Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
Transcript of Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
1/20
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF
PADA PASIEN DENGAN STEVENS JOHNSON SINDROM
MATA AJAR :
KEPERAWATAN INTENSIF
1. LUH PUTU SATYA PONIARI (0702105006
2. NI LUH PUTU YULIAWATI (07021050!7
". NI LUH ARY PUSPA SARI (0702105076
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
2/20
ASUHAN KEPERAWATAN INTENSIF PADA PASIEN DENGAN
STEVENS JOHNSON SINDROM
A. K#$%&' D%) P&$*+,-
1. D&,$,%, P&$*+,-• Sindrom Stevens Johnson adalah syndrome kelainan kulit berupa eritema,
vesikel/bula, dapat disertai purpira yang mengenai kulit, selaput lender orifisium
dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari baik sampai buruk.
(Mansjoer,2000
• Sindrom Steven!Johnson (SSJ merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsi
mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit vesikulobulosa,
mukosa orifisium serta mata disertai gejala umum berat. Sinonimnya antara lain "
sindrom de #riessinger! $endu, eritema eksudativum multiform mayor, eritema
poliform bulosa, sindrom muko! kutaneo!okular, dermatostomatitis, dll.
• Sindrom Stevens!Johnson, biasanya disingkatkan sebagai SJS, adalah reaksi
buruk yang sangat ga%at terhadap obat. &fek samping obat ini mempengaruhi
kulit, terutama selaput mukosa. Juga ada versi efek samping ini yang lebih buruk,
yang disebut sebagai nekrolisis epidermis toksik (to'ik epidermal nerolysis/)&*.
+da juga versi yang lebih ringan, disebut sebagai eritema multiforme (&M
(+dithan,200.
-ambar . enderita Sindrom Stevens Johnson
2. E',/&,##,erdasarkan kasus yang terdaftar dan diobservasi kejadian SJS terjadi !1 kasus
per satu juta penduduk setiap tahunnya. SSJ juga telah dilaporkan lebih sering
terjadi pada ras aukasia. 3alaupun SJS dapat mempengaruhi orang dari semua
umur, tampaknya anak lebih rentan. )ampaknya juga perempuan sedikit lebih rentan
daripada laki!laki (Siregar, 2004.
". P&$*&334E-,##,enyebab pasti dari sindrom stevens Johnson belum diketahui sejara jelas.Salah satu penyebabnya ialah alergi obat seara sistemik menurut (Mansjoer,2000
- enisilin dan semisintetiknya- Streptomisin- Sulfonamide- )etrasiklin- +ntipiretik/analgesi (derivate salisil/pira5olon, metami5ol, metampiron dan
parasetamol
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
3/20
- lorproma5in- arbama5epin- inin- +ntipirin- Jamu
Menurut Mansjoer, 20026 (Siregar, 2004.- makanan (oklat- fisik (udara dingin, sinar matahari, sinar 7- lain!lain (penyakit polagen, keganasan, kehamilan- Selain itu dapat juga disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit,
neoplasma, pasa vaksinasi
-ambar 2. +ntibiotik
!. P-#,%,##,atogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi hipersensitif tipe 888
dan 89. $eaksi tipe 888 terjadi akibat terbentuknya komplek antigen antibodi yangmembentuk mikro!presitipasi sehingga terjadi aktifitas sistem komplemen. +kibatnya
terjadi akumulasi neutrofil yang kemudian melepaskan liso5im dan menyebabkan
kerusakan jaringan pada organ sasaran (target organ. $eaksi hipersentifitas tipe 89
terjadi akibat limfosit ) yang tersintesisasi berkontak kembali dengan antigen yang
sama kemudian limfokin dilepaskan sehingga terjadi reaksi radang (:juanda, 2000"
4;.. $eaksi
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
4/20
-ambar 1. $eaksi hipersensitivitas tipe 888
2. $eaksi imfokin
atau sitotoksik oleh suatu antigen sehingga terjadi penghanuran sel!sel yang
bersangkutan. $eaksi yang diperantarai oleh sel ini bersifat lambat (delayed
memerlukan %aktu 4 jam sampai 2; jam untuk terbentuknya.
-ambar 4. $eaksi hipersensitivitas tipe 89
P-#,%,##%, S,$/)# S-&&$% J#$%#$
Antigen
masuk
Terbentuk
kompleks antigen
antibodi
Terperangkap
dalam jaringankapiler
Mengaktifk
an
komplemen
makrofa
g
Interaksi
dengan
basol
Aktivasi sel
T
Menghasilk
an limfokin
dan
sitotoksik
Menghasilk
an C3a dan
C5a
(analatoks
in
!elepasan
histamine
dan 5-
hidroksi
triptamin"
faktor-
faktor
khemotartik dari sel
mast dan
basol
sitokin
T#$ %
dan I&-'
!elepasan
amin
vasoaktif
Inamasi di berbagai
organ
Merangsang
pusat
thermostat di
hipotalamus
!eningkatan
suhu tubuh
hipertermi
lesi berupa bula
dan vesikel pada
seluruh
permukaan
mukosa dan kulit
tubuh
&esi pada mukosa
mulut" mata dan
genetalia
)ula dan vesikel
pe*ah
&esi pada mukosa
mulut
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
5/20
&esi pada mukosa
mulut
)ula dan vesikel
pe*ah
+erusakan
faring
+erusakan
mukosa
saluran
napas+esulitan
menelan
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
,bstruksitrakeo
bronkial
Bersihan
jalan
napas
tidak
efektif
Bersihan
jalan
napas
tidak
efektif
!enurunan
suplai ,
sesa
k
Pola
napas
tidak
efektif
Pola
napas
tidak
efektif
!enurunan
metabolism
e
kelemahan
Intoleransi aktivitas
.ilangn/a
lapisan
pelindung kulitKerusakan
integritas
kulit
Kerusakan
integritas
kulit
.ilangn/a
barrier
!eningkat
an
evaporasi
dan
kehilanga
n *airan
tubuh
Risiko
infeksi
Risiko
infeksi
0angguanperfusi ke
organ
penting
otak
!enuruna
nkesadaran
Perfusi
jaringan
serebral
tidak
efektif
Kekurangan
volume
cairan
Kekuranganvolume
cairan
1jung-
ujung saraf
rusak
2timulasi
transmitter
n/eri
+orteks
serebri
Nyeri akut
2umber
Cor4in"
2amik 6ahab"
#A#7A" 5
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
6/20
5. G& K,$,%Sindrom ini umumnya terdapat pada anak!anak dan de%asa. eadaan umumnya
bervariasi dari baik maupun buruk dimana kesadarannya spoor sampai koma.
era%al sebagai penyakit penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa
demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek dan nyeri tenggorokan
)rias SSJ"
a. elainan kulit berupa eritema, vesikel, dan bula yang kemudian memeah
memeah sehingga terjadi erosi yang luas. urpura dapat terjadi dan
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
7/20
prognosisnya menjadi lebih buruk. ada keadaan berat kelainannya
generalisata.
-ambar ?. elainan kulit berupa vesikel dan bula
b. elainan selaput lender orifisum yang tersering adalah pada mukosa mulut
(00@, orifisum genitalia eksternal (?0@, lubang hidung (A@, dan anus (4@.
>esi a%al berupa vesikel dibibir, lidah dan mukosa bukal yang kemudian peah
dan membentuk erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta kehitaman, dan pembentukan
pseudomembran. iasanya juga terjadi hipersalivasi dan lesi dapat
berulserasi.dibibir kelainan yang sering tampak adalah krusta ber%arna hitam
yang tebal akibat ekskoriasi. elainan dimukosa terdapat difaring, saluran nafas
bagian atas dan esophagus. elainan dimulut yang hebat dan terbentuknya
pseudomembran ber%arna putih atau keabuan difaring dapat menyebabkan
kesulitan menelan, sedangkan kelainan pernafasan bagian atas dapat
menyebabkan keluhan sukar bernafas.
-ambar . >esi pada mulut
. elainan mata (A0@ yang tersering konjungtivitis kataralis. :apat terjadi
konjungtivitis purulen, perdarahan, simblefaron, ulkus kornea, iritis dan
iridosiklitis.
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
8/20
-ambar ;. >esi pada mata
Selain kelainan tersebut dapat terjadi kelainan lain, misalnya nefritis dan onikolisis.SJS biasanya mulai dengan gejala prodromal berkisar antara !4 hari berupa
demam, malaise, batuk, kori5al, sakit menelan, nyeri dada, muntah, pegal otot dan
atralgia yang sangat bervariasi dalam derajat berat dan kombinasi gejala tersebut.
(Mansjoer,2000
-ejala a%al SJS termasuk (Mansjoer, 2002 "- $uam
>epuh dalam mulut, mata, kuping, hidung atau alat kelamin
ulit berupa eritema, papel, vesikel, atau bula seara simetris pada hampir
seluruhtubuh.- Mukosa berupa vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta ber%arna
merah. ula terjadi mendadak dalam !4 hari gejala prodormal, munul pada
membran mukosa, membran hidung, mulut, anorektal, daerah vulvovaginal, dan
meatus uretra. Stomatitis ulseratif dan krusta hemoragis merupakan gambaran
utama.- engkak di kelopak mata, atau mata merah.- ada mata terjadi" konjungtivitis (radang selaput yang melapisi permukaan
dalamkelopak mata dan bola mata, konjungtivitas kataralis , blefarokonjungtivitis, iritis,
iridosiklitis, simblefaron, kelopak mata edema dan sulit dibuka, pada kasus berat
terjadi erosi dan perforasi kornea yang dapat menyebabkan kebutaan. =edera
mukosa okuler merupakan faktor penetus yang menyebabkan terjadinyaoular
iatriial pemphigoid, merupakan inflamasi kronik dari mukosa okuler yang
menyebabkan kebutaan. 3aktu yang diperlukan mulai onset sampai terjadinya
oular iatriial pemphigoid bervariasi mulai dari beberapa bulan sampai 1
tahun.
6. P&&),+%$ F,%,+
epala dan %ajah8nspeksi" 3ajah pasien tampak puat, terdapat lesi (eritema, vesikel dan
bula pada seluruh %ajah (mata,hidung, mulut, telinga pada
%ajah, konjungtivitis purulen, perdarahan, ulkus kornea, iritis dan
iridosiklitis, bengkak di kelopak mata, atau mata merah. >eher
8nspeksi " lesi (eritema, vesikel, bula pada leher,
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
9/20
alpasi " *yeri tekan (B, reflek menelan (!, :ada
8nspeksi " penggunaan otot bantu nafas, lesi(eritema, vesikel, bula pada
dada. +uskultasi "Suara ronhi
+bdomen8nspeksi " terdapat lesi (eritema, vesikel, bula pada abdomen
+uskultasi "ising usus meningkat (C1? '/menitalpasi " )urgor kulit menurun
&kstremitas
+tas " kekuatan otot menurun, lesi (eritema, vesikel, bula pada lengan,
turgor kulit menuruna%ah " kekuatan otot menurun, lesi (eritema, vesikel, bula pada kaki,
turgor kulit menurun -enetalia
8nspeksi " lesi (vesikel, bula, erosi, ekskoriasi, perdarahan dan kusta
ber%arna pada labia minor dan mayor
7. P&&),+%$ D,$#%-,+4P&$8$$a. emeriksaan >aboratorium
iasanya dijumpai leukositosis atau eosinofilia. ila disangka penyebabnya
infeksi dapat dilakukan kultur darah, pemeriksaan darah tepi, biakan kuman serta
uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi
kulit, pemeriksaan biopsy, emeriksaan darah lengkap dapat menunjukkan kadar
sel darah putih yang normal atau leukositosis non spesifik, penurunan tajam
kadar sel darah putih dapat mengindikasikan kemungkinan infeksi baterial
berat.b.
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
10/20
. )o'i &pidermolysis *erotians. Sindroma steven johnson sangat dekat dengan )&*. SJS dengan bula lebih dari 10@ disebut )&*.
2. Staphylooal Salded Skin Syndrome ($itter disease. ada penyakit ini lesi
kulitditandai dengan krusta yang mengelupas pada kulit. iasanya mukosa terkena
(Siregar, 2004.1. onjungtivitis membranosa, ditandai dengan adanya massa putih atau
kekuninganyang menutupi konjungtiva palpebra bahkan sampai konjungtiva bulbi dan biladiangkat timbul perdarahan (3ijana, DD1
. T,$/+$ P&$$$$
. ortikosteroidila keadaan umum baik dan lesi tidak menyeluruh ukup diobati dengan
prednisone 10!40 mg sehari. *amun bila keadaan umumnya buruk dan lesi
menyeluruh harus diobati seara tepat dan epat. ortikosteroid merupakan
tindakan file!saving dan digunakan deksametason intravena dengan dosis
permulaan 4! ' ? mg sehari.Emumnya masa kritis diatasi dalam beberapa hari.
asien steven!Johnson berat harus segera dira%at dan diberikan deksametason
F? mg intravena. Setelah masa krisis teratasi, keadaan umum membaik, tidak
timbul lesi baru, lesi lama mengalami involusi, dosis diturunkan seara epat,
setiap hari diturunkan ? mg. Setelah dosis menapai ? mg sehari, deksametason
intravena diganti dengan tablet kortikosteroid, misalnya prednisone yang
diberikan keesokan harinya dengan dosis 20 mg sehari, sehari kemudian
diturunkan lagi menjadi 0 mg kemudian obat tersebut dihentikan. >ama
pengobatan kira!kira 0 hari.Seminggu setelah pemberian kortikosteroid
dilakukan pemeriksaan elektrolit (, *a dan =l. ila ada gangguan harus diatasi,
misalnya bila terjadi hipokalemia diberikan => 1 ' ?00 mg/hari dan diet rendah
garam bila terjadi hipermatremia. Entuk mengatasi efek katabolik dari
kortikosteroid diberikan diet tinggi protein/anabolik seperti nandrolok dekanoat
dan nanadrolon. #enilpropionat dosis 2?!?0 mg untuk de%asa (dosis untuk anak
tergantung berat badan.2. +ntibiotik
Entuk menegah terjadinya infeksi misalnya bronkopneumonia yang dapat
menyebabkan kematian, dapat diberi antibioti yang jarang menyebabkan alergi,
berspektrum luas dan bersifat bakteriosidal misalnya gentamisin dengan dosis 2
' A0 mg.8nfus dan tranfusi darah.1. engaturan keseimbangan airan/elektrolit dan nutrisi penting karena pasien
sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi dimulut dan tenggorokan serta
kesadaran dapat menurun. Entuk itu dapat diberikan infus misalnya glukosa ? @
dan larutan :arro%.ila terapi tidak memberi perbaikan dalam 2!1 hari, maka dapat diberikan
transfusi darah sebanyak 100 selama 2 hari berturut!turut, terutama pada
kasus yang disertai purpura yang luas.4. ada kasus dengan purpura yang luas dapat pula ditambahkan vitamin = ?00 mg
atau 000 mg intravena sehari dan hemostatik.
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
11/20
?. )erapi topial untuk lesi di mulut dapat berupa kenalog in orabase. Entuk lesi di
kulit yang erosif dapat diberikan sufratulle atau krim sulfadia5ine perak
(Mansjoer,2000.
10. K),-&), P%,&$ /&$$ S,$/)# S-&&$% J#$%#$ M&$/'- P&);-$ I
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
12/20
:S " !:G "
erubahan status mental dengan rentang antara kaau mental sampai
dimensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kesadaran menurun, apatis,
reterdasi psikomotor / respon Sakit kepala
esulitan berkosentrasierlambatan psikomotor -angguan kognitif globalerubahan ketajaman penglihatan.
onjungtivitis purulenerdarahan pada mataSimblefaronElkus kornea8ritis8ridosiklitis.
4 ladder
:S " !:G "
ehilangan airan tubuh melalui permukaan kulit? o%el
:S " !:G "
enurunan berat badan C0@esi a%al berupa vesikel dibibir, lidah dan mukosa bukal yang kemudian
peah dan membentuk erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta kehitaman, dan
pembentukan pseudomembran.eritema,vesikelbula yang kemudian memeah memeah sehingga terjadi erosi yang
luas
2. D,$#% K&'&);-$. ersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan adanya obstruksi di
trakeobronkial ditandai dengan dispnea, adanya suara napas tambahan (ronhi,
batuk tidak efektif, produksi sputum, kesulitan berbiara.
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
13/20
2. ola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai G2 ditandai
dengan dispnea, penggunaan otot napas tambahan untuk bernapas, napas
pendek.1. erfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran
arteri ke otak ditandai dengan perubahan status mental, perubahan responmotorik.
4. ekurangan volume airan berhubungan dengan kehilangan volume airan aktif
ditandai dengan peningkatan nadi, permukaan kulit mengelupas, kelemahan,
penurunan turgor.?. *yeri akut berhubungan dengan agen edera biologis ditandai dengan
peningkatanan nadi, pasien melaporkan nyeri..
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
14/20
oleh akumulasi sekret,
perlengketan mukosa,
perdarahan, spasme bronkus,
dan/atau masalah dengan
posisi trakeostomi/selang
endotrakeal
2 &valuasi gerakan dada dan auskultasi
untuk bunyi nafas bilateral
-erakan dada simetris
dengan bunyi nafas melalui
area paru menunjukkan letak
selang tepat/ tak menutup
jalan nafas. Gbstruksi jalan
nafas ba%ah (mis.
neumonia/atelektasis
menghasilkan perubahan
pada bunyi nafas seperti
ronhi, mengi
1 +%asi letak selang endotrakeal Selang endotrakeal dapat
masuk ke bronkus kanan,
sehingga menghambat aliran
udara ke paru kiri dan pasienberisiko untuk pneumothorak
tegangan
4 =atat peningkatan dispnea, sekret
terlihat pada selang
endotrakeal/trakeostomi, suara nafas
tambahan (rales, ronhi, %hee5ing,
rakels, snoring
asien intubasi biasanya
mengalami reflek batuk tak
efektif atau pasien dapat
mengalami gangguan
neuromuskuler atau
neurosensori
?
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
15/20
D,$#%" ola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan suplai G2
ditandai dengan dispnea, penggunaan otot napas tambahan untuk
bernapas, napas pendek.
T88$" Setelah diberikan asuhan kepera%atan selama 1 7 ? menit diharapkanpola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil "
• )idak terdapat suara nafas tambahan (rales, ronhi, %hee5ing,
rakels, snoring
• #rekuensi nafas dalam batas normal ($$ !24'/menit
• 8rama nafas regular
8ntervensi "
NO INTERVENSI RASIONALISASI
Pantau frekuensi, irama, kedalaman
pernapasan
Intubasi, ventilasi mekanik lama,
ketidakmampuan umum,
malnutrisi, usia, dan prosedur
invansif adalah factor dimana
pasien potensial mengalami
infeksi dan lama sembuh
2 Auskultasi suara napas dan adanya suara-
suara tambahan yang tidak normal
Untuk mengidentifikasi adanya
masalah paru atau obstruksi jalan
napas yang membahayakan
oksigenasi serebral
1 Pertahankan ketinggian bagian kepala
tempat tidur
Untuk memudahkan ekspansi
paru/ventilasi paru dan dapat
menurunkan adanya
kemungkinan lidah jatuh dan
menyumbat saluran pernapasan
4 Pantau penggunaan dari obat-obatan
depresan pernapasan, seperti sedative
Dapat meningkatkan gangguan/
komplikasi pernapasan
D,$#%" *yeri akut berhubungan dengan agen edera biologis ditandai dengan
peningkatanan nadi, pasien melaporkan nyeri.T88$" setelah diberikan asuhan kepera%atan selama H'Hmenit diharapkan
nyeri berkurang atau terkontrol, dengan kriteria hasil"
• ))9 pasien dalam batas normal, meliputi "
*adi normal (I 0 ! 00 ' / meniternapasan normal ( I ! 24 ' / menit)ekanan darah normal ( I 00 ! 40 mm
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
16/20
NO INTERVENSI RASIONALISASI
>akukan pengkajian nyeri seara
komprehensif atat keluhan, lokasi
nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0!0 dan tindakan
penghilangan nyeri yang dilakukanK
Membantu membedakan
penyebab nyeri dan
memberikan informasi tentang
kemajuan atau perbaikan
penyakit, terjadinya komplikasi
dan keefektifan intervensi.
2 antau tanda ! tanda vital eningkatan nyeri akan
mempengaruhi perubahan
pada tanda ! tanda vital
1 :orong penggunaan keterampilan
manajemen nyeri seperti teknik
relaksasi dan teknik distraksi, misalnyadengan mendengarkan musik,
membaa buku, dan sentuhan
terapeutik.
Memungkinkan pasien untuk
berpartisipasi seara aktif
untuk mengontrol rasa nyeriyang dialami, serta dapat
meningkatkan koping pasien
4 erikan posisi yang nyaman sesuai
kebutuhan pasien
Memberikan rasa nyaman
pada pasien, meningkatkan
relaksasi, dan membantu
pasien untuk memfokuskan
kembali perhatiannya.
? :orong pengungkapan perasaan
pasien
:apat mengurangi ansietas
dan rasa takut, sehingga
mengurangi persepsi pasien
akan intensitas rasa sakit.
&valuasi upaya penghilangan nyeri /
kontrol pada pasien
)ujuan yang ingin diapai
melalui upaya kontrol adalah
kontrol nyeri yang maksimum
dengan pengaruh / efek
samping yang minimum pada
pasien.
; )ingkatkan tirah baring, bantulah
kebutuhan pera%atan diri yang penting
Menurunkan gerakan yang
dapat meningkatkan nyeri
A olaborasi pemberian analgetik sesuai
indikasi
*yeri adalah komplikasi
tersering dari kanker,
meskipun respon individual
terhadap nyeri berbeda!
beda. emberian analgetik
dapat mengurangi nyeri yang
dialami pasien
D olaborasi untuk pengembangan
renana manajemen nyeri dengan
$enana manajemen nyeri
yang terorganisasi dapat
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
17/20
pasien, keluarga, dan tim kesehatan
yang terlibat
mengembangkan
kesempatan pada pasien
untuk mengontrol nyeri yang
dialami. )erutama dengan
nyeri kronis, pasien dan
orang terdekat harus aktif
menjadi partisipan dalam
manajemen nyeri di rumah.
0 olaborasi untuk pelaksanaan
prosedur tambahan, misalnya
pemblokan pada saraf
Mungkin diperlukan untuk
mengontrol nyeri berat
(kronis yang tidak berespon
pada tindakan lain
D,$#% : $isiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barrier kulit, penurunan
protein tubuh, kurangnya asupan / intake makanan.
T88$ : Setelah diberikan asuhan kepera%atan selama ... ' 24 jam, pasien tidak
mengalami infeksi, dengan kriteria hasil "
• )idak tampak tanda ! tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio
laesia
• ))9 pasien dalam batas normal, meliputi "
*adi normal ( I 0 ! 00 ' / meniternapasan normal (I ! 24 ' / menit)ekanan darah normal ( I 00 ! 40 mm
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
18/20
peningkatan 3= respon tubuh untuk mengatasi
infeksi yang timbul oleh
antigen
; olaborasi "
:apatkan kultur sesuai indikasi
Mengidentifikasi organisme
penyebab dan terapi yang
tepat
A olaborasi "erikan antibiotik sesuai indikasi
:igunakan untuk menghambat
perkembangan agen infeksius
D,$#% : *utrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam memasukkan makanan karena faktor
biologi ditandai dengan lemah otot untuk menelan atau mengunyah,
luka, inflamasi pada rongga mulutT88$ : Setelah diberikan asuhan kepera%atan selama ... ' jam, kebutuhan
nutrisi pasien terpenuhi seara optimal dan seimbang dengan riteria
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
19/20
? >akukan oral hygiene pada pasien ebersihan mulut yang terjaga
dapat meningkatkan sensasi
pengeapan dan nafsu makan
olaborasi "
)injau ulang pemeriksaanlaboratorium sesuai indikasi,
misalnya transferin serum dan
albumin
Membantu dalam
mengidentifikasi derajat
ketidakseimbangan biokimia
dan malnutrisi yang terjadi
akibat pertumbuhan sel!sel
kanker, dapat mempengaruhi
dalam penentuan intervensi
diet selanjutnya.
; olaborasi "emberian vitamin +, , =, :, &.
:efisiensi vitamin +, =, :, &
dapat menghambat proses
absorbsi 5at!5at nutrisi pada vili
intestinum, menghambat
proliferasi sel!sel epitel normal,
dan menghambat
pembentukan antioksidan
tubuh. :efisiensi vitamin
dapat memperberat perasaan
depresi yang dirasakan pasienA olaborasi "
$ujuk pada ahli gi5i / tim pendukung
nutrisi
Memberikan renana diet
khusus untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan janin yang
dikandungnya, serta
menurunkan potensial
komplikasi yang terjadi
berkenaan dengan malnutrisi
protein / kalori dan defisiensimikronutrien
!. IMPLEMENTASI8mplemmentasi kepera%atan disesuaikan dengan renana kegiatan yang telah
dibuat.
5. EVALUASI&valuasi disesuaikan dengan tujuan dan riteria hasil yang telah ditetapkan dalam
renpra.
-
8/19/2019 Asuhan Keperawatan Intensif Pada Pasien Dengan Steven Johnson Sindrom
20/20
DAFTAR PUSTAKA
+dithan =. Stevens!Johnson Syndrome. 8n" :rug +lert. 9olume 2. 8ssue . :epartement of
harmaology. J8M&$. 8ndia. 200. +ess on" *ovember 200. +vailable at"
%%%.jipmer.edu=arpenito!Moyet, >inda Jual. 200. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10 . Jakarta "
&-==or%in, &li5abeth J. 200D. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta" &-=:oenges, &. Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta" &-=
Mansjoer, +rif. 2000. Kapita selekta Kedokteran. Jakarta " Media +esulapius
Siregar, $.S. Sindrom Stevens Johnson.2004. 8n " Saripati enyakit ulit. 2nd edition.
Jakarta " &-=3ahab, Samik. 2002. Siste !un" !un" !unisasi" dan Pen#akit !un. Jakarta " 3idya
medika