Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

33
Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan:ca. paru dan ca.nashopharing Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah Disusun oleh: Gerson Ratu Romon Indri Lestari Noval Alkamal Nur Rahayuningsih Waluyo Siti Nurhayati

Transcript of Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Page 1: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan:ca. paru

dan ca.nashopharingDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

Disusun oleh:

Gerson Ratu Romon Indri Lestari Noval Alkamal Nur Rahayuningsih Waluyo Siti Nurhayati Tri Haryanto

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN

JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG

TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I

Page 2: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker paru (Karsinoma Bronkogenik) merupakan penyebab utama kematian

diantara pria dan wanita di Amerika utara. Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel, daerah asal

dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru ialah karsinoma

epidermoid (sel skuamosa), karsinoma sel kecil (sel oat), karsinoma sel besar (tak

terdeferensiasi), dan adnokarsinoma.

Diperkirakan bahwa inhalasi jangka panjang bahan-bahan karsikogenik merupakan factor

utama, tanpa mengesampingkan kemungkinan perana pedisposisi huungan keluarga, suku bangsa,

ras, serta status imunilogi. Bahan inhalasi karsinigenik yang merupakan factor resiko besar untuk

terjadinya kanker paru adalah rokok.

Di Eropa dan AS, kanker paru merupakan keganasan yang paling sering di jumpai pada laki-

laki,sedangkan pada wanita kanker paru menduduki urutan ketiga setelah kanker payudara dan

kanker usus besar. Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 1974-1978 kanker paru menduduki

urutan kelima dari seluruh kasus kanker yang dirawat, bahkan pada penderita pria, kanker paru

menduduki urutan kedua setelah kanker hati.

Asuhan Keperawatan pada hakekatnya adalah suatu ilmu atau metode untuk menentukan

suatu diagnosa, merencanakan keperawatan, menginterpretasi respon manusia terhadap masalah

kesehatan baik actual maupun potensial untuk memenuhi kebutuhan dasar yang mencakup bio,

psiko, social dan spiritual.

Page 3: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

B. Tujuan Penulisan

Tujuan Umum :

Agar mahasiswa/I dapat mengetahui asuhan keperawatan medical bedah tentang kanker paru-

paru dan mampu melaksanakan asuhan Keperwatan secara langsung meliputi aspek bio,

psiko,social dan spiritual.

Tujuan Khusus :

1. Mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan penyakit kanker paru –paru

2. mampu merumuskan diaknosa Keperawatan pada pasien dengan kanker paru-paru.

3. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan kamker paru-paru.

4. mempu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan kanker paru-paru

5. Mampu mengevaluasi asuhan Keperawatan

6. mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah di berikan sesuii dengan tahapan

proses Keperawatan

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah Metode Deskriptif dan Studi Pustaka

D. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Meliputi Latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan

Bab II : Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistim Perafasan Akibat

Kanker Paru-Paru.

A. Pengertian

B. Anatomi

C. Etiologi

D. Patofisiologi

E. Manifestasi klinis

F. Pemeriksaan penunjang

Page 4: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

G. Penatalaksanaan medis

H. Komplikasi

I. Dampak terhadap tibuh dari kanker paru-paru

J. Konsep teori asuhan keperawatan pada kanker paru-paru

K. Diaknosa keperawatan yang mungkintimbul

L. Tindakan yang perlu dilaksanakan

Bab III : Kesimpulan

Daftar Kepustakaan

Page 5: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KANKER PARU-PARU

A. Pengertian

Kanker paru adalah masa abnormal dari sel-sel epithelium saluran pernafasan yang mengalami

proliferasi (Price Sylvia,Patofisiologi)

Kanker paru (karsinoma bronkogenik) merupakan tumor ganas paru-paru primer dari saluran

nafas (Hood Alsagaff,kanker paru dan terapi paliatif,hal 64)

B. Anatomi paru-paru (Pulmonum)

Peru-paru merupakn sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung-

gelembung (gelembung hawa=alveoli). Paru-paru terletak pada rongga dda, datarannya

menghadap ketengah rongga dada/cavum mediastinum depan terletak jantung. Paru-paru

dibungkus oleh selaput yang bernama pleura.

Pleura dibagi menjadi 2 :

1. Pleura visceral (selaput dada pembngkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus

selaput paru-paru.

2. Pleura visceral yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini

terdapat rongga (cavum) yang disebut cavum plura.

Paru-paru dibagi menjadi dua buah yaitu kiri dan kanan.

Paru-paru kanan terdiri dari 3 lobus :

1. Sebelah atas disebut lobus posterior, terdiri dari 3 segmen

2. Sebelah tengah disebut lobus medialis, terdiri dari 2 segmen

3. Sebelah bawah disebut lobus inferior, terdiri dari 5 segmen

Page 6: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Paru-paru kiri terdiri dari 2 lobus :

1. Sebelah atas disebut lobus superior,terdiri dari 4 segmen

2. Sebelah bawah disebut lobus posterior,terdiri dari 4 segmen

Paru-paru dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

a. Chylus, yaitu bagian untuk masuk dan keluarnya arteridan vena pulmonalis,tempat masuknya

bronkus, tempat masukny kelenjar dan saluran limpa.

b. Apex, yaitu bagian yang tertinggi dari paru-paru

c. Basis yaitu bagian yang terbawah dari paru-paru

Paru-paru kanan kedudukannya lebih gemuk dan lebih pendek sehingga paru-paru kiri lebih

kecil dan kurus karena sisi medianya terdesak oleh jantung.

C. Etiologi

Etiologi dari kanker paru masih belum diketahui, tetapi ada tiga faktor yang tampaknya

bertanggung jawab dalam terjadinya peningkatan insiden penyakit ini: merokok, bahan

industri, dan polusi udara.

Klasifikasi :

Klasifikasi kanker paru (WHO) :

1. Karsinoma Epidermoid (Skuamosa)

2. Adenokarsinoma

3. Smeel cell/ oat cell

4. Large cell Karsinoma

D. Patofisiologi

(Terlampir)

Page 7: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

E. Manifestasi Klinis

Secara umum dapat dibagi menjadi :

Gangguan pada saluran nafas menimbulkan gejala batuk, dipsnea ringan, dan stredor lokal.

Nyeri

Anoreksia, lelah dan berkurangnya berat badan

Gejala penyebaran intratoraks atau ekstratoraks

Penyebaran lokal tumor ke struktur mediastinim

Disfagia

F. Pemeriksaan Penunjang

Sinar X : menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasinya.

Pemeriksaan sitologi (Sputum, bilasan bronkus, dan cairan pleura) : mengkaji ada atau tidaknya.

Bronkoskopi memungkinkan visualisasi (Besarnya karsinoma sel skuamosa)

Biopsi

ST Scan tulang,ST Scan otak, ST Scan hati, Limpa : untuk mendeteksi metastasis.

G. Penatalaksanaan Medis

Pembedahan : Pengangkatan seluruh atau sebagian (Pneumoktomi atau Lubektomi)

Terapi paliatif (radiasi, kemoterapi, atau keduanya) pada penderita yang tidak dapat ditangani

secara bedah, khususnya bila terdapat obstruksi jalan nafas, nyeri berat atau efusi pleura.

Page 8: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

H. Komplikasi

Komplikasi pada penyakit kanker paru meliputi :

1. Hiperkalsemia : Peningkatan kadar kalsium dalam darah

2. Efusi Pleura : Adanya cairan dalam rongga dada

3. Pneumonia : Adanya udara / gas dalam rongga dada

4. Metastese Otak : Penyebaran kanker pada cel-cel otak

5. Kompresi Medula Spinalis : Penekanan pada medula spinalis

I. Dampak Terhadap Tubuh Dari Kanker Paru

Dampak dari tubuh pada kanker paru akan mengakibatkan batuk-batuk. Batuk ini merupakan

gejala umum yang seringkali diabaikan oleh pasien atau dianggap sebagai akibat dari

merokok, dan selain itu akan mengakibatkan haemoptises, nyeri dada dan anoreksia yang

menyebabkan berkurangnya berat badan.

Page 9: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Patofisiologi

Faktor predisposisi

Lesi central

Obstruksi (sumbatan) ulcerasi (luka)

Compliance paru

Hipoksemia

Pengisian kapiler

Hipoksia

Clubing finger

Supresi bag distal

Akumulasi sekret

Dispneu

Inefektif Pola Nafas

DispneuGgn Pertukaran Gas

Kompresi dan infiltrasi

Oesefagus

Disfagia

Anorexia

Ggn Nutrisi

Ca paru-paru

Terdiagnosa oleh medis

Terapi operasi

Stres Akibat Penyakitnya

Lesi perifer

Menembus cavum pleura

Efusi pleura

Ggn Rasa Nyaman Nyeri

Page 10: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Intoleransi Aktifitas

Inefektif Bersihan Jalan Nafas

J. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Pada Kenker Paru

1. Gangguan Pertukaran Gas

Pada pasien yang mengalami gangguan pertukaran gas sebaiknya kita lakukan observasi

pernapasan dengan cara :

Observasi siklus resoirasi lengkap (Inspirasi dan Ekspirasi)

Hitung frekuensi pernafasan selama 1 menit (pernapasan normal pada orang dewasa 16 – 20

x/ menit)

Saat menghitung catat kedalaman dan frekuensi pernafasan pada pasien, selanjutnya di

dokumentasukan.

Selain itu perawat melakukan observasi pernapasan, dapat juga menilai tingkat kesadaran pada

pasien tersebut dengan kriteria sebagai berikut :

a. Compos Mentis : Baik/ sempurna

b. Apatis : Perhatian Berkurang

c. Somenolens : Mudah tertidur bila diajak bicara

d. Koma : Tidak menerima respon apapun

Untuk memperbaiki pola nafas pasien yang mengalami gangguan pertukaran gas, sebaiknya di

berikan posisi yang nyaman serta diberikan ventilasi secukupnya agar udara masuk dan dihirup

oleh pasien. Dan untuk memberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami gangguan

pertukaran gas dapat dilakukan dengan cara :

Tinggikan kepala dengan bantal di leher atau posisi semifowler (45o ) supaya pasien dapat

melancarkan pola pernapasannya atau menghirup udara.

Page 11: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Lakukan pemberian O2 agar pasien dapatterpenuhi kebutuhan O2 nya dan memudahkan

jalan pernapasannya.

Untuk membantu membersihkan sputum (sekret), maka dilakukan penghisapan lendir (suction)

dengan cara :

Page 12: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Menjelaskan prosedur paa klien atau keluarga

Memberikan oksigen sebelum melakukan penghisapan

Penghisapan sekret melalui mulut dilakukan dengan cara penghisapan, lama penghisapan 10

-15 detik. Dan berikan istirahat.

Memberikan oksigen setelah melakukan penghisapan

Menilai kembali kondisi klinis klien

Mendokumentasikan prosedur dan respon klien dengan catatan klien (Prosedur KMB).

Dan selain itu pada pasien yang mengalami gangguan pertukaran gas,bias dilakukan dengan

latihan nafas bibir dengan cara:

Menjelaskan prosedur pada klien

Klien menarik nafas melalui hidung

Mengeluarkan pernafasan merlahan –lahan dengan bibir agar di rapatkan sambil

meneggangkan otot-otot perut.

Hitung sampi angka 7 sat mengeluarkan nafas panjang dengan bibir agak dirapatkan

Prosedur ini dilakukan pada saat duduk dan berjalan

Mendokumentasikan prosedur dan respon klien dalam catatan klien.

Untuk mengatasi pesien agar tidak terjadi sianosis,maka perwat harus mengambil tindakan

sebagai berikut:

- Periksa tekanan darah (TD normal 120/80 mmhg)

- Lakukan palpalsi pada daerah yang mengalami sianosis

- Mengkaji frekuensi pernafasan (normalnya 16-20x/menit)

- Hitung jumlah hemoglobin dalam jaringan kapiler (2,59 per 100 ml).

Page 13: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

2. Inefektif pola nafas

Perawat dalam mengatasi pasien yang mengalami pola nafasnya terganggu sebaiknya rawat

harus malakukan tindakan seperti menkaji frekuensi pernafasn dengan cara sebagai berikut:

Observasi siklus pernafasan baik respirasi maupun ekspirasi

Hitung frekuensi pernafasan selama satu menit penuh (normal pernafasan pada orang

dewasa 16-20x/ menit)

Kemudian saat menghitung pernafasan catan kedalaman atau frekuensi pernafasan dan

didokumentasikan .

Selain perawat mengkaji frekuensi pernafasannya bisa juga kita berikan lingkungan yang

nyaman dan berikan pula ventilasi udara secukupnya agar pasien bias menghirup udara

sebanyak-banyaknya. Serta berikan posisi semi fowler (450) supaya pasien bisa menghidup udara

dan melancarkan pola nafasnya demgan sempurna. Kemudian perawat dapat melakukan

observasi pola batu pada pasien yang mengalami terggangunya pola nafas dengan melakukan

tindakan sebagai berikut :

Berikan rangsangan pada leher dengan tangan dan pasien dianjurkan untuk nafas panjang

Kemudian pasien diberikan minuman air hangat supaya sekrdt yang ada dijalan nafas dapat

encer dna memudahkan untuk keluar

Dianjurkan pasien menahan nafasnya 3 detik sammpai merangsang untuk batuk tatepi

dibantu dengan melakukan perkusi dan Variasi agar sekretnya dapat keluar serta lakukan

selama 5 kali.

(Buku keterampilan dari prosedur dasar)

Page 14: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

3. Gangguan Nutrisi

Pada pasien mengalami gangguan nutrisi sebaiknya perawat harus memperhatikan keadaan

umum pasien terlebih dahulu dengan cara :

Melakukan Observasi eanda-tanda vital seperti :ED, suhu,pernafasan.

Kemudain pantau masuknya makanan dengasn cara mengamati pada waktu pasien pasien

mengalami gangguan nutrisi sebaliknya

Perawat melakukan Indentifikasi pola makan pada pasien dengan cara:

Apakah pasieniti mengalami mual, disfragra dengan melakuan tindakan memberikan

makanan. Jika terjadi mual atau muntah harus diberi makanan lunak dengan porsi kecil

tetapi secara bertahap

Jika diberikan makanan lunak itu masih terjadi mual , muntah maka perawat harus

memberikan makanan melalui NGT(selang nasogastrik)dan berkaborasi dengan ahli gizi atau

dokter.

4. Gangguan Rasa nyaman : nyeri

Untuk mengetahi pada kanker paru yang mengalami gangguan rasaa nyaman : Nyeri dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital dengan melakukan :

Pemeriksaan tekanan darah (TD normal 120/80 mmhg)

Menkaji frekuensi pernafasan (normalnya 16-20x/ menit)

Menkaji suhu tubuh (normalnya 36-370C )

Kemudian tentukan derajat nyeri dengan menilai derajat nyerinya sebagai berikut:

0-10 numerik poin intensity scale

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Tidak ringan sedang berat nyeri yang buruk

nyeri

Page 15: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

# Lokasi nyeri pada penyakit paru yaitu pada lapisan Parietalis pleura dan pada tempat paeradangan.

Dan selanjutnya berikan lingkungan yang tenang agar dapat mrnurunkan kelemahan serta

meningkatkan kamampuan kopingnya. Serta berikan bantuan perawatan diri , serta

melatih tangan atu pergerakan anggota tubuh lainnya agar pasien tidak mengalami

kekakuan otot atau membantu fisiknya.sealin itu pasien dianjurkan untuk istirahat agar

kaondiasi tubuhmya tidak terlalu lemah atau sakit.

5. Gangguan Psicososial: stres akibat penyakitnya

Stres adalah realitas kehidupan yang tridak dapat dihindari. Stress disebabkan elah perubahan

yang memerlukan penyaesuain sering dianggap kejadian atau perubahan negative yang dapat

stres, misalnya: cedera,sakit (ca.Paru ) stress dapat diatasi gangan melakukan evaluasi tingkat

pemahaman pada pasien :

Membariakan pola hidup yang baik pada pasien yang mengalami stres.

Mengontrol stres yang dialami pasien dangan memberikan lingkungan yang aman dan

nyaman

Stres dapat dihilangkan dengan melakukan sesuatu yang bermanfaat seperti : rekreasi dan tuakr

pikiran. Pada pasien ang mengalami gangguan psikososial ini harus dapat diatasi agar tidak

dapat mengalami stress yang berkepanjangan dan harus bias menghilangkan rasa takut akibat

penyaitnya (ca. paru) dan harus memberikan perawatan diri seperti melakukan tindakan :

Memberikan personal hygien seperti : mandi, cuci rambut dll

Melakukan aktivitas agar dapat menurunkan stress

Memberikan doeongan pada pasien ca. paru dengan memberikan dukungan secara spiritual.

6. Intoleransi Aktivitas

Untuk mengatasi intoleransi aktivitas hal yang harus diperhatikan yaitu :

Berikan ruangan yang tenang dan nyaman agar pasien dalam melakukan aktivitas tidak

merasa terganggu

Page 16: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Batasi pengunjung supaya pasien dalam melakukan aktivitasnya terpenuhi

Membantu pasien dalam larihan rentang gerak aktifunuk membangun stamina dan

mencegah terjadinya komplikasi.

Anjurkan pasien untuk melakukan istirahat dengan tanpa diganggu.

Membantu pasien dalam melakuakan personal hygien.

7. Inefektif bersihan jalan nafas

Untuk mempertahankan jalan nafas, maka dilakukan pengkajian pada system pernapasan

dengan cara :

Dilakukan auskultasi denagn stetoskop untuk mengetahui adanya ronchi yang menunjukan

akumulasi secret

Jika ada secret maka perawat dapat melakukan tindakan agar secret tersebut dapat keluar

dari saluran pernapasan dengan cara :

Memberikan posisi semi fowler (45☺o) pada pasien

Dilakukan penyedotan lender menggunakan suction dengan cara :☺

Berikan O2 sebelum melakukan penghisapan

Penghisapan secret melalui mulut dilakukan dengan cara menghisap,dilakukan

selama 10-15 detik.

Mengontrol kembali kondisi klines klien

Mengamati sputum yang dikeluarkan biasanya terdiri dari 3 warna yaitu:

Jernih, putih keruh

Kuning

Hijau dan berbau

Kemudian di anjurkan pasien untuk melakukan batuk efektif dengan cara :

Rangsangan dengan tangan pada batang tenggorok dan pasien dianjurkan untuk nafas

panjang.

selain itu pasien diberikan minum air hangat supaya sekret yang ada diparu-paru dapat

mengencerkan sekretnya.

Page 17: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Dan anjurkan pasien untuk menahan nafasnya 3 detik sampai merangsang untuk batuk,

lakukan selama 5x.

K. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipoxsia

2. Inefektif pola nafas berhubungan dengan dipsneu

3. Gangguan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan efusi pleura

5. Gangguan psykososial : stress akibat penyakitnya berhubungan dengan koping inefektif

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hypoksemia

7. Inefektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi secret

L. Tindakan yang perlu dilaksanakan

1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hypoksemia

Kriteria hasil :

Menunjukan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan yang adekuat

Bebas gejala distress pernapasan

INTERVENSI RASIONAL

Observasi penggunaan otot

bantu, nafas bibir, perubahan

kulit/membran mukosa. Mis :

pucat, sianosis.

Selidiki kegelisaan dan

perubahan mental/tingkat

kesadaran.

Pernapasan meningkat sebagai

akibat nyeri atau sebagai

mekanisme kompensasi awal

terhadap hilangnya jaringan

paru.

Dapat menunjukan peningkatan

hipoxsia atau komplikasi seperti

penyimpangan mediastinal pada

pneumoktomi.

Obstruksi jalan napas

Page 18: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Pertahankan kepatenan jalan

nafas pasien dengan

memberikan posisi,

penghisapan, dan penggunaan

alat.

Berikan latihan nafas dalam dan

nafas bibir dengan tepat.

Kolaborasi berikan O2 tambahan

mempengaruhi ventilasi

mengganggu pertukaran gas

Meningkatkan ventilasi

maksimal dan O2 dan

menurunkan/mencegah

atelektasis.

Memaksimalkan sediaan O2,

khususnya bila ventilasi

menurun depresi anastesi atau

nyeri.

2. Inefektif pola napas berhubungan dengan dispneu

Kriteria hasil : pola napas kembali normal

INTERVENSI RASIONAL

Kaji frekuensi, kedalaman

pernafasan dan ekspansi dada.

Tinggikan kepala dan bantu

mengubah posisi. Bangunkan

pasien turun tempat tidur dan

ambulasi sesegera mungkin.

Kecepatan biasanya meningkat

dispnea dan terjadi peningkatan

kerja napas. Kedalaman

pernafasan bervariasi

tergantung derajat gagal nafas.

Duduk tinggi memungkinkan

ekspansi paru dan memudahkan

pernafasan. Pengubahan posisi

meningkatkan pengisian udara

Kongesti alveolar

mengakibatkan batuk kering/

iritasi. Sputum berdarah dapat

Page 19: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Observasi pola batuk dan

karakter sekret

Kolaborasi : berikan O2

tambahan

diakibatkan oleh kerusakan

jaringan.

Memaksimalkan bernafas dan

menurunkan kerja napas. Dan

jangan membuat pasien lelah.

3. Gangguan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

Kriteria hasil :

Penambahan berat badan progresif ke arah tujuan

Peningkatan napsu makan/masukan diit

INTERVENSI RASIONAL

Pantau masukan makanan setiap

hari

Identifikasi pasien yang

mengalami mual/muntah yang

diantisipasi

Kolaborasi : berikan obat-obatan

sesuai indikasi. Fenotiazin, mis :

Proklorperazin (compazine),

tietilperazin (Torecan), anti

dopaminergik mis ;

metoklorpiamid (regian), dll.

Mengidentifikasi kekuatan/

defisiensi nutrisi

Mual/muntah psikogenik

sebelum kemoterapi mulai

secara umum tidak berespons

terhadap obat anti emetik

Kebanyakan anti emetik bekerja

untuk mempengaruhi stimulasi

pusat muntah sejati dan

kemoreseptor mentriger agen

zona juga bertindak secara

perifer untuk menghambat

peristaltik balik.

Page 20: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

4. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan efusi pleura

Kriteria hasil :

-Melaporkan nyeri hilang

-Tampak rileks dan tidur/istirahat dengan baik

INTERVENSI RASIONAL

Tanyakan pasien tentang nyeri,

tentukan karakteristik nyeri,

mis : terus-menerus, sakit,

menusuk, terbakar, buat rentang

intensitas pada skala 0-10.

Bantu aktivitas perawatan diri,

pernafasan atau latihan tangan

dan ambulasi.

membantu dalam evaluasi gejala

nyeri karena kanker yang dapat

melibatkan vicera, saraf atau

jaringan tulang. Penggunaan

skala rentang membantu pasien

dalam mengkaji tingkat nyeri

dan memberikan alat untuk

evaluasi keefektifan analgesik,

meningkatkan kontrol nyeri.

Mencegah kelemahan yang tak

perlu dan regangan insisi.

Mendorong dan membantu fisik

mungkin diperlukan untuk

beberapa waktu sebelum pasien

mampu atau cukup percaya

untuk melakukan aktivitas ini

karena nyeri atau takut nyeri.

Mempertahankan kadar obat

lebih konstan menghindari

“puncak” periode nyeri, alat

dalam penyembuhan otot, dan

memperbaiki fungsi pernafasan

dan kenyamanan/ koping emosi.

Page 21: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

Kolaborasi : berikan

analgetikrutin sesuai indikasi,

khususnya 45-60 menit sebelum

tindakan napas dalam/ latihan

batuk. Bantu dengan PCA atau

analgetik melalui kateter

epidural.

5. Gangguan psycososial : stres akibat penyakitnya b/d koping inefektif

Kriteria hasil :

Mengakui dan mendiskusikan takut/masalah

Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks/istirahat

INTERVENSI RASIONAL

Evaluasi tingkat pemahaman

pasien/orang terdekat tentang

diagnosa.

Akui rasa takut/masalah pasien

dan dorong mengekspresikan

perasaan.

Yakinkan bahwa pasien dan

pemberi perawatan mempunyai

pasien dan orang terdekat

mendengar dan mengasimilasi

informasi baru yang meliputi

perubahan ada gambaran diri

dan pola hidup

dukungan memempukan pasien

mulai membuka/ menerima dan

pengobatannya pasien mungkin

perlu waktu mengidentifikasi

perasaan dan meskipun lebih

banyak waktu mulai

mengekspresikannya.

Membuat kepercayaan dan

menurunkan kesalahan

persepsi/salah interpretasi

terhadap informasi.

Page 22: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

pemahaman yang sama

6. Intoleransi aktivitas b/d hypoksemia

Kriteria hasil :

-Tidak ada keluhan lelah dan lemas saat melakukan aktivitas

-Tidak ada dispnea dan takipnea saat melakukan aktivitas

INTERVENSI RASIONAL

Evaluasi respons pasien

terhadap aktivitas. Berikan

bantuan dalam pelaksanaan

aktivitas sesuai kebutuhan.

Ajarkan pasien bagaimana

menghadapi aktivitas untuk

menghindari kelelahan. Berikan

periode istirahat tanpa

gangguan diantara aktivitas.

Berikan lingkungan yang hangat,

tenang, bebas dari rasa nyeri

selama periode istirahat

Bantu posisi dalam

mengidentifikasi aktivitas

menyenangkan yang

memerlukan penggunaan energi

minimal yang dapat dimasukkan

ke dalam pola hidup.

Melakukan aktivitas dapat

membantu daya tahan . Belajar

bagaimana meningkatkan rasa

terkontrol dan mandiri dengan

kondisi kronis dan

ketidakmampuan membantu

meningkatkan harga diri.

Istirahat memungkinkan tubuh

memperbaiki energi yang

digunakan selama aktivitas.

Untuk meningkatkan istirahat

Berlanjutnya menikmati hidup

seluas-luasnya seperti yang

diterima individu membantu

memudahkan koping.

7. Inefektif bersihan jalan napas b/d akumulasi sekret

Kriteria hasil :

Menunjukkan potensi jalan napas, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan bunyi napas jelas,

dan pernafasan tak bising.

Page 23: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

INTERVENSI RASIONAL

Auskultasi dada untuk karakter

bunyi nafas dan adanya sekret

Bantu pasien untuk napas dalam

efektif dan batuk dengan posisi

duduk tinggi dan menekan

daerah insisi.

Observasi karakter sputum/

aspirasi sekret. Selidiki

perubahan sesuai indikasi.

Dorong masukan cairan per oral

(sedikitnya 2500 ml/hari) dalam

toleransi jantung.

Kolaborasi : berikan

bronkhodilator, ekspektoran,

atau analgesik sesuai indikasi.

Pernafasan bising, ronkhi dan

mengi menunjukkan

tertahannya sekret dan

obstruksi jalan napas.

Posisi duduk memungkinkan

ekspansi paru maksimal dan

penekanan menguatkan upaya

untuk memobilisasi dan

membuang sekret.

Peningkatan jumlah sekret tak

berwarna/berair awalnya

normal dan harus menurun

sesuai kemajuan penyembuhan.

Adanya sputum yang

tebal/kental, berdarah atau

purulen diduga terjadi sebagai

masalah sekunder.

Hidrasi adekuat untuk

mempertahankan sekret hilang/

peningkatan pengeluaran

Menghilangkan spasme

bronkhus untuk memperbaiki

aliran udara. Ekspektoran

meningkatkan produksi mukosa

untuk mengencerkan dan

menurunkan viskositas sekret,

memudahkan pembuangan.

Page 24: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL
Page 25: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan :

Kanker paru adalah masa abnormal dari sel-sel epitelium saluran pernafasan yang mengalami proliferasi.

Kanker paru merupakan tumor ganas paru-paru primer dari saluran napas.

Kanker paru diakibatkan oleh asap rokok, bahan industri dan polusi udara. Oleh karena itu pada pasien

yang mengalami penyakit kanker paru-paru dapat menyebabkan gangguan saluran napas seperti batuk,

hemoptisis dan dispnea ringan. Sehingga sebagai perawat mampu memberikan asuhan keperawatan

pada pasien dengan penyakit kanker paru-paru.

Page 26: Asuhan Keprawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan SAMPUL

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia, A. Wilson dan Lorraine M, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses

Penyakit, Edisi IV, Buku II, EGC, Jakarta, 1995.

Doenges, Marilynn E, dkk, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, EGC, Jakarta, 2000.

BAC, Syaifudin, H, Drs, Anatomi Fisiologi, Edisi II, EGC, Jakarta, 1997.

Netina, Sandra M, Pedoman Praktek Keperawatan, EGC, Jakarta, 2002.

Alsagaf Hood, Kanker Paru-paru dan Terapi Paliatif, Erlangga, Jakarta, 1995.

DNSC, Nurachmah Elly, Dra, dkk, Buku Saku Prosedur KMB, EGC, Jakarta, 2000.