ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN
( GAGAL GINJAL KRONIS )
Menurut Wolf dan Weltzel, proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan
atau tindakan untuk menetapkan, merencanakan, dan melaksanakan pelayanan
keperawatan dalam membantu klien untuk mencapai dan memelihara
kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan
secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan, dan dinamis. (Effendi,
Nasrul. 1995 : 2)
Proses keperawatan tersebut dalam pelaksanaannya harus berkesinambungan,
karena proses keperawatan ini meliputi beberapa tahap yaitu :
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Data Biografi
Perlu dikaji umur, jenis kelamin, dan pekerjaan
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dengan CRF biasanya datang dengan keluhan nyeri pada pinggang, buang
air kecil sedikit, bengkak/edema pada ekstremitas, perut kembung, sesak.
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
Perlu dikaji riwayat pada perkemihan, riwayat penyakit ginjal sebelumnya,
riwayat menggunakan obat-obatan nefrotoksik, kebiasaan diet, nutrisi, riwayat
tidak dapat kencing, penggunaan hormon.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Perlu dikaji riwayat kesehatan keluarga yang dapat mempengaruhi timbulnya
penyakit CRF seperti hipertensi, diabetes mellitus, sistemik lupus eritematosa,
arthritis dan kanker.
3) Pola Aktivitas Sehari-hari
Pada klien CRF pola aktivitas sehari-hari meliputi pola makan sebelum sakit
yang sering dikonsumsi oleh klien yang merupakan faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya CRF seperti makanan yang tinggi natrium, kalium,
kalsium sedangkan pola makan selama sakit biasanya mengalami penurunan
frekuensi dan porsi karena klien mengalami mual. Pada klien dengan CRF harus
dikaji kebiasaan minum yang kurang dari kebutuhannya dan yang dapat
memperberat penyakitnya seperti kopi, teh dan alkohol, selama sakit biasanya
intake dibatasi sesuai output. Eliminasi BAK biasanya ditemukan BAK yang
sedikit sampai ditemukan oliguri sedangkan BAB biasanya tidak ada perubahan
kecuali pada klien dengan penurunan aktivitas. Sebelum sakit biasanya
kebutuhan personal hygiene klien tidak ada perubahan sedangkan selama sakit
personal hygiene klien menjadi terganggu karena adanya kelemahan.
4) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem Pernafasan
Pada klien dengan CRF ditemukan adanya tachipnoe, pernafasan kusmaul,
uremic, halitosis, edema paru dan efusi pleura.
b) Sistem Kardiovaskuler
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya hipertensi, gagal jantung
kongestif, edema pulmoner, perikarditis.
c) Sistem Pencernaan
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya anoreksia, nausea,
vomiting, cegukan, rasa metalik tak sedap pada mulut, ulserasi gusi,
perdarahan gusi/tidak, nyeri ulu hati, distensi abdomen, konstipasi.
d) Sistem Genotiurinaria
Pada klien dengan CRF awal ditemukan adanya poliuri dan nokturi, selanjutnya
berkembang menjado oliguri dan anuri, terdapat proteinuria, hematuria,
perubahan warna urine (kuning pekat, merah, cokelat).
e) Sistem Muskuloskeletal
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan kelemahan otot, kejang otot, nyeri
pada tulang dan fraktur patologis.
f) Sistem Integumen
Penurunan turgor kulit, hiperpigmentasi, pruritis, echimosis, pucat.
g) Sistem Persyarafan
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan letargi, insomnia, nyeri kepala,
tremor, koma.
5) Data Psikososial
Klien dengan CRF biasanya ditemukan adanya rasa takut, marah, cemas,
perasaan bersalah dan kesedihan. Respon emosional pada klien CRF mungkin
disebabkan karena perubahan body image takut akan terjadinya disfungsi
seksual dan ketakutan akan kematian.
6) Data Spiritual
Pada klien dengan CRF biasanya ditemukan ketidakmampuan beribadah seperti
biasa.
7) Data Penunjang
a) Laboratorium
(1) Urine
(a) Volume biasanya oliguri dan anuri
(b) Warna urine keruh, sedimen kotor atau kecokelatan
(c) Berat jenis menurun
(d) Osmolalitas menurun
(e) Klirens kreatinin menurun
(f) Natrium meningkat
(g) Protein meningkat
(2) Darah
(a) Serum kreatinin meningkat
(b) Blood urea nitrogen meningkat
(c) Kadar kalium meningkat
(d) Hematokrit menurun
(e) Hemoglobin menurun
(f) Natrium, kalsium menurun
(g) Magnesium/posfat meningkat
(h) Protein (khususnya albumin menurun)
(i) pH menurun
b) Pyelogram Retrograd menunjukkan abnormalitas pelvis ginjal dan ureter.
c) Arteriogram mengidentifikasi adanya massa
d) Ultrasonoginjal menentukan ukuran ginjal, adanya massa, obstruksi pada
saluran perkemihan bagian atas.
e) EKG mungkin abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam
basa.
b. Analisa
Analisa data merupakan proses berfikir yang meliputi kegiatan pengelompokkan
data dan menginterpretasikan kelompok data tersebut. Kemudian dibandingkan
dengan standar normal sehingga dapat menentukan masalah. Dalam
menganalisa data harus divalidasi kembali setelah itu dikelompokkan ke dalam
data subjektif dan objektif, kemudian diidentifikasi pada masalah dan penyebab.
c. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang jelas tentang masalah klien
dan penyebabnya. Selain itu harus spesifik berfokus pada kebutuhan klien
dengan mengutamakan prioritas dan diagnosa yang muncul harus dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
pada Gangguan Sistem Perkemihan : Gagal Ginjal Kronis ( CRF ) menurut
Marilynn E. Doenges, Barbara Engram, dan Brunner and Suddart adalah sebagai
berikut :
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine,
diet berlebih dan retensi cairan dan natrium.
2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa
mulut.
3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan prosedur dialisa.
5) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan
peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
6) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial,
dan tahanan vaskular sistemik; ketidakseimbangan elektrolit; akumulasi toksin
(urea)
7) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
akumulasi toksin dalam tubuh, edema/dehidrasi, penurunan aktivitas/mobilisasi
8) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang
pengetahuan, sistem pendukung tidak adekuat
2. Perencanaan
Perencanaan adalah merupakan suatu proses kegiatan merencanakan asuhan
keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan klien dan
mengatasi masalah keperawatan. Pada perencanaan mengandung unsur
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dengan melibatkan klien dan
keluarga. Selain itu dalam merencanakan suatu tindakan harus berorientasi
pada tujuan dan sesuai dengan etiologi. Sesuai dengan diagnosa yang
dirumuskan diatas, maka dapat dirumuskan pula tujuan dan intervensi
keperawatan, yaitu :
1) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan keluaran urine,
diet berlebih dan retensi cairan dan natrium.
Tujuan : Mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan.
Hasil yang diharapkan :
- Menunjukkan perubahan-perubahan berat badan badan yang lambat
- Mempertahankan pembatasan diet dan cairan
- Menunjukkan turgor kulit normal tanpa edema
- Menunjukkan tanda-tanda vita normal
- Menunjukkan tidak adanya distensi vena leher
- Melaporkan adanya kemudahan dalam bernafas atau tidak terjadi napas
pendek
- Melakukan hygiene oral dengan sering
- Melaporkan penurunan rasa haus
- Melaporkan berkurangnya kekeringan pada membran mukosa mulut
2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa
mulut.
Tujuan : Mempertahankan masukan nutrisi yang adekuat
Hasil yang diharapkan :
- Mengkonsumsi protein yang mengandung nilai biologis tinggi
- Memilih makanan yang menimbulkan nafsu makan dalam batasan diet
- Mengkonsumsi makanan tinggi kalori dalam batasan diet
- Mematuhi medikasi sesuai jadwal untuk mengatasi anoreksia dan tidak
menimbulkan rasa kenyang
- Menjelaskan dengan kata-kata sendiri rasional pembatasan diet dan
hubungannya dengan kadar kreatinin dan urea
- Mengkonsulkan daftar makanan yang dapat diterima
- Melaporkan peningkatan nafsu makan
- Menunjukkan tidak adanya perlambatan atau penurunan berat badan yang
cepat
- Menunjukkan turgor kulit yang normal tanpa edema, kadar albumin plasma
dapat diterima
3) Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan.
Tujuan : Meningkatkan pengetahuan mengenai kondisi dan penanganan yang
bersangkutan
Hasil yang diharapkan :
- Menyatakan hubungan antara penyebab ginjal dan konsekuensinya
- Menjelaskan pembatasan cairan dan diet sehubungan dengan kegagalan
regulasi ginjal
- Menyatakan hubungan antara gagal ginjal dengan kebutuhan penanganan
menggunakan kata-kata sendiri
- Menanyakan tentang pilihan terapi, yang merupakan petunjuk kesiapan
belajar
- Menyatakan rencana untuk melanjutkan kehidupan normalnya sedapat
mungkin
- Menggunakan informasi dan instruksi tertulis untuk mengklarifikasi pertanyaan
dan mencari informasi tambahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produk
sampah dan prosedur dialisa.
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi
Hasil yang diharapkan :
- Berpartisipasi dalam meningkatkan tingkat aktivitas dan latihan
- Melaporkan peningkatan rasa sejahtera
- Melakukan istirahat dan aktivitas secara bergantian
- Berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri yang dipilih
5) Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan
peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.
Tujuan : Memperbaiki konsep diri
Hasil yang diharapkan :
- Mengidentifikasi pola koping terdahulu yang efektif dan pada saat ini tidak
mungkin lagi digunakan akibat penyakit dan penanganan (pemakaian alkohol
dan obat-obatan; penggunaan tenaga yang berlebihan)
- Pasien dan keluarga mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan dan
reaksinya terhadap penyakit dan perubahan hidup yang diperlukan
- Mencari konseling profesional, jika perlu, untuk menghadapi perubahan akibat
gagal ginjal
- Melaporkan kepuasan dengan metode ekspresi seksual
6) Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
ketidakseimbangan cairan mempengaruhi volume sirkulasi, kerja miokardial,
dan tahanan vaskular sistemik; ketidakseimbangan elektrolit; akumulasi toksin
(urea)
Tujuan : Mempertahankan curah jantung
Hasil yang diharapkan :
- Tekanan darah dan frekuensi jantung dalam batas normal
- Nadi perifer kuat dan sama dengan waktu pengisian kapiler
7) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
akumulasi toksin dalam tubuh, edema/dehidrasi, penurunan aktivitas/mobilisasi
Hasil yang diharapkan :
- Mempertahankan kulit utuh
- Menunjukkan perilaku/teknik untuk mencegah kerusakan /cedera kulit
8) Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang
pengetahuan, sistem pendukung tidak adekuat
Hasil yang diharapkan :
- Mendemonstrasikan keinginan untuk mengikuti program terapeutik perawatan
di rumah yang dianjurkan
- Mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, mendemonstrasikan
kemampuan untuk merawat sisi akses vaskuler
3. Pelaksanaan
Implementasi atau pelaksanaan merupakan perwujudan dari rencana yang
sudah dibuat sendiri dengan masing-masing diagnosa keperawatan, yang
sesuai dengan sarana dan prasarana yang ada. Perawat menerapkan
keterampilan, sikap, dan pengetahuannya sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Pelaksanaan dilaksanakan sesuai dengan masalah yang muncul, dapat bersifat
dependen maupun kolaboratif. Adapun pelaksanaan harus memperhatikan :
a. Sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
b. Sesuai dengan prioritas tindakan.
c. Pencatatan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah baik dan benar serta dengan
menggunakan kata kerja.
d. Mencantumkan paraf/nama jelas dan waktu pelaksanaan tindakan.
4. Evaluasi
Tahap Evaluasi atau tahap penilaian adalah perbandingan yang sistematis dan
terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien dan
tenaga kesehatan lainnya. (Effendi, 1995 : 40)
Evaluasi dikategorikan sebagai formatif dan sumatif. Evaluasi formatif terjadi
secara periodik selama pemberian perawatan; sedangkan evaluasi sumatif
terjadi pada akhir aktivitas, seperti : di akhir penerimaan, pemulangan atau
pemindahan ke tempat lain, atau di akhir kerangka waktu tertentu, seperti di
akhir sesi penyuluhan.
Top Related