Asuhan Keperawatan Invaginasi Print

25
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN INVAGINASI DI SUSUN OLEH : ANDRIS SUMENDAP 01005 IRMA YUNITA 01030 MUTIARA AYU 01039 PUTRIA HANGGRAITA 01051 AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA 2012 / 2013

Transcript of Asuhan Keperawatan Invaginasi Print

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN INVAGINASI

DI SUSUN OLEH : ANDRIS SUMENDAP IRMA YUNITA MUTIARA AYU PUTRIA HANGGRAITA 01005 01030 01039 01051

AKADEMI KEPERAWATAN HANG TUAH JAKARTA 2012 / 2013

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Invaginasi. Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan anak. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada : 1. Letkol Laut Siti Narsih, S. Kep, M. Kes selaku Direktur Akper Hang Tuah Jakarta serta segenap jajarannya yang telah memberikan kemudahan-kemudahan baik berupa moril maupun materiil selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Hang Tuah Jakarta. 2. Elvi Oberty. S. Kp selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan makalah ini 3. Handayani Sitorus, S. Kp, selaku Wali Kelas Tingkat II A 4. Ns. Eny Susyanti, S. Kep, selaku koordinator mata ajar Keperawatan Anak 5. Rekan-rekan semua di tingkat II A 6. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini 7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamiin. Jakarta, 10 April 2012

ii

Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii Jakarta, 10 April 2012............................................................................................................ii Penulis..................................................................................................................................iii DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii Latar Belakang...................................................................................................................1 Tujuan Penulisan................................................................................................................2 Tujuan umum.............................................................................................................2 Tujuan khusus............................................................................................................2 Ruang Lingkup...................................................................................................................2 Metode Penulisan...............................................................................................................2 Sistematika Penulisan.........................................................................................................3 BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................................4 Pengertian...........................................................................................................................4 Etiologi ..............................................................................................................................4 Manifestasi klinis...............................................................................................................5 Patofisiologi .......................................................................................................................5 Patoflow ( Menurut Kelompok )........................................................................................6 Penatalaksanaan Medis......................................................................................................8 Komplikasi.........................................................................................................................9 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................9 BAB III PENUTUP............................................................................................................................18 A. Kesimpulan..................................................................................................................18 B.Saran.............................................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................21

iii

iv

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Invaginasi merupakan suatu keadaan, bagian saluran cerna dimasuki oleh segmen bagian bawahnya sehingga menimbulkan obstruksi intestinum. (pickering, 2000) Invaginasi pada anak dan bayi masih sering ditemukan dibandingkan invaginasi pada orang dewasa. Penderita biasanya bayi sehat, gizi baik dan dalam pertumbuhan optimal. Penyebab invaginasi pada anak dan bayi 70%-90% belum diketahui. (Husain, 1993) Masih diduga bahwa terjadinya invaginasi akibat infeksi adenovirus, perubahan cuaca atau pun perubahan pola makan.manifestasi klinis invaginasi pada anak mulai tampak 3-24jam setelah terjadinya invaginasi. Gejala-gejala khas sebagai tanda obstruksi intestinum yaitu nyeri abdomen, muntah, dan perdarahan rectum. Nyeri abdomen bersifat serangan 15-30 menit dengan durasi 1-2 menit, diantara 2 serangan bayi terlihat sehat. Presentase nyeri abdomen pada anak 2 tahun (91%) yang menunjukan gejala yang mencolok. Biasanya bayi nyeri disusul muntah, pada bayi muntah dapat sebagai gejala pertama. Muntah paling sering pada anak berumur 2tahun (52%) mulamula terdiri atas sisa-sisa makanan yang ada dalam lambung kemudian berisi cairan empedu. Setelah nyeri kolik yang pertama tinja masih normal kemudian disusul oleh defekasi darah bercampur lender pada awal penyakit (currant jelly stool) pada penderita (59%) perdarahan terjadi dalam 12 jam, kemudian berangsung-angsur bercampur jaringan nekrosis (terry stool) Karena terjadi kerusakan jaringan dan pembuluh darah. Dari jenis pengamatan invaginasi, paling banyak terjadi ileo-colica (75%), ileoileocolica (15%) dan sisa nya (10%). Angka kejadian invaginasi pada anak dan bayi dijumpai pada usia 2 tahun

Dikatakan berhasil, apabila : a. Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan disertai massa feses dan udara b. Hilangnya massa tumor di abdomen

c. Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi tertidur serta norit test, positif. 2. Reduksi dengan operasi a.Memperbaiki keadaan umum Tindakan ini sangat menentukan prognosis, janganlah melakukan tindakan operasi sebelum terlebih dahulu keadaan umum klien diperbaiki b. Tindakan untuk mereposisi usus

Reposisi manual dengan cara milking dilakukan dengan halus dan sabar

9

Komplikasi Saat operasi : 1. Perdarahan saat operasi, umumnya bila mencederai pembuluh darah 2. Kembung, adanya akumulasi gas dalam usus karena manipulasi usus ketika pembedahan dan angin yang tertelan saat pemulihan dari anestesia. 3. Gangguan keseimbangan elektrolit, masukan cairan berkurang (ileus) 4. Sepsis, cedera akibat tindakan medis Post-operasi : 1. Peritonitis, perforasi bagian dari saluran pencernaan 2. Shock Hipovolemik, ketidak normalan dari sistem peredaran darah yang mengakibatkan perfusi organ dan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat. 3. Perforasi usus, trauma atau infeksi usus 4. Infeksi, disebabkan dari beberapa hal : kontaminasi kuma, daya tahan tubuh menurun, sumber infeksi (dari dalam atau luar), dan kurang gizi.

Pemeriksaan Penunjang Pada palpasi perut dapat teraba massa yang biasanya memanjang dengan batas jelas seperti sosis. Invaginatum yang masuk jauh dapat ditemukan pada pemeriksaan colok dubur. Ujung invaginatum teraba seperti porsio uterus pada pemeriksaan vaginal sehingga dinamai pseudoporsio atau porsio semu. Jarang ditemukan invaginatum yang sampai keluar dari rektum. Keadaan tersebut harus dibedakan dari prolapsus mukosa rektum. Pada invaginasi, didapatkan invaginatum bebas dari dinding anus, sedangkan prolapsus berhubungan secarasirkuler dengan dinding anus. Pada inspeksi, sukar sekali membedakan antara prolapsus rektum daninvaginasi. Diagnosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan jari di sekitar penonjolan untuk menentukan ada tidaknya celah terbuka. Pemeriksaan radiologis berupa foto polos abdomen memperlihatkan tandatanda obstruksi usus halus, kadang-kadang tampak sebagai bayangan menyerupaisosis dibagian tengah abdomen.

10

Pemeriksaan USG juga dapat membantu penegakan diagnosis. Pemeriksaan ini lebih sering digunakan karena bersifat non-invasif . Pada pemeriksaan USG menunjukkan bayangan doughnut sign per mobil atau pseudokidney sign. Dengan enema barium tampak defek pengisian barium yang konveks, barium akanterhenti sementara, (coiled spring appearance) apabila barium melingkari intususeptum. I. Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Pengkajian fisik secara umum b. Riwayat Kesehatan c. Observasi pada feses dan tingkah laku sebelumnya dan sesudah operasi d. Observasi tingkah laku anak atau bayi e. Observasi manifestasi terjadi intususepti nyeri abdomen proximal anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada anak kelihatan normal dan nyaman selama interval diantara episode nyeri muntah letargi feses seperti jeli mengandung darah dan mucus, tes hemocculi positif feses tidak ada ( konstipasi ) distensi abdomen dan nyeri tekan massa terpal anus yang terlihat biasa, dapat tampak seperti propels rectal dehidrasi dan demam, sampai kenaikan 40 keadaan seperti syok dengan nadi cepat, pucat dan keringat bnyak diare anoreksia kehilangan berat badan kadang- kadang muntah nyeri yang priodik

f. Observasi manifestasi intususepsi yang kronis

11

-

nyeri tanpa gejala lain

g. Kaji dengan prosedur diagnostik dan tes seperti pemeriksaan foto polos abdomen, barium enema dan ultrasonogram 2.Diagnosa Keperawatan a. Pre operasi 1). Nyeri berhubungan dengan invaginasi dalam tubuh 2). Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan dalam tubuh 3). Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan 4). Kurang pengetahuan berhubungan dengan prosedur pengobatan invaginasi ( barium enema) b. Post operasi 1). Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan 2). Resiko infeksi pada luka berhubungan dengan insisi pembedahan 3). Inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi demam 4). Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah ( post operasi ) 3.Rencana Keperawatan a.Pre Operasi 1). Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan invaginasi usus Tujuan : Keluhan nyeri pada anak berkurang atau hilang Kriteria hasil : Menyangkal nyeri, ekspresi wajah rileks, tidak ada merintih, dan perilaku melindungi gerakan, mampu berpartisipasi dalam program latihan. Intervensi - Kaji keluhan nyeri anak, catat lokasi nyeri, lama, dan beratnya. Rasional : Pengkajian nyeri diperlukan, terutama pada anak yang berumur masih muda untuk mengekspresikan ketidak nyamanannya Kurangi jumlah cahaya lampu, kebisingan, dan berbagi stimulasi lingkungan lainya dalam ruang anak.

Rasional : stimulasi demikian dapat mengganggu anak Kaji efek tidur dan bermain

12

Rasional : Untuk mengetahui pengaruh pusing kepala terhadap aktivitas pola tidur Berikan posisi senyaman mungkin dan suasana tenang

Rasional : Suasana yang tenang secara tidak langsung merangsang saraf sensorik untuk memberikan efek relaksasi terhadap sarafsaraf yang tegang pencetus rasa nyeri Berikan anak beberapa pilihan teknik distraksi

Rasional : Salah satu upaya medis, untuk pengalih perhatian anak terhadap rasa nyeri yang diderita-

Berikan analgesik (kolaborasi)

Rasional : Analgesik memblok rasa nyeri

2). Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan dari dalam tubuh Tujuan : Klien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda dehidrasi, dan menunjukkan keseimbangan cairan dalam tubuh Kriteria hasil : Berat badan naik, TTV dalam batas normal, turgor kulit elastis, denyut nadi kuat / keras Intervensi - Pantau tanda vital anak sepanjang periode peri operasi catat setiap perubahan pada prekuensi nadi dan tekanan darah Rasional : Peningkatan frekuensi nadi, penurunan tekanan darah, dan kulit yang kering serta dingin menunjukan deficit cairan, suatu kondisi yang membutuhkan tindakan penggantian cairan - Pantau jumlah darah yang hilang selama pembedahan Rasional : Pemantauan semacam ini sangat penting untuk mendetiksi hipovolemia selama pembedahan - Pantau nilai hemoglobin dan hematokrit anak serta waktu pengisian ulang kapiler sebelum pembedahan Rasional : Nilai darah pra operasi dapat menentukan kebutuhan pengantian darah atau cairan

13

- Beri cairan dan elektrolit pre interavena sesuai program dan catat jumlah yang di berikan Rasional : Dokumentasi cemat terhadap seluruh cairan intreavena dan elektrolit yang di berikan selama periode perioperasi, dapat menentukan keseluruhan status cairan anak. 3) Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan Tujuan : Mendemonstrasikan bahwa ansietas berkurang Kriteria hasil : Ekspresi wajah rileks, anggukan posotif bila memahami peristiwa pra-operasi, penerimaan cemas berkurang Intervensi : - Jelaskan kepada anak peristiwa sekitar pembedahan dengan menggunakan istilah dan ilustrasi sesuai usia, boneka, dan alat sample dengan sederhana Rasional : Penjelasan semacam ini memungkinkan anak mengatisipasi peristiwa dan pasca operasi sehingga mengurangi kecemasan - Sediakan dukungan emosional sesuai usia anak ketika anak masuk dalam ruang bedah Rasional : Memberi dukungan emosional selama periode perioperasi membantu memastikan pengalaman bedah yang positif - Membiarkan orang tua menemani anank ke pintu masuk ruang operasi dan libatkan mereka dalam proses pemulihan sesegera mungkin Rasional : Orang tua adalah kekuatan yang menstabilkan dan dikenalkan anak - Bantu orang tua beradaptasi terhadap kecemasan mereka masingmasing dengan memberi penyuluhan pra-operasi, konseling, dan lingkungan yang mendukung Rasional : Rasa cemas orang tua secara langsung mempengaruhi anak 4) Diagnosa keperawatan : Kurang pengetahuan (barium enema) berhubungan dengan perawatan dan pengobatan invaginasi Tujuan : Mengungkapkan kurang pemahaman, untuk memenuhi tindakan keperawatan Kriteria hasil : Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit dan pengobatan. Intervensi - Jelaskan kepada anak dan orang tua tentang tujuan pemberian obat barium enema Rasional : Penjelasan semacam ini membantu menghilangkan rasa takut dan cemas, dan membantu memastikan kerjasama anak selama prosedur tadi.

14

- Jelaskan peralatan pada anak dengan istilah yang dimengerti anak (sesuai usia anak) Rasional : Memberi penjelasan tentang alat tersebut kepada anak akan mempersiapkan seperti apa alat tersebut sehingga membantu memastikan kerja sama selama uji tersebut.

b.Post operasi 1). Diagnosa keperawatan : Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan Tujuan : Menunjukkan hilang dari ketidaknyamanan (nyeri) Kriteria hasil : Melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah rileks, tidak ada merintih. Intervensi - Kaji rasa nyeri anak secara objektif Rasional : Indikator yan objektif merupakan pengkajian nyeri anak yang paling dapat diandalkan, tergantung pada usia anak dan respon yang lazim terhadap nyeri - Beri obat narkotika bersama obat-obat nyeri lain, sesuai program. Pantau dan catat respons anak dengan cermat Rasional : Selama fase pasca operasi, segera narkotik harus diberikan dengan hati-hati karena efek residu yang potensial dari obat anastetik, misalnya depresi pernafasan dan hipertensi - Libatkan orang tua dalam penatalaksanaan nyeri anak sedini mungkin setelah pembedahan Rasional : Orang tua dianggap paling mudah memahami respon nyeri anak yang normal dan mengetahui teknik memantau rasa nyeri yang berhasil digunakan pada waktu yang lalu - Atur posisi anak sesuai kebutuhan, untuk memaksimalkan rasa nyaman Rasional : Mengatur kembali posisi mengurangi tekanan pada kulit dan mengurangi kram otot 2). Diagnosa keperawatan : Resiko infeksi pada luka berhubungan dengan insisi pembedahan Tujuan : Mendomonstrasikan tidak ada manifestasi infeksi (tumor, dolor, kalor, rubor, fungsiolesa) Kriteria hasil : Suhu dalam batas normal (36,5C-37C), tidak ada perdarahan berlebihan. Intervensi - Gunakan teknik mencuci tangan yang baik sebelum mengobati anak Rasional : Mencuci tangan dengan baik dapat mengurangi penyebaran infeksi nasokomial

15

- Kaji tempat infeksi setiap pergantian dinas, dan catat setiap tanda eksudat, edema, eritema, dan adanya rasa hangat Rasional : Eksudat, edema, eritema, dan rasa hangat mengindikasikan infeksi yang sedang berlangsung dan dapat menandakan bahwa medikasi perlu dirubah - Pantau tanda vital anak setiap 4 jam untuk melihat peningkatan suhu, frekuensi jantung, dan pernafasan Rasional : Perubahn tanda-tanda vital seperti ini mengindikasikan infeksi yang sedang berlangsung, yang dapat menandakan bahwa medikasi perlu dirubah - Gunakan teknik steril unutk semua penggantian balutan Rasional : Teknik steril dapat mencegah masuknya bakteri ke dalam luka 3). Diagnosa keperawatan : Resiko perdarahan pada luka berhubungan dengan insisi pembedahan Tujuan : Resiko perdarahan pada anak tidak terjadi Kriteria Hasil : Pada anak tidak terjadi perdarahan yang berlebihan pada balutan Intervensi - Periksa balutan anak setiap 1 hingga 2 jam untuk melihat tanda perdarahan yang berlebihan Rasional : Sedikit perdarahan kadang-kadang terjadio setelah perdarahan - Tinggikan kepala tempat tidur 30 Rasional : Meninggikan kepala temapt tidur dapat mengurangi tekanan intrakaranial, sehingga mengurangi resiko perdarahan - Pasang balutan tekanan selama 24 jam pertama setelah pembedahan Rasional : Suatu balutan tekanan bertujuan mengurangi perdarahan dan pembengkakan pasca operasi 4). Diagnosa Keperawatan : Inefektif termoregulasi berhubungan dengan proses inflamasi, demam Tujuan : Proses inflamasi (demam) pada anak hilang atau berkurang Kriteria Hasil : Anak akan mempertahankan suhu tubuh kurang dari 37,8C (nilai suhu tubuh spesifik bergantung pada metode yang digunakan untuk mengukurnya) Intervensi - Pantau suhu tubuh anak setiap jam sehingga stabil Rasional : Pemantauan yang sering, memastikan deteksi dini dan terapi hipotermia yang teapt, untuk mencegah resiko terjadinya kondisi yang mengancamkehidupan, misalnya sepsis dan gagal ginjal - Pertahankan lingkungan yang hangat

16

Rasional : Lingkungan yang hangat dan suhu air yang konstan meminimalkan penurunan suhu tubuh inti dengan mengurangi kehilangan panas melalui radiasi - Gunakan sebuah lampu-panas-radian-atas-kepala-dan lindungi anak dengan selimut; pastikan selimut dibentuk seperti tenda mengelilingi tubuh anak, jangan dibiarkan terpajan langsung pada kulit Rasional : Penggunaan sebuah lampu-panas-radian-atas-kepala dan selimut lebih jauh mengurangi kehilangan panas pancaran dan meningkatkan suhu tubh; selimut yang menyentuh luka dapat menyebabkan nyeri, mengiritasi area luka, dan menigkatkan resiko infeksi. - Observasi dan catat masukan dan haluaran cairan Rasional : Memonitor masukan dan haluaran cairan, menunjukkan pola dan keseimbangan cairan dalam tubuh - Jelaskan upaya-upaya untuk mengatasi hipertermi dan bantu anak dan keluarga untuk pelaksanaannya meliputi : 1. Lakukan kompres : bertujuan untuk membantu proses konduksi panas dari tubuh dan membantu vasodilatasi pembuluh darah sehingga tubuh diharapkan berangsur-angsur normal. 2. Tirah baring dan mengurangi aktivitas fisik : dengan tirah baring maka aktivtias sel-sel dan proses metabolisme menurun sehingga diharapkan dapat mengurangi demam. 3. Banyak minum 1 2 liter / hari (8 9 gelas perhari) : diharapkan dengan pemberian minum yang cukup akan mempertahankan intake dari dalam tubuh dan meningkatkan output urin untuk mengurangi demam anak. 4. Anjurkan anak mengenakan pakaian tipis dan menyerap keringat : pakaian tipis akan mempermudah terjadinya penguapan keringat akibat hipertermia Laksanakan program medik (antibiotik, antipiretik, infus).

Rasional : Dengan pemberian anti piretik dapat menunjang upaya-upaya perawatan dalam usaha menurunkan panas tubuh, serta memungkinkan anak mendapatkan terapi lebih lanjut untuk penyakitnya (pemberian antibiotik untuk menghambat pertumbuhan basil). 5). Diagnosa Keperawatan : Kurang pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah (post operasi) Tujuan : Anak dan orang tua memahami tentang asuhan keperawatan di rumah Kriteria Hasil : Anak dan orang tua akan mengekspresikan pemahamannya tentang asuhan keperawatan di rumah

17

Intervensi Jelaskan kepada orang tua pentingnya menyiapkan lingkungan rumah yang aman untuk anak Rasional : Upaya pengamanan ini dapat mengurangi resiko cedera dan perdarahan akibat terkantuk, jatuh, laserasi, dan fungsi Ajarkan orang tua menerapkan tindakan kewaspadaan Rasional : Keluarga harus megikuti kewaspadaan tertentu untuk mencegah episode perdarahan Ajarkan orang tua bagaimana cara mengendalikan perdarahan anak Rasional : Mengendalikan perdarahan dapt mencegah hemoragik yang mengancam hidup

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Berbagai gangguan yang terdapat pada saluran pencernaan bayi dan anak, salah satunya adalah adanya obstruksi pada usus dan hal ini mencakup mekanik maupun parakitik. Sedangkan invaginasi merupakan salah satu bentuk gangguan obstruksi usus yang sifatnya mekanik.

Invaginasi merupakan masuknya bagian usus kedalam perbatasan atau lebih distal dari usus (umumnya, invaginasi ileum masuk kedalam kolon desenden). Penyebabnya masih belum diketahui, kemungkinan pemicunya adalah infeksi usus, pertumbuhan non-kanker atau tumor kanker di usus. Tanda dan gejalanya nyeri perut secara tiba-tiba, muntah, BAB bercampur darah, muka pucat dan lemah. Komplikasinya adalah peritonitis, perforasi usus, kerusakan atau kematian jaringan, infeksi rongga perut, hingga menyebabkan kematian. Penatalaksanaannya dapat dilakukan suntikan salin, udara atau barium kedalam kolon.

Data yang perlu dikaji adalah pengkajian fisik secara umum, riwayat kesehatan, observasi tingkah laku bayi atau anak, observasi manifestasi : nyeri abdomen proksimal, anak menjerit dan melipat lutut ke arah dada, muntah, letargi, feses mengandung darah dll, dehidrasi dan demam, kaji prosedur diagnostic dan tes seperti pemerikasaan foto polos abdomen, barium enema dan ultrasonogram. Masalah keperawatan yang muncul adalah resiko kekurangan cairan, kurangnya pengetahuan, dan masalah keperawatan yang muncul setelah pembedahan adalah nyeri, resiko infeksi, resiko perdarahan, inefekstif termoregulasi, dan kurang pengetahuan. Maka perlu dilakukan rencana keperawatan seperti pemberian cairan intravena, pantau ttv, pantau masukan dan haluan, mendiskusikan dengan pasien dan orangtua tentang tata cara pemberian barium enema, serta kolaborasi dengan dokter pemberian obat analgesic. Evaluasinya adalah resti kekurangan volume cairan tidak terjadi, kurangnya pengetahuan dapat teratasi dan nyeri pada abdomen pasca pembedahan dapat berkurang atau hilang.

18

19

20

B. Saran 1. Orang tua Diharapkan kepada orangtua memeriksakan bayi atau anaknya secepat mungkin apa bila bayi atau anaknya menunjukan tanda dan gejala dari invaginasi seperti nyeri perut hebat, muka pucat, lemah, muntah, dan BAB bercampur darah. Makin cepat keadaan ini dikenali, maka makin baik kemungkinan untuk memperbaiki keadaan dan dapat mempertahankan usus dari kematian atau pembusukan, sehingga bagian usus dapat diselamatkan dari kemungkinan di potong. 2.Mahasiswa Diharapkan kepada seluruh mahsiswa agar melakukan pengkajian dan pemeriksaan dengan tepat pada kasus ini sehingga dapat menegakkan diagnose keperawatan dengan tepat sesuai dengan makalah yang dibuat serta mahsiswa dapat melakukan penyuluhan kesehatan tentang invaginasi, memberikan penjelasan tanda dan gejalanya kepada masyarakat serta tindakan apa yang harus dilakukan apabila terjadi invaginasi pada anak. 3.Perawat Diharapkan dalam memberikan perawatan pada bayi atau anak dengan gangguan pada saluran pencernaan obstruksi usus mekanik ini yaitu invaginasi, perawat harus benar-benar memperhatikan tanda-tanda yang mengarah pada rasa nyeri dan dehidrasi. Perawatan yang diberikan perawat pada pra operasi yaitu berupa reduksi dengan barium enema, barium enema dapat diberikan bila tidak dijumpai kontra indikasi seperti adanya tanda obstruksi usus yang jelas. Serta memberikan perawatan post operasi yaitu berupa memperbaiki keadaan umum, serta tindakan untuk mereposisi usus, reposisi manual dengan cara milking dilakukan dengan halus dan sabar.

DAFTAR PUSTAKA Beekel, Nancy. (1987). Nursing Care Plans for The Pediatric Patient. USA : The CV Mosby Company Brooker, C. (2001). Kamus Saku Keperawatan. Jakarta : EGC Hay, Willliam. (1997). Current Pediatric Diagnosis and Treatment. USA : Appleton and Lange A Simon and Schuster Company Nettina, Snadra M. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan. Jakarta : Alih Bahasa Brooker Speer, Kathlen. (2007). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC Wong, L. Donna. (2001). Wongs Essentials of Pediatric Nursing. USA : The CV Mosby Company Referensi dari Internet : Husain. (1993).Pravelansi Invaginasi pada Anak. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23544/5/Chapter%20I.pdf. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2012) Pickering. (2000). Pravelansi Invaginasi pada Anak. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23544/5/Chapter%20I.pdf. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2012) Sapan. (1987). Pravelansi Invaginasi pada Anak. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23544/5/Chapter%20I.pdf. (Diakses pada tanggal 17 Maret 2012)

iv