ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT.docx

20
ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT A. Konsep Dasar Penyakit 1. Pengertian VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001). VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001). VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982) Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri 2. Penyebab Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu : 1 Faktor prenatal (faktor eksogen) Ø Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela Ø Ibu alkoholisme

description

ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT.docx

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT.docx

ASUHAN KEPERAWATAN VENTRICULAR SEPTAL DEFECT A. Konsep Dasar Penyakit

1. Pengertian

VSD adalah suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan.(Rita &Suriadi, 2001).VSD adalah adanya hubungan (lubang) abnormal pada sekat yang memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri. (Heni dkk, 2001).VSD adalah kelainan jantung berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antara kedua ventrikel sehingga darah dari ventrikel kiri ke kanan, dan sebaliknya. Umumnya congenital dan merupakan kelainan jantung bawaan yang paling umum ditemukan (Junadi, 1982)Jadi VSD merupakan kelainan jantung bawaan (kongenital) berupa terdapatnya lubang pada septum interventrikuler yang menyebabkan adanya hubungan aliran darah antara ventrikel kanan dan kiri

2. Penyebab

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan (PJB) yaitu :1 Faktor prenatal (faktor eksogen) Ibu menderita penyakit infeksi : Rubela Ibu alkoholisme Umur ibu lebih dari 40 tahun Ibu menderita penyakit DM yang memerlukan insulin Ibu meminum obat-obatan penenang2 Faktor genetic (faktor endogen) Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB Ayah/ibu menderita PJB Kelainan kromosom misalnya sindrom down Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

Kelainan ini merupakan kelainan terbanyak, yaitu sekitar 25% dari seluruh kelainan jantung. Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna. Kelainan ini umumnya congenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Kelainan VSD ini sering bersama-sama dengan kelainan lain misalnya trunkus arteriosus, Tetralogi Fallot.

3. Patofisiologi

Defek septum ventricular ditandai dengan adanya hubungan septal yang memungkinkan darah mengalir langsung antar ventrikel, biasanya dari kiri ke kanan. Diameter defek ini bervariasi dari 0,5 3,0 cm. Perubahan fisiologi yang terjadi dapat dijelaskan sebagai berikut :1. Tekanan lebih tinggi pada ventrikel kiri dan meningklatkan aliran darah kaya oksigen melalui defek tersebut ke ventrikel kanan.2. Volume darah yang meningkat dipompa ke dalam paru, yang akhirnya dipenuhi darah, dan dapat menyebabkan naiknya tahanan vascular pulmoner.3. Jika tahanan pulmoner ini besar, tekanan ventrikel kanan meningkat, menyebabkan piarau terbalik, mengalirkan darah miskin oksigen dari ventrikel kanan ke kiri, menyebabkan sianosis. Keseriusan gangguan ini tergantung pada ukuran dan derajat hipertensi pulmoner. Jika anak asimptomatik, tidak diperlukan pengobatan; tetapi jika timbul gagal jantung kronik atau anak beresiko mengalami perubahan vascular paru atau menunjukkan adanya pirau yang hebat diindikasikan untuk penutupan defek tersebut. Resiko bedah kira-kira 3% dan usia ideal untuk pembedahan adalah 3 sampai 5 tahun.

4. Tanda dan Gejala

Pada VSD kecil: biasanya tidak ada gejala-gajala. Bising pada VSD tipe ini bukan pansistolik,tapi biasanya berupa bising akhir sistolik tepat sebelum S2. Pada VSD sedang: biasanta juga tidak begitu ada gejala-gejala, hanya kadang-kadang penderita mengeluh lekas lelah., sering mendapat infeksi pada paru sehingga sering menderita batuk. Pada VSD besar: sering menyebabkan gagal jantung pada umur antara 1-3 bulan, penderita menderita infeksi paru dan radang paru. Kenaikan berat badan lambat. Kadang-kadang anak kelihatan sedikit sianosis gejala-gejala pada anak yang menderitanya, yaitu; nafas cepat, berkeringat banyak dan tidak kuat menghisap susu. Apabila dibiarkan pertumbuhan anak akan terganggu dan sering menderita batuk disertai demam.

5. Klasifikasi

Klasifikasi VSD berdasarkan pada lokasi lubang, yaitu:a. perimembranous (tipe paling sering, 60%) bila lubang terletak di daerah pars membranaceae septum interventricularis, b. subarterial doubly commited, bial lubang terletak di daerah septum infundibuler dan sebagian dari batas defek dibentuk oleh terusan jaringan ikat katup aorta dan katup pulmonal, c. muskuler, bial lubang terletak di daerah septum muskularis interventrikularis.

6. Gambaran klinis

Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi:a. VSD kecil Biasanya asimptomatik Defek kecil 1-5 mm Tidak ada gangguan tumbuh kembang Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising peristaltic yang menjalar ke seluruh tubuh pericardium dan berakhir pada waktu distolik karena terjadi penutupan VSD EKG dalam batas normal atau terdapat sedikit peningkatan aktivitas ventrikel kiri Radiology: ukuran jantung normal, vaskularisasi paru normal atau sedikit meningkat Menutup secara spontan pada umur 3 tahun Tidak diperlukan kateterisasib. VSD sedang Sering terjadi symptom pada bayi Sesak napas pada waktu aktivitas terutama waktu minum, memerlukan waktu lebih lama untuk makan dan minum, sering tidak mampu menghabiskan makanan dan minumannya Defek 5- 10 mm BB sukar naik sehingga tumbuh kembang terganggu Mudah menderita infeksi biasanya memerlukan waktu lama untuk sembuh tetapi umumnya responsive terhadap pengobatan Takipneu Retraksi bentuk dada normal EKG: terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kiri maupun kanan, tetapi kiri lebih meningkat. Radiology: terdapat pembesaran jantung derajat sedang, conus pulmonalis menonjol, peningkatan vaskularisasi paru dan pemebsaran pembuluh darah di hilus.c. VSD besar Sering timbul gejala pada masa neonatus Dispneu meningkat setelah terjadi peningkatan pirau kiri ke kanan dalam minggu pertama setelah lahir Pada minggu ke2 atau 3 simptom mulai timbul akan tetapi gagal jantung biasanya baru timbul setelah minggu ke 6 dan sering didahului infeksi saluran nafas bagian bawah Bayi tampak sesak nafas pada saat istirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan oksigen akibat gangguan pernafasan Gangguan tumbuh kembang EKG terdapat peningkatan aktivitas ventrikel kanan dan kiri Radiology: pembesaran jantung nyata dengan conus pulmonalis yang tampak menonjol pembuluh darah hilus membesar dan peningkatan vaskularisasi paru perifer

7. Pemeriksaan fisik

VSD kecil- Palpasi:Impuls ventrikel kiri jelas pada apeks kordis. Biasanya terabagetaran bising pada SIC III dan IV kiri.- Auskultasi: Bunyi jantung biasanya normal dan untuk defek sedang bunyijantung II agak keras. Intensitas bising derajat III s/d VI.

VSD besar- Inspeksi:Pertumbuhan badan jelas terhambat,pucat dan banyak kringatbercucuran. Ujung-ujung jadi hiperemik. Gejala yang menonjolialah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intercostaldan regio epigastrium.- Palpasi: Impuls jantung hiperdinamik kuat. Teraba getaran bising padadinding dada.- Auskultasi:Bunyi jantung pertama mengeras terutama pada apeks dansering diikuti click sebagai akibat terbukanya katup pulmonaldengan kekuatan pada pangkal arteria pulmonalis yangmelebar. Bunyi jantung kedua mengeras terutama pada sela igaII kiri.

8. Pemeriksaan penunjang dan diagnostik

Kateterisasi jantung menunjukkan adanya hubungan abnormal antar ventrikel EKG dan foto toraks menunjukkan hipertropi ventrikel kiri Hitung darah lengkap adalah uji prabedah rutin Uji masa protrombin ( PT ) dan masa trombboplastin parsial ( PTT ) yang dilakukan sebelum pembedahan dapat mengungkapkan kecenderungan perdarahan

9. Komplikasi

a. Gagal jantung kronikb. Endokarditis infektifc. Terjadinya insufisiensi aorta atau stenosis pulmonard. Penyakit vaskular paru progresife. kerusakan sistem konduksi ventrikel

10. Penatalaksanaan

Pada VSD kecil: ditunggu saja, kadang-kadang dapat menutup secara spontan. Diperlukan operasi untuk mencegah endokarditis infektif. Pada VSD sedang: jika tidak ada gejala-gejala gagal jantung, dapat ditunggu sampai umur 4-5 tahun karena kadang-kadang kelainan ini dapat mengecil. Bila terjadi gagal jantung diobati dengan digitalis. Bila pertumbuhan normal, operasi dapat dilakukan pada umur 4-6 tahun atau sampai berat badannya 12 kg. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal yang belum permanen: biasanya pada keadaan menderita gagal jantung sehingga dalam pengobatannya menggunakan digitalis. Bila ada anemia diberi transfusi eritrosit terpampat selanjutnya diteruskan terapi besi. Operasi dapat ditunda sambil menunggu penutupan spontan atau bila ada gangguan dapat dilakukan setelah berumur 6 bulan. Pada VSD besar dengan hipertensi pulmonal permanen:operasi paliatif atau operasi koreksi total sudah tidak mungkin karena arteri pulmonalis mengalami arteriosklerosis. Bila defek ditutup, ventrikel kanan akan diberi beban yang berat sekali dan akhirnya akan mengalami dekompensasi. Bila defek tidak ditutup, kelebihan tekanan pada ventrikel kanan dapat disalurkan ke ventrikel kiri melalui defek.B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktifitas terbatas)b. Kaji adanya komplikasic. Riwayat kehamiland. Riwayat perkawinane. Pemeriksaan umum : keadaan umum, berat badan, tanda tanda vital, jantung dan paruf. Kaji aktivitas anakg. Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung : nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (mur-mur), edema tungkai, hepatomegali.h. Kaji adanya tanda hypoxia kronis : clubbing fingeri. Kaji pola makan, pertambahan berat badan.

2. Diagnosa Keperawatan

Pre op1. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantung.2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan anak.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.4. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakitnya5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.6. Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi.

Post op1. Gangguan rasa nyamam nyeri berhubungan dengan luka post op 2. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan

3. Rencana Keperawatan

Pre opNODiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi keperawatanrasional

1Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan malformasi jantungSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan penurunan curah jantung tidak terjadi dengan kriteria hasil1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung , nadi perifer, warna dan kehangatan kulit2. Tegakkan derajat cyanosis (misal : warna membran mukosa derajat finger)3. Berikan obat obat digitalis sesuai order4. Berikan obat obat diuretik sesuai order

1. memberikan data untuk evaluasi intervensi dan memungkinkan deteksi dini terhadap adanya komplikasi.2. mengetahui perkembangan kondisi klien serta menentukan intervensi yang tepat.3. obat obat digitalis memperkuat kontraktilitas otot jantung sehingga cardiak outpun meningkat / sekurang kurangnya klien bisa beradaptasi dengan keadaannya.4. mengurangi timbunan cairan berlebih dalam tubuh sehingga kerja jantung akan lebih ringan.

2Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil :- makanan habis 1 porsi.- Mencapai BB normal- Nafsu makan meningkat.1. Hindarkan kegiatan perawatan yang tidak perlu pada klien2. Libatkan keluarga dalam pelaksanaan aktifitas klien3. Hindarkan kelelahan yang sangat saat makan dengan porsi kecil tapi sering4. Pertahankan nutrisi dengan mencegah kekurangan kalium dan natrium, memberikan zat besi.5. Sediakan diet yang seimbang, tinggi zat nutrisi untuk mencapai pertumbuhan yang adekuat.6. Jangan batasi minum bila anak sering minta minum karena kehausan

1. menghindari kelelahan pada klien2. klien diharapkan lebih termotivasi untuk terus melakukan latihan aktifitas3. jika kelelahan dapat diminimalkan maka masukan akan lebih mudah diterima dan nutrisi dapat terpenuhi4. peningkatan kebutuhan metabolisme harus dipertahan dengan nutrisi yang cukup baik.5. Mengimbangi kebutuhan metabolisme yang meningkat.6. anak yang mendapat terapi diuretik akan kehilangan cairan cukup banyak sehingga secara fisiologis akan merasa sangat haus.

3Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan antara pemakaian oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke sel.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dengan kriteria hasil :- pasien mampu melakukan aktivitas mandiri.

1. Anjurkan klien untuk melakukan permainan dan aktivitas yang ringan.2. Bantu klien untuk memilih aktifitas sesuai usia, kondisi dan kemampuan.3. Berikan periode istirahat setelah melakukan aktifitas

1. melatih klien agar dapat beradaptasi dan mentoleransi terhadap aktifitasnya.2. melatih klien agar dapat toleranan terhadap aktifitas.3. mencegah kelelahan berkepanjangan

4Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan terhadap penyakit.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan cemas berkurang dengan kriteria hasil :- Pasien tidak bertanya-tanya.- Cemas berkurang. Pasien tidak tampak bingung.1. Orientasikan klien dengan lingkungan2. Ajak keluarga untuk mengurangi cemas klien jika kondisi sudah stabil3. Jelaskan keadaan yang fisiologis pada klien post op1. Menyesuaikan klien dengan lingkungan sekitar.2. Peran keluarga dalam mengatasi cemas pasien sangat penting.3. Untuk mempersiapkan klien lebih awal dalam mengenal situasinya.

5Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pertumbuhan dan perkembangan tidak terganggu dengan kriteria hasil : - BB dan TB mencapai ideal1. Monitor tinggi dan berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama dan didokumentasikan dalam bentuk grafik.2. Ijinkan anak untuk sering beristirahat dan hindarkan gangguan pasa saat tidur.1. mengetahui perubahan berat badan2. tidur dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan anak.

6Resiko gangguan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasiSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan gangguan pertukaran gas tidak terjadi dengan kriteria hasil :- Pertukaran gas tidak terganggu.- Pasien tidak sesak.1. Berikan respirasi support ( 24 jam post op )2. Analisa gas darah3. Batasi cairan

1. Untuk meminimalkan resiko kekurangan oksigen.2. Untuk mengetahui adanya hipoksemia dan hiperkapnia.3. Untuk meringankan kerja jantung.

Post opNODiagnosa keperawatanTujuan dan kriteria hasilIntervensi keperawatanrasional

1

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka post opSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :- nyeri dengan skala 0-3- pasien tidak tampak meringis.

1. Periksa sternotomi2. Catat lokasi dan lamanya nyeri3. Bedakan nyeri insisi dan angina4. Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan obat obat analgetik1. Untuk mempermudah status nyeri.2. Untuk menilai status nyeri.3. Untuk menentukan intervensi yang tepat.4. Untuk mengatasi nyeri yang tidak tertangani.

2Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahanSetelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :- Tanda-tanda infeksi berkurang

1. Dorong teknik mencuci tangan dengan baik2. Kaji kondisi luka pasien3. Berikan antibiotik sesuai dengan indikasi

1. Mencegah infeksi nosokomial saat perawatan.2. Mengetahui apakah terjadinya tanda-tanda infeksi3. Pemberian antibiotik dapat mecegah terjadinya infeksi.

4. Evaluasi

Pre op :a. Curah jantung berada dalam kondisi normalb. Kebutuhan nutrisi terpenuhic. Intoleransi aktifitas bisa diatasid. Ansietas bisa diatasi dan pasien bisa releks kembalie. Pertumbuhan dan perkembangan tidak tergangguf. Tidak terjadi ketidak efektifan pertukaran gas

Post op:a. Tidak ada nyerib. Tidak terjadi resiko infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia.2006.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:FKUICecily L. Bets, Linda A. Sowden, Buku Saku Keperawatan Pediatri, Edisi 3, Jakarta : EGC, 2002.Junadi dkk, Kapita SElekta kedokteran, Ed2, Media Aesculapius, FKUI, 1982http://www.layurveda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=21%3Aadmin&catid=7%3Aadmin&Itemid=20&lang=en