Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

27
LATAR BELAKANG Perubahan pola perilaku dan gaya hidup masyarakat saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan terutama perawat sebagai begian yang berkewajiban melayani masyarakat melalui layanan kesehatan. Perubahan ini membawa dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan, tetapi juga terdapat dampak negative terhadap kesehatan masyarakat itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan masyarakat saat ini jauh mengalami perubahan dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat sepuluh hingga dua puluh tahun yang lalu, terutama hal ini berdampak pada kebutuhan kesehatan. Pola konsumsi menjadi titik berat perubahan yang terjadi. Masyarakat saat ini cenderung mengabaikan kebutuhan makan makanan sehat mereka. Mereka lebih suka mengkonsumsi makanan yang tidak seimbang. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, jelas semua ini akan berdampak pada organ tubuh manusia, terutama ginjal. Ginjal menjadi alat yang bertugas sebagai penyaring darih darah yang mengalir diseluruh tubuh. Banyak masalah yang akan timbul. Yang paling sering terjadi adalah nefrolitiasis atau batu ginjal. Batu ginjal ini menjadi salah satu gangguan yang disebabkan oleh pola perilaku masyarakat yang saat ini menghiraukan pola hidup sehat. Contohnya saja, masyarakat sekarang sangat jarang nefrostomi | 1

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

LATAR BELAKANG

Perubahan pola perilaku dan gaya hidup masyarakat saat ini

menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan terutama perawat

sebagai begian yang berkewajiban melayani masyarakat melalui layanan

kesehatan. Perubahan ini membawa dampak positif yang signifikan

terhadap kesehatan, tetapi juga terdapat dampak negative terhadap

kesehatan masyarakat itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan

bahwa kebiasaan masyarakat saat ini jauh mengalami perubahan

dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat sepuluh hingga dua puluh

tahun yang lalu, terutama hal ini berdampak pada kebutuhan kesehatan.

Pola konsumsi menjadi titik berat perubahan yang terjadi.

Masyarakat saat ini cenderung mengabaikan kebutuhan makan makanan

sehat mereka. Mereka lebih suka mengkonsumsi makanan yang tidak

seimbang. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, jelas semua ini akan

berdampak pada organ tubuh manusia, terutama ginjal. Ginjal menjadi

alat yang bertugas sebagai penyaring darih darah yang mengalir diseluruh

tubuh. Banyak masalah yang akan timbul. Yang paling sering terjadi

adalah nefrolitiasis atau batu ginjal. Batu ginjal ini menjadi salah satu

gangguan yang disebabkan oleh pola perilaku masyarakat yang saat ini

menghiraukan pola hidup sehat. Contohnya saja, masyarakat sekarang

sangat jarang mengkonsumsi air minum yang seharusnya mereka

butuhkan dan masih banyak masalah yang lain.

Dengan timbunya penyakit seperti nefrolitiasis di atas, dibutuhkan

penanganan yang tidak mudah. Disinilah peran perawat yang bertugas

memberikan perawatan dan memberikan pertimbangan untuk

dilakukannya nefrostomi demi kebaikan pasien. Setelah itu, perawat

masih memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan

kepada pasien dan juga keluarga.

nefrostomi | 1

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

NEFROSTOMI

a. Definisi

Suatu tindakan pembedahan untuk menyalirkan urin atau nanah

dari sistem pelvikaliseal melalui insisi di kulit.

b. Ruang lingkup

Penderita yang datang dengan keluhan nyeri pinggang belakang,

pada pemeriksaan fisik teraba massa pada pinggang disertai nyeri ketok

pinggang disertai  demam atau menggigil, dan anuria. Pada pemeriksaan

USG didapatkan adanya hidronefrosis atau pyonefrosis.

c. Indikasi operasi

1. Uropati obstruktif

2. Pionefrosis

d. Kontraindikasi

1. Penyakit yg progresif meskipun sedang dalam terapi

2. Memiliki masalah/komorbiditas yg potensial membahyakn jiwa

3. Status performance dengan skoring ECOG/Zubard >2 atau

Karlnofsky >60

4. Tidak ada terapi yg efektif

5. Pasien tidak mau diobati

6. Terdapat nyeri yg tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi

7. Terdapat tanda2 overload seperti oedem paru & sesak napas

8. Terdapat asidosis metabolik

9. Terdapat hiperkalemia

10.Keadaan2 lain yg menyebabkan pasien tidak bisa diposisikan

tengkurap

nefrostomi | 2

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

e. Manfaat

1. Hidronefris dapat dilakukan dekompresi & urine dapat langsung

keluar ke dalam kantong urin melalui kateter kulit.

2. Menilai fungsi masing2 ginjal

3. Pada kasus hipertensi akibat obstruksi (jarang ditemukan) dapat

memberi efek penurunan mean arterial pressure yg bermakna.

4. Pada kasus obstruksi supravesika yg menimbulkan fistula dr ureter,

dengan diversi urin melalui nefrostomi diharapkan fistula sembuh &

menutup spontan. Pada kasus fistula tanpa obstruksi,

penatalaksanaan dapat dengan tindakan nefrostomi dibantu dgn

pemasangan kateter ureter.

5. Sebagai media pemberian obat. Obat jamur yg mempunyai efek

samping bila digunakan secara sistemik seperti amfoterisin B dapat

disalurkan langsung melalui kateter nefrostomi sehingga

menghindari efek samping sistemik.

6. Pada obstruksi ureter yg letaknya tinggi, pemasangan kateter sukar

dicapai secara retrogade melalui bawah. Untuk mengatasi maslah

ini, kateter ureter bisa dipasang melalui jalur nefrostomi perkutan yg

telah dibuat. Pd kasus stenosis atau striktura reter letak tinggi,

tindakan dilatasi dapat dilakukan melalui nefrostomi perkutan.

e. Diagnosis Banding untuk uropati obstruktif

1. anuria pre renal

2. anuria intra renal

f. Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, kultur urin dan tes

kepekaan antibiotika, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG.

nefrostomi | 3

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

g. Teknik Operasi

Nefostomi untuk uropati obstruktif dapat dilakukan dengan 2 cara,

yaitu terbuka dan tertutup. Nefrostomi terbuka dapat dialkukan dengan

dua teknik.

Nefrostomi Terbuka

Teknik pertama

a. Bila korteks masih tebal, ginjal harus dibuka sampai terlihat

pelvis renalis.

b. Pelvis dibuka dengan sayatan kecil: 1-1,5 cm.

nefrostomi | 4

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

c. Klem bengkok dimasukkan melalui sayatan pada pelvis tersebut

kearah kaliks inferior atau medius menembus korteks sampai

keluar ginjal

d. Kemudian kateter Foley Ch 20 dimasukkan kedalam pelvis

dengan cara dijepitkan pada klem

Teknik kedua

a. Bila korteks sudah sangat tipis, dengan sayatan 1-1,5 cm pada

korteks langsung dimasukkan kateter Foley Ch 20 atau 22,

ujung kateter berada didalam pielum.

b. Isi balon dengan akuades atau PZ steril 3 sampai 5 cc

c. Pada dinding ginjal dibuat jahitan fiksasi dengan benang yang

dapat diserap (cat-gut, chromic atau polyglycolic-acid).

d. Jahitan dapat berupa jahitan fiksasi matras atau kantung

tembakau

e. Setelah fiksasi, yakinkan bahwa ujung kateter berada dalam

pielum atau didalam kaliks yang dapat menjadi drainase yang

baik dan adekuat.

f. Bila drainase kurang baik, jangan segan-segan melakukan

perbaikan.

g. Catat dengan baik cairan yang keluar: urin jernih atau keruh,

pus purulen atau serus, bercampur darah, berapa cc urin yang

keluar.

h. Luka operasi ditutup dengan jahitan, dan meninggalkan drain

vakum sekitar ginjal. Bila mungkin, keluarkan kateter melalui

lubang yang terpisah dengan luka operasi.

i. Jangan lupa membuat fiksasi yang kokoh dengan benang

sutera

j. Fiksasi ini sangat penting, karena fungsi ginjal penderia

tergantung pada drainase melalui kateter ini.

k. Hubungkan ujung kateter dengan ujung kantong urin.

l.

nefrostomi | 5

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Nefrostomi Tertutup

1. Dilakukan dengan alat fluoroskopi.

2. Dengan pembiusan umum, regional atau lokal.

3. Posisi pronasi, perut sisi yang sakit diganjal bantal tipis.

4. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.

5. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.

6. Dilakukan pungsi ke arah ginjal, bila yang keluar urin, masukkan

kontras secukupnya sehingga tampak gambaran sistem kolekting di

monitor. Bila perlu lakukan pungsi kedua ke arah yang lebih tepat

(biasanya kaliks inferior atau medius).

7. Mandrin (isi jarum pungsi bagian dalam) dikeluarkan, masukkan

kawat penuntun (guide wire) ke dalam bungkus (sheath) jarum

pungsi.

8. Lakukan dilatasi dengan dilator khusus, masukkan kateter Foley Ch

20 dengan tuntunan kanula khusus. Kembangkan balon kateter

dengan air 5-10 cc.

9. Fiksasi kateter dengan kulit.

10. Sambung jung kateter dengan kantong urin

nefrostomi | 6

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

g.  Komplikasi operasi

Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan, ekstravasasi urin.

nefrostomi | 7

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian Keperawatan

a. Biodata

Nama : Tn.X

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Agama : Islam

Suku/bangsa : Jawa

Status pernikahan : Duda

Pendidikan : S1

Pekerjaan : Pensiunan PNS

Alamat : Jln. Selamet 60

No. Registrasi : 12345678910

Tanggal MRS : 7 Juni 2010

Penanggungjawab

Nama : Avril

Umur : 34 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hubungan dengan pasien : Anak kandung

Pekerjaan : Wiraswasta

No. Yang bisa dihubungi :212133345687

b. Keluhan utama :

a) Nyeri pungggung belakang, bersifat terus menerus pada daerah

pinggang.

b) Hematuria

nefrostomi | 8

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

c) Urgency

d) Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-

lahan

e) Anorexia, muntah dan perut kembung

f) Disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda-tanda gagal

ginjal

c. Riwayat penyakit sekarang

Nyeri pinggang belakang sebelah kanan

d. Riwayat penyakit dahulu

Nyeri pinggang belakang sebelah kiri

e. Riwayat penyakit keluarga

1. Orang tua menderita penyakit urolithiasis

2. Penyakit Gout

3. Hipertensi

f. Riwayat penatalaksanaan medis

Lima tahun yang lalu menjalani operasi pada ginjal kiri

g. Riwayat Psikososial

- Perubahan sistem pada keluarga : perubahan peran keluarga

- Adanya perasaan cemas atau takut terhadap hasil akhir dari

pembedahan post nefrostomi

nefrostomi | 9

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

- Hubungan dengan orang sekitarnya : adanya perilaku menarik diri

atau malu akibat terpasangnya selang nefrostomi

- Gaya hidup yang kurang tepat sehingga mengakibatkan

2. Pemeriksaan Fisik

a. Status pernapasan

Pada setiap pembedahan, penggunaan anastesi meningkatkan resiko

komplikasi pernapasan. Oleh karena itu status pernapasan dikaji dengan

memantau frekuensi, kedalaman dan pola pernapasan. Lokasi insisi

sering menimbulkan rasa nyeri pada saat inspirasi dan batuk sehingga

pasien cenderung melakukan fiksasi dinding dada oleh karena itu

pernapasan cenderung dangkal. Auskultasi dilakukan untuk mengkaji

suara pernapasan normal & tambahan. Lokasi insisi membantu dalam

mengantisipasi masalah pernapasan & nyeri.

b. Status sirkulasi & kehilangan darah

TTV &tekanan darah arteri atau vena sentral dipantau. Warna, suhu

kulit dan keluaran urin juga akan memberikan informasi tentang

keadekuatan status sirkulasi. Keadaan luka insisi & selang drainase harus

sering diobservasi untuk membantu mendeteksi kehilangan darah serta

hemoragi yang tidak terduga.

c. Nyeri

Rasa nyeri merupakan permasalahan utama bagi pasien

pascaoperatif akibat lokasi insisi dan posisi pasien di atas meja operasi

untuk memungkinkan akses yang adekuat pada ginjal. Lokasi dan

intensitas nyeri dikaji sebelum dan sesudah pemberian preparat

analgesik. Distensi abdomen yang mengakibatkan gangguan rasa

nyaman juga perlu dicatat.

d. Drainase urin

nefrostomi | 10

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Keluaran urin & drainase dari selang yang dipasang pada saat

pembedahan dipantau dalam hal jumlah, warna, serta tipenya. Penurunan

atau tidak adanya drainase urin harus segera dilaporkan pada dokter

karena hal tersebut dapat menunjukkan obstruksi yang menimbulkan

nyeri, infeksi serta gangguan pada jahitan.

3. Penatalaksanaan Medis

a. ESWL/Lithotripsi

Adalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk meng hancurkan

batu dikhalik ginjal

b. Metode endourologi pengangkatan batu

Merupakan gabungan dari radiologi dan urologi untuk mengangkat

batu renal tanpa melalui prosedur pembedahan mayor. Nefrostomi

perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam

pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari

kateter yang tersumbat, menghancurkan batu ginjal.

c. Pengangkatan Bedah

Nefrolitotomi : insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika

batu terletak di dalam piala ginjal.

4. Pemeriksaan Penunjang

a. Urin

Pemeriksaan urin dapat menunjukkan lekosituria, hematuria, atau

normal bila obstruksi komplit. Biakan urin dapat postif atau negatif.

Penting mengetahui apakah ada infeksi saluran kemih atau tidak sebelum

melakukan terapi.Prinsip pemberian antibiotika: hanya diberikan sebagai

profilaksis bila akan dilakukan tindakan, dan diberikan sebagai terapi bila

batu sudah tidak ada atau pada keadaan bakteriemia dan urosepsis.

b. Darah

nefrostomi | 11

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan laju endap darah yang

tinggi, dan pada infeksiyang akut terdapat lekositosis dan gambaran

hitung jenis yang menggeser ke kiri.

c. Faal ginjal

Dapat normal atau abnormal. Pada keadaan abnormal, jangan lupa

keadaan ginjal yang kontralateral (yang tidak ada batu atau yang tidak ada

keluhan). Mungkin salah satuginjal sudah kurang/tidak berfungsi, atau

malahan agenesis atau sudah dinefrektomi sebelumnya.Kemungkinan

obstruksi bilateral juga harus dipikirkan

d. USG

Pemeriksaan USG pd ginjal digunakan untuk :

1) mendeteksi keberadaan & keadaan ginjal yg pd pemeriksaan PIV

menunjukkan nonvisualized,

2) penuntun pd saat dilakukan pungsi ginjal/nefrostomi perkutan,

3) pemeriksaan penyaring pd dugaan adanya trauma ginjal dengan

derajat ringan.

e. Pielografi Intravena:

Foto yang dapat menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui

bahan kontras radio-opak. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya

kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Bahan kontras yang dipakai

adalah jodium dengan dosis 300mg/kg BB atau 1 ml/kg BB.

f. Pielogragi Retrogard (RPG)

Pencitraan sistem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan

bahan kontras radio-opak langsung melalui kateter ureter yang

dimasukkan transuretra. Indikasi: jika ada kontraindiksi foto PIV atau PIV

belm bisa menjelaskan keadaan ginjal mau pun ureter antara lain pada

ginjal non visualized

nefrostomi | 12

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

g. Pielografi antegrad :

Pencitraan sisem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan

bahan kontras melalui kateter nefrostomi yang sebelumnya sudah

terpasang atau dapat pula melalui pungsi ginjal pada kaliks ginjal

DIAGNOSA DAN INTERVENSI

Data Etiologi Masalah

DO: wajah gelisahmeringis

DS: mengeluh nyeri

nefrolitiasis

Pembedahan

Luka insisi

Nyeri

Rasa nyaman terganggu

Diagnosa : nyeri & gangguan rasa nyaman b.d insisis operatif, pengaturan posisi peregangan otot selama pembedahan ginjal

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang

Kriteria hasil :melaporkan penurunan nyeri yg progresif

memakai obat analgesik dengan frekuensi yang jarang membalikkan tubuh, batuk dan menarik napas

dalam seperti yang dianjurkan. melakukan ambulasi secara progresif

Intervensi Rasional

Kaji tingkat nyeri pasien Memberikan data dasar u/ mengevaluasi rasa nyeri

Berikan preparat analgesik seperti diresepkan

Meningkatkan pengurangan rasa nyeri

nefrostomi | 13

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Lakukan kompres hangat & masase pd daerah otot yg terasa pegal serta mengalami gangguan rasa nyaman

Meningkatkan relaksasi & peredaan nyeri otot serta gangguan rasa nyaman

Fiksasi luka insisi dgn kedua belah tangan/bantal pd saat menarik napas dalam atau pd saat lathn batuk

Meminimalkan tarikan/tegangan pasca luka insisi & memberikan dukungan pd pasien.

Bantu & dorong ambulasi dini Memeudhakan dilanjutkannya kembali latihan aktivitas otot.

Diagnosa 2

Data Etiologi Masalah

DO: syok/hipovolemia,penas & nyeri,warna kulit kemerahan,perubahan turgor kulit

DS: mengeluh panas & nyeri

Pembedahan

Luka insisi

Penggunaan selang nefrostomi

Risiko tinggi infeksi

Diagnosa : rsiko tinggi infeksi b.d trauma jaringan sekunder saat prosedur pembedahan nefrostomi

Tujuan : tidak terjadi komplikasi selama pemasangan nefrostomi

Kriteria hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi (tmor, rubor, kalor, dolor, functio lasea)

Intervensi Rasional

nefrostomi | 14

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Pertahankan selang nefrostomi tetap steril

Mencegah masukan bakteri dan infeksi lanjut

Observasi drainase luka insisi Adanya drain, insisi suprapubik, meningkatkan risiko unfeksi

Observasi TTV: perhatikan demam ringan, menggigil, nadi, pernapasan cepat & gelisah

Mengetahui tanda-tanda infeksi

Ganti balutan sesuai dengan yang dianjurkan;pengeringan& pembersihan sepanjang waktu

Balutan basah menyebabkan kulit iritasi & memberikan media untuk pertumbuhan bakteri , peningkatan resiko infeksi luka

Jika pasien akan diplangkn dgn sis.drainase mash terpasang/dengan pengalihan sliran urin,berikan petnjuk perawatannya kepda pasien & keluarga

Pengethuan & pemahaman atau penglhtan urin merupakan unsur yg penting untuk mencegah infeksi & komplikasi lainnya

Diagnosa 3

Diagnosa : kurang pengetahuan tentang tujuan tindakan yang diprogramkan berhbungan dengan kurangnya informasi

Tujuan : pengeatahuan pasien tentang penyakitnya dan tindakan operatif meningkat

Kriteria hasil :

a) pasien dapat menjelaskan kembali tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkandan pemeriksaan diagnostik

b) pasien tidak bertanya lagi tentang keadaan penyakit dan program pengobatannya

c) pasien kooperatif dalam program pengobatan dan tindakan operatif yang diprogramkan

Intervensi Rasional

nefrostomi | 15

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatannya dan tindakan operatif

Pengetahuan membantu mengembang kan kepatuhan pasien dan keluarga terhadap rencana terapeutik

Berikan penjelasan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan program operatif

Untuk menambah pengetahuan pasien

Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.

Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalah

Diskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 – 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi.

Untuk menambah pengetahuan pasien bahwa cairan dapat membantu pembersi han ginjal dan dapat mengeluarkan batu kecil

Diskusikan tentang pentingnya diet rendah protein, rendah kalsium dan posfat

Untuk menambah pengetahuan pasien

dan mencegah kekambuhan

Batasi aktifitas fisik yang berat Untuk mencegah kekambuhan

Diagnosa 4

Diagnosa : taku dan cemas berhubungan dengan hasil akhir pembedahan dan perubahan pada fungsi urinarius

Tujuan : pengurangan rasa takut dan cemas

Kriteria hasil : turut berpartisipasi dalam aktivitas perawatan

Intervensi Rasional

Kaji ketakutan & kecemasan pasien sebelum pembedahan jika

Meberikan data dasar u/

nefrostomi | 16

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

hal ini dimungkinkan pengkajian pascaoperasi

Kaji pengetahuan pasien mengenai prosedur pembedahan & kemungkinan hasil akhir pembedahan

Membuktikan dasar u/ pengajran lebih lanjut

Evaluasi perubahan makna bagi pasien & anggota keluarga/pasangannya

Memudahkan pemahaman akan reaksi/respons paien terhdap kemungkinan hasil akhir pembedahan

Dorong pasien u/ mengutarakan dgn kata2,reaksi,perasaan & ketakutannya

Verbalisasi respons sering diperlukan u/ mengkaji pemahaman pasien trhdp hal2 tersebut & pmchannya

Diagnosa 5

Data Etiologi Masalah

DS: Pasien mengatakan malu jika bergaul dgn orang lain

DO: menghindari kontak mata

Penyakit yang dialami

Tindakan operatif (e.g: nefrostomi)

Pasca operasi (kepulangan Pasien)

selang masih terpasang

Perubahan penampilan

Gangguan citra tubuh

nefrostomi | 17

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

Diagnosa : gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pengembangan/peningkatan penerimaan diri pada kilen dapat tercapai kembali

Kriteria hasil :

e. peningkatan kemauan ntuk menerima keadaan diri,partisipasi dalam tindakan keperawatan,

f. partisipasi dalam tindakan perawatang. mendemonstrasikan kemauan dan keinginan untuk

mengambil perawatan diri

Intervensi Rasional

Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).

Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri

Berikan kesempatan pengungkapan perasaan

Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami

Bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya

Menetralkan kecemasan yang tidak perlu  terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien

Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diir

Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

Dorong klien agar bersosialisasi dengan orang lain

Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi

nefrostomi | 18

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

A. KIE PADA KLIEN NEFROSTOMI

1. Membatasi makanan : makanan kaya vit. D; garam meja;

produk susu; daging, ikan (otak, jantung, telur ikan dkk);

sayuran (lobak, kedelai, bayam, dkk); dsb

2. Patuhi program diet

3. Pertahankan masukan cairan

4. Minum dlm jmlah yg cukup

5. Hindari aktifitas berlebihan

6. Cari bantuan medis bila tanda2 infeksi muncul

B. KIE PERAWATAN LUKA INSISI

1. Perawat memberitahu pasien agar tidak menyentuh luka

dengan tangan kotor

2. Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan perawatan luka

3. Membersihkan luka dengan menggunakan antiseptik dan tehnik

steril

4. Setelah dibersihkan luka dibalut dengan kasa steril

5. Memberi tahu perawat jika terdapat tanda2 infeksi seperti

yeri,bengkak,hangat, kemerahan dan perubahan bentuk

disekitar daerah luka

6. Menganjurkan pemenuhan nutrisi yang adekuat, istirahat serta

posisi tubuh yang tepat→mempercepat penyembuhan

7. Anjurkan klien untuk mengurangi mobilitas fisik

8. Anjurkan klien untuk cukup istirahat.

9. Ajarkan klien teknik relaksasi sebagai penggendalian nyeri

nefrostomi | 19

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

C. KIE PEMULANGAN PASIEN DENGAN SELANG NEFROSTOMI

MASIH TERPASANG

1. Beritahukan klien dan keluarga untuk selalu mengganti urobag

setiap 7 hari sekali dan membuang isi urobag setiap terisi 2/3

penuh.

2. Untuk selang permanen, pergantian selang setiap 6-8 minggu

oleh dokter bedah.

3. Jaga fiksasi selang, jangan sampai geser atau lepas.

4. Bekali dan beri contoh cara perawatan selang pada klien dan

keluarga

5. Informasikan alat-alat yang diperlukan

6. Berikan kesempatan bertanya pada klien dan keluarga

7. Jadwalkan kontrol selanjutnya.

D. KIE RISIKO KEKAMBUHAN

1. Anjurkan klien untuk perilaku hidup sehat.

2. Anjurkan klien untuk mematuhi program diet.

3. Anjurkan klien untuk selalu melakukan kontrol kesehatan.

4. Anjurkan klien untuk menghindari faktor resiko.

5. Berikan semua informasi yang diperlukan klien

nefrostomi | 20

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi

DAFTAR RUJUKAN

Price S. A., Wilson L. M., 1995. Batu Ginjal dan Saluran Kemih dalam Patofisiologi, Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Purnomo, Basuki P. 2003. Dasar – Dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto

nefrostomi | 21