Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

47
Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman: Ansietas pada Pasien Abses Hati di RSUP H. Adam Malik Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi D-III Keperawatan Oleh Fiqih Hidayatullah 142500087 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

Page 1: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar

Aman Nyaman: Ansietas pada Pasien Abses Hati

di RSUP H. Adam Malik

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi D-III Keperawatan

Oleh

Fiqih Hidayatullah

142500087

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

i

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah denga judul “Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Aman Nyaman : Ansietas pada Pasien Abses Hati di RSUP H. Adam Malik”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan ahli madya keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmia ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep. Ns, M.Kep, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Cholina T. Siregar, S.Kep. Ns, M.Kep, Sp KMB, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Mat selaku Pembantu Dekan III fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu , selaku ketua Prodi DIII Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, serta dengan sabar membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 7. Yang paling penulis sayangi, kepada kedua orangtua penulis, Bapak Iman Lubis dan

Ibu Siti Fitri Suryawati dan adik penulis yang penulis kasihi Khairunnisa Lubis, beserta seluruh keluarga yang tidak lelah memberi motivasi, dukungan, semangat, perhatian dan kasih sayang, serta mendoakan penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

8. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2017

Fiqih Hidayatullah

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

iii

Daftar Isi

Lembar pengesahan..................................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................................... ii

Daftar Isi.................................................................................................................... iii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1

1.2 Tujuan....................................................................................................... 3

1.3 Manfaat.................................................................................................... 3

Bab II Pengelolaan Kasus

2.1 Konsep Dasar Aman Nyaman : Ansietas

2.1.1 Pengertian Aman dan Nyaman.................................................. 5

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempegaruhi Aman Nyaman..................... 6

2.1.3 Pengertian Ansietas....................................................................... 7

2.1.4 Tanda dan Gejala Ansietas............................................................ 8

2.1.5 Tingkatan Ansietas........................................................................ 8

2.1.6 Etiologi Ansietas........................................................................... 11

2.1.7 Mekanisme Koping untuk Mengatasi Ansietas............................ 12

2.1.8 Penatalaksanaan Ansietas............................................................. 13

2.2 Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian................................................................................ 16

2.2.2 Analisa data.............................................................................. 17

2.2.3 Rumusan Masalah..................................................................... 18

2.2.4 Perencanaan.............................................................................. 19

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1 Pengkajian................................................................................. 22

2.3.2 Analisa Data............................................................................. 33

2.3.3 Rumusan Masalah..................................................................... 34

2.3.4 Intervensi.................................................................................. 34

2.3.5 Implementasi dan Evaluasi....................................................... 37

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

iv

Bab III Penutup

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 40

3.2 Saran........................................................................................................ 40

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 41

Lampiran

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gangguan fungsi hati masih menjadi masalah kesehatan terbesar di negara maju

maupun di negara berkembang. Indonesia merupakan negara dalam peringkat endemik tinggi

mengenai penyakit hati. (Depkes RI, 2007).

Menurut Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) insiden abses hati di rumah

sakit di Indonesia berkisar antara 5-15% pasien pertahun. Dan penelitian epidemiologi di

Indonesia menunjukkan penderita abses hati pada pria memiliki rasio 3,4-8,5 kali lebih besar

dibandingkan dengan wanita.

Abses hati adalah penumpukan jaringan nekrotik dalam suatu rongga patologi yang

dapat bersifat soliter atau multipe pada jaringan hepar. (Dull JS dkk, 1999). Penyakit ini ini

telah ditemukan sejak zaman Hipocrates. (Chu KM dkk, 1996). Abses hati merupakan

penyakit serius yang membutuhkan diagnosis dan tatalaksana cepat yang umumnya

dikelompokkan berdasarkan etiologi, yaitu abses hati piogenik, dan abses hati amoeba.

(Helton WS dkk, 2003). Kedua kelompok tersebut memberikan gambaran klnis yang hampir

sama sehingga selama 40 tahun terakhir telah banyak perkembangan dalam menegakkan

diagnosis dan pengobatan abses hati. (Ahsan T dkk, 2002).

Abses hati banyak ditemukan di negara berkembang, terutama yang tinggal di daerah

tropis dan subtropis. (Mishra K dkk, 2010). Angka mortalitas abses hati masih tinggi yaitu

berkisar antara 10-40%. (Donovan AJ dkk, 1991). Insiden abses hepar jarang, berkisar antara

15-20 kasus per 100.000 populasi dan tiga per empat kasus abses hati di negara maju adalah

abses hati piogenik, sedangkan di negara yang sedang berkembang lebih banyak ditemukan

abses hati amoeba. (Helton WS dkk, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

2

Pertama kali melaporkan suatu serial kasus abses hati piogenik dengan case fatality

rate 77%. Diagnosis dini dan terapi yang adekuat berhubungan dengan hasil yang lebih

bagus. Kemajuan di bidang radiologi diagnostik dan intervensi selama 3 dekade terakhir telah

menghasilkan suatu prosedur invasifyang minimal dalam tatalaksana penyakit ini. Kombinasi

antibiotik dengan teknik drainase perkutaneus merupakan terapi yang banyak digunakan,

namun sebagian kecil pasien tidak mengalami perbaikan dengan metode ini sehingga

tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhirnya.(Nickloes TA, 2009).

Seseorang yang sedang mengidap penyakit tertentu, biasanya akan merasakan

kecemasan. Pada pasien yang didiagnosa mengalami penyakit abses hati akan timbul rasa

seperti tidak nyaman, mudah tersinggung, mulai berkeringat, kewaspadaan dan ketegangan

meningkat. Para pasien mengekspresikan ketakutan dengan berbagai cara seperti mimpi

buruk, insomnia, kecemasan akut, depresi dan memungkiri kenyataan (Black & Hwaks,

2005).

Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi

pada masa yang akan datang dengan ditandai adanya kekhawatiran karena tidak dapat

memprediksi atau mengontrol kejadian yang akan datang (Barlow & Durand, 2006).

Kecemasan sangat menganggu homeostatis dan fungsi individu, karena itu perlu segera

dihilangkan dengan berbagai macam cara penyesuaian (Maramis, 2005). Kecemasan

merupakan gangguan mental terbesar. Diperkirakan 20% dari populasi dunia menderita

kecemasan (Gail, 2002).

1.2 TUJUAN PENULISAN

1.2.1 Tujuan Umum

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

3

Agar penulis mampu melaksanakan dan menerapkan Asuhan Keperawatan pada Pasien

Abses Hepar dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Rasa Aman di RSUP H. Adam Malik

Medan.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. K dengan kecemasan.

b. Mampu merumuskan diagnose keperawatan pada Tn. K dengan kecemasan.

c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. K dengan kecemasan.

d. Mampu melakukan implementasi pada Tn. K dengan kecemasan.

e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. K dengan kecemasan.

1.3 MANFAAT PENULISAN

1.3.1 Bagi kegiatan belajar mengajar

Diharapkan dapat dijadikan masukan untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan dan

wawasan bagi mahasiswa keperawatan serta pembaca pada umumnya dalam memberikan

asuhan keperawatan.

1.3.2 Bagi praktik keperawatan

Diharapkan dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpikir kritis

dalam melakukan asuhan terhadap klien khususnya dengan prioritas masalah kebutuhan rasa

aman.

1.3.3 Bagi kebutuhan klien

Diharapkan menambah wawasan dan informasi dalam mengatasi dan mengurangi rasa takut

yang muncul akibat dari penyakit yang diderita.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

4

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 KONSEP DASAR AMAN NYAMAN : ANSIETAS

2.1.1 Pengertian aman dan nyaman

Aman mempunyai arti bebas dari ancaman bahaya, gangguan dan terlindungi, dan

terhindar dari rasa takut. (artikata.com, 2013). Sedangkan rasa aman menurut Potter dan

Perry adalah kondisi dimana seseorang bebas dari cedera fisik dan psikologis dan dalam

kondisi aman dan tenteram. (Potter dan Perry, 2006).

Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologi (Potter & Perry,

2006). Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan klien dan lingkungan,

dan selanjutnya melakukan intervensi yang diperlukan. Dengan melakukan hal ini, maka

perawat adalah orang yang berperan aktif dalam usaha pencegahan penyakit, pemeliharaan

kesehatan, dan peningkatan kesehatan. Ketika kebutuhan fisiologis seseorang telah terpenuhi

secara layak, kebutuhan akan rasa aman mulai muncul. Keadaan aman, stabilitas, proteksi

dan keteraturan akan menjadi kebutuhan yang meningkat. Jika tidak terpenuhi, maka akan

timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.

Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar

manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan

sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu

melebihi masalah). (Potter & Perry, 2006)

Kenyamanan dipandang secara holistik, yaitu :

a. Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh.

b. Sosial berhubungan dengan hubungan interpersonal keluarga dan sosial.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

5

c. Psikospritual berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang

meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan.

d. Lingkungan berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia

seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.

Meningkatkan kebutuhan rasa aman nyaman diartikan perawat telah memberikan kekuatan,

harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan bantuan.

2.1.2Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aman dan Nyaman

Menurut Yusuf (2015), yang mempengaruhi aman dan nyaman, yaitu :

• Emosi kecemasan, depresi, dan marah yang tidak terkendali akan mudah terjadi dan

mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

• Status mobilisasi, keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran

menurut memudahkan terjadinya resiko injury menyebabkan klien selalu merasa tidak

aman dalam beraktivitas dan tidak nyaman dengan keterbatasan fisik yang dialaminya

• Gangguan persepsi sensori, mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang

berbahaya seperti gangguan penciuman, pendengaran, dan penglihatan yang lebih

sering tidak nyata menimbulkan rasa tidak nyaman saat gangguan datang

• Keadaan imunitas, gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang

sehingga mudah terserang penyakit

• Tingkat kesadaran, pada pasien koma respon akan menurun terhadap rangsangan

paralis, disorientasi, dan kurang tidur

• Informasi atau komunikasi, gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat

membaca dapat menimbulkan kecelakaan

• Gangguan tingkat pengetahuan, kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan

keamanan dapat di prediksi sebelumnya

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

6

• Penggunaan antibiotik yang tidak rasional, antibiotik dapat menimbulkan resistensi

dan anafilaktik syok

• Status nutrisi, keadaan nutrisi yang kurang menimbulkan kelemahan dan mudah

menimbulkan penyakit, demikian sebaliknya kelebihan nutrisi beresiko terhadap

penyakit tertentu

• Usia, perbedaan usia membedakan akibat yang terjadi dari apa yang dilakukan

• Jenis kelamin, secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam

respon terhadap tingkat kenyamanannya

• Kebudayaan, keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu

meningkatkan dan mengatasi kenyamanan dalam hidupnya

2.1.3Pengertian Ansietas

Ansietas adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif dari seseorang. Pengertian

lain ansietas adalah suatu keadaan yang membuat seseorang tidak nyaman dan terbagi dalam

beberapa tingkatan. Jadi, ansietas berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak

berdaya.(Farida, 2010).

Ansietas adalah merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang

subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus

penyebabnya.(Suliswati, 2009)

Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari yang

menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan

fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai

gangguan kesehatan. (Suliswati, 2009)

Ansietas berbeda dengan takut. Takut merupakan penilaian intelektual terhadap

stimulus yang mengancam dan objeknya jelas. (Suliswati, 2009)

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

7

2.1.4Tanda dan Gejala Ansietas

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami ansietas

(Hawari, 2008), antara lain sebagai berikut :

• Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung

• Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

• Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

• Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

• Gangguan konsentrasi dan daya ingat

• Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran

berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan

perkemihan, sakit kepala, dan sebagainya

2.1.5Tingkatan Ansietas

Menurut Suliswati (2009), ada empat tingkat ansietas yang dialami oleh individu,

yaitu ringan, sedang, berat, dan panik.

1. Ansietas ringan

Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan sehari-hari. Pada tingkat

ini lapangan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati dan waspada. Individu terdorong

untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas

Respon Fisiologi Respon Kognitif Respon perilaku dan

emosional

• Sesekali nafas pendek

• Nadi dan tekanan

• Lapang persepsi

melebar

• Tidak dapat duduk

tenang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

8

darah naik

• Gejala ringan pada

lambung

• Muka berkerut dan

bibir bergetar

• Mampu menerima

rangsangan yang

kompleks

• Konsentrasi pada

masalah

• Menjelaskan masalah

secara afektif

• Tremor halus padaa

tangan

• Suara kadang-kadang

meninggi

2. Ansietas sedang

Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu lebih

memfokuskan hal-hal penting saat itu dan mengenyampingkan hal lain.

Respon Fisiologi Respon Kognitif Respon Perilaku dan Emosi

• Sering nafas pendek

• Nadi (ekstra sistole)

dan tekanan darah

naik

• Mulut kering

• Anoreksia

• Diare/konstipasi

• Gelisah

• Lapang persepsi

menyempit

• Rangsang luar tidak

mampu diterima

• Berfokus pada apa

yang menjadi

perhatian

• Gerakan tersentak-

sentak (meremas

tangan)

• Bicara banyak dan

lebih cepat

• Susah tidur

• Perasaan tidak aman

3. Ansietas Berat

Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu cenderung

memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal lain. Individu tidak mampu lagi berpikir

realistis dan membutuhkan banyak pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

9

Respon Fisiologi Respon Kognitif Respon Perilaku dan Emosi

• Nafas pendek

• Nadi dan tekanan

darah naik

• Berkeringat dan sakit

kepala

• Penglihatan kabur

• Ketegangan

• Lapang persepsi

sangat sempit

• Tidak mampu

menyelesaikan

masalah

• Perasaan ancaman

meningkat

• Verbalisasi cepat

• Blocking

4. Panik

Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sudah sangat menyempit dan sudah

terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak melakukan apa-apa

walaupun telah diberikan pengarahan.

Respon Fisiologi Respon Kognitif Respon Perilaku dan Emosi

• Nafas pendek

• Rasa tercekik dan

palpitasi

• Sakit dada

• Pucat

• Hipotensi

• Koordinasi motorik

rendah

• Lapang persepsi

sangat sempit

• Tidak dapat berpikir

logis

• Agitasi, mengamuk

dan marah

• Ketakutan, berteriak-

teriak, blocking

• Kehilangan kendali

atau kontrol diri

• Persepsi kacau

2.1.6Etiologi Ansietas

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

10

Menurut Farida Kusumawati (2010) ada dua faktor penyebab ansietas, yaitu :

1. Faktor Predisposisi (pendukung)

Ketegangan dalam kehidupan dapat berupa hal-hal sebagai berikut.

• Peristiwa traumatik

• Konflik emosional

• Gangguan konsep diri

• Frustasi

• Gangguan fisik

• Pola mekanismes koping keluarga

• Riwayat gangguan kecemasan

• medikasi

2. Faktor Presipitasi

a. Ancaman terhadap integritas fisik

• Sumber internal

• Sumber eksternal

b. Ancaman terhadap harga diri

• Sumber internal

• Sumber eksternal

2.1.7Mekanisme Koping untuk Mengatasi Ansietas

Kemampuan individu menanggulangi ansietas secara konstruksi merupakan faktor

utama yang membuat klien berperilaku patologis atau tidak. Bila individu sedang mengalami

ansietas ia mencoba menetralisasi, mengingkari atau meniadakan ansietas dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

11

mengembangkan pola koping. Pada ansietas ringan, mekanisme koping yang biasanya

digunakan adalah menangis, tidur, makan, tertawa, berkhayal, memaki, merokok, olahraga,

mengurangi kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain (Suliswati,

2005).

Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas sedang, berat dan panik membutuhkan

banyak energi. Menurut Suliswati (2005), mekanisme koping yang dapat dilakukan ada dua

jenis, yaitu :

1. Task oriented reaction atau reaksi yang berorientasi pada tugas. Tujuan yang ingin

dicapai dengan melakukan koping ini adalah individu mencoba menghadapi kenyataan

tuntutan stress dengan menilai secara objektif ditujukan untuk mengatasi masalah,

memulihkan konflik dan memenuhi kebutuhan.

• Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan

pemenuhan kebutuhan

• Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun psikologik untuk

memindahkan seseorang dari sumber stress

• Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseorang

mengoperasikan, mengganti tujuan, atau mengorbankan aspek kebutuhan

personal seseorang

2. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego. Koping ini tidak selalu

sukses dalam mengatasi masalah. Mekanisme ini seringkali digunakan untuk melindungi diri,

sehingga disebut mekanisme pertahanan ego diri biasanya mekanisme ini tidak membantu

untuk mengatasi masalah secara realita. Untuk menilai penggunaan mekanisme pertahanan

individu apakah adaptif atau tidak adaptif, perlu di evaluasi hal-hal berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

12

• Perawat dapat mengenali secara akurat penggunaan mekanisme pertahanan

klien

• Tingkat penggunaan mekanisme pertahanan diri tersebut apa pengaruhnya

terhadap disorganisasi kepribadian

• Pengaruh penggunaan mekanisme pertahanan terhadap kemajuan kesehatan

klien

• Alasan klien menggunakan mekanisme pertahanan

2.1.8Penatalaksanaan Ansietas

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan terapi

memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik),

psikologik atau psikiatrik, psikososial, dan psikoreligius. Selengkapnya seperti pada uraian

berikut :

1. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :

• Makan makanan yang bergizi dan seimbang

• Tidur yang cukup

• Cukup olahraga

• Tidak merokok

• Tidak meminum minuman keras

2. Terapi psikofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk ansietas dengan memakai obat-

obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmitter (sinyal

penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

13

yang sering dipakai adalah obat anti ansietas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam,

clobazam, bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.

3. Terapi somatik

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat

dari ansietas yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan somatik

itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.

4. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :

• Psikoterapi suportif : untuk memberikan motivasi, semangat dan dorongan

agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan

serta percaya diri

• Psikoterapi re-edukatif : memberikan pendidikan ulang dan koreksi bila dinilai

bahwa ketidakmampuan mengatasi kecemasan

• Psikoterapi re-konstruktif : dimaksudkan untuk memperbaiki kembali

(rekonstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncangan akibat stressor

• Psikoterapi kognitif : untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu

kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya ingat

• Psikoterapi psikodinamik : untuk menganalisa dan menguraikan proses

dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang tidak mampu

menghadapi stressor psikososial sehingga mengalami kecemasan

• Psikoterapi keluarga : untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan, agar faktor

keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga dapat

dijadikan sebagai faktor pendukung

5. Terapi psikoreligius

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

14

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat hubungannya dengan

kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang

merupakan stressor psikososial.

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah suatu komponen dari proses keperawatan yaitu usaha

yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan dari pasien meliputi

pengumpulan data tentang status kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat,

singkat, dan berkesinambungan (Muttaqin, 2009)

a. Faktor Predisposisi

• Teori Psikoanalitik

Ansietas merupakan konflik emosional antara dua elemen kepribadian yaitu ide, ego,

dan super ego. Ide melambangkan dorongan insting dan impuls primitif. Super ego

mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya

seseorang. Sedangkan ego digambarkan sebagai mediator antara ide dan super ego.

Ansietas berfungsi untuk memperingatkan ego tentang suatu budaya yang perlu

segera diatasi.

• Teori Interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Berhubungan juga

dengan trauma masa perkembangan seperti kehilangan, perpisahan. Individu dengan

harga diri rendah biasanyasangat mudah mengalami ansietas berat.

• Teori Perilaku

Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang mengganggu

kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

15

• Kajian biologis

Reseptor ini diperkirakan turut berperan dalam mengatur ansietas.

b. Faktor Presipitasi

Bersumber dari eksternal dan internal, seperti :

Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ketidakmampuan fisiologis atau menurunnya

kemampuan melaksanakan fungsi kehidupan sehari-hari.

Ancaman terhadap sistem diri dapat membahayakan identitas, harga diri dan integritas fungsi

sosial.

c. Perilaku

Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku

secara tidak langsung timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya

mempertahankan diri dari ansietas. Identitas perilaku akan meningkat sejalan dengan

peningkatan ansietas. (Dalami dkk, 2009).

2.2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,

kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi

dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus adalah data tentang perubahan-

perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang

mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien. (Potter & Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang dilakukan

secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan

keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam

proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

16

masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan

diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk

mengatasi masalah-masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah

sakit (initial assessment), selama pasien dirawat secara terus menerus (on going assessment),

serta pengkajian ulang untuk menambah atau melengkapi data (re-assessment). (Potter &

Perry, 2005).

Tujuan pengumpulan data studi kasus dalam penulisan tulisan ilmiah ini antara lain

sebagai berikut :

a. Memperoleh informasi tentang kesehatan klien

b. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien

c. Untuk menilai keadaan kesehatan klien

d. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah

berikutnya

2.2.3 Rumusan Masalah

Perumusan masalah keperawatan didasarkan pada identikasi kebutuhan kebutuhan

klien. Bila data pengkajian mulai menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada pemilihan

diagnosa untuk mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat terlebih dahulu menentukan apa

masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau aktual. (Potter & Perry,

2005).

Faktor yang berhubungan dengan ansietas (NANDA), yaitu:

• Konflik yang tidak disadari tentang hal yang bersifat esensial, tujuan dan nilai

kehidupan

• Krisis situasional atau maturasional

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

17

• Stress

• Hubungan keluarga atau hereditas

• Transmisi atau penularan interpersonal

• Ancaman terhadap konsep diri

• Ancaman kematian

• Ancaman terhadap atau perubahan status kesehatan, pola interaksi, fungsi atau status

peran, lingkungan, status ekonomi

• Kebutuhan yang tidak terpenuhi

• Pajanan terhadap toksin

• Penyalahgunaan zat

2.2.4 Perencanaan

Pengkajian keperawatan dan perumusan diagnosa keperawatan menggali langkah

perencanaan dari proses keperawatan. Perencanaan adalah teori dari perilaku keperawatan

dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Selama perencanaan, dibuat prioritas.

Pentingnya berkolaborasi dengan klien dan keluarganya untuk menelaah literatur yang

berkaitan memodifikasi asuhan, dan mencatat informasi yang relevan tentang kebutuhan

perawatan kesehatan klien. (Potter & Perry, 2005).

Untuk menentukan intervensi keperawatan, maka terlebih dahulu disusun NOC

(Nursing Outcome Classification) dan NIC (Nursing Intervensi Cassificaation), adapun NOC

dan NIC untuk ansietas adalah sebagai berikut :

A. NOC (Nursing Outcome Classification)

NOC pada ansietas terdiri atas kecemasan kontrol dan mekanisme koping, yaitu

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

18

a. Ansietas kontrol

Dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten), dengan

indikator :

• Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi ansietas

• Memonitor durasi tiap episode cemas

• Memantau lamanya waktu antara tiap episode ansietas

• Mempertahankan penampilan peran

• Mempertahankan hubungan sosial

• Mempertahankan konsentrasi

• Memantau penyimpangan persepsi sensori

• Mempertahankan tidur adekuat

• Memantau manifestasi fisik dari ansietas

• Memantau manifestasi perilaku dari ansietas

• Mengendalikan respon ansietas

b. Koping

Dengan ketentuan (1-5; tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, konsisten), dengan

indikator:

• Memantau intensitas ansietas

• Mengurangi penyebab ansietas

• Mengurangi rangsang lingkungan ketika cemas

• Mencari informasi untuk mengurangi ansietas

• Merencanakan strategi koping untuk situasi yang menimbulkan stres

• Menggunakan strategi koping yang efektif (Sue Moorhead dkk, 2013).

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

19

B. NIC (Nursing Intervensi Classification)

NIC pada klien yang mengalami ansietas, yaitu :

a. Reduksi ansietas : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, firasat, atau kegelisahan

yang berkaitan dengan sumber yang tidak dapat diidentifikasi atau bahaya yang

diantisipasi

b. Manajemen demensia : Memberikan lingkungan yang di modifikasi untuk klien yang

mengalami kondisi konfusi kronis

c. Teknik penenangan : Mengurangi ansietas pada klien yang mengalami distres akut

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

20

2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

2.3.1 PENGKAJIAN

PROGRAM DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN USU

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

I. BIODATA

Identitas klien

Nama : Tn. P

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 36 tahun

Status perkawinan : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan KM 07 Desa Pinggir Bengkalis, Riau

Tanggal masuk RS : 02 Mei 2017

No. Register : 00.70.68.65

Ruangan/kamar : RB 2 RSUP. H. Adam Malik Medan

Tanggal pengkajian : 03 Mei 2017

Diagnosa medis : Abses hati

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

21

II. KELUHAN UTAMA

Pasien mengeluh gelisah dan susah tidur dikarenakan memikirkan penyakit yang di

deritanya.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative / Palliative

1. Apa penyebabnya

Klien mengatakan sering memikirkan tentang penyakitnya yang semakin

parah takut apabila tidak bisa disembuhkan.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Keluarga yang selalu mendampingi klien.

B. Quantity / Quality

1. Bagaimana dirasakan

Keluarga mengatakan klien sering terlihat gelisah dan susah untuk tidur.

2. Bagaimana dilihat

Klien tampak lelah dan gelisah.

C. Severity

Keluarga klien mengatakan klien merasa khawatir dengan kondisinya saat ini.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Klien mengatakan pernah ada riwayat hipertensi setahun yang lalu.

B. Pengobatan / tindakan yang dilakukan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

22

Klien mengatakan sudah pernah berobat ke rumah sakit.

C. Pernah dirawat / dioperasi

Klien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit dumai, kemudian dirujuk ke rumah

sakit rantau prapat, dan dirujuk kembali ke rumah sakit tanjung balai, dan akhirnya

dirawat di rumah sakit adam malik medan.

D. Alergi

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Orang tua klien tidak memiliki penyakit berat.

B. Saudara kandung

Saudara kandung klien tidak ada yang mengalami riwayat sakit.

C. Penyakit keturunan yang ada

Pada garis keturunan, keluarga klien tidak memiliki penyakit keturunan.

D. Anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa

Tidak ada keluarga klien yang memiliki riwayat atau mengalami gangguan jiwa.

E. Anggota keluarga yang meninggal

Tidak ada anggota keluarga yang meninggal.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL

A. Persepsi pasien tentang penyakitnya

Klien berpersepsi bahwa penyakit yang dideritanya sekarang berupa ujian dari Yang

Maha Kuasa, agar tetap selalu ingat pada-Nya dan mensyukuri bahwa sehat itu

merupakan kekayaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

23

B. Konsep diri

• Gambaran diri : klien menerima segala bagian tubuhnya, tanpa merasa ada yang

kurang.

• Ideal diri : idealnya klien ingin sembuh, agar bisa melaksanakan semua aktivitas

rutinnya.

• Harga diri : klien cukup dihargai di lingkungan sekitar dan dalam pengambilan

keputusan di lingkungan keluarga

• Peran diri : klien berperan sebagai orangtua dan kepala keluarga yang memiliki

dua anak.

• Identitas : semenjak sakit klien tidak bekerja lagi.

C. Keadaan emosi

Keadaan emosi klien kurang stabil dikarenakan cemas dan gelisah.

D. Hubungan sosial

• Orang yang berarti

Pasien mengatakan orang yang berarti dan berpengaruh dalam hidupnya

adalah istrinya dan anaknya, karena mereka selalu setia menemani, merawat

dan menjaganya.

• Hubungan dengan keluarga

Pasien mengatakan ia memiliki hubungan yang baik dengan semua keluarga.

• Hubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan ia memiliki hubungan baik dengan orang lain

• Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

Pasien mengatakan ia tidak mempunyai hambatan dalam berhubungan dan

berinteraksi dengan orang lain.

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

24

E. Spiritual

• Nilai dan keyakinan

Klien meyakini Allah SWT sebagai tuhan yang berkuasa atas segala

sesuatunya dan hanya kepada-Nya tempat memohon.

• Kegiatan ibadah

Sebelum sakit klien rajin mengerjakan sholat 5 waktu, namun semenjak klien

sakit sudah jarang mengerjakan sholat.

VII. STATUS MENTAL DAN EMOSI

A. Penampilan

Klien tampak gelisah, ekspresi wajah sedih.

B. Tingkah laku

Klien selalu memikirkan penyakitnya dan bahkan klien pun menanyakan tentang

kematiannya.

C. Pola komunikasi

Dalam berkomunikasi klien lebih sering diam.

D. Mood dan afek

Klien merasa cemas dengan penyakit yang di deritanya dan selalu mengeluh akan

keadaannya.

E. Proses pikir

Klien memikirkan apa yang akan dialaminya apabila mengalami kematian.

F. Persepsi

Klien mengalami penurunan perhatian.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

25

VIII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Tingkat kesadaran composmentis dengan GCS : 15 (E4V5M6). Pasien tampak cemas

dan gelisah. Pasien juga terlihat lemas dan menahan nyeri.

B. Tanda-tanda vital

TD : 100/60 mmHg

N : 80x/i

P : 20x/i

S : 37,7 oC

BB : 59 kg

TB : 164 cm

C. Pemeriksaan head to toe

Kepala dan rambut

• Bentuk : bulat dan simetris

• Kulit kepala : kulit kepala pasien bersih

• Penyebaran rambut : penyebaran rambut merata

• Bau : rambut pasien tidak berbau

• Warna rambut : rambut klien berwarna hitam

Wajah

• Warna kulit : warna kulit pasien pucat

• Struktur wajah : struktur wajah simetris

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

26

Mata

• Kelengkapan dan kesimetrisan : struktur mata lengkap dan simetris

• Palpebra : tidak ada edema

• Konjungtiva : anemis

• Sklera : berwarna putih

• Pupil : isikor kanan dan kiri

• Kornea : tidak terjadi pengapuran katarak

• Iris : tidak ada peradangan pada mata

Hidung

• Tulang hidung : simetris

• Posisi septum : posisi septum ditengah

• Lubang hidung : bersih dan simetris

Telinga

• Bentuk telinga : normal

• Ukuran telinga : simetris kiri dan kanan

• Lubang telinga : normal

• Ketajaman pendengaran : baik

Mulut dan faring

• Keadaan bibir : mukosa bibir kering

• Keadaan gusi dan gigi : kurang bersih

• Keadaan lidah : normal

• Orofaring : normal

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

27

Leher

• Posisi trakea : normal

• Thyroid : tidak ada pembesaran

• Kelenjar limfe : tidak ada pembesaran

• Vena jugularis : tidak ada distensi

• Denyut nadi karotis : teraba

• Suara : jelas namun lemah

Pemeriksaan integumen

• Kebersihan : kebersihan kulit terjaga

• Kehangatan : ektremitas teraba hangat

• Warna : warna kulit pucat

• Kelembaban : kelembaban kulit kurang

Pemeriksaan thoraks

• Inspeksi thoraks : normal

• Pernafasan (frek, irama) : 45x/i, cepat

• Tanda kesulitan bernafas : pasien ada sesak

• Bunyi nafas : vesikuler

Abdomen

• Inspeksi (bentuk) : ikut gerak nafas

• Auskultasi : peristaltik menurun

• Palpasi : nyeri tekan, pembengkakan hepar

• Perkusi : terdengar suara timpani

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

28

Kelamin dan sekitarnya

• Rambut pubis : ada

• Lubang anus : ada

• Kelainan pada anus : tidak ada

Muskuloskeletal / ekstremitas

• Kesimetrisan : simetris antara dextra dan sinistra

• Kekuatan otot : sinistra 5 dan dextra 5

• Edema : tidak ada edema

Pemeriksaan neurologi

• Nervus Olfaktorius (N I)

Pasien dapat membedakan bau

• Nervus Optikus (N II)

Pasien dapat melihat ke segala arah

• Nervus Okulomotoris (N III), Nervus Trochlearis (N IV), Nervus Abdusen (N

VI)

Pasien dapat menggerakkan bola mata

• Nervus Trigeminus (N V)

Pasien dapat merasakan sentuhan di pipi, dagu, dan dahi

• Nervus Fasialis (N VII)

Pasien dapat menggembungkan kedua pipi

• Nervus Vestibulocochlearis (N VIII)

Pasien tidak tahan berdiri tegak

• Nervus Glossopharingeus (N IX), Nervus vagus (N X)

Pasien dapat menelan

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

29

• Nervus Asesorius (N XI)

Pasien dapat mengangkat kedua bahu bersamaan tetapi tidak dapat menahan

tekanan yang diberikan pada pasien, pasien dapat menoleh ke kanan dan ke

kiri dan dapat menahan tekanan yang diberikan kepada pasien

• Nervus Hipoglossus (N XII)

Pasien dapat menjulurkan lidah dan dapat menggerakkan lidah ke segala arah

Fungsi motorik

Klien dapat mengangkat tangan, mengangkat kaki, namun tidak mampu duduk

dan berganti posisi

Fungsi sensorik

Klien mampu membedakan benda yang bertekstur halus dan kasar, dapat

membedakan panas dan dingin

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

I. Pola makan dan minum

• Frekuensi : 3 kali sehari

• Selera makan : tidak selera makan

• Nyeri ulu hati : ada

• Alergi : tidak ada

• Mual dan muntah : pasien mengatakan mual

• Jenis makanan : nasi bubur

• Kebutuhan cairan : minum ketika haus, dan pemberian infus

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

30

II. Personal hygiene

• Kebersihan tubuh : pasien terlihat bersih

• Kebersihan gigi dan mulut : kurang bersih

• Kebersihan kuku : kurang bersih

III. Pola kegiatan dan aktifitas

• Pasien mandi dengan bantuan dari perawat/keluarga

• Pada saat makan pasien disuapi

• Untuk eliminasi pasien menggunakan kateter urin

• Pada saat ganti pakaian pasien dibantu oleh perawat/keluarga

• Pasien jarang menunaikan ibadah sholat

IV. Pola Istirahat

• Pasien tidur mulai dari pukul 24.00-05.00 namun sering terbangun di tengah

malam karena gelisah

• Pasien harus tidur dalam posisi semi fowler untuk mengurangi rasa nyeri

• Pasien selalu merasa keletihan karena insomnia dan waktu tidur yang kurang

IX. POLA ELIMINASI

1. BAB

• Pola : 1 kali dalam 1-2 hari

• Karakter feses : sedikit dan berwarna hitam

• Riwayat perdarahan : tidak ada

• Diare : tidak ada

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

31

2. BAK

• Pola : terpasang kateter 1500/12 jam

• Karakter urin : kuning

• Nyeri saat BAK : tidak ada

X. MEKANISME KOPING

Adaptif, menyelesaikan masalah dengan berdiskusi dengan anggota keluarga,

berpasrah pada Yang Maha Kuasa, dan menerima keadannya yang sekarang.

2.3.2ANALISA DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF MASALAH

1. Pasien mengatakan masih

memikirkan keadannya,

merasa cemas seandainya

penyakitnya tidak bisa

disembuhkan

2. Pasien mengatakan tidak

merasa nyaman dengan

kondisinya

3. Pasien mengatakan susah

tidur dan sering terbangun

tengah malam

1. TTV pasien

Suhu : 37,7 oc

Nadi : 80xx/i

RR : 40x/i

TD : 100/60 mmHg

2. Pasien tampak cemas

3. Pasien tampak gelisah

4. Pasien tampak tidak

nyaman dengan kondisinya

5. Pasien tampak lemas

Ansietas

Gangguan pola tidur

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

32

2.3.3 RUMUSAN MASALAH

• Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan ditandai dengan

pasien merasa cemas akan penyakitnya.

• Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor eksternal ditandai dengan insomnia

dan pasien tampak lemas

2.3.4 INTERVENSI

No. Dx Perencanaan Keperawatan

1. Tujuan : Pasien mampu melakukan kontrol kecemasan diri, dengan indikator

NOC

1. Mengurangi penyebab kecemasan

2. Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan

3. Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan

Rencana Tindakan NIC Pengurangan

Kecemasan

Rasional

• Gunakan pendekatan yang tenang

dan meyakinkan

• Jelaskan semua prosedur termasuk

sensasi yang akan dirasakan yang

mungkin akan dialami klien selama

prosedur dilakukan

• Berikan informasi faktual terkait

diagnosis, perawatan, dan

• Agar pasien percaya dan mau

bercerita dengan kita masalah

kecemasannya

• Agar pasien paham tindakan yang

akan dilakukan dan tidak terkejut

dengan sensasi yang akan

dirasakan

• Semakin paham pasien akan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

33

prognosis

• Dorong keluarga untuk

mendampingi pasien dengan cara

yang tepat

• Bantu klien mengidentifikasi

situasi yang memicu kecemasan\

• Instruksikan klien untuk

menggunakan teknik relaksasi

penyakit dan cara perawatannya

maka rasa cemasnya akan

berkurang

• Agar pasien merasa aman apabila

didampingi keluarga

• Agar kita mengetahui cara yang

tepat untuk mengurangi

kecemasannya apabila kita

mengetahui penyebabnya

• Untuk merilekskan pasien

sehingga kecemasannya berkurang

No. Dx Perencanaan Keperawatan

2. Tujuan : Pasien dapat mempertahankan kebutuhan tidur dalam batas normal,

dengan indikator NOC

1. Pola tidur, skala 3

2. Kualitas tidur, skala 3

3. Perasaan segar setelah tidur, skala 3

Rencana Tindakan NIC Peningkatan Tidur Rasional

• Tentukan pola tidur/aktivitas pasien

• Monitor pola tidur pasien, dan catat

kondisi fisik (misalnya, apnea tidur,

sumbatan jalan nafas,

nyeri/ketidaknyamanan, dan

• Untuk memperbaiki pola tidur

pasien

• Untuk mengetahui masalah yang

menggangu tidur pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

34

frekuensi buang air kecil) dan/atau

psikologis (misalnya, ketakutan atau

kecemasan) keadaan yang

mengganggu tidur

• Sesuaikan lingkungan (misalnya,

cahaya, kebisingan, suhu, kasur, dan

tempat tidur) untuk meningkatkan

tidur

• Ajarkan pasien bagaimana

melakukan relaksasi otot autogenik

atau bentuk non farmakologi

lainnya untuk memancing tidur

• Untuk meningkatkan kualitas tidur

pasien

• Untuk memberikan rasa nyaman

dan mempercepat proses tidur

pasien

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

35

2.3.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

03 Mei

2017

• Kecemasan

sedang

berhubungan

dengan

perubahan

dalam status

kesehatan

ditandai

dengan pasien

merasa cemas

akan

penyakitnya.

• Gangguan pola

tidur

berhubungan

dengan faktor

eksternal

ditandai

dengan

insomnia dan

pasien tampak

lemas

1. Berikan salam,

perkenalkan diri, bina

hubungan saling percaya

dengan pasien

2. Membantu klien

mengetahui situasi yang

menciptakan kecemasannya

3. Menjelaskan tentang

penyakit yang di deritanya

dan tindakan pengobatan

apa saja yang telah dan

akan dilakukan

4. Membantu klien

mengetahui situasi yang

membuatnya susah tidur

5. Mengkondisikan

lingkungan yang nyaman,

merapikan tempat tidur,

meredupkan lampu,

mengatur suhu ruangan

sebelum pasien tidur

S : Pasien mengatakan ia

sudah paham dengan

penyakit yang di deritanya

dan rasa cemasnya mulai

berkurang apabila

dilakukan tindakan

pengobatan, dan merasa

lebih nyaman ketika tidur

O : Pasien kooperatif saat

diajak berbicara tapi masih

tampak gelisah

TD : 110/90 mmHg

HR : 90x / menit

RR : 30 x / menit

A : Pasien mampu

menjelaskan kembali apa

yang sudah perawat

jelaskan tentang

penyakitnya dan tentang

kecemasan yang ia rasakan

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

36

P : Intervensi dilanjutkan

04 Mei

2017

1. Berikan salam kepada

pasien

2. Cek tanda-tanda vital

pasien

3. Ajarkan pasien teknik

napas dalam untuk

mengurangi kecemasannya

4. Mengkondisikan

lingkungan yang nyaman,

merapikan tempat tidur,

meredupkan lampu,

mengatur suhu ruangan

sebelum pasien tidur

5. Ajarkan pasien teknik

relaksasi otot autogenik

untuk mempermudah tidur

S : Pasien mengatakan

senang bertemu dengan

penulis lagi, dan

mengatakan kecemasannya

sudah berkurang, dan

tidurnya lebih nyenyak

dari sebelumnya

O : Pasien kooperatif,

terlihat lebih tenang

TD : 120/90

HR : 80x / menit

RR : 25x/ menit

A : Pasien paham dan

mampu mengulangi teknik

relaksasi yang diajarkan

P : Intervensi dilanjutkan

05 Mei

2017

1. Berikan salam pada

pasien

2. Cek tanda-tanda vital

pasien

3. Ajarkan pasien

S : Pasien mengatakan

senang berbicara dengan

penulis, dan mengatakan ia

sudah tidak cemas lagi

akan penyakitnya, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

37

mendengarkan musik serta

mengerutkan dan

mengendurkan otot untuk

pengalihan perhatian pasien

dari kecemasannya

4. Mengkondisikan

lingkungan yang nyaman,

merapikan tempat tidur,

meredupkan lampu,

mengatur suhu ruangan

sebelum pasien tidur

tidurnya sudah nyenyak

O : Pasien kooperatif,

wajah dan sikapnya lebih

tenang, tanda-tanda vital

pasien dalam batas normal

A : Pasien mampu

melakukan teknik

mengontrol kecemasan

P : Intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

38

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Saat memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan kecemasan, akan

ditemukan adanya perilaku kecemasan dan cara berkomunikasi yang kurang jelas akibat

pasien gugup. Sehingga diperlukan kesabaran dalam berkomunikasi dengan pasien. Dan juga

bina hubungan saling percaya sehingga menciptakan suasana yang terapeutik dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien, khususnya dengan kecemasan

dibutuhkan kehadiran keluarga disisinya untuk menemani dan menguatkan pasien.

Disamping itu juga dibutuhkan kehadiran keluarga untuk memberikan data dan membina

kerjasama dalam memberi asuhan keperawatan pada pasien.

3.2 SARAN

Dalam memberikan asuhan keperawatan, hendaknya perawat mengikuti proses

keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis agar tindakan keperawatan

berhasil dan optimal.

Dalam menangani kasus ansietas hendaknya perawat lebih tenang dan bersabar karena

respon masing-masing individu memiliki kecemasan yang berbeda.

Bagi keluarga hendaknya selalu bergantian untuk menjaga pasien yang berada di

rumah sakit, agar pasien merasa selalu diperhatikan dan lebih tenang dalam menjalani proses

keperawatan.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

39

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. M dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (Terjemahan). Indonesia :

Elsevier Inc

Ernawati, D dkk. 2009.Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial. Jakarta :

Trans Info Media

Kusumawati & Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Malang : Salemba Medika

Moorhead, S. 2013. Nursing Outcomes Classification (Terjemahan). Indonesia : Elsevier Inc

Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik.

Jakarta : EGC

Riyadi & Purwanto. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Graha Ilmu

LAMPIRAN

Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

03 Mei

2017

• Kecemasan

sedang

berhubungan

dengan

perubahan

dalam status

kesehatan

ditandai

dengan pasien

merasa cemas

1. Berikan salam,

perkenalkan diri, bina

hubungan saling percaya

dengan pasien

2. Membantu klien

mengetahui situasi yang

menciptakan kecemasannya

3. Menjelaskan tentang

penyakit yang di deritanya

dan tindakan pengobatan

S : Pasien mengatakan ia

sudah paham dengan

penyakit yang di deritanya

dan rasa cemasnya mulai

berkurang apabila

dilakukan tindakan

pengobatan, dan merasa

lebih nyaman ketika tidur

O : Pasien kooperatif saat

diajak berbicara tapi masih

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

40

akan

penyakitnya.

• Gangguan pola

tidur

berhubungan

dengan faktor

eksternal

ditandai

dengan

insomnia dan

pasien tampak

lemas

apa saja yang telah dan

akan dilakukan

4. Membantu klien

mengetahui situasi yang

membuatnya susah tidur

5. Mengkondisikan

lingkungan yang nyaman,

merapikan tempat tidur,

meredupkan lampu,

mengatur suhu ruangan

sebelum pasien tidur

tampak gelisah

TD : 110/90 mmHg

HR : 90x / menit

RR : 30 x / menit

A : Pasien mampu

menjelaskan kembali apa

yang sudah perawat

jelaskan tentang

penyakitnya dan tentang

kecemasan yang ia rasakan

P : Intervensi dilanjutkan

04 Mei

2017

1. Berikan salam kepada

pasien

2. Cek tanda-tanda vital

pasien

3. Ajarkan pasien teknik

napas dalam untuk

mengurangi kecemasannya

4. Mengkondisikan

lingkungan yang nyaman,

merapikan tempat tidur,

meredupkan lampu,

S : Pasien mengatakan

senang bertemu dengan

penulis lagi, dan

mengatakan kecemasannya

sudah berkurang, dan

tidurnya lebih nyenyak

dari sebelumnya

O : Pasien kooperatif,

terlihat lebih tenang

TD : 120/90

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan Tn. P Dengan Gangguan Kebutuhan Dasar ...

41

mengatur suhu ruangan

sebelum pasien tidur

5. Ajarkan pasien teknik

relaksasi otot autogenik

untuk mempermudah tidur

HR : 80x / menit

RR : 25x/ menit

A : Pasien paham dan

mampu mengulangi teknik

relaksasi yang diajarkan

P : Intervensi dilanjutkan

05 Mei

2017

1. Berikan salam pada

pasien

2. Cek tanda-tanda vital

pasien

3. Ajarkan pasien

mendengarkan musik serta

mengerutkan dan

mengendurkan otot untuk

pengalihan perhatian pasien

dari kecemasannya

4. Mengkondisikan

lingkungan yang nyaman,

merapikan tempat tidur,

meredupkan lampu,

mengatur suhu ruangan

sebelum pasien tidur

S : Pasien mengatakan

senang berbicara dengan

penulis, dan mengatakan ia

sudah tidak cemas lagi

akan penyakitnya, dan

tidurnya sudah nyenyak

O : Pasien kooperatif,

wajah dan sikapnya lebih

tenang, tanda-tanda vital

pasien dalam batas normal

A : Pasien mampu

melakukan teknik

mengontrol kecemasan

P : Intervensi dihentikan

Universitas Sumatera Utara