ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

110
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA An.A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI SISTEM PERNAPASAN “ISPA” DI WILAYAH RT 007 RW 002 KELURAHAN UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN TANGGAL 03 APRIL 14 APRIL 2017 Disusun Oleh : SITI CHALIMAH 2014750039 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2017

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S

KHUSUSNYA An.A DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI SISTEM PERNAPASAN

“ISPA” DI WILAYAH RT 007 RW 002 KELURAHAN UTAN

PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN

TANGGAL 03 APRIL – 14 APRIL 2017

Disusun Oleh :

SITI CHALIMAH

2014750039

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat taufik dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan judul “Asuhan Keperwatan Pada Keluarga dengan Gangguan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigen: ISPA Tn.S Khususnya An.A

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan program DIII

Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun makalah

karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan. Namun

berkat bantuan bimbingan dan motovasi dari semua pihak akhirnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih ini penulis tunjukkan kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan UMJ.

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan

FIK UMJ

3. Ibu Ns. Wati Jumaiyah, M.Kep., Sp.KMB selaku Wali Akademik angkatan 32

dari tingkat 1 sampai tingkat 2 yang selalu memberikan motivasi kepada saya.

4. Bapak Drs.Dedi Muhdiana, M.Kes selaku Wali Akademik angkatan 32 dari

tingkat 2 sampai tingkat 3, pembimbing dan penguji sidang yang selalu

memberi bantuan dan saran – saran yang berguna dalam menyusun karya tulis

ini dengan penuh kesabaran dan ketulusan, semoga Allah selalu melimpahkan

rahmat – Nya kepada beliau dan keluarga.

5. Ibu Ns. Lily Herlinah, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku penguji karya tulis ilmiah

ini

6. Para dosen dan staff pendidikan akademi yang telah memberi dukungan selama

menyusun karya tulis ilmiah.

7. Bapak Ketua RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta

Pusat dan para kader-kadernya yang selalu membimbing selama praktek lahan

dan menyusun karya tulis ini.

8. Keluarga Tn.S yang telah kooperatif dan bekerja sama dengan baik dalam

menyusun karya tulis ini.

9. Kepada kedua orang tua papa, mama, dan adik yang selalu memberikan doa

yang tulus dan motivasi saya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

10. Kapada sahabat-sahabat saya (Gina, Trimel, Dyah, Aina, Eka) yang selalu

sabar, berusaha untuk memotivasi, dan memberikan dukungan dan doa satu

sama lain.

11. Teman – teman yang mengambil karya tulis Kep. Keluarga (Euis, Gina, Nur,

Nadiyah, Mariyatul, dan Andini) yang selelalu berusaha untuk memotivasi,

memberikan dukungan dan doa satu sama lain.

12. Teman – teman seperjuangan angkatan 32 yang banyak memberi suka dan

dukanya selama 3 tahun.

13. Dan yang terakhir semua orang yang menyayangiku, telah memberikan

support, motivasi, perhatian dan memberikan dukungannya dari awal sampai

akhir penulisan karya ilmiah ini.

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih

banyak kekuragannya, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat

berguna bagi pembaca dan tenaga keperawatan khususnya dalam meningkatkan

mutu pelayanan asuhan keperawatan.

Jakarta, 7 Juni 2017

Penulis

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................. 2

1. Tujuan Umum ................................................................................ 2

2. Tujuan Khusus ............................................................................... 2

C. Ruang Lingkup .................................................................................... 3

D. Metode Penulisan ................................................................................ 3

E. Sistematika Penulisan ......................................................................... 4

F. Lampiran ............................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR ISPA

1. Pengertian Ispa ........................................................................ 6

2. Etiologi Ispa ............................................................................. 6

3. Patofisiologi Ispa ..................................................................... 7

4. Kebutuhan Dasar Oksigen ...................................................... 8

5. Manifestasi Klinis Ispa ............................................................ 9

6. Penatalaksanaan Ispa ............................................................... 9

7. Pemeriksaan Penunjang Ispa ................................................... 9

8. Komplikasi Ispa ...................................................................... 10

9. Pencegahan ............................................................................. 10

B. KONSEP ASUHAN PADA KELUARGA

1. Konsep Keluarga

a. Pengertian ......................................................................... 11

b. Tipe Keluarga ................................................................... 11

c. Fungsi Keluarga ................................................................ 14

d. Struktur Keluarga .............................................................. 19

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

e. Peran Keluarga .................................................................. 19

f. Tahap Perkembangan Keluarga ........................................ 20

2. Konsep Asuhan Keperawatan pada Keluarga

a. Pengkajian Keperawatan ................................................... 23

b. Diagnosa Keperawatan ...................................................... 30

c. Perencanaan Keperawatan ................................................. 36

d. Pelaksanaan Keperawatan ................................................. 40

e. Evaluasi Keperawatan ....................................................... 42

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas Keluarga .................................................................. 45

2. Riwayat dan Tahap Perkembanga Keluarga ......................... 47

3. Struktur Keluarga .................................................................. 48

4. Fungsi Keluarga ..................................................................... 49

5. Stressor dan Koping .............................................................. 51

6. Kesehatan Lingkungan .......................................................... 51

7. Pemeriksaan Fisik ................................................................. 52

8. Penjajakan Tahap II .............................................................. 53

9. Analisa Data .......................................................................... 54

B. Diagnosa Keperawatan ............................................................... 55

C. Perencanan Keperawatan ............................................................ 58

D. Pelaksanaan Keperawatan .......................................................... 70

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................. 72

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ............................................................. 74

B. Diagnosa Keperawatan ................................................................ 76

C. Perencanaan Keperawatan ........................................................... 77

D. Pelaksanaan Keperawatan ........................................................... 78

E. Evaluasi Keperawatan .................................................................. 79

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 80

B. Saran ............................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 82

LAMPIRAN ........................................................................................... 83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang

disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun riketsia, tanpa

atau disertai radang parenkim paru (Alsagaff & Mukty, 2010). Infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang menyerang salah

satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung hingga kantong paru

(alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus/rongga disekitar hidung

(sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan pleura (Widoyono,2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 2013

didapatkan angka kejadian ISPA di Indonesia sebanyak (25, 0 %), tidak jauh

berbeda pada tahun 2007 sebanyak (25,5 %). Sedangkan berdasarkan data di

DKI Jakarta pada tahun 2013 didapatkan angka kejadian ISPA sebanyak (25,2

%), sedangkan pada tahun 2007 sebanyak (22,60 %). Karasteristik penduduk

dengan ISPA yang tertinggi terjadi pada kelompok umur 1 – 4 tahun (25,8 %).

Menurut jenis kelamin, tidak berbeda antara laki – laki dan perempuan.

Penyakit ini lebih banyak dialami pada kelompok penduduk dengan kuintil

indeks kepemilikan terbawah dan menengah bawah. (Riskesdas, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh WHO pada tahun 2007 didapatkan

angka kejadian ISPA sebanyak (98 %). Penyakit ISPA merupakan penyakit

utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular didunia. Sekitar 4 juta

manusia meninggal akibat ISPA setiap tahunnya, sehingga ISPA masih

merupakan penyakit yang mengakibatkan kematian cukup tinggi. (WHO,

2007).

Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Sumur Batu diperoleh pada

Tahun 2016 sebanyak (17,7 %).(Administrasi Puskesmas Sumur Batu, 2016).

Sedangkan Berdasarkan data statistik yang ada di Puskesmas Utan Panjang

diperoleh pada Tahun 2016 sebanyak (22,2%).(Administrasi Puskesmas Utan

Panjang, 2016).

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah: retinitis, nyeri

tenggorokan , batuk-batuk dengan dahak kuning/putih kental, nyeri retrostenal

dan konjungtivitis, suhu badan meningkat antara 4-7 hari, disertai malaise,

mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual, muntah-muntah dan imsomnia.

Kadang-kadang dapat juga terjadi diare. Bila peningkatkan suhu berlangsung

lama biasanya menunjukkan adanya penyulit. (Alsagaff & Mukty, 2010).

Apabila ISPA tidak ditangani dapat menimbulkan dampak kepenyakit kronis

seperti terjadinya penyakit bronchitis, broncopneumonia, ppok dan pleuritis.

Sedangkan komplikasi yang terjadi pada penderita ispa meliputi otitis media,

sinusitis, brochitis, broncopneumonia, pleuritis. (Alsagaff & Mukty, 2010)

Mengingat besarnya kasus dan dampak yang dapat terjadi pada kasus ISPA,

diperlukan peran perawat keluarga dalam menurunkan angka kejadian dan

dampak pada individu dan keluarga adapun peran perawat sebagai pemberi

asuhan keperawatan, edukator, motivator. Asuhan keperawatan yang diberikan

secara komprehensif melalui upaya promotif (peningkatan kesehatan) dengan

memberikan pendidikan kesehatan yaitu dengan penyulihan tentang ISPA dan

pemberian lefleat pada keluarga, upaya preventif (pencegahan) dengan

mengatur diit, banyak minum air putih, makan buah – buahan dan tidak makan

– makanan yang berlemak, kuratif (pengobatan) minum obat secara teratur dan

rehabilitatif (pemulihan) olahraga secara teratur. Sedangkan peran keluarga

penting dalam pencegahan ISPA pada balita seperti memberikan asi eksklusif,

imunisai dasar yang lengkap, makanan bergizi dan kebersihan lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang

pemenuhan kebutuhan dasar keluarga Tn.S khususnya An.A dengan

Pemenuhan Kebutuhan Dasar Oksigen Dalam Gangguan Sistem pernapasan

”ISPA” di Jalan Utan Panjang RT.07 RW.02 Jakarta Pusat.

B. Tujuan Penulis

1. Tujuan Umum

Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan

keluarga pada pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan gangguan sistem

pernapasan : ISPA

2. Tujuan Khusus

a. Mampu mendiskripsikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien dengan

gangguan sistem pernapasan : ISPA

b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan kebutuhan dasar klien

dengan ispa

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

c. Mampu mendeskripsikan rumusan masalah keperawatan kebutuhan

dasar klien dengan gangguan sistem pernapasan : ISPA

d. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan pada klien

dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA.

e. Mampu mendiskripsikan tindakan keperawatan pada klien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA

f. Mampu mendiskripsikan hasil evaluasi pada klien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi : ISPA

g. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan

keluarga pada dengan gangguan pemenuhan kebutuhan dasar oksigenasi

: ISPA

h. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan

praktek

i. Mampu mengidentifikasi faktor – faktor pendukung, penghambat serta

dapat mencari solusi.

C. Ruang Lingkup

Mengingat banyaknya masalah kesehatan keluarga yang terjadi dimasyarakat

terutama sistem pernapasan. Maka penulis membatasi masalah pada

pembahasan mengenai pemenuhan kebutuhan dasar pada keluarga Tn.A dengan

gangguan sistem pernapasan : ISPA selama 5 kali kunjungan.

D. Metode Penulisan

Metode yang penulis gunakan dalam menyusun makalah ilmiah adalah metode

deskriptif. Metode deskriptif adalah yaitu suatu metode yang mempelajari,

menganalisa, dan menarik kesimpulan dari pengalaman secara nyata dalam

memberikan asuhan keperawatan keluarga dan membandingkan dengan hasil

studi keperpustakaan.

Adapun data di peroleh dengan menggunakan teknik :

1. Studi kepustakan

Suatu kegiatan untuk memperoleh dengan cara mempelajari buku – buku dan

literature yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga dan

keperawatan sistem pernafasan : infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2. Studi kasus

a. Observasi

Observasi kasus melalui partisipasi aktif terhadap klien yang

bersangkutan mengenai penyakit, pengobatan, dan keperawatan serta

hasil tindakan yang dilakukan.

b. Wawancara

Wawancara adalah dengan melakukan wawancara dengan keluarga

memperoleh data – data khususnya yang terkait dengan ISPA dan tugas

– tugas kesehatan serta faktor kesehatan dalam keluarga sesuai dengan

masalah yang dihadapi.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah dilakukan pada seluruh anggota keluarga, akan

tetapi difokuskan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan.

E. Sistematis Penulisan

Makalah ilmiah ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima bab

yaitu:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, ruang

lingkup, dan sistem penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis

A. Konsep dasar terdiri dari : pengertian, etiologi, tanda gejala,

patofisilogi, klasifikasi, komplikasi, penatalaksanaan,

pemeriksaan penunjang.

B. Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari :

1. Konsep keluarga terdiri dari : pengertian, jenis / tipe

keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi

keluarga, tahap perkembangan dan tugas perkembangan

keluarga.

2. Kosep keperawatan keluarga terdiri dari : pengkajian,

diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB III : Tinjauan Kasus

Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan keluarga pada ....

dengan infeksi saluran pernapasan akut, yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

BAB IV : Pembahasan

Membahas kesenjangan yang terjadi antara Bab II dan Bab III

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi

keperawatan.

BAB V : Penutup

A. Kesimpulan

Berisi uraian singkat mengenai asuhan keperawatan keluarga

pada Tn.S Khususya An.A dengan infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) mulai dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan

keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

B. Saran

Berisi tentang usulan – usulan mengenai hal – hal yang harus

diperbaiki dalam melaksanakan asuhan keperawatan

keluarga pada Tn.S Khususnya An.A dengan infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) guna meningkatkan mutu pelayanan

keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRA

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar ISPA

1. Pengertian

ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atau maupun bawah yang

disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, maupun rietsia,

tanpa atau disertai radang parenkim paru. (Alsagaff & Mukty, 2010).

Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang

menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung

hingga kantong paru (alveoli) termasuk jaringan adneksanya seperti

sinus/rongga disekitar hidung (sinus para nasal), rongga telinga tengah, dan

pleura (Widoyono,2011).

2. Etiologi ISPA

Ispa disebabkan beberapa hal :

a. Bakteri meliputi Diplococcus pneumoniae, Pneumococcus,

Streptacoccus pyogenes, Staphylococcus aureus, Haemophilus

influenze, dan lain – lain.

b. Jamur meliputi Aspergilus sp., Candinda albicans, Histoplasma, dan

lain – lain.

c. Virus meliputi Orthomyxovirus, Paramyxovirus, Metamyxovirus,

Adenovirus, dan lain-lain

d. ISPA dapat disebabkan oleh virus, bakteria maupun riketsia, sedangkan

infeksi bakterial sering merupakan penyulit ISPA yang disebabkan oleh

virus, terutama bila ada epidemi atau pandemi. Penyulit bakterial

umumnya disertai peradangan parenkim. (Alsagaff & Mukty, 2010).

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

3. Patofisiologi Ispa

Bakteri

(Streptococcus)

Reaksi Antibodi

Antigen permukaan

Sakit saat mengunyah

ISPA

Tubuh mengigil dan

demam

Virus

(Mikrovirus, Adnovirus)

Jamur

Radang pada

saluran pernapasan

atas

Peningkatan Suhu

Tubuh

Perubahan Nutrisi :

Kurang dari kebutuhan

tubuh

Peningkatan

produksi mukus

Bersihan Jalan

Napas Tidak Efektif

Nyeri Akut

Merusak lapisan

epitel & mukosa

saluran pernapsan

Virus masuk ke

faring

Anoreksia

Infeksi

Batuk kering

Peradangan

Iritasi

Silia yang terdapat

pada saluran

pernapasan bergerak

ke atas

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

4. Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi

a. Pengertian

Oksigenasi adalah kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar

yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,

mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh.

(Sulistyo Andarmoyo, 2012).

Manusia membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Tanpa oksigen

dalam sirkulasi aliran darah, individu akan meninggal dalam hitungan

menit. Oksigen diberikan ke sel dengan mempertahankan jalan napas

tetap terbuka dan sirkulasi yang adekuat. Pemenuhan kebutuhan

oksigen pada klien yang mengalami ISPA akan mengalami hambatan,

karena terjadi perubahan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen dan

fungsi pernapasan yang dipengaruhi oleh kondisi seperti: pergerakkan

udara masuk atau keluar dari paru, difusi oksigen dan karbon dioksida,

dan transport oksigen dan karbon dioksida melalui darah keseluruh

jaringan. Pada penyakit ISPA klien mengalami gangguan kebersihan

jalan napas yang mengakibatkan suplai oksigen dalam tubuh

berkurang.

b. Faktor yang mempengaruhi fungsi pernapasan

1) Hiperventilasi

Hiperventilasi adalah peningkatan pergerakan udara masuk dan

keluar dari paru. Selama hiperventilasi, frekuensi dan kedalaman

pernapasan meningkat, dan lebih banyak CO2 yang dibuang

daripada yang dihasilkan.

2) Hipoventilasi

Hipoventilasi adalah penurunan pergerakkan udara masuk dan

keluar dari paru. Denga hipoventilasi, CO2 sering kali menumpuk

dalam darah, sebuah kondisi yang disebut hiperkarbia

(hiperkapnia).

3) Hipoksia

Hipoksia adalah suatu kondisi ketidak cukupan oksigen ditempat

manapun di dalam tubuh, dari gas yang diinspirasi ke jaringan.

Hipoksia dapat dihubungkan dengan setiap bagian dalam

pernapasan – ventilasi, difusi gas, atau transport gas oleh darah dan

dapat disebabkan oleh setiap kondisi yang mengubah satu atau

semua bagian dalam proses tersebut. (Kozier, 2010).

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

5. Manifestasi Klinis Ispa

Tanda dan gejala secara umum yang sering didapat adalah:

a. Retinitis

b. Nyeri tenggorakan

c. Batuk – batuk dengan dahak kuning / putih kental.

d. Nyeri retrostenal dan konjungtivitis.

e. Suhu badan meningkat antara 4 – 7 hari

f. Malaise

g. Mialgia, nyeri kepala

h. Anoreksia, mual

i. Muntah – muntah dan insomnia.

j. Kadang – kadang dapat juga terjadi diare

k. Bila peningkatan suhu berlangsung lama biasanya menunjukkan bahwa

penyulit. (Alsagaff & Mukty, 2010).

6. Penatalaksanaan Ispa

a. Penatalaksanaan Medis

Antipiretik dan analgetik : Asetoal, Parecetamol, Metampiron

Antitusif : Kodein – HCL, Noskapin

Antibiotik

Vitamin C

b. Penatalaksanaan Keperawatan

1) Kompres air hangat/dingin

2) Perasan jeruk nipis dicampur kecap/madu

3) Inhalasi buatan

4) Fisioterapi dada

7. Pemeriksaan penunjang Ispa

Diagnosis ISPA oleh karena virus dapat ditegakkan dengan pemeriksaan

laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Ada tiga cara pemeriksaan

yang lazim dikerjakan, yaitu :

a. Biakan Virus

Bahan berasal dari secret hidung atau hapusan dinding belakang faring

kemudian dikirim dalam media gelatin lactalbumine dan ekstrak yeast

(GLY) dalam suhu 40C. Untuk enterovirus dan adenovirus selain bahan

diambil dari dua tempat dapat juga diambil dari tinja dan hapusan

rektum. Untuk pembiakan Mikoplasma pneumonia digunakan media

tryticase, soya boilon dan bovine albumin (TSB).

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b. Reaksi Serologis

Reaksi serologis yang digunakan anatara lain adalah pengikatan

komplemen, reaksi hambatan hemadsorpsi, reaksi hambatan

hemaglutinasi, reaksi netralisasi, RIA serta ELISA.

c. Diagnostik Virus secara langsung

Dengan cara khusus yaitu imonofluoresensi RIA, ELISA dapat

didentifikasi virus influenza, RSV dan mikoplasma pneumonia,

mikropon electron juga dipergunakan pada pemeriksaan virus corona.

Selain itu, jumlah leukosit dan hitung jenis. Leukositosis dengan

peningkatan sel PMN di dalam darah maupun sputum menandakan ada

infeksi sekunder oleh karena bakteri. Jarang terjadi leokositosis yang

paling sering jumlah leukosit normal atau rendah (Alsagaff & Mukty,

2010).

8. Komplikasi Ispa

Komplikasi yang sering terjadi antara lain :

a. Otitis media.

b. Sinusitis.

c. Bronchitis.

d. Bronkopneumonia.

e. Pleuritis (Alsagaff & Mukty, 2010).

9. Pencegahan ISPA

Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain :

a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik

Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita

atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA.

Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna,

banyak minum air putih, olahraga dengan teratur, serta istirahat yang

cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena

dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin

meningat, sehingga dapat mencegah vius / bakteri penyakit yang akan

masuk ke tubuh kita.

b. Imunisasi

Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak – anak maupun

orang dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh

kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang

disebabkan oleh virus / bakteri.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan

Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan

mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,

sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa

menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat

memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan

sehat bagi manusia.

d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus /

bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit

ini melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit

penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri diudara yang umumnya

berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang diudara). Adapun

bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran

pernapasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang

diudara), yang kedua duet (campuran antara bibit penyakit).

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Konsep dasar keluarga

a. Pengertian

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga

mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi

sosial, peran dan tugas. (Allender dan Spradley, 2001).

Keluarga adalah dua atau lebih indvidu yang berasal dari sekelompok

keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan

dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal

dalam satu rumah, mempunyai ikaatan emosional dan adanya

pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya. (Stanhope dan

Lancester, 1996)

Jadi kesimpulannya keluarga adalah dua orang atau lebih yang tinggal

bersama dalam satu atap (serumah) karena hubungan darah,

perkawinan, atau adopsi, ikatan emosional yang mempunyai peran

masing – masing dalam keluarga.

b. Tipe Keluarga

Keluarga memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai

macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe

keluarga juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat

mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat

kesehatan maka perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga

(Friedman, Bowden & Jones, 2003).

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

1) Tradisional

a) The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b) The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang

hidup bersama dalam satu rumah.

c) Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dan

anak sudah memisahkan diri.

d) The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk

mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan

karena mengejar karir / pendidikan yang terjadi pada wanita.

e) The extended family

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama

dalam satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante,

orang tua (kakek nenek), keponakan.

f) The single – parent family

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan

anak, hal ini yang terjadi biasanya melalui proses perceraian,

kematian atau karena ditinggalkan (menyalahi hukum

pernikahan).

g) Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu

kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja

di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat

“weekends” atau pada waktu – waktu tertentu.

h) Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang

tinggal bersama dalam satu rumah.

i) Kin – network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau

saling berdekatan dan saling menggunakan barang – barang

dan pelayanan yang sama. Contoh : dapur, kamar mandi,

televii, telepone, dan lain – lain.

j) Blended family

Duda atau janda (karena perceraian) yang menikh kembali dan

membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan

sebelumnya.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

k) The single adult living alone / single – adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri

karena pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti :

perceraian, atau ditinggal mati.

2) Non Tradisional

a) The un maried teenage mother

Kelurga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)dengan anak

dari hubungan tanpa nikah.

b) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

c) Commune family.

Bebrapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada

hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,

sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman, yang sama;

sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok /

membesarkan anak bersama.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family.

Keluarga yang hidup bersama berganti – ganti pasangan tanpa

melaui pernikahan.

e) Gay and lesbian familes

Seseoarng yang mempunyai persamaan seks hidup bersama

sebagimana ‘marital partners’.

f) Cohabitating family

Orang deawas yang hidup bersama diluarg ikatan perkawinan

karena beberapa alasan tertentu.

g) Group - marriage family

Beberapa orang deawasa yang menggunakan alat – lat rumah

tangga bersama, yang saling merasa saling menikah satu

dengan yang lainnya, berbagai seuatu termasuk seksual dan

membesarkan anaknya. Group network family.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai – nilai, hidup

berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang –

barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung

jawab membesarkan anaknya.

i) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga /

saudara di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family.

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan

yang permanen karena krisis peronal yang dihubungkan

dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

k) Gang.

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang – orang

muda yang mencarai ikatan emosional dan keluarga yang

mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan

kriminal dalam kehidupannya.

c. Fungsi Keluarga

1) Friedman (1998)

Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a) Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk

mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota

keluarga berhubungan dengan orang lan.

b) Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat

melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum

meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain

diluar rumah.

c) Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan

generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d) Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

keutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e) Fungsi perawatan / pemeliharaan kesehatan, adalah fungsi

untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga

agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2) UU No. 10 tahun 1992 jo PP No. 21 tahun 1994

Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a) Fungsi keagamaan

(1) Membina norma ajaran – ajaran agama sebagai dasar

tujuan hidup seluruh anggota keluarga.

(2) Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari

– hari kepada seluruh anggota keluarga.

(3) Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari – hari

dalam pengalaman dari ajaran agama.

(4) Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak

tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah

atau masyarakat.

(5) Membina rasa, sikap dan praktek kehidupan keluarga

beragama sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia

sejahtera.

b) Fungsi budaya

(1) Membina tugas – tugas keluarga sebagai lembaga untuk

meneruskan norma – norma dan budaya masyarakat dan

bangsa yang ingin dipertahankan.

(2) Membina tugas – tugas keluarga sebagai lembaga untuk

menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai.

(3) Membina tugas – tugas keluarga sebagai lembaga yang

anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai

pengaruh negative globalisasi dunia.

(4) Membina tugas – tugas keluarga sebagai lembaga yang

baik sesuai dengan norma bangsa indonesia dalam

menghadapi tantangan globalisasi.

(5) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan

seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk

menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia

sejahtera.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

c) Fungsi cinta kasih

(1) Menumbuh kembangkan potensi kasih sayang yang telah

ada antar anggota keluarga kedalam simbol – simbol nyata

secara optimal dan terus-menerus.

(2) Membina tingkah laku saling menyangani baik antar

anggota keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.

(3) Membina pratik kecintaan terhadap kehidupan duniawi

dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan

seimbang.

(4) Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang

mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai

pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

d) Fungsi perlindungan

(1) Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik

dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari

luar keluarga.

(2) Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis

dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang

dari luar.

(3) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan

keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia

sejahtera.

e) Fungsi reproduksi

(1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan

reproduksi sehat bagi anggota keluarga maupun bagi

keluarga sekitarnya.

(2) Membina contoh pengalaman kaidah – kaidah

pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik

maupun mental.

(3) Mengamalkan kaidah – kaidah reproduksi sehat, baik

yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara 2

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam

keluarga.

(4) Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai

modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia

sejahtera.

f) Fungsi sosialisasi

(1) Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan

keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak

pertama dan utama.

(2) Menyadari, merencanakan dan mencipatakan kehidupan

keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari

pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang

dijumpainya baik dilingkungan sekolah maupun

masyarakat.

(3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang

hal – hal yang diperlukan untuk meningkatkan

kematangan dan kedawasaan (fisik dan mental), yang

tidak kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun

masyarakat.

(4) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi

dalam keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat

positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua dalam rangka

perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju

keluarga kecil bahagia sejahtera.

g) Fungsi ekonomi

(1) Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam

lingkungan keluarga dalam rangka menopang

kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.

(2) Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,

keselarasan, dan keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran keluarga.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(3) Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua diluar rumah

dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan

secara serasi, selaras, dan seimbang.

(4) Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai

modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan

sejahtera.

h) Fungsi pelestarian lingkungan

(1) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian

lingkungan internal keluarga.

(2) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian

lingkungan eksternal keluarga.

(3) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian

lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara

lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup

masyarakat sekitarnya.

(4) Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian

lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju

keluarga kecil bahagia sejahtera.

3) Effendy (1998 : 36)

Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya,

adalah :

a) Asih, adalah memberikan kash sayang, perhatian, rasa aman,

kehangatan kepada keluarga sehingga memungkinkan mereka

tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.

b) Asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan

keperawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara,

sehingga diharapkan menjadikan mereka anak – anak yang

sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

c) Asah, adalah memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga

siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam

mempersiapkan masa depannya.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d. Struktur keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam

– macam, diantaranya adalah :

1) Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ayah.

2) Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah

dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui

jalur garis ibu.

3) Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah

suami.

4) Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

e. Peran Keluarga

Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seseorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan – harapan.

Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga

menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola

perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan

“Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan

lingkungan”. Dari pasal diatas jelas bahwa keluarga berkewajiban

menciptakan dan memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan

tingkat derajat kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing – masing, antara lain

adalah :

1) Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung / pengayom, pemberi rasa

aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota

masyarakat kelompok sosial tertentu.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2) Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak –

anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah

tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

3) Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial, dan spiritual.

f. Tahap Perkembangan Keluarga

1) Duvall (1985)

Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :

a) Keluarga baru (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

(1) Membina hubungan intim yang memuaskan.

(2) Menetapkan tujuan bersama.

(3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan

kelompok sosial.

(4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

(5) Persiapan menjadi orang tua.

(6) Memahami prenatal care (pengerian kehamilan, persalinan,

dan menjadi orang tua).

b) Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child Bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan

meniimbulkan krisis keluarga.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

(1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,

seksual, dan kegiatan).

(2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.

(3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran

orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan

kehangatan.

(4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(5) Konseling KB post partum 6 minggu.

(6) Biaya / dana Child Bearing.

(7) Memfasilitasi role learing anggota keluarga.

(8) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c) Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan

pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses

belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran

berikutnya.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

(1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

(2) Membantu anak bersosialisasi.

(3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga

terpenuhi.

(4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun diluar

keluarga.

(5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

(6) Pembagian tanggung jawab.

(7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak.

d) Keluarga dengan anak usia sekolah (6 – 13 th)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

(1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar

rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas.

(2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual.

(3) Menyediakan aktifitas untuk anak.

(4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut

sertakan anak.

(5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

e) Keluarga dengan anak remaja (13 – 20 th)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

(1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan

yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja

adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki

otonomi).

(2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah pergaulan

komunikasi).

(3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

(4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan

anggota keluarga untu memenuhi kebutuhan tumbuh

kembang anggota keluarga.

f) Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

(1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

(2) Mempertahankan keintiman.

(3) Membantu orang tua memasuki masa tua

(4) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat

(5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g) Keluarga usia pertengahan (Midle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

(1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam

mengolah minat sosial dan waktu santai.

(2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

(3) Keakrapan dengan pasangan.

(4) Memelihara hubungan / kontak dengan anak dan keluarga.

(5) Persiapan masa tua / pensiun

h) Keluarga lanjut usia

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

(1) Penyesuian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara

hidup.

(2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan

kematian.

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(3) Mempersiapkan kematian pasangan, kawan dan

mempersiapkan kematian.

(4) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

(5) Melakukan life review masa lalu.

2) Carter & Mc Goldrick (1989)

Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu :

a) Keluarga antara (masa bebas / pacaran) dengan usia dewasa

muda.

b) Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan.

c) Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi

sampai usia sekolah).

d) Keluarga yang memiliki anak dewasa.

e) Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah.

f) Keluarga lansia.

C. Asuhan Keperawatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dimana seorang

perawat mulai mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya.

Tahap pengakajian ini merupakan proses yang sistematis dalam

pengumpulan data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan

mengidentifikasi status kesehatan keluarga. (Setiadi, 2008). Cara

pengumpulan data tentang keluarga dapat dilakukan antara lain dengan :

a. Wawancara

Wawancara yaitu menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan

dengan masalah yang dihadapi keluarga dan merupakan suatu

komunikasi yang direncanakan. Tujuan komunikasi / wawancara disini

adalah :

1) Mendapatkan informasi yang diperlukan

2) Meningkatkan hubungan perawat – keluarga dalam

komunikasi.

3) Membantu keluarga untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b. Wawancara dengan keluarga dikaitkan dalam hubungannya dengan

kejadian – kejadian pada waktu lalu dan sekarang:

1) Pengamatan

Pengamatan dilakukan yang berkaitan dengan hal – hal yang tidak

perlu ditanyakan (ventilasi, penerangan, kebersihan).

2) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan hanya pada anggota keluarga yang

mempunyai masalah kesehatan.

3) Pengkajian asuhan keperawata keluarga menurut teori / model

Family Centre Nursing Friedman, meliputi 7 komponen pengkajian

yaitu :

a) Data Umum

(1) Identitas kepala keluarga :

(a) Nama kepala keluarga (KK) :

(b) Umur (KK) :

(c) Pekerjaan kepala keluarga (KK :

(d) Pendidikan kepala keluarga (KK) :

(e) Alamat dan nomor telepone :

(2) Komposisi anggota keluarga :

(3) Genogram

Genogram harus menyangkut minimal 3

generasi, harus tertera nama, umur,

kondisi kesehatan tiap keterangan

gambar. Terdapat keterangan gambar

dengan simbol berbeda (Friedman, 1998)

seperti:

Laki – laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal serumah : ......................

Pasien yang di dentifikasi :

Kawin :

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Cerai :

Anak adopsi :

Aborsi / keguguran :

(4) Tipe keluarga :

(5) Suku bangsa :

(a) Asal suku bangsa keluarga.

(b) Bahasa yang dipakai keluarga.

(c) Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat

mempengaruhi kesehatan.

(6) Agama :

(a) Agama yang dianut keluarga.

(b) Kepercayaan yang mempengaruhi keluarga.

(7) Status sosial ekonomi keluarga :

(a) Rata – rata penghasilan seluruh anggota keluarga.

(b) Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan.

(c) Tabungan khusus kesehatan.

(d) Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot,

transportasi).

(e) Aktifitas rekreasi keluarga.

b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga.

(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan anak

tertua).

(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

(3) Riwayat keluarga saat ini :

(a) Riwayat terbentuknya keluarga inti.

(b) Penyakit yang diderita keluarga prang tua (adanya

penyakit menular atau penyakit menular di keluarga).

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(4) Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri) :

(a) Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di

keluarga.

(b) Riwayat kebiasaan / gaya hidup yang mempengaruhi

kesehatan.

c) Lingkungan :

(1) Karasteristik rumah.

(2) Ukuran rumah (luas rumah).

(3) Kondisi dalam dan luar rumah :

(a) Kebersihan rumah.

(b) Ventilasi rumah.

(c) Saluran pembuangan air limbah

(SPAL).

(d) Air bersih.

(e) Pengelolaan sampah.

(f) Kepemilikan rumah.

(g) Kamar mandi / WC.

(h) Denah rumah.

(4) Karasteristik tetangga dan komunitas

tempat tinggal:

(a) Apakah ingin tinggal dengan satu

suku saja.

(b) Aturan dan kesepakatan penduduk

setempat.

(c) Budaya setempat yang mempengaruhi

kesehatan.

(d) Mobilitas geografis keluarga :

(e) Perkumpulan keluarga dan interaksi

dengan masyarakat.

(f) Sistem pendukung keluarga

Termasuk siapa saja yang terlibat bila

keluarga mengalami masalah.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d) Struktur keluarga

(1) Pola komunikasi keluarga :

(a) Cara dan jenis komunikasi yang

dilakukan keluarga.

(b) Cara keluarga memecahkan

keluarga.

(2) Struktur kekuatan keluarga :

(a) Respon keluarga bila ada anggota

keluarga yang mengalami masalah.

(b) Power yang dgunakan keluarga.

(3) Struktur peran (formal dan informal)

(a) Peran seluruh anggota keluarga

(b) Nilai dan norma keluarga

(4) Fungsi keluarga

(a) Fungsi afektif

(b) Fungsi sosialisasi

(5) Fungsi perawatan keluarga

(a) Kondisi perawatan kesehatan seluruh

anggota (bukan hanya kalau sakit

diapakan tetapi bagaimana prevensi /

promosi).

(b) Bila ditemui data maladaptif,

langsung lakukan penjajagan tahap II

(berdasarkan 5 tugas keluarga seperti

bagaimana keluarga mengenal

masalah, mengambil keputusan,

merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan dan

memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan).

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(6) Stress dan koping keluarga

(a) Stressor jangka panjang dan jangka

pendek serta kekuatan keluarga.

(b) Respon keluarga terhadap stress.

(c) Strategi koping yang digunakan.

(d) Strategi adaptasi yang disfungsional:

(e) Adakah cara keluarga mengatasi

masalah secara maladaptif.

(7) Pemeriksaan fisik (head to toe)

(a) Tanggal pemeriksaan fisik yang

dilakukan.

(b) Pemeriksaan kesehatan dilakukan

pada seluruh anggota keluarga.

(c) Aspek pemeriksaan fisik mulai vital

sign, rambut, kepala, mata mulut

THT, leher, thoraks, abdomen,

ekstrimitas atas dan bawah, sistem

genetilia.

(8) Harapan keluarga

(a) Terhadap masalah kesehatan

keluarga.

(b) Terhadap petugas kesehatan yang

ada.

Pedoman Pengakajian Tahap II

1) Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah, seperti :

a) Persepsi terhadap keparahan penyakit.

b) Pengertian.

c) Tanda dan gejala.

d) Faktor penyebab.

e) Persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi

a) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah.

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b) Masalah dirasakan keluarga.

c) Keluarga menyerah terhadap masalah

yang dialami.

d) Sikap negatif terhadap masalah

kesehatan.

e) Kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan.

f) Informasi yang salah.

3) Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit, meliputi :

a) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan

sakit.

b) Sifat dan perkembangan perawatan yang

dibutuhkan.

c) Sumber – sumber yang ada dalam

keluarga.

d) Sikap keluarga terhadap yang sakit.

4) Ketidak mampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:

a) Keuntungan / manfaat pemeliharaan

lingkungan.

b) Pentingnya hygiene sanitasi.

c) Upaya pencegahan penyakit.

5) Ketidak mampuan keluarga menggunakan

fasilitas keluarga, meliputi :

a) Keberadaan fasilitas kesehatan.

b) Keutungan yang didapat.

c) Kepercayaan keluarga terhadap petugas

kesehatan.

d) Pengalaman keluarga yang kurang baik.

e) Pelayanan kesehatan yang terjangkau

oleh keluarga.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2. Diagnosa Keperawatan (menjelaskan jenis diagnosa

keperawatan aktual, risiko, dan potensial / sejahtera).

Diagnosa keperawatan adalah keputusan tentang respon

keluarga tentang masalah kesehatan actual atau potensial,

sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk

mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga sesuai

dengan kewenangan perawat. Tahap dalam diagnosa

keperawatan keluarga antara lain.:

a. Analisa data

Setelah data terkempul maka selanjutnya dilakukan

analisa data, yaitu mengkaitkan data dan

menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip

yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam

menentukan masalah kesehatan dan keperawatan

keluarga. Cara menganalisa data adalah :

1) Validasi data, yaitu meneliti kembali data yang

terkumpul dalam format pengkajian.

2) Mengelompokan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan

spiritual.

3) Mengembangkan standart.

4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang diketemukan.

5) Ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat perkembangan

kesehatan keluarga untuk melakukan analisa data, yaitu :

a) Keadaan kesehatan yang normal bagi setiap anggota keluarga,

yang meliputi :

(1) Keadaan kesehatan fisik, mental dan sosial anggota

keluarga.

(2) Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota

keluarga.

(3) Keadaan gizi anggota keluarga.

(4) Status imunisasi anggota keluarga.

(5) Kehamilan dan KB.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b) Keadaan rumah dan saritasi lingkungan, yang meliputi :

(1) Rumah yang meliputi ventilasi, penerangan, kebersihan,

kontruksi, luas rumah dan sebagainya.

(2) Sumber air minum.

(3) Jamban keluarga.

(4) Tempat pembuangan air limbah.

(5) Pemanfaatan pekarangan yang ada dan sebagainya.

c) Karakteristik keluarga, yang meliputi :

(1) Sifat-sifat keluarga.

(2) Dinamika dalam keluarga.

(3) Komunikasi dalam keluarga.

(4) Interaksi antar anggota keluarga

(5) Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan

anggota keluarga

(6) Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga

Dalam proses analisa, data dikelompokka menjadi 2 yaitu data

subyektif dan objektif

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

Data subyektif :

Data objektif :

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan kepada

sasaran individu dan atau keluarga. Komponen diagnosis

keperawatan keluarga meliputi problem, etiologi dan sign/simpton.

b. Masalah (problem)

Tujuan penulisan pernyataan masalah adalah menjelaskan status

kesehatan atau masalah kesehatan secara jelas dan 1sesingkat mungkin.

Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (1995)

dalam setiadi (2008) adalah sebagai berikut :

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

1) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

a) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (higienis

lingkungan)

(1) Resiko terhadap cidera

(2) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)

2) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

a) Komunikasi keluarga disfungsional

(1) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur

peran

(a) Berduka dan diantisipasi

(b) Berduka disfungsional

(c) Isolasi sosial

(d) Perubahan dalam proses keluarga

(e) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(f) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)

(g) Perubahan penampilan peran

(h) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

(i) Gangguan citra tubuh

(2) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif

(a) Perubahan proses keluarga

(b) Perubahan menjadi orang tua

(c) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(d) Berduka yang diantisipasi

(e) Koping keluarga tidak efektif, menurun

(f) Resiko terhadap tindakan kekerasan

(3) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial

(a) Perubahan proses keluarga

(b) Perilaku mencari bantuan kesehatan

(c) Konflik peran orang tua

(d) Perubahan menjadi orang tua

(e) Potensial peningkatan menjadi orang tua

(f) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(g) Perubahan pemeliharaan kesehatan

(h) Kurang pengetahuan

(i) Ketidakpatuhan

(j) Gangguan identitas pribadi

(4) Diagnosa keperawatan keluarga pada fungsi keperawatan

keluarga

(a) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(b) Perilaku mencari pertolongan kesehatan

(c) Resiko terhadap penularan penyakit

(5) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

(a) Potensial peningkatan koping keluarga

(b) Koping keluarga tidak efektif.

c. Penyebab (etiologi)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5 tugas keluarga,

yaitu :

1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda

4) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan

lembaga kesehatan (memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada)

d. Tanda (sign)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan

penyebab. Tanda dan gejala dihubungkan dengan kata-kata “yang

dimanifestasikan dengan”.

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Perumusan diagnosa keperawatan keluarga sama dengan diagnosa

diklinik yang dapat dibedakan menjadi 4 kategori yaitu :

1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai data yang ditemukan

yaitu dengan ciri dari pengkajian didapatkan tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan. Diagnosa keperawatan aktual memiliki tiga

komponen diantaranya adalah problem, etiologi dan simpton.

2) Resiko (ancaman kesehatan)

Diagnosa keperawatan resiko memiliki dua komponen diantaranya

adalah problem dan etiologi. Ciri diagnosa resiko adalah sudah ada

data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.

3) Wellnes (keadaan sejahtera)

Keputusan klinik tentang keadaan keluarga dalam transisi dari

tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi

sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Ada 2 kunci yang

harus ada dalam diagnosa ini, yaitu :

(1) Sesuatu yang menyenangkan pada tingkat kesejahteraan yang

lebih tinggi

(2) Adanya status dan fungsi yang efektif

4) Sindrom

Diagnosa yang terdiri dari kelompok diagnosa aktual dan resiko

tinggi yang diperkirakan akan muncul karena suatu kejadian/situasi

tertentu. Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom,

yaitu :

a) Syndrom trauma pemerkosaan (rape trauma syndrome)

Pada kelompok ini menunjukan adanya tanda dan gejala, seperti

cemas, takut, sedih, gangguan tidur dan lain-lain.

b) Resiko sindrom penyalahgunaan (risk for disuse syndrome)

Misalnya resiko gangguan proses fikir, resiko gangguan

gambaran diri dan lain-lain.

e. Perioritas Masalah

Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa

keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung

dengan menggunakan skala prioritas (skala Baylon

dan Maglaya) sebagai berikut:

1) Tentukan skor untuk tiap kriteria.

2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan

dengan bobot.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Skor X Bobot

Angka tertinggi

3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.

4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh

bobot.

Kriteria Bobot Skor

Sifat Masalah 1 Aktual: 3

Risiko : 2

Potensial:

1

Kemungkinan

masalah

untuk

dipecahkan

2 Mudah: 2

Sebagian:

1

Tidak

dapat:0

Potensi

masalah

untuk dicegah

1 Tinggi : 3

Cukup : 2

Rendah:1

Manonjolnya

masalah

1 Segera

diatasi : 2

Tidak

segera

diatasi : 1

Tidak

dirasakan

adanya

masalah:0

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

3. Perencanaan Keperawatan (dimulai dari penapisan dan

perencanaan keperawatan)

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian

dalam proses keperawatan keluarga yang meliputi

penentuan tujuan perawatan (jangka panjang / pendek),

penetapan standart dan kriteria serta menentukan

perencanaan untuk mengatasi masalah keluarga.

a. Tujuan jangka panjang

Menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah

kepada kemampuan mandiri. Dan lebih baik ada

batas waktunya, misalnya dalam waktu 2 hari.

Pencantuman jangka waktu ini adalah untuk

mengarahkan evaluasi pencapaian pada waktu yang

telah ditentukan sebelumnya. Contoh : Setelah

diberikan asuhan keperawatan selama 2 hari seluruh

keluarga Bapak A dapat merawat anggota keluarga

yang sakit dan dapat mencegah penularan penyakit.

b. Tujuan jangka pendek

Ditekankan pada keadaan yang bisa dicapai setiap

harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang

mengancam kehidupan. Contoh :

1) Keluarga Bapak A dapat mengenal dampak

permasalahan penyakit Ibu A tidak segera

diobati.

2) Bayi yang belum diimunisasi dari keluarga

tersebut harus segera diberi imunisasi BCG, DPT

dan Polio.

3) Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam

merumuskan tujuan keperawatan adalah:

a) Berdasarkan masalah yang telah

dirumuskan.

b) Merupakan hasil akhir yang ingin dicapai.

c) Harus objektif atau merupakan tujuan

operasional langsung dari kedua belah pihak

(keluarga dan perawat).

d) Mencakup kriteria keberhasilan sebagai

dasar evaluasi.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

c. Penetapan Kriteria dan Standar

Merupakan standar evaluasi yang merupakan

gambaran tentang faktor – faktor yang dapat

memberikan petunjuk bahwa tujuan telah tercapai

dan digunakan dalam membuat pertimbangan.

Bentuk dari standar dan kriteria ini adalah pernyataan

verbal (pengetahuan), sikap dan psikomotor.

Tabel 2.3 Kriteria dan Standart dalam rencana

keperawatan keluarga

N

o

Kriteria Pengetahuan

1 Pengetahuan a. Keluarga mampu

menyatakan

pengertian hipertensi

secara umum

b. Keluarga mampu

menyebutkan jenis

makanan yang dapat

menurunkan

hipertensi dan juga

meningkatkan

tekanan darah

c. Keluarga dapat

menyebutkan akibat

jika tekanan darah

tidak terkontrol

secara rutin.

d. Keluarga mampu

melakukan

pemeriksaan tekanan

darah sendiri.

2 Sikap a. Keluarga mampu

memutuskan untuk

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

membuat rencana

kontrol setiap 2

minggu sekali ke

puskesmas.

b. Keluarga mampu

membuat rencana

membeli tensi

sendiri.

3 Psikomotor a. Keluarga

menyediakan jenis

makanan yang dapat

mengurangi darah

tinggi.

b. Keluarga dapat

mengolah makanan

yang mengurangi

darah tinggi.

c. Keluarga mampu

melakukan

pengukuran tekanan

darah sendiri.

d. Fokus dari intervensi keperawatan keluarga

antara lain meliputi kegiatan yang bertujuan :

Menstimulasi kesadaran atau penerimaan

keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara:

1) Memberi informasi yang tepat.

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan

keluarga tentang kesehatan.

3) Mendorong sikap emosi yang sehat yang

mendukung upaya kesehatan masalah.

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

e. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara

perawatan keluarga yang tepat, dengan cara :

1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak

melakukan tindakan.

2) Mengidentifikasi sumber – sumber yang

dimilki keluarga.

3) Mendiskusikan tentang konsekwensi tiap

tindakan

f. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat

anggota yang sakit, dengan cara :

1) Mendemontrasikan cara perawatan.

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada

dirumah.

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan.

g. Membantu keluarga untuk menemukan cara

bagaimana membuat lingkungan menjadi sehat,

dengan cara :

1) Menemukan sumber – sumber yang dapat

digunakan keluarga.

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga

seoptimal mungkin.

h. Memotivasi keluarga untuk memanfaaatkan

fasilitas kesehatan yang ada, dengan cara :

1) Membantu keluarga menggunakan fasilitas

kesehatan yang ada

2) Rencana tindakan keluarga diarahkan untuk

mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan

keluarga, sehingga pada akhirnya keluarga

mampu memenuhi kebutuhan kesehatan

anggota keluarganya dengan bantuan

minimal dari perawat.

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

4. Tindakan Keperawatan Keluarga

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan

perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun

pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, perawat yang

mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri,

tetapi perlu melibatkan tim perawatan kesehatan di

rumah.

Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu:

a. Tahap 1 : Persiapan

Persiapan ini meliputi kegiatan – kegiatan :

1) Kontrak dengan keluarga (kapan dilaksanakan,

berapa lama waktunya, materi yang akan di

diskusikan, siapa yang melaksanakan, anggota

keluarga yang perlu mendapatkan informasi).

2) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan.

3) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif.

4) Mengidentifikasi aspek – aspek hukum dan

etik.

Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat

mempunyai kesiapan secara fisik dan psikis pada

saat implementasi.

b. Tahap 2 : Intervensi

Tindakan keperawatan keluarga berdasrkan

kewenangan dan tanggung jawab perawat secara

profesional adalah :

1) Independent

Adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh

perawat sesuai dengan kompetensi keperawatan

tanpa petunjuk dan perintah dari tenaga

kesehatan lainnya.

Tipe tindakan independent keperawatan

dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu :

a) Tindakan diagnostik

(1) Wawancara dengan klien.

(2) Observasi dan pemeriksaan fisik.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

(3) Melakukan pemeriksaan

laboratorium sederhana, misalnya

(Hb) dan membaca hasil dari

pemeriksaan laboratorium tersebut.

b) Tindakan terapeutik

Tindakan untuk mencegah mengurangi,

dan mengatasi masalah klien. Misalnya :

Untuk mencegah gangguan integritas

kulit dengan melakukan mobilisasi dan

memberikan bantal air pada bagian tubuh

yang tertekan.

Contoh penulisian : 11/10/2014 Lakukan

mobilisasi klien tiap 2 jam dan beri bantal

air pada bagian tubuh yang tertekan.

c) Tindakan edukatif

Tindakan untuk merubah perilaku klien

melalui promosi kesehatan dan

pendidikan kesehatan kepada klien.

Misalnya : Perawat mengajarkan kepada

klien cara injeksi insulin.

Contoh penulisan : 11/10/2014

mengajarkan klien cara injeksi insulin.

d) Tindakan merujuk

Tindakan kerja sama denga tim kesehatan

lainnya.

Contoh penulisan : 11/10/2014 Konsul

dengan ahli terapi fisik mengenai

kemajuan klien menggunakan walker

pada tanggal 12/10/2004.

2) Interdependent

Adalah suatu kegiatan yang memerlukan suatu

kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,

misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan

dokter dan yang lainnya.

Misalnya dalam hal : Pemberian obat – obatan

sesuai dengan terapi dokter. Jadi jenis, dosis,

efek samping menjadi tanggung jawab dokter,

tetapi pemberian obat sampai atau tidak menjadi

tanggung jawab perawat.

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

3) Dependent

Adalah pelaksanaan rencana tindakan medis.

Misalnya dokter menuliskan “perawatan

kolostomy”. Tindakan keperawatan adalah

mendefinisikan perawatan kolostomi

berdasarkan kebutuhan individu dari klien.

c. Tahap 3 : Dokumentasi

Pelaksanaan tindakan kepearwatan harus diikuti

oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap

suatu kejadian dalam proses keperawatan.

5. Evaluasi

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang

sistematis dan terencana tentang kesehatan keluarga

dengan tujuan yang telah ditetaptakan, dilakukan dengan

cara bersinambungan dengan melibatkan klien dan

tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk

melihat kemampuan keluarga dalam mencapai tujuan.

a. Tahap Evaluasi

Evaluasi disusun menggunakan SOAP secara

operasional dengan tahapan dengan sumatif

(dilakukan selama proses auhan keperawatan) dan

formatif yaitu dengan proses dan evaluasi akhir.

1) Evaluasi Berjalan (Sumatif)

Evaluasi jenis ini dikerjakan dalam bentuk

pengisian format catatan perkembangan dengan

berorientasikan kepada masalah yang dialami

oleh keluarga. Format yang dipakai adalah

format SOAP.

2) Evaluasi Akhir (Formatif)

Eveluasi jenis ini dikerjakan dengan cara

membandingkan antara tujuan yang akan

dicapai. Bila terdapat kesenjangan diantara

keduanya, mungkin semua tahap dalam proses

keperawatan perlu di tinjau kembali, agar

didapat data – data, masalah atau rencana yang

perlu dimodifikasi

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b. Metode evaluasi

Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain

adalah :

1) Observasi langsung

2) Wawancara

3) Memeriksa laporan

4) Latihan stimulasi

c. Mengukur pencapaian tujuan keluarga

Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponen,

meliputi :

1) Kognitif (pengetahuan)

Lingkup evaluasi pada kognitif adalah :

a) Pengetahuan keluarga mengenai

penyakitnya.

b) Mengontrol gejala – gejalanya.

c) Pengobatan.

d) Diet, aktifitas, persediaan alat – alat.

e) Risiko komplikasi.

f) Gejala yang harus dilaporakan.

g) Pencegahan.

Informasi ini dapat diperoleh dengan cara :

a) Interview, dengan cara :

(1) Menanyakan kepada keluarga untuk

mengingat beberapa fakta yang sudah

diajarkan.

(2) Menanyakan kepada keluarga untuk

menyatakan informasi yang spesifik

dengan kata – kata keluarga sendiri

(pendapat keluarga sendiri).

(3) Mengajak keluarga pada situasi

hipotesa dan tindakan yang tepat

terhadap apa yang ditanyakan.

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b) Kertas dan pensil

Perawat menggunakan kertas dan pensil

untuk mengevaluasi pengetahuan keluarga

terhadap hal – hal yang telah diajarkan.

2) Afektif (status emosional)

Dengan cara observasi secara langsung, yaitu

dengan cara observasi eksperesi wajah, postur

tubuh, nada suara, isi pesan secara verbal pada

waktu melakukan wawancara.

3) Psikomotor

Adalah dengan cara melihat apa yang dilakukan

keluarga sesuai dengan yang diharapkan.

d. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi

Ada tiga kemungkinan keputusan pada tahap ini,

yaitu :

a. Keluarga telah mencapai hasil yang ditentukan

dalam tujuan, sehingga rencana mungkin

dihentikan.

b. Keluarga masih dalam proses mencapai hasil

yang ditentukan, sehingga perlu penambahan

waktu, resources, dan intervensi sebelum tujuan

berhasil.

c. Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah

ditentukan, sehingga perlu :

a) Mengkaji ulang masalah atau respon yang

lebih akurat.

b) Membuat outcome yang baru, mungkin

outcome pertama tidak realitis atau

mungkin keluarga tidak menghendaki

terhadap tujuan yang disusun oleh perawat.

c) Intervensi keperawatan harus dievaluasi

dalam hal ketepatan untuk mencapai tujuan

sebelmnya.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB III

TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis menguraikan laporan kasus Pemenuhan Kebutuhan Dasar

pada Keluarga Tn.S khusunya pada An.A dengan masalah ISPA yang berada di

wilayah Utan Panjang RT 07 RW.02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan

Kemayoran Jakarta Pusat. Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan

teknik wawancara, observasi dalam pemeriksaan fisik pada seluruh anggota

keluarga.

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga binaan yang belangsung

selama 7 hari mulai dari tanggal 3 April 2017 sampai 10 April 2017 dengan

melakukan kunjungan sebanyak 5 kali pertemuan. Asuhan keperawatan keluarga

dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah

sebagai berikut: pengkajian, analisa data dan perumusan masalah keperawatan,

prioritas diagnosa keperawatan dengan teknik skoring, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Dalam Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam

melaksanakan asuhan keparwatan keluarga. Dari hasil pengumpulan data pada

keluarga diperoleh data-data sebagai berikut :

1. Identitas Keluarga

a. Kepala Keluarga

1) Nama KK : Tn.S

2) Usia : 46 Tahun

3) Pendidikan : SD

4) Pekerjaan : Wiraswasta

5) Agama : Islam

6) Alamat : Jln. Utan Panjang Rt.07 Rw.02

7) Komposisi anggota keluarga: 5 Orang

b. Susunan Anggota Keluarga

No. Nama

(Inisial)

Jenis

Kela

min

Hub

dengan

KK

TTL/

Umur

Pendidikan Pekerjaan Status

Imunisasi

1. 1 Ny. O P Istri Majeleng

ka, 04-

06-1975/

42 Tahun

SD Ibu

Rumah

Tangga

Lengkap

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2. 2 An.R P Anak 2 Majaleng

ka, 10-4-

2005/ 12

Tahun

SMP Pelajar Lengkap

3. 3 An. M P Anak 3 Majaleng

ka,28-06-

2011/ 6

Tahun

Belum

Sekolah

Belum

Sekolah

Lengkap

4. 4 An. A L Cucu Majaleng

ka, 20-9-

2011/ 6

Tahun

Belum

Sekolah

Belum

Sekolah

Lengkap

c. Genogram

ISPA

: Laki-laki : Garis Pernikahan

: Perempuan

: Garis Keturunan

TnA

Tn.F

An.A

Tn.D

Tn.S Tn.J Tn.M

Ny.B

Ny.B

Ny.C Ny.A Ny.O

An.M

Ny.I

By.B

An.R

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

------------ : Tinggal Serumah

: Klien

: Meninggal

Keterangan :

Tn.S adalah anak 1 dari 3 bersaudara yang terdiri dari 3 laki-laki. Ny.O adalah anak

2 dari 5 bersaudara yang terdiri dari 1 laki-laki, 4 perempuan. Kakak 1 dan 3 dari

Ny.O telah meninggal akibat penyakit jantung. Tn.S mempunyai istri bernama

Ny.O dan dikaruniai 3 orang anak yang terdiri dari 3 perempuan. Anak pertama

Tn.S sudah menikah dan tidak tinggal serumah lagi dengan Tn.S

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga Tn.S adalah perkembangan dewasa awal

karena anak pertama berumur 23 tahun yaitu Ny.B dan sudah menikah dan

tidak tinggal satu rumah. Pada tahap ini biasanya dimulai saat anak pertama

meninggalkan rumah. Tugas perkembangan pada tahap dewasa awal :

1) Memperluas keluarga inti menjadi kelurga besar

Anak pertama dari Tn.S sudah menikah dan sudah pisah rumah tidak lagi

tinggal bersama.

2) Mempertahankan keintiman

Suami Ny.O selalu meluangakan waktu untuk mengobrol bersama-sama.

3) Membantu orang tua memasuki masa tua

Anak pertama dari Tn.S yang bernama Ny.B tidak bekerja.

4) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat

Tn.S memberikan kebebesan dan tanggung jawab untuk anak-anak.

Anak pertama Tn.S belum bekerja, anak kedua Tn.S

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Tn.S mengatakan sekarang berperan menjadi kepala kelurga

b. Riwayat keluarga inti

Tn.S asli dari majalengka dan Ny.O asli dari majalengka, mereka bertemu di

rumah Ny.O pada tahun 1992 saat Tn.S main ke rumah Ny.O. mereka

menikah pada tahun 1993 dan tinggal di majalengka sebelum menetap

dijakarta sampai saat ini. Anak pertama Tn.S sudah menikah dan tidak tinggal

dengan Tn.S

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d. Tipe Keluarga

Tipe keluarga Tn.S adalah keluarga besar yang terdiri dari suami, istri, 2 anak

dan 1 cucu.

e. Tahap perkembangan kelurga yang belum terpenuhi

1) Membantu orang tua memasuki masa tua

Anak pertama dari Tn.S yang bernama Ny.B tidak bekerja.

3. Struktur Keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Pola komunikasi keluarga yang digunakan adalah pola komunikasi terbuka

yaitu dengn musyawarah dan dilakukan pada waktu yang tidak menentu

ketika ada urusan yang mendesak saja. Pola interaksi dalam keluarga Tn.S

dilakukan saat makan bersama. Anggota keluarga yang paling dominan

adalah istrinya Ny.O karena dia yang tinggal serumah

b. Struktur Kekuatan keluarga

Hubungan antara anggota keluarga Tn.S terlihat harmonis, saling terbuka

satu sama lain dan menghargai satu sama lain, mendukung dan membantu

dalam keadaan dan kegiatan apapun.

c. Struktur nilai

Nilai yang dianut oleh keluarga Tn.S tidak ditemukan nilai-nilai budaya

yang bertentangan dengan penyakit ispa dan begitu pula dengan kegiatan

didalam keluarga Tn.S tidak ada yang bertentangan. Menurut keluarga Tn.S

kesehatan merupakan hal yang penting dalam kehidupan.

4. Struktur peran

a. Tn.S adalah kepala rumah tangga yang berperan sebagai pencari nafkah untuk

memenuhi kebutuhan sehari – hari, memberikan keamanan dalam keluarga

b. Ny. O adalah ibu rumah tangga berperan mengurus anak – anaknya sekolah,

menggurus pekerjaan rutin di dalam rumah tangga.

c. An. R adalah anak kedua yang berperan sebagai seorang pelajar yang

menempuh bangku smp

d. An. M adalah anak ketiga yang berperan sebagai anak pra sekolah

e. An. A adalah cucu dari anak pertama Ny.B dan Tn. D yang berperan sebagai

anak usia pra sekolah

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

5. Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Tn.S saling menyayangi seperti memberikan

perhatian dan saling mendukung satu sama lain dan bila ada anggota

keluarga yang berhasil anggota keluarga yang lain merasa senang dan

bahagia. Apabila ada anggota keluarga yang menderita penyakit, semua

anggota keluarga saling membantu untuk merawat.

b. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Tn.S dan Ny.O dengan tetangga terjalin dengan tidak

baik, dikarenakan Ny.O tidak pernah mengikuti pengajian, ibu PKK dan

arisan yang diadakan setiap minggu ataupun setiap bulannya yang

dikarenakan Ny.O sibuk mengurus anak-anaknya sekolah dan

mengantarkan cucunya berangkat les. Sedangkan Tn.S selalu mengikuti

kegiatan gotong royong yang diselenggarakan sebulan 2-3 kali dilingkungan

sekitarnya

c. Fungsi reproduksi

Ny.O sejak masih usia dalam produktif (42 Tahun) telah menjadi ikatan

aseptor alat KB sejak 3 tahun yang lalu dengan menggunakan alat

kontrasepsi alat Implan sejak 1 tahun yang lalu dilanjutkan dengan alat IUD

selama 2 tahun.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga Tn.S memberikan kebutuhan keluarga dengan memberikan

financial untuk keperluan keluarga, dengan jumlah sebesar kurang lebih

Rp.1.500.000,00 meliputi uang jajan sekolah/les, bayar uang les, membayar

uang kontrakan, listrik dan lain-lain. Untuk memenuhi kebutuhannya Tn.S

bekerja sebagai pedagang, penghasilan setiap bulan kurang lebih

Rp.1.500.000 sampai dengan Rp.2.000.000,00. Terkadang penghasilan

Tn.S tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

e. Fungsi pemeliharaan kesehatan

1) Kebiasaan keluarga Tn.S jika ada anggota keluarga yang sakit beli obat

sendiri. Tetapi jika menurutnya belum ada perubahan baru dibawa ke

dokter atau ke klinik maupun puskesmas terdekat.

2) Kelurga Tn.S dalam pengadaan makanan sehari – hari dengan cara

memasak sendiri. Komposisi jenis makanan sehari – hari selalu ada

makanan pokok, lauk-pauk (protein hewani dan nabati), sayuran

sedangkan untuk buah dan susu ketersediannya kadang – kadang.

3) Cara menyajikan makanan dalam kelurga Tn.S kadang-kadang tertutup.

Keluarga Tn.S tidak memiliki pantangan makanan apapun. Kebiasaan

keluarga dalam mengelola air minum menggunakan air minum isi ulang

atau terkadang juga dimasak, sedangkan mengelola makanan biasanya

dipotong dulu baru dicuci. Kebiasaan makan keluarga Tn.S adalah

sendiri – sendiri sesuai dengan keinginan.

4) Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Anggota keluarga Tn.S mempunyai kebiasaan tidur pada siang hari.

Keluarga Tn.S hanya mempunyai satu ruangan tamu dan dijadikan

sebagai kamar tidurnya sebagai tempat beristirahat.

5) Pemenuhan rekreasi dan latihan

Keluarga Tn.S tidak pernah melakukan liburan keluar rumah seperti

pergi ke mall secara bersama setiap ada kerja maupun hari sabtu dan

minggu. Menurut keluarga liburan ke luar rumah tidak terlalu penting.

Keluarga Tn.S hanya melakukan liburan dengan menonton tv dan

mengobrol dengan anggota keluarganya dalam mengisi waktu sengang.

6) Pemeliharaan kebutuhan kebersihan diri

Kebiasaan anggota keluarga Tn.S dalam pemenuhan kebersihan diri

yaitu mandi 3x/hr, sikat gigi 2x/hr, serta cuci rambut 2x/hr. Semua

anggota keluarga Tn.S menggunakan bahan – bahan dalam pemenuhan

kebutuhan kebersihan diri dengan sabun, shampoo, pasta gigi, dan lain-

lain.

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b. Sterssor dan Koping Keluarga

1) Stressor jangka pendek dan jangka panjang

Yang dikeluhkan Ny.O yaitu stress karena anak kaduanya belum

sembuh dari batuk dan pileknya. Keluarga Tn.S ingin mempunyai

rumah sendiri apabila mempunyai uang yang tercukupi

2) Kemampuan kelurga berespon terhadap masalah

Keluarga Tn.S menghadapi masalah dengan biasa saja dan jarang

bersikap panik

3) Strategi koping yang digunakan

Apabila ada masalah apapun keluarga Tn.S selalu melakukan

musyawarah dengan cara berdiskusi untuk menyelesaikan masalahnya

secara bersama-sama dan tidak saling menyembunyikan masalah satu

sama lain.

4) Starategi adaptasi disfungsional

Apabila ada masalah apapun keluarga Tn.S selalu melakukan

musyawarah dengan cara berdiskusi untuk menyelesaikan secara

bersama-sama dan tidak saling menyembunyikan masalah satu sama

lain. Respon keluarga Tn.S menghadapi masalah – masalah tersebut

dengan bersikap biasa saja, tidak marah – marah, tidak pernah

membanting barang.

c. Kesehatan Lingkungan

Rumah yang ditempati adalah rumah kontrakan. Jenis bangunan rumah

permanen, luas bangunan panjang kurang lebih 5 M, lebar kurang lebih 1,5

sampai dengan 2 meter, tembok yang ada dirumahnya adalah triplek dan

hanya sebagian disemen. Rumah yang ditempati terdiri dari ruang tamu

sebagai tempat tidur, ruang dapur yang kotor dan penataan kurang, tempat

kamar mandi berada diluar bareng dengan tetangga sekitarnya. Airnya

berasal dari pompa, tidak berbau, putih, kamar mandi tampak licin,

pencahyaan dikamar mandi cukup terang, pencahyaan di rumah cukup

terang juga, tempat pembuangan sampah kurang memadai

Denah rumah

Dapur + Ruang

makan

Ruang tamu +

Kamar tidur

Jendela

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d. Pemeriksaan Fifik

No Komponen Tn.S Ny.O An.R An.M An.A

1 Kepala Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

dan rambut

tidak rontok.

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

dan rambut

tidak rontok.

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

dan rambut

tidak rontok.

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

dan rambut

tidak rontok.

Kulit kepala

bersih, tidak

ada benjolan,

dan rambut

tidak rontok.

2 Mata Konjungtiva :

an anemis

Sklera : an

ikterik

Konjungtiva :

an anemis

Sklera : an

ikterik

Konjungtiva :

an anemis

Sklera : an

ikterik

Konjungtiva :

an anemis

Sklera : an

ikterik

Konjungtiva :

an anemis

Sklera : an

ikterik

3 Telinga Bersih, tidak

ada cairan yang

keluar

Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

Bersih, tidak

ada cairan

yang keluar

4 Hidung Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Bersih, tidak

ada benjolan

Adanya cairan

dihidung

5 Mulut Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tidak

ada stomatitis

Bersih, tidak

ada stomatitis

6 Gigi Bersih, tidak

ada caries

Bersih, tidak

ada caries

Bersih, tidak

ada caries

Bersih, tidak

ada caries

Bersih, tidak

ada caries

7 Leher Tidak ada

pembesaran

kelenjar getah

bening, tidak

ada

pembesaran

vena jugularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

getah bening,

tidak ada

pembesaran

vena

jugularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar getah

bening, tidak

ada

pembesaran

vena jugularis

Tidak ada

pembesaran

kelenjar

getah bening,

tidak ada

pembesaran

vena

jugularis

Adanya

pembengkakan

ditenggorokan,

ada

pembesaran

vena jugularis

8 Dada dan

paru – paru

Simetris, tidak

ada otot bantu

napas, suara

vesikuler

Simetris,

tidak ada otot

bantu napas,

suara

vesikuler

Simetris,

tidak ada otot

bantu napas,

suara

vesikuler

Simetris,

tidak ada otot

bantu napas,

suara

vesikuler

Simetris, tidak

ada otot bantu

napas,

terdengar

suara ronchi di

intercosta 2

9 Abdomen Tidak ada

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Tidak ada

distensi

abdomen

Kamar mandi

I

Kamar mandi

II

Pompa

air

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

10 Ekstrimitas Tidak ada

keluhan

5555 5555

5555 5555

Tidak ada

keluhan

5555 5555

5555 5555

Tidak ada

keluhan

5555 5555

5555 5555

Tidak ada

keluhan

5555 5555

5555 5555

Tidak ada

keluhan

5555 5555

5555 5555

11 TB 160 cm 158 cm 155 cm 102 cm 100 cm

12 BB 76 kg 75 kg 50 kg 20 kg 15 kg

13 TTV TD : 120/90

mmHg

N : 80 x/mnt

RR : 20 x/mnt

S : 36,7 0C

TD : 120/80

mmHg

N : 82 x/mnt

RR : 22 x/mnt

S : 36,5 0C

TD : 110/80

mmHg

N : 80 x/mnt

RR : 20 x/mnt

S : 37,5 0C

N : 80 x/mnt

RR : 20 x/mnt

S : 36,6 0C

N : 82 x/mnt

RR : 22 x/mnt

S : 37,2 0C

14 Kesadaran Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis Composmetis

f. Penjajakan Tahap II

1) Kemampuan keluarga mengenal masalah

Ny.O nengatakan bahwa ISPA adalah penyakit ISPA adalah penyakit

batuk-batuk, pilek dan demam. Ny.O mengatakan penyebab dari

penyakitnya adalah bakteri, cuaca, tanda dan gejala yang dirasakan oleh

An.A meliputi batuk-batuk selama 14 hari, pilek, demam naik turun,

mual muntah, tidak nafsu makan.

2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga mengatakan Ny.O pernah periksa sebelumnya dan diberikan

obat pereda dahak. Saat ditanya, Ny.O mengatakan obat yang pernah

diminum An.A yaitu Ambroxol 3x1. Bila An.A

3) Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

Keluarga Tn. S mengatakan bila An.A merasa batuk-batuk, pilek,

demam, An.A beristirahat dan terkadang minum obat dari warung

untuk menghilangkan batuk-batuk, pilek, demam dan jika rasa sakitnya

belum sembuh juga keluarga Tn.S langsung pergi ke puskesmas untuk

memeriksa kesehatannya diantar dengan keluarganya.

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

4) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Ny.O mengatakan Kondisi rumah berantakan, udara lembab, kotor,

jendela hanya dibuka pada pagi hari saja.

5) Kemampuan keluarga dalam manfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga mengatakan jika ada anggota keluarga yang sedang sakit,

keluarga segera membawa ke klinik / puskesmas terdekat

6. Analisa Data

Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan dalam

analisa data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun analisa

data yang disusun dalam tabel 3.1 dibawah ini.

Tabel 3.1 Analisa Data Keluarga Tn.S khususnya An.A

No Data Fokus Masalah

Kesehatan

Diagnosa Keperawatan

1 DS :

1. Ny.O nengatakan bahwa ISPA adalah

penyakit batuk-batuk, pilek, demam dan

sesak napas

2. Ny.O mengetahui apa penyebab dari

penyakitnya yaitu bakteri dan cuaca

3. Ny.O mengatakan tanda dan gejala yang

dirasakan oleh An.A meliputi batuk-batuk

selama 14 hari, pilek, demam, sesak napas.

4. Ny.O mengatakan An.A pernah

memeriksakan kesehatannya kepuskesmas

tetapi tidak ada perubahan kesehatan pada

An.A. Namun kesehatan An.A belum

kunjung sembuh, akhirnya Ny.O membawa

lagi ke puskesmas terdekat.

5. Keluarga Tn. S mengatakan bila An.A

merasa batuk-batuk, pilek, demam, An.A

beristirahat dan terkadang minum obat dari

warung untuk menghilangkan batuk-batuk,

pilek, demam dan jika rasa sakitnya belum

sembuh juga keluarga Tn.S langsung pergi

ISPA Ketidak efektifan bersihan

jalan nafas pada keluarga

Tn.S khusunya An.A

berhubungan dengan

Ketidakmapuan keluarga

dalam merawat anggota

keluarga yang sedang sakit

ISPA

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

ke puskesmas untuk memeriksa

kesehatannya diantar dengan keluarganya.

6. Ny.O mengatakan Kondisi rumah

berantakan, udara lembab, kotor, jendela

rumah hanya dibuka setiap pagi hari saja.

7. Keluarga mengatakan jika ada anggota

keluarga yang sedang sakit, keluarga segera

membawa ke klinik / puskesmas terdekat

DO :

1. Kesadaran: Composmetis

2. TTV : N : 82 x/mnt

3. RR : 22 x/mnt

4. S : 37,2 0C

5. Terdengar suara ronchi diintercota 2

6. Klien tampak adanya cairan putih dihidung

7. Dada klien tampak tidak simetris.

3 DS :

1. Ny.O mengatakan An.A masih batuk-

batuk sudah kurang lebih 2 minggu, pilek,

demam.

2. Ny.O mengatakan An.A kalau malam hari

suka terbangun karena batuknya

3. Ny.O mengatakan An.A bila batuk

tenggorokannya suka sakit karena sering

batuk.

DO :

1. Kesadaran : Composmetis

2. TTV : N : 82 x/mnt

3. RR : 22 x/mnt

4. S : 37,2 0C

5. Terdengar suara ronchi diintercota 2

6. Klien terlihat batuk-batuk.

7. Klien tampak adanya cairan dihidung.

ISPA Resiko infeksi menular pada

keluarga Tn.S khususnya

An.A berhubungan dengan

Ketidak mampuan keluarga

dalam merawat anggota

keluarga

B. Diagnosa Keperawatan

1. Berdasarkan hasil analisa data sebagaimana tertera pada tabel 3.1 maka

diagnosa keperawatan yang dimunculkan pada kasus keluarga dengan Ispa

adalah :

a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A

berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sedang sakit ISPA

b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan

dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2. Skoring Masalah Keperawatan

Dalam menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga menggunakan

teknik skoring keperawatan berdasarkan masalah yang telah disusun dalam

analisa data. Skoring keperawatan, sebagaimana dijelaskan pada tabel-tabel

dibawah ini :

a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya An.A

berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sedang sakit ISPA

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1 Sifat masalah

Skala

Potensial : 1

Resiko : 2

Aktual : 3

1 3/3 x 1 = 1 Masalah ini bersifat aktual karena Ny.O

mengatakan An.R masih batuk-batuk,

pilek, demam, mual dan muntah, tidak

nafsu makan. Jika tidak ditangani segera

dapat mengakibatkan penyakit

komplikasi

2 Kemungkinan

masalah untuk

diubah

Skala

Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak dapat : 0

2 2/2 x 2 = 2 Kemungkinan masalah dapat diubah

dengan mudah, keluarga sudah

mengetahui beberapa mengenai penyakit

An.A, sehingga saat batuk dan pilek

keluarga langsung membawa ke

puskesmas terdekat

3 Potensi masalah

untuk dicegah

Skala

Tinggi : 3

Cukup : 2

Rendah : 1

1 2/3 x 1 = 2/3 Potensial masalah untuk dicegah cukup

karena Ny.O mengatakan An.A sehabis

aktivitas yang berlebih dan batuk-batuk,

pilek, demam terjadi, An.A langsung

beristirahat dan meminum obat dari

puskemas

4 Menonjolnya

masalah

Skala

Segera ditangani

: 2

1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan apabila ada

anggota keluarga sudah merasakan tanda

dan gejala penyakit tersebut. Keluarga

segera membawa ke klinik / puskesmas

terdekat

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Masalah ada tapi

tidak perlu : 1

Masalah tidak

dirasakan : 0

Total 4 2/3

b. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khusunya An.A berhubungan

dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran

1 Sifat masalah

Skala

Potensial : 1

Resiko : 2

Aktual : 3

1 2/3 x 1 = 2/3 Masalah ini belum terjadi

sehingga perlu ditangani

namun

2 Kemungkinan

masalah untuk

diubah

Skala

Mudah : 2

Sebagian : 1

Tidak dapat : 0

2 2/2 x 2 = 2 Motivasi Ny.O untuk

mengatasi masalah ISPA

untuk sembuh karena Ny.O

mengatakan apabila An.A

sedang mengalami masalah

tersebut langsung dibawa ke

klinik atau puskesmas

terdekat.

3 Potensi masalah

untuk dicegah

Skala

Tinggi : 3

Cukup : 2

Rendah : 1

1 1/3 x 1 = 1/3 Resiko penularan penyakit

sulit dicegah karena kondisi

rumah Tn.S yang kotor,

berdebu dan interaksi antara

anggota keluarga yang lain

kurang dari 1 meter. Anggota

keluarga Tn.S menggunakan

masker apabila ada yang

sedang sakit seperti ISPA

4 Menonjolnya

masalah

Skala

Segera ditangani : 2

Masalah ada tapi

tidak perlu : 1

1 2/2 x 1 = 1 Resiko penularan harus segera

ditangani untuk tidak terjadi

pada anggota keluarga yang

lainnya

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Masalah tidak

dirasakan : 0

Total 4

3. DAFTAR PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berdasarkan hasil perhitungan scoring keperawatan keluarga didapatkan

diagnosa keperawatan prioritas sesuai dengan jumlah yang tertinggi, adapun

urutan diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :

No Diagnosa Keperawatan Skore

1 Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khusunya

An.A berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sedang sakit ISPA

4 2/3

Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khususnya An.A

berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga

3

C. Rencana Tindakan

Berdasarkan urutan diagnosa diatas maka, diagnosa yang menjadikan prioritas studi

kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah :

FORMAT RENCANA TINDAKAN KELUARGA

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Diagnosa

keperawatan

Tujuan Kriteria

Evaluasi

Intervensi

Umum Khusus Kriteria Standar

Ketidak efektifan

bersihan jalan

nafas pada

keluarga Tn.S

khusunya An.A

berhubungan

dengan Ketidak

mapuan keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sedang sakit

ISPA

Selama 5 kali

kunjungan

rumah,

bersihan

jalan nafas

pada An. A

dapat teratasi

1. Selama 1x30

menit kunjungan,

keluarga mampu

mengenal

masalah ISPA

pada keluarga.

Dengan cara :

a. Menyebutkan

pengertian

ISPA

Respon Verbal

ISPA adalah infeksi

saluran pernapasan akut

yang terjadi secara tiba –

tiba yang menyerang

hidung, tenggorokan

saluran bagian dalam

sampai ke paru – paru.

Biasanya menyerang

anak usia dua bulan

sampai lima tahun.

1. Diskusikan bersama

keluarga pengertian

ispa dengan

menggunakan

lembar balik.

2. Tanyakan kembali

kepada keluarga,

tentang pengertian

ISPA

3. Beri pujian atas

usaha yang

dilakukan keluarga.

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

b. Menyebutkan

penyebab

terjadinya

ISPA

Respon Verbal

Menyebutkan 2 dari 3

penyebab ispa:

a. tertular penderita

batuk pilek

b. imunisasi belum

lengkap

c. lingkungan tidak

sehat

Diskusikan bersama

keluarga tentang

penyebab ISPA.

1. Motivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali penyebab

ISPA

2. Beri reinforcement

positifatasusaha

yang dilakukan

keluarga.

1.

2.

3.

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

c. Menyebutkan

tanda dan

gejala dari

ISPA

Respon Verbal Menyebutkan 3 dari 5

tanda dan gejala ISPA:

1) Batuk

2) Pilek

3) Demam

4) Anoreksia

5) Sakit kepala

1. Diskusikan

dengan

keluarga

tentang tanda

gejala ISPA

2. Motivasi

keluarga untuk

menyebutkan

kembali tanda

gejala ISPA

3. Beri

reinforcement

positif atas

usaha yang

dilakukan

keluarga.

2. Selama 1x30

menit kunjungan,

keluarga mampu

mengambil

Respon Verbal Menyebutkan akibat bila

penyakit ISPA tidak

diatasi dapat terjadi :

1. Menjelaskan kepada

keluarga mengenai

akibat lanjut dari

penyakit ISPA

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

keputusan untuk

mengatasi

penyakit ISPA

a. Menjelaskan

akibat yang

terjadi bila

penyakit ISPA

tidak di atasi.

a. Infeksi Telinga

Bagian Tengah

b. Infeksi Selaput

Otak

c. Infeksi Otak

2. Motivasi keluarga

untuk

mengungkapkan

kembali akibat

lanjuut ISPA jika

tidak di tangani

3. Mendiskusikan

kembali dengan

keluarga tentang

keinginan keluarga

untuk merawat

anggota keluarga.

3. Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x60

menit kunjungan

rumah diharapkan

keluarga mampu

Respon

Psikomotor

Keluarga dapat

mendemonstrasikan

cara perawatan ISPA

dengan inhalasi buatan,

membuatkan jeruk nipis

dan kecap.

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

merawat anggota

keluarga yang

sakit ISPA

Dapat melakukan

perawatan ISPA

a. Inhalasi buatan

a. Teknik inhalasi

buatan

1) Persiapan alat:

a) Kertas koran

b) Minyak kayu

putih

c) Wadah

baskom atau

Ember

d) Air panas

secukupnya

2) Prosedur

tindakan:

a. Isi wadah

dengan air

panas

1. Demostrasikan

pada keluarga

tentang cara

menggunakan

inhalasi buatan

2. Berikan

kesempatan pada

keluarga untuk

mencoba

menggunakan

inhalasi buatan

3. Beri reward

positi supaya

yang dilakukan

keluarga

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Membuat jeruk

nipis dan kecap

b. Teteskan 4-6

tetes minyak

kayu putih

c. Hirup uap

melalui corong

dari koran

b. Pembuatan jeruk

nipis dan kecap

1) Persiapan Alat:

a) Gelas atau

mangkok

b) Jeruk 3

c) Kecap

d) Sendok

makan

1. Demostrasikan

pada keluarga

tentang cara

membuat jeruk

nipis dan kecap

2. Berikan

kesempatan pada

keluarga untuk

mencoba

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2) Prosedur

Tindakan :

a) Siapkan buah

jeruk nipis

yang masih

segar dan

sudah masak

b) Siapkan juga

kecap manis

c) Ambil 3 buah

jeruk nipis

dan potong

menjadi dua

d) Peras jeruk

nipis ke

dalam wadah

gelas atau

mangkok

e) Air perasan

jeruk nipis

membuat jeruk

nipis dan kecap

3. Beri reward

positif supaya

yang dilakukan

keluarga

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

saring

menggunakan

penyaring

yang sangat

halus agar

tidak ada biji

atau ampas

buah jeruk

nipis yang

tecampur

f) Tambahkan

kecap

secukupnya,

biasanya

cukup

berikan 3

sendok

makan

4. Setelah dilakukan

tindakan

Respon Verbal Menyebutkan 2 dari 3

cara memodifikasi

1. Klarifikasi

pengetahuan

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

keperawatan

selama 1 x 30

menit kunjungan

rumah diharapkan

keluarga mampu :

memodifikasi

lingkungan

lingkungan untuk

mencegah terjadinya

ISPA :

a. Lantai rumah

bersih

b. Atap rumah bersih

tanpa sawang

c. Terdapat ventilasi

dan penerangan

yang kuat

d. Dapur dan kamar

mandi bersih

e. SPAL mengalir

tidak berbau

keluarga tentang

manfaat fasilitas

kesehatan

2. Memotivasi

keluarga untuk

menyebutkan

kembali manfaat

yankes

3. Memberikan

reward positif

pada keluarga

atas usaha yang

dilakukan

keluarga.

5. Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1x30

menit kunjungan

rumah diharapkan

Keluarga mampu

memanfaatkan

Respon Verbal Manfaat fasilitas

kesehatan adalah untuk

mengontrol kesehatan,

mendapatkan

pendidikan kesehatan

yang tepat dan segera

untuk mengatasi ISPA.

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

fasilitas kesehatan

untuk

mengatasi ISPA

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

HARI/TGL/JAM DIAGNOSA

KEPERAWATAN

TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF

Selasa, 4 April

2017

Ketidak efektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.S

khusunya An.A

berhubungan

dengan Ketidak

mapuan keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sedang sakit

ISPA

1. Mendiskusikan dengan keluarga

pengertian ISPA, mengajarkan keluarga

untuk mengungkapkan kembali

pengertian ISPA

Ds : keluarga mengatakan ISPA adalah

batuk, pilek saja

Do : Ny.O tampak mengerti tentang ispa

2. Mendiskusikan dengan keluarga

penyebab ispa

Ds : keluarga mengatakan penyebab ispa

berasal dari bakteri dan cuaca

Do : Ny.O tampak memperhatikan dan

memahami yang didiskusikan

3. Mendiskusikan dengan keluarga tanda

dan gejala

Ds : keluarga mengatakan tanda dan

gejala yang dirasakan batuk, pilek,

demam

Do : klien tampak menyimak dan

menjawab pertanyaan

Siti

Chalimah

Rabu, 5 April

2017

Ketidak efektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.S

khusunya An.A

berhubungan

dengan Ketidak

mapuan keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sedang sakit

ISPA

1. Mengidentifikasi akibat lanjut dari ispa

Ds : keluarga mengatakan akibat lanjut

dari ispa ada infeksi telinga bagian otak

Do : Ny.O tampak paham akibat lanjut

dari ispa

2. Memotivasi keluarga untuk

mengungkapkan kembali akibat lanjut

dari ispa

Ds : keluarga mengatakan memutuskan

untuk merawat anggota keluarga yang

sakit, jika tidak sembuh akan membawa

ke klinik atau puskesmas terdekat

Do : Ny.O tampak menjawab pertanyaan

Siti

Chalimah

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Kamis, 6 April

2017

Ketidak efektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.S

khusunya An.A

berhubungan

dengan Ketidak

mapuan keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sedang sakit

ISPA

1. Mendemontrasikan cara melakukan

inhalasi buatan

Ds : keluarga mengatakan mengerti dan

ingin melakukan cara tersebut

Do : Ny. O tampak paham dan menyimak

2. Memotivasi keluarga untuk

redemontrasikan

Ds : keluarga mengatakan senang karena

bisa melakukan inhalasi buatan.

Do : keluarga tampak kooperatif dan

aktif

Siti

Chalimah

Jumat, 7 April

2017

Ketidak efektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.S

khusunya An.A

berhubungan

dengan Ketidak

mapuan keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sedang sakit

ISPA

1. Mendiskusikan cara memodifikasi

lingkungan keluarga

Ds : keluarga mengatakan cara menata

lingkungan yaitu lantai rumah bersih,

atap rumah bersih tanpa sawang, terdapat

ventilasi dan penerangan yang kuat

Do : Ny. O tampak menyimak

2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

kembali cara memodifikasi lingkungan

Ds : keluarga mengatakan cara menata

lingkungan yaitu lantai rumah bersih,

atap rumah bersih tanpa sawang, terdapat

ventilasi dan penerangan yang kuat

Do : Ny.O tampak menjawab pertanyaan

yang diberikan

Siti

Chalimah

Sabtu, 8 April

2017

Ketidak efektifan

bersihan jalan nafas

pada keluarga Tn.S

khusunya An.A

berhubungan

dengan Ketidak

mapuan keluarga

dalam merawat

anggota keluarga

yang sedang sakit

ISPA

1. Mengklarifikasi pengetahuan keluarga

tentang manfaat fasilitas kesehatan

Ds : keluarga mengatakan manfaat dari

fasilitas kesehatan bisa mengetahui

kondisi atau keadaan tubuh,

mendapatkan pengobatan yang tepat

serta pendidikan kesehatan

Do : Ny. O tampak menjawab pertanyaan

yang diberikan

Siti

Chalimah

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan

kriteria hasil dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan. Evaluasi

disusun dengan pedoman SOAP.

No Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan (SOAP) Paraf

1 Sabtu, 8 April 2017 Data Subjektif :

1. keluarga mengatakan ispa adalah batuk, pilek

2. keluarga mengatakan penyebab ispa berasal dari virus

dan bakteri.

3. keluarga mengatakan tanda dan gejala ispa adalah

batuk, pilek, demam, mual muntah, tidak nafsu

makan.

4. keluarga mengatakan akibat lanjut dari ispa adalah

infeksi telinga bagian otak.

5. keluarga mengatakan memutuskan untuk merawat

anggota keluarga yang sakit, jika tidak sembuh akan

membawa ke klinik atau puskesmas terdekat.

6. keluarga mengatakan, gara-gara ispa dapat berakibat

mengganggu aktivitas

7. keluarga mengatakan mengerti apa yang telah

diajarkan.

8. keluarga mengatakan senang karena bisa melakukan

cara inhalasi buatan.

9. keluarga mengatakan cara memodifikasi

lingkungannya yaitu lantai rumah yang bersih, atap

rumah bersih tanpa sawang, terdapat ventilasi dan

penerangan yang kuat

10. keluarga mengatakan manfaat dari fasilitas

kesehatan bisa mengetahui kondisi atau keadaan

tubuh, mendapatkan pengobatan yang tepat serta

pendidikan kesehatan”

Data Objektif :

1. keluarga mampu menyebutkan pengertian ISPA

dengan benar

2. keluarga dapat menyebutkan penyebab ISPA

3. keluarga mampu menyebutkan tanda gejala ISPA

4. keluarga tampak kooperatif, dan dapat menjawab

pertanyaan dengan benar

5. keluarga dapat menyebutkan akibat lanjut dari ISPA

6. keluarga tampak memperhatikan apa yang dijelaskan

oleh perawat dan keluarga terlihat sangat menyayangi

An.A

7. keluarga nampak mengambil keputusan dengan benar

8. keluarga mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA

dengan benar

9. keluarga mampu melakukan yang didemontrasikan

oleh perawat.

Siti

Chalimah

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

10. Klien mampu menyebutkan lingkungan yang

aman bagi penderita ISPA

11. Keluarga sudah melakukannya

12. Keluarga dapat meyebutkan manfaat pelayanan

kesehatan

Analisa : TUK 1 sampai TUK 5 teratasi sesuai rencana

Planning : Memotivasi keluarga untuk melanjutkan dan

menerapkan apa yang perawat sudah berikan

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan yang ada antara teori

dan tinjauan kasus yang dilakukan mulai tanggal 3 April 2017 sampai 14 April 2017

pada keluarga Tn.S dalam pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah ISPA yang

beralamat di Jalan Utan Panjang RT.07 RW.02 Kelurahan Sumur Batu Kecamatan

Kemayoran, Jakarta Pusat. Pembahasan ini dilakukan dengan menggunakan

pendekatan melalui proses keperawatan yang meliputi proses pengkajian sampai

evaluasi

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal yang dilakukan oleh penulis pada tanggal 3-8

April 2017 dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan data. Data diperoleh

dengan menggunakan format pengkajian dan teknik pengumpulan data dengan cara

wawancara dengan klien maupun keluarga, observasi dan pemeriksaan fisik.

Setelah penulis melakukan pendekatan untuk menjalin hubungan saling percaya,

keluarga Tn.S dapat menerima kedatangan penulis. Dalam pengkajian tidak

ditemukan kesulitan dikarenakan keluarga Tn.S yang kooperatif keluarga Tn.S

menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh penulis sehingga mempermudah

mendapatkan informasi tetapi dalam pemeriksaan fisik lengkap dengan kontrak

waktu yang sudah disepakati dengan yang bersangkutan agar dapat bertemu. Selain

itu penulis terbantu dengan adanya format pengkajian. Untuk tipe keluarga tidak

ada kesenjangan antara teori dan kasus dikarenakan tipe keluarga pada keluarga

Tn.S adalah keluarga inti. Dimana didalam teori menurut Friedman, Bowden &

Jones, 2003 dijelaskan bahwa The nuclear family (keluarga inti) yaitu keluarga

yang terdiri dari suami, istri dan anak.

Tahap perkembangan keluarga saat ini berada pada tahap keluarga dengan tahap

anak usia dewasa awal dimana Tn.S mempunyai anak pertama yang berumur 23

tahun, dimana berdasarkan teori tugas perkembangan keluarga dewasa awal

meliputi:

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2. Mempertahankan keintiman.

3. Membantu orang tua memasuki masa tua

4. Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat

5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

Dalam teori tugas perkembangan yang ditempuh keluarga Tn.S didapat

kesenjangan dengan kasus, dimana tugas perkembangan pada tahap perkembangan

keluarga usia dewasa awal yang belum terpenuhi adalah membantu orang tua

memasuki masa tua dikarenakan Ny.B tidak bekerja.

Peran keluarga pada keluarga Tn.S yaitu Tn.S berperan sebagai kepala rumah

tangga, pencari nafkah, melindungi anak-anaknya, Ny.O berperan sebagai ibu

rumah tangga, mengurus anak-anaknya sekolah, sebagai pengurus rumah tangga,

An. R berperan sebagai anak pelajar, An.M berperan sebagai anak pra sekolah,

An.A berperan sebagai anak pra sekolah. Tidak memiliki kesenjangan antara teori

dan kasus.

Fungsi pemeliharan kesehatan dalam keluarga Tn.S memiliki tidak memiliki

kesenjangan antara teori dan kasus dimana dalam teori menurut friedman keluarga

dapat memenuhi kebutuhan sandang, papan dan pangan serta perawatan kesehatan.

Keluarga Tn.S langsung membawa An.A pergi berobat kerumah sakit atau

puskesmas terdekat.

Cara penyajian makanan dalam keluarga Tn.S tidak ditemukan kesenjangan dengan

teori dengan cara ditutup dan disimpan dalam lemari. Kebiasaan keluarga dalam

mengelola makanan yaitu dengan cara dipotong terlebih dahulu baru dicuci

berdasarkan teori memotong sayur terlebih dahulu baru dicuci membuat kehilangan

manfaat vitamin B dan C karena vitamin B dan C adalah vitamin larut air maka

vitamin-vitamin ini sangat mudah larut dalam air.

Dari tanda dan gejala yang dikeluhkan An.A tidak ditemukan kesenjangan antara

teori dan kasus seperti batuk-batuk kurang lebih 2 minggu, pilek, mual muntah,

tidak nafsu makan, nyeri tenggorokan. Sedangkan dalam teori tanda dan gejala dari

ispa adalah batuk-batuk, pilek, mual muntah, tidak nafsu makan, demam kurang

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Pada fungsi sosialisasi dalam keluarga Tn.S memiliki kesenjangan antara teori dan

kasus dimana dalam teori menurut friedman keluarga dalam bersolisasi berperan

aktif dalam kegiatan bermasyarakat maupun keluarga sangat penting, sedangkan

dalam keluarga Tn.S dalam bermasyarakat hanya sekedar mengobrol dengan

tetangga sekitarnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Dalam membuat diagnosa penulis sudah mengacu sesuai teori yaitu aktual, resiko

dan potensial. Dalam membuat diagnosa, ada sedikit kesenjangan teori dan kasus

yaitu jika didalam teori sasarannya individu dan keluarga, sedangkan dalam kasus

penulis sasarannya lebih sering pada individu. Didalam keluarga Tn.S terdapat 1

masalah yaitu ispa.

Dalam pada kasus penulis hanya membahas mengenai gangguan sistem oksigenasi:

ISPA dan hanya mendapatkan diagnosa aktual dan resiko. Tapi pada kasus penulis

mendapatkan 2 masalah keperawatan keluarga yang kemudian dilakukan skoring

untuk menentukan prioritas masalah yaitu :

1. Ketidak efektifan bersihan jalan pada keluarga Tn.S khusunya An.A b.d

ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ISPA

khususnya An.A

Penulis mengangkat diagnosa ini dengan dasar adanya data yang didapatkan

yaitu dari data subjektif keluarga Tn.S mengatakan hanya mengetahui beberapa

pengertian, penyebab dan tanda gejala ispa. Waktu terkena ispa An.A masih

batuk-batuk, pilek, demam, mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri

tenggorokan. An.A mengalami ispa keluarga langsung membawanya ke

puskesmas terdekat. Namun pengobatan tersebut tidak sembuh akhirnya An.A

dibawa lagi ke puskesmas untuk menanyakan kesehatannya. Ny.O(perawatan).

Dan menurut data objektif didapatkan terdengar suara ronchi di intercosta 2,

hidung klien tampak mengeluarkan cairan, N:84 x/mnt, RR: 22 x/mnt, S: 37,2

oC, keadaan rumah tidak tertata rapi.

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

2. Resiko infeksi menular pada keluarga Tn.S khususnya An.A b.d ketidak

mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga Khususnya An.A

Diagnosa ini dimunculkan karena keluarga Tn.S khususnya An.A. Ny.O

mengatakan Ny.O mengatakan An.A masih batuk-batuk sudah kurang lebih 2

minggu, pilek, demam, An.A kalau malam hari suka terbangun karena

batuknya, An.A bila batuk tenggorokannya suka sakit karena sering batuk.

Sedangkan data objektif yaitu kesadaran : Composmetis, TTV : N : 82 x/mnt,

RR : 22 x/mnt, S : 37,2 0C, Terdengar suara ronchi diintercota 2 , Klien terlihat

batuk-batuk, Klien tampak adanya cairan dihidung.

Diagnosa menurut teori ada diagnosa nyata / gangguan, diagnosa ancaman (risiko),

diagnosa sehat/ wellness. Berikut adalah masalah yang muncul pada penderita ispa

dalam teori buku nic noc :

a. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas

b. Perubahan nutrsi kurang dari kebutuhan tubuh

c. Hipertemi

d. Resiko infeksi

Dari tiga diagnosa keperawatan yang terjadi tidak terlhat perbedaan antara teori dan

kasus, karena tanda dan gejala mengarah pada yang ditegakkannya diagnosa

keperawatan tersebut. Pada diagnosa keperawatan pertama aktual, yaitu ketidak

efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khususnya An.A, pada diagnosa

kedua Resiko Infeksi Menular pada keluarga Tn.S khususnya An.A. Dalam

membuat diagnosa keperawatan dan memprioritaskan diagnosa keperawatan

melalui teknik skoring yang dibuat bersama keluarga, penulis tidak mengalami

hambatan.

C. Perencanaan Keperawatan

Rencana asuhan keperawatan dibuat untuk mengatasi masalah yang ada.

Berdasarkan dengan konsep perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang

ingin dicapai serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada.

Tujuan terdiri dari jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Penetapan tujuan

jangka panjang (tujuan umum) mengacu pada bagaimana mengatasi problem /

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

masalah (P) dikeluarga, sedangkan penentuan tujuan jangka pendek (tujuan khusus)

mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi (E) (Komang, 2012).

Rencana keperawatan diperioritaskan pada masalah ketidak efektifan bersihan jalan

nafas karena maslah ini merupakan maslaah dengan resiko tinggi dibandingkan

dengan diagnosa kedua, selain itu maslah tersebut akan berakibat munculnya

masalah – masalah baru bila tidak segera ditanagni. Didalam membuat diagnosa

dan membuat prioritas masalah penulis tidak mengalami kesulitan karena keluarga

kooperatif dan mengerti skoring setelah diarahkan oleh penulis.

Pada diagnosa pertama yaitu Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga

Tn.S khusunya An.A berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sedang sakit ISPA. Penulis bersama keluarga

merencanakan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang ispa mulai dari

pengertian sampai cara pencegahan dan perawatannya serta psikomotornya yaitu

melakukan teknik inhalasi buatan dan cara pembuatan jeruk nipis dan kecap.

Tidak terdapat kesenjangan antara rencana tindakan yang dibuat dengan teori

penyusunan rencana keperawatan, dimana penulis melibatkan keluarga dalam

penyusunan rencana keperawatan dan rencana tindakan yang mempunyai masalah.

Selain itu penulis merencanakan untuk melakukan penyuluhan disetiap masalah

pada keluarga untuk mencegah resiko terjadinya masalah dengan tindakan promotif

seperti penyuluhan.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah perncanaan program.

Program dibuat untuk menciptakan keinginan berubah dari keluarga, memandirikan

keluarga. Seringkali perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan

waktu yang cukup untuk merencanakan implementasi

Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis melakukan sesuai rencana yang

telah disusun. Keluarga Tn.S sangat terbuka setiap tindakan yang diberikan oleh

penulis. Tetapi sedikit mengalami hambatan, karena setiap tindakan tidak semua

anggota keluarga Tn.S hadir. Penulis memberikan penyuluhan kepada anggota

keluarga Tn.S yang hadir sementara untuk anggota keluarga Tn.S yang tidak dapat

hadir, penulis memberikan saran untuk keluarga yang mendapatkan penyluhan agar

memberitahu kepada anggota keluarga yang tidak hadir. Selain itu keluarga diberi

leflet dan catatan agar bisa dibaca dan dipelajari lagi

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses kepearawatan. Evaluasi merupakan

sekumpulan informasi sistematik berkenaan dengan program kerja dan efektifitas

dari serangkaian program yang diguanakan terkait program kegiatan, karakteristik

dan hasil yang telah dicapai. Pengukuran efektifitas program dapat dilakukan

dengan cara mengevaluasi kesuksesan dalam pelaksanaan program. Evaluasi

asuhan kepearwatan keluarga, didokumentasikan dalam SOAP (subjektif, Objektif,

Analisis, Planning).

Untuk diagnosa pertama Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S

khusunya An.A berhubungan dengan Ketidak mapuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sedang sakit ISPA. Dilakukan evaluasi pada setiap

melakukan tindakan, setelah dilakukan penyuluhan kesehatan ispa dan

psikomotornya berupa teknik inhalasi buatan . Masalah tersebut sudah teratasi hal

ini dapat dilihat dengan Ny. O yang dapat menyebutkan kembali pengertian, tanda

dan gejala, serta pencegahan dan perawatan ispa. Ny.O dan keluarga dapat

melakukan dengan baik teknik inhalasi buatan. Tindak lanjut dari penulis

meyarankan kepada keluarga Tn.S selalu menjaga kesehatan pada seluruh anggota

keluarga serta menyarankan kepada keluarga Tn.S untuk tetap menerapkan apa

yang telah disampaikan oelh penulis. Penulis mengalami hambatan yaitu ada

anggota keluarga yang tidak hadir saat ada tindakan yang diberikan.

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

BAB V

PENUTUP

Dalam bab ini penulis akan menyimpulkan kembali hasil dari tinjauan teoritis

sampai dengan pembahasan.

A. Kesimpulan

Saat pengkajian tidak semua anggota berkumpul bersama, sehingga tidak

dapat melakukan pemeriksaan kesehatan pada semua keluarga.

Penyebab ispa pada keluarga Tn.S khususnya An.A adalah cuaca, virus.

Gejala yang didapatkan pada An.A yaitu batuk-batuk, pilek, mual muntah,

tidak nafsu makan, demam. Tanda dan gejala ini terdapat teori, pada teori

disebutkan tanda dan gejala ispa adalah batuk-batuk, pilek, mual muntah,

tidak nafsu makan, demam.

Diagnosa yang terdapat di dalam teori

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

penumpukan sputum.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat.

3. Hipertemi berhubungan dengan invasi mikroorganisme.

Sedangkan diagnosa yang ada pada kasus adalah :

1. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas pada keluarga Tn.S khususnya

An.A berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat

anggota keluarga yang sakit ispa

Perencanaan secara umum sesuai dengan landasan teori, namun saat

perencanaan dan skoring tidak semua keluarga terlibat.

Dalam Pelaksanaan tindakan keperawatan penulis sedikit mengalami

hambatan, karena setiap melakukan tindakan tidak semua anggota keluarga

Tn.S tidak hadir dikarenakan Tn.S sibuk bekerja. Penulis memberikan leflet

dan catatan agar memberitahu kepada anggota keluarga yang tidak hadir.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah didapat, penulis menganggap perlu adanya

peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diharapkan agar

dapat membantu klien dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat

kesehatannya secara optimal. Disamping itu penulis memberikan saran

kepada pihak yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan penyakit ispa dan saran tersebut

diantaranya:

1. Untuk penulis

Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat

melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil

yang optimal dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang

kompoten bagi pasien, mahasiswa juga diharapkan dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama proses pembelajaran

baik dikampus maupun dilapangan.

2. Institusi pendidikan

Untuk intitusi diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat

melengkapi buku-buku sebagai referensi dengan terbitan terbaru yang

berkaitan dengan masalah-masalah asuhan kepearwatan keluarga,

sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam penyusunan karya

tulis ilmiah selanjutnya.

3. Klien dan keluarga

Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan menjaga lingkungan

tetap bersih guna mencegah terjadinya ISPA. Serta mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terjangkau dan ekonomis seperti

puskesmas atau klinik.

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

DAFTAR PUSTAKA

Alsagaff & Mukty. (2010). Dasar – dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya :

Airlangga University Press.

Friedman, Marilyn M. (1998). keperawatan keluarga. Edisi 3. EGC. Jakarta.

DepKes RI. (2002). Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Kozier, B dkk. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Volume 1. Edisi 7.

Jakarta: EGC

Laporan Nasional Riskesdas. (2007). Prevalensi ISPA.

http://www.k4health.org/sites/default/laporanNasional20Riskesdas%202007.pd

f . Diperoleh 02 Febuari 2017 jam 10.00 WIB

Laporan Nasional Riskesdas. (2013). Prevelensi ISPA.

http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20

2013.pdf Diperoleh 02 febuari 2017 jam 09.40 WIB

Ns. Tantut Susanto, M.Kep.Sp.Kep.Kom. (2012). Buku Ajar Keperawatan

Keluarga: Aplikasi pada praktik asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: TIM

Pedoman Interim WHO. (2007). Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan pandemic di

fasilitas pelayanan kesehatan. Jenewa : WHO.

Setiadi. (2008). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta : Graha Ilmu.

Susanto. (2012). Aplikasi Teori Praktik Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta :

Trans Info Media.

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis. Jakarta : Erlangga

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ISPA”

DISUSUN OLEH :

SITI CHALIMAH

2014750039

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

SATUAN ACARA PENYLUHAN

Pokok bahasan : Ispa

Sub pokok bahasan : Cara Mengenal ISPA

Sasaran : Keluarga Ny. O

Hari/tanggal : Sabtu, 05-04-2017

Waktu : 10.00 s/d selesai

Tempat : Dirumah Ny. O

Peserta : Pasien dan keluarga Ny.O

A. Tujuan

1. Tujuan umum :

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga pasien

mampu mengenal penyakit ispa dengan tepat.

2. Tujuan khusus :

a. Mampu menjelaskan pengertian ISPA

b. Mampu menjelaskan penyebab ISPA

c. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA

d. Mampu menjelaskan cara penanganan ISPA

e. Mampu menjelaskan penularan ISPA

f. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA

B. Materi

1. Pengertian ISPA

2. Penyebab ISPA

3. Tanda gejala ISPA

4. Cara penangganan ISPA

5. Penularan ISPA

6. Pencegahan ISPA

C. Media

1. Lembar balik

2. Leaflet

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi tanya jawab

E. Pengorganisasian

1. Pembimbing

Pembimbingan Lapangan / Puskesmas : Bu Farida

Pembimbing Pendidikan : Pak Dedi Muhdiana

2. Moderator : Siti Chalimah

Peran Moderator :

a. Memulai dan Menutup Acara

b. Memperkenalkan Diri

c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan

d. Menjaga kelancaran acara

e. Memimpin diskusi

3. Penyaji : Siti Chalimah

Peran Penyaji :

a. Menyajikan materi penyuluhan

b. Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan

c. Menjawab pertanyaan audiens

4. Observasi : Siti Chalimah

Peran Observer :

a. Mengamati jalannya kegiatan

b. Mengevaluasi kegiatan

c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

5. Fasilitator : Siti Chalimah

Peran Fasilitator :

a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

b. Bekerja sama dengan penyaji dalam menampilkan bahan

penyuluhan

c. Membagikan leafleat

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

F. Setting Tempat

Keterangan :

: Peserta

: Pasien An. A ISPA

: Penyaji

: Penguji

A. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Peserta

1. 5 Menit a. Mengucam Salam

b. Memperkenalkan nama

kepada audiens

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan tujuan

penyuluhan

a. Menjawab salam

b. Memperhatikan dan

Mendengarkan

c. Memperhatikan dan

Mendengar

d. Memperhatikan dan

Mendengar

2. 20

Menit

a. Mampu menjelaskan

ISPA

b. Mampu menjelaskan

penyebab ISPA

c. Mampu Menjelaskan

tanda gejala ISPA

d. Mampu menjelaskan

cara penangan ISPA

e. Mampu menjelaskan

cara penanganan ISPA

f. Mampu menjelaskan

komplikasi ISPA

g. Mampu menjelaskan

pencegahan yang tepat

pada ISPA pada anak

a. Memperhatikan dan

Mendengarkan

b. Memperhatikan dan

Mendengarkan

c. Memperhatikan dan

Mendengarkan

d. Memperhatikan dan

Mendengarkan

e. Memperhatikan dan

Mendengarkan

f. Memperhatikan dan

Mendengarkan

g. Mmeperhatikan dan

Mendengarkan

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

3. 15

Menit

a. Mengajukan 3

pertanyaan tentang

penyuluhan ISPA

b. Memberikan

kesimpulan tentang

penyuluhan ISPA

c. Salam penutufp

a. Bertanya

b. Memperhatikan dan

Mendengarkan

c. Menjawab Salam

B. Evaluasi

a. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan

penyuluhan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai

berikut :

1. Mampu menjelaskan pengertian ISPA

2. Mampu menjelaskan penyebab ISPA

3. Mampu menjelaskan tanda gejala ISPA

4. Mampu menjelaskan cara penangan ISPA

5. Mampu menjelaskan penularan ISPA

6. Mampu menjelaskan pencegahan ISPA

b. Evaluasi Struktur

1. Menyiapkan SAP

2. Menyiapkan materi dan media

3. Kontrak waktu dan sasaran

4. Menyiapkan tempat

5. Menyiapkan pertanyaan

c. Evalusi Proses

1. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan

berlangsung

2. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

3. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi

4. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan

berlangsung

5. Tanya jawab berjalan dengan baik

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d. Evaluasi Hasil

1. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu

menjawab pertanyaan 80 % lebih dengan benar

2. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila

sasaran mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan

benar

3. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila

sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan benar

C. Penjelasan Materi

1. Pengertian ISPA

ISPA adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas dan saluran

pernapasan bawah yang berlangsung sampai 14 hari.

2. Penyebab ISPA

a. Tertular oleh penderita batuk

b. Daya tahan tubuh lemah

c. Gizi kurang

d. Lingkungan perumahan yang tidak sehat

e. Anak / bayi yang tidak mendapat ASI yang memadai.

3. Tanda dan Gejala ISPA

a. Batuk

b. Pilek

c. Nafas Cepat

d. Demam

e. Mual Muntah

f. Tidak Nafsu Makan

4. Cara Penangan ISPA

a. Mengatasi panas demam dengan cara kompres air hangat

b. Mengatasi batuk dengan cara : jeruk nipis ½ sendok tea

dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok tea (3x/hari)

c. Pemberian makan dengan cara memberikan makanan bergizi

tapi sering

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d. Pemberian minum dengan cara minum air putih, air hangat, air

sari buah

5. Cara Penularan ISPA

a. Melalui udara

b. Kontak langsung dengan penderita

c. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernapasan

d. Imunisasi yang kurang lengkap

e. Status gizi yang kurang

f. Polusi udara lingkungan

6. Cara Pencegahan ISPA

a. Makanan yang bergizi

b. Imunisasi yang lengkap

c. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“INHALASI BUATAN”

RT.07 RW.02 Kel.Utan Panjang

Keluarga Tn.S Khususnya An.A

DISUSUN OLEH :

SITI CHALIMAH

2014750039

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2017

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

SATUAN ACARA PENYLUHAN

Pokok bahasan : Ispa

Sub pokok bahasan : Latihan Inhalasi Buatan pada penderita ISPA

Sasaran : Keluarga Tn.S

Hari/tanggal : Kamis / 6-04-2017

Waktu : 13.00 – 14.00

Tempat : Dirumah Tn.S

Peserta : Pasien dan keluarga Tn.S

A. Tujuan

1. Tujuan umum :

Setelah mengikuti penyuluhan selama 40 menit diharapkan kesehatan

keluarga Tn.S khususnya An.A dapat berlatih secara aktif sedangkan

keluarganya dapat memberikan dan membimbing secara pasif.

2. Tujuan khusus :

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x40 menit An.A dan keluarga

diharapkan dapat menjelaskan tentang :

a. Mampu menjelaskan pengertian latihan inhalasi buatan pada

penderita ISPA

b. Mampu menjelaskan tujuan latihan inhalasi buatan pada penderita

ISPA

c. Mampu menjelaskan indikasi pada penderita ISPA

d. Mampu menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk inhalasi

buatan pada penderita ISPA

e. Mampu menjelaskan keuntungan terapi inhalasi buatan pada

penderita ISPA

f. Mampu menjelaskan kerugian terapi inhalasi buatan pada penderita

ISPA

g. Mampu menjelaskan tahapan kerja terapi inhalasi buatan pada

penderita ISPA

B. Materi

1. Pengertian terapi Inhalasi Buatan

2. Tujuan pada terapi Inhalasi Buatan

3. Indikasi pada terapi Inhalasi Buataan

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

4. Alat dan bahan yang digunakan terapi Inhalasi Buatan

5. Cara kerja terapi Inhalasi Buatan

6. Keuntungan terapi Inhalasi Buatan

7. Kerugian terapi Inhalasi Buatan

C. Media

Format Prosedur

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Peragaan dan Praktek

E. Pengorganisasian

1. Pembimbing

Pembimbingan Lapangan / Puskesmas : Bu Lili Herlinah

Pembimbing Pendidikan : Pak Dedi Muhdiana

2. Moderator : Siti Chalimah

Peran Moderator :

a. Memulai dan Menutup Acara

b. Memperkenalkan Diri

c. Menetaptakan tata tertib acara penyuluhan

d. Menjaga kelancaran acara

e. Memimpin diskusi

3. Penyaji : Siti Chalimah

Peran Penyaji :

a. Menyajikan materi penyuluhan

b. Bersama fasilitator manjalin kerja sama dalam acara penyuluhan

terapi Inhalasi Buatan

c. Menjawab pertanyaan audiens

4. Observasi : Siti Chalimah

Peran Observer :

a. Mengamati jalannya kegiatan

b. Mengevaluasi kegiatan

c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal serta kegiatan

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

5. Fasilitator : Siti Chalimah

Peran Fasilitator :

a. Memotivasi peserta kegiatan dalam bertanya

b. Bekerja sama dengan penyaji dalam menampilkan bahan

penyuluhan

c. Membagikan format prosedur Inhalasi Buatan

F. Setting Tempat

Keterangan :

: Peserta

: Pasien An. A ISPA

: Penyaji

: Penguji

D. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Materi Peserta

1. 5 Menit Pembukaan a. Mengucam

Salam

b. Memperkenalkan

nama kepada

audiens

c. Kontrak waktu

d. Menjelaskan

tujuan

penyuluhan

a. Menjawab salam

b. Memperhatikan

dan Mendengarkan

c. Memperhatikan

dan Mendengar

d. Memperhatikan

dan Mendengar

2. 20

Menit

Penyampaian

materi

a. Mampu

menjelaskan

pengertian

latihan inhalasi

a. Memperhatikan

dan Mendengarkan

b. Memperhatikan

dan Mendengarkan

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

buatan pada

penderita ISPA

b. Mampu

menjelaskan

tujuan latihan

inhalasi buatan

pada penderita

ISPA

c. Mampu

menjelaskan

indikasi pada

penderita ISPA

d. Mampu

menjelaskan alat

dan bahan yang

digunakan untuk

inhalasi buatan

pada penderita

ISPA

e. Mampu

menjelaskan

keuntungan

terapi inhalasi

buatan pada

penderita ISPA

f. Mampu

menjelaskan

kerugian terapi

inhalasi buatan

pada penderita

ISPA

g. Mampu

menjelaskan

tahapan kerja

terapi inhalasi

buatan pada

penderita ISPA

c. Memperhatikan

dan Mendengarkan

d. Memperhatikan

dan Mendengarkan

e. Memperhatikan

dan Mendengarkan

f. Memperhatikan

dan Mendengarkan

g. Mmeperhatikan

dan Mendengarkan

3. 10

Menit

Evaluasi a. Demontrasikan

latihan terapi

Inhalasi Buatan

pada pebderita

ISPA

b. Diskusi / tanya

jawab

a. Mempratekkan

terapi Inhalasi

Buatan pada

penderita ISPA

b. Bertanya

4. 5 Menit Penutup d. Memberikan

kesimpulan

tentang terapi

a. Memperhatikan

dan

Mendengarkan

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

Inhalasi Buatan

pada ISPA

e. Salam penutup

b. Menjawab

Salam

E. Evaluasi

1. Evaluasi dilaksanakan selama proses dan pada akhir kegiatan

penyuluhan dengan memberikan pertanyaan secara lisan sebagai

berikut :

a. Mampu menjelaskan pengertian latihan inhalasi buatan pada

penderita ISPA

b. Mampu menjelaskan tujuan latihan inhalasi buatan pada

penderita ISPA

c. Mampu menjelaskan indikasi pada penderita ISPA

d. Mampu menjelaskan alat dan bahan yang digunakan untuk

inhalasi buatan pada penderita ISPA

e. Mampu menjelaskan keuntungan terapi inhalasi buatan pada

penderita ISPA

f. Mampu menjelaskan kerugian terapi inhalasi buatan pada

penderita ISPA

g. Mampu menjelaskan tahapan kerja terapi inhalasi buatan pada

penderita ISPA

2. Evaluasi Struktur

a. Menyiapkan SAP

b. Menyiapkan materi dan media

c. Kontrak waktu dan sasaran

d. Menyiapkan tempat

e. Menyiapkan pertanyaan

3. Evalusi Proses

a. Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama penyuluhan

berlangsung

b. Sasaran aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti

c. Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan pemberi materi

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

d. Sasaran tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan

berlangsung

e. Tanya jawab berjalan dengan baik

4. Evaluasi Hasil

a. Penyuluhan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu

menjawab pertanyaan 80 % lebih dengan benar

b. Penyuluhan dikatakan cukup berhasil / cukup baik apabila

sasaran mampu menjawab pertanyaan antara 50 – 80 % dengan

benar

c. Penyuluhan dikatakan kurang berhasil / tidak baik apabila

sasaran hanya mampu menjawab kurang dari 50% dengan benar

F. Penjelasan Materi

1. Pengertian Inhalasi Buatan

Tindakan yang dilakukan pada pasien ISPA dengan cara

sederhana adalah pemberian obat dalam bentuk UAP langsung

menuju alat pernapasan ( hidung ke paru-paru) menggunakan alat

Nebulizer.

Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara

dihirup dalam bentuk uap ke dalam saluran pernafasan yang

dilakukan dengan bahan dan cara yang sederhana serta dapat

dilakukan dalam lingkungan keluarga.

2. Tujuan Inhalasi Buatan

a. Mengobati peradangan saluran pernafasan bagian atas.

b. Menghilangkan sesak selaput lendir saluran nafas bagian atas

sehingga lendir menjadi encer dan mudah keluar.

c. Menjaga selaput lendir dalam keadaan lembab.

d. Melegakan pernafasan.

e. Mengurangi pembekakan selaput lendir.

f. Mencegah pengeringan selaput lendir.

g. Mengendurkan otot dan penyembuhan batuk.

h. Menghilangkan gatal pada kerongkongan.

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

3. Indikasi Inhalasi Buatan

a. Pasien sesak nafas dan batuk.

b. Broncho pnemonia.

c. Asma bronchial.

d. Sinusitis.

e. Pilek dengan hidung sesak dan berlendir.

f. Infeksi saluran pernafasan akut

4. Alat dan Bahan Inhalasi Buatan

a. Ruangan tertutup.

b. Gelas ukuran sedang.

c. Obat-obatan aromatherapi seperti minyak kayu putih.

d. Air hangat.

e. Tissue.

f. Karton yang dibuat berbentuk corong.

5. Cara Kerja Inhalasi Buatan

a. Persiapkan alat dan bahan.

b. Campurkan minyak kayu putih dengan air panas dalam baskom

dengan perbandingan 2-3 tetes minyak kayu putih untuk 250 ml

(1 gelas) air hangat.

c. Tempatkan pasien dan campuran tersebut di ruangan tertutup

supaya uap tidak tercampur denga udara bebas.

d. -10 menit atau

pasien sudah merasa lega dengan pernafasannya.

6. Keuntungan Terapi Inhalasi Buatan

Keuntungan dari Inhalasi buatan anatar lain:

a. Lebih mudah untuk dilakukan.

b. Biaya lebih terjangkau.

7. Kerugian Terapi Inhalasi Buatan

Selain keuntungan, therapi sederhana juga memiliki kekurangan

antara lain yaitu:

a. Kurang efektif di berikan pada balita karena uap air panas dan bau

minyak penghangatnya terlalu kuat. Belum lagi risiko kecelakaan

terkena tumpahan air panas.

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …
Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.S KHUSUSNYA …

RIWAYAT HIDUP

Nama : Siti Chalimah

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 17 April 1996

Status Menikah : Belum Menikah

Kewanegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jalan Tipar Cakung No.171 Rt.007 Rw. 008

kecamatan Cakung kelurahan Cakung barat Jakarta

Timur

Email : [email protected]

Pendidikan :

1. SDN Cakung Barat 013 Pagi Jakarta Timur pada Tahun 2002 - 2008

2. SMPN 144 Jakarta Timur Lulus Tahun 2008 – 2011

3. SMK Kesdam Jaya Jakarta Pusat Lulus Tahun 2011 – 2014

4. D III Keperawatan UMJ Lulus Tahun 2014 - 2017