Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

31
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru-paru (bronchogenic carcinoma) merupakan penyebab tertinggi penyakit didunia, umumnya prognosisnya dengan buruk. Kanker paru-paru biasanya tidak dapat diobati, pengobatan mungkin hanya dengan jalan pembedahan, diman sekitar 13% dari pasien dari pembedahan mampu bertahan sekitar 5 tahun. Metastasis penyakit biasanya timbul, dan hanya 16% yang penyakitnya dapat dilokalisasi pada saat diagnosis (boring, 1994). Dikarenakan terjadinya metastasis, maka penatalaksanaan medis kanker paru-paru ditujukan untuk mengatasi gejala (paliatif) dibandingkan dengan penyembuhan (kuratif). Diperkirakan 85% dari kanker paru-paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu, pencegahan yang paling baik adalah jangan memulai merokok. Kanker paru adalah pembunuh nomer satu diantara pria di USA. Namun begitu, kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita dibanding pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling umum kematian pada wanita. Pada hamper 70% pasien kanker paru mengalami penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Sebagai akibat, angka survifal pasien kanker paru adalah rendah.

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker paru-paru (bronchogenic carcinoma) merupakan penyebab tertinggi

penyakit didunia, umumnya prognosisnya dengan buruk. Kanker paru-paru biasanya

tidak dapat diobati, pengobatan mungkin hanya dengan jalan pembedahan, diman

sekitar 13% dari pasien dari pembedahan mampu bertahan sekitar 5 tahun. Metastasis

penyakit biasanya timbul, dan hanya 16% yang penyakitnya dapat dilokalisasi pada

saat diagnosis (boring, 1994). Dikarenakan terjadinya metastasis, maka

penatalaksanaan medis kanker paru-paru ditujukan untuk mengatasi gejala (paliatif)

dibandingkan dengan penyembuhan (kuratif). Diperkirakan 85% dari kanker paru-

paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu, pencegahan yang paling baik adalah

jangan memulai merokok.

Kanker paru adalah pembunuh nomer satu diantara pria di USA. Namun

begitu, kanker paru ini meningkat dengan angka yang lebih besar pada wanita

dibanding pada pria dan sekarang melebihi kanker payudara sebagai penyebab paling

umum kematian pada wanita. Pada hamper 70% pasien kanker paru mengalami

penyebaran ketempat limfatik regional dan tempat lain pada saat didiagnosis. Sebagai

akibat, angka survifal pasien kanker paru adalah rendah. Bukti-bukti menunjukan

pada pasinoma cenderung untuk timbul ditempat jaringan paru sebelumnya

(tibercolosis, vibrosis) dalam paru. Kebanyakan kasus kanker paru dapat dicegah jika

merokok dihilangkan.

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang penyakit kanker paru paru pada manusia

1.2.2 Tujuan Khusus

1) Mampu memahami dan mengindentifikasi penyakit kanker paru paru pada

manusia

2) Mampu melakukan pengkajian pada klien penderita kanker paru paru

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

3) Mampu merumuskan diaganosa keperawatan pada klien penderita kanker

paru paru

4) Mampu menyusun rencana / intervensi keperawatan pada klien penderita

kanker paru paru.

5) Mampu mengaplikasikan tindakan nyata / implementasi pada klien

penderita kanker paru paru

6) Mampu menilai / mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana anatomi dan fisiologi paru paru pada manusia?

2. Apakah definisi dari kanker paru?

3. Apakah penyebab dari kanker paru?

4. Bagaimana manifestasi klinis dari kanker paru?

5. Bagaimana patofisiologi dari kanker paru?

6. Pemeriksaan diagnostic apa sajakah yang dapat mendeteksi timbulnya

penyakit kanker paru?

7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari kanker paru?

8. Bagaimanakah pengkajiannya kepada klien?

9. Asuhan keperawatan apa yang diberikan dalam menangani klien penderita

kanker paru?

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Anatomi Fisiologi Paru Paru

Paru paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari

gelembung gelembung (alveoli). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel epitel dan sel

endotel. Pada lapisan permukaan alveoli inilah terjadi pertukaran udara, O2 masuk ke

dalam darah dan CO2 dikeluarkan dari darah.

Paru paru terletak pada rongga dada. Pada bagian tengah terdapat hilus. Pada

bagian mediastinum depan terletak jantung. Paru paru ini dibungkus oleh selaput yang

bernama selaput pleura. Selaput pleura dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pleura visceral yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru paru.

2. Pleura parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara

kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura.

Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara sehingga paru paru dapat

berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk

melumasi permukaan pleura, menghindarkan gesekan antara paru paru dan dinding

dada.

Paru paru dibagi menjadi dua bagian, yaitu :

1. Paru paru kanan, terdiri dari 3 lobus. Lobus pulmo dekstra superior, lobus

media dan lobus pulmo dekstra inferior.

2. Paru paru kiri terdiri dari 2 lobus, yaitu : lobus pulmo sinistra superior dan

inferior. Tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segment.

Paru paru kiri mempunyai 10 segment yaitu 5 segment pada lobus superior

dan 5 segment pada lobus inferior. Sedangkan paru paru kanan mempunyai 5 segment

pada lobus superior, 2 segment pada lobus medialis dan 3 segment pada lobus

inferior. Tiap segmen ini masih terbagi lagi menjadi belahan belahan yang bernama

lobulus. Tiap lobulus terdapat sebua bronkiolus. Bronkiolus bercabang cabang banyak

sekali , cabang cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada

alveolus.

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Pernapasan melalui paru paru adalah dimana oksigen diambil melalui hidung

saat bernapas dan oksigen masuk melalui trakea sampai ke alveoli dan berhubungan

dengan darah dalam kapiler pulmonar. Kemudian alveoli memisahkan oksigen dari

darah. Oksigen menembus membrane, diambil oleh sel darah merah lalu dibawa ke

jantung. Dari jantung dipompakan ke seluruh tubuh. Di dalam paru paru

karbondioksida merupakan hasil buangan. Karbondioksida ini menembus membrane

alveoli, dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa bronkus dan berakhir sampai pada

hidung.

Paru paru dibentuk oleh struktur berikut :

1. Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru

paru untuk diisi oksigen.

2. Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru paru ke

jantung.

3. Bronkus, merupakan jalan udara utama

4. Arteri bronkialis, keluar dari aorta dan menghantarkan darah arteri ke jaringan

paru paru

5. Vena bronkialis, mengembalikan sebagian darah dari paru paru ke vena kava

superior.

6. Pembuluh limfe

7. Persarafan

8. Kelenjar limfe.

Parenkim paru paru merupakan area yang aktif bekerja dari jaringan paru paru.

Parenkim tersebut mengandung berjuta juta unit alveolus. Alveoli merupakan kantong

udara yang berukuran sangat kecil, dan merupakan akhir dari bronkiolus respiratorius

sehingga memungkinkan pertukaran O2 dan CO2. Seluruh dari unit alveoli (zona

respirasi) tediri atas bronkiolus respiratorius, duktus alveolus dan alveolar sacs

(kantong alveolus). Fungsi utama dari unit alveolus adalah pertukaran O2 dan CO2

diantara kapiler pulmoner dan alveoli. Diperkirakan terdapat 24 juta alveoli pada bayi

yang baru lahir. Seiring dengan pertambahan usia jumlah alveoli pun bertambah dan

akan mencapai jumlah yang sama dengan orang dewasa pada usia 8 tahun, yakni 300

juta alveoli.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga thoraks menjadi dua

bagian . Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur thoraks

kecuali paru paru terletak antara kedua lapisan pleura.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Proses respirasi dapat dibagi menjadi 3 proses utama, yaitu :

1. Ventilasi pulmonal adalah proses keluar masuknya udara antara atmosfer dan

alveoli paru paru

2. Difusi adalah proses pertukaran O2 dan CO2 antara alveoli dan darah

3. Transportasi adalah proses beredarnya gas (O2 dan CO2) dalam darah dan

cairan tubuh ked an dari sel sel.

2.2 Definisi Kanker Paru

Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,

mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru

(mestasis tumor di paru). Namun dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan kanker

paru adalah kanker paru primer, yaitu tumor gansa yang berasal dari epitel bronkus

atau karsinoma bronkus (brochogenic carcinoma).

2.3 Etiologi Kanker Paru

Mayoritas penyakit kanker paru – paru disebabkan oleh karsinogen dan zat

promoter tumor yang masuk ke dalam tubuh melalui kebiasaan merokok. Secara

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

keseluruhan, resiko relative terjadinya kanker paru-paru meningkat sekitar 13 kali

lipat oleh kebiasaan merokok yang aktif dan sekitar 1,5 kali lipat oleh pajanan asap

rokok secara pasif dalam waktu lama. Rokok merupakan faktor utama resiko

timbulnya kanker paru-paru (80-90%). Faktor resiko perkembangan kanker paru-paru

adalah 10 kali untuk laki-laki perokok dan 5 kali untuk wanita perokok.

Beberapa zat karsinogen tersebut antara lain :

1. Rokok tembakau : yaitu kandungan “tar”, suatu persenyawaan

hidrokarbon aromatic polisiklik (resiko meningkat 60-70 kali lipat untuk

seseorang yang merokok 2 pak sehari selama 20 tahun dibandingkan individu

bukan perokok). Dalam hal ini, seseorang yang mulai merokok pada usia yang

lebih muda akan lebih beresiko untuk menderita kanker paru-paru. Faktor lain

yang berhubungan adalah jenis rokok yang diisap ( kandungan tar dan filter vs

non filter ).

2. Polusi udara : banyak sekali polusi udara yang dapat menyebabkan

kanker paru-paru, diantaranya sulphur, emisi kendaraan bermotor, dan polutan

yang berasal dari pabrik. Data menunjukan bahwa insiden kanker paru-paru

lebih banyak pada daerah urban sebagai hasil dari peningkatan polutan dan

asap kendaraan bermotor.

3. Asap pabrik/industry/tambang

4. Debu radio aktif/ redakan nuklir (radon), beberapa zat kimia antara lain asbes,

arsen, krom, nikel, besi dan uranium.

5. Vitamin A. penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara diet

rendah vitamin A dengan timbulnya kanker paru-paru kemungkinan terjadi

karena vitamin A berhubungan dengan regulasi dari diferensiasi sel.

6. Genetika. Pada sel kanker paru-paru didapatkan sejumlah lesi genetic

termasuk aktifitas onkogen dominan dan resesif (inaktivasi superesor tumor).

Meskipun zat karsinogen tersebut ada, timbulnya kanker paru-paru berhubungan

dengan seringnya terkena paparan berulang substansi yang menyebabkan iritasi atau

radang kronis jaringan. (Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan System

Pernafasan, hal. 102)

Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

2.4 Manifestasi Klinis

Tumor pada system bronkopulmonary dapat mengenai lapisan saluran

pernafasan, parenkim paru, pleura, atau dinding dada. Penyakit terjadi secara lambat

(biasanya selama beberapa decade) dan seringkali asimptomatik sampai lanjut dalam

perkembangannya. Tanda dan gejala tergantung pada letak dan ukuran tumor, tingkat

obstruksi, dan keluasaan metastase ke tempat regional atau tempat yang jauh

Gejala kanker paru yang paling sering adalah batuk, kemungkinan akibat

iritasi yang disebabkan oleh masa tumor. Individu sering mengabaikan gejala ini dan

menghubungkannya dengan merokok. Batuk mulai sebagai batuk kering (hacking),

tanpa membentuk sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum

yang kental, purulen dalam merespon terhadap infeksi sekunder.

Batuk yang karakternya berubah membangkitkan kecurigaan terhadap kanker

paru.

Mengi dapat tampak (terjadi ketika bronkus menjadi tersumbat sebagian oleh

tumor) pada sekitar 20% pasien dengan kanker paru. Pasien sering membantukkan

sputum yang bersemu darah, terutama pada pagi hari. Sputum menjadi berwarna

darah karena sputum melalui permukaan tumor yang mengalami ulserasi pada

beberapa pasien, demam kambuhan terjadi sebagai gejala dini dalam berespon

terhadap infeksi yang menetap pada area pneumonitis kearah distal tumor. Pada

kenyataannya, faktor paru dicurigai pada individu yang mengalami infeksi saluran

pernafasan atas berulang yang tidak sembuh-sembuh. Nyeri adalah manifestasi akhir

dan sering ditemukan berhubungan dengan metastasis ke tulang.

Jika tumor menyebab ke struktur yang berdekatan dan ke nodus limfe

regional, pasien dapat menunjukkan nyeri dada dan sesak, serak (menyerang saraf

laryngeal) disfagia, edema kepala dan leher, dan gejala-gejala efusi pleura atau

pericardial. Tempat matastase yang paling umum adalah nodus limfe, tulang, otak,

paru kontralateral, dan kelenjar adrenal. Gejala umum seperti kelemahan, anoreksia,

penurunan berat badan, anemia tampak pada akhir penyakit. (buku ajar Keperawatan

Medikal Bedah vol.1, hal 628)

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

2.5 Patofisiologi

Lebih dari 90% seluruh tumor kanker primer timbul pada jaringan epitel

bronchial. Kanker ini berkumpul sehingga disebut bronchogenic carcinoma. Kanker

paru paru di klasifikasikan sesuai dengan tipe histology selnya, yaitu :

1. Sel kecil atau oat cell

2. Epidermoid atau sel skuamosa

3. Adenokarsinoma

4. Sel besar

Type Karakteristik Pengobatan

Sel Kecil ( oat cell )

20%

Lokasi tumor

ditengah – tengah,

berkembang cepat

dan sering berbentuk

maligna.

Banyak bermetastasis

melalui limfe dan

system sirkulasi.

Berhubungan dengan

sindrom

paraneoplastik.

Prognosis jelek,

dapat bertahan hidup

biasanya tidak lebih

dari 2 tahun dengan

pengobatan.

Kemoterapi

kombinasi.

Surgical

respectability tidak

memuaskan.

Paliatif

endobronchial laser

terapi untuk

mengurangi

obstruksi.

Radiasi tidak

dianjurkan untuk

keadaan metastasis.

Bukan sel kecil :

1. Epidermoid ( Sel

skuamosa ) 30%

Seringkali

terlokalisasi di engah

atau cabang brokhus

segmental

Pada lokasi perifer,

Prosedur

pembedahan baik

untuk stadium 1 atau

2

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

cavitas dapat

terbentuk di jaringan

paru paru.

Berhubungan erat

dengan rokok

Berkembang lambat,

kurang invasive,

metastasis seringkali

terbatas di rongga

thoraks, termasuk

nodus limfe regional,

pleura dan dinding

dada. Biasanya

berhubungan dengan

gejala obstruksi dan

pneumonia, pasien

mengeluh nyeri dada,

batuk, dispneu, dan

hemoptisis

Kemoterapi dan

terapi radiasi dapat

digunakan untuk

gejala paliatif

2.Adenokarsinoma

30-35%

Tumor terletak di

daerah perifer

Berkembang lambat

Penyebaran secara

hematogen

Frekuensi tinggi

metastasis ke otak,

letak lain termasuk

adrenal,hati, tulang,

dan ginjal.

Tipe predominan

pada yang bukan

perokok dan sering

pada wanita.

Prosedur

pembedahan baik

untuk stadium 1 dan

2

Penyakit sedang

merespon baik

terhadap kemoterapi

Terapi radiasi

digunakan untuk

paliatif pulmonary

dan mestastasis

penyakit

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Sering timbul dalam

fibrotic paru

3.Sel besar 11% Perifer, lesi sub

pleura dengan

nekrotik

Seringkali berbentuk

tumor bermassa lebih

besar daripada

adenokarsinoma

Berkembang lambat

Prognosis buruk

Prosedur

pembedahan baik

untuk stadium 1 atau

2

Kemoterapi

mempunyai

keuntungan terbatas

Terapi radiasi paliatif

Tabel Karakteristik dan Pengobatan Kanker Paru Paru

Sebab-sebab keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor

lingkungan, faktor hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko

terjadinya tumor. Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang

bersifat intiation yang merangsang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan

perangsangan yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit

tumor.

Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang

berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik

( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan

berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama

mingguan sampai tahunan. Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan

kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma

epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak

terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil

umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya

terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma

umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan

karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk.

Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis,

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis

baik karena pertumbuhan sel ini lambat.

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Sinar X ( PA Lateral ), Tomografi dada : Menggambarkan bentuk, ukuran dan

lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, effusi pleura,

atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebra.

2. Pemeriksaan sitologi ( sputum, pleura, atau nodus limfe ) : Dilakukan untuk

mengkaji adanya / tahap karsinoma.

3. Bronkoskopi serat – optik : Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan

pembersihan sitologi lesi ( besarnya karsinoma bronkogenik dapat terlihat )

4. Biopsi : Dapat dilakukan pada nodus skalen, nodus limfe hilus, atau pleura

untuk membuat diagnosa.

5. Mediastinoskopi : Digunakan untuk pentahapan karsinoma

6. Scan radioisotop : Dapat dilakukan pada paru, hati, otak, tulang, dan organ

lain untuk bukti metastasis.

7. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA : Dapat dilakukan untuk mengkaji

kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi pasca oprasi.

8. Tes kulit, jumlah absolut limfosit : Dapat dilakukan untuk mengevaluasi

kompetensi imun ( umum pada kanker paru )

9. Scan tulang : CT skan otak, hati ; skan gallium hati, limpa, tulang : untuk

deteksi metastasis

(Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan

Pendokumentasian Perawatan Pasiaen ; hal186)

2.7 Penatalaksanaan Medis Kanker Paru

1. Manajemen tanpa pembedahan

a. Terapi oksigen

Jika terjadi hipoksemia, perawat dapat memberikan oksigen via masker

atau nasal kanul sesuai dengan permintaan. Bahkan jika pasien tidak

terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat memberikan oksigen sesuai

yang dibutuhkan untuk memperbaiki dispnue dan rasa cemasnya.

b. Terapi obat

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Jika pasien mengalami bronkospasme, dokter dapat memberikan obat

golongan bronkodilator (seperti pasien dengan asma) dan kortikosteroid

untuk mengurangi bronkospasme, inflamasi, dan edema.

c. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada pasien dengan kanker

paru-paru terutama pada “small-cell lung cancer” karena metastasis.

Kemoterapi dapat juga digunakan bersamaan dengan terapi surgical

(pembedahan). Agen kemoterapi biasanya diberikan untuk menangani

kanker, termasuk kombinasi dari :

1. Cyclophosphamide, deoxorubicin, methotrexate, dan

procarbazine.

2. Etoposide dan cisplatin

3. Mitomycin, vinblastine, dan cisplatin

d. Imunoterapi

Banyak pasien dengan kanker paru-paru mengalami gangguan imun.

Agen imunoterapi (cytokine) biasa diberikan.

e. Terapi radiasi

Indikasi :

1. Pasien dengan tumor paru-paru yang operable,tetapi beresiko jika

dilakukan operasi pembedahan.

2. Pasien dengan kanker adenokarsinoma atau sel skuamosa

inoperable dimana terdapat pembesaran kelenjar getah bening

pada hilus ipsilateral dan mediastinal.

3. Pasien kanker bronkus dengan oat cell

4. Pasien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumonektomi.

Dosis umum 5000-6000 rad dalam jangka waktu 5-6 minggu. Pengobatan

dilakukan dalam 5 kali seminggu dengan dosis 180-200 rad/hari.

Komplikasi :

1. Esofagitis, hilang satu minggu sampai dengan 10 hari sesudah

pengobatan.

2. Pneumonitis : pada rontgen terlihat bayangan eksudat didaerah

penyinara.

f. Terapi laser

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

g. Torasentesis dan pleurodesis

1. Efusi pleura dapat menjadi masalah bagi pasien dengan kanker

paru – paru.

2. Efusi timbul akibat adanya tumor pada pleura visceralis dan

parietalis dan obstruksi kelenjar limfe mediastinal.

3. Tujuan ahkir : mengeluarkan dan mencegah akumulasi cairan.

2. Menejemen bedah

a. Dikerjakan pada tumor stadium 1 serta stadium 2 jenis karsinoma, adanya

adenokarsinoma dan karsinoma sel besar tidak dapat di bedakan

( undifferentiated )

b. Dilakukan khusus pada stadium 3 secara individual yang mencakup 3

kriteria :

1. Karakteristik biologis tumor

Hasil baik : tumor dari sel skuamosa dan epidarmoid.

Hasil cukup baik: adenokarsinoma dan karsinoma sel besar

tak terdiferensiasi.

Hasil buruk: oat cell

2. Letak tumor dan pembagian stadium klinik

Untuk menentukan letak pembedahan terbaik.

3. Keadaan fungsional penderita

2.7 Pengkajian Klien Kanker Paru

Pemeriksaan tergantung pada tipe, lamanya kanker, dan luasnya metastase.

Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kelemahan, ketidak mampuan mempertahankan kebiasaan rutin,

dispnea karena aktivitas.

Tanda : Kelesuan ( Biasanya tahap lanjut ).

Sirkulasi

Gejala : JDV ( Obstruksivena kava )

Bunyi jantung : Gesekan perikardial ( Menunjukan efusi )

Takikardia / distritmia Jari tabuh

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Integritas Ego

Gejala : Perasaan takut, takut hasil pembedahan.

Menolak kondisi yang berat / potensial keganasan.

Tanda : Kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang.

Eliminasi

Gejala : Diarea yang hilang timbul ( Ketidak seimbangan hormonal,

karsinoma sel kecil ).

Peningkatan frekuensi / jumlah urine ( Ketidakseimbangan hormonal, yumor

epidermoid )

Makanan / Cairan

Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan

makanan.

Kesulitan menelan.

Haus / Peningkatan masukan cairan.

Tanda : Kurus atau penampilan kurang bobot ( Tahap lanjut )

Edema wajah / leher, dada, punggung ( Obstruksi vena kava ) ; Edema

wajah / periobital ( Ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil )

Glukosa dalam urine ( Ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid )

Nyeri / Kenyamanaan

Gejala : Nyeri dada ( Tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu

pada tahap lanjut ) dimana dapat / tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan

posisi.

Nyeri bahu / tangan ( Khususnya pada sel besar atau adenokarsinoma )

Nyeri tulang / sendi : Erosi kartilago sekunder terhadap peningkatan hormon

pertumbuhan ( sel besar atau adenokarsinoma )

Nyeri abdomen hilang timbul.

Pernafasan

Gejala : Bentuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau

produksi sputum.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Nafas pendek

Pekerja yang terpanjan polutan, debu industri ( mis ; Asbes, oksida besi, debu

batu bara, materi radio aktif ) Serak, Paralisis pita suara.

Riwayat Merokok

Tanda : Dispnea, meningkat dengan kerja.

Peningkatan fremitus taktil ( menunjukan konsolidasi )

Kerekels / mengi pada inspirasi atau ekspirasi ( gangguan aliran udara )

Hemoptisis.

Keamanan

Tanda : Demam mungkin ada ( Sel besar atau adenokarsinoma )

Kemerahan, kulit pucat ( Ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel

kecil ).

Seksualitas

Tanda : Ginekomastia ( Perubahan hormonal neolastik, karsinoma sel

besar )

Amenorea / impoten ( ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil )

Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala : Faktor resiko keluarga ; Kanker ( khususnya paru ) tuberkulosis

Kegagalan untuk membaik.

Pertimbangan DRG menunjukan rerata lama dirawat : 11,7 hari

Rencana Pemulangan : Bantuan transpotasi, pengobatan, tindakan, perawatan diri

pemeliharaan rumah.

( Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian

Perawatan Pasiaen ; hal184 - 185 )

2.9 Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan

Tujuan dan KriteriaHasil Intervensi

Nyeri kronis b.d ketidak

mampuan fisik – psikologis

NOC NIC

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

kronis ( metastase kanke,

injuri neurologis, artritis )

DS :

- Kelelahan

- Takut untuk injun

ulang

DO :

- Atropi Otot

- Gangguan Aktifitas

- Anoreksia

- Perubahan pola tidur

- Respon Simpatis

( Suhu dingin,

perubahan posisi

tubuh, hipersensitif,

penurunan berat

badan )

Comfort level

Pain control

pain level

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama... x 24

jam pasien dapat mengontrol

nyeri dengan indikator :

Tidak ada gangguan tidur

Tidak ada gangguan

konsentrasi

Tidak ada gangguan

hubungan interpersonal.

Tidak ada ekspresi

menahan nyeri dan

ungkapan secara verbal

Manajemen nyeri

Monitor kepuasan pasien

terhadap menejemen nyeri

Tingkatkan istirahat dan

tidur yang adekuat

Kelola antianalgetik

Jelaskan pada pasien

penyebab nyeri

Lakukan teknik

nonfarmakologis

( relaksasi, masase

punggung )

Ketidakefektifan jalan

nafas b.d Obstruksi jalan

nafas : Spasme jalan nafas,

sekresi tertahan, banyaknya

mukus, adanya jalan nafas

buatan, sekresi bronkus

adanya eksudat di alveolus,

adanya benda asing di jalan

NOC

Nutritonal status :

Adequacy of nutrient

Nutrional status : food

and fluid intake

Setelah dilakukan tindakan

NIC:

Berikan O2

Anjurkan pasien

untuk istirahat dan

nafas dalam

Posisikan pasien

untuk

memaksimalkan

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

nafas.

DS :

- Dispneu

DO :

- Penurunan suara

nafas

- Kelainan suara nafas (

reles, wheezing )

- Kesulitan Bicara

- Batuk tidak efektif

batau tidak ada

- Produksi Sputum

- Gelisah

- Perubahan frekuensi

dan irama nafas.

keperawatan selama... x 24

jam pasien dapat mengontrol

nyeri dengan indikator :

Mendemonstrasikan batuk

efektif dan suara nafas

yang bersih, tidak ada

sianosis dan dyspneu

( mampu mengeluarkan

sputum, bernafas dengan

mudah )

Menunjukan jalan nafas

yang paten ( klien tidak

merasa tercekik, irama

nafas, frekuensi

pernafasan dalam rentang

normal, tidak ada suara

nafas abnormal )

Mampu

mengidentifikasikan dan

mencegah faktor

penyebab.

Saturasi O2 dalam batas

normal

Foto thorak dalam batas

normal

ventilasi.

Lakukan fisioterapi

dada jika perlu.

Keluarkan sekret

dengan batuk atau

suction.

Aukultasi suara nafas,

catat adanya suara

nafas tambahan.

Monitor respirasi dan

status O 2

Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan

tubuh b.d faktor biologis,

psikologis atau ekonomi

DS :

- Nyeri Abdomen

NOC

Nutritional status :

adequacy of nutrien

Nutrisional status : food

and fluid intake

Weight control

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama ... X 24

NIC

Monitor adanya

penurunan BB

Monitor intake nutrisi

Informasikan pada klien

dan keluarga tentang

manfaat nutrisi

Monitor makanan

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

- Muntah

- Rasa penuh tiba – tiba

setelah makan

DO :

- Rontok rambut yang

berlebihan

- Kurang nafsu makan

- Bising usus

berlebihan

- Konjungtiva pucat

- Denyut nadi lemah

jam nutrisi kurang teratasi

dengan indikator :

Albumin serum

Pre albumin serum

Hematokrit

Hemoglobin

Total iron binding

capacity

Jumlah limfosit

kesukaan

Monitor kalori dan intake

nutrisi

Kaji adanya alergi

makanan

Kolaborasi dengan ahli

gizi untuk menentukan

jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

Berikan makanan sedikit-

sedikit tapi sering, makanan

kesukaan

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Kanker paru paru merupakan penyebab tertinggi kematian di dunia, umumnya

prognosisnya dengan buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat diobati, pengobatan

mungkin hanya dengan jalan pembedahan, dimana sekitar 13% dari pasien dengan

pembedahan mampu bertahan selama 5 tahun. Dikarenakan terjadinya metastasis,

maka penatalaksanaan medis kanker paru paru seringkali ditujukan untuk mengatasi

(paliatif) disbanding dengan penyembuhan (kuratif). Diperkirakan 85% dari kanker

paru terjadi akibat merokok. Oleh karena itu pencegahan yang paling baik adalaha

jangan memula merokok.

3.2 Saran

a. Untuk Instansi

Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal

sebaiknya proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan.

b. Untuk Klien dan Keluarga

Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun

teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan

yang diharapkan tidak tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Somantri, Irman. 2008. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba Medika : Jakarta

Page 21: Asuhan Keperawatan Pada Klien Ca Paru

Pearce, Evelyn. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Gramedia : Jakarta

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth

Ed.8;1 vol. EGC : Jakarta

Tangrapa, Rierien. 2012. Askep Tumor Paru. http://rimbho.blogspot.com/2012/06/askep-

tumor-paru.html

Diunduh : 3 Juni 2014