ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

16
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ILEUS OLEH : I WAYAN MERTA SUTEJA 0702115003 1

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN ILEUS

OLEH :

I WAYAN MERTA SUTEJA0702115003

FAKULTAS KEDOKTERAN – PSIK BUNIVERSITAS UDAYANA

2009

1

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. Definisi Ileus

Obstruksi usus dapat didefinisikan sebagai gangguan (apapun

penyebabnya) aliran normal isi usus sepanjang saluran usus. (Patofisiologi

edisi 6)

Obstruksi usus (ileus) terjadi ketika terdapat rintangan terhadap aliran

normal dari usus, bisa juga karena hambatan terhadap rangsangan saraf

untuk terjadinya peristaltik (ileus paralitik) atau karena adanya blockage

(ileus mekanik /organik). (Praktek Keperawatan Medikal Bedah)

2. Epidemiologi

Ileus paralitik hampir selalu dijumpai pada pasien pasca operasi abdomen.

Keadaan ini biasanya hanya berlangsung antara 24 – 27 jam.

3. Klasifikasi

Terdapat 2 jenis obstruksi usus, yaitu :

1) Non mekanis (ileus paralitik / ileus dinamik)

Peristaltik usus dihambat akibat pengaruh toksin / trauma yang

mempengaruhi pengendalian otonom motilitas usus.

2) Mekanis

Terjadi obstruksi di dalam lumen usus atau obstruksi mural yang

disebabkan oleh tekanan ekstrinsik.

4. Penyebab

1) Obstruksi non mekanis

- Manipulasi terhadap organ-organ dalam abdomen selama pembedahan

abdomen

- Iritasi peritoneum (peritonitis)

- Nyeri yang berasal dari Thorakolumbal

o Fraktur tulang iga / tulang spinal

o Spinal infark myokard

o Pneumonia

o Pyelonefritis

o Batu ureter / empedu

o Perdarahan retroperitoneal

2

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

- Sepsis

- Hypokalemia yang menyebabkan menurunnya tekanan otot usus

- Iskemia usus

2) Obstruksi usus mekanik

a.Perlengketan

b. Hernia

c.Neoplasma

d. Penyakit peradangan usus

e.Benda asing, batu empedu

f. Fecal impaction

g. Striktur : kongenital, radiasi

5. Patofisiologi

Ileus non mekanis dapat disebabkan oleh manipulasi organ abdomen,

peritonitis, sepsis dll, sedang ileus mekanis disebabkan oleh perlengketan

neoplasma, benda asing, striktur dll. Adanya penyebab tersebut dapat

mengakibatkan passage usus terganggu sehingga terjadi akumulasi gas dan

cairan dlm lumen usus. Adanya akumulasi isi usus dapat menyebabkan

gangguan absorbsi H20 dan elektrolit pada lumen usus yang mengakibatkan

kehilangan H20 dan natrium, selanjutnya akan terjadi penurunan volume

cairan ekstraseluler sehingga terjadi syok hipovolemik, penurunan curah

jantung, penurunan perfusi jaringan, hipotensi dan asidosis metabolik.

Akumulasi cairan juga mengakibatkan distensi dinding usus sehingga

timbul nyeri, kram dan kolik. Distensi dinding usus juga dapat menekan

kandung kemih sehingga terjadi retensi urine. Distensi juga dapat menekan

diafragma sehingga ventilasi paru terganggu dan menyebabkan sulit bernafas.

Selain itu juga distensi dapat menyebabkan peningkatan tekanan intralumen.

Selanjutnya terjadi iskemik dinding usus, kemudian terjadi nekrosis, ruptur

dan perforasi sehingga terjadi pelepasan bakteri dan toksin dari usus yang

nekrotik ke dalam peritoneum dan sirkulasi sistem. Pelepasan bakteri dan

toksin ke peritoneum akan menyebabkan peritonitis septikemia.

Akumulasi gas dan cairan dalam lumen usus juga dapat menyebabkan

terjadinya obstruksi komplet sehingga gelombang peristaltik dapat berbalik

arah dan menyebabkan isi usus terdorong ke mulut, keadaan ini akan

menimbulkan muntah-muntah yang akan mengakibatkan dehidrasi. Muntah-

muntah yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan ion hidrogen &

3

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

kalium dari lambung serta penurunan klorida dan kalium dalam darah, hal ini

merupakan tanda dan gejala alkalosis metabolik.

Dari penjelasan diatas masalah yang muncul yaitu : PK : asidosis

metabolik, nyeri akut, retensi urinarius, pola nafas tak efektif, perubahan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, risiko kekurangan volume cairan, PK :

alkalosis metabolik.

4

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

6. Gejala klinis

5

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

Adapun gejala klinis dari obstruksi usus yaitu :

- Peregangan abdomen.

- Nyeri (biasanya menyerupai kejang dan di pertengahan abdomen, terutama

daerah paraumbilikalis).

- Muntah (bila obstruksi terjadi pada usus halus bagian atas, maka muntah

akan lebih sering terjadi dibandingkan dengan obstruksi yang terjadi pada

ileum atau usus besar).

7. Pemeriksaan diagnostik / penunjang

- Pemeriksaaan radiografi abdomen (CT Scan abdomen) sangat penting dalam

menegakkan diagnosis obstruksi ileus.

- Bila foto polos tidak memberikan kepastian diagnosis akhir, dilakukan

pemeriksaan radiografi dengan barium untuk mengetahui letak obstruksi.

8. Therapy / tindakan penanganan

Dasar pengobatan obstruksi usus adalah :

a.Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit.

b. Menghilangkan peregangan dan muntah dengan melakukan intubasi dan

didekompresi.

c.Memperbaiki peritonitis dan syok (bila ada).

d. Menghilangkan obstruksi untuk memulihkan kontinuitas dan fungsi usus

kembali normal.

e.Pembedahan.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

No Data subyektif Data obyektif Kesimpulan

1 - Nyeri perut

- Perut kembung

- Tampak meringis

- Distensi abdomen

(+)

- Px. Tanda vital :

nadi meningkat

Nyeri (akut)

2 - Perut kembung

- Nyeri perut bgn

bawah

- Distensi kandung kemih Retensi urinarius

6

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

3 - Mual - Muntah Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

4 - Sulit bernafas - Tampak sesak

- Px. Tanda vital : respirasi

meningkat, nadi meningkat

Pola nafas tak efektif

5 - Mual - Muntah – muntah Risiko kekurangan volume

cairan

6 - Mual - Muntah

- Px. Tanda vital : respirasi

meningkat

- Hasil px. Lab : jml Na menurun,

penurunan pH dan penurunan

bikarbonat.

PK : asidosis metabolik

7 - Kepala pusing - Muntah – muntah

- Hasil Px. Lab : penurunan jml

klorida, kalium dan kalsium

serum, peningkatan HCO3,

peningkatan pH

PK : alkalosis metabolik

Dari data di atas rumusan masalah yang muncul, yaitu :

1. Nyeri (akut)

2. Retensi urinarius

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

4. Pola nafas tak efektif

5. Risiko kekurangan volume cairan

6. PK : Asidosis metabolik

7. PK : Alkalosis metabolik

2. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen sekunder

terhadap distensi dinding usus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri

pada perut, perut kembung, tampak meringis, distensi abdomen, px. tanda

vital: nadi meningkat

2) Retensi urinarius berhubungan dengan obstruksi jalan keluar kandung

kemih sekunder terhadap tekanan pada kandung kemih ditandai dengan

pasien mengeluh perut kembung, nyeri pada perut bgn bawah, distensi

kandung kemih.

7

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

muntah ditandai dengan pasien mengatakan mual, pasien tampak muntah

4) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan O2

sekunder terhadap tekanan pada diafragma ditandai dengan pasien

mengatakan sulit bernafas, tampak sesak, px. tanda vital : respirasi

meningkat, nadi meningkat.

5) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan yang berlebihan sekunder akibat muntah.

6) PK : Asidosis metabolik

7) PK : Alkalosis metabolik

3. Perencanaan Keperawatan

a. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan kram abdomen sekunder terhadap

distensi dinding usus ditandai dengan pasien mengeluh nyeri pada

perut, perut kembung, tampak meringis, distensi abdomen, px. tanda

vital: nadi meningkat

2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

muntah ditandai dengan pasien mengatakan mual, pasien tampak

muntah

3) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan penurunan O2

sekunder terhadap tekanan pada diafragma ditandai dengan pasien

mengatakan sulit bernafas, tampak sesak, px. tanda vital : respirasi

meningkat, nadi meningkat.

4) Retensi urinarius berhubungan dengan obstruksi jalan keluar kandung

kemih sekunder terhadap tekanan pada kandung kemih ditandai

dengan pasien mengeluh perut kembung, nyeri pada perut bgn bawah,

distensi kandung kemih.

5) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan yang berlebihan sekunder akibat muntah.

6) PK : Asidosis metabolik

7) PK : Alkalosis metabolik

b. Rencana Tindakan

1) Dx 1

Kriteria tujuan : nyeri berkurang atau hilang

8

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

Rencana tindakan :

a. Catat lokasi, lamanya, intensitas (skala 0 – 10)

dan karakteristik nyeri

Rasional : perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan

penyebaran penyakit atau terjadinya komplikasi

b. Beri tindakan nyaman (relaksasi, ubah posisi)

Rasional : meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali

perhatian dan meningkatkan kemampuan koping.

c. Observasi vital sign

Rasional : Respon autonomic meliputi perubahan TD, nadi dan

pernafasan yang berhubungan dengan keluhan nyeri.

Abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan

evaluasi lanjut

d. Kolaborasi dalam pemberian analgesik

Rasional : pemberian analgesic membantu mengurangi rasa nyeri

2) Dx 2

Kriteria tujuan : mempertahankan nutrisi pasien adekuat

Rencana tindakan :

a. Catat masukan dan haluaran, timbang berat badan sesuai indikasi

Rasional : mengidentifikasi status asupan makanan

b. Batasi makanan yang menyebabkan kram abdomen (missal produk

susu)

Rasional : mencegah serangan akut/eksaserbasi gejala

c. Konsul dengan ahli gizi

Rasional : membantu mengkaji kebutuhan nutrisi pasien

d. Kolaborasi dalam pemberian antiemetik

Rasional : pemberian antiemetik diharapkan mampu mencegah

muntah

3) Dx 3

Kriteria tujuan : Mempertahankan ventilasi adekuat

Rencana tindakan :

a. Awasi frekuensi, kedalaman pernapasan

Rasional : pernapasan dangkal cepat/dispnea mungkin ada

sehubungan dengan akumulasi cairan dalam abdomen

9

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

b. Auskultasi bunyi napas

Rasional : menunjukkan terjadinya komplikasi (adanya bunyi

tambahan menunjukkan akumulasi cairan/sekresi)

c. Pantau tanda vital

Rasional : abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan

evaluasi lanjut

d. Ubah posisi dengan sering, dorong latihan napas dalam

Rasional : membantu ekspansi paru dan memobilisasi secret

e. Berikan tambahan O2 sesuai indikasi

Rasional : mungkin perlu untuk mencegah hipoksia

4) Dx 4

Kriteria tujuan : berkemih dengan jumlah normal tanpa retensi

Rencana tindakan :

a. Catat keluaran urine, selidiki penurunan aliran urine tiba-tiba

Rasional : penurunan aliran urine tiba-tiba menunjukkan adanya

obstruksi. Penurunan haluaran urine berhubungan

dengan distensi abdomen.

b. Awasi tanda vital. Kaji nadi perifer, turgor kulit, pengisian kapiler

dan mukosa mulut

Rasional : merupakan indicator keseimbangan cairan

5) Dx 5

Kriteria tujuan : mempertahankan /menunjukkan keseimbangan cairan

Rencana tindakan :

a. Awasi jumlah dan tipe masukan cairan

Rasional : pasien tidak mengkonsumsi cairan sama sekali

mengakibatkan dehidrasi atau mengganti cairan untuk

masukan kalori yang berdampak pada keseimbangan

elektrolit.

b. Observasi tanda vital

Rasional : hipotensi, takikardia dan demam dapat menunjukkan

respon thd dan atau efek kehilangan cairan.

c. Observasi kulit kering berlebihan dan membrane mukosa,

penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat

Rasional : menunjukkan kehilangan cairan berlebihan/dehidrasi.

10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

d. Kolaborasi pemberian cairan parenteral sesuai indikasi

Rasional : mempertahankan istirahat usus akan memerlukan

penggantian cairan untuk memperbaiki kehilangan.

e. Kolaborasi pemberian antiemetik

Rasional : digunakan untuk mengontrol mual dan muntah.

6) Dx 6

Kriteria tujuan : komplikasi asidosis dapat dikurangi/dicegah

Rencana tindakan :

a. Pantau tanda dan gejala asidosis metabolik

(pernapasan cepat & lambat, sakit kepala, mual dan muntah)

Rasional : dengan mengetahui tanda dan gejala lebih awal

diharapkan komplikasi asidosis metabolik dapat

dicegah.

b. Kolaborasi dalam pemberian cairan IV sesuai

program

Rasional : dehidrasi dapat disebabkan karena kehilangan cairan

lambung dan urine.

c. Kaji tanda dan gejala hipokalsemia, hipokalemia, dan

alkalosis setelah asidosisnya terkoreksi

Rasional : koreksi asidosis yang cepat mungkin dapat

menyebabkan ekskresi kalsium dan kalium yang

cepat serta menimbulkan alkalosis.

7) Dx 7

Kriteria tujuan : komplikasi alkalosis dapat dikurangi/dicegah

Rencana tindakan :

a. Pantau tanda & gejala dini dari alkalosis metabolik (pusing,

hipoventilasi, penurunan kalium, klorida dan kalsium serum)

Rasional : dengan mengetahui gejala lebih awal diharapkan

komplikasi alkalosis dapat dicegah

b. Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral

Rasional : untuk mengoreksi kekurangan cairan, natrium dan

klorida.

c. Pantau nilai GDA, pH urine, nilai elektrolit serum dan BUN

Rasional : dapat membantu mengevaluasi respon pasien terhadap

pengobatan dan mendeteksi timbulnya asidosis

metabolic sbg akibat dari koreksi yg terlalu cepat.

11

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ILEUS.doc

4. Evaluasi Keperawatan

1) Nyeri berkurang atau hilang

2) Kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi

3) Pasien mampu bernafas secara normal

4) Pasien mampu berkemih secara normal

5) Volume cairan pasien adekuat

6) Komplikasi asidosis dapat dicegah

7) Komplikasi alkalosis dapat dicegah

12