Asuhan Kebidanan Antenatal Care

download Asuhan Kebidanan Antenatal Care

of 18

description

makalah individu PK I fisiologis di BPM

Transcript of Asuhan Kebidanan Antenatal Care

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangSampai saat ini tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Di samping menunjukkan derajat kesehatan masyarakat, juga dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan kualitas pelayanan kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu adalah trias perdarahan, infeksi, dan keracunan kehamilan. Penyebab kematian langsung tersebut tidak dapat sepenuhnya dimengerti tanpa memperhatikan latar belakang (underlying factor), yang mana bersifat medik maupun non medik. Di antara faktor non medik dapat disebut keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup, perilaku dan lain-lain.WHO menyatakan bahwa anemia merupakan sebab penting dari kematian ibu.. Kematian ibu 15-20% secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan anemia. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat mentolerir kehilangan darah. Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur), gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infeksi dan stres kurang, produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi, BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester pertama dan kedua kehamilan. Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan defisiensi zat gizi lain. Oleh karena itu anemia gizi pada masa kehamilan sering diidentikkan dengan anemia gizi besi.Prevalensi anemia yang tinggi dapat membawa akibat negatif seperti: 1) gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak, 2) Kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan efek buruk pada ibu itu sendiri maupun pada bayi yang dilahirkan.Berdasarkan uraian diatas penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang anemia pada ibu hamil Oleh karena itu penulis memilih makalah dengan judul Asuhan Kebidanan Pada Ny. D , G1 P0 A0 Hamil 20 Minggu dengan anemia sedang di BPM Syamsiah Dewantara

B. TujuanMemberikan asuhan kebidanan Pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil dengan pendekatan varney dan mendokumentasikannya dengan SOAP.

C. Manfaat1. Bagi institusi Makalah ini dapat digunakan sebagai masukan, bahan acuan serta meningkatkan pengetahuan dalam melaksanakan asuhan kebidanan Antenatal Care.2. Bagi MahasiswaMenjadi bahan acuan dan bacaan untuk menambah informasi serta meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa Akbid Pemkab Aceh Utara maupun pembaca lainnya tentang Antenatal Care.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Umum Tentang Kehamilan1. Pengertian kehamilana. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) (Saifuddin A.B, 2006).b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar 280 hari (Manuaba I.B.G, 1998).2. Tanda dan gejala kehamilana. Tanda presumtif kehamilan1. Amenore (terlambat datang bulan)2. Mual muntah3. Ngidam4. Sinkope atau pingsan5. Payudara tegang6. Anoreksia nervousa7. Sering kencing8. Konstipasi/obstipasi9. Epulis10. Pigmentasib. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)1. Pembesaran Perut2. Tanda Hegar3. Tanda Goodel4. Tanda Chadwiks5. Tanda Piskacek6. Kontraksi Braxton Hicks7. Teraba Ballotemen8. Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif3. Tanda Pasti (Positive Sign)1. Gerakan janin dalam rahim2. Denyut jantung janin3. Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG(Marjati dkk, 2010:72-75)

B. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care 1. Pengertian Antenatal CareANC(Antenatal Care)adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Guttmacher, 2007).2. Tujuan pelayanan Antenatal Care (ANC), antara lain:a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental dan sosial ibu.c. Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan, komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan pembedahan.d. Mempersiapkan kehamilan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.e. Mempersiapkan Ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI ekslusif.f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara optimal.

3. Tinjauan Tentang Anemia1. Pengertian Anemiaa. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20).b. Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005 ).c. Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009).d. Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).

2. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan a. Anemia Defisiensi BesiAnemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan.b. Anemia MegaloblastikAnemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik.c. Anemia HipoplastikAnemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. d. Anemia HemolitikAnemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.(Wiknjosastro H, 2006, hal.451-458)

3. Klasifikasi anemia : 1) Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut: a) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%b) Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%c) Anemia sedang dengan Hb 7-8gr% d) Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%2) Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat dibagi 3 kategori yaitu (Manuaba, 2002): a) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 11 gr%b) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 8 gr%c) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%

4. Tanda dan Gejala Anemia Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva (http://Depkes.go.id).

5. Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan a. Bahaya selama kehamilan3) Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya.4) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis.5) Menimbulkan plasenta previa.6) Dapat menimbulkan solusio plasenta.b. Bahaya terhadap persalinan7) Persalinan berlangsung lama.8) Sering terjadi fetal distress.9) Persalinan dengan tindakan operasi.10) Terjadi emboli air ketuban.c. Bahaya selama post partum1) Terjadi perdarahan post partum.2) Mudah terjadi infeksi puerperium.3) Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest.4) Subinfolusi uteri.5) Bayi lahir dengan anemia. (Manuaba I.B.G,2000, hal.30-32)d. Bahaya terhadap janin1) Abortus.2) Terjadi kematian intra uterin.3) Persalinan prematuritas tinggi.4) Berat badan lahir rendah.5) Kelahiran dengan anemia.6) Dapat terjadi cacat bawaan.7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.8) Intelegensia rendah. ( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32 )

3. Tinjauan Teori Manajemen Asuhan Kebidanan Menurut VarneyManajemen asuhan kebidanan atau sering disebut manajemen asuhan kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebgai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan, dalam rangkaian tahap-tahap yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus terhadap klien.Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney dalam buku Varneys Midwifery, edisi ketiga tahun 1997, menggambarkan proses manajemen asuhan kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berturut secara sistematis dan siklik (Suryani, 2008;Hal 96).Adapun langkah-langkah dalam manajemen kebidanan menurut Varney yaitu:Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik.Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya. Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosis.Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan Mengantisipasi Penanganannya. Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah 4 : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman. Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasa dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Langkah 7 : Mengevaluasi Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya.

BAB IIITINJAUAN KASUSI. PENGUMPULAN DATATanggal :19-11-2015 Jam 17.30 WIBA. IdentitasNama istri : Ny. DNama Suami : Tn. YUmur :31 tahunUmur : 38 tahunAgama : IslamAgama : IslamSuku/Bangsa : Aceh/IndonesiaSuku/bangsa : Aceh/IndonesiaPendidikan : S1Pendidikan : S1Pekerjaan : IRTPekerjaan : PNSAlamat : Krueng GeukuhB. AnamnesaPada tanggal 19-11-2015 Pukul 17.30 0. Keluhan Utama: Ibu mengatakan hamil anak ke -1 dan mengalami pusing, lemas, mual dan mudah lelah saat beraktivitas0. Riwayat Persalinan: Tidak ada0. Pemeriksaan umumKU: BaikKesadaran : compos mentisTD : 90/70 mmHgPols :80 x / menitRR : 20 x / menitSuhu: 36,5 oCBB : 59 kgTB: 155 cmLILA: 24 cm0. Riwayat Menstruasia. Menarche : 12 tahunb. Siklus : 28 haric. Lama : 7 harid. Jumlah : 2-3 kali ganti pembalut setiap harie. Keluhan : -0. Riwayat kehamilan lalu0. Ibu mengatakan belum pernah hamil sebelumnya6. Riwayat Kehamilan Sekaranga) HPHT : 15-06-2015b) TTP: 22-03-2016c) Tanda-tanda bahaya : ibu menyatakan merasa pusing dan muald) Berat badan sebelum hamil : 48 kge) Berat badan setelah hamil : 55 kg3. Pemeriksaan fisika) Inspeksi1. KepalaKulit Kepala: BersihDistribusi Rambut: Tebal2. WajahOedema: Tidak adaCloasma Gravidarum: Tidak ada3. MataConjungtiva : AnemisSklera: Bersih (putih)4. HidungPolip: Tidak adaSekret: Tidak ada5. MulutLidah: BersihStomatitis: Tidak adaGigi: Bersih, tidak ada kariesEpulis: Tidak adaTonsil: Tidak bengkak6. TelingaSerumen: Tidak ada7. LeherPembengkakan Tiroid : Tidak adab) Palpasi L1 = 3 Jari dibawah pusat (22 cm)L2 = Bagian punggung jani berada disebelah kanan perut ibuL3 = Bagian terendah janin adalah kepalaL4 = Bagian terbawah janin belum masuk PAPc) Auskultasi DJJ : 138x/id) Pemeriksaan penunjangPP Test : Positif (+)HB: 8,6 gr%II. INTERPRETASI DATADiagnosaG1 P0 A0, usia kehamilan 20 minggu, hidup, intrauterine, keadaan umum ibu dan janin baik dengan diagnosa anemia sedangDasarSubjektif: Ibu mengatakan hamil pertama, dan tidak pernah keguguran Ibu mengatakan HPHT: 15-06-2015 Ibu mengeluh pusing, lemas dan mudah lelahObjektif:Tanda tanda vital TD: 90/70mmHgHB : 8,6 gr%Pols: 80x/menitTemp: 36,5CRR : 20x/menit

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL Jika anemia yang ibu rasakan tidak diatasi, maka akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin, menimbulkan hiperemesis gravidarum dan abortus.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA Mandiri: Lakukan pemeriksaan HB setiap kunjungan kehamilanKolaborasi: tidak adaRujukan: tidak ada

V. RENCANA MANAJEMEN1. Lakukan pendekatan pada ibu1. Beri tahu ibu dan keluarga kondisi kehamilan ibu berdasarkan hasil pemeriksaan1. Jelaskan pada ibu tentang tentang keluhan yang ibu rasakan1. Beri KIE ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM II1. Ingatkan ibu tentang nutrisi dan cairan Ibu hamil1. Ingatkan ibu tentang aktivitas dan pola istirahat 1. Beri ibu obat1. Anjurkan kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI 1. Memberitahu ibu dan keluarga tentang keadaannya, meliputi:TD:90/70 mmHgBB:55 kgPols:80 x/iTB:155 cmRR:20 x/iHb 8,6 gr/dlTemp :36,5 oC 2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan yaitu pusing, dan ibu merasa lemas, hal ini disebabkan karena kadar Hb ibu kurang. Ibu dapat meringankannya dengan cara, apabila ibu beristirahat ambil posisi miring kiri, bangun secara berlahan-lahan dari posisi istirahat, hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak, serta hindari berbaring dalam posisi terlentang.3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya kehamilan TM II yaitu bengkak pada wajah dan tangan, keluar air ketuban sebelum waktunya, perdarahan hebat, gerakan janin berkurang,serta pusing yang hebat. Apabila ibu mengalami pusing hebat yang tidak hilang saat ibu istirahat, pandangan ibu kabur, sampai ibu pingsan, ibu segera menghubungi petugas kesehatan.4. Mengingatkan ibu tentang pola nutrisi dan cairan pada ibu hamil, yaitu makan makanan yang bergizi dan seimbang secara teratur 3x sehari yang mengandung cukup kalori, protein, zat besi, vitamin dan mineral. Serta memenuhi kebutuhan cairan tubuh yaitu minum air putih 8-9 gelas sehari, bila perlu segelas susu.5. Mengingatkan ibu tentang pola aktifitas dan istirahat yaitu tetap boleh melakukan aktifitas fisik yang tidak terlalu memberatkan dan melelahkan, mengurangi pekerjaan yang berat-berat. Tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.6. Memberi ibu obat yaitu tablet Hufabion, Hufagesic dan Vit c7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang satu bulan atau saat ibu merasa ada keluhan, seperti pusing, pandangan kabur, dan lain-lain

VII. EVALUASI1. Ibu sudah mengerti tentang keadaannya.2. Ibu sudah mengerti tentang keluhan ibu dan ibu juga sudah mengerti tentang cara meringankan keluhan yang dirasakan dengan cara kalau beristirahat jangan terlentang, ibu dapat miring kiri.3. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya kehamilan TM II dan ibu bersedia datang kepetugas kesehatan apabila terjadi hal-hal tersebut.4. Ibu sudah mengerti tentang pola nutrisi dan cairan, ibu bersedia memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan, makan 3x sehari dan minum 8-9 gelas per hari.5. Ibu sudah mengerti tentang pola aktifitas dan istirahat dan ibu besedia memenuhinya. Tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 7-8 jam.6. Ibu sudah menerima obat, berupa Hufagesic, Hufabion dan ibu mengerti cara meminumnya yaitu diminum dengan air putih.7. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang satu bulan atau saat ada keluhan

BAB IVPEMBAHASANSetelah penulis melakukan pengkajian dan memberikan asuhan kebidanan ANC pada Ny. D dengan usia kehamilan 20 minggu di BPM Syamsiah penulis tidak menemukan kesenjangan antara kasus di lapangan dan teori diantaranya :1. Saat pemeriksaan leopold, pemeriksa harus berada disebelah kanan pasien. Sedangkan dalam teori, pemeriksa harus berada disebelah kanan pasien1. Saat menegakkan diagnosa anemia pada Ny. D, tidak hanya dilakukan pemeriksaan fisik pada bagian mata yaitu konjungtiva. Tetapi juga dilakukan pengecekan HB untuk menegakkan diagnosa yang tepat1. Dalam teori disebutkan untuk pemeriksaan leopold dilakukan pada usia kehamilan 12 minggu, akan tetapi usia kehamilan Ny.D sudah melebihi 12 minggu. Pemeriksaan Leopold dapat dilakukan dengan baik.1. Dalam data pengkajian fisik menurut varney, ada dilakukan pemeriksaan panggul. Sedangkan di lahan praktik tidak ada dilakukan1. Dalam teori disebutkan bahwa, terapi oral yang diberikan pada ibu dengan anemia adalah tablet Fe 30 tablet selama kehamilan. Sedangkan di lahan praktik juga diberikan tablet Fe.

1. 19

BAB VPENUTUP

1. KesimpulanSetelah melakukan asuhan kebidanan ANC pada Ny. D usia kehamilan 20 minggu dengan diagnosa anemia sedang, penulis mengambil kesimpulan bahwa keluhan ibu seperti mual, pusing, mudah lelah saat beraktivitas merupakan tanda dan gejala anemia. Adapun setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa konjungtiva ibu pucat dan jumlah HB 8,6 gr%. Jika hal tersebut dibiarkan terus-menerus, maka akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin. Oleh karena itu dianjurkan pada Ny.D untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, asam olat dan vitamin.

B. Sarana. Untuk lahan praktekAgar lebih meningkatkan pelayanan kesehatan secara tepat dan tepat agar melengkapi sarana dan prasarana yang menunjang dalam melaksanakan asuhan.b. MahasiswaAgar dapat menerapkan asuhan kebidanan menurut teori yang didapat dalam praktek lapangan semaksimal mungkin.c. Ibu hamilAgar tetap memeriksakan kehamilannya secara rutin pada petugas kesehatan.

DAFTAR PUSTAKAManuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.Taber, Ber-Zion. 1994. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC.Rustam, Mochtar. 2005. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta : EGC.Prawirohardjo. Sarwono. 2000. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.