Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

5
AMAZON MP3 CLIPS Arday Albagaz Lihat profil lengkapku MENGENAI SAYA 0 Bagikan Bagikan Lainnya Blog Berikut»

description

Hipoglikemia

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

4/21/13 LP dan Askep: Asuhan Keperawatan pada Klien Hipoglikemia

ardayalbagaz.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 1/5

HIDUP Adalah PERJUANGAN

Maka Persiapkan Diri Untuk Menghadapi Kesulitan

LP dan AskepLP dan Askep

SABTU, 07 JULI 2012

Asuhan Keperawatan pada Klien Hipoglikemia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal-rendah) terjadi kalau kadar glukosa turun di bawah 50

hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat

oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang berat. Pada

hipoglikemia berat (kadar glukosa darah hingga di bawah 10 mg/dl), dapat terjadi serangan kejang

bahkan dapat terjadi koma (koma hipoglikemik).

Pada sebagian besar kasus koma hipoglikemik yang ditemukan di tempat pelayanan kesehatan umum

(klinik/RS) penyebab utamanya adalah karena terapi pemberian insulin pada pasien penderita diabetes

mellitus. Pada penelitian survey yang dilakukan oleh Department of Neurology and Neurological

Sciences, and Program in Neurosciences, Stanford University School of Medicine,terdapat setidaknya

93,2% penyebab masuknya seseorang dengan gejala koma hipoglikemik adalah mereka yang menderita

diabetes mellitus dan telah menjalani terapi pemberian insulin pada rentang waktu sekitar 1,5 tahunan.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan

gejala serta penanganan kegawat daruratan pada HIPOGLIKEMIA.

C. Sistematika Penulisan

Pada penulisan makalah ini dibagi dalam tiga bab, setiap bab diuraikan secara singkat dan dalam bentuk

makalah yakni :Bab satu terdiri dari pendahuluan yang berisikan latar belakang, tujuan penulisan, dan

sistematika penulisan. Bab dua terdiri dari konsep dasar keperawatan dan asuhan keperawatan gawat

darurat. Dan bab tiga berisi kesimpulan dan saran-saran.

BAB II

ISI

A. KONSEP DASAR TEORI

1 Pengertian

Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang mengancam, sebagai akibat dari

menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Adapun batasan hipoglikemia adalah:

• Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60 mg/dl

• Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun mendadak, misalnya dari 400 mg/dl

menjadi 150 mg/dl

• Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl

• Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 – 5 jam sesudah makan

2. Anatomi Fisiologi

1. Pengaturan Kadar Glukosa Darah

▼ 2012 (13)

▼ Juli (13)

LaporanPendahuluanKebutuhanDasar Cairandan Ele...

LaporanPendahuluanKebutuhanRasa AmandanNyaman...

LP KDMGANGGUANNUTRISI:KETIDAKSEIMBANGANNUTRISI...

LAPORANPENDAHULUANKEBUTUHANELIMINASIBAK

ASKEP PADAPASIENDENGANRETENSIOURINE

ASUHANKEPERAWATAN PADAPASIENTERMINAL

Askep padaPasiendenganKeracunanPestisida

PengkajianKeperawatan

Askep padaKlien Fraktur

AsuhanKeperawatanpada KlienHipoglikemia

Askep danLaporanPendahuluanPasiendengan

ARSIP BLOG AMAZON MP3 CLIPS

Arday Albagaz

Lihat profil lengkapku

MENGENAI SAYA

0BagikanBagikan Lainnya Blog Berikut»

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

4/21/13 LP dan Askep: Asuhan Keperawatan pada Klien Hipoglikemia

ardayalbagaz.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 2/5

Peristiwa glukoneogenesis berperan penting dalam penyediaan energi bagi kebutuhan tubuh, khususnya

sistem saraf dan peredaran darah (eritrosit). Kegagalan glukoneogenesis berakibat FATAL, yaitu

terjadinya DISFUNGSI OTAK yang berakibat KOMA dan kematian. Hal ini terjadi bilamana kadar glukosa

darah berada di bawah nilai kritis. Nilai normal laboratoris dari glukosa dalam darah ialah : 65 – 110 ml/dL

atau 3.6 – 6.1 mmol/L. Setelah penyerapan makanan kadar glukosa darah pada manusia berkisar antara

4.5 – 5.5 mmol/L. Jika orang tersebut makan karbohidrat kadarnya akan naik menjadi sekitar 6.5 – 7.2

mmol/L. Saat puasa kadar glukosa darah turun berkisar 3.3 – 3.9 mmol/L.

Pengaturan kadar glukosa darah dilakukan melalui mekanisme metabolik dan hormonal. pengaturan

tersebut termasuk bagian dari homeostatik. Aktivitas metabolik yang mengatur kadar glukosa darah

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain : (1) Mutu dan Jumlah Glikolisis dan glukoneogenesis, (2)

Aktivitas enzim-enzim, seperti glukokinase dan heksokinase.hormon penting yang memainkan peranan

sentral dalam pengaturan kadar glukosa darah adalah insulin. insulin dihasilkan dari sel-sel b dari pulau-

pulau langerhans pankreas dan disekresikan langsung ke dalam darah sebagai reaksi langsung bila

keadaan hiperglikemia.

Proses pelepasan insulin dari sel B pulau Langerhans Pankreas dijelaskan sebagi berikut :

• Glukosa dengan bebas dapat memasuki sel-sel B Langerhans karena adanya Transporter glut 2.

glukosa kemudian difosforilasi oleh enzim glukokinase yang kadarnya tinggi. Konsentrasi glukosa darah

mempengaruhi kecepatan pembentukan ATP dari proses glikolisis, glukoneogenesis, siklus Kreb dan

Electron Transport System di mitokondria.

• Peningkatan produksi ATP akan menghambat pompa kalium ( K+ pump) sehingga membran sel-sel B

mengalami depolarisasi sehingga ion-ion Kalsium ( Ca2+ ) masuk ke dalam membran dan mendorong

terjadinya eksositosis insulin. Selanjutnya insulin dibawa darah dan mengubah glukosa yang kadarnya

tinggi menjadi glikogen.

• Enzim yang kerjanya berlawanan dengan insulin adalah glukagon. glukoagon dihasilkan oleh sel-sel a

langerhans pankreas. sekresi hormon ini distimulasi oleh keadaan hipoglikemia. bila glukoagon yang

dibawa darah sampai di hepar maka akan mengaktifkan kerja enzim fosforilase sehingga mendorong

terjadinya glukoneogenesis.

2. Otak Mengatur Asupan Makanan

2. Etiologi

1. Hipoglikemia pada DM stadium mellitus (DM)

2. Hipoglikemia dalam rangka pengobatan

a. penggunaan insulin

b. penggunaan sulfonylurea

c. bayi yang lahir dari ibu pasien DM

3. Hipoglikemia yang tidak berkaitan dengan DM

a. hiperinsulinisme alimenter paska gastrektomi

b. insulinoma

c. penyakit hati berat

d. tumor ekstrapan kreatik: vibrosarkoma, karsinoma ginjal

e. hipopituitarisme

3. Faktor predisposisi

Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia pada pasien yang mendapat pengobatan insulin atau

sulfonilutea.

1) factor-faktor yang berkaitan dengan pasien

• pengurangan atau keterlambatan makan

• kesalahan dosis obat

• pelatihan jasmani yang berlebihan

• perubahan tempat penyuntikan insulin

• penurunan kebutuhan insulin

• hari-hari pertama persalinan

• penyakit hati berat

• gastroparesis diabetic

2) factor yang berkaitan dengan dokter

• pengendalian gula darah yang tepat

• pemberian obat obat yang mempnyai potensi hipoglikemik

• penggantian jenis insulin

4. Patofisologi

Ketergantungan otak setiap saat pada glukosa yang disuplai oleh sirkulasi diakibatkan oleh ketidak

mampuan otak untuk membakar asam lemak berantai panjang, kurangnya simpanan glukosa sebagai

glikogen didalam otak orang dewasa, dan ketidak tersediaan keton dalam fase makan atau posabsorbtif.

- Puasa / intake kurang

- Glikogenolisis

- Deficit glikogen pada hepar

- Gula darah menurun < 60 mg/dl

- Penurunan nutrisi jaringan otak

- Respon SSP

- Respon Otak Respon Vegetatif

- Kortek serebri Pelepasan norepinefrin &

kurang suplai energi ( < 50mg/dl) adrenalin

- Kekaburan yang dirasa dikepala Takikardia, pucat, gemetar,

Sulit konsentrasi / berfikir berkeringat

Gemetar

- Kepala terasa melayang Tidak sadar

Gangguan proses berfikir Stupor, kejang, koma

Vertig...

LaporanPendahuluanKebutuhanDasarOksigenasi

Jenis ObatYang SeringDigunakan DiRumah Sakit

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

4/21/13 LP dan Askep: Asuhan Keperawatan pada Klien Hipoglikemia

ardayalbagaz.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 3/5

5. Manifestasi Klinis

Gejala gejala hipoglikemia terdiri dari dua fase,yaitu :

a. Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga hormon epinefrin di

lepaskan.Gejala awal ini merupakan peringatan karna saat itu pasien masih sadar sehingga dapat di

ambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.

b. Fase II,gejala-gejala yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak , karna itu dinamakan gejala

neurologis.

Penelitian pada orang bukan diabetes menunjukan adanya gangguan fungsi otak yang lebih awal dari

Fase I dan dinamakan Fungsi otak subliminal.Disamping gejala peringatan dan neurologis,kadang-

kadang hipoglikemia menunjukan gejala yang tidak khas.

Kadang-kadang gejala fase adrenergic tidak muncul dan pasien langsung jatuh pada Fase gangguan

fungsi otak.Terdapat dua jenis hilangnya kewaspadaan yaitu akut dan kronik.Yang akut misalnya pada

pasien DMTT dengan glukosa darah terkontrol sangat ketat mendekati normal,adanya neuropati autonom

pada pasien yang sudah lama menderita DM dan penggunaan bloker yang nonselektif.Kehilangan

kewaspadaan yang kronik biasanya ireversibel dan dianggap merupakan komplikasi DM yang serius.

Sebagai dasar diagnosis dapat digunakan trias Whipple yaitu hipoglikemia dengan gejala-gejala saraf

pusat ; kadar glukosa kurang dari 50mg% dan gejala akan menghilang dengan pemberian glukosa.

Faktor-faktor yang dap[at menimbulkan hipoglikemi berat dan berkepanjangan adalah sekresi hormon

glucagon dan adrenalin ( pasien telah lama menderita DM ) ,adanya antibody terhadap insulin,blockade

farmakologik,dan pemberian obat sulfonylurea.

6. Penatalaksanaan

• Glukosa darah diarahkan kekadar glukosa puasa : 120 mg/dl

• Dengan rumus 3 – 2 – 1

Hipoglikemi:

• Pisang / roti / karbohidrat lain, bila gagal

• Teh gula, bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.

Koma hipoglikemi:

• Injeksi glukosa 40% iv 25 ml infus glukosa 10%, bila belum sadar dapat diulang setiap ½ jam sampai

sadar (maksimum 6 x) bila gagal

• Injeksi efedrin bila tidak ada kontra indikasi jantung dll 25 – 50 mg atau injeksi glukagon 1 mg/im, setelah

gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas bertahap dengan glukosa 5% stop.

7. Fokus Pengkajian

1. Data dasar yang perlu dikaji adalah :

a. Keluhan utama : sering tidak jelas tetapi bisanya simptomatis, dan lebih sering hipoglikemi merupakan

diagnose sekunder yang menyertai keluhan lain sebelumnya seperti asfiksia, kejang, sepsis.

b. Riwayat :

• ANC

• Perinatal

• Post natal

• Imunisasi

• Diabetes melitus pada orang tua/ keluarga

• Pemakaian parenteral nutrition

• Sepsis

• Enteral feeding

• Pemakaian Corticosteroid therapy

• Ibu yang memakai atau ketergantungan narkotika

• Kanker

2. Data focus

a. Data Subyektif:

• Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas

• Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin

• Rasa lapar (bayi sering nangis)

• Nyeri kepala

• Sering menguap

• Irritabel

b. Data obyektif:

• Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,

• Hight—pitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas cepat irreguler, keringat dingin,

mata berputar-putar, menolak makan dan koma

• Plasma glukosa < 50 gr/%

3. Diagnose dan Rencana Keperawatan

1) Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental,

gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi

Rencana tindakan:

• Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan

• Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab

• Monitor vital sign

• Monitor kesadaran

• Monitor tanda gugup, irritabilitas

• Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12

• Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.

• Cek BB setiap hari

• Cek tanda-tanda infeksi

• Hindari terjadinya hipotermi

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

4/21/13 LP dan Askep: Asuhan Keperawatan pada Klien Hipoglikemia

ardayalbagaz.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 4/5

• Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV

• Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

2) Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh

Rencana tindakan:

• Lakukan prosedur perawatan tangan sebelum dan setelah tindakan

• Pastikan setiap benda yang dipakai kontak dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril

• Cegah kontak dengan petugas atau pihak lain yang menderita infeksi saluran nafas.

• Perhatikan kondisi feces bayi

• Anjurkan keluarga agar mengikuti prosedur septik aseptik.

• Berikan antibiotik sebagai profolaksis sesuai dengan order.

• Lakukan pemeriksaan DL, UL, FL secara teratur.

3) Resiko Ggn Keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan peningkatan pengeluaran

keringat

• Cek intake dan output

• Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan bayi /kg BB/24 jam

• Cek turgor kulit bayi

• Kaji intoleransi minum bayi

• Jika mengisap sudah baik anjurkan pemberian ASI

4) Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan hipoglikemi pada otot

• Bantu pemenihan kebutuhan sehari-hari

• Lakukan fisiotherapi

B. ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1. Pengkajian

1) Airway

Tidak ada gangguan

2) Breathing

Merasa kekurangan oksige dan napas tersengal-sengal

3) Circulation

Kebas,kesemutan di bagian ekstremitas,keringat dingin,hipotermi, dan penurunan kesadaran

2. Diagnosa dan Intervensi

1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan hipoksia jaringan, ditandai dengan peningkatan TIK,

nekrosis jaringan, pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan oedema

Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1

jam.

Kriteria hasil :

• tidak ada tanda – tanda peningkatan TIK

• Tanda – tanda vital dalam batas normal

• Tidak adanya penurunan kesadaran

Intervensi

a. Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan

perfusi dan potensial peningkatan TIK

b. Catat status neurologi secara teratur, bandingkan dengan nilai standart

c. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana

d. Pantau tekanan darah

e. Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman pnglihatan dan penglihatan kabur

f. Pantau suhu lingkungan

g. Pantau intake, output, turgor

h. Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk,muntah

i. Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai

j. tinggikan kepala 15-45 derajat

k. Berikan oksigen sesuai indikasi

l. Berikan obat sesuai indikasi

2) Resiko komplikasi berhubungan dengan kadar glukosa plasma yang rendah seperti, gangguan mental,

gangguan perkembangan otak, gangguan fungsi saraf otonom, koma hipoglikemi

Rencana tindakan:

• Cek serum glukosa sebelum dan setelah makan

• Monitor : kadar glukosa, pucat, keringat dingin, kulit yang lembab

• Monitor vital sign

• Monitor kesadaran

• Monitor tanda gugup, irritabilitas

• Lakukan pemberian susu manis peroral 20 cc X 12

• Analisis kondisi lingkungan yang berpotensi menimbulkan hipoglikemi.

• Cek BB setiap hari

• Cek tanda-tanda infeksi

• Hindari terjadinya hipotermi

• Lakukan kolaborasi pemberian Dex 15 % IV

• Lakukan kolaborasi pemberian O2 1 lt – 2 lt /menit

3) Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan

Tujuan ola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam

Kriteria hasil:

• RR 16-24 x permenit

• Ekspansi dada normal

• Sesak nafas hilang / berkurang

• Tidak suara nafas abnormal

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Hipoglikemia

4/21/13 LP dan Askep: Asuhan Keperawatan pada Klien Hipoglikemia

ardayalbagaz.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien.html 5/5

My Widget

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Diposkan oleh Arday Albagaz di 20.21.00

Intervensi :

• Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.

• Auskultasi bunyi nafas.

• Pantau penurunan bunyi nafas.

• Berikan posisi yang nyaman : semi fowler

• Berikan instruksi untuk latihan nafas dalaM

• Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan

• Berikan oksigenasi sesuai advis

• Berikan obat sesuai indikasi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah Hipoglikemia merupakan salah satu kegawatan diabetic yang

mengancam, sebagai akibat dari menurunnya kadar glukosa darah < 60 mg/dl. Tanda dan gejala

hipoglikemia terdiri dari Fase I,gejala –gejala akibat aktivasi pusat autonom di hipotalamus sehingga

hormon epinefrin di lepaskan.Gejala awal ini merupakan peringatan karna saat itu pasien masih sadar

sehingga dapat di ambil tindakan yang perlu untuk mengatasi hipoglikemia lanjut.Fase II,gejala-gejala

yang terjadi akibat mulai terganggunya fungsi otak , karna itu dinamakan gejala neurologis.

Pengkajian khusus paha hipoglikemia adalah Airway: Tidak ada gangguan; Breathing: Merasa

kekurangan oksige dan napas tersengal-sengal dan Circulation: Kebas,kesemutan di bagian

ekstremitas,keringat dingin,hipotermi, dan penurunan kesadaran

B. Saran

Untuk memudahkan pemberian tindakan keperawatan dalam keadaan darurat secara cepat dan tepat,

mungkin perlu dilakukan prosedur tetap/protokol yang dapat digunakan setiap hari. Bila memungkinkan ,

sangat tepat apabila pada setiap unit keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang di perlukan baik

untuk perawat maupun untuk klien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito (1997), L.J Nursing Diagnosis, Lippincott , New Yor

Marino (1991), ICU Book, Lea & Febiger, London

Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak, EGC, Jakarta

Suparman (1988), Ilmu Penyakit Dalam , Universitas Indonesia, Jakarta.

Wong and Whaley (1996) Peiatric Nursing ; Clinical Manual, Morsby, Philadelpia

Waspadji S. Kegawatan pada diabetes melitus. Dalam: Prosiding simposium: penatalaksanaan

kedaruratan di bidang ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit

Dalam FKUI; 2000. hal.83-4.

Rekomendasikan ini di Google

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan Pratinjau

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.