Sap Antenatal Care

29
LEMBAR PERSETUJUAN Makalah Satuan Penyuluhan dengan judul “Antenatal-care” ini telah disetujui oleh Pembimbing akademik dan Pembimbing Klinik Keperawatan Akademi Keperawatan Pandan Harum Banjarmasin Menyetujui, Pembimbing Klinik PKK Pembimbing Akademik Akper Pandan Harum (.......................................) (....................................) Mengetahui, Koordinator PKK 1 Akper Pandan Harum

description

satuan acara penyuluhan

Transcript of Sap Antenatal Care

LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah Satuan Penyuluhan dengan judul “Antenatal-care” ini telah disetujui oleh

Pembimbing akademik dan Pembimbing Klinik Keperawatan

Akademi Keperawatan Pandan Harum Banjarmasin

Menyetujui,

Pembimbing Klinik PKK Pembimbing Akademik

Akper Pandan Harum

(.......................................) (....................................)

Mengetahui,

Koordinator PKK 1

Akper Pandan Harum

Banjarmasin

(.....................................)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ANTENATAL-CARE”

Topik : Antenatal-care

Sub topik : Pengertian antenatal-care, tujuan antenatal-care, pelaksana

antenatal-care, lokasi pelayanan antenatal-care, Pelaksanaan

Pelayanan antenatal-care, frekuensi kunjungan, antenatal-care,

dan keluhan pada masa kehamilan.

Hari/Tanggal :

Waktu/Jam :

Tempat :

Peserta :

Penyuluh : Mahasiswa AKPER PANDAN HARUM Tingkat II

I. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dan keluarga dapat mengetahui

Pengertian antenatal-care, tujuan antenatal-care, pelaksana antenatal-care, lokasi pelayanan

antenatal-care, Pelaksanaan Pelayanan antenatal-care, frekuensi kunjungan, antenatal-care,

dan keluhan pada masa kehamilan.

II. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, ibu hamil dan keluarga mampu :

1. Menjelaskan pengertian dari antenatal-care

2. Menjelaskan tentang tujuan antenatal-care

3. Menjelaskan tentang pelaksana antenatal-care

4. Menjelaskan tentang lokasi pelayanan antenatal-care

5. Menjelaskan tentang Pelaksanaan Pelayanan antenatal-care

6. Menjelaskan tentang frekuensi kunjungan, antenatal-care

7. Menjelaskan tentang keluhan pada masa kehamilan

III. Materi

a. Pengertian antenatal-care

b. Tujuan antenatal-care

c. Pelaksana antenatal-care

d. Pelayanan antenatal-care

e. Pelaksanaan Pelayanan antenatal-care

f. Frekuensi kunjungan, antenatal-care

g. Keluhan pada masa kehamilan

IV. Metode

Ceramah dan tanya jawab.

V. Media dan alat peraga

a. Laptop

b. LCD

c. Leaflet

d. Flip Chart

VI. Kegiatan.

NO Kegiatan Respon Waktu

1 Pembukaan

- Mengucapkan salam

- Menjelaskan tujuan

- Kontrak waktu

- Test awal

-Membalas salam

- Mendengarkan

- Memberi respon

2 Inti

- menjelaskan pengertian

antenatal-care

- Menjelaskan tentang tujuan

antenatal-care

- Menjelaskan tentang pelaksana

antenatal-care

- Menjelaskan tentang lokasi

pelayanan antenatal-care

- Menjelaskan tentang

Pelaksanaan Pelayanan

antenatal-care

- Menjelaskan tentang frekuensi

kunjungan, antenatal-care

- Menjelaskan tentang keluhan

pada masa kehamilan

-Mendengarkan

dengan penuh

perhatian

3 Penutup- Tanya jawab- Test terakhir- Menyimpulkan hasil penyuluhan- Memberi salam penutup

-Menanyakan

yang belum jelas

-Aktif bersama

menyimpulkan

-Membalas salam

VII. Pengorganisasian

a. Moderator :

Tugas : Memimpin jalannya acara dan proses penyuluhan

b. Penyaji :

Tugas : Menyampaikan materi penyuluhan

c. Notulen :

Tugas : Mencatat pertanyaan dari peserta

d. Observer :

Tugas : Mengamati jalannya proses penyuluhan sesuai dengan SAP

e. Fasilitator :

Tugas : Menyediakan fasilitas pendukung proses penyuluhan

f. Konsumsi :

Tugas : Menyediakan konsumsi bagi peserta penkes

VIII. Pola Penyuluhan

layar

Penyaji Operator

Notulen Moderator LCD Laptop

Peserta

PesertaPesertaPeserta

Peserta

PesertaPeserta

Peserta

Peserta

Peserta

PesertaPeserta

Lampiran : materi penyuluhan

ANTENATAL-CARE

1. Pengertian

Antenatal care adalah : Pelayanan kesehatan atau perawatan kepada ibu selama masa

kehamilan (DepKes RI, 1997 : 26).

Menurut Prawiroharjo S. (1994 : 72) antenatal care adalah : pengawasan terhadap ibu

hamil dengan mempersiapkan sebaik-baiknya fisik dan mental ibu dalam kehamilan,

persalinan dan nifas sehingga selalu dalam keadaan sehat dan normal.

2. Tujuan

Antenatal Care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan,

persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta menghasilkan bayi yang sehat. (Dep Kes

RI, 1997 : 48).

Menurut Reeder S.J. (1997 : 111) tujuan antenatal care adalah melindungi dan menjaga

kesehatan serta kehidupan ibu dan janin selama kehamilan dengan mempertimbangkan sosio

kultural keluarga (meliputi status ekonomi, tingkat pendidikan dan support system).

Sedangkan tujuan utama pelayanan antenatal care di Indonesia adalah :

1) Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat saat kehamilan,

persalinan dan nifas.

2) Mengenal dan menangani penyakit yang menyerati kehamilan, persalinan dan nifas.

3) Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan,

laktasi dan keluarga berencana.

4) Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.

3. Pelaksana

Sebagai pelaksana pelayanan antenatal care terdiri atas :

Tenaga medis meliputi dokter umum dan dokter spesialis Obstretik Gineokologi.

Tenaga perawat meliputi bidan/perawat yang telah mendapatkan pelatihan antenatal

care. (Dep Kes RI, 1994 : 16)

4. Lokasi Pelayanan

Menurut Dep Kes RI (1994 : 16), tempat pemberian pelayanan antenatal care dapat

bersifat statis dan aktif meliputi :

1. Puskesmas/ puskesmas pembantu

2. Pondok bersalin desa.

3. Posyandu.

4. Rumah Penduduk (pada kunjungan rumah.

5. Rumah sakit pemerintah/ swasta

6. Rumah sakit bersalin

7. Tempat praktek swasta (bidan dan dokter)

5. Pelaksanaan Pelayanan

Pelayanan antenatal care selengkapnya mencakup anemnesis, pemeriksaan fisik (umum

dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas indikasi dasar dan intervensi khusus sesuai

dengan tingkat resiko. Dengan penerapan operasionalnya dikenal standar minimal ”5T” untuk

pelayanan antenatal yang terdiri atas :

Timbang berat badan

Ukuran tekanan darah, diukur setiap kunjungan

Ukur tinggi fundus uteri, dilakukan setiap kunjungan dimana fundus uteri mulai

teraba setelah usia kehamilan > 12 minggu.

Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid atau TT lengkap, mulai diberikan usia

kehamilan 16 minggu dengan interval pemberian selanjutnya 4 minggu.

Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil, mulai diberikan pada usia

kehamilan 20 minggu diminum 1 hari 1 tablet.

Dengan demikian maka secara operasional pelayanan antenatal yang tidak

memenuhi standar minimal ”5T” tersebut belum dianggap suatu pelayanan antenatal care

(Dep Kes RI, 1995 : 18).

Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang

memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan

tidak mengandung arti bahwa selalu ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan tetapi dapat

juga sebaliknya yaitu ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya.

Selama kehamilan keadaan ibu dan janin harus selalu dipantau jika terjadi

penyimpangan dari keadaan normal dapat dideteksi secara dini dan diberikan penanganan

yang tepat. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan memeriksakan diri secara berkala selama

kehamilannya.

Menurut Manuaba (2000 : 129), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan

dilakukan berulang dengan ketentuan sebagai berikut :

- Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.

- Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan.

- Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan.

- Setiap minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.

Dalam pelaksanaan ANC terdapat kesepakatan adanya standar minimal yaitu dengan

pemeriksaan ANC 4 kali selama kehamilan dengan distribusi sebagai berikut :

- Minimal satu kali pada trimester I

- Minimal satu kali pada trimester II

- Minimal dua kali pada trimester III (Dep Kes RI, 1994 : 24)

Menurut Jumiarni (1995 : 34), frekuensi ANC diharapkan paling kurang 8 kali (7 – 9

kali) sehingga pengawasan ibu dan janin dapat dilaksanakan dengan optimal. Pemeriksaan

kehamilan tersebut dilaksanakan dengan jadwal dan kegiatan sebagai berikut :

Kunjungan 1 (0-12 minggu), kunjungan II 12-24 minggu

Pada kunjungan ini dilakukan:

1. Anamnesis lengkap, termasuk mengenai riwayat obstertric dan ginekologi.

2. Pemeriksaan fisik ; Tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh, bunyi jantung,

bunyi pernafasan, reflek patella, edema dan lain-lain.

3. Pemeriksaan obstetric : Usia kehamilan, tinggi fundus uteri, DJJ (kehamilan lebih

dari 12 minggu), pengukuran panggul luar.

4. Pemeriksaan laboratorium : urine lengkap, darah (Haemoglobin, leukosit, Diff,

Golongan darah, Rhesus, sitologi, dan gula darah).

5. Penilaian status gizi, dilihat dari keseimbangan antara berat badan (BB) dan tinggi

badan (TB).

6. Penilaian resiko kehamilan.

7. KIE pada ibu hamil tentang keberhasilan diri dan gizi ibu hamil.

8. Pemberian imunisasi TT 1.

Kunjungan III, 28 – 32 Minggu

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, laju pertumbuhan janin,

kelainan atau cacat bawaan.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anemnese meliputi keluhan dan perkembangan yang dirasakan oleh ibu.

2. Pemeriksaan fisik dan obstetric (pengukuran panggul luar tak perlu dilakukan lagi).

3. Pemerksaan dengan USG. Biometri janin (besar dan usia kehamilan), aktifitas

janin, kelainan, cairan ketuban dan letak plasenta, serta keadaan plasenta.

4. Penilaian resiko kehamilan.

5. KIE tentang perawatan payudara.

6. Pemberian imunisasi TT 2 dan vitamin bila perlu.

Kunjungan IV kehamilan 34 minggu.

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan dan pemeriksaan laboratorium

ulang. Kegiatannya adalah

1) Anamnese keluhan dan gerakan janin.

2) Pengamatan gerak janin

3) Pemeriksaan fisik dan obstetrik (pemeriksaa panggl dalam bagi kehamilan

pertama)

4) Penilaian resiko kehamilan.

5) Pemeriksaan laboratorium ulang : Hb, Ht, dan gula darah.

6) Nasehat senam hamil, perawatan payudara dan gizi.

Kunjungan V (36 minggu), Kunjungan VI (38 minggu), Kunjungan VII (40 minggu)

(2 minggu 1 kali)

Pemeriksaan terutama untuk menilai resiko kehamilan, aktifitas janin dan pertumbuhan

janin secara klinis.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan, gerakan janin dan keluhan.

2. Pemeriksaan laboratorium ulang (Hb dan gula darah).

3. Pemeriksaan fisik dan obstetrik.

4. Penilaian resiko kehamilan.

5. USG ulang pada kunjungan 4.

6. KIE tentang senam hamil, perawatan payudaran, dan persiapan persalinan.

7. Pengawasan penyakit yang menyertai kehamilan dan komplikasi trimester III.

8. Penyuluhan diet 4 sehat 5 sempurna.

Kunjungan VIII 41 minggu, kunjungan IX 42 minggu (1 minggu sekali)

Pemeriksaan terutama ditujukan kepada penilaian, kesejahteraan janin dan fungsi

plasenta serta persiapan persalinan.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

1. Anamnese meliputi keluhan dan lain-lain.

2. Pengamatan gerak janin.

3. Pemeriksaan fisik dan obstetric.

4. Pemeriksaan USG yaitu pemeriksaan yang memantau keadaan jantung janin

sehubungan dengan timbulnya kontraksi.

5. Memberi nasehat tentang tanda-tanda persalinan, persiapan persalinan dan rencana

untuk melahirkan.

6. Sesuai standar kunjungan ibu hamil diatas maka semakin tua umur kehamilan

harus semakin sering memeriksakan kehamilannya, resiko kehamilan semakin

tinggi, semakin tinggi pula kebutuhan untuk memeriksakan kehamilannya.

Berdasarkan uraian diatas berikut ini akan digambarkan jadwal/frekuensi antenatal

care sebagai berikut :

Tabel Frekuensi / Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Minimal Frek Optimal Frek Ideal Frek

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

1

1

2

- Kehamilan

1 – 12

minggu

- Kehamilan

12 – 28

minggu

- Kehamilan

28 – 32

minggu

- Kehamilan

34 – 40

minggu

- Kehamilan

41 – 42

minggu

1

2

1

3

- Sejak haid

terlambat 1

bulan

- Sampai

kehamilan 28

mg (1 bulan

1x)

- Kehamilan

28-36 mg (2

mg 1x)

- Kehamilan

7 / 37

(1 mg 1x)

1

5

4

5

Total 4 9 15

Sumber : Dep Kes RI, 1994 : 24, Jumiarni, 1995 : 34, Manuaba, 1998 : 130

Dari tabel diatas dapat disampaikan hal – hal sebagai berikut :

1. Frekuensi pemeriksaan kehamilan minimal (4 kali,Depkes,l994) Frekuensi

pemeriksaan kehamilan dilakukan 4 kali yang terbagi dalam triwulan I,II,III.

Frekuensi ini dapat terjadi bila segalanya normal tanpa adanya resiko dan frekuensi

lebih sering dilakukan pada triwulan III untuk deteksi dini terhadap kelainan.

2. Frekuensi pemeriksaankehamilan optimal ( 9 kali, Jumiarni l994)

Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak haid terlambat sampai dengan usia

kehamilan 12 minggu l kali. Pemeriksaan tiap l bulan sekali dilakukan sampai

dengan usia kehamilan 36 minggu, sedangkan pemeriksaan kehamilan 36 – 40

minggu dilakukan setiap 2 minggu sekali.dan sampai dengan melahirkan

pemeriksaan dilakukan l minggu sekali. Dengan frekuensi demikian adanya

penyulit kehamilan dapat dideteksi dan diatasi sedini mungkin.

3. Frekuensi pemeriksaan kehamilan ideal (Manuaba, 1998).

Pemeriksaan kehamilan dilakukan sejak terlambat haid satu bulan sampai dengan

usia kehamilan 28 minggu dilakukan satu bulan satu kali. Pada usia kehamilan 28 –

36 minggu pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu sekali dan usia 37 minggu

sampai dengan melahirkan pemeriksaan dilakukan 1 minggu sekali. Pemeriksaan

kehamilan ini yang paling ideal sehingga diharapkan dengan frekuensi seperti ini

penyulit kehamilan dapat terdeteksi dan diatasi sedini mungkin.

Menurut Manuaba (2000 : 130), jadwal melakukan ANC sebaiknya

12 – 13 kali selama hamil. Dinegara berkembang ANC dilakukan sebanyak 4 kali

sudah cukup (tercatat).

Menurut Puji Rochyati Penentuan frekuensi ANC antara lain didasarkan atas resiko

kehamilan yang dihadapi oleh ibu hamil, adapun resiko itu dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel Screening/ Deteksi Dini Ibu Hamil Resiko Tinggi

A) Kehamilan Skor pada kelompok umur/tahun skore awal:

………

Ke < 16 17 - 19 20 – 34 > 35

1 4 4 2 4

2 4 2 4

3 4 2 4

4 2 4

>5 4 4

Kelompok Faktor Resiko No. Kondisi Ibu Hamil Skor

B)

1 Terlalu muda, hamil pertama < 16 tahun 4

2 a. Terlalu tua hamil pertama > 35 tahun 4

Ⅰ.

b. Terlalu lambat hamil pertama 4

3 Anak terkecil > 10 tahun 4

4 Anak terkecil > 2 tahun 4

5 Terlalu banyak punya anak 4 atau lebih 4

6 Terlalu tua, umur > 35 tahun 4

7 Terlalu pendek < 145 cm 4

8 Pernah gagal kehamilan 4

9 Pernah melahirkan dengan :

a. Tarikan tang/ vakum

b. Uri rogoh

c. Diberi infus/ transfusi

4

10 Pernah dioperasi 4

Ⅱ.

11 Penyakit pada ibu hamil :

a. Kurang darah.

b. Malaria

c. Tuberkulosa paru

d. Payah jantung

e. Kencing manis/ diabetes

4

12 Bengkak pada muka dan tungkai (tekanan

darah tinggi)

13 a. Letak sungsang

b. Letak lintang

4

14 Hamil kembar 2 atau lebih 4

15 Hamil kembar air (Hydrammon) 4

16 Bayi mati dalam kandungan 4

17 Kehamilan lebih bulan 4

Ⅲ. 18 Perdarahan waktu hamil ini 8

19 Kejang-kejang hamil > 7 8

Jumlah skor kelompok faktor resiko I, II dan III (B)

Jumlah skor awal (A)

Jumlah skor (A + B)

Pedoman penyuluhan menuju persalinan aman :

Jumlah

skor

Kelompok

resiko

Periksa

kehamilan

Rujukan

kehamilan

Tempat

persalinan

Penolong

2 – 4 Resiko

ringan

Bidan Tidak

dirujuk

Rumah pasien Bidan

Dukun

6 – 8 Resiko

tinggi

Bidan Bidan Rumah

Polindes

Bidan

> 10 Resiko

tinggi

Dokter Dokter Puskesmas

Rumah sakit

Dokter

Menurut Dep Kes RI (1992), faktor resiko ibu hamil seperti yang tercantum dalam

KMS ibu hamil adalah sebagai berikut :

1. Anemia berat (Hb < 8 gr %)

2. Tekanan darah diastole > 90 mmHg

3. Perdarahan selama kehamilan

4. Kelainan pada persalinan terdahulu

5. Jarak kehamilan terakhir kurang dari 2 tahun

6. Tinggi badan kurang dari 140 cm

7. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih 35 tahun

8. Pernah sakit kronis

Tabel Penilaian resiko kehamilan (Depkes RI, 1992 : 85)

No. Kriteria Jumlah

Nilai

1. Kematian neonatal

Riwayat preterm

Riwayat preeklamsi

Penyakit paru

Anemi 8-10 gr%

Tinggi badan < 145 cm

BB < 40 atau > 70 kg

Premipara < 20 tahun

dan > 35 tahun

Multi para > 40 tahun

Paritas > 3

Tanpa antenatal

1

2. Abortus > 3

Riwayat SC

Placenta previa

Diabetes mellitus

Gemelli

Sungsang

Partus percobaan

Hiperteoridism

2

3. Riwayat lahir mati

Penyakit ginjal

Partus 32 – 36 minggu

Posterum > 42 minggu

Penyakit hepar

Preeklamsi berat

Sungsang (premipara)

Ketuban pecah > 6 jam

Mekonium (kepala)

Partus > 24 jam

Plasenta previa

SC

3

4. Diabetes mellitus

Fitiumcordis

KMK

DJJ ireguler < 120 atau

> 180 kali / menit 4

5. Eklamsi

Hedramnion

Incomtabilitas RH

Solutio pacenta

5

Infeksi intra partum

KPD > 24 jam

Letak lintang

Prolapsus tali pusat

Keterangan :

1. Bila jumlah nilai resikonya > 3 ibu hamil perlu dirujuk ke Puskesmas untuk

mendapatkan pemriksaan dan penanganan yang lebih teliti dari dokter.

2. Bila jumlah nilai resiko > 5 ibu hamil harus dirujuk ke rumah sakit. Ibu hamil yang

boleh ditolong perawat/ bidan hanya pasien dengan resiko rendah dengan nilai < 3.

7. Keluhan Pada Masa Kehamilan

Keluhan ada masa hamil menurut Dep.Kes.RI. (1994: 84) adalah suatu kondisi

bersifat subyektif dimana pada individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap

kehamilannya. Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Keluhan pada Triwulan I usia kehamilan 1 – 3 bulan

Pada triwulan ini keluhan yang timbul adalah :

1. Mual dan Muntah

Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang menjelang tengah hari. (Morning

Sicknes)

2. Perasaan neg atau mual

Hal ini terjadi bila mencium bau yang menyengat penciuman, misalnya : Bawang

goreng, minyak rambut.

3. Pusing terutama bila akan bangun dari tidur

Hal ini terjadi karena adanya gangguan keseimbangan, perut kosong.

4. Sering kencing

Sering kencing terjadi karena tekanan uterus yang membesar dan menekan pada

kandung kencing.

5. Keputihan (leukorhoe)

Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen dan progesteron) yang

mempengaruhi mukosa servix dan vagina.

6. Pengeluaran darah pervaginam

Bila terjadi perdarahan, perlu diwaspadai ancaman abortus.

7. Perut membesar lebih besar dari usia kehamilan

Bila terjadi pembesaran uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan diwaspadai

kemungkinan terjadi molla hidatidosa.

Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan mempengaruhi penerimaan ibu

terhadap kelainan-kelainan yang timbul. Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan

tersebut menimbulkan rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya.

Pada masa ini sering timbul konflik karena pengalaman baru, sehingga ibu hamil perlu

mendapatkan perhatian dan dukungan suami.

Keluhan pada triwulan II, usia 4 – 6 bulan

Pada triwulan ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga bila ada ibu

hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada triwulan I yang menyangkut faktor-faktor

subyektif, perlu diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.

Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap kehamilannya, perasaan

ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu

merasakan pengalaman baru, mulai merasakan gerakan bayi, terdengarnya detak jantung

janin (DJJ) melalui alat doptone atau melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG.

Triwulan II juga dikatakan fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan

tanpa gangguan yang berarti.

Pada triwulan III, usia kehamilan 7 – 9 bulan

Pada triwulan ini keluhan yang sering muncul akan mencerminkan prognose

kehamilan. Keluhan yang bersifat subyektif perlu mendapatkan perhatian karena hal ini

menunjukkan kepada kondisi patologis. Kejadian yang sering timbul antara lain :

1. Pusing disertai pandangan berkunang-kunang

Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan HB kurang dari

10 %.

2. Pandangan mata kaburdisertai pusing

Hal ini dapat digunakan rujukan kemungkinan adanya hipertensi.

3. Kaki odem

Odem pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu gejala dari trias klasik

ekslamsi, yakni hipertensi, odem pada kaki dan protein uri. Sesak nafas pada

triwulan III perlu dicurigai kemungkinan adanya kelainan adanya kelainan letak

(sungsang) kelainan posisi bayi.

4. Perdarahan

Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu dicurigai adanya

placenta praevia atau solutio plasenta.

5. Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, cairan jernih bukan pada

saat kencing perlu dicurigai adanya ketuban pecah dini (KPD).

6. Sering kencing

Pada triwulan III karena kepala bayi akan masuk ke pintu atas panggul (PAP)

pada usia kehamilan 36 minggu. Sering kencing disebabkan tekanan kepala bayi

pada kandung kemih.

Apabila ibu hamil mendapat keluhan diatas, perlu segera periksa ke fasilitas

kesehatan, untuk itu penyuluhan pada triwulan III diarahkan kepada hal-halyang

berkaitan dengan antisipasi dari keluhan di atas. Selain keluhan di atas pada

truwulan III ditandai dengan adanya kegembiraan emosi karena akan lahirnya

seorang bayi. Reaksi calon ibu terhadap persalinan secara umum tergan\tung pada

persiapan dan persepsinya terhadap kewjadian ini, untuk itu kerjasama dan

komunikasi yang baik selama ANC perlu dibina sehingga ibu dapat melalui masa

kehamilan dan persalinan dengan perasaan gembira (Hamiton, 1998: 163).

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.org

www.google.com

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DENGAN JUDUL

“ANTENATAL-CARE”

DISUSUN OLEH:

NAMA: EHDA KHAIRINA

N.I.M: 712003S10014

TINGKAT: ⅡA

YAYASAN ABDI KALIMANTAN

AKADEMI KEPERAWATAN PANDAN HARUM

BANJARMASIN

2011/2012