Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

download Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

of 20

description

ada

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    1/20

    Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistemperkemihan : tumor ginjal dan tumor vessika urinaria

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan

    kelainan yang benigna atau maligna. (BrookerC. , 2001). Tumor dapat terjadi di

    semua sistemdalam tubuh, misalnya sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem perkemihan,

    sistem pengindraan dan berbagai sistem lainnya.

    Sitstem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan melakukan

    eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme dalam tubuh. Tumor merupakan salah satu masalah

    kesehatan yang dapat terjadi pada organ sistem perkemihan, misalnya tumor ginjal dan tumor

    vessika urinaria.

    Tumor ginjal ada dua yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas. Tumor ginjal

    padat ialah adenoma, onkositoma, leiomioma, lipoma, hemangioma, dan hamartoma. Sedangkan

    tumor ginjal ganas biasanya berupa tumor padat yang berasal dari urotelium, yaitu karsinoma sel

    transional atau yang berasal dari sel epitel ginjal (Sjamsuhidajat, 2004).

    Tumorrenal karsinoma maligna terutama adenocarcinomamenduduki

    2%darisemuakanker. Tumor renalmalignayangkecil (adenoma) bisa timbul tanpa

    membawa kerusakan yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala. Carcinoma sel-sel ginjal

    jarang timbul sebelum orang berusia 40 tahun, lebih sering berjangkit pada usia 50 tahun samapi

    70 tahun, terjadi lebih banyak pada pria daripada wanita (Admin, 2011)

    Selain tumor ginjal yang berbahaya pada sistem perkemihan, tumor vessika urinaria juga

    merupakan tumor yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan. Kanker kandung

    kemih terjadi tigakalilebih banyak pada pria dibandingkan dengan pada wanita, dan tumor-

    tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% pasien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu

    kali dibuat diagnosa. (Admin, 2011).

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    2/20

    Pada tiga dasawarsa terakhir, kasus kandung kemih pada pria meningkat lebih dari 20 %

    sedangkan kasus pada wanita berkurang 25%. Faktor predisposisi yang diketahui dari kanker

    kandung kemih adalah karena bahan kimia betanaphytilaminedanxenylamine,

    infeksischistosomahaematobiumdan merokok. Tumor dari kandung kemih berurutan dari

    papiloma benigna sampai ke carcinoma maligna yang invasif. Kebanyakan neoplasma adalah

    jenis sel-sel transisi, karena saluran kemih dilapisi epithelium transisi. Neoplasma bermula

    seperti papiloma, karena itu setiap papiloma dari kandung kemih dianggap pramalignansi dan

    diangkat bila diketahui. Karsinoma sel-sel squamosa jarang timbul dan prognosanya lebih buruk.

    Neoplasma yang lain adalah adenocarcinoma. (Admin, 2011).

    Maka dari itu perlunya kita untuk menjaga kesehatan dalam organ perkemihan kita agar

    terhindar dari penyakit atau gangguan pada sistem perkemihan.

    1.2 Rumusan Masalah

    Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem perkemihan: tumor

    ginjal dan tumor vessika urinaria

    1.3 Tujuan Penulisan

    a. Tujuan Umum

    Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem

    perkemihan : tumor ginjal dan tumor vessika urinaria

    b. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dalam makalah ini, adalah mahasiswa mengetahui:

    1. Pengertian tumor ginjal dan tumor vessika urinaria.

    2. Etiologi tumor ginjal dan tumor vessika urinaria.

    3. Patofisiologi dan patoflow tumor ginjal dan tumor vessika urinaria.

    4. Manifestasi klinis tumor ginjal dan tumor vessika urinaria.

    5. Komplikasi tumor ginjal dan tumor vessika urinaria

    6. Diagnosebandingtumor ginjal dan tumor vessika urinaria

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    3/20

    7. Pemeriksaan penunjang tumor ginjal dan tumor vessika urinaria.

    8. Penatalaksanaan tumor ginjal dan tumor vessika urinaria.

    1.4 Manfaat Penulisan

    a. Bagi Institusi Pendidikan

    Dengan makalah ini institusi pendidikan berhasil menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam

    membuat suatu karya tulis dan menambah wawasan mereka untuk pengetahuannya.

    b. Bagi Mahasiswa

    Dengan adanya makalah ini, dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta

    dapat memandirikan mahasiswa dalam mempelajari Keperawatan Medikal Bedah III.

    BAB II

    PEMBAHASAN

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    4/20

    2.1 Tumor Ginjal

    a. Pengertian

    Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transmformasi dan tumbuh secara autosom

    lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel normal dalam bentuk

    dan strukturnya (Sjamsuhidajat R, 2004).

    Tumor adalah proliferasi sel yang abnormal tanpa terkendali dan bisa merupakan

    kelainan yang benigna atau maligna. (Brooker C. , 2001)

    Tumor ginjal terbagi menjadi 2 , yaitu tumor ginjal padat jinak dan tumor ginjal ganas.

    Tumor ginjal padat jinak ialah adenoma, onkositoma, leiomioma, lipoma, hemangioma,

    hamartoma. Sedangkan Tumor ginjal ganas biasanya berupa tumar padat yang berasal

    dariurotelium yaitu karsinoma , sel transional , atau yang berasal dari sel epitel

    ginjal(Sjamsuhidajat R, 2004).

    b. Etiologi

    Menurut Muttaqin dan Sari (2011) penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada

    beberapa faktor lingkungan dan genetik yg menjadi predisposisi terbetuknya karsinoma sel

    ginjal, meliputi hal-hal sebagai berikut.

    1. Merokok

    2. Obesitas. Menjadi faktor risiko, terutama pada wanita, berat badan yang meningkat memiliki

    hubungan liner dengan meningkat kan risiko

    3. Hipertensi. Dikaitkan dengan peningkatan insidencarcinomasel ginjal

    4. Penyakit kritis ginjal pada pasien yang menjalanidialisisginjal gangka panjang. Hal

    inipredisposisi untuk kanker sel ginjal

    5. Transplantasi ginjal. Predisposisi pada penerima transplantasi ginjal

    6. Penyakitsindrom von Hippel-Lindau(VHL) merupakan penyakit bawaan terkait dengan

    karsinoma ginjal

    c. Patofisiologi dan patoflow

    Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun daerahmedulla.

    Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah sekitar ginjal. Tumor ini mempunyai pseudo kapsul

    yang terdiri dari jaringan parenkim yang tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    5/20

    tumor ke daerah luarmenyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik pada

    pemeriksaan USG atau CT scan.

    Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm. Secara makroskopik

    akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena mengandung banyak lemak. Permukaan

    tumor yang lebih kecil tampak homogen sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya

    dengan daerah perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah perifer. (Afif,

    2011)

    Salah satu penyebab utama tumor ginjal adalah merokok, karena didalam rokok terdapat

    zat karsinogen. Karsinogen itu akan menyebabkan kerusakan pada DNAatau bahasa kerennya

    mutasi DNA yang ada pada inti sel. Unit fungsional DNA disebut gen yang terkenal sebagai

    pembawa sifat keturunan. Sebenarnya fungsi DNA ini adalah pengatur semua kehidupan sel.

    DNA yang menentukan struktur dan fungsi sel juga pembelahannya. Kerusakan-kerusakan pada

    DNA akan diperbaiki oleh yang namanya DNA repair mechanism, bila repair ini gagal maka sel

    akan mengalami Apoptosis.Apoptosisini adalah kematian sel dengan cara bunuh diri akibat

    terpapar asap rokok. (Erna. 2008)

    Mutasi ini dapat mengaktivasi gen-gen yang diberi nama oncogenes(dinamakan

    demikian karena aktivasi berlebihan dari gen ini menyebabkan sel akan terus membelah dan

    menjadi kanker) seperti gen RASatau menginkativasi tumoursuppressorgenes(gen yang

    menekan timbulnya tumor jadi kerjanya berlawanan dengan oncogene). Nah banyak bukti telah

    didapatkan bahwa carcinogen dapat secara langsung bereaksi dan menyebabkan perubahan pada

    RAS. (Erna. 2008)

    Karena oncogen seperti RAS teraktivasi akhirnya sel-sel jadi membelah gak karu-karuan,

    dan membentuk sel-sel dengan struktur yang lebih primitif, semaunya sendiri (otonom), tidak

    mematuhi aturan-aturan yang berlaku secara alami, bahkan dengan gampang terlepas. Sel-sel

    yang terlepas paling sering masuk aliran limfe dalam pembuluh limfe, juga darah dan kemudian

    bila dia berhenti pada suatu tempat dia akan berkembang biak disitu menimbulkan yang disebut

    dengan anak sebar (metastases). (Erna. 2008)

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    6/20

    d. Manifestasi Klinis

    Tanda dan gejalanya menurut Nursalam, 2008 yaitu:

    1. Tumor tanpa disertai gejala dan ditemukan pada pemeriksaan fisik secara teratur.

    Saat melakukan palpasi ditemukan massa di daerah abdomen.

    2. Lemah, anemia, BB menurun, dan demam akibat efek sistemik kanker ginjal.

    3. Classical triad (gejala lambat).

    a. Hematuria : intermitten atau terus menerus pada pemeriksaan mikroskopis dan kasat mata.

    b.Nyeri pinggul : distensi kapsul ginjaldan invasi sekitar struktur ginjal.

    e. Komplikasi

    Metastase yang luas ke berbagai organ (Nursalam, 2008)

    f. Diagnosa Banding

    Menurut (Sjamsuhidajat,2004) diagnosa banding tumor ginjal adalah:

    1. Tumor jinak ginjal: pembesaran ginjal karna hidronefrosis bilateraldengan tanda gagal ginjal

    dapat mirip dengan ginjal polikistik, tetapi pada pemeriksaan ultrasonografidapat dibedakan

    dengan mudah.

    2. Tumor ganas ginjal: Diagnosa banding meliputi hidronefrosis,kista ginjal. Danneurobllastoma

    intrarenal. Pada neurostoma, yang juga biasanya ditemukan juga pada anak, tidak kelihat

    kelainan bentukpielum dan kaliks padapielogramintravena,dan kadar ketekolamimeninggi

    g. Pemeriksaan Penunjang

    Menurut Nursalam , 2008:

    1) USG membantu membedakan kista dari tumor ginjal dan digunakan sebagai komplemen untuk

    IVP

    2) MRI bermanfaat sebagai mendeteksi , kategori dan tahap massa ginjal ( bentuk , berat , kondisi)

    Menurut Sjamsuhidajat (2004)

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    7/20

    3) Pemeriksaan urin biasanya menunjukanproteinuria, hematuria, leukosituria,dan

    kadangbakteriuria

    4) Pemeriksaan darah menunjukan uremi, anemia, karnahematuria kronik

    5) Foto polos perut danpielografibiasanya ditemukan pembesaran bayangan ginjal dan

    pendesakan sistempelviokalissehingga bentuk kaliks menjadi mendatar

    daninflundibulumseperti memanjang.

    h. Penatalaksanaan

    1. Penatalaksanaan medis

    Tujuan pengobatan tumor Wilms adalah mengusahakan penyembuhan dengan komplikasi

    dan morbiditas serendah mungkin. Biasanya dianjurkan kombinasi pembedahan, radioterapi dan

    kemoterapi. Dengan terapi kombinasi ini dapat diharapkan hasil yang memuaskan.Jika secara

    klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal disebelah kontra lateral normal,

    dilakukan nefrektomi radikal.

    Pembedahan, nefroktomi radikal di lakukan bila tumor belum melewati garis tengah dan

    belum menginfiltrasi jaringan lain. Pengeluaran kelenjar limfe retroperitoneall total tidak perlu

    dilakukan tetapi biopsi kelenjar di daerah hilus dan paraaorta sebaiknya dilakukan. Pada

    pembedahan perlu diperhatikan ginjal kontralateral karena kemungkinan lesi bilateral cukup

    tinggi. Apabila ditemukan penjalaran tumor ke vena kava, tumor tersebut harus diangkat.

    Radioterapi, tumor Wilms di kenal sebagai tumor yang radiosensitif, tapi radioterapi

    dapat mengganggu pertumbuhan anak dan menimbulkan penyulit jantung, hati dan paru.Karena

    itu radioterapi hanya diberikan pada penderita dengan tumor yang termasuk golongan patologi

    prognosis buruk atau stadium III dan IV. Jika ada sisa tumor pasca bedah juga di berikan

    radioterapi.Radioterapi dapat juga di gunakan untuk metastase ke paru, otak, hepar serta tulang.

    Kemoterapi, tumor Wilms termasuk tumor yang paling peka terhadap obat kemoterapi.

    Prinsip dasar kemoterpai adalah suatu cara penggunaan obat sitostatika yang berkhasiat

    sitotoksik tinggi terhadap sel ganas dan mempunyai efek samping yang rendah terhadap sel yang

    normal.Terapi sitostatika dapat diberikan pra maupun pasca bedah didasarkan penelitian sekitar

    16-32% dari tumor yang mudah ruptur. Biasanya, jika diberikan prabedah selama 4 8 minggu.

    Jadi, tujuan pemberian terapi adalah untuk menurunkan resiko rupture intraoperatif dan

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    8/20

    mengecilkan massa tumor sehingga lebih mudah di reseksi total. Ada lima macam obat

    sitostatika yang terbukti efektif dalam pengobatan tumor Wilms, yaitu : Aktinomisin D,

    Vinkristin, Adriamisin, Cisplatin dan Siklofosfamid. Mekanisme kerja obat tersebut adalah

    menghambat sintesa DNA sehingga pembentukan protein tidak terjadi akibat tidak terbentuknya

    sintesa RNA di sitoplasma kanker, sehingga pembelahan sel-sel kanker tidak terjadi. (Gitayulia,

    2011)

    2. Penatalaksanaan Keperawatan

    a. Pengkajian menurut Nursalam , 2008

    Pengkajian pada pasien tumor ginjal

    DS: melaporkan cemas pada penyakitnya, rasa nyeri, perubahan pola eliminasi

    DO: nyeri saat palpasi di daerah pinggul, wajah meringis, menahan sakit, teraba massa di pinggul saat

    palpasi , kenaikan suhu tubuh.sulit tidur dan istirahat, perubahan tanda vital, penurunan berat

    badan.

    b. Diagnosa , intervensi dan rasional keperawatan

    1. Nyeri b.d spasme otot punggung dan abdomen, peregangan dari terminal saraf

    skunder dari infasi tumor kedalam organ lain, sumbatan aliran urine, massa tumor yang

    menyebabkan peregangan kapsula fibrosa ginjal, bekuan darah massal sel tumor bergerak

    turun melaui ureter. (Muttaqin, 2011)

    13

    Tujuan ::

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri dapat teratasi.

    a) Tingkat kemanan Control nyeri

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    9/20

    b) Nyeri: efek yang

    rusak

    c) Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu mneggunakan tehknik non farmalogi,

    untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan )

    d) Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri

    e) Mampu mengenal nyeri ( skala, intensitas , frekuensi dan tanda nyeri)

    f) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

    g) Tanda vital dalam rentang normal

    Intervensi Rasional

    Pain manajement

    Monitor secara komprehensiftentang nyeri, meliputi lokasi,

    karakteristik, dan onset durasi,frekuensi, kualitas,

    intensitas/beratnya nyeri dan

    faktorfaktor presipitas.

    Anjurkan pasien untuk

    memonitor nyeri sendiri.

    Anjurkan penggunaan

    keterampilan manajemen nyeri(misal: teknik relaksasi, dan

    bimbingan imajinasi)

    Berikan informasi, seperti:

    penyebab, berapa lama terjadi,dan tingkatan pencegahan.

    Observasi cemas, menangis

    gelisah, dan gangguan pola

    tidur.

    Analgenik administration

    Tentukan lokasi, karakteristik,

    kualitas, dan derajat nyeri

    sebelum memberi obat.

    Dapat membantu merelaksasikanketegangan otot yang meningkatkan

    reduksi nyeri atau rasa tidak nyaman

    tersebut.

    Menurunkan gerakan yang dapatmeningkatkan nyeri.

    Memungkinkan pasien untuk

    berpartisipasi secara aktif danmeningkatkan rasa kontrol.

    Informasi memberikan data dasar

    untuk mengevaluasi kebutuhan atau

    keefektifan intervensi.

    14

    Petunjuk nonverbal ini dapat

    mengindikasikan adanya derajat nyeri

    yang dialami.

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    10/20

    Catat karakteristik nyeri.

    Monitor keluhan nyeri,perhatikan lokasi, lamanya,

    dan intensitas (skala 010).

    Tentukan pilihan analgesik

    tergantung tipe dan beratnyanyeri.

    Dapat membantu menghilangkan

    spasme/nyeri otot atau untuk

    menghilangkan ansietas danmeningkatkan istirahat.

    Perubahan berat/lamanya dapat

    mengindikasikan kemajuan proses

    penyakit/terjadinya komplikasi.

    Membantu dalam mengidentifikasi

    derajat ketidaknyamanan dan

    kebutuhan untuk/keefektifan

    analgesik.

    Analgesia dikontrol pasien sehinggapemberian obat tepat waktu, dan dapat

    mencegah nyeri.

    2. Hipertermi b.d peningkatan laju metabolisme sekunder dari respons sistemik metastasis kanker

    ginjal ke organ lain. (Muttaqin, 2011)

    NOC: Thermolegulation

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu tubuh, nadi dan RR normal.

    15

    Kriteria hasil:

    a) Suhu tubuh dalam rentang normal.

    b) Nadi dan RR dalam rentang normal.

    c) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman.

    (NIC & NOC, 2007 2008)

    Intervensi Rasional

    Berikan kompres pada pasien.

    Tingkatkan sirkulasi udara.

    Dapat membantu mengurangi

    demam.

    Suhu ruangan/jumlah selimut harus

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    11/20

    Berikan antipiretik.

    Selimuti pasien.

    (NIC & NOC, 2007 2008)

    diubah untuk mempertahankan suhu

    mendekati normal.

    Untuk mengurangi demam.

    Digunakan untuk mengurangidemam umumnya lebih besar dari

    39,540 derajat celcius.

    (Doenges, 1999)

    3. Gangguan pemenuhan eliminasi urine b.d retensi urine, efek sekunder dari

    obstruksi saluran kemih dari tumor ginjal. (Muttaqin, 2011)

    Tujuan:

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pengeluaran urine normal.

    Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.

    Kriteria hasil:

    a)

    16

    Mampu mengosongkan kandung kemih.

    b) Mampu mengontrol pengeluaran urine.

    intervensi Rasional

    Observasi dan catatjumlah/frekuensi berkemih.

    Lakukan palpasi terhadap

    adanya distensi kandung

    kemih.

    Tingkatkan pemberian cairan.

    Berikan stimulasi terhadap

    pengosongan urine dengan

    mengalirkan air, letakkan airhangat dan dingin secara

    bergantian pada daerah

    Menentukan apakah kantung kemihdikosongkan dan saat kapan intrvensi

    itu diperlukan.

    Dapat menandakan adanya retensi

    urine.

    Mempertahankan fungsi ginjal.

    Meningkatkan proses perkemihan

    dengan merelaksasikan sfingter urine.

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    12/20

    suprapubis, letakkan tangan

    dalam air hangat sesuai

    kebutuhan.

    2.2 Tumor Vessica Urinaria

    a. Pengertian

    Tumor vessika urinaria adalah pertumbuhan sel yang terjadi terus menerus dan tak

    terkendali pada kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di atas 50 tahun

    (Nursalam, 2008).

    Tumor kandung kemih adalah suatu inflamasi sel-sel di dinding atau di dalam lapisan

    kandung kemih (Muttaqin, 2011).

    Tumor ganas kandung kemih sekitar 90% adalah karsinoma sel transisional. Kurang lebih

    10% berupa karsinoma skuamosa dan jarang ssekali adenokarsinoma yang berasal dari jaringan

    urakus. Derajat keganasan ditentukan oleh tingkat diferensiasi dan penetrasi ke dalam dinding

    atau jaringan sekitar kandung kemih. (Sjamsuhidajat, 2004)

    b. Etiologi

    Faktor yang mempengaruhi terjadinya adalah zat karsinogen, baik eksogen dari rokok

    atau bahan kimia maupun endogen dari hasil metabolisme. Penyebab lain diduga akibat

    pemakaian analgetik, sitostatik, dan iritasi kronik oleh batu, sistosomiasis, atau radiasi.

    Perbandingan lelaki dengan perempuan 4:1 (Sjamsuhidajat, 2004).

    Penyebab pasti masih belum diketahui, 80% dari kasus kanker kandung kemih

    berhubungan dengan paparan lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa kanker kandung secara

    potensial dapat dicegah (Muttaqin, 2011).

    Sedangkan menurut Nursalam, 2008 penyebabnya yaitu Infeksi saluran kemih seperti E.

    Collidanproteus spp yang menghasilkan nitrosamine sebagai zat karsinogen selain itu sering

    mengkonsumsi kopi, pemanis buatan yang mengandung sakarin dan siklamat, serta pemakai obat

    obatan siklofosfamid melalui intravesika, fenasetin, opium, dan antituberkulosis INH dalam

    jangka waktu lama.

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    13/20

    c. Patafisiology

    Karsinoma kandung kemih yang masih dini merupakan tumor superfisial. Tumor ini

    lama -kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina propria, otot, dan lemak perivesika yang

    kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitarnya. Tumor dapat menyebar secara limfogen

    maupun hamatogen. Penyebaran limfogen menuju kelenjar limfe, obturator, iliaka eksterna, dan

    iliaka komunis, sedangkan penyebaran hematogen paling sering ke hepar, paru, dan

    tulang(Nursalam, 2008).

    d. Manifestasi Klinis

    Gejala utama adalah hematuria makroskopik atau mikroskopoik, biasanya intermitten,

    dan sering tanpa nyeri. Terdapat gejala iritasi, yakni disuria, tidak dapat menahan kemih,

    danpolakisuria (Sjamsuhidajat, 2004)

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    14/20

    Sedangkan menurut Nursalam, 2008 meskipun sering kali karsinoma kandung kemih

    tanpa disertai gejala disuria, pada karsinoma in situ atau karsinoma yang sudah mengadakan

    infiltrasi luas, tidak jarang terjadi gejala iritasi kandung kemih,

    yaitu disuria,polakisuria,frekuensi, dan urgensi. Hematuria dapat menimbulkan keluhan retensi

    bekuan darah. Keluhan akibat penyakit yang telah lanjut berupa gejala obstruksi saluran kemih

    bagian atas atau edema tungkai, disebabkan adanya penekanan aliran limfe oleh massa tumor

    atau kelenjar limfe yang membesar di daerah pelvis.

    e. Komplikasi

    Komplikasi pembedhan meliputi peredaran dan infeksi, efek samping dari radiasi dapat

    menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan dengan daerah

    metastase penyakit.

    f. Pemeriksaan Penunjang

    Menurut Muttaqin, 2011 pemeriksaan yang dilakukan yaitu:

    1. Laboratorium

    Urinalisis pemeriksaan makroskopis didapatkan adanya darah dalam urine. Pemeriksaan

    mikroskopis menunjukkan sel sel darah merah. Kultur urine untuk mendetksi adanya ISK, Hb

    menurun karena kehilangan darah, infeksi, uremia, leukositosis,Acid phospatasemeningkat,

    ACTH meningkat,Alkaline phosphatasemeningkat, SGPT-SGOT meningkat

    2. USG

    Sebelum pemeriksaan, pasien dipuasakan untuk meminimalkan gas di usus yang dapat

    menghalangi pemeriksaan. Pemeriksaan USG merupakan pemeriksaan yang tidak invasive yang

    dapat menilai bentuk dan kelainan dari buli.

    3. Radiologi

    a) IVP menunjukkan adanya massa pada buli.

    b)Franctionated cystogramadanya invasi tumor dalam dinding buli

    buli.

    c) CT-Scan untuk menilai besar dan letak tumor.

    4. Sistokopi dan Biopsi

    Dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil contoh jaringan untuk

    pemeriksaan mikroskopik.

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    15/20

    Menurut Nursalam, 2008 yaitu:

    5. Palpasi Bimanual

    Palpasi bimanual dikerjakan dengan narkose umum (supaya otot kandung kemih rileks) pada saat

    sebelum dan sesudah intervensi TUR kandung keemih. Jari telunjuk kanan melakukan colok

    dubur atau colok vagina sedangkan tangan kiri melakukan palpasi kandung kemih di daerah

    supra simpisis untuk memperkirakan luasinfiltrasi tumor(Nursalam, 2008).

    6. Pencitraan

    Pemeriksaan IVP dapat mendeteksi adanya tumor kandung kemih berupa Filling defect 6, tumor

    sel transisional yang berada pada ureter atau pielum, dan adanya hidroureter atau muara ureter.

    CT scan atau MRI berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekiranya (Nursalam,

    2008)

    g. Penatalaksanaan

    1. Penatalaksanaan Medis

    Kemoterapi intravesikal atau immunoterapi dianjurkan. Tiopeta, mitomicin, dan

    doksorubinsin adalah agen yang telah digunakan untuk pengobatan intravesikal. (Heri Saputra,

    2010)

    Terapi laser juga sebuah terapi yang mungkin untuk klien dengan lesi kecil. Reseksi

    kandung kemih segmental digunakan untuk tumor besar dan tunggal pada puncak kandung

    kemih atau dinding lateral atau untuk adenokarsinoma.

    Ketika tumor itu incasif atau tidak dapat ditangani atau dikontrol dengan pendekatan yang

    konservatif, sistektomi adalah pengobatan pilihan. Sistektomi sederhana pada seorang pria

    meliputi pengangkatan kandung kemih, prostate dan vesicaurinaria; sedangkan pada seorang

    wanita meliputi pengangkatan kandung kemih dan uretra. Iversi urinarius setelah sistektomi

    dapat dicapai dengan menggunakan sebuah segmen ileum untuk membentuk sebuah salauran

    antara ureter dan abdomen eksternal. Pilihan lain bagi klien mungkin pembentukan reservoir

    ileum kontinen yang tidak membutuhkan apparatus penampungan eksternal. (Heri Saputra, 2010)

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    16/20

    Terapi radiasi untuk kanker kandung kemih sebagai modalitas

    penatalaksanaan tunggal, untuk penyakit invasive yang mempeunyai kemungkinan sembuh rta-

    rata 16-30%, ini lebih rendah daripada penatalaksanaan sistektomi, tetapi radiasi dapat

    digunakan pada klien yang tidak ditangani dengan pembedahan. Tidak ada regimen kemoterapi

    pasti yang telah dianjurkan untuk pengobatan kanker kemih tahap lanjut. (Heri Saputra, 2010)

    2. Penatalaksanaan Keperawatan

    a. Pengkajian menurut Nursalam 2008

    Pemeriksaan khusus pada pola eliminasi:

    1) Adanya hematuria, gejala iritasi saat berkemih, faktor risiko (khususnya riwayat merokok),

    penurunan BB, kelelahan, dan tanda metastase

    2) Bagaimana kemampuan koping dan pengetahuan tentang penyakit, adanya nyeri

    3) Perubahan warna urine contoh kuning pekat, merah, coklat.

    b. Diagnosa , intervensi dan rasional keperawatan

    1. Nyeri b.d inflamasi kandung kemih

    Tujuan:

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri dapat teratasi.

    a. Tingkat kemanan Control nyeri

    b. Nyeri: efek yang

    rusak

    c.

    24

    Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu mneggunakan tehknik non farmalogi, untuk

    mengurangi nyeri, mencari bantuan )

    d. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri

    e. Mampu mengenal nyeri ( skala, intensitas , frekuensi dan tanda nyeri)

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    17/20

    f. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

    g. Tanda vital dalam rentang normal

    Intervensi Rasional

    Monitor derajat nyeri setiap hari

    Monitor faktor yang dapatmeningkatkan nyeri.

    Anjurkan klien untukmenghindari berbagai tindakan

    yang dapat menimbulkan nyeri.

    Ajarkan berbagai teknik distraksi.

    Kolaborasi pemberian analgetik

    Nyeri dapat ditentukan dengan

    menggunakan skala nyeri 1-10. Nyeriyang meningkat mungkin disebabkan

    oleh infeksi kelenjar atau sumbatan

    kelenjar.

    Nyeri dapat meningkatkan karena

    pengaruh infeksi,manifulasi fisik

    terhadap lokasi mata, atau reaksi

    terhadap bahan iritan (salep atau obatdan kosmetik

    meningkatkan kenyaman, mencegahtrauma, dan komplikasi nsekundergangguan mata.

    Distraksi visual seperti membaca,

    menggambar, distraksi auditorikseperti

    mendengar radio, dapat dilakukan untukmengurang nyeri.

    Mengurangi nyeri

    (Tamsuri Anas, 2010)

    2. Gangguan pola eliminasi urine b.d retensi urine, efek sekunder dari obstruksi saluran kemih

    Tujuan:

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pengeluaran urine normal.

    Mengosongkan kandung kemih secara teratur dan tuntas.

    Kriteria hasil:

    c) Mampu mengosongkan kandung kemih.

    d) Mampu mengontrol pengeluaran urine.

    intervensi Rasional

    25 Menentukan apakah kantung kemih

    dikosongkan dan saat kapan intrvensiitu diperlukan.

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    18/20

    Observasi dan catat

    jumlah/frekuensi berkemih.

    Lakukan palpasi terhadap

    adanya distensi kandungkemih.

    Berikan stimulasi terhadap

    pengosongan urine denganmengalirkan air, letakkan air

    hangat dan dingin secara

    bergantian pada daerah

    suprapubis, letakkan tangandalam air hangat sesuai

    kebutuhan.

    Dapat menandakan adanya retensi

    urine.

    Meningkatkan proses perkemihandengan merelaksasikan sfingter urine.

    3.

    26

    Infeksi b.d penurunan imunitas pasca/kemoterapi dan radiasi pasca bedah.

    Tujuan:

    a. Immune status

    b. Knowledge: infection control

    c. Risk control

    Kriteria hasil:

    a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi

    b. Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi

    penularan serta tata laksananya

    c. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi

    d. Jumlah leukosit dalam batas normal

    e. Menunjukkan perilaku hidup sehat

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    19/20

    Intervensi

    Rasional

    Berikan perawatan aseptik dan

    antiseptik, pertahankan teknik cuci

    tangan yang baik.

    Observasi daerah kulit yang

    mengalami perusakan (seperti

    luka, garis jahitan).

    Pantau suhu tubuh secara teratur.

    Berikan perawatan perineal.

    Anjurkan untuk nafas dalam.

    Cara pertama untuk menghindari

    terjadinya infeksi nosokomial.

    Deteksi dini perkembangan infeksimemungkinkan untuk melakukan

    tindakan dengan segera dan

    pencegahan terhadap komplikasi

    selanjutnya.

    Dapat mengindikasikanperkembangan sepsis yang

    selanjutnya. Memerlukan

    evaluasi/tindakan dengan segera.

    Menurunkan kemungkinan terjadinya

    pertumbuhan bakteri atau infeksi yang

    merambah baik.

    Peningkatan mobilisasi danpembersiha sekresi paru untuk

    menurunkan resiko terjadinya

    pneumonia, atelektasis.

  • 5/19/2018 Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan

    20/20

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:

    a. Tumor ginjal adalah tumor padat yang berasal dari urotelium, yaitu karsinoma sel transional atau

    yang berasal dari sel epitel ginjal

    b. Penyebab tumor ginjal yaitu faktor lingkungan dan genetic yang menjadi predisposisi

    terbentuknya tumor sel ginjal

    c. Terjadinya tumor ginjal dimulai dengan pertumbuhan sel yang terus-menerus tanpa batas yang

    disebut tumor. Sehingga tumor makin lama makin besar dan mendesak jaringan sekitarnya. Pada

    saat pertumbuhan sel tersebut berubah kearah yang cepat, saat itulah tumor berubah menjadi

    ganas yang disebut kanker

    d. Manifestasi klinis penyakit tumor ginjal yaitu lemah, anemia, BB menurun, dan demam akibat

    efek sistemik kanker ginjal.

    e. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penyakit tumor ginjal adalah USG, CT-scan atau

    MRI, pemeriksaan darah, dan pemeriksaan urin

    f. Penatalaksanaan penyakit tumor ginjal adalah dilakukan tindakan Nefrektomi ,yaitu mengangkat

    ginjal beserta kapsul Gerota. Masalah keperawatan yang muncul diantaranya

    hipertermi,gangguan eliminasi urin dan nyeri.

    g. Tumor vessika urinaria adalah tumor vessika urinaria adalah pertumbuhan sel yang terjadi terus

    menerus dan tak terkendali pada kandung kemih dan kebanyakan menyerang laki-laki berusia di

    atas 50 tahun