Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

23
DIARE AKUT PADA BAYI DAN ANAK Definisi Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah. (1,3,4) Etiologi Ada beberapa faktor yaitu : (1,2) 1. Faktor infeksi a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. - Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoli, Salmoella, Shigella, dan sebagainya. - Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, dan lain – lain - Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lambilia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida albicans). b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak < 2 tahun.

Transcript of Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

Page 1: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

DIARE AKUT PADA BAYI DAN ANAK

Definisi

Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya tampak

sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja menjadi cairan dengan

atau tanpa lendir dan darah.(1,3,4)

Etiologi

Ada beberapa faktor yaitu : (1,2)

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare

pada anak.

- Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoli, Salmoella, Shigella, dan sebagainya.

- Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus,

Rotavirus, dan lain – lain

- Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa

(Entamoeba histolytica, Giardia lambilia, Trichomonas hominis), Jamur (Candida

albicans).

b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti Otitis

Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya.

Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak < 2 tahun.

2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),

monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang

tersering ialah intoleransi laktosa.

b. Malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh.

c. Malabsorbsi protein.

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

Page 2: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

Cara Penularan

Pada umumnya adalah orofecal melalui :(1)

1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen.

2. Kontak langsung atau tidak langsung (4 F = Fod, Feses, Finger, Fly).

Faktor Resiko Terjadinya Diare (1,4)

Faktor resiko yang meningkatkan transmisi enteropatogen :

1. Tidak cukup tersedianya air bersih

2. Tercemarnya air oleh tinja

3. Tidak ada / kurangnya sarana MCK

4. Higiene per orangan dan penyediaan makanan tidak higieni

5. Cara penyapihan bayi yang tidak baik (terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi susu botol

dan terlalu cepat diberi makanan padat)

6. Beberapa faktor resiko pada pejamu (host) yang dapat meningkatkan kerentanan pejamu

terhadap enteropatogen di antaranya adalah :

a. Malnutrisi

b. BBLR

c. Imunodefisien

d. Imunodepresi

e. Rendahnya kadar asam lambung

f. Peningkatan motilitas usus

g. Faktor genetik

Patogenesis (2,4)

Mekanisme dasar timbulnya diare ialah :

1. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan ostomik

dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dalam elektrolit ke dalam

Page 3: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan

sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul karena terdapat peningkatan

isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makanan,

sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri

tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesa Diare Karena Virus

Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besarnya patogenesisnya

adalah sebagai berikut :

Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian

berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus dan

menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus bagian apikal

akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang berbentuk kuboid atau gepeng.

Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan. Sebagai

akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus halus kemudian akan memendek sehingga

kemampuannya untuk menyerap dan mencerna makanan pun akan berkurang. Pada saat ini

biasanya diare mulai timbul, setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian akan terjadi

infiltrasi sel limfoid dari lamina propia, untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan

(1).

Page 4: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

Patogenesa Diare Karena Bakteri

Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak di dalamnya. Bakteri

kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan

aktivitas enzim adenil siklase (bila toksin bersifat tahan panas / labil toksin / LT) atau enzim

guanil siklase (bila toksin bersifat tahan panas / stabil / ST). sebagai akibat peningkatan aktivitas

enzim – enzim ini akan terjadi peningkatan cAMP (cyclic adenosine monophospate) atau cGMP

(cyclic guanosine monophospate) yang mempunyai kemampuan merangsang sekresi kloride,

netrium dan air dalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi natrium, kloride dan air dari

lumen usus ke dalam sel. Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan osmotik di dalam

lumen (hiperosmolar). Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus untuk mengeluarkan cairan

yang berlebihan dalam lumen usus, sehingga cairan dapat dialirkan dari lumen usus halus ke

lumen usus besar (colon). Dan bila kemampuan penyerapan colon berkurang, atau sekresi cairan

melebihi kapasitas penyerapan colon, maka akan terjadi diare.(1)

Patogenesis Diare Akut (2,4)

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Fisiologi dan Patofisiologi (2,3)

Sebagai akibat diare, akut maupun kronis akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya gangguan

keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan sebagainya).

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran

bertambah).

3. Hipoglikemia.

4. Gangguan sirkulasi darah.

Page 5: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

Dalam keadaan normal usus besar dapat meningkatkan kemampuan penyerapan sampai 4400 ml

sehari, bila terjadi sekresi cairan yang berlebihan dari usus halus (ileosekal). Bila sekresi

melebih 4400 ml maka usus besar tidak mampu menyerap seluruhnya lagi, selebihannya akan

dikeluarkan bersama tinja dan terjadilah diare. Diare dapat juga terjadi karena terbatasnya

kemampuan penyerapan usus besar pada keadaan sakit, misalnya karena virus, disentri basiler,

ulcus, tumor dan sebagainya. Setiap perubahan mekanisme normal absorbsi dan sekresi di dalam

lumen usus halus, maupun usus besar (kolon) dapat menyebabkan diare, kehilangan cairan,

elektrolit dan akhirnya terjadi dehidrasi. Secara garis besar diare dapat disebabkan oleh diare

sekretorik, diare osmotik, peningkatan motilitas usus dan defisiensi umum, terutama IgA. Diare

yan disebabkan oleh infeksi bakteri akan menyebabkan diare sekretorik.

Makanan yang tidak diserap atau dicerna, misalnya laktosa (dari susu), merupakan makanan

yang baik bagi bakteri. Laktosa ini akan difermentasikan oleh bakteri anerob menjadi molekul

yang lebih kecil, misalnya H2, CO2 H2O, dan sebainya. Dan menyebabkan tekanan osmotik di

dalam lumen usus meningkat. Keadaan dalam lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan

meyerap air dari intraseluler, diikuti peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare ostotik.

Peristaltik usus juga dapat meningkat karena adanya zat makanan yang merangsang misalnya

pedas, asam, terlalu banyak lemak, serat dan dapat juga karena terdapatnya toksin dalam

makanan (food poisoning) yang akhirnya menyebabkan diare pula.

Akhirnya immunodefisiensi baik selular maupun humoral terutama defisiensi IgA di dalam

lumen usus akan menyebabkan diare karena ketidakmampuan usus untuk menetralisir

enteropatogen dalam lumen usus. Bukan saja bakteri tetapi juga virus, parasit dan jamur dapat

menyebabkan diare.

Pengeluaran cairan, selain melalui anus dalam keadaan normal juga melalui ginjal berupa urin,

juga melalui pori kulit berupa keringat dan melalui pernafasan berupa uap air. Dalam keadaan

normal, pengeluaran air dari tubuh anak usia 0 – 2 tahun sekitar 100 ml sehari. Bila jumlah

cairan yang masuk dan ke luar setiap hari selalu seimbang, tidak akan terjadi diare atau defisit

cairan. Tetapi pengeluaran cairan melebihi pemasukan, seperti pada diare akan terjadi defisit

cairan tubuh yang lebih dikenal dengan dehidrasi.

Page 6: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

Gejala Klinis (2,3)

Mula – mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan

berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau

darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya

defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal

dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lembung yang

turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila penderita

telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak, berat badan

turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun – ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir

dan mulut serta kulit tampak kering.

Berdasarkan banyak cairan yang hilang dapat dibagi menjadi :

- Dehidrasi ringan

- Dehidrasi sedang

- Dehidrasi berat

Berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi :

- Dehidrasi hipotonik

- Dehidrasi isotonik

- Dehidrasi hipertonik

Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik

dengan gejala – gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan kecil, tekanan

darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran menurun (apatis, somnolen sampai

soporokomatous). Akibat dehidrasi, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada

asidosis metabolik, tampak pucat dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan

Kussmaul).

Asidosis metabolik terjadi karena :

1. Kehilangan NaHCO3 melalui tinja

Page 7: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

2. Ketosis kelaparan

3. Produk – produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena oliguria atau

anuria).

4. Berpidahnya ion Na dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel

5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh).

Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponetremia) yaitu kadar Na dalam plasma < 130 mEq/l,

dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) bila kadar Na dalam plasma 130 – 150 mEq/l,

sedangkan dehidrasi hipertonik (hipernatremia) bila kadar Na dalam plasma > 150 mEq/l.

Pemeriksaan Laboratorium (2,3)

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila diduga

intoleransi gula.

c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan pH dan

cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut

ASTRUP (bila memungkinkan).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam serum

(terutama bila ada kejang).

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif

dan kuantitatif, terutama pada penderita diare kronik.

Komplikasi (2)

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi, perubahan

pada elektrokardiogram).

4. Hipoglikemi.

Page 8: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan villi

mukosa usus halus.

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga mengalami

kelaparan.

Penyakit Penyerta pada Diare (1)

1. KKP (Kurang Kalori Protein).

KKP dapat menyebabkan diare karena adanya malabsorpsi makanan dan infeksi alat

pencernaan. Sebaliknya diare akan menyebabkan absorbsi makanan terganggu dan

berkurang sehingga akan menyebabkan bertambah beratnya derajat KKP penderita.

2. Infeksi sistemik

Seperti alat pernafasan, morbili, dan sebagainya. Selain dapat menyebabkan suhu penderita

meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.

3. Kejang

Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah dehidrasi terjadi

penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit (terutama hipernatremi),

hipoglikemi dan ensefalitis.

Pengobatan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat).

2. Dietetik (pemberian makanan).

3. Obat – obatan.

Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni

1. Jenis cairan

a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.

b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan

Glukosa 5 %), DG 1 : 2, dan lain – lain.

2. Jalan pemberian cairan

Page 9: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

a. Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum

serta kesadaran baik.

b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak tidak mau

minum atau kesadaran menurun.

c. Intravena untuk dehidrasi berat dan kegagalan terapi rehidrasi oral

Sejumlah pasien dengan dehidrasi ringan / sedang tidak dapat diobati secara memadai

dengan oralit melalui mulut. Penderita ini harus diberikan terapi IV.

Penderita dengan terapi oral biasa gagal karena :

1. Tingginya tingkat kelahiran cairan (seringnya buang air besar dalam tinja caira

dengan jumlah yang banyak).

Beberapa penderita dengan tingkat kehilangan cairan yang tinggi mungkin tidak bisa

minum cukup oralit untuk menggantikan kehilangan cairan yang berkelanjutan

sehingga keadaan dehidrasi makin buruk. Beberapa penderita harus diobati selama

beberapa jam dengan cairan IV sampai tingkat kehilangan cairan berkurang.

2. Muntah terus menerus

Kadang – kadang muntah yang berulang – ulang menghambat berhasilnya rehidrasi

oral. Jika tanda – tanda dehidrasi tidak membaik atau makin memburuk, terapi IV

diperlukan sampai muntahnya hilang. Muntah biasanya hilang ketika air dan

elektrolit terganti.

3. Ketidakmampuan untuk minum

Beberapa penderita tidak dapat minum oralit dalam jumlah yang tepat karena sakit

atau radang pada mulut (contoh : campak, sariawan dan herpes), karena kelelahan

atau mengantuk karena obat (seperti antiemetik atau obat antimotilitas). Terapi IV

atau terapi nasogastrik diperlukan untuk penderita ini.

4. Perut kembung atau ileus

Jika perut mulai kembung, oralit harus diberikan lebih lambat. Jika kembung

bertambah atau jika ada bising usus, terapi IV diperlukan. Ileus paralitik (hambatan

mobilitas isi perut) mungkin alasan kembung perut. Gejala ileus paralitik

Page 10: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

disebabkan oleh obat yang mengandung candu (kodein, loperamide), hipokalemia

atau keduanya.

5. Malabsorpsi glukosa

Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak biasa

selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit dapat menyebabkan

bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa yang tidak diserap dengan tanda

– tanda dehidrasi yang memburuk atau tes menunjukkan terdapat sejumlah besar

glukosa pada tinja. Anak juga menjadi sangat haus. Cairan IV harus diberikan

sampai diare hilang.

3. Jumlah cairan

PWL = Previous Water Loss (ml/kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang, biasanya berkisar 5 – 15 % dari BB (ml / kgBB).

NWL = Normal Water Loss (ml / kgBB)

(Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan pernafasan).

CWL = Concomitant Water Loss (ml / kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira – kira 25 ml / kgBB / 24 jam).

Derajat Dehidrasi

PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

Berat 125 100 25 250

JADWAL (KECEPATAN) PEMBERIAN CAIRAN

a. Belum ada dehidrasi

- Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang air besar.

Jumlah cairan = PWL + NWL + CWL

Page 11: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

- Parenteral dibagi rata dalam 24 jam.

b. Dehidrasi ringan

- 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kgBB per oral / intragastrik

- Selanjutnya : 125 ml / kgBB / hari atau ad libitum

c. Dehidrasi sedang

- 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kgBB per oral / intragastrik.

- Selanjutnya : 125/ml/kgBB/hari atau ad libitum

d. Dehidrasi berat

Untuk anak 1 bulan – 2 tahun dengan BB 3 – 10 kg

- 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam atau 13 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

- 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/jam atau 4 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

- 16 jam berikutnya : 3 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

Cara lain adalah :- 4 jam I diberikan 1/3 dari kebutuhan cairan yang telah diperhitungkan (6 x BB tts/mnt).

- 20 jam II diberikan sisanya (3 x BB tts/mnt).

DERAJAT DEHIDRASI BERDASARKAN SISTEM PENGANGKAAN MAURICE KING, 1974

Bagian tubuh yang harus diperiksa

0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah, lekas marah atau

apatis, mengantuk/lunglai

Mengigau, koma atau

syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Ubun – ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Mulut Normal Kering Kering dan membiru

Denyut nadi Normal 120 – 140 > 140

Page 12: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

Catatan : Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, 1, 2 sesuai dengan

tabel kemudian dijumlahkan.

Nilai 0 – 2 = dehidrasi ringan

Nilai 3 – 6 = dehidrasi sedang

Nilai 7 – 12 = dehidrasi berat

TABEL PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO, 1980 (1,3)

TANDA DEHIDRASI

RINGAN SEDANG BERAT

1. Keadaan umum & kondisi

Bayi dan anak kecilHaus, sadar, gelisah

Haus, gelisah atau letargi tapi iritabel

Mengantuk, lemas, ekstermitas dingin, berkeringat, sianotik, mungkin koma

Anak lebih besar dan dewasa

Haus, sadar, gelisah

Haus, sadar, merasa pusing pada perubahan

Biasanya sadar, gelisah, ekstremitas dingin, berkeringat dan sianotik, kulit jari – jari tangan dan kaki keriput

2. Nadi radialisNormal (frek. & isi

Cepat dan lemahCepat, halus, kadang – kadang tidak teraba

3. Pernafasan Normal Dalam Dalam dan cepat4. UUB * Normal Cekung Sangat cekung

5. Elastisitas kulit*

Pada pencubitan kembali segera

Lambat Sangat lamban > 2 detik

6. Mata * Normal Cekung Sangat cekung7. Air mata Ada Kering Sangat kering8. Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering

9. Pengeluaran urin*

Normal BerkurangTidak ada urin untuk beberapa jam, kandung kencing kosong

10. TD sistolik Normal Normal, rendah < 80 mmlHg11. Pasien kehilangan BB

4 – 5 % 6 – 9 % > 10 %

Prakiraan kehilangan 40 – 50 ml/kg 60 – 90 ml/kg 100 – 110 ml/kg

Page 13: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

cairanKeterangan:

* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.

Pegangan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat, sedang atau ringan adalah :

bila terdapat 2 atau lebih gejala dalam penggolongan tersebut. Dengan catatan selalu

memikirkan resiko yang lebih tinggi, misal terdapat 2 gejala dehidrasi berat dan 5 gejala

dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukkan dalam golongan dehidrasi berat. (1)

TABEL PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI PENDERITA (4)

INDIKATOR A B C

1. Lihat keadaan umum Baik, sadar * Gelisah, rewelLunglai/latergi, tidak sadar, lesu

- Mata Normal CekungSangat cekung dan kering

- Air mata Ada Tidak ada Tidak ada- Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

- Rasa hausNormal, tidak haus

* Haus, minum dengan lahap

* Malas minum, sedikit atau tidak bisa minum

2. Periksa turgor kulitKembali dengan cepat

Kembali dengan lambat

* Kembali dengan lambat

3. Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan, jika memiliki 2 / lebih tanda termasuk tanda*

Dehidrasi berat, jika memiliki 2 / lebih tanda termasuk tanda *

Pemberian makanan pada penderita diare (1)

Pemberian makanan per oral diberikan setelah anak rehidrasi. Dengan cara ini penyembuhan

pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik walaupun frekwensi diare

bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut dengan dehidrasi perlu diperhatikan

faktor – faktor sebagai berikut :

a. Insiden diare pada bayi yang mendapat ASI

b. Pemberian ASI sebaiknya diteruskan walaupun frekwensi intoleransi laktosa tinggi.

Untuk anak < 1 tahun atau berat badan < 7 kg, diberikan ASI dan susu rendah laktosa dan asam

lemak tidak jenuh seperti LLM, Elmiron, bubur susu. Sedangkan untuk anak > 1 tahun dengan

Page 14: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau makanan cair atau susu sesuai dengan

kebiasaan makan di rumah. (2)

Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang adalah 99 kcal

dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram. Bila ada infeksi terutama diare maka kebutuhan

kalori dan protein bertambah karena meningkatnya katabolisme protein tubuh. Pertumbuhan

kalori dan protein untuk mengejar laju pertumbuhan (catch up growth) membutuhkan kenaikan

kalori sekitar 30 % dan protein sekitar 100 % dari keadaan basal untuk menggantikan kehilangan

selama diare, sedangkan kalium dibutuhkan untuk mengatasi hipokalemi. (1)

Pengobatan Medikamentosa

1. Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena sebagian

besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self limited dan tidak dapat

dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 – 20 %) yang disebabkan oleh

bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC (Entero Toksigenic E. coli),

Salmonella, Campilobakter dan sebagainya yang pada umumnya baru diketahui setelah

dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan baru datang setelah diare berhenti. (1)

Antibiotika diberikan jika penyebabnya jelas seperti : (2)

- Kolera diberikan Tetrasiklin 25 – 50 mg/kgBB/hari

- Campylobakter diberikan Eritromisin 40 – 50 mg/kgBB/hari

- Bila terdapat penyakit penyerta seperti :

Infeksi ringan (OMA, faringitis) diberikan Penisillin Prokain 50.000 u/kgBB/hari.

Infeksi sedang (bronkitis) diberikan Penisillin Prokain atau Ampisillin 50 mg/kgBB/hari.

Infeksi berat (bronkopneumonia) diberikan Penisillin Prokain dengan Kloramphenikol 74

mg/kgBB/hari atau Ampisillin 75-100 mg/kgBB/hari ditambah Gentamisin 6

mg/kgBB/hari atau derifat Sefalosporin 30 – 50 mg/kgBB/hari.

2. Anti Diare

Obat – obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti

antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaverin, ekstrak beladona, codein, morfin, dsb)

Page 15: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

justru akan memperburuk keadaan karena akan menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen

usus, dilatasi usus, melipatgandakan pembiakan bakteri (over growth), gangguan digesti dan

absorpsi lainnya. Obat ini hanya berkhasiat menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru

akibatnya sangat berbahaya karena baik pemberi obat maupun penderita akan terkelabui.

Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi

bertambah berat yang akhirnya dapat fatal untuk penderita. (1)

3. Absorben

Obat – obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pektin, charcoal (norit, tabonal),

Bismuth Subsalisit, dan sebagainya telah dibuktikan tidak ada manfaatnya. Obat – obat

stimulan seperti adrenalin, nikotinamit dan sebagainya tidak akan dapat memperbaiki syok

atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik).

Pengobatan yang paling tepat ialah pemberian cairan secepatnya. (1)

4. Anti Emetik

Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah muntah

dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja. Pemberian dalam dosis kecil (

0,5 – 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang disertai muntah – muntah hebat dapat

diberikan. Obatanti piretik seperti preparat salisilat (Asetol, Aspirin) dalam dosis rendah (25

mg/kgBB/hari) ternyata selain berguna untuk menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat

dehidrasi atau panas karena infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang

keluar melalui tinja.(1)

Page 16: Diare Akut Pada Bayi Dan Anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I, Editor A. H.

Markum dkk, BP FKUI. Jakarta, 1996 : 448 – 446.

2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,

Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, BP FKUI, Jakarta, 1985 : 283 : 312.

3. Gastroenterologi Anak Praktis : Editor Suharyono, Aswitha Boediarso, EM. Halimun, BP

FKUI, Jakarta, 1988 : 51 – 69.

4. Modul Diklat Jarak Jauh Keterampilan Klinik Diare.