PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN...

63
PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN HIPERTENSI DI RUANG MELATI 1 RS Dr MOEWARDI Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH ANDI PRASTOWO KORNIAWAN NIM.P.11007 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014 i

Transcript of PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN...

Page 1: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP

PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN

KEPERAWATAN Tn.S DENGAN HIPERTENSI

DI RUANG MELATI 1 RS Dr MOEWARDI

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

DI SUSUN OLEH

ANDI PRASTOWO KORNIAWAN

NIM.P.11007

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

i

Page 2: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan
Page 3: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan
Page 4: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan
Page 5: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena

berkat, rahmat dan karuia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul “PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN HIPERTENSI DI RUANG

MELATI 1 RS Dr MOEWARDI.”

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada yang terhomat :

1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns,M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep selaku Sekertaris Ketua Program Studi

DIII Keperawatan yang telah memberi kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Maula Mar’atus S, S.Kep.,Ns selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dengan cermat memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

4. Alfyana Nadya R, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

v

Page 6: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

5. S. Dwi Sulistyawati, S.Kep.,Ns, M.Kep selaku dosen penguji yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,

perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya

studi kasus ini.

6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya

serta ilmu yang bermanfaat.

7. Pihak RSUD Dr. Moewardi Surakarta beserta staf keperawatan, khususnya di

Ruang Melati 1 yang telah memberikan ijin dan kesempatan bagi penulis

untuk pengambilan data guna penyelesaian karya tulis ini.

8. Kedua orang tua saya, Bapak Marwan dan ibu Jumini yang selalu menjadi

inspirasi dan memberikan semangat kepada saya untuk menyelesaikan

pendidikan.

9. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma

Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-

persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.

Semoga laporan studi kasus ini bermanaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, 08 Mei 2014

Penulis

vi

Page 7: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i

PERNYATAAN TINDAK PLAGIATISME ` ............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ................................................................... 4

C. Manfaat Penelitian ................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Hipertensi ............................................................................. 6

B. Konsep Asuhan Keperawatan ............................................... 15

C. Teknik Relaksasi Nafas Dalam ............................................ 18

vii

Page 8: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

BAB III LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien......................................................................

20

B. Pengkajian .............................................................................

20

C. Perumusan Masalah Keperawatan ........................................

25

D. Perencanaan Keperawatan................................................... .

26

E. Implementasi Keperawatan....................................................

27

F. Evaluasi...................................................................................

29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Pengkajian..............................................................................

31

B. Diagnosa Keperawatan...........................................................

33

C. Intervensi Keperawatan..........................................................

34

D. Tindakan Keperawatan ........................................................

37

E. Evaluasi Keperawatan ..........................................................

38

F. Analisa Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam .............

40

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.............................................................................

42

B. Saran.......................................................................................

45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

Page 9: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi (Menurut JNC VII, 2013) .......................... 8

Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi (Menurut ESC, 2007) ................................. 8

ix

Page 10: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pathways..................................................................................... 11

Gambar 3.1 Genogram ................................................................................... 21

x

Page 11: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Asuhan Keperawatan

Lampiran 3 Jurnal

Lampiran 4 Log Book Kegiatan Harian

Lampiran 5 Lembar Pendelegasian Pasien

xi

Page 12: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami

penigkatan tekanan darah diatas normal dalam jangka waktu yang lama. Jika

diukur dengan tensimeter hasil pengukuran tekanan darahnya menunjukkan

140/80 mmHg (Sunanto, 2009). Menurut WHO (2012) dalam Porwanto

(2012) hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia dan

berkaitan erat dengan pola perilaku hidup masyarakat. Sampai saat ini

hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain

meningkatnya prevalensi hipertensi, masih banyak pasien hipertensi yang

belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan

darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan

komplikasi berupa kerusakan organ target, terutama pada jantung dan

pembuluh darah yang memperburuk prognosis pasien hipertensi.

Menurut WHO (2012) dalam Porwanto (2012) angka kejadian

hipetensi di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni bumi

mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita.

Angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% ditahun 2.025 dari

972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya

berada di negara sedang berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, Prevalensi hipertensi di indonesia

1

Page 13: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan
Page 14: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

2

mencapai 37,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas dimana wanita

beresiko lebih tinggi dari pada laki-laki. Dari jumlah itu, 60% penderita

hipertensi berakhir pada stroke sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal,

dan kebutaan. Pada orang dewasa, peningkatan tekanan darah sistolik 20

mmHg menyebabkan peningkatan 60% resiko kematian akibat penyakit

kardiovaskuler. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab

kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8%

dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Peningkatan curah jantung dapat terjadi karena adanya peningkatan

denyut jantung, volume sekuncup dan peningkatan curah jantung. Dalam

meningkatkan curah jantung, sistem saraf simpatis akan merangsang jantung

untuk berdenyut lebih kencang, juga meningkatkan volume sekuncup dengan

cara vasokontriksi selektif pada organ perifer, sehingga darah yang kembali ke

jantung lebih banyak (Muttaqin, 2009). Apabila hal tersebut terjadi terus

menerus maka otot jantung akan menebal (hipertrofi) dan mengakibatkan

fungsinya sebagai pompa menjadi terganggu. Jantung akan mengalami dilatasi

dan kemampuan kontraksinya berkurang, akibat lebih lanjut adalah terjadinya

payah jantung, infark miokardium atau gagal jantung (Muhammadun, 2010).

Berbagai faktor dari gaya hidup berpengaruh terhadap hipertensi

ternyata gaya hidup yang memperhatikan tekanan darah adalah mengurangi

berat badan, mengurangi alkohol, olah raga teratur, berhenti merokok dan

mengurangi konsumsi garam. Jumlah garam yang berlebih dalam aliran darah

menyebabkan tubuh menarik lebih banyak air dalam darah. Hal ini yang

Page 15: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

3

menyebabkan tekanan pada dinding pembuluh darah menjadi naik, akibatnya

jantung bekerja lebih keras (Lovastatin, 2005).

Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada

tingkat optimal dan meningkatkan kualitas kehidupan secara maksimal dengan

cara memberi intervensi asuhan keperawatan sehingga dapat memperbaiki

kondisi kesehatan. Salah satu tindakan yang dapat diberikan untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah pemberian teknik

relaksasi nafas dalam mekanisme relaksasi nafas dalam pada sistem

pernafasan berupa suatu keadaan inspirasi dan ekspirasi pernafasan dengan

frekuensi pernafasan menjadi 6-10 kali permenit sehingga terjadi peningkatan

rengang kardiopulmonari (Izzo, 2008).

Hasil dari sebuah Penelitian terkait terapi nafas dalam untuk

menurunkan tekanan darah dapat dilakukan secara mandiri, relatif mudah

dilakukan dari pada nonfarmakologis lainnya, tidak membutuhkan waktu lama

dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi penderita

hipertensi. Selain itu ada sebuah penilitian yang menghasilkan ada pengaruh

teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi sedang-berat (Elrita, 2013). Pemberian teknik relaksasi nafas dalam

sampai saat ini menjadi metode yang mudah dalam pelaksanaanya dan

pemberian teknik relaksasi pernafasan ini sangat baik untuk dilakukan setiap

hari pada penderita hipertensi, agar membantu relaksasi otat pembuluh darah

sehingga mempertahankan elastisitas pembuluh darah arteri (Heryanto, 2004).

Page 16: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

4

Hasil observasi penulis pada tanggal 10-12 April 2014 pada Tn. S

dengan Hipertensi di ruang Melati 1 RS Dr. Moewardi Surakarta, diperoleh

data pada Tn. S TD=170/100 mmHg, Nadi 90x/mnt, RR 20x/mnt, Suhu 37ºC

maka perlu dilakukan tindakan untuk menurunkan Tekanan Darah klien. Oleh

karena itu penulis tertarik memberikan tindakan relaksasi nafas dalam untuk

menurunkan tekanan darah. Hal ini yang diajukan dalam penulisan karya tulis

ilmiah yang berjudul “Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Asuhan Keperawatan Pada Tn. S dengan

Hipertensi di ruang Melati 1 RS Dr. Moewardi Surakarta”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Utama

Melaporkan pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan

tekanan darah pada Tn. S dengan Hipertensi di ruang Melati 1 RS Dr.

Moewardi.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan hipertensi.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan

hipertensi.

c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Tn. S

dengan hipertensi.

d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan hipertensi.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan hipertensi.

Page 17: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

5

f. Penulis mampu menganalisa hasil pemberian teknik relaksasi nafas

dalam terhadap penurunan tekanan darah pada Tn. S dengan hipertensi.

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi Penulis

Memperoleh wawasan serta pengetahuan tentang pengaruh teknik

relaksasi nafas dalam, berserta masalah hipertensi dan konsep

keperawatanya sehingga dapat dijadikan sumber ilmu dan wawasan oleh

penulis.

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pemberian

pelayanan kesehatan berkaitan dengan masalah keperawatan dengan

Hipertensi.

3. Bagi Perawat

Sebagai bahan acuhan dalam pemberian tindakan keperawatan pada

pasien hipertensi.

Page 18: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. HIPERTENSI

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi (Hypertension) adalah suatu keadaan di mana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan

oleh angka systolic (bagian atas) dan angka diastolic (bagian bawah) pada

pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik

yang berupa cuff air raksa (Sphygmomanometer) ataupun alat digital

lainnya (Herlambang, 2013). Pada usia muda, rata-rata tekanan darah

normal adalah 120/80 mmHg tekanan darah orang tua sedikit lebih tinggi

dibandingkan anak muda, karena perbedaan kelompok usia tersebut maka

seseorang dikatakan mengidap hipertensi apabila tekanan darahnya

melebihi 140/90 mmHg. Beberapa faktor yang menjadi penyebab naiknya

tekanan darah pada usiamtua antara lain pada pembulu darah orang tua

terbentuk endapan kotoran, misalnya kolesterol, dan fungsi beberapa organ

tubuh yang berhubungan dengan tekanan darah mulai menurun (Soeryoko,

2010).

Tekanan darah adalah keadaan dimana tekanan yang dikenalkan oleh

darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh

anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran

dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut 120/80 mmHg.

6

Page 19: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

7

Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembulu arteri ketika jantung

berkontraksi disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan

tekanan ketika jantung sedang berlelaksasi disebut dengan tekanan

diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah

dalam keadaan duduk atau berbaring (Herlambang, 2013).

2. Etiologi

a. Hipertensi primer/ esensial : kurang lebih sebilan puluh persen

hipertensi yang ada di masyarakat termasuk golongan hipertensi ini, dan

belum diketahui penyebabnya, klien tidak menunjukkan keluhan, b.

Hipertensi sekunder : Jenis hipertensi ini diketahui penyebabnya dan

penanganannya lebih mudah. Kien menunjukkan gejala atau keluhan dari

penyakit yang mendasarinya misalnya Kelainnan ginjal : GNA/GGA ,

Hormon : Diabetes Militus, Neurologi : Tumor otak, Lain-lain :

Preeklamsi (Herlambang, 2013).

Penyebab hipertensi dibagi menjadi 3 yaitu : a). Secara garis

keturunan menyebabkan klainan berupa : Gangguan fungsi barostat renal,

Sensitifitas terhadap konsumsi garam, Abnormalitas transportasi natrium

kalium, Respon SSP (Sistem Saraf Pusat) terhadaap stimulasi psiko-sosial,

Gangguan metabolisme (glikosa, lipid, dan resistensi insulin, b). Faktor

lingkungan : .Faktor psikososial yaitu kebiasaan hidup, stress mental,

keturunan dan kegemukan, Faktor konsumsi garam, dan Pengobatan obat-

obatan seperti golongan ankortikosteroid, c). Adaptasi dan struktual

jantung serta pembuluh darah : pada jantung terjadi hypertropi dan

Page 20: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

8

hyperplasia monosit, pada pembulu darah : terjadi vaskuler hypertropi

(Pudiastuti, 2013).

3. Klasifikasi

a. Berdasarkan JNC VII :

Drajat Tekanan sistolik

(mmHg)

Tekanan diastolik

(mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Pre-hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89

Hipertensi drajat I 140 – 159 atau 90 – 99

Hipertensi drajat II ≥ 160 atau ≥ 100

Tabel 2.1

Klasifikasi Hipertensi (Sumber : JNC VII, 2013)

b. Menurut European Society of Cardiology :

Kategori Tekanan sistolik (mmHg)

Tekanan diastolik (mmHg)

Optimal < 120 Dan < 80

Normal 120 – 129 Dan/atau 80 – 84

Normal tinggi 130 – 139 Dan/atau 85 – 89

Hipertensi drajat I 140 – 159 Dan/atau 90 – 99

Hipertensi drajat II 160 – 179 Dan/atau 100 – 109

Hipertensi drajat II ≥ 180 ≥ 110

Hipertensi sistolik terisolasi ≥ 190 < 90

Tabel 2.2

Klasifikasi Hipertensi (sumber: ESC, 2007)

Page 21: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

9

The Sevent Joint National Committee on Prevention, Detection,

Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) membuat

klasifikasi tekanan darah normal pada orang dewasa adalah sistolik <120

mmHg dan diastolik <80 mmHg. prehipertensi diberi batasan tekanan

darah sistolik 120 sampai 139 mmHg atau tekanan darah diastolik 80-89

mmHg. Hipertensi stadium 1 adalah tekanan darah sistolik 140 sampai 159

mmHg atau tekanan darah diastolik 90 sampai 99 mmHg. Hipertensi

stadium 2 adalah tekanan darah sistolik >160 mmHg atau tekanan darah

diastolik >100 mmHg. Hipertensi maligna adalah keadaan yang

mengancam jiwa yang sekunder terhadap tekanan darah yang meninggi.

Kedauratan hipertensi adalah keadaan yang memerlukan penurunan

tekanan darah segera (dalam 1 jam) untuk mencegah kerusakan target

organ. Hypertensive urgencies adalah kenaikan darah secara signifikan

yang sebaiknya dikoreksi dalam 24 jam setelah diketahui (Dr.Lyndon

saputra, 2010).

4. Manifestasi Klinik

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,

seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh

darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala

sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukkan adanya kerusakan

vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang

Page 22: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

10

divaskulerisasi oleh pembulu darah besangkutan. Perubahan patologis

pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia (Peningkatan urinasi

pada malam hari) dan ezetoma (peningkatan nitrogen urea darah (BUN)

dan kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan

strokeatau serangan iskemik transien yang bermanifestasi sebagai paralysis

sementara pada satu sisi (hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan)

(Brunner & Suddarth, 2005)

5. Patways

Perjalanan dari penyakit hipertensi

Page 23: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

11

Faktor predisposisi, usia, jenis kelamin, merokok,

stress, kurang olah raga, genetic, alcohol,

konsentrasi garam, obesitas

Tekanan sistemik darah Hipertensi Ansietas

Beban kerja jantung

Aliran darah makin

cepat keseluruhan tubuh sedangkan nutrisi dalam

sel sudah mencakupi

kebutuhan

Kerusakan

vaskuler pembulu

darah

Perubahan struktur

Penyumbatan

pembulu darah

Perubahan situasi

Krisis situasional

Metode koping

tidak efektif

vasokontriksi Ketidak efaktifan

koping

Gangguan sirkulasi

Informasi yang minim

Ginjal Otak Suplai O2 ke Defisiensi pengetahuan

Vasokontriksi pemb

darah ginjal

Blood flow darah

Respon RAA

Resitensi

pembulu darah

Nyeri kepala

Resiko ketidak

efektifan perfusi

jaringan otak

Resiko

cedera

Spasme

arteroid

Merangsang aldosteron

Retensi Na

Edema

Kelebihan volume

cairan

(Nanda, 2013)

Suplai O2

ke otak

Resiko ketidak

efektifan perfusi

jaringan otah

Gambar 2.1

Pembulu darah darah

sisremik

vasokonsrtriksi

Afterload

fatigue

Interolerai

aktivitas

Retina

koroner

Iskemia

miokard

Nyeri Dada

Penurunan

curah jantung

Page 24: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

12

6. Komplikasi

Ada beberapa faktor dari Komplikasi hipertensi (Soeryoko, 2010) :

a. Stroke

Stroke adalah penyakit otak yang disebabkan berhentinya suplai

darah ke otak, stroke merupakan salah satu penyakit komplikasi akibat

darah tinggi. Penyakit stroke sangat ditakuti masyarakat karena dapat

mengakibatkan berhentinya aktivitas hidup, baik pada sebagian

anggota badan maupun total (meninggal).

b. Serangan jantung

Ketika seseorang menderita tekanan darah tinggi kronis

(bertahun-tahun), ada dua orang yang paling rawan mengalami

gangguan, yaitu ginjal dan jantung. Ginjal merupakan penghasilan

hormon pengatur tekanan darah, pada kondisi tekanan darah tinggi

ginjal harus bekerja ekstra keras dan dalam kondisi tidak nyaman.

Sedangkan jantung dalam kondisi tekanan darah tinggi terus-menerus

memompa darah lebih keras dibandingkan dalam kondisi normal.

Pemompaan ini bertujuan untuk mengalirkan darah merata ke semua

organ tubuh namun bila pemompaan ini terus terjadi dalam kondisi

berat atau tidak nyaman maka kondisi ini menyebabkan LVH (Left

Ventrikel Hypertropi) atau pembengkakan ventrikel kiri. Akibat yang

menimbulkan LVH tersebut adalah penderita hipertensi merasakan

nyeri dada, sesak nafas, dan mudah lelah ketika beraktivitas.

Page 25: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

13

c. Edema paru

Edema paru adalah pembengkakan yang terjadi di dalam paru.

Edema paru menunjukkan adanya akumulasi cairan di dalam paru,

paru dapat mengalami pembengkakan akibat tekanan darah tinggi.

Seperti kita ketahui dalam kaitannya dengan tekanan darah, terdapat

dua hal yang harus di ukur yaitu sistolik dan diastolik. Bila terjadi

beban yang berlebihan pada ventrikel kiri pada saat sistolik maka

resiko terjadinya pembengkakan paru semakin besar, demikian pula

bila terjadi beban yang berat pada saat diastolik, volume paru akan

membesar. Paru yang mengalami pembengkakan menyebabkan

penderita kekurangan oksigen karena ruang untuk oksigen telah

tertutupi oleh cairan, akibat yang lebih parah adalah penderita merasa

seperti tercekik, tidak bisa bernafas, dan timbul ketakutan yang luar

biasa. Ketakutan dan kesulitan bernafas ini akan menambah beban

jantung dan menurunkan fungsi jantung karena kekurangan oksigen.

Bila kejadian ini tidak segera ditangani penderita akan meninggal.

d. Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah suatu keadaan dimana ginjal tidak dapat

melakukan fungsinya lebih baik. Ginjal tidak mampu lagi

mempertahankan metaboolisme dan keseimbangan cairan dan

elektrolit. Keadaan semacam ini menyebabkan penumpukan urea dan

sampah nitrogen di dalam darah. seseorang yang mengalami gagal

ginjal dan tidak melakukan cuci darah secara teratur sering ditandi

Page 26: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

14

dengan rasa sakit luar biasa pada sekujur tubuh maupun tidak bisa

tidur. Selain itu, gejala tersebut sering kali diikuti keinginan untuk

muntah terus-menerus, hal ini terjadi karena darah telah bercampur

dengan berbagai racun atau sampah darah

e. Kebutaan

Tidak sedikit penderita hipertensi berakhir dengan kebutaan

permanen. Kebutaan ini muncul akibat hipertensi yang berlangsungan

selama bertahun-tahun atau yang disebut dengan hipertensi kronis.

Pada penderita tekanan darah tinggi, tekanan pada bola mata dapat

mengakibatkan pecahnya pembuluh darah mata. Akibatnya mata tidak

mendapat pasokan nutrisi yang dibawa oleh darah tersebut, pada kasus

tertentu tekanan darah pada bola mata ini diikuti dengan keluarnya

bola mata sehingga penderita seperti melotot.

f. Pendengaran menurun

Komplikasinya yang paling sering terjadi pada penderita

hipertensi adalah menurunnya fungsi pendengaran. Selain itu, telinga

sering berdenging sepanjang hari namun hal tersebut terjadi pada

penderita hipertensi menahun. Hipertensi akut atau hipertensi baru

belum memberi dampak yang hebat, pendengaran yang tidak mendapat

penanganan yang memadai bisa mengurangi kualitas hidup karena

akan mengganggu komunikasi dengan orang lain.

Page 27: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

15

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Data biografi : Nama, alamat, umur, tanggal masuk rumah sakit,

diagnose medis, penanggung jawab, catatan kedatangan. Riwayat

kesehatan Keluhan utama biasanya klien datang ke Rumah Sakit dengan

keluhan kepala terasa pusing, bagian kuduk terasa berat, tidak bisa tidur.

Riwayat kesehatan sekarang biasanya pada saat dilakukan pengkajian

klien masih mengeluh kepala masih terasa sakit dan berat, penglihatan

berkunang-kunan, dan tidak bisa tidur. Riwayat kesehatan dahulu biasanya

penyakit hipertensi ini adalah penyakit yang menahun yang sudah lama

dialami oleh klien, biasanya klien mengkonsumsi obat seperti captropil.

Riwayat kesehatan keluarga biasanya penyakit hipertensi ini adalah

penyakit keturunan. Data dasar pengkajian yaitu Aktivitas / istirahat

Gejala kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton, tanda

frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea. Sirkulasi

Gejala riwayat hipertensi, ateosklerosis, penyakit jantung coroner,

penyakit serebra, tanda kenaikan Tekanan Darah, hipotensi postural,

takhikardi. Integritas Ego Gejala riwayat perubahan kepribadian, ansietas,

depresi, euphoria, factor stress multiple tanda letupan suasana hati, gelisah,

penyempitan continue perhartian, tangisan yang meledak, otot muka

tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara. Eliminasi Gejala

gangguan ginjal saat ini atau yang lalu. Makanan / cairan Gejala makanan

yang disukai yang dapat dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak

Page 28: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

16

dan kolesterol, tanda Berat badan normal atau obesitas, adanya edema.

Neurosensory Gejala keluhan pusing/pening, sakit kepala, berdenyut sakit

kepala, gangguan penglihatan, episode epitaksis, tanda perubahan

orientasi, penurunan kekuatan genggam, perubahan retinal optic. Nyeri /

ketidaknyamanan Gejala angina, nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit

kepala oksipital berat, nyeri abdomen. Pernafasan Gejala dyspnea yang

berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea, dyspnea, nocturnal

proksimal, batuk dengan atau tanpa sekutum, riwayat merokok, tanda

distress respires / penggunaan otot aksesoris pernafasan, bunyi nafas

tambahan, sianosis. Keamanan Gejala gangguan koordinasi, cara jalan,

tanda episode paresthesia unilateral transien, hipotensi postural.

Pembelajaran / penyuluhan Gejala faktor resiko keluarga hipertensi,

aterosklerosis, penyakit jantung, Diabetus Melitus, penyakit ginjal, factor

resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormone.

2. Diagnosa keperawatan

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan

afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular

b. Nyeri (sakit kepala) b.d peningkatan vaskuler serebral

c. Potensial perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung b.d

gangguan sirkulasi

d. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses

penyakit dan perawatan diri

Page 29: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

17

3. Rencana Asuhan Keperatan

a. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b.d peningkatan

afterload, vasokontriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular Tujuan

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan

afterload tidak meningkat, tidak terjadi iskemia miokard. Hasil yang di

harapkan Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan Tekanan

Darah, mempertahankan Tekanan Darah, dalam rentang yang dapat

diterima, mempertahankan irama dan frekuensi jantung stabil.

Intervensi keperawatan meliputi : Pantau Tekanan Darah, berikan

lingkung tenang dan nyaman, anjurkan teknik relaksasi nafas dalam,

kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi

b. Nyeri (sakit kepala) b.d peningkatan vaskuler serebral Tujuan : setelah

dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri

berkurang. Hasil yang diharapkan : Pasien mengungkapkan tidak

adanya sakit kepala dan tampak nyaman Intervensi keperawatan adalah

Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, minimalkan

gangguan lingkungan dan rangsangan, batasi aktivitas, beri obat

analgetik

c. Potensial perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung b.d

gangguan sirkulasi Tujuan : setelah dilakukan intervensi keperawatan

3x24 jam diharapkan sirkulasi tubuh tidak terganggu. Hasil yang

diharapkan : Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik

seperti ditujukan dengan :Tekanan Darah dalam batas yang dapat

Page 30: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

18

diterima, tidak ada keluhan sakit kepala, Tanda-tanda vital dalam batas

normal Intervensi keperawatan : Pertahankan tirah baring ; tinggikan

kepala tempat tidur, kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan ;

lengan, duduk dengan pemantau tekanan arteri jika tersedia,

pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai pesanan, amati adanya

hipotensi mendadak

d. Kurangnya pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses

penyakit dan perawatan diri Tujuan : setelah dilakukan intervensi

keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien terpenuhi dalam

informasi tentang hipertensi. Hasil yang diharapkan : Jelaskan sifat

penyakit dan tujuan dari pengobatan, Jelaskan perlunya menghindari

pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan dokter, Jelaskan perlunya

menghindari konstipasi dan penahanan, Diskusikan perlunya diet

rendah kalori, rendah natrium (Wijaya, 2013).

C. TEKNIK RELAKSASI DAFAS DALAM

1. Definisi

Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang

didasarkan pada pada cara kerja sistem syaraf simpatis dan parasimpatis.

Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif

mengurangi ketegangan dan kecemasan, dan dapat menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi. Pernafasan diafragma sampai saat ini

menjadi metode relaksasi yang mudah dalam pelaksanaannya.terapi teknik

Page 31: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

19

relaksasi nafas dalam sangat baik untuk dilakukan setiap hari oleh

penderita hipertensi, agar membantu tubuh terutama otot pembulu darah

sehingga mempertahankan elastisitas pembuluh darah elastis (Ramdhani,

2014)

2. Prosedur tenik relaksasi nafas dalam

Menurut National Safety Counncil (2013) langkah dari teknik relaksasi

nafas dalam terdiri dari empat fase :

a. Fase I : Inspirasi dengan menarik udara masuk ke dalam paru melalui

hidung, memposisikan tubuh serileks mungkin, konsentrasi, dan

perhatikan penuh

b. Fase II : Beri jeda sebelum mengeluarkan dari paru

c. Fase III : Ekhalasi, mengeluarkan udara dari paru melalui saluran

masuknya udara tersebut

d. Fese IV : Beri jeda kembali setelah, mengeluakan udara sebelum mulai

menghirup udara lagi

e. Menggunakan visualisasi dengan imajinasi. Pemberian teknik relaksasi

nafs dalam dilakukan 15 menit

Page 32: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

BAB III LAPORAN

KASUS

Dalam bab ini menjelaskan tentang laporan studi kasus Asuhan

Keperawatan yang dilakukan pada Tn. S dengan diagnose medis

Hipertensi, dilakukan pada tanggal 10-12 April 2013. Asuhan keperawatan

dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi,

dan evaluasi.

A. Identitas Pasien

Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 47 tahun dengan inisial

Tn. S beragama islam dan bertempat tinggal di Rejosari, karangjati

berpendidikan tamatan SD, dengan diagnose medis Hipertensi, klien

masuk ke rumah sakit tanggal 7 April 2014. Selama dirumah sakit yang

bertanggung jawab atas nama Tn. S adalah Ny. W berusia 55 tahun

pekerjaan ibu rumah tangga bertempat tinggal Rejosari, Karangjati

hubungan dengan klien adalah istri.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 April 2014 jam 08.00 WIB

dengan metode pengkajian autoanamnesa dan alloanamnesa. Keluhan

utama yang dirasakan pasien adalah kepala terasa pusing, dengan riwayat

kesehatan sekarang Tn. S dua hari yang lalu mengalami pusing dan lemas,

pada tanggal 7 April 2014 jam 08.00 WIB pasien dibawa ke RS Dr.

Moewardi. Setelah dilakukan pemeriksaan di IGD pasien disarankan untuk

20

Page 33: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

21

dirawat inap, kemudian pasien dibawa ke bangsal Melati 1 untuk

dilakukan pemeriksaan dan di dapat hasil Tanda-tanda Vital : Tekanan

Darah 170/100 mmHg, Nadi 80x/mnt, RR 20x/mnt, Suhu 37ºC.

Riwayat penyakit dahulu klien mengatakan belum pernah masuk

Rumah Sakit dan Pasien juga belum pernah operasi. Riwayat kesehatan

keluarga klien mengatakan bapak dari Tn. S menderita hipertensi dan

faktor keturunan lain tidak ada seperti Diabetes Mellitus.

Genogram Tn. S

Ht

47 thn

Gambar 3.1

Keterangan :

: meninggal

47 thn : klien

: laki-laki : tinggal serumah

: perempuan : garis keturunan

Ht : riwayat hipertensi

Page 34: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

22

Pengkajian pola kesehatan fungsional menurut Gordon, pada pola

persepsi dan pemeliharaan kesehatan klien mengatakan saat sakit klien

hanya membeli obat di warung dan jarang periksa ke dokter, klien

berharap setelah dilakukan perawatan di RS klien berharap cepat sembuh

dan ingin segera pulang.

Pola nutrisi dan metabolisme sebelum sakit klien makan 3x

sehari, jenis nasi, lauk, dan sayur porsi 1 porsi habis keluhan tidak ada.

Selama sakit klien makan 3x sehari, jenis BBRG porsi ¾ porsi keluhan

tidak ada.

Pola eliminasi sebelum sakit Buang Air Kecil frekuensi 2-5/hari,

jumlah urin ± 300 ml/hari warna kekuningan keluhan tidak ada. Selama

sakit Buang Air Kecil frekuensi 5-6x/hari, jumlah urin ± 400 ml/hari

warna kekuningan keluhan tidak ada. Buang Air Besar sebelum sakit

frekuensi 2x/hari, dengan konsistensi lunak dan berwarna kuning, Buang

Air Besar selama sakit frekuensi 1x/hari, dengan konsistensi lunak dan

berwarna kuning.

Pola aktivitas dan latihan sebelum sakit makan/minum mandiri,

toileting mandiri, berpakaian mandiri, mobilitas di tempat tidur mandiri,

berpindah mandiri, ambulasi/ROM mandiri. Selama sakit makan

makan/minum di bantu orang lain, toileting di bantu orang lain, berpakaian

di bantu orang lain, mobilitas di tempat tidur mandiri, berpindah di bantu

orang lain, ambulasi/ROM di bantu orang lain.

Page 35: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

23

Pola istirahat tidur sebelum sakit klien mengatakan bisa tidur jam

22.00-05.00 WIB dan tidak ada keluhan. Selama sakit klien mengatakan

sulit tidur dan hanya bisa tidur dari jam 03.00-05.00 WIB.

Pola kognitif perseptual sebelum sakit klien mengatakan tidak ada

keluhan/pendengaran , penglihatan dan bicara dengan baik. Selama sakit

klien mengatan nyeri kepala seperti di tusuk di bagian kepala sebelah

kanan dengan skala 6 dan timbul saat duduk hilang saat tiduran.

Pola persepsi konsep diri Body image selama sakit klien

mengatakan saat ini sedang sakit dan yakin penyakitnya cepat sembuh.

Ideal diri klien mengatakan bisa menerima keadaan sakit saat ini. Harga

diri klien, walaupun sakit klien tidak merasa minder atau takut. Peran klien

mengatakan perannya sebagai kepala rumah tangga dan keluarga

menerima keadaannya saat ini. Identitas klien mengatakan bahwa klien

seorang suami dan seorang ayah bagi anaknya.

Pola peran dan hubungan klien mengatakan hubungannya dengan

keluarga sangat dekat satu sama lain dan selalu kooperatif. Pola seksual

dan reproduksi klien mengatakan tidak mempunyai gangguan dalam

seksualitas, klien mempunyai dua anak. Pola mekanisme koping klien

mengatakan apabila dalam keluarga mempunyai masalah segera

diselesaikan dan klien selalu cerita dengan istrinya setiap kali ada masalah.

Pola nilai dan keyakinan klien mengatakan sebelum sakit rajin pergi ke

masjid dan sholat lima waktu. Selama sakit klien hanya bisa berdoa agar

penyakitnya cepat sembuh.

Page 36: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

24

Hasil Pemeriksaan Fisik Keadaan fisik/penampilan kesadaran

composmentis tanda-tanda vital 170/100 mmHg, Nadi 80x/menit,

Respirasi 20x/menit, suhu 37ºC. Kepala bentuk kepala messocepal, kulit

kepala bersih, rambut pendek dan sedikit beruban. Mata konjungtiva tidak

anemis, palpebra hitam, sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan

dan kiri sama mata klien tampak kemerahan. Hidung tidak ada polip.

Mulut simetris, mukosa bibir lembab. Leher tidak ada pembesaran tyroid.

Dada inspeksi pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada jejas,

palpasi vokal premitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor seluruh lapang

paru, auskultasi vesikuler. Jantung Inspeksi tidak ada jejas, iktus cordis

tidak tampak, palpasi ictus cordis teraba di SIC V, perkusi pekak,

auskultasi Bunyi Jantung 1 dan Bunyi Jantung II reguler, tidak ada suara

tambahan. Abdomen inspeksi tidak ada jejas, auskultasi bising usus 16 kali

per menit, perkusi tympani, palpasi tidak ada nyeri tekan. Genetalia tidak

terpasang kateter/Dower Cateter. Ekstermitas tangan kanan lima terpasang

infus, tangan kiri lima, kaki kanan lima, kaki kiri lima.

Hasil pemeriksaan penunjang, pada pemeriksaan laboratorium

didapatkan tanggal 7 April 2014 didapatkan hasil Hemoglobin 13,1 g/dL

(nilai normal 12,1-17,6), Hematokrit 39.0 % (nilai normal 35-45), Eritrosit

4,71 juta/mm³ (nilai normal 4,5-5,9 juta/mm³), Leukosit 10.600 / mm³

(nilai normal 4.400-11.300 / mm³), Trombosit 186.000 uL normal (150-

300), GDS 98 mg/dL (nilai normal 76-120), Basofil 0.1 % (nilai normal 0-

2), Neutrofil 77.1 % (nilai normal 55-80), Limfosit 30% (nilai normal (22-

Page 37: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

25

44), Monosit 6.7 % (nilai normal 0-7), Berat jenis 1.008 (nilai normal

1.015-1.025), PH 6.5 (nilai normal 4.5-8.0).

Terapi yang diperoleh klien selama dibangsal pada tanggal 10

April 2014 antara lain infus NaCl 20 tetes per menit untuk mengembalikan

keseimbangan elektrolit pada dehidrasi, Amlodipin 3x1 gr untuk

menurunkan tekanan darah, Capropil 2x1 gr menurunkan tekanan darah,

Ijeksi Ranitidine 50 mg per 12 jam untuk tungkak lambung, Injeksi

Furosemid 20 mg per 24 jam untuk penyakit ginjal termasuk sindrom

nefrotik ; hipertensi ringan sampai sedang.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Setelah dilakukan analisa terhadap data pengkajian diperoleh data

subjektif antara lain klien mengatakan nyeri P (Provocate) kepala pusing,

Q (Quality) seperti ditusuk, R (Regio) bagian sebelah kanan, S (Skala)

nyeri 6, T (Time) hilang saat tiduran timbul saat duduk. Data obyektif yang

diperoleh klien tampak menahan sakit, tekanan darah 170/100 mmHg,

Nadi 80 kali per menit, respirasi 80 kali per menit, suhu 37ºC. Berdasarkan

analisa menunjukkan bahwa nyeri merupakan prioritas utama sehingga

ditegakkan menjadi diagnosa keperawatan yang pertama yaitu gangguan

rasa nyaman ; nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera biologis ;

peningkatan tekanan vaskulerisasi cerebral.

Data yang selanjutnya diperoleh data subyektif pasien mengatakan

sulit untuk tidur karena lingkungan terlalu ramai. Data obyektif yang

diperoleh klien tampak tiduran, mata klien terlihat merah, tampak kantung

Page 38: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

26

mata hitam dan klien hanya bisa tidur dari jam 03.00-05.00 WIB.

Berdasarkan analisa data gangguan pola tidur adalah prioritas masalah ke

dua. Diagnosa keperawatannya yaitu gangguan pola tidur berhubungan

dengan keadaan lingkungan ; bising.

D. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan dari masalah keperawatan pada tanggal 10 April 2014

penulis menyusun suatu intervensi sebagai tindak lanjut pelaksanaan

asuhan keperawatan pada Tn. S dengan diagnosa keperawatan yang

pertama yaitu gangguan rasa nyaman ; nyeri Akut berhubungan dengan

agen cidera biologis ; peningkatan tekanan vaskulerisasi cerebral.

Tujuan dan kriteria hasil setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 3 x 24 jam dengan tujuan kriteria hasil mampu mengontrol nyeri,

melaporkan bahwa nyeri berkurang menjadi 3. Intervensi yang dilakukan

yaitu observasi tanda-tanda vital (TTV) dengan rasional mengetahui

keadaan klien. Kaji nyeri dengan rasional untuk mengetahui karakteristik

dan skala nyeri, mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam rasional untuk

mengurangi rasa nyeri dan memberikan rasa nyaman (rileks) untuk

menurunkan tekanan darah.

Intervensi yang dilakukan untuk diagnosa yang kedua yaitu

gangguan pola tidur berhubungan dengan keadaan lingkungan ; bising

tujuan dan kriteria hasil jumlah tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari,

perasaan segar sesudah tidur atau istirahat intervensi yang dilakukan

observasi/catat kebutuhan tidur klien setiap hari rasional untuk mengetahui

Page 39: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

27

seberapa lama klien tidur, instruksikan untuk memonitor tidur pasien

rasional agar klien cepat untuk tidur, fasilitasi untuk mempertahankan

aktivitas sebelum tidur rasional mempertahankan kenyamanan agar klien

dapat istirahat.

E. Implementasi Keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan untuk mengatasi masalah

keperawatan utama berdasarkan rencana tindakan tersebut maka dilakukan

tindakan keperawatan pada tanggal 10 April 2014 sebagai tindak lanjut

pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. S Implementasi yaitu jam 09:00

WIB mengkaji karakteristik nyeri (PQRST), respon subyektif klien

mengatakan nyeri seperti ditusuk, nyeri di kepala sebelah kanan, skala 6,

hilang saat tiduran dan timbul saat duduk. Respon obyektif klien tampak

meringis kesakitan. Jam 10.30 WIB mengukur vital sign respon subyektif

klien bersedia untuk di lakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital. Respon

obyektif didapat tekanan darah 170/100 mmHg, respirasi 20 kali per

menit, Nadi 80 kali per menit dan suhu 37oC. Jam 11:00 WIB

Memberikan teknik relaksasi nafas dalam. Respon subyektif klien

mengatakan mau untuk diajarkan teknik relaksasi nafas dalam. Respon

obyektif klien mencoba teknik relaksasi nafas dalam. Jam 11.30 megukur

Tanda-tanda vital didapatkan data subyektif klien mengatakan bersedia

untuk di lakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital. Respon obyektif didapat

hasil Tekanan Darah 150/100 mmHg, Nadi 80 kali per menit, respirasi 20

kali per menit.

Page 40: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

28

Jumat, 11 April 2014 penulis mengobservasi keadaan umum

didapat respon subyektif klien mengatakan badan lemas respon obyektif

klien tampak badan masih lemas. Jam 10:00 WIB memberi injeksi

ranitidin respon subyektif klien mengatakan bersedia untuk di injeksi

respon obyektif obat masuk lewat selang intra vena, dan tidak ada tanda-

tanda alergi jam 13:00 WIB memberitahu kepada keluarga klien untuk

membatasi pengunjung didapat respon subyektif keluarga klien

mengatakan bersedia untuk diberi membatasi pengunjung respon obyektif

tampak pengunjung bergantian masuk.

Sabtu, 12 April 2014 jam 08:00 WIB Tindakan yang dilakukan

adalah memberi obat captopil didapat respon subyektif klien mengatakan

mau minum obat respon obyektif klien tampak sedang minum obat. Jam

10.00 WIB dilakukan pemeriksaan vital sign didapatkan respon subyektif

klien mengatakan mau untuk di lakukan pemeriksaan Tanda-tanda vital

respon obyektif didapat hasil Tekanan Darah 160/90 mmHg, nadi 80 kali

per menit, respirasi 20 kali per menit. Jam 10:30 WIB mengajarkan teknik

relaksasi nafas dalam untuk menurun tekanan darah respon subyektif klien

mengatakan mau untuk diajarkan teknik relaksasi nafas dalam respon

obyektif klien mencoba untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam

11:00 WIB memonitor ulang Tanda-tanda vital klien mau untuk di lakukan

pemeriksaan Tanda-tanda vital Tekanan Darah didapat repon subyektif

klien mengatakan mau untuk dilakukan pemeriksaan respon obyektif

Page 41: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

29

Tanda-tanda vital 140/90 mmHg, Nadi 80 kali per menit, respirasi 20 kali

permenit, suhu 37ºC.

F. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi hari pertama Diagnosa pertama Setelah dilakukan

tindakan keperawatan pada tanggal 10 April 2014 jam 11.30 WIB,

dilakukan evaluasi keperawat dengan menggunakan metode SOAP

(Subyektif, Obyektif, Analyse, Planing) dengan hasil evaluasi data subjektif

yaitu P (Provoking) klien mengatakan nyeri kepala, Q (Quality) nyeri

seperti ditusuk, R (Region) kepala sebelah kanan, S (Severity) skala nyeri

6, T (Time) hilang saat tiduran timbul saat duduk, obyektif klien tampak

meringis kesakitan dan klien tampak memegangi kepala, Analyse masalah

nyeri belum teratasi, Planning intervensi dilanjutkan yaitu kaji nyeri,

pantau tekanan darah, kolaborasi obat oral capropil tiga kali satu gram,

anjurkan teknik relaksasi nafas dalam.

Diagnosa ke dua setelah dilakukan tindakan keperawatan tanggal

10 april 2014 jam 13.00 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan data

subjektif klien mengatakan tidak dapat tidur karena suasana lingkungan

yang ramai, obyektif tampak lingkar hitam dibawah mata dan mata klien

tampak merah, analyse masalah belum teratasi, planning intervensi

dilanjutkan yaitu berikan lingkungan yang nyaman.

Evaluasi hari kedua dilakukan pada tanggal 11 April 2014 jam

11.30 WIB didapatkan hasil evaluasi secara data subjektif P (Provoking)

Page 42: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

30

klien mengatakan nyeri kepala, Q (Quality) nyeri seperti ditusuk, R

(Region) kepala sebelah kanan, S (Severity) skala nyeri 6, T (Time) hilang

saat tiduran timbul saat duduk, obyektif klien tampak meringis kesakitan

dan klien tampak memegangi kepala, analysa masalah belum teratasi,

planning lanjutkan intervensi yaitu kaji nyeri, pantau tekanan darah,

memberikan posisi yang nyaman, anjurkan teknik relaksasi nafas dalam.

Diagnosa ke dua setelah dilakukan tindakan keperawatan tanggal 11 april

2014 jam 13.00 WIB dilakukan evaluasi keperawatan dengan data

subjektif klien mengatakan belum bisa tidur karena suasana lingkungan

yang ramai, maka dapat disimpulkan masalah gangguan tidur belum

teratasi dan intervensi dilanjutkan yaitu berikan lingkungan yang nyaman.

Evaluasi hari ketiga pada tanggal 12 April 2014 jam 11.30 WIB

dengan evaluasi data subjektif yaitu P (Provoking) klien mengatakan

nyeri kepala, Q (Quality) nyeri seperti ditusuk, R (Region) kepala sebelah

kanan, S (Severity) skala nyeri 3, T (Time) hilang saat tiduran timbul saat

duduk, respon obyektif klien sudah tidak tampak meringis kesakitan dan

klien tampak tiduran ditempat tidur, analyse masalah teratasi, plannning

intervensi dipertahankan yaitu kaji nyeri, pantau tekanan darah,

memberikan posisi yang nyaman, anjurkan teknik relaksasi nafas dalam,

kolaborasi obat captropil tiga kali satu gram. Diagnosa ke dua setelah

dilakukan tindakan keperawatan tanggal 12 april 2014 jam 13.00 WIB

dilakukan evaluasi keperawatan dengan data subjektif klien mengatakan

sudah dapat tidur, obyektif mata klien sudah tidak tampak merah, dan

Page 43: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

31

klien tidur kurang lebih delapan jam, analyse masalah teratasi, planning

intervensi dipertahankan yaitu berikan lingkungan yang nyaman.

Page 44: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan Keperawatan

pada Tn. S Dengan pemberian “Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap

Penurunan Tekanan Darah di Bangsal Mawar 1 RS Dr. Moewardi”.

Asuhan keperawatan meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan,

intervensi, implementasi dan evaluasi. Penulis akan membahas adanya

kesesuaian atau kesenjangan antara teori dan hasil penelitian.

1. Pengkajian

Tahap pengkajian adalah tahap proses mengumpulkan data yang

relevan dan kontinue tentang respon manusia, status kesehatan, kekuatan,

dan masalah klien. Tujuan dari pengkajian adalah untuk memperoleh

informasi tentang keadaan kesehatan klien, menentukan masalah

keperawatan dan kesehatan klien, menilai keadaan kesehatan klien,

membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah – langkah

berikutnya (Dermawan, 2012 ; 36).

Pengkajian terhadap Tn. S yang dilakukan dengan metode yang

digunakan adalah autoanamnesa dan alloanamnesa, dimulai dari biodata

pasien, riwayat kesehatan, pola gordon, pengkajian fisik, dan di dukung

dengan hasil laboratorium dan hasil pemeriksaan penunjang (Darmawan,

2012 ; 3).

31

Page 45: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan
Page 46: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

32

Metode dalam mengumpulkan data adalah observasi yaitu, dengan

mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data tentang

masalah – masalah yang dialami klien. Selanjutnya data dasar tersebut

digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan untuk mengatasi

masalah – masalah klien ( Darmawan, 2012 ; 5)

Hasil pengkajian pada tanggal 10 April 2014 pada kasus di dapat

keluhan utama adalah klien mengatakan kepala terasa pusing. Nyeri

akibat peningkatan tekanan darah (Nanda, 2011). Riwayat penyakit

dahulu klien mengatakan belum pernah masuk Rumah Sakit dan klien

belum pernah operasi. Riwayat kesehatan keluarga klien mengatakan

bapak dari Tn. S menderita hipertensi, pola istirahat tidur selama sakit

klien mengatakan sulit tidur dan hanya bisa tidur dari jam 03.00-05.00

WIB, Pola kognitif perseptual selama sakit klien mengatakan nyeri

kepala seperti di tusuk di bagian kepala sebelah kanan dengan skala 6

dan timbul saat duduk hilang saat tiduran. Pemeriksaan fisik meliputi

tanda-tanda vital tekanan darah 170/100 mmHg, Nadi 90x per menit,

Respirasi 21x per menit, Suhu 37°C, pemeriksaan mata konjungtiva tidak

anemis, palpebral hitam, sclera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan

dan kiri sama. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

persamaan antara data kasus dan teori yaitu manifestasi klinis dari

Hipertensi. Manifestasi dari Hipertensi adalah perubahan pada retina

seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembulu

darah, edema pupil (edema pada diskus optikus). Gejala bila ada

Page 47: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

33

menunjukkan adanya kerusakan vaskuler, dengan manifestasi yang khas

sesuai system organ yang divaskulerisasi oleh pembuluh darah (Brunner

& Suddarth dalam wijaya, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinis tentang respon

individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang

aktual dan potensial atau proses kehidupan. Tujuannya adalah

mengarahkan rencana asuhan keperawatan untuk membantu klien dan

keluarga beradaptasi terhadap penyakit dan menghilangkan masalah

keperawatan kesehatan (Dermawan, 2012 ; 62)

Perumusan diagnose keperawatan didasarkan oleh hasil pengkajian

yang didapat keluhan utama yaitu gangguan rasa nyaman ; nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis ; peningkatan tekanan

vaskulerisasi cerebra berdasarkan data subyektif klien mengatakan nyeri

kepala seperti di tusuk di bagian kepala sebelah kanan dengan skala 6

hilang saat tiduran timbul saat duduk. Data objektif klien tampak

meringis kesakitan, klien tampak memegangi kepala.

Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak

menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual,

potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa

(Internasional Association for the study of pain) : awitan yang tiba-tiba

atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat

diantisipasi dan berlangsung < 6 bulan. Batasan karakteristik perubahan

Page 48: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

34

selera makan, perubahan Tekanan Darah, perubahan frekuensi jantung,

perubahan frekuensi pernafasan, mengekspresikan prilaku (misslnya

gelisah, merengek, menangis), gangguan tidur (Nanda, 2013)

Perumusan masalah untuk diagnose yang kedua yaitu gangguan

pola tidur berhubungan dengan keadaan lingkugan ; bising berdasarkan

data subjektif klien mengatakan sulit tidur karena lingkungan terlalu

ramai. Data objektif mata klien tampak merah, dan tampak kantung mata

hitam.

Gangguan pola tidur adalah gangguan kualitas dan kuantitas waktu

tidur akibat factor eksternal. Batasan karakteristik perubahan pola tidur

normal, penurunan kemampuan berfungsi, menyatakan tidak mengalami

sulit tidur (Nanda, 2013)

3. Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah

yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu yang akan dilakukan,

bagaimana dilakukan, kapan akan dilakukan, dan siapa yang akan

melakukan dari semua tindakan keperawatan. Tujuannya adalah untuk

mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok, untuk

membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lain,

untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi

keperawatan, untuk menyediakan kriteria dan klasifikasi pasien

(Dermawan, 2012 ;84).

Page 49: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

35

Dalam kasus ini penulis melakukan intervensi selama 3 kali 24 jam

dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik nyeri klien. Tujuan dari

intervensi adalah suatu sasaran atau maksud yang menggambarkan

perubahan yang diinginkan pada setiap kondisi atau perilaku klien

dengan kriteria hasil yang diharapkan perawat. Kriteria hasil merupakan

sasaran spesifik, langkah demi langkah pada pencapaian tujuan dan

menghilangkan penyebab untuk diagnosa keperawatan. Suatu hasil

merupakan perubahan status klien yang dapat diukur dalam berespon

terhadap asuhan keperawatan. Hasil adalah respon yang diinginkan dari

respon kondisi klien dalam dimensi fisiologis, sosial, emosional,

perkembangan atau spiritual. Pedoman penulisan kriteria hasil

berdasarkan SMART (Spesific, Measurable, Achieveble, Reasonable,

dan Time). Spesific adalah berfokus pada klien, measurable dapat diukur,

dilihat, diraba, dirasakan, dan dibau. Achieveble adalah tujuan yang harus

dicapai, sedangkan Reasonable merupakan tujuan yang harus dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Time adalah batasan pencapaian

dalam rentang waktu tertentu, harus jelas batasan waktunya (Dermawan,

2012 ; 99 – 100).

Intervensi yang dilakukan pada diagnose yang pertama sesuai

dengan teori yaitu Pantau karakteristik nyeri dan ketidaknyamanan.

Pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri menggunakan metode

PQRST : P (Paliatif/provokatif = yang menyebabkan timbulnya masalah)

apakah yang menyebabkan gejala, apa saja yang dapat mengurangi dan

Page 50: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

36

memperberatnya, Q (Quality dan Quantity = kualitas dan kuantitas nyeri

yang dirasakan) bagaimana gejala nyeri dirasakan/sejauh mana klien

merasakannya sekarang, R (Region = lokasi nyeri) dimana gejala terasa,

S (Saverity = keparahan) seberapa keparahan dirasakan (nyeri dengan

skala berapa), T (Time = waktu) kapan gejala mulai timbul, seberapa

sering gejala terasa (Andarmoyo, 2013). Rencana tindakan yang disusun

antara lain observasi karakteristik nyeri PQRST Untuk mengidentifikasi

karakteristik nyeri, observasi Tanda-tanda vital untuk mengetahui Tanda-

tanda vital klien, observasi reaksi teknik non farmakologi mengetahui

reaksi/respon wajah klien, Ajarkan tentang teknik non

farkakologi/relaksasi nafas dalam untuk menurunkan Tekanan Darah dan

mengurangi nyeri yang dirasakan klien. Menurut beberapa penelitian,

telah menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam efektif dalam

menurunkan Nyeri dan Tekanan Darah dengan merilekskan ketegangan

otot yang menunjang nyeri (Smeltzer dan Bare, 2003). Kolaborasi

pemberian obat Analgetik

Intervensi keperawatan yang kedua penulis merencanakan diagnosa

Gangguan pola tidur berhubungan dengan keadaan lingkungan ; Bising

diharapkan jumlah tidur dalam batas normal 6-8 jam per hari, perasaan

segar sesudah tidur atau istirahat rencana tindakan yang disusun antara

lain observasi / catat kebutuhan tidur klien untuk mengetahui kebutuhan

tidur klien, instruksikan untuk memonitor tidur klien untuk mengetahui

seberapa cepat tidur klien, fasilitas untuk mempertahankan aktifitas

Page 51: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

37

sebelum tidur agar kondisi tenang dan konduktif, kolaborasi pemberian

obat tidur (Nanda, 2013).

Intervensi atau rencana keperawatan yang penulis susun mengacu

kepada Nursing Intervention Clasification (NIC) dan penetapan tujuan

dan kriteria hasil mengacu kepada Nursing Outcome Classification

(NOC) yang disesuaikan dengan kondisi dan respon klien (Dermawan

;101).

4. Tindakan Keperawatan

Implementasi adalah serangkaian pelaksanaan rencana tindakan

keperawatan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil dalam rentang yang diharapkan

(Dermawan, 2012 ; 118).

Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang

telah disusun sedemikian rupa dengan memperhatikan aspek tujuan dan

kriteria hasil dalam rentang normal yang diinginkan. Tindakan

keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis pada tanggal 10 yaitu

adalah mengkaji karakteristik nyeri dengan rasional untuk mengetahui

karakteristik nyeri yang dirasakan klien. Data mengenai nyeri klien

digunakan untuk mengetahui factor yang mempengaruhi nyeri, kualitas

nyeri, daerah perjalanan nyeri, keparahan atau intensitas nyeri dan lama

atau waktu serangan nyeri sehingga dapat digunakan untuk menentukan

tindakan yang dilakukan selanjutnya (Alimul, 2012). Mengobservasi

Page 52: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

38

keadaan umum dan memantau Tanda-tanda vital. Hal ini dilakukan

dengan rasional untuk mengetahui status kesehatan klien dan untuk

mengetahui respon klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan

sebelumnya (Deswani, 2009) memberikan teknik relaksasi nafas dalam

setelah dilakukan uji teknik relaksasi nafas dalam kepada klien.

Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik

dari ketegangan dan stress sehingga dapat meningkatkan toleransi

terhadap nyeri. Teknik relaksasi yang sederhana terdiri atas nafas dalam

abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan

matanya dan bernafas dengan perlahan dan nyaman. Irama yang konstan

dapat dipertahankan dengan menghitung dalam hati dan lambat bersama

setiap inhalasi (“hirup, dua, tiga”) dan ekhalasi(“hembuskan, dua, tiga”).

Pada saat perawat mengajarkan ini, akan sangat membantu bila

menghitung dengan dengan keras bersama klien pada awalnya. Nafas

yang lambat berirama juga dapat digunakan sebagai teknik distraksi.

Hampir semua orang dengan nyeri akut mendapat manfaat dari metode-

metode relaksasi. Preriode relaksasi yang teratur dapat membantu untuk

melawan keletihan dan ketegangan otot yang terjadi dengan nyeri akut

dan yang meningkatkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

Relaksasi merupakan salah satu teknik pengelolaan diri yang

didasarkan pada pada cara kerja sistem syaraf simpatis dan parasimpatis.

Teknik relaksasi semakin sering dilakukan karena terbukti efektif

mengurangi ketegangan dan kecemasan, dan dapat menurunkan tekanan

Page 53: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

39

darah pada penderita hipertensi. Pernafasan diafragma sampai saat ini

menjadi metode relaksasi yang mudah dalam pelaksanaannya.terapi teknik

relaksasi nafas dalam sangat baik untuk dilakukan setiap hari oleh

penderita hipertensi, agar membantu tubuh terutama otot pembulu darah

sehingga mempertahankan elastisitas pembuluh darah elastis (Ramdhani,

2014).

Implementasi hari kedua yaitu mengobservasi/catat kebutuhan

tidur, menginstruksikan untuk memonitor tidur klien, kolaborasi

pemberian obat tidur (Nanda, 2013)

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan

dengan respon perilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara

lain untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, menilai efektifitas

dan efisiensi tindakan keperawatan, mendapatkan umpan balik dari

respon klien, dan sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan (Dermawan, 2012 ; 128).

Evaluasi terhadap Tn. S dilakukan dengan menggunakan metode

SOAP (Subjective, Objective, Analysis, and Planning) untuk mengetahui

keefektifan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan dengan

memerhatikan pada tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan sesuai

dengan rentang normal.

Page 54: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

40

Pada tanggal 10 April 2014, jam 13.00 WIB diperoleh hasil

sebagai berikut subyektif klien mengatakan nyeri kepala, seperti ditusuk,

dibagian kepala sebelah kanan, skala nyeri 6, hilang saat tiduran timbul

saat duduk objektif klien tampak meringis kesakitani, analisis masalah

keperawatan belum teratasi. Intervensi di lanjutkan yaitu Ajarkan teknik

relaksasi nafas dalam. Evaluasi pada diagnose kedua diperoleh hasil

sebagai berikut subyektif klien mengatakan tidak dapat tidur, objekyif

tampak mata klien merah dan tampak lingkar hitam dibawah mata, analisis

masalah belum teratasi, lanjutkan intervensi beri lingkungan yang nyaman.

Pada tanggal 11 april 2014 jam 12.30 WIB diperoleh hasil sebagai

berikut subyektif klien mengatakan masih nyeri kepala, seperti ditusuk,

dibagian kepala sebelah kanan, skala nyeri 6, hilang saat tiduran timbul

saat duduk, objektif klien tampak meringis kesakitani, analisis masalah

keperawatan teratasi. Intervensi di lanjutkan yaitu Ajarkan teknik relaksasi

nafas dalam. Evaluasi pada diagnose kedua diperoleh hasil sebagai berikut

subyektif klien mengatakan tidak dapat tidur, objekyif tampak mata klien

merah dan tampak lingkar hitam dibawah mata, analisis masalah belum

teratasi, lanjutkan intervensi beri lingkungan yang nyaman.

Pada tanggal 12 April 2014 jam 13.00 diperoleh hasil sebagai

berikut subyektif klien mengatakan masih nyeri kepala, seperti ditusuk,

dibagian kepala sebelah kanan, skala nyeri 3 , objektif klien tampak sudah

tidak meringis kesakitan, analisis masalah keperawatan teratasi,

pertahankan Intervensi yaitu Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam.

Page 55: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

41

Evaluasi pada diagnose kedua diperoleh hasil sebagai berikut subyektif

klien mengatakan sudah bisa tidur, objekyif tampak mata klien sudah

tidak tampak merah dank lien tidur kurang lebih 8 jam, analisis masalah

teratasi, pertahankan Intervensi beri lingkungan yang nyaman.

6. Analisa Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Evaluasi pertama Sebelum dilakukan pemberian teknik relaksasi

nafas dalam diperoleh data subyektif klien mengatakan nyeri kepala,

seperti ditusuk, nyeri kepala sebelah kanan, skala 6, hilang saat tiduran

timbul saat duduk. Data objektif klien tampak meringis kesakitan didapat

Tanda-tanda vital Tekanan Darah 170/100 mmHg, Nadi 90x per menit,

Respirasi 20x per menit, Suhu 37°C.

Setelah dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam diperoleh data

subyektif klien mengatakan nyeri kepala, seperti ditusuk, nyeri kepala

sebelah kanan, skala 3, hilang saat tiduran timbul saat duduk. Data objektif

klien tampak meringis kesakitan didapat Tanda-tanda vital Tekanan Darah

140/90 mmHg, Nadi 90x per menit, Respirasi 20x per menit,, Suhu 37°C.

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan ada penurunan tekanan darah

yang segnifikan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, ini

membuktikan bahwa teknik relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Evaluasi kedua sebelum dilakukan tindakan membatasi

pengunjung data diperoleh subyektif klien mengatakan tidak bias tidur

karena suasana lingkungan yang ramai. Data objektif mata klien tampak

Page 56: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

42

merah dan kantung mata tampak hitam, setelah dilakukan tindakan

membatasi pengunjung data diperoleh subyektif klien mengatakan sudah

bias tidur. Data objektif mata klien sudah tidak tampak merah dank lien

tidur kurang lebih 8 jam.

Page 57: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi dan evaluasi tentang Asuhan keperawatan Tn. S

dengan Hipertensi di ruang Mawar 1 RS Dr Moewardi dengan

mengaplikasikan Pemberian Teknik relaksasi nafas dalam terhadap penurunan

tekanan darah, maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pada Tn. S yaitu data subyektif klien mengatakan nyeri

kepala, seperti ditusuk, dibagian kepala sebelah kanan, skala nyeri 6, hilang

saat tiduran timbul saat duduk. Data objektif klien tampak meringis

kesakitan dan memegangi kepala.

2. Diagnosa

Hasil perumusan diagnosa keperawatan pada Tn. S adalah Gangguan rasa

nyaman ; Nyeri kepala berhubungan dengan Agen cidera biologis ;

peningkatan tekanan vaskulerisasi serebra dan Gangguan pola tidur

berhubungan dengan keadaan lingkungan ; Bising.

3. Intervensi

Intervensi yang di buat oleh penulis untuk diagnosa pertama Gangguan rasa

nyaman ; Nyeri kepala berhubungan dengan Agen cidera biologis ;

peningkatan vaskulerisasi serebra adalah observasi karakteristik nyeri

42

Page 58: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan
Page 59: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

43

P,Q,R,S,T observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan, Ajarkan

tentang teknik non farmakologi, observasi Tanda-tanda vital klien.

Intervensi kedua dengan diagnosa Gangguan pola tidur berhubungan

dengan keadaan lingkungan ; Bising adalah observasi / catat kebutuhan

tidur setiap hari klien, instruksikan untuk memonitor tidur klien, fasilitas

untuk mempertahankan aktivitas sebelum tidur, kolaborasi pemberian obat

tidur.

4. Implementasi

Implementasi yang dilakukan penulis pada diagnosa pertama Gangguan

rasa nyaman ; Nyeri kepala berhubungan dengan Agen cidera biologis ;

peningkatan vaskulerisasi serebra adalah meliputi mengobservasi nyeri,

mengobservasi Tanda-tanda vital, mengajarkan teknik relaksasi nafas

dalam mengobservasi ulang Tanda-tanda vital. Implementasi pada diagnosa

kedua Gangguan pola tidur berhubungan dengan keadaan lingkungan ;

Bising adalah meliputi mengobservasi / catat kebutuhan tidur klien setiap

hari, menginstuksikan untuk memonitor tidur klien.

5. Evaluasi

Hasil evaluasi masalah keperawatan pertama Gangguan rasa nyaman ;

Nyeri kepala berhubungan dengan Agen cidera biologis ; peningkatan

vaskulerisasi serebra, di dapatkan hasil sebagai berikut subyektif pasien

mengatakan nyeri kepala sudah berkurang, objektif klien tampak sudah

tidak meringis kesakitan, klien tampak tiduran di tempat tidur, Analise

masalah teratasi. Planning pertahankan intervensiIntervensi yaitu Ajarkan

Page 60: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

44

teknik relaksasi nafas dalam. Gangguan pola tidur berhubungan dengan

keadaan lingkungan ; Bising di dapat hasil sebagai berikut subyektif klien

mengatakan sudah bias tidur. Obyektif mata klien sudah tidak tampak

merah dan klien tidur kurang lebih 8 jam. Analisis masalah teratasi.

Planning intervensi dipertahankan yaitu beri lingkungan yang nyaman.

6. Analisa Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Sebelum dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam diperoleh data

subyektif klien mengatakan nyeri kepala, seperti ditusuk, nyeri kepala

sebelah kanan, skala 6, hilang saat tiduran timbul saat duduk. Data objektif

klien tampak merringis kesakitan didapat Tanda-tanda vital Tekanan Darah

170/100 mmHg, Nadi 90x per menit, Respirasi 20x per menit,, Suhu 37°C.

Setelah dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam diperoleh data

subyektif klien mengatakan nyeri kepala, seperti ditusuk, nyeri kepala

sebelah kanan, skala 3, hilang saat tiduran timbul saat duduk. Data objektif

klien tampak merringis kesakitan didapat Tanda-tanda vital Tekanan Darah

140/90 mmHg, Nadi 90x per menit, Respirasi 20x per menit,, Suhu 37°C.

Berdasarkan hasil penelitian ini menyatakan ada penurunan tekanan darah

yang segnifikan sesudah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam, ini

membuktikan bahwa teknik relaksasi nafas dalam terbukti efektif dalam

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Page 61: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

45

B. Saran

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan

Asma Bronkhial penulis memberikan masukan yang positif terutama dalam

bidang kesehatan antara lain:

1. Penulis

Setelah melakukan tindakan keperawatan pada pasien Hipertensi

diharapkan penulis dapat lebih mengetahui dan menambah wawasan

tentang cara pemberian teknik relaksasi nafas dalam.

2. Rumah Sakit

Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan dan

mempertahankan hubungan kerja sama baik antara tim kesehatan maupun

klien sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan

yang optimal pada umunya yaitu dengan memberikan Teknik relaksasi

nafas dalam pada pada Pasien Hipertensi.

3. Bagi Perawat perawat

Hendaknya para perawat mempunyai tanggung jawab dan keterampilan

yang baik dalam memberi asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerja

sama dengan tim kesehatan lain maupun keluarga klien.

Page 62: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

DAFTAR PUSTAKA

Alimun, A.Aziz. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Selemba

Medika.

Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep Dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogjakarta :

AR-RUZZ MEDIA.

Dermawan, deden. 2012. Proses Keperawatan (Penerapan Konsep Dan Krangka

Kerja). Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Erlita,dkk.2013.http://Scholar.Google.com/Scholar?q=Pengaruh+Teknik+Relaksa

si+Nafas+Dalam+Terhadap+Penurunan+Tekanan+Darah+Pada+Pasien+H

ipertensi+Sedang-Berat+di Ruang+Irina C+Blu Prof. DR. R. D.+Kandou

Manado & btng=jd&as sdt=0%2cs diakes tanggal 14 April 2014.

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Kardiovaskuler. Jakarta Selatan : Salemba Medika.

Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan (Maternitas, Anak, Bedah, Dan

Penyakit Dalam). Yogyakarta : Nuha Medika.

Gunawan, Lany. 2013. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi). Yogyakarta :

Kanisius.

Herlambang. 2013. Menaklukkan Hipertensi Dan Diabetes. Jakarta Selatan : PT.

Suka Buku.

ISO. 2013. Informasi Spesialite Obat. Jakarta Barat : Penerbit PT. ISFI.

Nanda. 2011. Diagnosis Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC.

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2013. Penyakit-penyakit Mematikan. Nuha Medika :

Yogyakarta.

Purwanto, bambang. 2012. Hipertensi (Patogenesis,Kerusakan Targer Organ,dan

Penatalaksanaan) Edisi. Surakarta : UNS Press.

Putri, yessie Mariza & Andra Wijaya. 2013. KMB Keperawatan Medikal Bedah

(Keperawatan dewasa). Jogyakarta : Nuha Medika.

Saputra, Lyndon. 2010. Intisari Penyakit Dalam. Tangerang : Binarupa Askara.

Page 63: PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM · PDF filePENURUNAN TEKANAN DARAH PADA ASUHAN KEPERAWATAN Tn.S DENGAN ... studi kasus ini. 4. ... hipertensi berakhir pada stroke sedangkan

Soeryoko, hery. (2010). 20 Tanaman Obat Terpopuler penurunan Hipertensi.

Yogyakarta : C.V ANDI.

Sudarta, wawan. 2013. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Cardiovaskuler. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Suwardianto,Heru.2011.http://Scholar.Google.com/Scholar?q=Pengaruh+Teknik+

Relaksasi+Nafas+Dalam+Terhadap+Perubahan+Tekanan+Darah+Pada+P

enderita+Hipertensi+Hipertansi+di+Puskesmas+Kota+Wilayah+Selatan+

Kota+Kediri & btng=jd&as sdt=0%2cs diakes tanggal 14 April 2014.

Triyono, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara

Terpadu . Yogyakarta : Graha Ilmu.