daftar jaringan layanan kesehatan asuransi kumpulan pt. asuransi ...
ASURANSI KESEHATAN
-
Upload
nadya-noviani -
Category
Documents
-
view
119 -
download
17
Transcript of ASURANSI KESEHATAN
PENDAHULUAN
Asuransi kesehatan adalah sebuah jenis produk asuransi yang secara khusus menjamin
biaya kesehatan atau perawatan para anggota asuransi tersebut jika mereka jatuh sakit
atau mengalami kecelakaan. Secara garis besar ada dua jenis perawatan yang
ditawarkan perusahaan-perusahaan asuransi, yaitu rawat inap (in-patient treatment)
dan rawat jalan (out-patient treatment).
Produk asuransi kesehatan diselenggarakan baik oleh perusahaan asuransi sosial,
perusahaan asuransi jiwa, maupun juga perusahaan asuransi umum.
Beberapa perusahaan asuransi kerugian dan asuransi jiwa telah memasarkan pula
program-program asuransi kesehatan dengan berbagai macam varian yang berbeda.
Pada umumnya perusahaan asuransi yang menyelenggarakan program asuransi
kesehatan bekerja sama dengan provider rumah sakit baik secara langsung maupun
melalui institusi perantara sebagai asisten manajemen jaringan rumah sakit.
TERSELENGGARANYA ASURANSI KESEHATAN DI INDONESIA
Asuransi kesehatan merupakan pilihan dalam pengembangan sistem pelayanan
kesehatan di Indonesia. Hal ini disebabkan biaya kesehatan kesehatan di masa yang
akan datang akan mencapai jumlah yang besar. Dengan demikian biaya kesehatan
tidak akan mungkin dibebankan kepada pemerintah atau perusahaan saja, akan tetapi
harus ada gotong royong antara pemerintah dan masyarakat. Masyarakat yang kuat
dan sehat harus membantu yang lemah dan sakit. Tidak kurang dari 84% penduduk
Indonesia tidak terlindungi kesehatannya, sedang 16% memiliki jaminan kesehatan
melalui PT Askes, Jamsostek, Dana Sehat, dan lain-lain.
Pilihan terhadap asuransi kesehatan sudah ada sejak tahun 1960, yaitu dengan
diumumkannya Undang-Undang tentang Pokok Kesehatan. Penegasan ini diperkuat
oleh Surat Keputusan Presiden R.I No 230/1968, dimana dinyatakan bahwa jaminan
pelayanan kesehatan pegawai negeri berdasarkan asuransi. Pembiayaan dan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan ini diambil dari potongan gaji pokok pegawai
negeri. Atas dasar inilah kemudian Pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan
membentuk Badan Penyelenggaraan Dana Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri.
Badan ini kemudian dikenal sebagai Badan Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri
(Askes). Badan inilah yang menyelenggarakan dana-dana pelayanan kesehatan
pegawai negeri. Pelayanan yang dijamin oleh PT Askes di bidang gigi dan mulut
adalah pemeriksaan gigi, pencabutan gigi dan tambal gigi serta pembuatan gigi tiruan.
Setelah telaah bertahun-tahun terhadap terhadap bentuk pemeliharaan kesehatan di
mancanegara, dirumuskan JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat)
sebagai upaya Indonesia untuk mengatasi ancaman terhadap akses pelayanan
kesehatan. Tujuan JPKM adalah meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dengan
menjaga mutu pelayanan dan mengendalikan biaya pelayanan kesehatan. Diharapkan
seluruh penduduk wajib ikut serta dalam JPKM, sehingga dapat mendorong
masyarakat untuk hidup sehat sesuai dengan kebutuhannya, yang meliputi pelayanan
paripurna baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
PRINSIP POKOK ASURANSI
Ada beberapa prinsip pokok asuransi yang sangat penting yang harus di penuhi baik
oleh tertanggung maupun penanggung agar kontrak / perjanjian asuransi berlaku
(tidak batal) dan layak untuk diasuransikan.
Adapun prinsip pokok asuransi tersebut adalah :
1. Prinsip Itikad Baik (Utmost Good Faith)
Yang dimaksudkan adalah bahwa Anda berkewajiban memberitahukan sejelas-
jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan
obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan risiko-risiko yang dijamin
maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara
jelas serta teliti. Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut
berlaku:
Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak
asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat kami menyetujui kontrak tersebut.
Pada saat perpanjangan kontrak asuransi.
Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang
ada kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.
2. Prinsip kepentingan yang dapat di Asuransikan (Insurable Interest)
Anda dikatakan memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila
Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang
menimbulkan kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut. Kepentingan keuangan
ini memungkinkan Anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda.
Apabila terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa Anda
tidak memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka Anda tidak
berhak menerima ganti rugi.
3. Prinsip Ganti Rugi (Indemnity)
Apabila obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga menimbulkan
kerugian maka kami akan memberi ganti rugi untuk mengembalikan posisi
keuangan Anda setelah terjadi kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum
terjadi kerugian. Dengan demikian Anda tidak berhak memperoleh ganti rugi
lebih besar daripada kerugian yang Anda derita.
4. Prinsip Perwalian (Subrogation)
Prinsip subrogration (perwalian) ini berkaitan dengan suatu keadaan dimana
kerugian yang dialami tertanggung merupakan akibat dari kesalahan pihak ketiga
(orang lain). Prinsip ini memberikan hak perwalian kepada penanggung oleh
tertanggung jika melibatkan pihak ketiga. Dengan kata lain, apabila tertanggung
mengalami kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pihak ketiga, maka XYZ,
setelah memberikan ganti rugi kepada tertanggung, akan mengganti kedudukan
tertanggung dalam mengajukan tuntutan kepada pihak ketiga tersebut.
Mekanisme Aplikasi subrogasi
Tertanggung harus memilih salah satu sumber pengantian kerugian, dari pihak
ketiga atau dari asuransi.
Kalau tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari pihak ketiga, ia
tidak akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi, kecuali jumlah penggantian
dari pihak ketiga tsb tidak sepenuhnya.
Kalau tertanggung sudah mendapatkan penggantian dari asuransi ia tidak
boleh menuntut pihak ketiga. Karena hak menuntut tersebut sudah
dilimpahkan ke perusahaan asuransi.
5. Prinsip Kontribusi (Contribution)
Anda dapat saja mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa
perusahaan asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan
maka secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
Prinsip kontribusi berarti bahwa apabila kami telah membayar penuh ganti rugi
yang menjadi hak Anda, maka kami berhak menuntut perusahaan-perusahaan lain
yang terlibat suatu pertanggungan (secara bersama-sama menutup asuransi harta
benda milik Anda) untuk membayar bagian kerugian masing-masing yang
besarnya sebanding dengan jumlah pertanggungan yang ditutupnya.
Prinsip ini tidak berlaku bagi asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan diri yang
berkaitan dengan meninggal dunia atau cacat tetap.
6. Prinsip Sebab Akibat (Proximate Cause)
Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan,
maka pertama-tama kami akan mencari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang
menggerakkan suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya
terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.
Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan
efisien adalah: “Unbroken Chain of Events” yaitu suatu rangkaian mata rantai
peristiwa yang tidak terputus.
Sebagai contoh, kasus klaim kecelakaan diri berikut ini: Seseorang mengendarai
kendaraan di jalan tol dengan kecepatan tinggi sehingga mobil tidak terkendali
dan terbalik. Korban luka parah dan dibawa kerumah sakit. Tidak lama kemudian
korban meninggal dunia.
MODEL ASURANSI KESEHATAN
Dalam penyelenggaraan skema pembiayaan kesehatan, ada tiga model yang dapat
diadaptasi:
1. Asuransi sosial
Kepesertaannya wajib, premi berdasarkan persentase tertentu dari
pendapatan/gaji, santunan pelayanan kesehatan (benefit) bersifat komprehensif
dan menganut asas gotong royong (risk sharing). Contoh: National Health
Insurance yang diterapkan di Inggris, program Askes bagi pegawai negeri dari
PT. (Persero) Askes.
2. Asuransi komersial
Kepesertaan bersifat sukarela, premi biasanya ditetapkan dengan
nilai nominal, benefit diberikan sesuai perjanjian (kesepakatan), risk sharing kecil.
Model asuransi ini dapat dikelola oleh swasta sepenuhnya, atau didasarkan pada
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Contoh: program Simas Sehat,
BRIngin, Allianz, Bumida, program Askes Mandiri bagi non pegawai negeri.
3. Dana sehat (medical saving account)
Diterapkan secara sukarela, tidak ada risk sharing, individu menyimpan dana di
rekening khusus dan hanya digunakan (earmarked) untuk keperluan kesehatan.
Model ini dapat juga berupa pinjaman untuk keperluan kesehatan, yang
pelunasannya bisa dicicil. Contoh: Medisave yang diterapkan di Singapura,
pinjaman Koperasi Krama Bali.
Organisasi pengelola Jamkessosda dapat berbentuk :
Tripartite
Bentuk tripartite dalam pengelolaan Jamkessosda terdiri dari
konsumen, PPK dan badan pengelola (contoh: Asuransi Askes, Jaminan
kesehatan Jembrana).
Bipartite
Sedangkan dalam bentuk bipartite, PPK dan badan pengelola ada dalam satu
organisasi (contoh: Kaiser Health Maintenance Organization di Amerika
Serikat).
BENTUK ASURANSI KESEHATAN
Menurut Bank Dunia, dalam laporannya pada tahun 1993, memperkenalkan tiga
pengelompokan bentuk Asuransi Kesehatan yang kini banyak dilaksanakan di dunia
yaitu Social Health Insurance (Asuransi Kesehatan Sosial), Private Voluntary Health
Insurance (Asuransi Kesehatan Komersial), dan Regulated Voluntary Health
Insurance (Asuransi Kesehatan Sukarela dengan Regulasi).
1. Social Health Insurance (Asuransi Kesehatan Sosial)
Asuransi kesehatan sosial menempati posisi kunci dalam pembiayaan kesehatan di
hampir semua negara, di luar negara-negara sosialis dan Amerika Serikat. Konsep
asuransi kesehatan sosial ini dipelopori oleh Otto Von Bismarck (Jerman) pada
tahun 1883.
Prinsip asuransi kesehatan sosial adalah keikutsertaan bersifat sukarela, iuran atau
premi berdasarkan persentase pendapatan/gaji, iuran ditanggung bersama oleh
tempat kerja atau perusahaan dan tenaga kerja (50% - 50%), peserta dan
keluarganya memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan, peserta memperoleh
kompensasi selama sakit peran pemerintah sangat besar. Dengan prinsip
sebagaiman dikemukakan di atas, maka mekanisme asuransi kesehatan
berdasarkan suatu kelompok tenaga kerja, sehingga tidak tergantung pada risiko
sakit perorangan. Prinsip-prinsip asuransi kesehatan sosial ini berkembang di
berbagai negara Eropa, Jepang, Korea, Philipina, Thailand, Vietnam, India, dan
lain-lain.
Perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan pada kelompok-kelompok
masyarakat tumbuh secara bertahap. Masyarakat pekerja, khususnya lingkungan
tempat kerja yang mempunyai risiko tinggi terhadap kesehatannya atau
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk tetap sehat, memerlukan
pemeliharaan kesehatan yang berkelanjutan. Dengan dimulainya di lingkungan
tempat kerja, masalah pengumpulan dana yang menjadi sumber pembiayaan
program askes sosial juga terjamin. Dengan memulai pada kelompok-kelompok
tenaga kerja yang sejenis, diperhitungkan risiko sakit perorangan pada kelompok
itu hampir sama, sehingga rasa keadilan dan risiko sakit dapat dipadukan.
Perhitungan iuran atau premi dilakukan berdasarkan kelompok sesuai dengan
kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan medik
kelompok tersebut.
2. Private Voluntary Health Insurance (Asuransi Kesehatan Komersial)
Private Voluntary Health Insurance (Asuransi Kesehatan Komersial) adalah
prinsip asuransi kesehatan yang diterapkan di Amerika Serikat. Amerika Serikat
satu-satunya negara di dunia yang asuransinya bersifat komersial. Prinsip-prinsip
asuransi kesehatannya komersial adalah keikutsertaannya bersifat sukarela, iuran
atau premi berdasarkan angka absolut, sesuai dengan perjanjian kontrak, peserta
dan keluarganya memperoleh santunan biaya pelayanan kesehatan sesuai dengan
kontrak, peran pemerintah kecil. Prinsip asuransi kesehatan komersial ini sangat
dinamis, membuka peluang kompetisi di antara perusahaan asuransi kesehatan
yang jumlahnya banyak, dan murni berdasarkan risiko sakit perorangan, yang
kemudian ditawarkan pada kelompok tenaga kerja melalui perusahaan-
perusahaan.
3. Regulated Voluntary Health Insurance (Asuransi Kesehatan Sukarela dengan
Regulasi)
Regulated Voluntary Health Insurance (Asuransi Kesehatan Sukarela dengan
Regulasi) adalah suatu asuransi kesehatan yang merupakan suatu alternatif bagi
asuransi kesehatan komersial. Prinsip asuransi kesehatan dengan regulasi adalah
keikutsertaannya bersifat sukarela, iuran dengan atau premi berdasar angka
absolut (nilai nominal), peserta memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan
sesuai dengan kontrak, dan peran pemerintah relatif besar (dalam bentuk regulasi).
Asuransi kesehatan dengan regulasi dalam menerapkan iuran atau premi
pesertanya berdasarkan risiko yang terjadi di masyarakat. Bank Dunia
memberikan rekomendasi untuk memilih Regulated Voluntary Health Insurance,
seandainya masih diperlukan untuk melengkapi asuransi kesehatan sosial,
alasannya adalah dapat mencegah peningkatan biaya pelayanan kesehatan dan
peran pemerintah besar.
PERKEMBANGAN ASURANSI KESEHATAN DI INDONESIA
Konsep jaminan kesehatan masuk ke masyarakat Indonesia sebenarnya sudah lama.
Pada jaman kolonial Belanda, tentara, pegawai kolonial, karyawan dan buruh
perusahaan ditanggung oleh sistem kesehatan militer, pemerintah, atau perkebunan.
Pola yang dipergunakan adalah kesehatan sebagai modal untuk bekerja. Akan tetapi
untuk rakyat biasa tidak ada jaminan pelayanan kesehatan. Konsep ini terus
berkembang sampai sekarang dimana ada pelayanan kesehatan ABRI untuk militer
dan keluarganya, asuransi kesehatan pegawai negeri yang dikelola oleh PT Askes
Indonesia, atau berbagai jaminan kesehatan oleh perusahaan-perusahaan.
Untuk menjangkau rakyat lainnya, konsep asuransi kesehatan masuk ke Indonesia
pada dekade 1970an dan 1980an. Dengan skala ekonomi yang jauh sangat kecil
dibandingkan dengan di negara maju, konsep asuransi kesehatan dimulai dengan
dasar pelayanan kesehatan primer di Puskesmas dengan model Dana Upaya
Kesehatan Masyarakat (DUKM). Hal ini terlihat dari sejarah Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat (JPKM) yang tidak lepas dari pengaruh DUKM.
JENIS ASURANSI KESEHATAN di INDONESIA
Asuransi kesehatan di Indonesia saat ini disediakan baik oleh Pemerintah maupun
swasta. Pemerintah melalui program Askeskin (asuransi kesehatan masyarakat
miskin) menjamin biaya kesehatan sampai jumlah tertentu bagi para penduduk miskin
pemegang kartu Askeskin. Para pegawai negeri juga dijamin biaya kesehatannya oleh
Pemerintah melalui PT Askes yang preminya dibayar melalui pemotongan gaji PNS.
Bila bukan penduduk miskin dan bukan pegawai negeri, masyarakat dapat membeli
program asuransi komersial yang banyak diselenggarakan oleh perusahaan swasta
nasional maupun asing. Bahkan, PT Askes juga menyediakan program “kepesertaan
sukarela” bagi para pegawai di sektor swasta.
Asuransi kesehatan komersial dapat dibeli oleh individu maupun kelompok
(kumpulan). Karena pertimbangan administratif dan risiko, kebanyakan produk
asuransi kesehatan hanya boleh dibeli oleh kelompok, bukan orang per orang. Berikut
adalah beberapa jenis biaya layanan kesehatan yang dapat dijamin oleh asuransi:
1. Rawat Jalan
Asuransi rawat jalan meng-cover biaya dokter, diagnosis/lab, dan obat. Besarnya
biaya yang ditanggung biasanya ditentukan dengan limit maksimum untuk masing-
masing komponen per kunjungan/per tahun dan frekuensi maksimum kunjungan
dalam satu tahun. Pembatasan juga dapat diberlakukan dengan mewajibkan rujukan
dokter umum sebelum kunjungan ke dokter spesialis, atau pertanggungan hanya
diberikan bila pelayanan kesehatan dilakukan oleh penyedia layanan (provider) yang
terdaftar.
Asuransi rawat jalan biasanya hanya diberikan kepada peserta asuransi kumpulan dan
menjadi manfaat tambahan asuransi rawat inap. (Dengan kata lain, tidak bisa dibeli
oleh orang per orang dan harus menjadi satu dengan asuransi rawat inap).
2. Rawat Inap
Asuransi rawat inap meng-cover biaya rawat inap di rumah sakit, yang meliputi biaya
kamar, jasa dokter, obat-obatan, laboratorium/penunjang diagnostik, pembedahan, dll.
Penggolongan asuransi rawat inap biasanya dilakukan berdasarkan kelas kamar,
misalnya dari kelas kamar terendah (kelas III) sampai kelas VIP atau VVIP. Untuk
masing-masing golongan kelas, ada batasan-batasan maksimum yang ditanggung
asuransi untuk biaya kamar perawatan, biaya obat, pembedahan, dll. Biaya
pembedahan sendiri masih akan dibagi berdasarkan minor, sedang atau mayor. Jadi,
misalnya, orang yang memiliki asuransi rawat inap kelas III akan memiliki
maksimum biaya operasi mayor yang jauh lebih rendah dibandingkan peserta kelas
VIP.
Asuransi rawat inap bisa dibeli secara kumpulan maupun individu. Khusus untuk
asuransi individu, kita bisa memilih apakah jenis asuransinya bersifat penggantian
atau tunjangan. Asuransi penggantian (indemnity insurance) adalah asuransi yang
memberikan penggantian biaya yang kita keluarkan sesuai tagihan rumah sakit.
Asuransi tunjangan (cash plan) memberikan tunjangan pendapatan dalam jumlah
tertentu untuk setiap hari dirawat di rumah sakit, tidak peduli berapa biaya yang
sebenarnya kita keluarkan.
Asuransi Melahirkan (Maternity)
Asuransi melahirkan menanggung biaya kesehatan selama persalinan dan biasanya
hanya diberikan kepada sekelompok wanita usia subur dengan jumlah keanggotaan
minimal tertentu. Bila Anda sedang hamil, Anda tidak dapat didaftar sebagai peserta
asuransi melahirkan. Anda juga tidak bisa membeli asuransi melahirkan secara
perorangan.
Manfaat asuransi melahirkan dibedakan antara manfaat untuk operasi caesar dan
persalinan normal. Besarnya maksimum biaya yang ditanggung untuk keduanya
berbeda dan tergantung pada jumlah premi yang dibayarkan.
Asuransi Perawatan Gigi
Asuransi perawatan gigi menanggung biaya perawatan gigi rutin dan pembedahan
yang sifatnya bukan kosmetik. Karakteristik asuransi perawatan gigi seperti asuransi
rawat jalan di mana limit manfaatnya dipilah berdasarkan biaya dokter, obat, dan
layanan lainnya.
Asuransi Kacamata
Asuransi kacamata menanggung biaya kacamata, lensa dan frame. Biasanya pihak
asuransi akan membatasi frekuensi penggantian kacamata dalam satu periode
pertanggungan, hanya lensa saja atau hanya frame saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Asuransi Kesehatan. www.wikipedia.org.
Sulastomo, dr. 2001. Asuransi Kesehatan di Indonesia. www.gizi.net
Tjahja, Indirawati. Sari, Dewi K. 2007. Peran Asuransi Dalam Sistem Pembiayaan Kesehatan di Indonesia. Dalam : Majalah Kesehatan Depkes RI. No. 173. Jakarta.