Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

13
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CIDERA KEPALA (NANDA,, NOC, NIC) Diposkan oleh Rizki Kurniadi A. Pengertian Cidera kepala adalah pukulan atau benturan mendadak pada kepala dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Tucker, 1998). Cidera kepala (terbuka dan tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak, commusio (gegar) serebri, contusio (memar) serebri, laserasi dan perdarahan serebral yaitu diantaranya subdural, epidural, intraserebral, dan batang otak (Doenges, 2000:270). Cidera kepala diklasifikasikan berdasarkan: 1. Keadaan kulit kepala dan tulang tengkorak a. Cidera kepala terbuka b. Cidera kepala tertutup 2. Cidera pada jaringan otak (secara anatomis) a. Commusio serebri (gegar otak) b. Edema serebri c. Contusio serebri (memar otak) d. Laserasi 1). Hematoma epidural 2). Hematoma subdural 3). Perdarahan sub arakhnoid (Ergan, 1998:642) 3. Adanya penetrasi durameter (secara mekanisme) a. Cidera tumpul 1). Kecepatan tinggi (tabrakan otomobil) 2). Kecepatan rendah (terjatuh, dipukul) b. Cidera tembus c. Luka tembus peluru dan cidera tembus lainnya 4. Tingkat keparahan cidera (berdasarkan GCS) a. Cidera Kepala Ringan (CKR) GCS 13-15 b. Cidera Kepala Sedang (CKS) GCS 9-12 c. Cidera Kepala Berat (CKB) GCS 3-8 GCS (Glasgow Coma Scale) Membuka mata (E) Spontan 4

Transcript of Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CIDERA KEPALA (NANDA,, NOC, NIC)Diposkan oleh Rizki Kurniadi

A.  PengertianCidera kepala adalah pukulan atau benturan mendadak pada kepala dengan atau tanpa

kehilangan kesadaran (Tucker, 1998).Cidera kepala (terbuka dan tertutup) terdiri dari fraktur tengkorak, commusio (gegar)

serebri, contusio (memar) serebri, laserasi dan perdarahan serebral yaitu diantaranya subdural, epidural, intraserebral, dan batang otak (Doenges, 2000:270).Cidera kepala diklasifikasikan berdasarkan:

1.   Keadaan kulit kepala dan tulang tengkoraka.   Cidera kepala terbukab.   Cidera kepala tertutup2.   Cidera pada jaringan otak (secara anatomis)a.   Commusio serebri (gegar otak)b.   Edema serebric.   Contusio serebri (memar otak)d.   Laserasi1). Hematoma epidural2). Hematoma subdural3). Perdarahan sub arakhnoid

(Ergan, 1998:642)3.   Adanya penetrasi durameter (secara mekanisme)a.   Cidera tumpul1). Kecepatan tinggi (tabrakan otomobil)2). Kecepatan rendah (terjatuh, dipukul)b.   Cidera tembusc.   Luka tembus peluru dan cidera tembus lainnya4.   Tingkat keparahan cidera (berdasarkan GCS)a.   Cidera Kepala Ringan (CKR) GCS 13-15b.   Cidera Kepala Sedang (CKS) GCS 9-12c.   Cidera Kepala Berat (CKB) GCS 3-8

GCS (Glasgow Coma Scale)Membuka mata (E)

  Spontan  Dipanggil/diperintah  Tekanan pada jari/rangsang nyeri  Tidak berespon

4322

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

Respon Verbal (V)  Orientasi baik: dapat bercakap-cakap  Bingung, dapat bercakap tapi disorientasi  Kata yang diucapkan tidak tepat, kacau  Tidak dapat dimengerti, mengerang  Tidak bersuara dengan rangsang nyeri

Respon Motorik  Mematuhi perintah  Menunjuk lokasi nyeri  Reaksi fleksi  Fleksi abnormal thdp nyeri (postur dekortikasi)  Ekstensi abnormal  Tidak ada respon, flacid

54321

654321

5.   Berdasarkan morfologia.   Fraktur tengkorak1). Kranium: linear/ stelatum, depresi/ non depresi, terbuka/ tertutup.2). Basis: dengan/ tanpa kebocoran cairan cerebrospinal, dengan/ tanpa kelumpuhan nervus VIIIb.   Lesi intra cranial1). Foxal: epidural, subdural, intraserebral2). Difus: konkusi ringan/ klasik, cidera aksonal difus.

B.  EtiologiCidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada

kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas ( Mansjoer, 2000:3).

Penyebab cidera kepala antara lain: kecelakaan lalu lintas, perkelahian, terjatuh, dan cidera olah raga. Cidera kepala terbuka sering disebabkan oleh peluru atau pisau (Corkrin, 2001:175).

C.  PatofisiologiCidera kepala dapat terjadi karena benturan benda keras, cidera kulit kepala, tulang

kepala, jaringan otak, baik terpisah maupun seluruhnya.Cidera bervariasi dari luka kulit yang sederhana sampai gegar otak, luka terbuka dari

tengkotak, disertai kerusakan otak, cidera pada otak, bisa berasal dari trauma langsung maupun tidak langsung pada kepala.

Trauma tak langsung disebabkan karena tingginya tahanan atau kekuatan yang merobek terkena pada kepala akibat menarik leher.

Page 3: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

Trauma langsung bila kepala langsung terbuka, semua itu akibat terjadinya akselerasi, deselerasi, dan pembentukan rongga, dilepaskannya gas merusak jaringan syaraf.

Trauma langsung juga menyebabkan rotasi tengkorak dan isinya. Kerusakan itu bisa terjadi seketika atau menyusul rusaknya otak oleh kompresi, goresan, atau tekanan.

Cidera yang terjadi waktu benturan mungkin karena memar pada permukaan otak, laserasi substansia alba, cidera robekan, atau hemmorarghi.

Sebagai akibat, cidera skunder dapat terjadi sebagai kemampuan auto regulasi serebral dikurangi atau tidak ada pada area cidera, konsekuensinya meliputi hiperemia (peningkatan volume darah, peningkatan permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, tekanan intra cranial) (Huddak & Gallo, 1990:226).

Pengaruh umum cidera kepala juga bisa menyebabkan kram, adanya penumpukan cairan yang berlebihan pada jaringan otak, edema otak akan menyebabkan peningkatan tekanan intra cranial yang dapat menyebabkan herniasi dan penekanan pada batang otak (Price and Wilson, 1995:1010).

D.  Manifestasi KlinikBerdasarkan anatomis

1.   Gegar otak (comutio selebri)a.   Disfungsi neurologis sementara dapat pulih dengan atau tanpa kehilangan kesadaranb.   Pingsan kurang dari 10 menit atau mungkin hanya beberapa detik/menitc.   Sakit kepala, tidak mampu konsentrasi, vertigo, mungkin muntahd.   Kadang amnesia retrogard2.   Edema serebria.   Pingsan lebih dari 10 menitb.   Tidak ada kerusakan jaringan otakc.   Nyeri kepala, vertigo, muntah3.   Memar otak (kontusio selebri)a.   Pecahnya pembuluh darah kapiler, tanda dan gejalanya bervariasi tergantung lokasi dan

derajadb.   Ptechie dan rusaknya jaringan saraf disertai perdarahanc.   Peningkatan tekanan intracranial (PTIK)d.   Penekanan batang otake.   Penurunan kesadaranf.    Edema jaringan otakg.   Defisit neurologish.   Herniasi4.   Laserasia.   Hematoma Epidural

“talk dan die” tanda klasik: penurunan kesadaran ringan saat benturan, merupakan periode lucid (pikiran jernih), beberapa menit s.d beberapa jam, menyebabkan penurunan kesadaran dan defisit neurologis (tanda hernia):

1). kacau mental → koma2). gerakan bertujuan → tubuh dekortikasi atau deseverbrasi3). pupil isokhor → anisokhor

Page 4: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

b.   Hematoma subdural1). Akumulasi darah di bawah lapisan duramater diatas arachnoid, biasanya karena aselerasi,

deselerasi, pada lansia, alkoholik.2). Perdarahan besar menimbulkan gejala-gejala seperti perdarahan epidura3). Defisit neurologis dapat timbul berminggu-minggu sampai dengan berbulan-bulan4). Gejala biasanya 24-48 jam post trauma (akut)5). perluasan massa lesi6). peningkatan TIK7). sakit kepala, lethargi, kacau mental, kejang8). disfasiac.   Perdarahan sub arachnoid1). Nyeri kepala hebat2). Kaku kuduk

Berdasarkan nilai GCS (Glasgow Coma Scale)1.   Cidera kepala Ringan (CKR)a.   GCS 13-15b.   Kehilangan kesadaran/amnesia <30 menitc.   Tidak ada fraktur tengkorakd.   Tidak ada kontusio celebral, hematoma2.   Cidera Kepala Sedang (CKS)  a.   GCS 9-12b.   Kehilangan kesadaran dan atau amnesia >30 menit tetapi kurang dari 24 jamc.   Dapat mengalami fraktur tengkorak3.   Cidera Kepala Berat (CKB)a.   GCS 3-8b.   Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia > 24 jamc.   Juga meliputi kontusio celebral, laserasi, atau hematoma intracranial (Hudak dan Gallo,

1996:226)E.  Komplikasi

Kemunduran pada kondisi pasien mungkin karena perluasan hematoma intrakranial, edema serebral progresif, dan herniasi otakEdema serebral dan herniasi

Edema serebral adalah penyebab paling umum peningkatan TIK pada pasien yang mendapat cedera kepala, puncak pembengkakan yang terjadi kira kira 72 jam setelah cedera. TIK meningkat karena ketidakmampuan tengkorak untuk membesar meskipun peningkatan volume oleh pembengkakan otak diakibatkan trauma.

Sebagai akibat dari edema dan peningkatan TIK, tekanan disebarkan pada jaringan otak dan struktur internal otak yang kaku. Bergantung pada tempat pembengkakan, perubahan posisi kebawah atau lateral otak (herniasi) melalui atau terhadap struktur kaku yang terjadi menimbulkan iskemia, infark, dan kerusakan otak irreversible, kematian.Defisit neurologik dan psikologik

Pasien cedera kepala dapat mengalami paralysis saraf fokal seperti anosmia (tidak dapat mencium bau bauan) atau abnormalitas gerakan mata, dan defisit neurologik seperti afasia, defek memori, dan kejang post traumatic atau epilepsy. Pasien mengalami sisa penurunan

Page 5: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

psikologis organic (melawan, emosi labil) tidak punya malu, emosi agresif dan konsekuensi gangguan.Komplikasi lain secara traumatik:

1.   Infeksi sitemik (pneumonia, ISK, sepsis)2.   Infeksi bedah neurologi (infeksi luka, osteomielitis, meningitis, ventikulitis, abses otak)3.   Osifikasi heterotropik (nyeri tulang pada sendi sendi)

Komplikasi lain:1.   Peningkatan TIK2.   Hemorarghi3.   Kegagalan nafas4.   Diseksi ekstrakranial

F.  Penatalaksanaan1.   Penatalaksanaan Keperawatana.   Menjamin kelancaran jalan nafas dan control vertebra cervicalisb.   Menjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secretc.   Mempertahankan sirkulasi stabild.   Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vitale.   Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasif.    Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitusg.   Mengelola pemberian obat sesuai program2.   Penatalaksanaan Medisa.   Oksigenasi dan IVFDb.   Terapi untuk mengurangi edema serebri (anti edema)

Dexamethasone 10 mg untuk dosis awal, selanjutnya:1). 5 mg/6 jam untuk hari I dan II2). 5 mg/8 jam untuk hari III3). 5 mg/12 jam untuk hari IV4). 5 mg/24 jam untuk hari Vc.   Terapi neurotropik: citicoline, piroxicamd.   Terapi anti perdarahan bila perlue.   Terapi antibiotik untuk profilaksisf.    Terapi antipeuretik bila demamg.   Terapi anti konvulsi bila klien kejangh.   Terapi diazepam 5-10 mg atau CPZ bila klien gelisahi.    Intake cairan tidak boleh > 800 cc/24 jam selama 3-4 hari

G. Pemeriksaan Diagnostik1.   X Ray tengkorak2.   CT Scan3.   Angiografi4.   Pemeriksaan neurologist

H.  Asuhan Keperawatan CKS

Page 6: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

1.   PengkajianData fokus yang perlu dikaji:

a.   Riwayat kesehatan meliputi: keluhan utama, kapan cidera terjadi, penyebab cidera, riwayat tak sadar, amnesia, riwayat kesehatan yang lalu, dan riwayat kesehatan keluarga.

b.   Pemeriksaan fisik1). Keadaan umum2). Pemeriksaan persistema).  Sistem persepsi dan sensori (pemeriksaan panca indera: penglihatan, pendengaran,

penciuman, pengecap, dan perasa)b). Sistem persarafan (tingkat kesadaran/ nilai GCS, reflek bicara, pupil, orientasi waktu dan

tempat)c).  Sistem pernafasan (nilai frekuensi nafas, kualitas, suara, dan kepatenan jalan nafas)d). Sistem kardiovaskuler (nilai TD, nadi dan irama, kualitas, dan frekuensi)e).  Sistem gastrointestinal (nilai kemampuan menelan, nafsu makan/ minum, peristaltik, eliminasi)f).  Sistem integumen ( nilai warna, turgor, tekstur dari kulit, luka/ lesi)g). Sistem reproduksih). Sistem perkemihan (nilai frekuensi b.a.k, volume b.a.k)c.   Pola fungsi kesehatan1). Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan (termasuk adakah kebiasaan merokok, minum

alcohol, dan penggunaan obat obatan)2). Pola aktivitas dan latihan (adakah keluhan lemas, pusing, kelelahan, dan kelemahan otot)3). Pola nutrisi dan metabolisme (adakah keluhan mual, muntah)4). Pola eliminasi5). Pola tidur dan istirahat6). Pola kognitif dan perceptual7). Persepsi diri dan konsep diri8). Pola toleransi dan koping stress9). Pola seksual dan reproduktif10).       Pola hubungan dan peran11).       Pola nilai dan keyakinan2.   Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan cidera kepala adalah sebagai berikut:

1)    Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik serebral) berhubungan dengan aliran arteri dan atau vena terputus.

2)    Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik.3)    Hipertermi berhubungan dengan trauma (cidera jaringan otak, kerusakan batang otak)4)    Pola nafas tak efektif berhubungan dengan hipoventilasi5)    Kerusakan persepsi sensori berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif, afektif, dan

motorik)6)    Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif, motorik, dan

afektif.7)    Defisit perawatan diri: makan/ mandi, toileting berhubungan dengan kelemahan fisik dan nyeri.

Page 7: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

8)    Kurang pengetahuan berhubungan dengan penurunan kemampuan kognitif, motorik, dan afektif.

9)    Resiko aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran.10) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan status hipermetabolik.11) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma/ laserasi kulit kepala12) Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

mual, muntah.13) PK: peningkatan TIK dengan proses desak ruang akibat penumpukan cairan/ darah di dalam

otak.

3. Rencana PerawatanNo

DiagnosaKeperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi

1 Perfusi jaringan tak efektif (spesifik sere-bral) b.d aliran arteri dan atau vena terputus, dengan batasan karak-teristik:

        Perubahan respon motorik

        Perubahan status mental

        Perubahan respon pupil

        Amnesia retrograde (gang-guan memori)

NOC:1.   Status sirkulasi2.   Perfusi jaringan serebral

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x 24 jam, klien mampu men-capai :

1.   Status sirkulasi dengan indikator:

       Tekanan darah sis-tolik dan diastolik dalam rentang yang diharapkan

       Tidak ada ortostatik hipotensi

       Tidak ada tanda tan-da PTIK

2.   Perfusi jaringan serebral, dengan indicator :

       Klien mampu berko-munikasi dengan je-las dan sesuai ke-mampuan

       Klien menunjukkan perhatian, konsen-trasi, dan orientasi

       Klien mampu mem-proses informasi

       Klien mampu mem-buat keputusan de-ngan benar

       Tingkat kesadaran klien membaik

Monitor Tekanan Intra Kranial1.   Catat perubahan respon klien terhadap

stimu-lus / rangsangan2.   Monitor TIK klien dan respon neurologis

terhadap aktivitas3.   Monitor intake dan output4.   Pasang restrain, jika perlu5.   Monitor suhu dan angka leukosit6.   Kaji adanya kaku kuduk7.   Kelola pemberian antibiotik8.   Berikan posisi dengan kepala elevasi 30-

40O dengan leher dalam posisi netral9.   Minimalkan stimulus dari lingkungan10. Beri jarak antar tindakan keperawatan untuk

meminimalkan peningkatan TIK11. Kelola obat obat untuk mempertahankan

TIK dalam batas spesifik

Monitoring Neurologis (2620)1.   Monitor ukuran, kesimetrisan, reaksi dan

bentuk pupil2.   Monitor tingkat kesadaran klien3.   Monitor tanda-tanda vital4.   Monitor keluhan nyeri kepala, mual, dan

muntah5.   Monitor respon klien terhadap pengobatan6.   Hindari aktivitas jika TIK meningkat7.   Observasi kondisi fisik klien

Terapi Oksigen (3320)1.   Bersihkan jalan nafas dari secret2.   Pertahankan jalan nafas tetap efektif3.   Berikan oksigen sesuai instruksi4.   Monitor aliran oksigen, kanul oksigen, dan

humidifier5.   Beri penjelasan kepada klien tentang

pentingnya pemberian oksigen6.   Observasi tanda-tanda hipoventilasi7.   Monitor respon klien terhadap pemberian

Page 8: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

oksigen8.   Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen

selama aktivitas dan tidur

2 Nyeri akut b.d dengan agen injuri fisik, dengan batasan karakteristik:

        Laporan nyeri ke-pala secara verbal atau non verbal

        Respon autonom (perubahan vital sign, dilatasi pupil)

        Tingkah laku eks-presif (gelisah, me-nangis, merintih)

        Fakta dari observasi        Gangguan tidur

(mata sayu, menye-ringai, dll)

NOC:1.  Nyeri terkontrol2.  Tingkat Nyeri3.  Tingkat kenyamanan

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama …. x 24 jam, klien dapat :

1.  Mengontrol nyeri, de-ngan indikator:

        Mengenal faktor-faktor penyebab

        Mengenal onset nyeri        Tindakan pertolong-an

non farmakologi        Menggunakan anal-getik        Melaporkan gejala-

gejala nyeri kepada tim kesehatan.

        Nyeri terkontrol

2.  Menunjukkan tingkat nyeri, dengan indikator:

        Melaporkan nyeri        Frekuensi nyeri        Lamanya episode nyeri        Ekspresi nyeri; wa-jah        Perubahan respirasi rate        Perubahan tekanan

darah        Kehilangan nafsu makan

3.   Tingkat kenyamanan, dengan indicator :

        Klien melaporkan kebutuhan tidur dan istirahat tercukupi

Manajemen nyeri (1400)1.   Kaji keluhan nyeri, lokasi, karakteristik,

onset/durasi, frekuensi, kualitas, dan beratnya nyeri.

2.   Observasi respon ketidaknyamanan secara verbal dan non verbal.

3.   Pastikan klien menerima perawatan analgetik dg tepat.

4.   Gunakan strategi komunikasi yang efektif untuk mengetahui respon penerimaan klien terhadap nyeri.

5.   Evaluasi keefektifan penggunaan kontrol nyeri

6.   Monitoring perubahan nyeri baik aktual maupun potensial.

7.   Sediakan lingkungan yang nyaman.8.   Kurangi faktor-faktor yang dapat menambah

ungkapan nyeri.9.   Ajarkan penggunaan tehnik relaksasi

sebelum atau sesudah nyeri berlangsung.10. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk

memilih tindakan selain obat untuk meringankan nyeri.

11. Tingkatkan istirahat yang adekuat untuk meringankan nyeri.

 Manajemen pengobatan (2380)1.   Tentukan obat yang dibutuhkan klien dan

cara mengelola sesuai dengan anjuran/ dosis.

2.   Monitor efek teraupetik dari pengobatan.3.   Monitor tanda, gejala dan efek samping

obat.4.   Monitor interaksi obat.5.   Ajarkan pada klien / keluarga cara

mengatasi efek samping pengobatan.6.   Jelaskan manfaat pengobatan yg dapat

mempengaruhi gaya hidup klien.

 Pengelolaan analgetik (2210)1.   Periksa perintah medis tentang obat, dosis &

frekuensi obat analgetik.2.   Periksa riwayat alergi klien.3.   Pilih obat berdasarkan tipe dan beratnya

nyeri.4.   Pilih cara pemberian IV atau IM untuk

pengobatan, jika mungkin.5.   Monitor vital sign sebelum dan sesudah

pemberian analgetik.6.   Kelola jadwal pemberian analgetik yang

sesuai.7.   Evaluasi efektifitas dosis analgetik,

Page 9: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

observasi tanda dan gejala efek samping, misal depresi pernafasan, mual dan muntah, mulut kering, & konstipasi.

8.   Kolaborasi dgn dokter untuk obat, dosis & cara pemberian yg diindikasikan.

9.   Tentukan lokasi nyeri, karakteristik, kualitas, dan keparahan sebelum pengobatan.

10. Berikan obat dengan prinsip 5 benar11. Dokumentasikan respon dari analgetik dan

efek yang tidak diinginkan3 Defisit self care b.d

de-ngan kelelahan, nyeri

NOC:Perawatan diri :

(mandi, Makan Toiletting, berpakaian)

Setelah diberi motivasi perawatan selama ….x24 jam, ps mengerti cara memenuhi ADL secara bertahap sesuai kemam-puan, dengan kriteria :

     Mengerti secara seder-hana cara  mandi, makan, toileting, dan berpakaian serta mau mencoba se-cara aman tanpa cemas

     Klien mau berpartisipasi dengan senang hati tanpa keluhan dalam memenuhi ADL

NIC: Membantu perawatan diri klien Mandi  dan toiletting

Aktifitas:1.   Tempatkan alat-alat mandi di tempat yang

mudah dikenali dan mudah dijangkau klien2.   Libatkan klien dan dampingi3.   Berikan bantuan selama klien masih mampu

mengerjakan sendiri

NIC: ADL Berpakaian

Aktifitas:1.   Informasikan pada klien dalam memilih

pakaian selama perawatan2.   Sediakan pakaian di tempat yang mudah

dijangkau3.   Bantu berpakaian yang sesuai4.   Jaga privcy klien5.   Berikan pakaian pribadi yg digemari dan

sesuai

NIC: ADL Makan1.   Anjurkan duduk dan berdo’a bersama teman2.   Dampingi saat makan3.   Bantu jika klien belum mampu dan beri

contoh4.   Beri rasa nyaman saat makan

4 PK: peningkatan tekan-an intrakranial b.d pro-ses desak ruang akibat penumpukan cairan / darah di dalam otak (Carpenito, 1999)

Batasan karakteristik :

        Penurunan kesadar-an (gelisah, disori-entasi)

        Perubahan motorik dan persepsi sensasi

        Perubahan tanda vi-

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ....x 24 jam dapat mencegah atau meminimalkan komplikasi dari peningkatan TIK, dengan kriteria :

     Kesadaran stabil (orien-asi baik)

     Pupil isokor, diameter 1mm

     Reflek baik     Tidak mual     Tidak muntah

1.   Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK  Kaji respon membuka mata, respon motorik,

dan verbal, (GCS)  Kaji perubahan tanda-tanda vital  Kaji respon pupil  Catat gejala dan tanda-tanda: muntah, sakit

kepala, lethargi, gelisah, nafas keras, gerakan tak bertujuan, perubahan mental

2.   Tinggikan kepala 30-40O jika tidak ada kontra indikasi

3.   Hindarkan situasi atau manuver sebagai berikut:

  Masase karotis  Fleksi dan rotasi leher berlebihan  Stimulasi anal dengan jari, menahan nafas,

dan mengejan

Page 10: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

tal (TD meningkat, nadi kuat dan lambat)

        Pupil melebar, re-flek pupil menurun

        Muntah        Klien mengeluh mual        Klien mengeluh

pandangan kabur dan diplopia

  Perubahan posisi yang cepat4.   Ajarkan klien untuk ekspirasi selama

perubahan posisi5.   Konsul dengan dokter untuk pemberian pe-

lunak faeces, jika perlu6.   Pertahankan lingkungan yang tenang7.   Hindarkan pelaksanaan urutan aktivitas

yang dapat meningkatkan TIK (misal: batuk, penghisapan, pengubahan posisi, meman-dikan)

8.   Batasi waktu penghisapan pada tiap waktu hingga 10 detik

9.   Hiperoksigenasi dan hiperventilasi klien se-belum dan sesudah penghisapan

10. Konsultasi dengan dokter tentang pemberian lidokain profilaktik sebelum penghisapan

11. Pertahankan ventilasi optimal melalui posisi yang sesuai dan penghisapan yang teratur

12. Jika diindikasikan, lakukan protokol atau kolaborasi dengan dokter untuk terapi obat yang mungkin termasuk sebagai berikut:

13. Sedasi, barbiturat (menurunkan laju meta-bolisme serebral)

14. Antikonvulsan (mencegah kejang)15. Diuretik osmotik (menurunkan edema

serebral)16. Diuretik non osmotik (mengurangi edema

serebral)17. Steroid (menurunkan permeabilitas kapiler,

membatasi edema serebral)18. Pantau status hidrasi, evaluasi cairan

masuk dan keluar)

Page 11: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Cidera Kepala

DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Volume II. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Carpenito, L.J. 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan dan Masalah Kolaborasi. Edisi 8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, M.E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hudak dan Gallo. 1996. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik. Volume II. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Marion Johnson, dkk. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. Mosby.

Mc. Closkey dan Buleccheck. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. Mosby.

NANDA. 2005. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia: North American Nursing Diagnosis Association.