Asuhan Keperawatan KLien Dengan Dibetes Melitus

10
Kasus Seorang laki-laki berusia 53 thn, dirujuk ke poli penyakit dalam dengan keluhan tidak enak badan, lemah dan mata berkunang-kunang pagi setelah minum satu gelas besar teh manis dan 2 bungkus roti. Sering buang air kecil malam hari, cepat lapar, berat badan turun dalam 2 bulan terakhir sebanyak 10 kg. BB 70 kg, TB 160 cm, LOLA 27cm. Hasil pemeriksaan pada saat itu, TD 150/90 mmHg, glukosa darah sewaktu 350 mg/dl, kolesterol total 300 mg/dl. Klien mengatakan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5kali, dan hobinya jajan makanan pinggir jalan. Menurutnya diet hanya untuk orang-orang yang ingin kurus, dan gaya hidupnya selama ini tidak ada masalah. Selama ini klien juga sangat jarang melakukan olahraga. 1. Pengkajian Nama : Tn. X Usia : 53 tahun a. Data Subjektif : o Tidak enak badan o Lemah dan ,mata berkunang-kunang pada pagi hari setelah minum satu gelas besar the manis dan 2 bungkus roti. o Menurut klien diet hanya untuk orang yang ingin kurus, dan gaya hidup tidak bermasalah o Klien jarang olahraga o Sering buang air kecil o Cepat lapar o Makan dengan piring besar 5-4 kali sehari b. Data objektif : o BB 70 Kg (Turun 10 Kg dalam 2 bulan) o TB 160 cm o LOLA 27 cm o TD 150/90 mmHg o Gula darah sewaktu 350 mg/dl o Kolesterol total 300 mg/dl 2. Diagnosis

Transcript of Asuhan Keperawatan KLien Dengan Dibetes Melitus

Kasus

Seorang laki-laki berusia 53 thn, dirujuk ke poli penyakit dalam dengan keluhan tidak enak badan, lemah dan mata berkunang-kunang pagi setelah minum satu gelas besar teh manis dan 2 bungkus roti. Sering buang air kecil malam hari, cepat lapar, berat badan turun dalam 2 bulan terakhir sebanyak 10 kg. BB 70 kg, TB 160 cm, LOLA 27cm. Hasil pemeriksaan pada saat itu, TD 150/90 mmHg, glukosa darah sewaktu 350 mg/dl, kolesterol total 300 mg/dl. Klien mengatakan porsi makan besar satu piring penuh nasi sehari 4-5kali, dan hobinya jajan makanan pinggir jalan. Menurutnya diet hanya untuk orang-orang yang ingin kurus, dan gaya hidupnya selama ini tidak ada masalah. Selama ini klien juga sangat jarang melakukan olahraga.

1. Pengkajian

Nama

: Tn. X

Usia

: 53 tahun

a. Data Subjektif :

Tidak enak badan

Lemah dan ,mata berkunang-kunang pada pagi hari setelah minum satu gelas besar the manis dan 2 bungkus roti.

Menurut klien diet hanya untuk orang yang ingin kurus, dan gaya hidup tidak bermasalah

Klien jarang olahraga

Sering buang air kecil

Cepat lapar

Makan dengan piring besar 5-4 kali sehari

b. Data objektif :

BB 70 Kg (Turun 10 Kg dalam 2 bulan)

TB 160 cm

LOLA 27 cm

TD 150/90 mmHg

Gula darah sewaktu 350 mg/dl Kolesterol total 300 mg/dl

2. Diagnosisa. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola makan yang berlebihanDefinisi : Asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolic

Data objektif :

1. Berat badan lebih dari 20 % berat badan ideal :

BBI ideal klien = [TB-100] 10%

= [160-100] 10%

= 606

= 54 66 kg

BB Klien = 70 Kg

Perbandingan BB Klien =[ X 100 %] = 129, 6 %

Atau

Perbandingan BB Klien =[ X 100 %] = 106, 1 %BB Klien = 106, 1% - 129,6 % ( pasien obesitas

Perbandingan BB klien = 129,6 -100= 29, 6 % > 20 %

2. Lola laki-laki normal = 25, 3 cm

Lola Pasien 27 > 25,3 cm

Data Subjektif :

1. Makan dengan piring besar 5-4 kali sehari

2. Sering jajan di pinggir jalan

3. Porsi makan 4-5 kali sehari

4. Jarang berolahraga

5. Diet tidak penting

b. Defisit pengetahuan mengenai diabetes dan penyebabnya (nutrisi sehat dan seimbang)

a. Data Subjektif :

1. Mengungkapkan gaya hidupnya yang tidak sehat sebagai perilaku biasa saja dan tidak bermasalah

b. Data Objektif :

1. Porsi makanan klien terlalu banyak dan tidak sehat (4-5 porsi nasi sehari + jajan di pinggir jalan2. Tidak berolahragac. Ketidakstabilan kadar glukosa darah 1. Data objektif

a. Kadar glukosa >350 mg/dl

b. Nokturia

c. Kehilangan berat badan tanpa sebab 10 kg dalam 2 bulan

2. Data Subjektif

a. Lemah

DiagnosisTujuan Intervensi RasionalEvaluasi

a. Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pola makan yang berlebihan

Status gizi : asupan makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh.Konseling nutrisi (NIC) :

a. BHSPb. Mendiskusikan intake makanan dan kebiasaan makan

c. Memberikan informasi mengenai modifikasi diet : rendah kalori, reduksi kolesterol

d. Mendiskusikan makanan yang disukai dan tidak disukai klien

e. Mendiskusikan kebiasaan makan dan nutrisi klien yang harus diubahf. Mendiskusikan menu diet dengan pasien

g. Memfasilitasi kebiasaan makan yang harus diubah terkait dengan kondisi patologis klien saat ini

h. Mendorong untuk klien untuk mencapa tujuan

i. Memberi referensi konsultasi pada ahli gizi

Keluarga :Membantu keluarga memahami kondisi klien da perubahan pola diet klien

a. PHBS dibina agar diskusi dengan klien menjadi lebih mudah dan membangun

b. Menggali informasi dari klien mengenai kebiasaan makan klien akan mempermudah mendorong klien merubah klien kebiasaannya.

c. Penegathuan akan h ini akan memberikan gambrn kenpa diet dilkukakann dn apa diet yang akan dilkukan klien

d. Mempermudah perawat menentukan menu diet yang sehat dan disukai klien, menghindari perbedaan pendapat dengan klien

e. Diskusi mengenai hal ini diperlukan untuk memberi tahu klien mengenai kebiasaan yang harus diubah

f. Diskusi dengan klien mengenai menu diet akan menigkatkan seberapa penting diet dilakukan dan meningkatkan motivasi karena klien yang memilih sendiri.g. Memfilitasi klien akan mempermudah klien sehingga meningkatkan kepatuhn klien dalam merubah kebiasaan makan ang berlebihan tidak sehat, serta memantau perkembangan klienh. Meningkatkan potensi klien dan smangat klieni. Ahli gizi memiliki keahlian yang lebih soal nutrisi dan diet dari perawat

Keluarga :

a. Keluarga bisa memberi support kepada klien untuk merubah pola hidup.b. Asupan gizi klien sesuai dengan kebutuhanc. Klien Berpartisipasi aktif dalam program diet terstruktur

d. Berat badan klien mendekti ideal.

e. Defisit pengetahuan mengenai proses penyakit diabetes dan penyebabnya (nutrisi sehat dan seimbang)Pengetahuan mengenai management diabetes :a. Klien mengungkapkan pemahaman menganai proses penyakit dan penyeababnya

b. Mampu mengidentifikasi penyebab kondisi diabetesnya

c. Klien mengungkapkan keinginan merubah pola hidup dan berpartisipasi aktif dalam regimen pengobatanFasilitasi belajar :a. BHSP

b. Bekerjasama dalam menentukan target atau goal

c. Memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan klien

Proses belajar :

a. Menjelaskan kepada klien mengenai kadar gula normal, dan hubungan antara insulin defisiensi dan kadar gula darah serta factor yang menyebabkanb. Menjelaskan kepada klien mengenai komplikasi penyakit seperti gangguan pengeliatan, pengeluaran urin berlebihan, hipertensi dan gangguan kardivaskular lainnya.c. Mendeonstrasikan penggunaan alat tes glukosa, untuk mengontrol kadar glukosa.

d. Mendiskusikan rencana diet, sesuai dengan keunikan individu, berdasaran regimen standar : pembatasan intake gula, lemak, garam, karbohidrat dan meningkatkan konsumsi buah, sayur, serta bagaimana membatasi makan makanan dari luar rumahe. Mendiskusikan jadwal olahraga rutin dan pentingnya melakukan olahraga untuk menjaga kadar glukosa..a. Kepercayaan akan meningkatkan keinginan klien untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran

b. Meningkatkan koorporasi dan kepatuhan klien dalam proses belajarc. Metode belajar yang sessuai dengan klien akan memudahkan klien menerima informasi.

a. Informasi dasar mengenai proses penyakit akan membuat klien bisa mempertimbangkan gaya hidupna selama ini dan mengidentifikasi hal yang perlu diperbaiki

b. Peringatan kepada klien mengenai bahaya komplikasi akan meningkatkan kesadaran klien dalam menejemen diabetes.

c. Untuk monitoring diri klien

d. Terapi nutrisi medis untuk diabetes mendorong klien untuk membuat makanan pilihan berdasarkan kebutuhan unik individu dan preferensi. Kesadaran pentingnya kontrol diet klien membantu dalam perencanaan makan, dan berpegang teguh pada regimen.

e. Waktu Olahraga seharusnya tidak bertepatan dengan aksi puncak insulin. Sebuah makanan ringan harus tertelan sebelum atau selama latihan sesuai kebutuhan, dan rotasi situs injeksi harus menghindari kelompok otot yang akan digunakan dalam kegiatan ini (untuk Misalnya, situs perut lebih disukai daripada paha atau lengan sebelum jogging atau berenang) untuk mencegah penyerapan dipercepat insulin.a. klien memahami roses penyakit dan penyebab diabtesb. klien sudah mampu mengidentifikasi penebab diabetesc. pola hidup klien berubah

Ketidakstabilan kadar glukosa darahMenjaga glukosa dalam rentang normal

Menjemen hiperglikemiaa. Mengidentifikasi factor yang menyebabkan situasi saat ini. Mencatat data demografi klien

b. Mereview kebiasaan makan klien dan bandingkan dengan kebutuhan normal klien

c. Mengauskultasi bising usus. Catat adanya mual, nyeri abdomen, kembung dan muntah

Tindakan Kolaborasi :

a. Berkonsultasi dengan ahli gizi untuk menentukan makanan /intake oral klien.

b. Menediakan diet karbohidrat kompleks 60 % , 20 % protein dan 20 % lemak a. Identifikasi factor akan membantu perawat dalam menentukan rencana asuhan mengenai diet yang bisa diberikan kepada klienb. Mengetahui factor penyebab glukosa tidak stabil

c. Hiperglikemia dapat menyebabkan gangguan pada motilitas usus dan gangguan respon gastropresis. Identifkasi hal ini dapat mencegah komplikasi pada GI

Kolaborasi :

a. Konsultasi ahli gizi untuk menentukan rencana asupan makanan untuk klienb. Karbohidrat kompleks membantu untuk mempertahankan glukosa lebih stabil tingkat, mengurangi kadar kolesterol serum, dan mempromosikan kenyang. Asupan makanan dijadwalkan sesuai dengan spesifik karakteristik insulin, seperti efek puncak, dan individu respon klien.a. Kadar glukosa klien sudah ada dalam rentang normalb. Klien menunjukan pematuhan diet

c. Klien menyaakan sudah tidak lemah.

Referensi :

Bulechek, Gloria M.,Butcher, Howard K., Dochterman Joanne M.,(2008). Nursing Intervention Classification 5th edition. Missouri : Mosby Elsevier

Doenges, Marilyn E., Moorhouse, M F., Murr, A.C. (2010). Nursing Care Plans: Guidelines for Individualizing Client Care Across he life Span. 8th Edition. USA; Davis Company

Wilkinson, Judith, Ahern, Nancy.(2012). Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9.Jakarta : EGC