karakteristik teknologi (characteristics of technology). Disemua model yang diringkaskan, karakteristik teknologi baruseperti resiko, penerimaan rata-rata dan kendala hak ataskekayaan intelektual berpengaruh terhadap penerimaan bersihmengadopsi.

• Karakteristik penerima potensial (characteristics of potentialadopters). Perbedaan karakteristik perusahaan yangmernpenqaruh! penerimaan bersih akan mendorong terjadinyadifusi menurut model rank. Karakteristik ini mencakup : capitalvintage, ukuran perusahaan, keyakinan akan penerimaanbersih dari mengadopsi teknologi, biaya-biaya pencarian,harga-harga input, produktivitas faktor produksi dan biaya­biaya pengaturan.

39

40

Diantara karakteristik perusahaan dan sektor yang berdampakterhadap difusi, para peneliti telah memfokuskan perhatiannyapada ukuran perusahaan dan struktur pasar. Selain itu, merekajuga telah menguji dampak harga faktor produksi, produktivitasfaktor produksi, infrastruktur, capital vintage, variabel-variabelekonomimakro, pengeluaran litbang dan perbedaan-perbedaankelembagaan. .

• Ukuran perusahaan. Hampir semua kajian empiris tentangdifusi menguji hipotesis Schumpeter yang menyatakan bahwaperusahaan-perusahaan besar pada industri-industri yangterkonsentrasi bukan hanya lebih inovatif, tetapi juga lebih

Dampak Karakteristik Perusahaan dan Sektor

• Dampak Karakteristik Teknologi

Mungkin karena langkanya data, hanya sedikit kajian tentangbagaimana karakteristik teknologi mempengaruhi proses difusi.Penelitian Mansfield (1961) merupakan yang paling banyak dikutip.

- Nenggunakan data tentang 9 inovasi yang berbeda di 4 industri,Mansfield menguji korelasi antara kecepatan difusi dengan rata­rata keuntungan (diukur dengan rata-rata payback-periocl) danrata-rata investasi awal yang dibutuhkan untuk mengadopsi. lldakmengejutkan, bahwa kedua variabel tersebut berkorelasi secarasignifikan. Menggunakan data tentang difusi dari 22 inovasi prosesdi UK, Davies (1979) menemukan adanya perbedaan yangsignifikan antara pola difusi inovasi yang sederhana dan murahdengan pola inovasi yang rumit dan mahal. Dia menemukanbahwa inovasi yang sederhana relatif lebih cepat didifusikan padatahap awal dan lebih lambat pada akhirnya.

Mengingat kebanyakan penelitian tingkat sektor menggunakankarakteristik rata-rata perusahaanuntuk menjelaskan proses difusi,kebanyakan penelitian empiris tentang difusi teknologi mengujitentang bagaimana karakteristik perusahaan mempengaruhiproses difusi. Penelittan ini dapC!t dianggap sebagai pengujianterhadap model rank. Bukti-bukti empiris akan difokuskan padadua hal, yaitu dampak karakteristik teknologi terhadap prosesdifusi dan dampak karakteristik ekonomi makro terhadap prosesdifusi .

41

cepat mengadopsi teknologi baru dibanding perusahaan­perusahaan kecil. Banyak penelitian yang mendukung hipotesiskedua, yaitu bahwa perusahaan-perusahaanbesar merupakanmengadopsi awal, misalnya Antonelli & Tahar (1990a),Globerman (1975), Romeo(1975), Davies (1979), Feder, Jus &Zilberman (1985) dan Karshenas & Stoneman (1993). Akantetapi masih ada pertanyaan, mengapa perusahaan­perusahaan besar mengadopsi lebih cepat. Beberapa penelitiantelah mencoba mencari jawaban. Misalnya, Rose & Joskow(1990) menemukan fakta bahwa perusahaan besar memutarmodal lebih cepat dibanding perusahaan kecll dan masih tetapmenemukan adanya korelasi yang signifikan antara ukuranperusahaan dengan adopsi. Ini berarti bahwa perusahaanbesar mengadopsi lebih cepat karena skala ekonomi, modalmanusia dan akses terhadap kredit.

• Struktur pasar. Bukti mengenai dampak struktur pasarterhadap proses difusi tidak jelas. Misalnya, Hannan &McDowell (1984) dan Sommers (1980) menemukan bahwapemusatan mempunyai korelasi yang positif dengan adopsiteknologi baru. Sementara Romeo (1975) menemukankebalikannya. Kajian lain menemukan bahwa struktur pasartidak mempunyai dampak yang dapat diamati terhadapkecepatan difusi. Menurut Davies (1979) alasan mengapabukti-bukti tersebut tidak jelas adalah proksi konsentrasi pasarmempunyai dua efek balik, yaitu pertama jumlah perusahaanpada industri-industri yang terkonsentrasi cenderung relatifrendah, yang memfasiJitasi arus informasi dan kecepatandifusi. Kedua, ukuran perusahaan pada industri-industri yangterkonsentrasi cenderung sedikit beragam, yang lebih lanjutmemperlambat prosesdifusi.

• Harga faktor produksi. Terdapat cukup banyak buktiempiris yang mendukung hipotesis bahwa kecepatan difusiberkorelasi dengan harga input yang digunakan oleh adopter.Semakin murah harga input akan semakin cepat proses difusi.Beberapa kajian menemukan adanya hubungan langsungantara tingkat upah dan kecepatan difusi dari teknologi yangmengemat tenaga keqa (Antonelli&Tahar, 1990b).. '

• Modal manusia. juga terdapat bukti yang cukup untukmendukung hipatesis yang menyatakan bahwa perusahaan

42

Walaupun kajian perbedaan internasional tentang difusi termasuklangka, temuan-temuan difokuskan pada kajian tingkat sektorpada satu negara. Menggunakan data tentang difusi pada karetsintetis di 12 negara, Swan (1973) menemukan bahwa kecepatandifusi berkaitan dengan pertumbuhan industri, ekspor dan waktuadopsi. Sejumlah kajian mencari jawaban mengapa proses difusicerobong oksigen (yang digunakan pada industri baja)berlangsung relatif lambat. Ada pendapat yang menyatakan bahwaketidakefisienan yang disebabkan oleh rintangan perdaganganmemperlambat proses difusi (Adam & Dirlam, 1966). Ada jugayang berpendapat bahwa hal ini karena ada perbedaan padaharga faktor produksi dan pertumbuhan industri (MaddaUa &Knight, 1967; Lynn, 1980). Otsuka, et. al (1988) berpendapat

Perbedaan-Perbedaan Internasional

." .• Regulasi. Sejumlah peneliti te1ahmenemukan beberapa bukti

empiris adanya kaitan antara tekanan regulasi formal denganperubahan teknologi bersih. Akan tetapi, kaitan antara regulasidengan perubahan teknologi akan tidak berarti jika penegakanhukumnya lemah, yang justru sering terjadi di negara-negarasedang berkembang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwatekanan lembaga swadaya masyarakat (dikenal sebagairegulasi tidak formal) dapat menggantikan peran tekananregulasi formal (Pargal &' Wheeler, 1996). Blackman &Bannister (1998) rnenernukan bahwa regulasi tidak formalberkorelasi dengan adopsi teknologi bersih.

• Infrastruktur, capital vintage dan litbang. Penelitiantelah memverifikasi bahwa adopsi teknologi baru berkaitanlangsung dengan pengeluaran litbang (Romeo, 1975) danadanya infrastruktur pelengkap (Hastings, 1976; Minami &Makino, 1983) dan berbanding terbalik dengan capital vintage(Oster, 1982).

dengan kualitas sumberdaya manusia yang tinggi merupakanpengadopsi awal. Kebanyakan bukti ini berkaitan denganinovasi di sektor pertanian (misalnya: Lin, 1991; Pitt &Sumodiningrat, 1991).

43

Selain penelitian di atas, bahan pustaka juga mencakupperbedaan-perbedaan internasional dalam proses difusi dandampak karekteristik teknologi terhadap proses difusi. Temuanyang terakhir menyatakan bahwa kecepatan difusi berkaitansecara langsung dengan tingkat keuntungan dan berbandingterbalik dengan besarnya investasl "yang dibutuhkan sertakerumitan teknologi. .

:)ari hal-hal yang dikemukakan di atas dapat simpulkan bahwaoenqarnatan empiris telah menggunakan data tingkat perusahaancan data sektoral tentang difusi suatu teknologi pada suatu"'o¬ 99ara.Pengamatan ini dapat dianggap sebagai uji terhadapmodel rank. Terdapat bukti yang baik bahwa adopsi ataucecepatan difusi secara langsung berkaitan dengan ukuranoerusahaan, modal manusia, biaya-biaya regulasi untuk teknologiama, infrastruktur, pertumbuhan industri dan pengeluaran litbang,dan berbanding terbalik dengan harga faktor produksi yangaigunakan secara intensif dan capital vintage. Walaupun banyak;;:oenelitiantelah dilakukan, dampak struktur pasar terhadap difusitidak jelas.

::B'" va perbedaan dalam hal modal manusia menjelaskance"'yataan bahwa proses difusi di Jepang lebih cepat dibanding di:"'Cia. Antonelli et.al., (1990b) menyatakan bahwa perbedaanrcemasional difusi disebabkan oleh adanya perbedaan::etumbuhan sektoral. Nabseth & Ray (1974) menggabungkan~ kumpulan kajian tentang difusi 10 teknologi proses di 6-.::gara. Walaupun terdapat tingkat upah satu teknologi:::erlengkapan mesin yang dikendalikan secara numerik) yangagaknya mempunyai dampak besar terhadap proses difusi,+enurut Stoneman (1983), " perbedaan dalam program produksi,::ampuranproduk dan karakteristik kelembagaanmerupakan faktornci dalam proses difusi". Akhirnya, beberapa kajian telah

-enjelaskan perbedaan kecepatan difusi secara internasional:1engan statistik ekonomimakro seperti GOP dan uang beredar-ucke, 1993; Blackman & Boyd, 1995). Meskipun kajian ini+enemukan bahwa ada keterkaitan antara karakteristikeconomlmakro dengan kecepatan difusi, penjelasannya bersifatsementara.

44

Antonelli, C., P. Petit, and G. Tahar. 1990a. ''The Diffusion ofInterdependent Innovation in the Textile Industry,"Structural Change and Economic Dynamics, vol, 1, no. 2,pp. 207-225.

Antonelli, C., and G. Tahar. 1990b. ''The Adoption of ProcessInnovations and the Competitive Selection Mechanism,"EconomicNotes, pp. 1-19.

Blackman,A., and G. J. Bannister. 1998. "Community PressureandClean Technology in the Informal Sector: An EconometricAnalysis of the Adoption of Propane by Traditional MexicanBrickmakers," Journal of Environmental Economics andManagemert, vol. 35, no. 1, pp. 1-21.

Blackman, A., and J. Boyd. 1995. The Usefulness ofMacroeconomic Statistics in Explaining InternationalDifferences in the Diffusion of Process Innovations,Discussion Paper 95-10, Resources for the Future,Washington, D.C.

Cohen, W., and D. Levinthal. 1989. "Innovation and Learning: theTwo Faces of R&D," The Economic Joume, 99, pp. 569-96.

David, P. 1975. TechnicalChoice/ Innovation and EconomicGrowth(London: Cambridge University Press).

Dav.ies,S. 1979. The Diffusion of Process Innovations (London:Cambridge University 'Press).

Ecchia, G., and M. Mariotti. 1994. A Survey on EnvironmentalPolicy: Technological Innovation and Strategic Issues, EEEWorking Paper 44.94, Fondasione Eni Enrico Mattei,Milano, Italy.

Adams, W'f and ;J. Dirlam.' 1966. "Big Steel, Invention, andInnovation," Quarterly Journal of Economics,80, pp. 167-189.

Abramovitz, M., "Resource and Output Trends in the United StatesSince 1870", AmertcenEconomk: Review46 (1956), 5-23.

Sumber Bacaan

45

=eder, G., and G. O'Mara. 1981. "Farm Size and the Adoption ofGreen Revolution Technologies," Economic Developmentand Cultural Change,30, pp. 59-76.

=tJndenberg, D., and J. Tirole. 1985. "Preemption and RentEqualization in the Adoption of New Technology," Reviewof EconomicStudics, 52, pp. 383-401.

Globerman, S. 1975. "Technotoqical Diffusion in the CanadianTooland Die Industry," Review of Economicsand Statistics, 57,pp. 428-434.

-tannan, T., and J. McDowell. 1984. "The Determinants ofTechnology Adoption: The Case of the Banking Firm,"RandJournal of Economics,15, pp. 328-335.

-lastinqs, T. 1976. ''The Characteristics of Early Adopters of NewTechnology: An Australian Study," The Economic RecOld,vol. 52, no. 2.

Ireland, N., and P. Stoneman. 1986. "Order Effects, PerfectForesight, and Intertemporal Price Discrimination,"RecherchesEconomiqesde Louvain, 51, pp. 7-20.

Jensen, R. 1983. "Innovation Adoption and Diffusion where thereare Competing Innovations," Journal of Economic Theory,29, pp. 161-171.

Karshenas,M., and P. Stoneman. 1993. "Rank, Stock, Order andEpidemic Effects in the Diffusion of New Process­Technology," Rand Journal of Economics, vol. 24, no. 4,pp. 503-527.

Kislev, Y., and N. Shchori-Bachrach. 1973. "The Process of anInnovation Cycle," American Journal of AgriculturalEconomics,55, pp. 28-37.

Un, J. 1991. "Education and Innovation Adoption in Agriculture:Evidence from Hybrid Rice in China," American Journal ofAgricultural Economics,73, pp. 714-723.

Lucke, M. 1993. ''The Diffusion of Process Innovations inIndustrialized and Developing Countries: A Case Study ofthe World Textile and Steel Industries," WorldDevelopmerk.,vol. 21, no. 7, pp. 1225-1238.

46

Lynn, L. 1980. "New Data on the Diffusion of the Basic OxygenFurnace in the U.S. and Japan," Journal of IndustrialEconomics,30, pp. 123-136.

Maddala, G. S., and P. Knight. 1967. "International Diffusion ofTechnical Change--A case Study of the Oxygen SteelMaking Process,"EconomicJourna, 77, pp. 531-538.

Mansfield, E. 1961. ''Technical Change and the Rate of Imitation,"Econometrica,29, pp. 741-765.

Mansfield, E. 1968. Industrial Research and TechnologicalInnovation (New York: W.W. Norton).

Millman, S., and R. Prince. 1989. "Firm Incentives to PromoteTechnological Change in Pollution Control," Journal ofEnvironmental Economics and Managemerk.,17, pp. 247-265.

Minami, R., and F. Makino. 1983. "Conditions for TechnologicalDiffusion: The case of Power Looms," Hitotsubashi Journalof Economics,vol. 23, no. 2.

Nabseth, L., and G. Ray, eels. 1974. The Diffusion of NewIndustrial Processes: An International Study (London:cambridge University Press).

Oster, S. 1982. ''The Diffusion of Innovation Among Steel Firms:The BasicOxygen Furnace,II Bell Journal of Economics,pp.45-56.

Otsuka, K., G. Ranis, and G. Saxonhouse. 1988. ComparativeTechnology ChOice in Development: The Indian andJapanese Cotton Textile Industries (New York: st.Martin's).

Pargal, S., and D. Wheeler. 1996. "Informal Regulation ofIndustrial Pollution in Developing Countries: EvidencefromIndonesia," Journal of Political Econo!T1f,vol. 104, no. 6,pp. 1314-1327.

Pitt, M., and G. Sumocliningrat. 1991. "Risk, Schooling and theChoice of Seed Technology in Developing Countries: AMeta-profit Function Approach," International EconomicRevieN, vol, 32, no. 2, pp. 457-473.

47

"'(.irmbach, H. 1986. ''The Diffusion of New Technology and theMarket for an Innovation," RandJournal of Economics,vol.17, no. 1, pp. 33-47.

-einganum, J. 1981. "Market Structure and the Diffusion of NewTechnology," Bell Journal of Economics,vol. 12, no. 2, pp.618-624.

;ogers, E.M., Diffusion of Innovations, 4th Edition (New York: FreePress,1995).

;'omeo, A. 1975. "Interindustry and Interfirm Differences in theRate of Diffusion of an Innovation," The Review ofEconomicsand Statistics, 57, pp. 311-319.

=tose N., and P. Joskow. 1990. ''The Diffusion of NewTechnologies: Evidence from the Electric Utility Industry,"RandJournal of Economics,vol. 21, no. 3, pp. 354-373.

Salter, W. 1960. Productivity and Technical Change (cambridge:cambridge University Press).

SoUow,R.M., "Technical Change and the Aggregate ProductionFunction" , Review of Economicsand Statistics 39 (1957),312-320.

Sommers, P. 1980. ''The Adoption of Nuclear Power Generation,"TheBell Journal of Economics,vol. 11, no. 1, pp. 283-291.

Stoneman, P. 1980. ''The Rate of Imitation, Learning, andProfitability," Economicstetten,6, pp. 179-183.

_____ . 1983. The Economic Analysis of TechnologicalChange(New York: Oxford University Press).

_____ . 1991. ''Technological Diffusion: Tile Viewpoint ofEconomic Theory," in P. Mathias and J. Davis, eds.,Innovation and Technology in Europe: From theEighteenth Century to the Present Day. The Nature ofIndustrialization Series(Oxford and cambridge: Blackwell),pp. 162-184. . "';,

_____ and P. Diederen. 19~. ''Technology Diffusion andPublic Policy," Economic Journa, vol. 104, no. 425, pp.918-930.

48

Swan, P. 1973. ''The International Diffusion of an Innovation,"Journal of Industrial Economks, September.

World Bank. 1992. World Development Report: Development andthe Environment,. 1992 (Washington, D.C.: OxfordUniversity Press). ..4,