Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi
-
Upload
rizka-yunita -
Category
Documents
-
view
1.274 -
download
130
Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Nefrostomi
LATAR BELAKANG
Perubahan pola perilaku dan gaya hidup masyarakat saat ini
menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan terutama perawat
sebagai begian yang berkewajiban melayani masyarakat melalui layanan
kesehatan. Perubahan ini membawa dampak positif yang signifikan
terhadap kesehatan, tetapi juga terdapat dampak negative terhadap
kesehatan masyarakat itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa kebiasaan masyarakat saat ini jauh mengalami perubahan
dibandingkan dengan kebiasaan masyarakat sepuluh hingga dua puluh
tahun yang lalu, terutama hal ini berdampak pada kebutuhan kesehatan.
Pola konsumsi menjadi titik berat perubahan yang terjadi.
Masyarakat saat ini cenderung mengabaikan kebutuhan makan makanan
sehat mereka. Mereka lebih suka mengkonsumsi makanan yang tidak
seimbang. Dilihat dari sudut pandang kesehatan, jelas semua ini akan
berdampak pada organ tubuh manusia, terutama ginjal. Ginjal menjadi
alat yang bertugas sebagai penyaring darih darah yang mengalir diseluruh
tubuh. Banyak masalah yang akan timbul. Yang paling sering terjadi
adalah nefrolitiasis atau batu ginjal. Batu ginjal ini menjadi salah satu
gangguan yang disebabkan oleh pola perilaku masyarakat yang saat ini
menghiraukan pola hidup sehat. Contohnya saja, masyarakat sekarang
sangat jarang mengkonsumsi air minum yang seharusnya mereka
butuhkan dan masih banyak masalah yang lain.
Dengan timbunya penyakit seperti nefrolitiasis di atas, dibutuhkan
penanganan yang tidak mudah. Disinilah peran perawat yang bertugas
memberikan perawatan dan memberikan pertimbangan untuk
dilakukannya nefrostomi demi kebaikan pasien. Setelah itu, perawat
masih memiliki kewajiban untuk memberikan pendidikan kesehatan
kepada pasien dan juga keluarga.
nefrostomi | 1
NEFROSTOMI
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan untuk menyalirkan urin atau nanah
dari sistem pelvikaliseal melalui insisi di kulit.
b. Ruang lingkup
Penderita yang datang dengan keluhan nyeri pinggang belakang,
pada pemeriksaan fisik teraba massa pada pinggang disertai nyeri ketok
pinggang disertai demam atau menggigil, dan anuria. Pada pemeriksaan
USG didapatkan adanya hidronefrosis atau pyonefrosis.
c. Indikasi operasi
1. Uropati obstruktif
2. Pionefrosis
d. Kontraindikasi
1. Penyakit yg progresif meskipun sedang dalam terapi
2. Memiliki masalah/komorbiditas yg potensial membahyakn jiwa
3. Status performance dengan skoring ECOG/Zubard >2 atau
Karlnofsky >60
4. Tidak ada terapi yg efektif
5. Pasien tidak mau diobati
6. Terdapat nyeri yg tidak dapat diatasi pada saat tindakan nefrostomi
7. Terdapat tanda2 overload seperti oedem paru & sesak napas
8. Terdapat asidosis metabolik
9. Terdapat hiperkalemia
10.Keadaan2 lain yg menyebabkan pasien tidak bisa diposisikan
tengkurap
nefrostomi | 2
e. Manfaat
1. Hidronefris dapat dilakukan dekompresi & urine dapat langsung
keluar ke dalam kantong urin melalui kateter kulit.
2. Menilai fungsi masing2 ginjal
3. Pada kasus hipertensi akibat obstruksi (jarang ditemukan) dapat
memberi efek penurunan mean arterial pressure yg bermakna.
4. Pada kasus obstruksi supravesika yg menimbulkan fistula dr ureter,
dengan diversi urin melalui nefrostomi diharapkan fistula sembuh &
menutup spontan. Pada kasus fistula tanpa obstruksi,
penatalaksanaan dapat dengan tindakan nefrostomi dibantu dgn
pemasangan kateter ureter.
5. Sebagai media pemberian obat. Obat jamur yg mempunyai efek
samping bila digunakan secara sistemik seperti amfoterisin B dapat
disalurkan langsung melalui kateter nefrostomi sehingga
menghindari efek samping sistemik.
6. Pada obstruksi ureter yg letaknya tinggi, pemasangan kateter sukar
dicapai secara retrogade melalui bawah. Untuk mengatasi maslah
ini, kateter ureter bisa dipasang melalui jalur nefrostomi perkutan yg
telah dibuat. Pd kasus stenosis atau striktura reter letak tinggi,
tindakan dilatasi dapat dilakukan melalui nefrostomi perkutan.
e. Diagnosis Banding untuk uropati obstruktif
1. anuria pre renal
2. anuria intra renal
f. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap, tes faal ginjal, sedimen urin, kultur urin dan tes
kepekaan antibiotika, foto polos abdomen, pyelografi intravena, USG.
nefrostomi | 3
g. Teknik Operasi
Nefostomi untuk uropati obstruktif dapat dilakukan dengan 2 cara,
yaitu terbuka dan tertutup. Nefrostomi terbuka dapat dialkukan dengan
dua teknik.
Nefrostomi Terbuka
Teknik pertama
a. Bila korteks masih tebal, ginjal harus dibuka sampai terlihat
pelvis renalis.
b. Pelvis dibuka dengan sayatan kecil: 1-1,5 cm.
nefrostomi | 4
c. Klem bengkok dimasukkan melalui sayatan pada pelvis tersebut
kearah kaliks inferior atau medius menembus korteks sampai
keluar ginjal
d. Kemudian kateter Foley Ch 20 dimasukkan kedalam pelvis
dengan cara dijepitkan pada klem
Teknik kedua
a. Bila korteks sudah sangat tipis, dengan sayatan 1-1,5 cm pada
korteks langsung dimasukkan kateter Foley Ch 20 atau 22,
ujung kateter berada didalam pielum.
b. Isi balon dengan akuades atau PZ steril 3 sampai 5 cc
c. Pada dinding ginjal dibuat jahitan fiksasi dengan benang yang
dapat diserap (cat-gut, chromic atau polyglycolic-acid).
d. Jahitan dapat berupa jahitan fiksasi matras atau kantung
tembakau
e. Setelah fiksasi, yakinkan bahwa ujung kateter berada dalam
pielum atau didalam kaliks yang dapat menjadi drainase yang
baik dan adekuat.
f. Bila drainase kurang baik, jangan segan-segan melakukan
perbaikan.
g. Catat dengan baik cairan yang keluar: urin jernih atau keruh,
pus purulen atau serus, bercampur darah, berapa cc urin yang
keluar.
h. Luka operasi ditutup dengan jahitan, dan meninggalkan drain
vakum sekitar ginjal. Bila mungkin, keluarkan kateter melalui
lubang yang terpisah dengan luka operasi.
i. Jangan lupa membuat fiksasi yang kokoh dengan benang
sutera
j. Fiksasi ini sangat penting, karena fungsi ginjal penderia
tergantung pada drainase melalui kateter ini.
k. Hubungkan ujung kateter dengan ujung kantong urin.
l.
nefrostomi | 5
Nefrostomi Tertutup
1. Dilakukan dengan alat fluoroskopi.
2. Dengan pembiusan umum, regional atau lokal.
3. Posisi pronasi, perut sisi yang sakit diganjal bantal tipis.
4. Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
5. Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
6. Dilakukan pungsi ke arah ginjal, bila yang keluar urin, masukkan
kontras secukupnya sehingga tampak gambaran sistem kolekting di
monitor. Bila perlu lakukan pungsi kedua ke arah yang lebih tepat
(biasanya kaliks inferior atau medius).
7. Mandrin (isi jarum pungsi bagian dalam) dikeluarkan, masukkan
kawat penuntun (guide wire) ke dalam bungkus (sheath) jarum
pungsi.
8. Lakukan dilatasi dengan dilator khusus, masukkan kateter Foley Ch
20 dengan tuntunan kanula khusus. Kembangkan balon kateter
dengan air 5-10 cc.
9. Fiksasi kateter dengan kulit.
10. Sambung jung kateter dengan kantong urin
nefrostomi | 6
g. Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan, ekstravasasi urin.
nefrostomi | 7
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Nama : Tn.X
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Status pernikahan : Duda
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Alamat : Jln. Selamet 60
No. Registrasi : 12345678910
Tanggal MRS : 7 Juni 2010
Penanggungjawab
Nama : Avril
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hubungan dengan pasien : Anak kandung
Pekerjaan : Wiraswasta
No. Yang bisa dihubungi :212133345687
b. Keluhan utama :
a) Nyeri pungggung belakang, bersifat terus menerus pada daerah
pinggang.
b) Hematuria
nefrostomi | 8
c) Urgency
d) Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahan-
lahan
e) Anorexia, muntah dan perut kembung
f) Disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda-tanda gagal
ginjal
c. Riwayat penyakit sekarang
Nyeri pinggang belakang sebelah kanan
d. Riwayat penyakit dahulu
Nyeri pinggang belakang sebelah kiri
e. Riwayat penyakit keluarga
1. Orang tua menderita penyakit urolithiasis
2. Penyakit Gout
3. Hipertensi
f. Riwayat penatalaksanaan medis
Lima tahun yang lalu menjalani operasi pada ginjal kiri
g. Riwayat Psikososial
- Perubahan sistem pada keluarga : perubahan peran keluarga
- Adanya perasaan cemas atau takut terhadap hasil akhir dari
pembedahan post nefrostomi
nefrostomi | 9
- Hubungan dengan orang sekitarnya : adanya perilaku menarik diri
atau malu akibat terpasangnya selang nefrostomi
- Gaya hidup yang kurang tepat sehingga mengakibatkan
2. Pemeriksaan Fisik
a. Status pernapasan
Pada setiap pembedahan, penggunaan anastesi meningkatkan resiko
komplikasi pernapasan. Oleh karena itu status pernapasan dikaji dengan
memantau frekuensi, kedalaman dan pola pernapasan. Lokasi insisi
sering menimbulkan rasa nyeri pada saat inspirasi dan batuk sehingga
pasien cenderung melakukan fiksasi dinding dada oleh karena itu
pernapasan cenderung dangkal. Auskultasi dilakukan untuk mengkaji
suara pernapasan normal & tambahan. Lokasi insisi membantu dalam
mengantisipasi masalah pernapasan & nyeri.
b. Status sirkulasi & kehilangan darah
TTV &tekanan darah arteri atau vena sentral dipantau. Warna, suhu
kulit dan keluaran urin juga akan memberikan informasi tentang
keadekuatan status sirkulasi. Keadaan luka insisi & selang drainase harus
sering diobservasi untuk membantu mendeteksi kehilangan darah serta
hemoragi yang tidak terduga.
c. Nyeri
Rasa nyeri merupakan permasalahan utama bagi pasien
pascaoperatif akibat lokasi insisi dan posisi pasien di atas meja operasi
untuk memungkinkan akses yang adekuat pada ginjal. Lokasi dan
intensitas nyeri dikaji sebelum dan sesudah pemberian preparat
analgesik. Distensi abdomen yang mengakibatkan gangguan rasa
nyaman juga perlu dicatat.
d. Drainase urin
nefrostomi | 10
Keluaran urin & drainase dari selang yang dipasang pada saat
pembedahan dipantau dalam hal jumlah, warna, serta tipenya. Penurunan
atau tidak adanya drainase urin harus segera dilaporkan pada dokter
karena hal tersebut dapat menunjukkan obstruksi yang menimbulkan
nyeri, infeksi serta gangguan pada jahitan.
3. Penatalaksanaan Medis
a. ESWL/Lithotripsi
Adalah prosedur non-invasif yang digunakan untuk meng hancurkan
batu dikhalik ginjal
b. Metode endourologi pengangkatan batu
Merupakan gabungan dari radiologi dan urologi untuk mengangkat
batu renal tanpa melalui prosedur pembedahan mayor. Nefrostomi
perkutan adalah pemasangan sebuah selang melalui kulit ke dalam
pelvis ginjal. Tindakan ini dilakukan untuk drainase eksternal urin dari
kateter yang tersumbat, menghancurkan batu ginjal.
c. Pengangkatan Bedah
Nefrolitotomi : insisi pada ginjal untuk mengangkat batu. Dilakukan jika
batu terletak di dalam piala ginjal.
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Urin
Pemeriksaan urin dapat menunjukkan lekosituria, hematuria, atau
normal bila obstruksi komplit. Biakan urin dapat postif atau negatif.
Penting mengetahui apakah ada infeksi saluran kemih atau tidak sebelum
melakukan terapi.Prinsip pemberian antibiotika: hanya diberikan sebagai
profilaksis bila akan dilakukan tindakan, dan diberikan sebagai terapi bila
batu sudah tidak ada atau pada keadaan bakteriemia dan urosepsis.
b. Darah
nefrostomi | 11
Pemeriksaan darah biasanya menunjukkan laju endap darah yang
tinggi, dan pada infeksiyang akut terdapat lekositosis dan gambaran
hitung jenis yang menggeser ke kiri.
c. Faal ginjal
Dapat normal atau abnormal. Pada keadaan abnormal, jangan lupa
keadaan ginjal yang kontralateral (yang tidak ada batu atau yang tidak ada
keluhan). Mungkin salah satuginjal sudah kurang/tidak berfungsi, atau
malahan agenesis atau sudah dinefrektomi sebelumnya.Kemungkinan
obstruksi bilateral juga harus dipikirkan
d. USG
Pemeriksaan USG pd ginjal digunakan untuk :
1) mendeteksi keberadaan & keadaan ginjal yg pd pemeriksaan PIV
menunjukkan nonvisualized,
2) penuntun pd saat dilakukan pungsi ginjal/nefrostomi perkutan,
3) pemeriksaan penyaring pd dugaan adanya trauma ginjal dengan
derajat ringan.
e. Pielografi Intravena:
Foto yang dapat menggambarkan keadaan sistem urinaria melalui
bahan kontras radio-opak. Pencitraan ini dapat menunjukkan adanya
kelainan anatomi dan kelainan fungsi ginjal. Bahan kontras yang dipakai
adalah jodium dengan dosis 300mg/kg BB atau 1 ml/kg BB.
f. Pielogragi Retrogard (RPG)
Pencitraan sistem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan
bahan kontras radio-opak langsung melalui kateter ureter yang
dimasukkan transuretra. Indikasi: jika ada kontraindiksi foto PIV atau PIV
belm bisa menjelaskan keadaan ginjal mau pun ureter antara lain pada
ginjal non visualized
nefrostomi | 12
g. Pielografi antegrad :
Pencitraan sisem urinaria bagian atas dengan cara memasukkan
bahan kontras melalui kateter nefrostomi yang sebelumnya sudah
terpasang atau dapat pula melalui pungsi ginjal pada kaliks ginjal
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
Data Etiologi Masalah
DO: wajah gelisahmeringis
DS: mengeluh nyeri
nefrolitiasis
↓
Pembedahan
↓
Luka insisi
Nyeri
Rasa nyaman terganggu
Diagnosa : nyeri & gangguan rasa nyaman b.d insisis operatif, pengaturan posisi peregangan otot selama pembedahan ginjal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa nyaman dan nyerinya berkurang
Kriteria hasil :melaporkan penurunan nyeri yg progresif
memakai obat analgesik dengan frekuensi yang jarang membalikkan tubuh, batuk dan menarik napas
dalam seperti yang dianjurkan. melakukan ambulasi secara progresif
Intervensi Rasional
Kaji tingkat nyeri pasien Memberikan data dasar u/ mengevaluasi rasa nyeri
Berikan preparat analgesik seperti diresepkan
Meningkatkan pengurangan rasa nyeri
nefrostomi | 13
Lakukan kompres hangat & masase pd daerah otot yg terasa pegal serta mengalami gangguan rasa nyaman
Meningkatkan relaksasi & peredaan nyeri otot serta gangguan rasa nyaman
Fiksasi luka insisi dgn kedua belah tangan/bantal pd saat menarik napas dalam atau pd saat lathn batuk
Meminimalkan tarikan/tegangan pasca luka insisi & memberikan dukungan pd pasien.
Bantu & dorong ambulasi dini Memeudhakan dilanjutkannya kembali latihan aktivitas otot.
Diagnosa 2
Data Etiologi Masalah
DO: syok/hipovolemia,penas & nyeri,warna kulit kemerahan,perubahan turgor kulit
DS: mengeluh panas & nyeri
Pembedahan
↓
Luka insisi
↓
Penggunaan selang nefrostomi
Risiko tinggi infeksi
Diagnosa : rsiko tinggi infeksi b.d trauma jaringan sekunder saat prosedur pembedahan nefrostomi
Tujuan : tidak terjadi komplikasi selama pemasangan nefrostomi
Kriteria hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi (tmor, rubor, kalor, dolor, functio lasea)
Intervensi Rasional
nefrostomi | 14
Pertahankan selang nefrostomi tetap steril
Mencegah masukan bakteri dan infeksi lanjut
Observasi drainase luka insisi Adanya drain, insisi suprapubik, meningkatkan risiko unfeksi
Observasi TTV: perhatikan demam ringan, menggigil, nadi, pernapasan cepat & gelisah
Mengetahui tanda-tanda infeksi
Ganti balutan sesuai dengan yang dianjurkan;pengeringan& pembersihan sepanjang waktu
Balutan basah menyebabkan kulit iritasi & memberikan media untuk pertumbuhan bakteri , peningkatan resiko infeksi luka
Jika pasien akan diplangkn dgn sis.drainase mash terpasang/dengan pengalihan sliran urin,berikan petnjuk perawatannya kepda pasien & keluarga
Pengethuan & pemahaman atau penglhtan urin merupakan unsur yg penting untuk mencegah infeksi & komplikasi lainnya
Diagnosa 3
Diagnosa : kurang pengetahuan tentang tujuan tindakan yang diprogramkan berhbungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : pengeatahuan pasien tentang penyakitnya dan tindakan operatif meningkat
Kriteria hasil :
a) pasien dapat menjelaskan kembali tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkandan pemeriksaan diagnostik
b) pasien tidak bertanya lagi tentang keadaan penyakit dan program pengobatannya
c) pasien kooperatif dalam program pengobatan dan tindakan operatif yang diprogramkan
Intervensi Rasional
nefrostomi | 15
Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit dan pengobatannya dan tindakan operatif
Pengetahuan membantu mengembang kan kepatuhan pasien dan keluarga terhadap rencana terapeutik
Berikan penjelasan tentang penyakit, tujuan pengobatan dan program operatif
Untuk menambah pengetahuan pasien
Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalah
Diskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 – 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi.
Untuk menambah pengetahuan pasien bahwa cairan dapat membantu pembersi han ginjal dan dapat mengeluarkan batu kecil
Diskusikan tentang pentingnya diet rendah protein, rendah kalsium dan posfat
Untuk menambah pengetahuan pasien
dan mencegah kekambuhan
Batasi aktifitas fisik yang berat Untuk mencegah kekambuhan
Diagnosa 4
Diagnosa : taku dan cemas berhubungan dengan hasil akhir pembedahan dan perubahan pada fungsi urinarius
Tujuan : pengurangan rasa takut dan cemas
Kriteria hasil : turut berpartisipasi dalam aktivitas perawatan
Intervensi Rasional
Kaji ketakutan & kecemasan pasien sebelum pembedahan jika
Meberikan data dasar u/
nefrostomi | 16
hal ini dimungkinkan pengkajian pascaoperasi
Kaji pengetahuan pasien mengenai prosedur pembedahan & kemungkinan hasil akhir pembedahan
Membuktikan dasar u/ pengajran lebih lanjut
Evaluasi perubahan makna bagi pasien & anggota keluarga/pasangannya
Memudahkan pemahaman akan reaksi/respons paien terhdap kemungkinan hasil akhir pembedahan
Dorong pasien u/ mengutarakan dgn kata2,reaksi,perasaan & ketakutannya
Verbalisasi respons sering diperlukan u/ mengkaji pemahaman pasien trhdp hal2 tersebut & pmchannya
Diagnosa 5
Data Etiologi Masalah
DS: Pasien mengatakan malu jika bergaul dgn orang lain
DO: menghindari kontak mata
Penyakit yang dialami
↓
Tindakan operatif (e.g: nefrostomi)
↓
Pasca operasi (kepulangan Pasien)
selang masih terpasang
↓
Perubahan penampilan
Gangguan citra tubuh
nefrostomi | 17
Diagnosa : gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, pengembangan/peningkatan penerimaan diri pada kilen dapat tercapai kembali
Kriteria hasil :
e. peningkatan kemauan ntuk menerima keadaan diri,partisipasi dalam tindakan keperawatan,
f. partisipasi dalam tindakan perawatang. mendemonstrasikan kemauan dan keinginan untuk
mengambil perawatan diri
Intervensi Rasional
Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien, kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri
Berikan kesempatan pengungkapan perasaan
Klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami
Bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan mengenali masalahnya
Menetralkan kecemasan yang tidak perlu terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien
Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diir
Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
Dorong klien agar bersosialisasi dengan orang lain
Membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi
nefrostomi | 18
KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI
A. KIE PADA KLIEN NEFROSTOMI
1. Membatasi makanan : makanan kaya vit. D; garam meja;
produk susu; daging, ikan (otak, jantung, telur ikan dkk);
sayuran (lobak, kedelai, bayam, dkk); dsb
2. Patuhi program diet
3. Pertahankan masukan cairan
4. Minum dlm jmlah yg cukup
5. Hindari aktifitas berlebihan
6. Cari bantuan medis bila tanda2 infeksi muncul
B. KIE PERAWATAN LUKA INSISI
1. Perawat memberitahu pasien agar tidak menyentuh luka
dengan tangan kotor
2. Cuci tangan sesudah dan sebelum melakukan perawatan luka
3. Membersihkan luka dengan menggunakan antiseptik dan tehnik
steril
4. Setelah dibersihkan luka dibalut dengan kasa steril
5. Memberi tahu perawat jika terdapat tanda2 infeksi seperti
yeri,bengkak,hangat, kemerahan dan perubahan bentuk
disekitar daerah luka
6. Menganjurkan pemenuhan nutrisi yang adekuat, istirahat serta
posisi tubuh yang tepat→mempercepat penyembuhan
7. Anjurkan klien untuk mengurangi mobilitas fisik
8. Anjurkan klien untuk cukup istirahat.
9. Ajarkan klien teknik relaksasi sebagai penggendalian nyeri
nefrostomi | 19
C. KIE PEMULANGAN PASIEN DENGAN SELANG NEFROSTOMI
MASIH TERPASANG
1. Beritahukan klien dan keluarga untuk selalu mengganti urobag
setiap 7 hari sekali dan membuang isi urobag setiap terisi 2/3
penuh.
2. Untuk selang permanen, pergantian selang setiap 6-8 minggu
oleh dokter bedah.
3. Jaga fiksasi selang, jangan sampai geser atau lepas.
4. Bekali dan beri contoh cara perawatan selang pada klien dan
keluarga
5. Informasikan alat-alat yang diperlukan
6. Berikan kesempatan bertanya pada klien dan keluarga
7. Jadwalkan kontrol selanjutnya.
D. KIE RISIKO KEKAMBUHAN
1. Anjurkan klien untuk perilaku hidup sehat.
2. Anjurkan klien untuk mematuhi program diet.
3. Anjurkan klien untuk selalu melakukan kontrol kesehatan.
4. Anjurkan klien untuk menghindari faktor resiko.
5. Berikan semua informasi yang diperlukan klien
nefrostomi | 20
DAFTAR RUJUKAN
Price S. A., Wilson L. M., 1995. Batu Ginjal dan Saluran Kemih dalam Patofisiologi, Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Purnomo, Basuki P. 2003. Dasar – Dasar Urologi. Jakarta : Sagung Seto
nefrostomi | 21