Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh...

20

Transcript of Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh...

Page 1: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan
Page 2: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Tukang Tipu?

AsurAnsi

Andreas Freddy PieloorSE.As., MM, CIIB, AAIK, CFP, QRMP, AMRP, AEPP, ANZIIF (Senior Associate)

Praktisi Perasuransian sejak 1987Pemerhati dan Pendidik Perasuransian

Editor: Ana Mustamin

Page 3: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta

(1) SetiapOrangyangdengantanpahakmelakukanpelanggaranhakekonomisebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufiuntukPenggunaanSecara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp100.000.000(seratusjutarupiah).

(2) SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpa izinPenciptaataupemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat (1)hurufc, hurufd, huruf f,dan/atauhurufhuntukPenggunaanSecaraKomersialdipidanadenganpidanapenjarapalinglama3(tiga)tahundan/ataupidanadendapalingbanyakRp500.000.000,00(limaratusjutarupiah).

(3) SetiapOrangyangdengantanpahakdan/atautanpa izinPenciptaataupemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimanadimaksuddalamPasal9ayat(1)hurufa, hurufb,hurufe,dan/atauhuruf guntukPenggunaanSecaraKomersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda pa ling banyakRp1.000.000.000,00(satumiliarrupiah).

(4) Setiap Orang yangmemenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat(3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidanapenjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyakRp4.000.000.000,00(empatmiliarrupiah).

Page 4: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Tukang Tipu?

AsurAnsi

Andreas Freddy PieloorSE.As., MM, CIIB, AAIK, CFP, QRMP, AMRP, AEPP, ANZIIF (Senior Associate)

Praktisi Perasuransian sejak 1987Pemerhati dan Pendidik Perasuransian

Editor: Ana Mustamin

Page 5: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

AsurAnsi TukAng Tipu?©2018 Andreas Freddy Pieloor

SE.As., MM, CIIB, AAIK, CFP, QRMP, AMRP, AEPP, ANZIIF (Senior Associate)

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Diterbitkan pertama kali oleh

Penerbit PT Elex Media Komputindo

Kelompok Gramedia – Jakarta

Anggota IKAPI, Jakarta

718060930

ISBN: 978-602-04-6242-4

Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh

isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Page 6: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Daftar Isi

Kata Pengantar vii

Pendahuluan xi

pertanyaan kepada Tokoh Asuransi 1

1. Pasar Asuransi 51

2. Permainan Asuransi 71

3. Antara Agen dan Pialang Asuransi 95

4. Profesi Pialang Asuransi 115

5. Regulasi tentang Agen dan Pialang Asuransi 145

6. Premium, Remuneration, and Bank Account 183

7. Pemasaran Pialang Asuransi 209

8. Underwriting di Pialang Asuransi 231

9. Pemilihan Perusahaan Asuransi 245

10. Penanganan Klaim 273

11. Administration, Renewal, Revision, and Cancellation 313

Page 7: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?vi

12. Perlindungan Konsumen 323

13. Otoritas Jasa Keuangan 355

14. Risiko, Tanggung Jawab, dan Tantangan Pialang Asuransi 401

15. Struktur Organisasi dan Proses Bisnis 427

16. Menjadi Pialang Asuransi Profesional 437

17. Pengusaha Bisnis Asuransi 451

Profil Andreas Freddy Pieloor 497

Lampiran 501

Daftar Pustaka 505

Page 8: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

SEBAGAI salah satu elemen pelaku dalam industri perasuran-

sian, memahami siapa dan apa fungsi strategis yang diperankan

Pialang Asuransi hanya bisa dilakukan jika Anda terlebih dahulu

memahami industri perasuransian secara komprehensif. Usaha

perasuransian relatif tidak sederhana. Ada banyak pihak yang

terlibat dalam membentuk pasar perasuransian; dengan beragam

profesi, peran, dan kontribusi masing-masing.

Secara umum, pelaku industri perasuransian Indonesia meliputi:

1. Otoritas Jasa Keuangan

2. Masyarakat sebagai Tertanggung (pribadi, keluarga dan per-

usahaan/korporasi)

BAB 1Pasar Asuransi

Sebuah Pasar yang Kompleks

Page 9: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?52

3. Perusahaan Perasuransian

a. Perusahaan Asuransi Umum (General Insurance)

b. Perusahaan Asuransi Jiwa (Life Insurance)

c. Perusahaan Pialang Asuransi (Insurance Brokers)

d. Perusahaan Pialang Reasuransi (Reinsurance Brokers)

e. Perusahaan Penilai Kerugian (Loss Adjuster)

f. Perusahaan Reasuransi (Reinsurance)

g. Perusahaan Agen Asuransi (Insurance Agent) dan Agen Asu­ransi perorangan

4. Asosiasi Perasuransian

a. Dewan Asuransi Indonesia (DAI)

b. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI)

c. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI)

d. Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI)

e. Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI)

f. Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi dan Reasuransi Indo-nesia (APPARINDO)

g. Asosiasi Penilai Kerugian Asuransi Indonesia (APKAI)

5. Asosiasi Profesi

a. Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI)

b. Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI)

c. Persatuan Aktuaris Indonesia (PAI)

Page 10: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Bab 1. Pasar Asuransi 53

6. Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa

a. Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)

b. Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)

7. Pihak yang Terlibat dalam Transaksi Perasuransian

a. Bank dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

b. Leasing dan Multi Finance

c. Travel Agent (Biro Perjalanan)

d. Koperasi

8. Pihak Ketiga yang Mendukung Perasuransian

a. Perusahaan Aktuaria

b. Rumah Sakit

c. Bengkel

d. Marine Independent Surveyor (MIS)

e. Claims Surveyor and Investigation (CSI)

f. Kantor Akuntan Publik (KAP)

Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebuah lembaga yang di­bentuk Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), melalui Undang­ Undang nomor 21 tahun 2011. Banyak pihak menyampaikan bahwa OJK dibentuk DPR dengan bercermin kepada Financial Services Authority (FSA) yang ada di United Kingdom atau Inggris. Namun sayangnya saat OJK dibentuk pada tahun 2011, FSA sendiri di UK sudah dibubarkan pada tahun 2010.

Page 11: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?54

Otoritas Jasa Keuangan dapat dikatakan sebagai sebuah lembaga yang very powerful, karena OJK mengawasi dan menangani 6 bidang keuangan, yaitu:

a. Perbankan

b. Pasar Modal

c. Perasuransian

d. Lembaga Pembiayaan

e. Dana Pensiun

f. Pegadaian

Dahulu perbankan berada di bawah pengawasan Bank Indonesia, sekarang berada dalam ‘kekuasaan’ Otoritas Jasa Keuangan. Begitu pula dengan pasar modal, perasuransian, lembaga pem biayaan, dana pensiun, dan pegadaian yang dahulu berada di bawah Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) Kementerian Keuangan, sekarang di bawah ‘kekuasaan’ Otoritas Jasa Keuangan.

Konon, OJK dibentuk untuk memudahkan pengawasan dan pelayanan dalam 1 (satu) atap/lembaga. Namun, seiring berjalan­nya waktu, banyak pertanyaan yang mengemuka mengenai peran tersebut. Apakah pengawasan dan pelayanan OJK saat ini lebih baik terhadap perbankan, bila dibandingkan kala diawasi Bank Indonesia? Bila benar demikian, dilihat dari sudut mana? Adakah yang pernah melakukan kajian tentang nilai plus OJK dibanding­kan dengan BI? Saya pribadi tidak bisa memberikan opini apa pun, karena saya tidak memahami dan berada dalam industri per­bankan.

Namun, pertanyaan yang sama tentu muncul juga di industri pera­suransian. Apakah OJK lebih baik dalam penanganan, pengawasan dan pelayanan kepada industri perasuransian bila dibandingkan dengan Bapepam LK Kementerian Keuangan? Bila pertanyaan ini

Page 12: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Bab 1. Pasar Asuransi 55

dilontarkan kepada saya selaku praktisi perasuransian (khususnya Pialang Asuransi), saya dapat menjawab dengan baik (dan jujur), bahwa peran OJK sedikit lebih baik hanya dalam sudut adanya dewan komisioner yang bertugas dalam edukasi dan perlindung­an konsumen. Namun selebihnya tidak lebih baik dibandingkan dengan Bapepam LK Kementerian Keuangan. Mengapa? Karena OJK ternyata tetap melahirkan produk peraturan yang menurut hemat saya bertentangan dengan Good Corporate Governance (GCG) dan Best Practice. Peraturan itu, misalnya, tentang tarif asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor. Di sana, antara lain disebutkan, bahwa siapa saja dapat menerima komisi dan diskon; dan dalam bentuk apa pun. Ini melanggar GCG. Hal lainnya, pelanggaran Best Practice terkait dengan penetapan tarif yang sama atas okupasi sejenis walau kualitas risiko berbeda. Se­bagai contoh, tarif pabrik kabel sebesar 1,5%o. Bila ada 3 pabrik dengan kualitas risiko yang berbeda (dalam hal kerapian house keeping; ketersediaan alat pencegah dan pemadam api; jenis mesin dan peralatan listrik; usia dan perawatan bangunan, mesin dan perlengkapan pabrik; dan kualitas lainnya); apakah pabrik yang memiliki kualitas risiko lebih baik diberikan tarif premi yang sama dengan pabrik yang memiliki kualitas risiko buruk? Ini juga pe­langgaran Best Practice. Risiko okupasi yang sama dengan kuali­tas risiko yang berbeda, seharusnya dikenakan tarif premi yang juga berbeda. Dugaan saya, mungkin ada oknum yang bertindak semacam ‘pembisik’ OJK memiliki intensi kurang baik, sehingga melahirkan produk peraturan cacat. Karena OJK sendiri, dalam pandangan saya, belum memahami industri perasuransian secara komprehensif.

Dulu saat perbankan masih berada di bawah pengawasan Bank Indonesia dan industri pasar modal, perasuransian, lembaga pem­biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Nah, dengan fungsi dan tugas yang dahulu ditangani Bank Indonesia

Page 13: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?56

dan Bapepam LK kini beralih ke OJK, mengapa anggaran opera­sional dari APBN yang dahulu dikucurkan pada Bank Indonesia dan Bapepam LK tidak dialihkan juga ke OJK? Lebih aneh lagi, saat ini dana operasional OJK dibiayai oleh pelaku industri keuang­an – yang notabene merupakan pihak yang diawasi OJK, dan bu­kan dari APBN. Bila dana operasional sebuah lembaga berasal dari APBN, dan terjadi penyimpangan pengguna an, tentu dapat di kategorikan korupsi dan akan menjadi ranah Komisi Pemberan­tasan Korupsi (KPK) RI. Tapi jika dibiayai oleh industri keuangan, lantas menjadi ranah siapa jika terjadi penyalahgunaan?

Dengan fungsi dan tugas yang dahulu ditangani Bank Indonesia dan Bapepam LK kini beralih ke OJK, mengapa anggaran operasional dari APBN yang dahulu dikucurkan pada Bank Indonesia dan Bapepam LK tidak dialihkan juga ke OJK? Lebih aneh lagi, saat ini dana operasional OJK dibiayai oleh industri keuangan – yang notabene pihak yang diawasi OJK, dan bukan dari APBN.

OJK dalam pasar perasuransian Indonesia bertindak sebagai regulator yang membuat peraturan dan kebijakan, serta sebagai pengawas dan pembina industri perusahaan perasuransian. Tapi apakah OJK juga akan masuk ke wilayah teknis operasional de­ngan menetapkan tarif/harga premi asuransi yang sekarang berlaku untuk Asuransi Harta Benda dan Asuransi Kendaraan Bermotor? Rasanya ganjil. Perihal tarif ini, akan saya bahas lebih mendalam pada Bab Premi Asuransi (Bab 6).

Materi OJK akan saya bahas lebih jauh dalam Bab 13.

Page 14: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Bab 1. Pasar Asuransi 57

Masyarakat sebagai Tertanggung

Masyarakat selaku konsumen jasa asuransi, atau disebut Tertang­gung, dapat berupa pribadi, keluarga dan perusahaan. Konsumen pribadi dan keluarga sering diklasiikasikan sebagai konsumen retail, sementara konsumen berbadan usaha (perusahaan) dikla­siikasikan sebagai konsumen korporasi.

Masyarakat dapat melakukan pembelian jasa asuransi melalui be­berapa metode yaitu:

a.Transaksilangsung;

b.TransaksimelaluiAgenAsuransi;

c. TransaksimelaluiPialangAsuransi;

d. Transaksi yang diarahkan/dipengaruhi (saya lebih senang me­nyebut dipaksa) oleh bank, dan lembaga pembiayaan (leasing dan multi inance);

e. Transaksi yang dibujuk oleh biro perjalanan dan bengkel serta

pihak ketiga lainnya.

Page 15: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?58

Pembelian asuransi dapat dikategorikan transaksi langsung bila masyarakat langsung melakukan hubungan dengan sebuah perusahaan asuransi, dan dilayani oleh tenaga pemasar perusa­haan asuransi tersebut. Tidak ada pihak ketiga lainnya dalam hubung an dan transaksi langsung.

Transaksi melalui Agen Asuransi terjadi kala masyarakat di­hubungi dan dilayani oleh agen sebuah perusahaan asuransi, yang memiliki kerja sama tertulis dan kartu keagenan. Agen Asuransi dapat berbentuk badan usaha (Perseroan Terbatas) dan perorang­an (pribadi). Komunikasi, transaksi dan layanan asuransi antara masyarakat dan perusahaan asuransi diperantarai oleh Agen Asu­ransi. Agen Asuransi hanya diperbolehkan melakukan kerja sama dengan 1 (satu) perusahaan asuransi.

Seperti halnya dengan transaksi melalui Agen Asuransi, transaksi melalui Pialang Asuransi adalah pelayanan keperantaraan asu­ransi yang dilakukan oleh Pialang Asuransi. Pialang Asuransi tidak terikat pada sebuah perusahaan asuransi, melainkan memiliki ke­wenangan dan keleluasaan untuk melakukan transaksi dengan se­mua perusahaan asuransi. Transaksi melalui Pialang Asuransi akan saya bahas secara khusus dan mendalam dalam Bab 3 dan 4.

Sesungguhnya bank dan lembaga pembiayaan bukanlah lem­baga perasuransian yang disebut dalam Undang­Undang Asuransi Nomor 40 tahun 2014. Bank dan lembaga pembiayaan merupa­kan Tertanggung juga, karena bank dan lembaga pembiayaan memiliki kepentingan atas dana yang mereka kucurkan. Premi asuransi dibayar oleh masyarakat yang memperoleh fasilitas pin­jaman atau kredit, sehingga sangat tidak layak bank dan lembaga pem biayaan memperoleh komisi dan atau diskon dari perusa­haan asu ransi. Semestinya diskon atau potongan harga tersebut diberikan langsung kepada masyarakat sebagai pembayar premi asuransi. Lagi pula bank dan lembaga pembiayaan bukanlah lem­baga perasuransian sehingga tidak layak memperoleh keuntungan

Page 16: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Bab 1. Pasar Asuransi 59

(komisi) dari transaksi asuransi. Di sinilah terjadi penekanan dan penga rahan menjurus pemaksaan kehendak oleh bank kepada masyarakat untuk menggunakan perusahaan asuransi atau perusa­haan pialang asuransi tertentu. Saya sendiri beropini bahwa bank dan lembaga pembiayaan tidak layak memperoleh komisi atau ke­untungan dari transaksi asuransi – terutama karena mereka sendiri bagian dari Tertanggung. Bila bank dan lembaga pembiayaan ingin memperoleh komisi atau penghasilan dari transaksi asuransi, maka bank dan lembaga pembiayaan harus dipaksa mendirikan sebuah perusahaan pialang asuransi sebagai anak perusahaan.

Bila bank dan lembaga pembiayaan ingin memperoleh komisi atau penghasilan dari transaksi asuransi, maka bank dan lembaga pembiayaan harus dipaksa mendirikan sebuah perusahaan pialang asuransi sebagai anak per­usahaan.

Beberapa praktik yang merugikan masyarakat pengguna lembaga jasa keuangan dan sekaligus selaku konsumen asuransi sebagai berikut:

1. Bank milik negara ‘memaksa’ meminta fee base income dari perusahaan asuransi yang telah menerbitkan polis asuransi bagi debiturnya, walau telah menggunakan jasa pialang asuransi. Ini dampak dari aturan OJK yang memperkenankan bank boleh menerima diskon, potongan, komisi dan dalam bentuk apa pun (SE 06 tahun 2013, lalu SE 021 tahun 2015 dan SE 6 tahun 2017).

2. Semua pihak yang berjasa dalam memberikan bisnis kepada perusahaan asuransi boleh menerima potongan, diskon, komisi dan bentuk apa pun dari perusahaan asuransi (SE 06 tahun 2013, lalu SE 021 tahun 2015 dan SE 6 tahun 2017).

Page 17: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?60

3. Bank, Bank Perkreditan Rakyat (BPR), leasing dan multi finance beramai­ramai memaksa/menekan masyarakat dan perusahaan asuransi untuk memperoleh fee base income.

4. Bila bank dan lembaga jasa keuangan lainnya ingin memper­oleh keuntungan dari transaksi asuransi, saya dapat memberi­tahukan skema yang lebih mudah dan baik, agar keuntungan (fee base income) tersebut diperoleh secara terus­menerus dan tidak terbatas hanya pada masa kredit saja. Mau?

5. Sebagian besar bank, Bank Perkreditan Rakyat, leasing dan multi finance tidak memberikan manfaat tambahan apa pun bagi masyarakat, baik dalam ruang lingkup jaminan, pelayan­an pemrosesan sejak awal hingga masa terjadinya kerugian. Ya, mereka hanya concern pada fee base income dan tidak mem­beri manfaat tambahan apa pun kepada masyarakat konsumen asuransi.

6. Sebagian besar bank, Bank Perkreditan Rakyat, leasing dan multi finance hanya peduli dan concern pada jumlah atau nilai kredit yang mereka kucurkan kepada masyarakat, dan kurang peduli berapa sum insured yang wajar agar tidak terjadi under-insured. Saya pikir mereka kurang peduli karena ketidak pahaman akan beberapa konsep dan aturan dalam industri perasu ransian. Hal ini sangat merugikan masyarakat.

Saya pernah melakukan perjalanan wisata ke luar negeri dan di­informasikan bahwa biaya perjalanan telah memasukkan asuransi perjalanan. Saya melihat harga yang ditawarkan cukup wajar dan tidak ada biaya tambahan apa pun. Karena itu saya memutuskan mengikuti perjalanan wisata melalui agen/biro perjalanan terse­but dengan biaya sudah termasuk asuransi perjalanan. Begitu pula dengan bengkel yang melakukan pelayanan dan perbaikan body kendaraan dan memuaskan pemilik kendaraan, dapat membujuk dan mengarahkan untuk menutup perpanjangan pada sebuah per­usahaan asuransi tempat bengkel menjadi rekanan. Opini saya tentang praktik bisnis yang dilakukan oleh travel agent dan beng­kel ini tergolong wajar.

Page 18: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

FREDDY mulai bekerja di industri perasuransian se­jak April 1987 dan lulus dari Sekolah Tinggi Mana­jemen Asuransi Trisakti (STMA Trisakti) dengan gelar Sarjana Ekonomi Asu­ransi (SE.As.), lalu melanjut­kan ke Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) menem puh program Magis­ter Manajemen Perencana Keuangan dan peroleh gelar Magister Manajemen (MM). Freddy memiliki kualifikasi AAIK (Ahli Asuransi Indo­nesia Kerugian) dari Asosiasi

Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI), dan sertifikasi dari Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) dengan gelar APAI (Ahli Pialang Asuransi Indonesia) dan CIIB (Certified Indonesian Insurance Brokers).

Freddy memiliki pula sertifikasi manajemen risiko dari 2 lem baga sertifikasi yaitu AAMAI dengan gelar Ahli Manajemen Risiko

Profil Andreas Freddy Pieloor

Andreas Freddy Pieloor, SE.As., MM, AAIK, CIIB, AMRP, QRMP, CFP®, AEPP™, ANZIIF

(Senior Associate)

Page 19: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Asuransi Tukang Tipu?498

Perasuransian (AMRP) dan LSP MKS dengan gelar Qualified Risk Management Professional (QRMP)

Sebagai seorang Perencana Keuangan Independen (Financial Plan­ner), Freddy menempuh ujian dari FPSB Indonesia (Financial Plan­ning Standard Board of Indonesia) dan memperoleh gelar CFP® (Certified Financial Planner®), dan juga mengambil sertifikasi AEPP™ (Associate Estate Planner Practitioners).

Dan pada tahun 2018 Freddy melalui APARI memperoleh penye­taraan gelas profesi dari Australian New Zealand Insurance Insti­tute dengan gelar profesi ANZIIF (Senior Associate).

Freddy pernah bekerja di Mitra, Iswara & Rorimpandey (MIR) dan beberapa asuransi terkemuka seperti Tokio Marine, Wahana Tata, Allianz Utama Indonesia dan Danamon Asuransi, dan per­usahaan Pialang Asuransi bernama Accette (d/h. Ultramas) se­bagai assistant to General Manager. Akhirnya pada tahun 2002 Freddy bersama beberapa profesional membangun PT Antara Inter mediary Indonesia sebuah Pialang Asuransi.

Pada usia 50 tahun, Freddy mengambil pensiun dini pada ta­hun 2017 dari posisi Direktur Utama PT Antara Intermediary Indonesia, dan membangun lembaga pelatihan perasuransian dan keuangan dengan brand ITIKAD ACADEMY. Membangun dan menjalankan usaha pelatihan adalah impian masa kecil Freddy, dengan motivasi memberikan kontribusi bagi perkembangan dan pembangunan kompetensi dan integritas masyarakat.

Selain bekerja pada industri perasuransian lebih dari 30 tahun, Freddy saat ini mengajar sebagai dosen di Sekolah Tinggi Manaje­men Asuransi Trisakti (almamater­nya) sejak 2015 hingga saat ini, dan menjadi fasilitator pada Lembaga Pendidikan Asuransi Indo­nesia (LPAI) sejak tahun 1994 hingga 2003, Widya Dharma Arta tahun 2015–2017, Lembaga Pengembangan Manajemen Asuransi Trisakti (LPMA Trisakti) sejak 2015 hingga saat ini.

Page 20: Asuransi Tukang Tipu? · biayaan, dana pensiun dan pegadaian berada di bawah Bapepam LK; seluruh dana operasional Bank Indonesia dan Bapepam LK diperoleh dari Anggaran Pendapatan

Profil Andreas Freddy Pieloor 499

Freddy telah menulis lebih dari 12 buku yang diterbitkan Elexmedia dengan judul: “Benahi Cara Hidup”, “Bangun Ke­kayaan Sejak Belia”, “Jangan Beli Unit Link,…”, “Beli Unit Link Apa Untungnya?”, “Sukses atau Mati”, “Jangan Mau Pen­siun Ber karat, Melarat, & Sekarat!”, “Investasi Cerdas Menuju Ke kayaan”, “Money, Love, & Marriage”, “Monogami Lebih Baik dari Poligami?”, “The Millionaire Mindset”, “Hati­Hati Berasuransi”, “Jangan Mati Dulu Sebelum Tulis Wasiat” dan be­berapa buku lainnya yang diterbitkan oleh penerbit lain.