ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

72
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN (INFANT) DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF DI RUANG NUSA INDAH ATAS RSUD dr. SLAMET GARUT KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Prodi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Bandung Oleh AMIRA OKTA DHEA AKX.15.008 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN STIKES BHAKTI KENCANA BANDUNG 2018

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN

(INFANT) DENGAN BRONKHOPNEUMONIA DENGAN MASALAH

KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF

DI RUANG NUSA INDAH ATAS RSUD

dr. SLAMET GARUT

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli

Madya Keperawatan (A.Md.Kep) Pada Prodi DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Bandung

Oleh

AMIRA OKTA DHEA

AKX.15.008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI KENCANA BANDUNG

2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …
Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …
Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …
Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

v

ABSTRAK

Latar Belakang Penyakit infeksi di Indonesia yang banyak menimbulkan kematian adalah

penyakit infeksi saluran pernafasan bawah, yang bersifat akut atau kronis. salah satu penyakit

infeksi saluran pernafasan adalah bronchopneumonia, berdasarkan data yang di dapat di

ruang Nusa Indah RSUD dr. Slamet Garut bronchopneumonia (BHP) dengan jumlah pasien

sebanyak 1.317 orang (10,1%) mencapai peringkat ke-4 dalam 10 penyakit terbesar.

Bronchopnemonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh infeksi

bakteri atau virus. Penyakit ini umum terjadi pada bayi dan anak, walau pun terdapat juga

terjadi pada semua usia, Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan

broncopneumonia adalah peradangan sering dijumpai pada anak anak Tujuan: Mampu

melakukan pengkajian, menganalisadata, merumuskan diagnosa, penyusun perencanaan dan

melaksanakan tindakan dari hasil pengkajian terhadap klien : bronchopneumonia dengan

tindakan keperawatan pola napas tidak efektif Metode: studi kasus yaitu untuk

mengeksplorasi suatu masalah/fenomena dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan

data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi. Studi Kasus ini dilakukan

pada dua orang pasien Bronchopneumonia dengan masalah keperawatan Hasil ketidak

efektifan pola nafas : Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan memberikan intervensi

keperawatan, masalah keperawatan ketidak efektifan pola nafas pada kasus 1 dan kasus 2

dapat teratasi pada hari ke 3. Diskusi : pasien dengan masalah keperawatan ketidak efektifan

pola nafas selalu memiliki respon yang sama pada setiap pasien Bronchopneumonia hal ini

dipengaruhi oleh kondisi atau status kesehatan klien sebelumnya. Sehingga perawat harus

melakukan asuhan yang komprehensif untuk menangani masalah keperawatan pada setiap

pasien.

ABSTRACT

Background Infectious diseases in Indonesia that cause death is a disease of lower

respiratory tract infection, which is acute or chronic. one of respiratory tract infections is

bronchopneumonia, based on data that can be in room Nusa Indah RSUD dr. Slamet Garut

bronchopneumonia (BHP) with a total of 1,317 people (10.1%) reaches the 4th rank in 10

major diseases. Bronchopnemonia is an inflammation of the pulmonary parenchyma caused

by a bacterial or viral infection. This disease is common in infants and children, although it

also occurs at all ages, From some of these conclusions can be concluded broncopneumonia

is an inflammation often found in children Objective: Ability to conduct assessment, analyze,

formulate diagnoses, compilers planning and implement actions of the results client

assessment: bronchopneumonia with ineffective breathing nursing methods Method: case

study is to explore a problem / phenomenon with detailed constraints, have deep data

retrieval and include various sources of information. This case study was conducted on two

patients with bronchopneumonia with nursing problems. Result of ineffectiveness of breath

pattern: After nursing care by giving nursing intervention, nursing problems ineffective

breath pattern in case 1 and case 2 can be resolved on day 3. Discussion: patient with the

problem of ineffective nursing pattern breath always has the same response in every patient

Bronchopneumonia this is influenced by condition or health status of previous client. So the

nurse must do a comprehensive care to handle nursing problems in each patient.

Keyword : Bronchopneumonia, ketidak efektifan pola nafas

Daftar Pustaka : 8 buku (2008-2016) 4 jurnal (2013-2015)

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi kekuatan dan pikiran sehingga dapat

menyelesaikan karya tulis ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Anak

Usia 9 Bulan Dan 7 Bulan (Infant) Dengan Bronchopneumonia Dengan Masalah

Keperawatan Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Di Rsud Dr. Slamet Garut”

dengan sebaik – baiknya.

Maksud dan tujuan penyusunan karya tulis ini adalah untuk memenuhi salah

satu tugas akhir dalam menyelesaikan program Studi Diploma III Keperawatan di

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan karya tulis ini, terutama kepada :

1. H. Mulyana, SH, M,Pd, MH.Kes, selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Bhakti

Kencana Bandung.

2. Rd. Siti Jundiah, S.Kp.,M.kep, selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung.

3. Tuti Suprapti, S.Kp.,M.kep selaku ketua Program Studi Diploma III Keperawatan

STIKes Bhakti Kencana Bandung.

4. Angga Satria P, S.Kep., Ners. M.Kep selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing dan memotivasi selama penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah

ini.

5. Drs. Rachwan H,Mkes selaku Pembimbing Pendamping yang telah membimbing

dan memotivasi selama penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

6. dr. H. Maskut Farid MM. Selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Slamet Garut yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menjalankan tugas akhir perkuliahan ini.

7. Yuli S.Kep.,Ners selaku CI Ruangan Marjan Bawah yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan motivasi dalam melakukan kegiatan selama praktek

keperawatan di RSUD dr. Slamet Garut.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

vii

8. Staf dosen dan karyawan program studi DIII Keperawatan Konsentrasi Anestesi

dan Gawat Darurat Medik.

9. Kepada mereka yang selalu menjadi panutan penulis, yaitu Ayahanda tercinta

Alkendi dan Ibunda tercinta Nila wati yang selalu memberikan semangat,

dukungan dan motivasi baik secara moril maupun material, Serta kepada adik

tersayang Firzadhiona Sultan dan Kenny Maulana Sultan beserta seluruh

keluarga besar yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk penulis.

10. Teman sekaligus orang terdekat Dali R, ALAMAHOY, dan uni, devita, seli,

resti, deon, sity, alma, aat, anna, heffy , Aziz, yang selalu memberi semangat serta

menghambat saat penulis mulai lelah, yang selalu ada saat sedih maupun senang

dan ikut membantu penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Teman-teman seperjuangan angkatan XI tahun 2015 yang bersama-sama berjuang

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

12. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari dalam penyusunan karya tulis ini masih banyak kekurangan

sehingga penulis sangat mengharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya

membangun guna penulisan karya tulis yang lebih baik.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Bandung, 30 April 2018

AMIRA OKTA DHEA

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................ i

Lembar Pernyataan......................................................................................... ii

Lembar Persetujuan....................................................................................... iii

Lembar Pengesahan ...................................................................................... iv

Kata Pengantar ............................................................................................... v

Abstract ........................................................................................................vii

Daftar Isi........................................................................................................viii

Daftar Gambar..............................................................................................xii

Daftar Tabel ................................................................................................xiii

Daftar Bagan ............................................................................................... xiv

Daftar Singkatan .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5

C. Tujuan ...................................................................................................... 5

1. Tujuan Umum .................................................................................... 5

2. Tujuan Khusus ................................................................................... 5

D. Manfaat .................................................................................................... 6

1. Teoritis ............................................................................................... 6

2. Praktis................................................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 7 A. Konsep Penyakit ...................................................................................... 7

1. Definisi............................................................................................... 7

2. Anatomi Fisiologi .............................................................................. 8

3. Etiologi............................................................................................. 15

4. Klasifikasi ........................................................................................ 16

5. Patofisiologi ..................................................................................... 17

6. Komplikasi ....................................................................................... 21

7. Penatalaksanaan…………………………………………………….22

8. Pemeriksaan penunjang…………………………………………….23

B. Konsep Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Infant (0-12 Bulan).......... 24

1. Definisi Tumbuh Kembang.............................................................. 24

2. Hospitalisasi Pada Anak................................................................... 32

C. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................ 35

1. Pengkajian ........................................................................................ 35

2. Analisa Data ..................................................................................... 49

3. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 49

4. Intervensi dan Rasionalisasi Keperawatan....................................... 50

5. Implementasi Keperawatan.............................................................. 50

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

ix

6. Evaluasi Keperawatan...................................................................... 51

D. Terapi Pemberian Oksigenasi Pada Pasien Gangguan Pola Nafas ........ 53

....................................................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 55 A. Desain..................................................................................................... 55

B. Batasan Istilah ........................................................................................ 56

C. Partisipan/ Responden/ Subyek Penelitian............................................. 57

D. Lokasi dan Waktu .................................................................................. 57

E. Pengumpulan Data ................................................................................. 57

F. Uji Keabsahan Data................................................................................ 60

G. Analisa Data ........................................................................................... 61

H. Etik Penulisan KTI................................................................................. 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 64

A. Hasil ....................................................................................................... 64

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data............................................... 64

2. Pengkajian ........................................................................................ 65

3. Analisa Data ..................................................................................... 73

4. Diagnosa........................................................................................... 76

5. Perencanaan...................................................................................... 76

6. Pelaksanaan ...................................................................................... 78

7. Evaluasi ............................................................................................ 79

B. Pembahasan............................................................................................ 81

1. Pengkajian ........................................................................................ 81

2. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 82

3. Intervensi Keperawatan.................................................................... 84

4. Implementasi Keperawatan.............................................................. 85

5. Evaluasi Keperawatan...................................................................... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 88

A. Kesimpulan ............................................................................................ 86

B. Saran....................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Sistem Pernapasan...................................................... 8

Gambar 2.2. Struktur Anatomi Saluran Pernapasan Bawah ........................ 10

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Denver Development Screning Test ............................................ 27

Tabel 2.2 Keterangan Pemberian Imunisasi pada Anak .............................. 40

Tabel 4.1.Identitas ....................................................................................... 65

Tabel 4.2 Riwayat Penyakit ......................................................................... 65

Tabel 2. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran ................................................ 66

Tabel 4.1 Pola Aktivitas............................................................................... 67

Tabel 4.2 Riwayat Imunisasi........................................................................ 68

Tabel 4.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan................................................ 69

Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik ........................................................................ 69

Tabel 4.5 Data psikologi ............................................................................ 72

Tabel 4.6 Pemeriksanaan Diagnostik ........................................................... 73

Tabel 4.7 Pengobatan ................................................................................... 73

Tabel 4.8 Analisa Data................................................................................. 73

Tabel 4.9 Diagnosa Keperawatan ............................................................... 76

Tabel 4.10 Perencanaan ............................................................................... 76

Tabel 4.11 Pelaksanaan............................................................................... 78

Tabel 4.12 Evaluasi ...................................................................................... 79

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

xii

DAFTAR BAGAN

Gambar 2.1 Patofisiologi Bronchopneumonia ............................................ 21

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

xiii

DAFTAR SINGKATAN

AGD : analisa gas darah

AIDS : Aquired Immunodeficiency Sndrome

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BCG : Bacillus Calmette Guerin

BB : Berat Badan

Cm : Centimeter

CHF : Congestive heart failhure

DHF : Dengue Heamorhagic Fever

DDST : Denver Development Screening Test

PB : Panjang Badan

LILA : Lingkar Lengan Atas

WHO : World Health Organization

GDA : Gula Darah Acak

LDE : Laju Endap Darah

Cm : Centimeter

DPT : Difteri Perfusis Tetanus

GCS : Glasgow Coma Scale

ROM : Range Of Motion

IVFD : Intra Vennes Fluid Drip

RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah

IGD : Instalasi Gawat Darurat

Kg : Kilogram

TT : Tetanus Toksoid

Mg : Miligram

Ml : Mililiter

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

xiv

ADL : Activity Daily Living

TTV : Tanda Tanda Vital

O₂ : oksigen

HB : haemoglobin

RR : Respirasi Rate

CO₂ : karbondioksida

PCO₂ : tekanan karbondioksida

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi di Indonesia yang banyak menimbulkan kematian

adalah penyakit infeksi saluran pernafasan baik itu pernafasan atas maupun

bawah, yang bersifat akut atau kronis. Infeksi saluran nafas akut (ISPA) ialah

infeksi akut yang dapat terjadi disertai tempat saluran nafas dan adneki selnya

(telinga tengah, cavum pleura, dan paraanalisis). Gangguan pada sistem

pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi

pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

pada sistem organ tubuh lain dan berkisar dari flu biasa dengan gejala-gejala

serta gangguan yang relatif ringan sampai bronkopneumonia berat, salah satu

penyakit infeksi saluran pernafasan adalah bronchopneumonia (Ngastiyah,

2009).

Masalah kesehatan merupakan salah satu masalah utama negara

berkembang termasuk indonesia sebanyak 80% penyakit pada anak berkaitan

dengan infeksi saluran pernapasan. Salah satu penyakit infeksi saluran

pernapasan tersebut adalah bronchopneumonia yang merupakan pembunuh

utama di indonesia. (William, 2012)

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

2

Menurut WHO (world Healt Organization) angka kematin balita pada

tahun 2013 masih tinggi mencapai 6,3 juta jiwa kematian balita tertinggi

terjadi di negara berkembang sebanyak 92% atau 29.000 balita/hari. Kematian

balita sebagian besar disebabkan oleh penyakit menular seperti

bronchopneumonia (15%), diare (9%), dan malaria (7%). WHO

memperkirakan pada tahun 2013, ada 935.000 balita meninggal karena

bronchopneumoni. Kematian balita karena bronchopneumonia berat berkisar

antara 7%-13%. Berdasarkan penelitian menyatakan bahwa orang yang

terkena bronchopneumonia berat berisiko 20,274% mengalami kematian.

Selain itu bronchopneumonia lebih banyak terjadi di negara berkembang

(82%) dibandingkan negara maju (0,05%), kematian karena

bronchopneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berada pada urutan ke-8

setelah India (174.000), Nigeria (121.000), pakistan(71.000), DRC (48.000),

Ethiopia (35.000), China (33.000), Angola (26.000), dan Indonesia (22.000).

(WHO 2013).

Target ke empat dari millenium developmet goals (MDGs) di

Indonesia adalah menurunkan dua per tiga kematian balita antara tahun 1990

sampai 2015 dari 97 menjadi 32 kematian balita terhenti. Jika tren ini

berlanjut, maka Indonesia belum dapat mencapai tujuan MDGs Berdasarkan

data yang di dapatkan dari profil kesehatan provinsi jawa barat pada tahun

2012, pola penyakit penderita rawat inap rumah sakit provinsi jawa barat,

sebanyak 9.486 ( 8,92%) bayi berumur 0-1 tahun menderita pneumonia.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

3

Berdasarkan data tersebut, angka kejadian pneumonia menduduki peringkat 5

dari 20 besar penyakit di provinsi jawa Barat. ( kementrian kesehatan

RI,2010;Unicef,2013).

Adapun data yang diperoleh dari catatan medical record RSUD dr.

Selamet Garut priode januari 2017 sampai dengan Desember 2017 di

dapatkan 10 besar penyakit di ruang rawat inap RSUD dr. Slamet Garut yaitu

Thalasemia dengan jumlah pasien sebanyak 1.828 orang (14%), congestive

heart faihre (CHF) dengan jumlah pasien seban(CHF) dengan jumlah pasien

sebanyak 1.772 orang (13,6%), aspiksia dengan jumlah pasien sebanyak 1.691

orang (12,9%), Bronchopneumonia (BHP) dengan jumlah pasien sebanyak

1.317 orang (10,1%), diare dengan jumlah pasien sebanyak 1.313 orang

(10%), stroke infark dengan jumlah pasien sebanyak 1.128 orang (8,6%), TB

paru dengan jumlah pasien sebanyak 1.114 orang (8,5%), thypoid dengan

jumlah pasien sebanyak 996 (7,6%),BBLR dengan jumlah pasien sebanyak

937 orang (7,2%), anemia dengan jumlah pasien sebanyak 929 orang (7,1%).

(sumber: Data medical record RSUD dr.slamet Garut 2016).

Berdasarkan data-data yang diproleh angka kejadian

bronchopneumonia mencapai peringkat ke-4 dalam 10 penyakit terbesar

RSUD dr. Slamet Garut sehingga penulis mengangkat masalah tentang

ketidak efektifan pola nafas di dengan tindakan keperawatan terapi oksigen

kepada pasien gangguan pola nafas.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

4

Berdasarkan data di atas, penyakit brhonchopneumonia memerlukan

tindakan keperawatan untuk membantu pasien memenuhi kebutuhan dasar

manusia seperti pemenuhan kebutuhan pemberian terapi oksigen pada pasien

yang mengalami gangguan pola napas tidak efektif melalui pemberian

tindakan keperawatan dengan menggunakan proses pelayanan kesehatan,

secara edukatif yaitu memberikan pelayanan kesehatan terkait pengertian,

tanda gejala, penatalaksanaan medis dan komplikasi. Preventif yaitu upaya

pencegahan untuk meminimalkan kan terjadi komplikasi seperti Atelectasis,

Episema, Abses paru, Infeksi sistemik, Endocarditis, Menginitis. serta

mendapatkan penanganan yang tepat dan akurat dengan pemberian O₂ 2

lt/menit sesuai kebutuhan. Dalam upaya kuratif yaitu perawat memberikan

tindakan keperawatan sesuai dengan masalah dan respon dari pasien.

Sedangkan dalam upaya rehabilitatif yaitu memberikan pengobatan yang

sesuai kepada pasien sehingga mencegah terjadinya komplikasi yang tidak di

inginkan. Karena pada Bronchopneumonia akan menyebabkan pemenuhan

kebutuhan oksigennya tidak terpenuhi seperti sesak nafas, penumpukan

sekret, hipoksia, batuk berdahak dan bisa menyebabkan kematian.

Maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut menjadi sebuah

kaya tulis ilmiah yang berjudul : “ Asuhan Keperwatan Anak Dengan

Bronkhopneumonia Dengan Masalah Keperawatan Bersihan Jalan Nafas

Tidak Efektif Diruang Nusa Indah Atas Rsud Dr. Slamet Garut ”.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

5

B. Rumah masalah

1. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

brhonchopneumonia dengan tindakan keperawatan pola nafas tidak efektif

di RSUD dr.Slamet Garut ?

C. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Penulis mendapatkan pengamalan yang nyata dalam melaksanakan

asuhan keperawatan secara komprehensif dengan pendekatan proses

keperawatan kepada klien dengan : bronchopneumonia dengan

masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif di RSUD

dr.Slamet Garut

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dan menganalisadata dari hasil

pengkajian terhadap klien : Mampu merumuskan diagnosa

keperawatan terhadap klien dengan :bronchopneumonia dengan

tindakan keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif di RSUD

dr.Slamet Garut

b. Mampu menyusun perencanaan yang ingin dicapai dan menyusun

langkah-langkah pemecahan masalah yang dihadapi pada klien dengan

: bronchpneumonia dengan tindakan keperawatan bersihan jalan napas

tidak efektif di RSUD dr.Slamet Garut

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

6

c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan :

bronchopneumonia dengan tindakan keperawatan bersihan jalan napas

tidak efektif di RSUD dr.Slamet Garut

D. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan pada klien dengan :

bronchopneumonia dengan tindakan keperawatan bersihan jalan napas tidak

efektif di RSUD dr.Slamet Garut

E. Manfaat

1) Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan keperawatan khususnya keperawatan anak mengenai

penanganan bronchopneumonia yang terjadi pada anak

2) Manfaat praktis

a) Bagi peneliti

Dapat memperluas wawasan dan memberikan pengalaman langsung

bagi peneliti selanjutnya dalam melaksanakan 5 peneliti selanjutnya

dalam melaksanakan 5 peneliti serta mengaplikasikan berbagai teori

dan konsep mengenai bronchopneumonia

b) Bagi responden

Meningkatkan kemampuan (pengetahuan dan prilaku) ibu mengenai

penanganan bronchopneumonia pada anak

c) Bagi masyarakat

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

7

Menambah informasi pada masyarakat khususnya ibu, tentang

penanganan bronchopneumonia pada anak

d) Bagi institusi

Sebagai suatu referensi untuk bahan penelitian serta dapat digunakan

sebagai langkah awal untuk penelitian

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Bronchopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang

disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang di tandai

dengan gejala panas tinggi, gelisah, dispneu, nafas cepat dan dangkal,

muntah diare, batuk kering dan produktif ( Hidayat 2012).

Bronchopnemonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang

disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Penyakit ini umum terjadi pada

bayi dan anak, walau pun terdapat juga terjadi pada semua usia (marni,

2014).

Bronkopneumonia merupakan peradangan parenkim paru yang

disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai

dengan gejala panas tinggi, gelisah, dispnea, napas cepat dan dangkal,

muntah, diare, serta batuk kering dan produktif (Dewi Wulandari 2016).

Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan

broncopneumonia adalah peradangan pada prenkim paru yang di

sebabkan oleh bakteri, virus, jamur yang ditandai dengan gejala panas

tinggi, dispneu, nafas cepat dan dangkal yang sering dijumpai pada anak

anak

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

9

2. Anatomi dan fisiologi

sistem pernapasan merupakan saluran penghantar udara yang terdiri

dari beberapa organ dasar seperti hidung, faring, laring, trakea, bronkus,

dan paru-paru.

Sumber : http://www.aktifbelajar.com diakses

Gambar 2.1

Anatomi sistem pernapasan

a. Sistem pernafaan bagian atas

Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari hidung , faring dan

laring yang berfungsi menyaring, menghangatkan, dan

melembabkan udara yang dihirup.

1) Hidung

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

10

Hidung terbagi atas 2 nostaril yang merupakan pintu

masuk menuju rongga hidung adalah dua kanal sempit yang

satu dengan lainnya dipisahkan oleh septum. Dinding rongga

hidung di lapis semu. Mukosa tersebut menyaring,

menghangatkan, dan melembabakan udara yang masuk melalui

hidung. (Muttaqin, 2014).

2) Faring

Merupakan pipa yang memiliki dua otot, mulai dasar

terngkorak sampai esopagus, terletak di belakang hidung

(nosafaring). Faring terdiri atas nasofaring ,orofaring, dan

laringofaring. Nasofaring hanya untuk jlan udara, faring juga

berfngsi untuk jalan udara dan makanan, tetapi tidak pada saat

yang bersamaan. Orofaring berada di belakang mulut.

Sedangkan laringofaring adalah paling bawah laring, bagian

anterior menuju laring dan bagian posterior menuju esophagus

(muttaqin 2014)

3) Laring

Laring ( tenggorok) terletak di antara faring dan

treakea. Berdasarkan letak vertebra servikalis, laring berada

diruas ke-4 atau ke-5 dan berakhir di vertebra servikalisasi ruas

ke-6 laring disususun oleh ligament dan otot rangka pada

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

11

tulang hyoid di bagian atas dan trakea dibawahnya (muttaqin,

2014)

Menurut syarifudin (2010), laring terdiri dari 5 tulang rawan

anatara lain:

a) Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun

b) Kartilago arireanoid (2 buah) yang berbentuk beker

c) Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cicin

d) Kartilago epiglottis (1 buah)

b. Sistem pernapasan bagian bawah

Sumber : (muttaqin, 2014)

Gambar 2.2

Saluran pernapasan bagian bawah

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

12

1) Trakea

Trakea adalah sebuah tabung yang berdiametes 2,5 cm

dengan panjang 11 cm. Trakea terletaksetelah laring dan

memanjang kebawah dengan vertebra torakalis ke-5. Ujung

trakea bagian bawah bercabang menjadi dua kiri dikenal

sabagai karina (carina). Trake tersusun atas 15-20 kartilago

hialin berbentuk huruf C yang melekat pada dinding trakea dan

berfungsi untuk melindungi jalan udara (muttaqin, 2014)

2) Bronkus

Bronkus mempunyai struktur serupa dengan trekea.

Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan arahnya vertikal

dengan trakea. Sebaiknya brokus kiri lebih panjang, lebih

sempit, dan sudutnya pun lebih runcing.

Bronkus terminalis disebut juga penghantar udara karena

fungsi utamanya adalah menghantarkan udara ke tempat

tertukaran gas di paru. Setelah bronkus terminalis terdapat pula

asinus yang merupakan unit fungsional paru sebagai tempat

pertukaran gas. Asinus terdiri atas bronkiolus rpiratorius dan

duktus alveolaris yang seluhnya dibatasi alveoli dan sakus

terminalis yang merupakan struktur akhir paru (muttaqin,2014)

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

13

3) Paru-paru

Paru-paru merupakan ebuah alat tumbuh yang sebagian

besar terdiri dari gelembung (gelembung hawa, alveoli).

Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel.

Oada lapisan ini terjadi pertukaran udara O2 masuk ke dalam

daran dan CO2 dikeluarkan dari darah. Banyaknya gelembng

paru-paru ini ±700.000.000 buah (paru-paru kanan dan kiri).

Paru kanan terdiri dari 3 lobus yaitu, lobus pulmo dekstra

superior, lobus medial, dan lobus inferior. Dan paru kiri terdiri

lobus superior dan lobus inferior.

4) Otot- otot pernapasan

Otot-otot pernapasan merupakan sumber kekuatan

untuk menghembuskan udara. Diagfragma (dibantu oleh otot-

otot yang dapat mengangkat tulang rusuk dan tulang dada)

merupakan otot utama yang ikut berperan meningkatkan

volume paru (muttaqin, 2014)

Saat inspirasi, otot sternokleidomastoideus, otot skalenes, otot

pektoralis minor, otot serratus anterior, dan otot interkostalis

sebelah luar mengalami kontraksi sehingga menekan

diagfragma ke bawah dan mengangkat rongga dada untuk

membantu udara masuk ke dalam paru-paru.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

14

Pada fase ekspirasi, otot transversal dada, otot interkostalis

sebelah dalam, dan otot abdominal mengalami kontraksi,

sehingga mengangkat diagfragma dan menarik rongga dada

untuk mengeluarkan udara dari paru (muttaqin, 2014)

c. Fisiologi sistem pernapasan

Pernapasan respirasi adalah peristiwa m

enghirup udara dari luar yang mengandung oksigen kedalam

tubuh (inspirasi) serta mengeluarkan udara yang mengandung

karbondioksida sisa oksidasi keluar tubuh (ekspirasi) (syafudidin,

2010).

Proses pernapasan terbagi atas tiga bagian, yaitu ventilasi,difusi

gas, dan transpotasi gas (muttaqin, 2014).

1) Ventilasi

Ventilasi adalah proses dimana terjadi pertukaran okesigen

dari atmosfer kedalam alveoli dan sebaliknya, dari alveoli ke

atmosfer. Ventilasi di pengaruhi oleh beberapa faktor :

a) Faktor pertama, adanya perbedaan tekanan atmosfer

dengan paru. Semakin tinggi tempat maka tekanan udara

semakin rendah. Demikian sebaliknya, semakin rendah

tempat, maka tekanan udara semakin tinggi.

b) Faktor kedua, kemampuan thorak dan paru pada alveoli

dalam melaksanakan ekspansi.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

15

c) Faktor ketiga, jalan napas yang dimulai dari hidung sampai

alveoli yang terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya

sangat dipengaruhi oleh system saraf otonom, terjadinya

rangsangan simpatis dapat menyebabkan rekalsasi,

sehingga datap terjadinya vasodilatasi.

d) Faktor keempat, kerja saraf parasimpatis dapat

menyebabkan konraksi sehingga dapat vasokonrtiksi atau

penyempitan.

e) Faktor kelima, adanya reflek baruk dan muntah, peran

mucus seiiaris sebagai penangkal benda asing yang

mengandung interveron dapat mengikat virus.

f) Faktor keenam, (compliance) dan recoil yaitu kemampuan

paru dapat berkembang yang dapat dipengahuri surfaktan

yang terdapat pada lapisan alveoli, berfungsi menurunkan

tegangan permukaan dan masih ada sisa udara sehingga

tidak terjadi kolaps.

Pusat pernapasan yaitu medulla ablongata dan pons pun

dapat mempengaruhi proses ventilasi, karena CO₂ memiliki

kempauan untuk merangsang pusat pernapasan. Peningkatan

CO₂ dalam batas 60 mmHg dapat dengan baik merangsang

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

16

pusat pernapasan, apabila PCO₂ ≤ 80 mmHg maka dapat

menyebabkan depresi pusat pernapasan. (marni, 2014).

2) Difusi

Difusi gas merupakan pertukaran antara O₂ di alveoli

dengan kapiler paru dan CO₂ di kapiler paru dengan alveoli.

Proses pertukaran mempengaruhi oleh beberapa fakrot, yaitu :

pertama, luasnya permukaan paru, kedua tabal membran

respirasi. Ketiga, perbedaan tekanan dan konsentrasi O₂ ,

seperti yang terjadi O₂ dari alveoli kedalam darah, hal ini

terjadi Karena tekanana O₂ dalam rongga aveoli lebih tinggi

di bandiingkan tekanan O₂ dalam darah vena pulmonaris

(masuk dalam darah berdifusi) dan PCO₂ dalam arteri

pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli. Keempat,

afinitas gas yaitu kamampuan untuk saling menembus atau

saling mengikat Hb (Marni, 2014).

3) Transportasi gas

Transportasi gas merupakan proses transportasi O₂

kapiler ke jaringan tubuh dan CO₂ jaringan tubuh ke kapiler.

Transportasi gas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

diantaranya curah jantung (cardiac autput), kondisi pembulu

darah, eritrosit dan haemoglobin. Pada proses transportasi, O₂

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

17

akan berkaitan dengan Hb menentukan oksihemoglobin (97%)

dan larutan plasma (3%). Kemudian pada transportasi CO₂

akan berkitan dengan Hb menentukan karbominohemoglobin

(30%) dan larutan plasma (5%), kemudian sebagian menjadi

HCO₃ berada pada darah (65%) (marni, 2014)

3. Etiologi

Penyebab tersering pneumonia yang sering terjadi pada anak

adalah S. pneumoniae .virus yang ditemukan pada anak <5 tahun dan

respiratory syncytial virus (RSV) merupakan penyebabkan pneumonia

meliputi adenovirus, parainfluenza virus, dan influenza virus.

Mycoplasma pneumonia dan chlamydia pneumonia lebih sering

ditemukan pada anak >10 tahun. Sementara itu, bakteri yang paling

sering ditemukan pada apus tenggorokan pasien usia 2-59 bulan

adalah streptococcus pneumonia, staphylococcus aureus,dan

hemophilus influenzae.

Beberapa faktor resiko yang meningkatkan angka kejadian dan derajat

pneumonia adalah defek anatomi bawaan, imunodefisiensi, polusi,

GERD( gastroesophageal reflux disease), aspirasi, gizi buruk, berat

badan lahir rendah, tidak mendapat ASI, imunisasi tidak lengkap,

terdapat anggota keluarga serumah yang menderita batuk, dan kamar

tidur yang terlalu padat (chris tanto 2014)

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

18

4. Klasifikasi

Pneumonia diklasifikasikan berdasarkan ciri radiologis dan gejala

klinis sebagai berikut :

1) Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda paneumonia laboris

dengan opasitas lobus atau lobularis.

2) Pneumonia atipikal, ditandai dengan gangguan respirasi yang

meningkat lambat dengan gambaran infiltrate paru bilateral yang

difusi.

3) Pneumonia aspirasi, sering pada bayi dan anak. (Dahlan, 2001)

Klasifikasi pneumonia berdasarkan kuman penyebab adalah sebagai

berikut :

1) Pneumonia bakteralis/ topikal, dapat terjadi pada semua usia,

beberapa kuman tedensi menyerang semua orang yang peka, misal :

a) Klebisiela pada orang alkoholik.

b) Stapilokokus pada influenza.

2) Pneumonia atipikal, sering mengenai anak dan dewasa mudan dan

disebabkan oleh mycoplasma dan clamidia.

3) Pneumonia karena virus, sering terjadi pada bayi dan anak

4) Pneumonia karena jamur, sering disertai infeksi sekunder terutama

pada orang dengan daya tahan lemah dan pengobatan lebih sulit.

(Riyandi,2011)

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

19

Klasifikasi pneumonia berdasarkan prediksi infeksi adalah sebagai

berikut:

1) Pneumonia laboris mengenal satu lobus dan lebih, disebabkan

karena obstruksi bronkus, misalnya aspirasi benda asing, proses

keganasan.

2) Broncopneumonia, adanya bercak-bercak infiltrate pada paru yang

disebabkan oleh virus atau bakteri. (dewi wulandari 2016)

5. Patofisiologi

Broncopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya

disebabkan oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke

saluran pernapasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan alveolus dan

jaringan sekitarnya. Inflamasi pada bronkus ditandai adanya penumpukan

sekret, sehingga terjadinya demam, batuk produktif, ronchi positif, dan

mual. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk satu proses

peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu:

a. Stadium I (4-12 jam pertama/ kongesti)

Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangn permulaan

yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai

dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat

infeksi.

b. Stadium II/ hipatisasi (48 jam berikutnya)

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

20

Disebut hipatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi sel

darah merah, eksudat dan fibrin yang di hasilkan oleh penjamu (host)

sebagai sebagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi

padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit, dan cairan,

sehingga warna paru merah dan pada perabaan seperti hepar, pada

stadium ini udara alveoli tidak ada tau sangat minimal sehingga anak

akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu

selama 48 jam

c. Stadium III/ hepatisasi kelabu (3-4 hari)

Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah

putih mengkolonisasi daerah paru yang trinfeksi. Pada saat ini endapan

fibrin terakumulasi diseluruh daerah yang cedera dan terjadi

fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai

diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,

warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi

mengalami konghesti.

d. Stadium IV/ resolusi (7-11 hari)

Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon

imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan

diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya

semual. Inflamasi pada bronkus di tandai adanya penumpukan sekret,

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

21

sehingga terjadinya demam, batuk produktif, ronchi positif, dan mual

(wijayaningsih,2013).

Virus, Jamur, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Kongesti (4-2 jam) eksudat dan seruos masuk alveoli

hepatitis merah (48 jam) paru-paru penumpukan

tampak merah dan bergranula karena cairan di

SDM dan leukosit DMN mengisi alveoli dalam alveoli

Hepatitis kelabu (3-8 hari) paru-paru

tampak kelabu karena leukosit dan fibrin

mengalami konsulidasi didalam alveoli

PMN konsulidasi jaringan paru

Berkeringat metabolisme meningkat

Compliacnce paru menurun

sputum kental

mual muntah

resti terhadap

penyebaran

infeksi

Peningkatan

suhu tubuh

Nyeri pleuritik

Gangguan

pertukaran gas

Resti kekurangan volume cairan

Resti nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Gangguan pola suplay O2 menurun

nafas

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

22

6. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada bronchopneumonia, antar lain:

a. Atelectasis adalah perkembangan paru yang tidak sempurna ata kolaps

akibat kurangnya mobilisasi atau batuk hilang. Atelektasis terjadi

akibat penyumbatan saluran udara pada bronkus atau bronkiolus

sehingga menyebabkan alveolus kurang berkembang atau bahkan tidak

berkembang yang akhirnya akan menjadi kolaps.

b. Empiema toraris adalah keadaan terkumpulnya nanah (pus) di dalam

rongga pleura yang dapat setempat ata mengisi seluruh anggota pleura

c. Abses paru adalah pengumpulan pus pada jaringan paru yang

meradang. Pada pneumonia yang memberat akan menyebabkan abses

paru seringya pada pneumonia aspirasi yan disebabkan oleh

mikoorganisme anaerob.

d. Efusi pleura yaitu terjadinya pengumpulan sejulmah cairan bebas

dalam rongga pleura.

e. Menginitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak. Menginitis

disebabkan oleh yang sejenis oleh pneumonia seperti pneumococcus,

E. coli, Meningococcus. Pada pneumonia, bakteri masuk ke saluran

pernapasan bagian bawah dan menyerang pembulu darah dan masuk

ke otak sehingga menyebabkan radang selaput otak ( Ngastiyah, 2014)

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

23

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan bronchopneomonia adalah sebagai berikut :

a. Penatalaksanaa Keperawatan

Seringkali pasien pneomonia yang dirawat di rumah sakit datang

sudah dalam keadaan payah, sangan dispnea, pernapasan cuping

hidung, sianosis dan gelisah. Masalah pasien yang perlu diperhatikan

ialah :

1) Menjaga kelancaran pernapasan

2) Kebutuhan istirahat

3) Kebutuhan nutrisi/cairan

4) Mengontrol suhu tubuh

5) Mencegah komplikasi

6) Kurangnya pengetahuan orangtua mengenai penyakit

b. Penatalaksanaa Medis

Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi. Akan

tetapi, karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu terapi secepatnya

maka biasanya diberikan :

1) Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis disebabkan oleh streptokokus.

Pada umumnya tidak diketahui penyebabnya, maka secara praktis

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

24

dipakai : kombinasi pensilin prokain 50.000-100.000kl/kg/24 jam

IM.

2) Terapi oksigen jika pasien mengalami pertukran gas yang tidak

adekuat. Ventilasi mekanik mungkin diperlukan jika nilai normal

GDA tidak dapat dipertahankan. (Dewi Wulandari dan Meira

Erawati, 2016)

8. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada bronchopneomonia adalah sebagai berikut:

a. Foto thoraks

Pada foto thoraks bronchopneomonia terdapat bercak-bercak infiltrat

pada satu atau beberapa lobus.

b. Laboratorium

Leukositosit dapat mencapai 15.000-40.000 mm³ dengan pergeseran ke

kiri.

c. GDA

Tidak normal mungkin terjadi, tergantung pada luas paru yang terlibat

dan penyakit paru yang ada.

d. Analisa gas darah arteri bisa menunjukan asidosis metabolik dengan

atau tanpa retensi CO₂ .

e. LED meningkat

f. WBC (white blood cell) biasanya kurang dari 20.000 cell mm³

g. Elektrolit : natrium dan klorida mungkin rendah

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

25

h. Bilirubin mungkin meningkat

i. Aspirasi perkutan/biopsi jaringan paru terbuka : menyatakan

intranuklear tipikal dan keterlibatan sistoplasmik. (Dewi Wulandari

dan Meira Erawati, 2016)

B. Konsep Tumbuh Kembang Anak

1. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh

dalam arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah

banyak) sel – sel tubuh dan juga disebabkan oleh bertambah besarnya sel.

Adanya multiplikasi dan bertambah besarnya ukuran sel menandakan

pertambahan secara kuantitatif. Pertumbuhan lebih ditekankan pada

pertambahan ukuran fisik seseorang menjadi lebih besar lebih matang

bentuknya seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar

kepala (Rekawati, dkk 2013 : 35).

a. Pertumbuhan Anak Usia Infant (0-12bulan)

1) Berat badan anak usia infant (0-12bulan)

Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang

terpenting untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang

anak karena berat badan sensitif terhadap perubahan walaupun

sedikit. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

26

semua jaringan yang ada pada tubuh antara lain tulang, otot, lemak,

cairan tubuh, dan lain-lain. Selain itu, dipakai untuk memeriksa

kesehatan anak pada semua kelompok umur, misalnya apakah anak

dalam keadaan normal dan sehat. Selain itu, berat badan juga biasa

digunakan untuk menentukan dasar perhitungan dosis obat

(Soetjiningsih, 2015 : 99).

Rumus dari Behrman (1992) yang dikutip oleh Soetjiningsih

(2015), sebagai berikut :

a) Berat badan lahir rata – rata 3, 25 kg

b) Berat badan usia 2 – 12 bulan, mengguanakan rumus :

Untuk menentukan umur anak dalam bulan, bila lebih 15 hari

dibulatkan ke atas, sedangkan kurang atau sama dengan 15 hari di

hilangkan.

2) Panjang Badan

Panjang badan merupakan ukuran antropometri kedua

terpenting. Selain itu, panjang badan merupakan indikator yang

baik untuk pertumbuhan fisik yang sudah lewat (stunting) dan untuk

perbandingan terhadap perubahan relatif, seperti nilai berat badan

dan lingkar lengan atas.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

27

Seperti halnya berat badan, panjang badan juga dapat diperkirakan

berdasarkan rumus dari Behrman (1992) yang dikutip oleh

Soetjiningsih (2015) sebagai berikut :

a) Perkiraan panjang lahir = 50 cm

b) Pada tahun pertama peertumbuhansekitar 1,25cm/bulan

, bila usia lebih enam bulan dibulatkan keatas, bila enam bulan

kurang dihilangkan (Soetjiningsih, 2015 : 100).

3) Lingkar Kepala

Ukuran lingkar kepala dimaksudkan untuk menafsir

pertumbuhan otak. Pertumbuhan ukuran lingkar kepala umumnya

mengikuti pertumbuhan otak, sehingga apabila ada hambatan atau

gangguan pertumbuhan lingkar kepala, pertumbuhan otak juga

biasanya terhambat.

Secara normal, pertambahan ukuran lingkar kepala setiap tahap

relatif konstan dan tidak dipengaruhi faktor ras, bangsa dan letak

geografis. Saat lahir, ukuran lingkar kepala normalnya 34 – 35 cm.

Pada tahun pertama, lingkar kepala bertambah tidak lebih dari 5 cm.

Pada dua tahun pertama, pertumbuhan otak relatif pesat. setelah itu,

sampai usia 18 tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm

(Rekawati, 2013).

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

28

4) Lingkar Lengan Atas

Ukuran lingkar lengan atas mencerminkan pertumbuhan

jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh oleh keadaan cairan

tubuh dan berguna untuk menilai keadaan gizi dan pertumbuhan anak

prasekolah. Pertambahan lingkar lengan atas ini relatif lambat. Saat

lahir, lingkar lengan atas sekitar 11 cm dan pada tahun pertama

menjadi 16 cm. Selanjutnya, tidak banyak berubah sampai usia tiga

tahun (Rekawati, 2013 : 40).

5) Lingkar Dada

Saat lahir, diameter transversal dan anteroposterior hampir

sama yaitu sekitar 34 – 35 cm sehingga bentuk dadanya seperti

silinder. Dengan bertambahnya usia, ukuran diameter transversal

menjadi lebih besar dibanding diameter anteroposterior (Rekawati,

2013)

2. Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur/ fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur, serta dapat diperkirakan dan

diramalkan sebagai hasil proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ –

organ, dan sistem terorganisasi. Aspek perkembangan ini sifatnya kualitatif,

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

29

yaitu pertambahan kematangan fungsi dari masing- masing bagian tubuh

(Rekawati, dkk 2013).

Menilai perkembangan anak dapat menggunakan DDST (Denver

Development Screning Test) untuk memenuhi semua persyaratan yang

diperlukan untuk metode skrining yang baik yang dapat digunakan bagi anak

usia 0 – 72 bulan. DDST digunakan berdasarkan perkembangan, motorik

kasar, motorik halus, pengamatan, bicara dan sosialisasi dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini :

Tabel 2.1

Denver Development Screning Test

lengan dan dan kaki berusaha

Usia Gerakan Gerakan Halus Pengamatan Bicara Sosialisasi

Kasar 0-4 Mampu Mampu Anak mampu Mampu Mampu

bulan menumpu bermain dengan mengamati mendengar suara tersenyum dengan kedua kedua tangan mainan kertas diremas pada

dan bemain bibir ibunya sambil

mengangkat

kepala 8 Mampu bulan duduk sendiri

dan mengambil

Mampu menggengam balok mainan dengan seluruh permukaan

tangan

Mampu memperhatikan dan mencari mainan yang jatuh

mengeluarkan air

liur Mampu mengeluarkan

da…da…

Mampu bermain

suara Ma…ma… ciluk… ta…ta… baaaa

posisi

ongkong-

ongkong 12 Mampu bulan berdiri sendiri

Mampu mengambil

Dapat menunjukan roda

Mampu mengucap

Mampu satu memberika

dan berjalan benda kecil mobil-mobilan kata atau lebih n mainan

dengan dengan ujung (anak laki-laki) dan tahu artinya pada ibu

berpegangan ibu jari dan dan menunjukan

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

30

telunjuk boneka (anak atau bapak

perempuan) 18 Mampu Mampu Mampu menutup Mampu Mampu

bulan berlari tanpa menyusun tiga gelas mengucapkan 10 menyebutk jatuh balok mainan kata atau lebih an

dan tahu artinya namanya

bila

ditanya

24 Mampu bulan melompat

dengan dua kaki

Mampu membuka botol dengan memutar

Dapat menyebutkan bagian tubuh dengan kalimat

dua kata

Mampu Mampu 6 menjawab meniru

kegiatan orang

sekaligus tutupnya dewasa

36 Mampu turun bulan tangga

Mampu meniru garis tegak,

Mampu memberi nama warna

Mampu bertanya dengan

dimana?

Mampu bermain

dengan kaki garis datar dan menggunakan bersama

bergantian lingkaran kata apa, siapa, teman tanpa

berpegangan 48 Mampu bulan melompat

Mampu memegang

kaki di ujung jari tempat

Mampu menghitung

dengan cara menunjuk

Mampu menggunakan

Mampu bermain

dengan satu pensil dengan balok mainan kalimat lengkap dengan teman satu permainan

bulan berdiri dengan

tanda titik dan satu kotak

menggambar orang

60 Mampu Mampu meniru Mampu Mampu bercerita Mampu dan bermakna bermain

bersama kaki selama 6 teman dan

detik mengikuti urutan

permainan

Sumber : Soetjiningsih, 2015.

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

31

3. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Menurut Wulandari (2016), fakor – faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan pada anak yaitu:

a. Faktor Genetik

Faktor genetik merupakan faktor pertumbuhan yang dapat

diturunkan yaitu suku, ras, dan jenis kelamin. Faktor genetik

merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam

mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Yang termasuk

faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan

patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Potensi genetik

yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara

positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan

pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor

genetik ini. Sedangkan di negara yang sedang berkembang, gangguan

pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik juga faktor

lingkungan yang kurang memadai.

b. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya

potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.

Lingkungan ini merupakan lingkungan bio psiko sosial yang

mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir

hayatnya. Faktor lingkungan ini terdiri dari:

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

32

1) Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di

dalam kandungan (faktor prenatal), terdiri dari:

a) Gizi Ibu pada Waktu Hamil

Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan

akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan

kongenital seperti club foot.

c) Toksin / Zat Kimia

Aminoprotein dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan

kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes mellitus dapat menyebabkan makrosomia,

kardiomegali, dan hyperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan

kelainan pada janin.

f) Infeksi

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

33

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH dan

PMS.

g) Psikologis

Kehamilan yang diinginkan, perilaku salah/kekerasan mental

pada ibu hamil dan lain-lain.

h) Imunitas

Rhesus ABO inkompabilitas sering menyebabkan abortus,

kerm ikterus, hydrops fetails atau lahir mati

i) Anoksia Embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi

plasenta yang menyebabkan pertumbuhan terganggu.

2) Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

setelah lahir (faktor postnatal), terdiri dari:

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang

adekuat.

b) Penyakit Kronis/Kelainan Kongenital

Tubercolosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan jasmani

c) Lingkungan fisik dan kimia

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

34

Sanitas lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar

matahari, paparan sinar radioaktifn, zat kimia serta mempunyai

dampak yang negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan lingkungan sekitar.

e) Endokrin

Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid akan

menyebabkan anak memgalami hambatan pertumbuhan.

f) Sosio-Ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,

kesehatan lingkungan yang jelek, dan ketidaktahuan akan

menghambat pertumbuhan anak.

g) Lingkungan Pengasuh

Pada lingkungan pengasuh, interaksi ibu dan anak sangat

mempengaruhi tumbuh dan kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan, khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak

dan lain-lain.

i) Obat – obatan

Pemakaiaan kortikosteroid dalam jangka lama akan

menghambat pertumbuhan, demikian hal nya dengan

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

35

pemakaiaan obat perangsang terhadap susunan saraf pusat yang

menyebabkan terhambatnya hormon pertumbuhan.

4. Hospitalisasi pada Anak Usia (0 - 12 bulan)

Anak membutuhkan perawatan yang kompeten untuk meminimalisasi

efek negatif dari hospitalisasi dan mengembangkan efek yang positif.

Hospitalisasi merupakan suatu proses yang memiliki alasan yang

berencana/darurat sehingga mengharuskan anak untuk tinggal dirumah sakit,

menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.

Selama proses tersebut, anak dan orangtua dapat mengalami berbagai

kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukan dengan pengalaman

yang sangat traumatik dan penuh dengan stres. Perasaan yang sering muncul

yaitu cemas, marah, sedih, takut, dan rasa bersalah. Perawatan anak di rumah

sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasanya aman.

Reaksi terhadap perpisahan yang ditunjukkan anak adalah menangis dan

tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan (Wulandari, 2016).

a. Stresor Umum pada Hospitalisasi

1) Rasa takut, berusaha memahami tentang penyebab penyakit, rasa

takut ditunjukkan dengan ekspresi verbal dan non verbal.

2) Ansietas, paham alasan dipisahkan tetapi masih butuh keberadaan

orangtua dan lebih peduli terhadap rutinitas sekolah dan teman-

teman.

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

36

3) Tidak berdaya, anak marah dan frustasi, lama imobilisasi

dihubungkan dengan menarik diri, bosan, perasaan antipati. Anak

sensitif terhadap kehilangan kontrol emosi dengan menunjukan

sikap menangis karena akibat pengobatan.

4) Gangguan citra diri, anak sensitif terhadap perubahan tubuh, dapat

mengalihkan rasa nyeri dengan mengalihkan perhatian.

b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hospitalisasi pada Anak

1) Berpisah dengan orngtua dan sparing

2) Fantasi – fantasi, tentang kegelapan, monster, pembunuhan, dan

binatang buas diawali dengan yang asing

3) Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diizinkan

4) Nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit

5) Prosedur yang menyakitkan dan takut akan cacat dan kematian

.

c. Pendekatan yang digunakan dalam Hospitalisasi Anak

1) Pendekatan Empirik

Pendekatan empirik digunakan dengan menanamkan kesadaran diri

terhadap pata personil yang terlibat dalam hospitalisasi. Metode

pendekatan empirik menggunakan strategi, yaitu :

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

37

a) Melalui dunia pendidikan yang ditanamkan secara dini kepada

peserta didik.

b) Melalui penyuluhan atau sosialisasi yang diharapkan

meningkatnya kesadaran diri mereka sendiri dan peka terhadap

lingkungan sekitar.

2) Pendekatan melalui Metode Permainan.

Metode permainan merupakan cara alamiah bagi anak untuk

mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak disadari.

Kegiatan yang dilakukan sesuai keinginan sendiri untuk

memperoleh kesenangan. Bermain merupakan kegiatan

menyenangkan yang di nikmati anak berupa kegiatan fisik,

intelektual, emosi, sosial, dan perkembangan mental.

Prinsip bermain dirumah sakit adalah sebagai berikut:

a) Tidak membutuhkan banyak energy

b) Waktunya singkat

c) Mudah dilakukan dan aman

d) Kelompok umur

e) Tidak bertentangan dengan terapi

a. Manajemen asuhan keperawatan anak usia balita dengan hospitalisasi

meliputi:

1) Berikan asuhan keperawatan yang konsisten

2) Menyani atau berbicara dengan bayi

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

38

3) Sentuh, pegang, dan gendong bayi dan terus berinteraksi selama

pprosedur pengobatan

4) Anjurkan orang tua untuk selalu ada disamping bayi saat dilakukan

prosedur

5) Biarkan makanan yang membuat rasa aman dan nyaman

6) Dekatkan dengan mainan favoritnya

C. Konsep asuhan keperawatn

Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan sistematis

berkesinambungan untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta

mengevaluasi keberhasilan dari tandakan yang dilakukan. Proses keperawatan

terdiri dari lima tahap yaitu : pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi. Beroriantasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi

ketergantungan dan saling berhubungan (Rohman, 2012).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah awal interaksi anatara perawat dngan pasien.

Dengan pengkajian akan didapatkan data yang nantinya akn mendukung

proses perwatan dan pengobatan. Dengan pengkajian yang baik dan benar,

kita akan mendapatkan data yang sangat bermanfaat untuk peningkatan atau

kesinambungan klien (marni, 2014)

Dibawah ini pengkajian yang dilakukan sebagai berikut :

a. Pengumpulam data

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

39

Pengumpulan data merupakan proses yang berisi status kesehtan klien,

kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan perawatan juga hasil

konsultasi dari medis dan profesi kesehatan lainnya (Nursalam, 2013).

1) Identitas klien

a) Identitas anak

Pada klien yang perlu di kaji : nama lengkap, nama panggilan,

usia dan tempat lahir, jenis kelamin, agama, anak ke-, suku bangsa,

tanggal masuk rumah sakit, tanggal dilakukan pengkajian, nomor

medical record, diagnose medis, alamat.

b) Identitas keluarga terditi dari Ayah, Ibu, Wali

Identitas penanggung jawab mencangkup : nama, alamat, usia,

hubungan dengan klien, pendidikan ayah, dan pendidikan ibu.

2) Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama saat masuk rumah sakit

Alasan yang membuat anak atau klien dating rumah sakit.

Pada anak dengan bronchopneumonia, biasanya dating kerumah

sakit dengan keluhan demam (39°-40°C) yang disertai dengan

menggigil hingga kejang, sesak disertai dengan pernapasan cuping

hidung, sianosis sekitar hidung serta nyeri pada daerah dada.

b) Keluhan utama

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

40

Keluhan utama menjelaskan keluhan yang terjadi saat dikaji.

Pada anak dngan bronchopneumonia adalah sesak napas dan

batuk.

c) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang keluhan

utama klien menggunakan metode PQRST, yaitu :

P : provoking incident, menilai apakah ada peristiwa yang

menjadi faktor pencetus atau faktor penyebab. Bila keluhan

batuk yang menjadi masalah utama, maka harus dicari faktor

pencetus yang menimbulkan batuk misalnya seperti menghirup

asap, banyaknya sekret menumpuk saluran pernapasan, adanya

benda asing/tumor di jalan napas.

Q : quality or quantity, kualitas dari masalah yang dirasakan /

digambarkan klien sering berbeda-berda. Masalah batuk klien

yang perlu medapat perhatian adalah berap lama batuk diderita,

apakah batuk disertai dengan sputum yang purulent, dan

bagaimana kualitas dari septum yang keluar

R : region, apakah rasa sakit yang dikeluhkan dapat reda, pakah

rasa sakitnya menjalar atau menyebar, dan dimana sakitnya

terjadi.

S : severity (scale)of pain, seberapa besar keluhan utama yang

dirasakan klien , dapat berdasarkan skala nyeri/gradasi dank

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

41

lien menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi

kemampuan fungsinya.

T : time, kapan keluhan lebih sering muncul, berapa lama

biasanya keluhan muncul/ berlangsung, dan apakah keadaan

bertambah buruk pada malam hari atau siang hari ( muttaqin,

2014).

d) Riwayat kesehatan masa lalu

Riwayat kesehatan masa lalu menjelaskan tentang riwayat

perawatan rumah sakit, alergi, penyakit kronis, dan riwayat oprasi

yang pernah di alami klien sebelumnya. Selain itu juga

menjelaskan tentang riwayat penyakit yang pernah diderita klien

yang ada hubungannya dengan penyakit yang sekarang seperti

riwayat panas, batuk, pilek, atau penyakit serupa. Pengonatan yang

pernah dijalani dan riwayat alergi.

e) Riwayat kesehatan keluarga

Pengkajian riwayat penyakit keluarga dalam gangguan system

pernapasan merupakan hal yang mendukung keluhan penderita,

perlu divari riwayat keluarga yang dapat memberikan predisposisi

keluhan seperti adanya riwayat sesak napas, batuk dalam jangka

waktu yang lama, dan batu darah dari generasi terdahulu. Apakah

keluarga yang menderita penyakit diabetes mellitus dan tekanan

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

42

darah tinggi, kedua penyakit tersebut juga akan mendukung/

memperberat keluhan penderita (muttaqin, 2014).

3) Riwayat kemahilan dan persalinan

a) Riwayat kehamilan

Ibu perlu ditanyakan apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat

hamil seperti infeksi Toksoplasma, Other disease, Rubella,

Cytomegalo virus, dan herpes simplex virus II (TORCH), berat

badan tidak bertambah saat hamil, pre-eklamsi, dan lain-lain.

Demikian juga dengan pemeriksaan kehamilannya, apakah

dipantau secara berkala. Kehamilan resiko tinggi yang tidak

ditangani dengan benar atau tidak terdeteksi, dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan janin yang berdampak pada

kehidupan selanjutnya. Dengan mengetahui prenatal, dapat

diperkirakan keadaan anaknya setelah lahir.

b) Riwayat kelahiran

Perlu ditanyakan kepada ibu cara kelahiran anaknya apakah

secara normal atau dengan tindakan, serta bagaimana keadaan anak

waktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat, apabila

kelahirannya mengalami gangguan ( misalnya, kelhiran dengan

tindakan forceps, vacuum, atau ibu mengalami partus lama), maka

dapat tengganggu juga perumbuhan dan perkembanganya.

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

43

4) Riwayat Imunisasi

a) Imunisasi

Riwayat imunisasi pada usia Inflant (0-12 bulan), menanyakan

tentang ( usia klien pada saat di imunisasi, jenis imunisasi) dan

reaksi yang di harapkan dan catatan alasan anak belum mendapat

imunisasi bila ada. Catat imunisasi yang diberikan yaitu imunisasi

BCG,DPT 1, DPT 2, DPT3, Polio 1, Polio 2, Polio 3, Polio 4,

Hepatitis B 3x, Campak bahkan Hib apabila sudah pernah

mendapatkannya.

Tabel 2.2

Keterangan Pemberian Imunisasi pada Anak

No Vaksin Keterangan pemberian

1 Hepatitis B Hepatitis B diberikan dalam waktu 12 jam setelah

lahir, dilanjutkan padaumur 1 dan 3-6 bulan

2 Polio Polio diberikan pada saat kunjungan pertama.

3 BCG (Bacilus Calmet

Guirtnet)

Diberikan sejak lahir.

4 DPT (difteri pertusis Diberikan pada umur > 6 minggu, dan diberikan

tetanus) kembali pada umur 18 bulan, 5 tahun dan 12

tahun

5 Hib Diberikan umur 2 bulan dengan interval 2 bulan

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

44

6 Campak Campak 1 diberikan pada umur 9 bulan dan

campak 2 diberikan pada usia 6 Tahun.

7 MMR Diberikan pada 12 bulan

8 PVC Diberikan pada umur 2,4,6 bulan dan umur 1

tahun

9 Influenza Umur < 8 tahun yang mendapat vaksin influenza

pertama kali harus mendapat 2 dosis dengan

interval minimal 4 minggu

10 Hepatitis A Hepatitis A diberikan pada umur < 2 tahun di

berikan sebanyak dua kali dengan interval 6-12

bulan

11 Typhoid Diberikan pada umur 2 tahun dan diulangi setiap

3 tahun

12 Dt/TT Menjelang pubertas, vaksin tetanus ke 5 ( dT atau

TT ) diberikan kepada anak untuk medapatkan

imunitas selama 25 tahun. DT atau TT diberikan

pada umur 10 tahun.

13 Varisela Diberikan pada umur 10 tahun

Sumber: Fida dan Maya, 2012:59

5) Riwayat tumbuh kembang

a) Pertumbuhan

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

45

Untuk menentukan pertumbuhan fisik anak, perlu dilakukan

pengukuran antropometri. Pengukuran antropometri yang

dilakukan dalam pemeriksaan pertumbuhan adalah berat badan,

panjang badan, dan lingkar kepala. Sedangkan lingkar lengan dan

lingkar dada baru digunakan bila dicurigai adanya gangguan pada

anak.

b) Perkembangan

Riwayat perkembangan pada anak di kaji sesuai dengan usia

klien. Aspek pengkajian mencangkup:

Personal social, motoric, halus, bahasa, dan motorik kasar.

6) Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Asupan nutrisi paling utama bayi adalah Air Susu Ibu (ASI)

selama 6 bulan pertama, sampai bayi diperbolehkan memperoleh

makanan pendamping ASI umai usia 4 bulan. Asupan susu

formula bervariasi pada setiap bayi, tetapi asupan rata-rata 113

gram enam kali perhari dalam 1 bulan samapai 119 gram kali

perhari selama 6 bulan saat makanan dapat dikenalkan.

b) Pola eliminasi

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

46

Kaji kebiasaan BAB/ hari, konsistensi, frekuensi serta warna

BAK baik dalam frekuensi, jumlah serta warna dan keluhan pada

saat berkemih.

Konsistensi dan warna feses tergantung pada apa yang bayi makan.

Pada semua bayi, perubahan kualitas defekasi bayi sajalan dengan

dipergunakan makanan padat. Pada klien dengan

bronchopneumonia penderita sering mengalami penurunan

produksi urin akibat perpindahan cairan melalui proses evaporasi

karena demam.

c) Pola istirahat dan tidur

Kaji kebiasaan tidur siang dan malam baik mulai tidur, jumlah

jam tidur kebiasaan anak menjelang tidur (minum susu, mendengar

cerita dan lain-lain).

Bayi dengan usia 1 bulan sampai 1tahun memerlukan waktu tidur

14 jam/ hari. Data yang sering muncul pada anak yang menderita

bronchopneumonia yaitu anak mengalami sulit tidur karena sesak

napas, penampilan anak terlihat lemah, sering menguap, mata

merah, dan anak juga sering meguap, mata merah, dan anak juga

sering menangis pada malam hari karena ketidaknyamanan

tersebut.

d) Pola aktivitas bermain

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

47

Kaji pola aktivitas klien sebelum sakit dan selama sakit.

Bia sanya pada anak yang sakit sulit untuk melakukan

aktivitas sesuai dengan perkembangannya. Pada nak yang

menderita bronchopneumonia aktivitasnya tampak menurun

dampak dari kelemahan fisik dan lebih banyak minta digendong

orang tuanya atau bedrest.

e) Pola personal hygine

Pengkajian dilakukan dengan menanyakan frekuensi mandi,

menyikat gigi, keramas, gunting kuku sebelum sakit dan data

dihubungkan dengan kemampuan untuk merawat diri yang sudah

dapat dilakukan oleh klien

7) Pemeriksaan fisik

a) Tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) berupa suhu, tekanan

darah, respirasi, dan nadi. Nilai normal tanda-tanda vital pada anak

dapat dilihat dalam table dibawah ini :

b) Pemeriksaan fisik (Head To Toe)

(1) Kepala

Amati bentuk dan kesimetrisan kepala, fontanel sudah tertutup

atau belum, kebersihan kepala klien, apakah ada pembesaran

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

48

kepala, apakah ada lesi pada kepala, pada klien bronkopneumonia

akan ditemukan rambut mudah rontok karena kekurangan nutrisi,

rambut tampak kotor dan lengket akibat peningkatan suhu.

(Sujono Riyadi, 2013)

(2) Mata

Mata Perhatikan apakah jarak mata lebar atau lebih kecil, amati

kelopak mata terhadap penetapan yang tepat, periksa alis mata

terhadap kesimetrisan dan pertumbuhan rambutnya, amati

distribusi dan kondisi bulu matanya, periksa warna

konjungtiva, dan sclera, pupil isokor atau anisokor,, lihat

apakah mata tampak cekung atau tidak serta amati ukuran iris

apakah ada perdangan atau tidak. Pada klien dengan

bronkopneumonia akan ditemukan kondisi konjungtiva tampak

pucat akibat intake nutrisi yang tidak adekuat. (Sujono

Riyadi,2013).

(3) Hidung

Amati ukuran dan bentuk hidung, akan Nampak

pernafasan cuping hidung, kadang terjadi sianosi pada ujunng

hidung, lakukan palpasi setiap sisi hidung untuk menentukan

apakah ada nyeri tekan atau tidak. Pada klien

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

49

bronkopneumonia ditemukan pernapasan cuping hidung dan

produksi secret, adnaya sianosis. (Sujono Riyadi,2013).

(4) Mulut

Periksa bibir terhadapr warna, kesimetrisan,

kelembaban, pembengkakan, lesi, periksa gusi lidah dan

palatum terhadap kelembaban dan perdarahan, amati adanya

bau, periksa lidah terhadap gerakan dan bentuk, periksa gigi

terhadap jumlah, jenis keadaan, amati reflek sucking sucking

dan rooting. Pada klien bronkopneumonia, sianosis di

sekeliling mulut, terdapat sputum yang sulit dikeluarkan.

(Sujono Riyadi, 2013)

(5) Telinga

Periksa penempatan dan poisis telinga, amati

penonjolan atau pendataran telinga, periksa struktur telinga

luar dan ciri-ciri yang tidak normal, periksa saluran telinga luar

terhadap hygiene. Lakukan penarikan apakah ada nyeri atau

tidak dilakukan palpasi pada tulang yang menonjol di belakang

telinga untuk mengetahui adanya nyeri tekan atau tidak, pada

klien bronkopneumonia terjadi otitis media bersamaan dengan

pneumonia atau setelahnya karena tidak diobati. (Sujono

Riyadi,2013).

(6) Leher

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

50

Gerakan kepala dan leher klien dengan ROM yang

penuh, periksa leher terhadap pembengkakan, lipatan kulit

tambahan dan distensi vena, lakukan palpasi pada trakea dan

kelenjar tiroid.

(7) Dada

Amati kesimetrisan dada terhadap retraksi atau tarikan

dinding dada kedalam, amati jenis pernapasan, amati gerakan

pernapasan dan lama inspirasi serta ekspirasi, lakukan perkusi

diatas sela iga, bergerak secara simetris atau tidak dan lakukan

auskultasi lapangan paru, amati apakah ada nyeri di sekitar

dada, suara nafas terdengar ronchi, kalau ada pleuritis

terdengar suara gesekan pleura pada tempat lesi, kalau ada

efusi pleura suara nafas melemah. Pada klien

bronkopneumonia akan ditemukan ronchi atau wheezing dan

kemungkinan terdapat retraksi dinding dada. (Sujono

Riyadi,2013).

(8) Abdomen

Periksa konturs abdomen ketika sedang berdiri atau

berbaring terlentang, simetris atau tidak, periksa warna dan

keadaan kulit abdomen, amati turgor kulit. Lakukan auskultasi

terhadap bising usus serta perkusi pada semua area abdomen.

Pada klien bronkopneumonia akan ditemukan ekspansi kuman

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

51

melalui pembuluh darah yang masuk kedalam saluran

pencernaan dan mengakibatkan infeksi sehingga terjadi

peningkatan peristaltic usus. (Sujono Riyadi,2013).

(9) Genetalia dan Anus

Periksa kulit sekitar daerah anus terhadap kemerahan

dan ruam, kaji kebersihan sekitar anus dan genetalia, inspeksi

adanya tanda-tanda penmbengkakan, periksa anus terhadap

tanda-tanda fisura, hemoroid dan polip.

(10)Punggung dan Bokong

Periksa kelainan punggung apakah terdapat skoliosis,

lordosis, kifosis. Pada klien bronkopneumonia akan ditemukan

bayi ronchi saat dilakukan auskultasi pada paru bagian

belakang dan ketidaksimetrisan pergerakan thoraks saat di

palpasi. (Sujono Riyadi,2013).

(11) Ekstermitas

Kaji bentuk kesimetrisan bawah dan atas, kelengkapan

jari, apakah terdapat sianosis pada ujung jari. Adanya atrofi

dan hipertrofi otot, masa otot tidak simertis, tonus otot

meningkat, rentang gerak terbatas, kelemahan otot, gerakan

abnormal seperti tremor distonia, edema, tanda kernig positif

(nyeri bila kaki diangkat dan dilipat), turgor kulit tidak cepat

kembali setelah dicubit kulit kering dan pucat, amati apakah

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

52

ada klabing pinger. Pada klien dengan bronkopneumonia akan

ditemukan sianosis pada ujung jari, biasanya CRT kembali

lebih dari 2 detik. (Sujono Riyadi,2013).

8) Data psikologi

Hal-hal yang perlu dikaji dalam data psikososial untuk

memudahkan dalam menentukan intervensi diantaranya :

a) Data Psikologi Klien

Pada saat dilakukan pengkajian, klien merasakan gelisah dan

menangis.

b) Data Psikologi Keluarga

Pada saat dilakukan pengkajian kepada klien, keluarga klien

tampak tenang dan terlihat cemas dengan kondisi klien saat ini.

c) Data Sosial

Klien kebih banyak diam, tidak suka bermain, ketakutan

terhadap orang lain meningkat.

d) Data Spiritual

Nilai spiritual meningkat seiring dengan kebutuhan untuk

mendapat sumber kesembuhan dari Allah SWT.

e) Data Hospitalisasi

Setiap akan dilakukan pemeriksaan dan diberikan tindakan

medis klien langsung menang

2. Analisa data

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

53

Analisa data adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan

konsep, teori, prinsip, asuhan keperawatan yang relevan dengan kondisi

klien. Analisa data dilakukan melalui pengesahan data, pengelompokan

data, membandingkan data, menentukan masalah kesehatan dan

keperawatan klien. (Nursalam,2008).

3. Diagnose keperwatan

Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menggambarkan

respon manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi

actual/potensial) dari individu atau kelompok dimana perawtan secara

akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara

pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, dan

mengubah. (Nikmatur,2012).

Pada bronkopneumonia dapat ditemuka diagnosa keperawatan

menurut (Dewi Wulandari,2016) :

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

peningkatan produksi sputum.

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi saluran

pernapasan.

c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi

dalam alveoli.

d. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

54

e. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap

demam dan proses infeksi, mual dan muntah.

f. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan

antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum, batuk

berlebihan dan dispnea.

g. Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

peningkatan evaporasi tubuh, kurangnya intake cairan.

4. Perencanaan

Perencanaan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah,

mengurangi, dan mengatasi masalah-masalah yang telah di identifikasi dalam

diagnosis keperawatan. (Nikmatur,2012).

Proses perencanan keperawatan meliputi penetapan tujuan perawatan,

penetapan criteria hasil, pemilihan intervensi yang terpat, dan rasionalisasi

dari intervensi dan mendokumentasikan rencana perawatan.

5. Pelaksanaan

Implementasi merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi

pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan

sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru. (Nikmatur,2012).

Ada beberapa tahap dala tindakan keperawatan, yakni sebagai berikut:

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

55

a. Persiapan, tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat

untuk mengevaluasi hasil yang teridentifikasi pada tahap

perencanaan.

b. Intervensi, focus tahap pelaksanaan tindakan dari perencanaan

untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan

tindakan keperawatan meliputi tindakan independen, dependen,

dan interdependen.

Dokumentasi, pelaksanaan tindakan keperawatam harus di ikuti oleh

pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan

6. Evaluasi

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan

keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang

dibuat pada tahap perencanaan. (Nikmatur,2012).

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi dan memantau

perkembangan klien, digunakan komponen SOAP/SOAPIE/ SOAPIER.

Penggunaannya tergantung dari kebijakan setempat. Pengertian SOAPIER

adalah sebagai berikut : (Nikmatur,2012)

a. S : Data Subjektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan

setelah dilakukan tindakan keperawatan.

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

56

b. O : Data Objektif

Data objektif adalah data berdasarkan hasil pengukuran atau

observasi secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien

setelah dilakukan tindakan keperawatan.

c. A : Analisis

Interprestasi dari data subjektif dan data objektif. Analisis

merupakan suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih

terjadi atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis baru yang

terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah

teridentifikasi datanya dalam dat subjektif dan objektif.

d. P : Planning

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,

dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan

yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan yang telah

menunjukan hasil yang memuaskan dan tidak memerlukan

tindakan ulang pada umumnya dihentikan. Tindakan yang perlu

dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk

menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk

mencapai keberhasilannya. Tindakan yang pelru dimodifikasi

adalah tindakan yang dirasa membantu menyelesaikan masalah

klien, tetapi perlu ditingkatkan kualitasnya atau mempunyai

alternative pilihan yang lain yang diduga dapat membantu

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

57

mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan, rencana tindakan

yang baru/sebelumnya tidak dapat ditentukan bila timbul masalah

baru atau rencana tindakan yang sudah tidak kompeten lagi untuk

menyelesaikan masalah yang ada.

e. I : Implementasi

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakukan

sesuai dengan intruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen

P (perencanaan). Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam

pelaksanaan.

f. E : Evaluasi

Evaluasi adalah respon klien setelah dilakukan tindakan

keperawatan.

g. R : Reassesment

Reassessment adalah pengakjian ulang yang dilakukan

terhadap perencanaan setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari

rencana tindakan perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan.

D. Pemberian Tarpi Oksigen pada klien dengan gangguan pola pernapasan

Ketidak efektifan pola nafas adalah ketidak mampuan klien mengalami

penurunan inspirasi dan ekspirasi yang tidak adeuat atau dimana pola nafas

tidak efektif atau sesak. (dewi wulandari, 2016)

Metode penelitian desktiftif dalam penelitian ini penulis ingin

menggambarkan dalam penelitian ini menggambarkan atau mendeskripsikan

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN ANAK USIA 9 BULAN DAN 7 BULAN …

58

tentang pemberian terapi oksigen pad pasien gangguan pola nafas, dalam

penelitian ini adalah pelaksanaan pemberian terapi oksigen pada pasien

gangguan pada system pernapasan, ada pun tindakan pemberian terapi

oksigen adalah kemampuan perawat dalam pemberian terapi oksigen yang

sesuai dengan SOP.