Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN ( GAGAL GINJAL KRONIS ) Menurut Wolf dan Weltzel, proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan, dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan, dan dinamis. (Effendi, Nasrul. 1995 : 2) Proses keperawatan tersebut dalam pelaksanaannya harus berkesinambungan, karena proses keperawatan ini meliputi beberapa tahap yaitu : 1. Pengkajian a. Pengumpulan Data 1) Data Biografi Perlu dikaji umur, jenis kelamin, dan pekerjaan 2) Riwayat Kesehatan a) Riwayat Kesehatan Sekarang Klien dengan CRF biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang, buang air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut kembung, sesak. b) Riwayat Kesehatan Dahulu Perlu dikaji riwayat pada perkemihan, riwayat penyakit ginjal sebelumnya, riwayat menggunakan obat-obatan nefrotoksik, kebiasaan diet, nutrisi, riwayat tidak dapat kencing, penggunaan hormon. c) Riwayat Kesehatan Keluarga Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

PERKEMIHAN

( GAGAL GINJAL KRONIS )

Menurut Wolf dan Weltzel, proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan

atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan, dan melaksanakan pelayanan

keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai dan memelihara

kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan

secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan, dan dinamis. (Effendi,

Nasrul. 1995 : 2)

Proses keperawatan tersebut dalam pelaksanaannya harus berkesinambungan,

karena proses keperawatan ini meliputi beberapa tahap yaitu :

1. Pengkajian

a. Pengumpulan Data

1) Data Biografi

Perlu dikaji umur, jenis kelamin, dan pekerjaan

2) Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien dengan CRF biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang, buang

air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut kembung, sesak.

b) Riwayat Kesehatan Dahulu

Perlu dikaji riwayat pada perkemihan, riwayat penyakit ginjal sebelumnya,

riwayat menggunakan obat-obatan nefrotoksik, kebiasaan diet, nutrisi, riwayat

tidak dapat kencing, penggunaan hormon.

c) Riwayat Kesehatan Keluarga

Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi timbulnya

penyakit CRF seperti hipertensi, diabetes mellitus, sistemik lupus eritematosa,

arthritis dan kanker.

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

3) Pola Aktivitas Sehari-hari

Pada klien CRF pola aktivitas sehari-hari meliputi pola makan sebelum sakit

yang sering dikonsumsi oleh klien yang merupakan faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya CRF seperti makanan yang tinggi natrium, kalium,

kalsium sedangkan pola makan selama sakit biasanya mengalami penurunan

frekuensi dan porsi karena klien mengalami mual. Pada klien dengan CRF harus

dikaji kebiasaan minum yang kurang dari kebutuhannya dan yang dapat

memperberat penyakitnya seperti kopi, teh dan alkohol, selama sakit biasanya

intake dibatasi sesuai output. Eliminasi BAK biasanya ditemukan BAK yang

sedikit sampai ditemukan oliguri sedangkan BAB biasanya tidak ada perubahan

kecuali pada klien dengan penurunan aktivitas. Sebelum sakit biasanya

kebutuhan personal hygiene klien tidak ada perubahan sedangkan selama sakit

personal hygiene klien menjadi terganggu karena adanya kelemahan.

4) Pemeriksaan Fisik

a) Sistem Pernafasan

Pada klien dengan CRF ditemukan adanya tachipnoe, pernafasan kusmaul,

uremic, halitosis, edema paru dan efusi pleura.

b) Sistem Kardiovaskuler

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya hipertensi, gagal jantung

kongestif, edema pulmoner, perikarditis.

c) Sistem Pencernaan

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya anoreksia, nausea,

vomiting, cegukan, rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi,

perdarahan gusi/tidak, nyeri ulu hati, distensi abdomen, konstipasi.

d) Sistem Genotiurinaria

Pada klien dengan CRF awal ditemukan adanya poliuri dan nokturi, selanjutnya

berkembang menjado oliguri dan anuri, terdapat proteinuria, hematuria,

perubahan warna urine (kuning pekat, merah, cokelat).

e) Sistem Muskuloskeletal

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan kelemahan otot, kejang otot, nyeri

pada tulang dan fraktur patologis.

f) Sistem Integumen

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

Penurunan turgor kulit, hiperpigmentasi, pruritis, echimosis, pucat.

g) Sistem Persyarafan

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan letargi, insomnia, nyeri kepala,

tremor, koma.

5) Data Psikososial

Klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya rasa takut, marah, cemas,

perasaan bersalah dan kesedihan. Respon emosional pada klien CRF mungkin

disebabkan karena perubahan body image takut akan terjadinya disfungsi

seksual dan ketakutan akan kematian.

6) Data Spiritual

Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan ketidakmampuan beribadah seperti

biasa.

7) Data Penunjang

a) Laboratorium

(1) Urine

(a) Volume biasanya oliguri dan anuri

(b) Warna urine keruh, sedimen kotor atau kecokelatan

(c) Berat jenis menurun

(d) Osmolalitas menurun

(e) Klirens kreatinin menurun

(f) Natrium meningkat

(g) Protein meningkat

(2) Darah

(a) Serum kreatinin meningkat

(b) Blood urea nitrogen meningkat

(c) Kadar kalium meningkat

(d) Hematokrit menurun

(e) Hemoglobin menurun

(f) Natrium, kalsium menurun

(g) Magnesium/posfat meningkat

(h) Protein (khususnya albumin menurun)

(i) pH menurun

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

b) Pyelogram Retrograd menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.

c) Arteriogram mengidentifikasi adanya massa

d) Ultrasonoginjal menentukan ukuran ginjal, adanya massa, obstruksi pada

saluran perkemihan bagian atas.

e) EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam

basa.

b. Analisa

Analisa data merupakan proses berfikir yang meliputi kegiatan pengelompokkan

data dan menginterpretasikan kelompok data tersebut. Kemudian dibandingkan

dengan standar normal sehingga dapat menentukan masalah. Dalam

menganalisa data harus divalidasi kembali setelah itu dikelompokkan ke dalam

data subjektif dan objektif, kemudian diidentifikasi pada masalah dan penyebab.

c. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang jelas tentang masalah klien

dan penyebabnya. Selain itu harus spesifik berfokus pada kebutuhan klien

dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat diatasi

dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

pada Gangguan Sistem Perkemihan : Gagal Ginjal Kronis ( CRF ) menurut

Marilynn E. Doenges, Barbara Engram, dan Brunner and Suddart adalah sebagai

berikut :

1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine,

diet berlebih dan retensi cairan dan natrium.

2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa

mulut.

3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk

sampah dan prosedur dialisa.

5) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan

peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.

6) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial,

dan tahanan vaskular sistemik; ketidakseimbangan elektrolit; akumulasi toksin

(urea)

7) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

akumulasi toksin dalam tubuh, edema/dehidrasi, penurunan aktivitas/mobilisasi

8) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang

pengetahuan, sistem pendukung tidak adekuat

2. Perencanaan

Perencanaan adalah merupakan suatu proses kegiatan merencanakan asuhan

keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien dan

mengatasi masalah keperawatan. Pada perencanaan mengandung unsur

promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan klien dan

keluarga. Selain itu dalam merencanakan suatu tindakan harus berorientasi

pada tujuan dan sesuai dengan etiologi. Sesuai dengan diagnosa yang

dirumuskan diatas, maka dapat dirumuskan pula tujuan dan intervensi

keperawatan, yaitu :

1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine,

diet berlebih dan retensi cairan dan natrium.

Tujuan : Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan.

Hasil yang diharapkan :

- Menunjukkan perubahan-perubahan berat badan badan yang lambat

- Mempertahankan pembatasan diet dan cairan

- Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema

- Menunjukkan tanda-tanda vita normal

- Menunjukkan tidak adanya distensi vena leher

- Melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi napas

pendek

- Melakukan hygiene oral dengan sering

- Melaporkan penurunan rasa haus

- Melaporkan berkurangnya kekeringan pada membran mukosa mulut

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa

mulut.

Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat

Hasil yang diharapkan :

- Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis tinggi

- Memilih makanan yang menimbulkan nafsu makan dalam batasan diet

- Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet

- Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia dan tidak

menimbulkan rasa kenyang

- Menjelaskan dengan kata-kata sendiri rasional pembatasan diet dan

hubungannya dengan kadar kreatinin dan urea

- Mengkonsulkan daftar makanan yang dapat diterima

- Melaporkan peningkatan nafsu makan

- Menunjukkan tidak adanya perlambatan atau penurunan berat badan yang

cepat

- Menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema, kadar albumin plasma

dapat diterima

3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang

bersangkutan

Hasil yang diharapkan :

- Menyatakan hubungan antara penyebab ginjal dan konsekuensinya

- Menjelaskan pembatasan cairan dan diet sehubungan dengan kegagalan

regulasi ginjal

- Menyatakan hubungan antara gagal ginjal dengan kebutuhan penanganan

menggunakan kata-kata sendiri

- Menanyakan tentang pilihan terapi, yang merupakan petunjuk kesiapan

belajar

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

- Menyatakan rencana untuk melanjutkan kehidupan normalnya sedapat

mungkin

- Menggunakan informasi dan instruksi tertulis untuk mengklarifikasi pertanyaan

dan mencari informasi tambahan

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk

sampah dan prosedur dialisa.

Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi

Hasil yang diharapkan :

- Berpartisipasi dalam meningkatkan tingkat aktivitas dan latihan

- Melaporkan peningkatan rasa sejahtera

- Melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian

- Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih

5) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan

peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.

Tujuan : Memperbaiki konsep diri

Hasil yang diharapkan :

- Mengidentifikasi pola koping terdahulu yang efektif dan pada saat ini tidak

mungkin lagi digunakan akibat penyakit dan penanganan (pemakaian alkohol

dan obat-obatan; penggunaan tenaga yang berlebihan)

- Pasien dan keluarga mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan dan

reaksinya terhadap penyakit dan perubahan hidup yang diperlukan

- Mencari konseling profesional, jika perlu, untuk menghadapi perubahan akibat

gagal ginjal

- Melaporkan kepuasan dengan metode ekspresi seksual

6) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan

ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial,

dan tahanan vaskular sistemik; ketidakseimbangan elektrolit; akumulasi toksin

(urea)

Tujuan : Mempertahankan curah jantung

Hasil yang diharapkan :

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

- Tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal

- Nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler

7) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

akumulasi toksin dalam tubuh, edema/dehidrasi, penurunan aktivitas/mobilisasi

Hasil yang diharapkan :

- Mempertahankan kulit utuh

- Menunjukkan perilaku/teknik untuk mencegah kerusakan /cedera kulit

8) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang

pengetahuan, sistem pendukung tidak adekuat

Hasil yang diharapkan :

- Mendemonstrasikan keinginan untuk mengikuti program terapeutik perawatan

di rumah yang dianjurkan

- Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, mendemonstrasikan

kemampuan untuk merawat sisi akses vaskuler

3. Pelaksanaan

Implementasi atau pelaksanaan merupakan perwujudan dari rencana yang

sudah dibuat sendiri dengan masing-masing diagnosa keperawatan, yang

sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada. Perawat menerapkan

keterampilan, sikap, dan pengetahuannya sesuai dengan ilmu pengetahuan.

Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang muncul, dapat bersifat

dependen maupun kolaboratif. Adapun pelaksanaan harus memperhatikan :

a. Sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.

b. Sesuai dengan prioritas tindakan.

c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah baik dan benar serta dengan

menggunakan kata kerja.

d. Mencantumkan paraf/nama jelas dan waktu pelaksanaan tindakan.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

4. Evaluasi

Tahap Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan yang sistematis dan

terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan

tenaga kesehatan lainnya. (Effendi, 1995 : 40)

Evaluasi dikategorikan sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif terjadi

secara periodik selama pemberian perawatan; sedangkan evaluasi sumatif

terjadi pada akhir aktivitas, seperti : di akhir penerimaan, pemulangan atau

pemindahan ke tempat lain, atau di akhir kerangka waktu tertentu, seperti di

akhir sesi penyuluhan.