Diare Akut Pada Bayi Usia 10 Bulan
-
Upload
mutiara-ferina -
Category
Documents
-
view
33 -
download
5
description
Transcript of Diare Akut Pada Bayi Usia 10 Bulan
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di negara yang sedang berkembang. Dalam berbagai hasil Survei kesehatan Rumah Tangga diare menempati kisaran urutan ke-2 dan ke-3 berbagai penyebab kematian bayi di Indonesia(1). Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi. Banyak dampak yang terjadi karena infeksi seluran cerna antara lain pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan gangguan sekresi dan reabsorpsi cairan dan elektrolit(2) .
Seorang anak lelaki berusia 10 bulan dibawa ke puskesmas karena diare yang sudah berlangsung selama 2 hari. Diare terjadi setiap hari kira-kira 6-8 kali/hari dengan tinja cair berlendir tanpa darah dan setiap diare sebanyak ¼ gelas. Sehari sebelum dibawa ke rumah sakit penderita disertai muntah 3 kali banyak. Di samping diare anak juga batuk pilek disertai demam.
Pada anamnesis selanjutnya bayi kelihatan haus yang bila disusukan bayi kelihatan lebih tenang. Penderita hanya dirawat selama beberapa jam di ruangan observasi (one day care center) dan tidak dirawat inap dan pulang dengan diberi terapi dari puskesmas. Dua hari kemudian dibawa lagi ke rumah sakit karena masih diare, kejang, dan tidak mau minum.
Sejak satu hari terakhir buang air kecil sangat kurang
Sangat gelisah BB=12kg Terlihat lemah Suhu tubuh 39°C RR=56X/Menit Denyut jantung
152x/menit
Fontanel mayor dan mata terlihat cekung
Konjungtiva terlihat kering
Abdomen terlihat kembung
Bising usus sulit didengar
Pemeriksaan tinja tidak ditemukan eritrosit dan leukosit
Tes reduksi tinja (clinitest): positif kuat
Elektrolit darah: Na+ 152 mEq/L K+ 2,5 mEq/L
Analisa gas darah : pH : 7,22 BE= -15 mEq/L
HCO3 : 9 mEq/L
Intraseluler Ekstraseluler
BBLR 30 % 50 %
Neonatus 35 % 35-40 %
Anak-anak 35 % 30 %
Dewasa 40-45 % 20-25 %
Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia Ginjal memiliki kemampuan untuk merubah jumlah asam atau basa yang dibuang
Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah.
Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel.
Pada waktu bayi berada di dalam kandungan, ususnya steril. Tapi setelah lahir hari pertama dan kedua, kuman masuk ke dalam ususnya. Bagi ibu yang memberikan ASI eksklusif, maka kuman yang baik tumbuh, sedangkan kuman negatif berkurang, karena ASI eksklusif mengandung prebiotik. Kuman negatif yang hidup yaitu bakteri E.coli dan kolera.
Tapi bila bayi tidak memperoleh ASI, dan mendapatkan kelebihan antibiotika, maka kuman negatif lah yang dominan di dalam ususnya. Untuk mencegah kuman masuk ke dalam usus, maka diperlukan asam lambung, enzim untuk melakukan proses pencernaan. Usus bayi yang minum ASI eksklusif, didominasi oleh kuman Bifidobacterium (kuman baik. Dengan dominasi kuman itu, maka pertumbuhan kuman lain akan ditekan sehingga infeksi dapat dicegah.
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral infeksi pada GIT (penyebab utama) Bakteri : Vibrio cholerae, Salmonella spp, Entero
Toxcin Escherichia Coli (ETEC),dll Virus : Rotavirus (40-60%), Coronavirus, Calcivirus,
dll Parasit : Cacing (Ascaris, Oxyuris,dll), Protozoa
(Entamoba histolica, Giardia lambia, dll), Jamur (Candida Albicans)
b. Infeksi parenteralinfeksi di luar GIT(OMA, Ensefalitis,dll)
2. Faktor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein
3. Faktor makanan : basi/ beracun, alergi
4. Faktor psikologis : takut dan cemas
VIRUS masuk enterosit (sel epitel usus halus) infeksi & kerusakan fili usus halus
Enterosit rusak diganti oleh enterosit baru (kuboid/ sel epitel gepeng yg blm matang) fungsi blm baikFili usus atropi tdk dpt mengabsorbsi makanan & cairan dgn baik
Tek Koloid Osmotik motilitas DIARE
BAKTERI NON INFASIFmasuk lambung duodenum berkembang biak mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lap lendir) bakteri masuk ke membran mengeluarkan subunit A & B mengeluarkan (cAMP) meransang sekresi cairan usus, menghambat absobsi tampa menimbulkan kerusakan sel epitel tersebut volume usus dinding usus teregang DIARE
BAKTERI INFASIF
prinsip perjalanan hampir sama, tetapi bakteri
ini dapat menginvasi sel mukosa usus halus
reaksi sistemik (demam, kram perut) dan dapat
sampai terdapat darah.
Toksin Shigella masuk ke serabut saraf otak
kejang
Berdasarkan patofisiologinya, antara lain: Diare osmotik : diare akibat adanya
bahan yang tidak dapat diabsorbsi oleh lumen usus hiperosmoler hiperperistaltik.
Diare sekretorik : terjadi akibat stimulasi primer dari enterotoksin atau oleh neoplasma.
Diare akibat gangguan motilitas usus : gangguan pada kontrol otonomik.
Yang Dinilai Skor 1 Skor 2 Skor 3
Keadaan umum
Baik Lesu/haus Gelisah, lemas,
mengantuk hingga syok
Mata Biasa Cekung Sangat Cekung
Mulut Biasa Kering Sangat Kering
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi < 120 x/menit 120-140x/
menit
> 140 x/menit
Pemeriksaan TinjaMakroskopis dan mikroskopisPh dan kadar gula dalam tinjaKultur dan uji resistensi
Pemeriksaan keseimbangan asam basa AGD
EKG Menilai deplesi elektrolit (biasanya kalium)
Pemeriksaan keseimbangan cairan dan elektrolit Hb-Ht, Na, K, Ca dan F
1. EPEC ( Entero Pathogenic E.Coli ) -> menyebabkan diare berair disertai
muntah dan panas pada bayi dan anak < 2 tahun. Diare biasanya terbatas, tetapi dapat berat (fatal) atau menetap terutama pada penderita yang tidak minum ASI
2. Rotavirus -> penyebab terbanyak diare akut terutama
pada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Diare bisa cair disertai muntah dan panas. Karena rotavirus menyebabkan kerusakan jonjot usus, sering kali disertai juga intoleransi laktosa namun tidak begitu berat. Jonjot usus akan kembali normal 2-3 minggu setelah sakit.
Pemberian cairan intravena karena pasien yang datang kedua kali ini mengalami dehidrasi berat(3)
Jika IV tidak berhasil maka akan dilakukan nasogastric tube. Setelah rehidrasi maka dilakukan IV kalium.
Individu : Cuci tangan, air tangan, pemberian ASI eksklusif (minimal 6 bulan)
Masyarakat : Menjaga kebersihan, memberi makanan pendamping ASI, pembuangan tinja bayi aman, pemberian cairan, diet (makanan tambahan sesuai usia, penyajian makan), memberi vaksin rotavirus,shigella.
1. Kandun N.I. Upaya pencegahan diare ditinjau dari aspek kesehatan masyarakat dalam kumpulan makalah Kongres nasional II BKGAI juli 2003 hal 29
2. Barkin RM Fluid and Electrolyte Problems. Problem Oriented Pediatric Diagnosis Little Brown and Company 1990;20 – 23.
3. Booth IW, CuttingWAM. Current Concept in The Management of Acute in Children Postgraad Doct Asia 1984 : Dec : 268 – 274
4. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Edisi 2. EGC. 1996. Page 537-85.
5. Bhan MK.Current consepts in management of acute diarrhea Indian Pediatrics 2003:40:463-76
6. Dwipoerwantoro PG.Pengembangan rehidrasi perenteral pada tatalaksana diare akut
dalam kumpulan makalah Kongres Nasional II BKGAI Juli 2003
7. Sutedjo A.Y. Buku Saku Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Yogyakarta: Amara Books ; 2007.