Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pendidikan formal (sekolah) penilaian dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai kedudukan yang sangat penting. Melalui penilaian tersebut seorang guru/dosen dapat mengevaluasi atau menilai sejauh mana keberhasilan dari apa yang sudah guru/dosen berikan kepada peserta didiknya. Yang dalam perkembangan saat ini guru tidak lagi menilai apa yang yang tidak diketahui oleh siswa, namun sebaliknya guru/dosen menilai hal-hal yang diketahui oleh siswa. Siswa dinilai dari berbagai hal, baik penilaian selama proses pembelajaran berlangsung maupun terhadap hasil pembelajaran. Guru/dosen dapat menggunakan banyak cara untuk menilai kompetensi peserta didik, penilaian tersebut dapat dikelompokkan menjadi 1. Penilaian proses, 2. Penilaian produk. 3. Penilain portofolio, dalam penilaian proses dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu tes dan nontes. Tes dapat berupa tes tertulis dan tes lisan cenderung digunakan untuk mengukur kompetensi dari ranah kognitif dan sifat jawabannya adalah mutlak. Nontes cenderung digunakan untuk mengukur kompetensi di luar ranah kognitif dan sifat jawabannya adalah variatif atau tidak ada kemutlakan untuk benar dan salahnya. Jadi, nontes lebih cenderung bersifat subyektif. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan tahap-tahap penskoran yang benar dan tepat mengukur dan menilai jawaban siswa atau bagaimana menskor pekerjaan siswa Agar perbedaan persepsi dan unsur subyektifitas dapat diminimalisir, maka perlu dikembangkan kriteria atau rubric yang digunakan sebagai pedoman atau alat penilaian kinerja dan hasil kerja peserta didik. Dengan demikian, rubrik dapat membantu guru/dosen untuk menilai kemampuan siswa dan menentukan tingkat ketercapaian kinerja yang diharapkan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

Transcript of Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

Page 1: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pendidikan formal (sekolah) penilaian dalam kegiatan belajar mengajar

mempunyai kedudukan yang sangat penting. Melalui penilaian tersebut seorang

guru/dosen dapat mengevaluasi atau menilai sejauh mana keberhasilan dari apa

yang sudah guru/dosen berikan kepada peserta didiknya. Yang dalam

perkembangan saat ini guru tidak lagi menilai apa yang yang tidak diketahui oleh

siswa, namun sebaliknya guru/dosen menilai hal-hal yang diketahui oleh siswa.

Siswa dinilai dari berbagai hal, baik penilaian selama proses pembelajaran

berlangsung maupun terhadap hasil pembelajaran. Guru/dosen dapat

menggunakan banyak cara untuk menilai kompetensi peserta didik, penilaian

tersebut dapat dikelompokkan menjadi 1. Penilaian proses, 2. Penilaian produk.

3. Penilain portofolio, dalam penilaian proses dibagi menjadi 2 bagian besar, yaitu

tes dan nontes. Tes dapat berupa tes tertulis dan tes lisan cenderung digunakan

untuk mengukur kompetensi dari ranah kognitif dan sifat jawabannya adalah

mutlak. Nontes cenderung digunakan untuk mengukur kompetensi di luar ranah

kognitif dan sifat jawabannya adalah variatif atau tidak ada kemutlakan untuk

benar dan salahnya. Jadi, nontes lebih cenderung bersifat subyektif. Untuk

menghindari hal tersebut, diperlukan tahap-tahap penskoran yang benar dan tepat

mengukur dan menilai jawaban siswa atau bagaimana menskor pekerjaan siswa

Agar perbedaan persepsi dan unsur subyektifitas dapat diminimalisir, maka perlu

dikembangkan kriteria atau rubric yang digunakan sebagai pedoman atau alat

penilaian kinerja dan hasil kerja peserta didik. Dengan demikian, rubrik dapat

membantu guru/dosen untuk menilai kemampuan siswa dan menentukan tingkat

ketercapaian kinerja yang diharapkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

Page 2: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

2

1. Apakah pengertian rubrik?

2. Apa saja tipe rubrik?

3. Bagaimana cara mendesain rubrik dan menggunakan rubrik?

4. Bagaimana menskor pekerjaan siswa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. Mengetahui dan memahami pengertian rubrik.

2. Mengetahui dan memahami tipe dari rubrik.

3. Mengetahui dan memahami cara mendesain dan menggunakan rubrik.

4. Mengetahui dan memahami menskor pekerjaan siswa.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini adalah:

1. Bagi Mahasiswa

Sebagai calon pendidik, mahasiswa dapat mengetahui serta memahami

rubrik meliputi pengertian, tipe, cara medesain dan cara penilaian

menggunakan rubrik, serta cara menskor pekerjaan siswa.

2. Bagi Guru

Para guru dapat menjadikan makalah ini sebagai gambaran mengenai cara

menyusun rubrik dan mengetahui kelebihan dari masing-masing rubrik

tersebut, serta mampu menskor pekerjaan siswa dengan tepat.

Page 3: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Rubrik

Rubrik adalah salah satu asesmen alternatif yang dapat digunakan untuk

mengukur dan menilai peserta didik secara komprehensif. Dikatakan

komprehensif karena kompetensi peserta didik tidak hanya dilihat pada akhir

proses saja, tetapi juga pada saat proses berlangsung. Karenanya rubrik disini

dapat berfungsi ganda, satu sisi sebagai penuntun kerja dan sebagai instrumen

evaluasi di sisi yang lainnya. Rubrik juga sangat cocok digunakan pada era

yang sangat mengedepankan kompetensi/kinerja seperti sekarang ini.

Selain itu, Heidi Goodrich Andrade (1997) dalam Zainul (2003: 5.17)

mendefinisikan rubric sebagai suatu alat penskoran yang terdiri dari daftar

seperangkat kriteria atau apa yang harus dihitung. Definisi yang dikemukakan

oleh Goodrich ini sangat singkat dan jelas, sehingga hanya dengan sekali

membacanya, kita sudah tahu dan mengerti apakah hakikat rubric

sebenarnya. Tidak jauh berbeda dengan Goodrich, Arends mendefinisikan

scoring rubrics sebagai deskripsi terperinci tentang tipe kinerja tertentu dan

kriteria yang akan digunakan untuk menilainya.

Menurut Bernie Dodge dan Nancy Pickett

(http://en.wikipedia.org/wiki/Rubrik_(academic)) rubric adalah alat skoring

untuk asesmen yang bersifat subjektif, yang didalamnya terdapat satu set

kriteria dan standar yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang akan

diases ke anak didik. Berbeda dengan dua pendapat sebelumnya, Bernie dan

Nancy merincikan kembali rubric sebagai berikut: fokus untuk mengukur

suatu sasaran [kinerja, perilaku, atau mutu], menggunakan peringkat, dan

berisi karakteristik spesifik yang diatur dalam skala yang menggambarkan

standar kinerja yang akan diukur tersebut.

Lebih sederhana dari itu Nitko (1996: 241) menyatakan dalam bukunya,

Scoring rubrics adalah suatu alat yang berisi seperangkat aturan yang

digunakan untuk mengases kualitas dari performansi/kinerja mahasiswa.

Page 4: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

4

Sama halnya dengan Goodrich, Nitko juga mendefinisikan scoring rubric

secara sederhana, singkat, dan jelas.

Secara umum, rubrik yang dimaksudkan merupakan hirarki dari standar-

standar yang digunakan untuk menskor kerja siswa (NCTM,2000b). Rubrik

ini dapat dikembangkan oleh guru, atau oleh guru bersama-sama siswa.

2.2 Tipe-tipe Rubrik

Secara umum ada dua tipe rubrics, yaitu holistik dan analitik. Rubrics

holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang

kinerja (produk dan proses) secara keseluruhan, terlepas dari bagian-bagian

komponennya. Sedangkan rubrics analitik menuntut pemberi skor untuk

menilai setiap komponen tugas (komponen-komponen yang terpisah). Mertler

mengatakan bahwa “rubrics holistik lebih cocok bila tugas kinerjanya

menuntut peserta didik untuk membuat respons tertentu dan tidak ada

jawaban yang mutlak benar. Rubrics analitik biasanya lebih disukai bila yang

dituntut adalah tipe respons yang agak terfokus”. Sama halnya dengan

Mertler, Gissele O. Martin-Kniep juga mengemukan bahwa rubric memiliki 2

jenis, yaitu: rubric holistik dan analitik. Rubric holistik adalah rubric yang

menggunakan skor tunggal dalam menilai produk, proses, dan penampilan.

Rubric holistik terdiri dari beberapa kriteria namun tetap merujuk dalam satu

klausa atau paragraf. Sedangkan rubric analitik menilai produk, proses, dan

penampilan dalam atribut atau dimensi yang terpisah dan mempunyai

deskriptor untuk tiap dimensinya.

Sesungguhnya dari kedua tipe rubrik ini tidak ada lebih baik ataupun

lebih buruk. Keduanya memiliki tempat dalam penilaian otentik, tergantung

pada :

Materi yang sedang diajarkan.

Karena ada detail yang kurang untuk menganalisis dalam rubrik holistik,

dan siswa mungkin lebih mudah dapat mengintegrasikan ke dalam skema

mereka.

Berapa banyak guru yang mencetak produk?

Page 5: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

5

Guru yang berbeda memiliki ide yang berbeda pula tentang apa yang

merupakan kriteria yang dapat diterima. Detail ekstra dalam rubrik analitik

akan membantu nilai peserta didik dengan menekankan beberapa kriteria

yang sama.

Akan tetapi dapat disampaikan beberapa keunggulan dari masing-masing

tipe rubrik yaitu:

1. Keunggulan Rubrik Holistik antara lain :

Pekerjaan dinilai melalui keseluruhan kualitas

Semua proses diberikan bobot yang sama

Menekankan pada proses berfikir dan berkomunikasi dalam matematika

2. Keunggulan rubrik analitik antara lain :

Menekankan pada cara yang berbeda dalam menyelesaikan tugas

Beberapa proses mungkin mendapatkan penekanan atau bobot yang

berbeda

Lebih mudah diterapkan

Memberikan sebagian kredit

Adapun contoh dari Rubrik Holistik dan Analitik secara umum adalah :

1. Rubrik Analitik

Keterangan Nilai dan Kriteria Umum

Pemahaman Masalah Tidak memahami (0)

Memahami sebagian (3)

Dan dapat memahami (6)

Perencanaan Strategi Strategi salah (0)

Sebagian strategi benar (3)

Dan semua strategi tepat (6)

Jawaban yang didapat Jawaban salah (0)

Sebagian jawaban benar (3)

Dan semua strategi tepat (6)

Page 6: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

6

2. Rubrik Holistik

Nilai Keterangan Kriteria Umum

3 Sangat

memuaskan

Menunjukkan pemahaman konsep secara tepat dan teliti,

perhitungan benar, menggunakan tabel , gambar, dan grafik

secara benar dan teliti, menggunakan strategi yang tepat ,

serta alasan tepat dan masuk akal.

2 Memuaskan Menunjukkan pemahaman konsep yang tepat, perhitungan

benar, menggunakan tabel, gambar dan grafik benar tetapi

kurang teliti, penggunaan strategi tepat dan alasan tepat tapi

kurang masuk akal.

1 Kurang

memuaskan

Menunjukkan pemahaman konsep kurang tepat, perhitungan

kurang tepat, penggunaan tabel, gambar, dan grafik tidak

teliti, penggunaan strategi kurang tepat dan alasan kurang

tepat.

0 Tidak

memuaskan

Menunjukkan ketidakpahaman konsep, perhitungan tidak

tepat, tidak menggunakan tabel, gambar ataupun grafik,

penggunaan strategi tidak tepat dan alasan tidak tepat.

2.3 Cara Mendesain dan Menggunakan Rubrik

Untuk memulai mengembangkan rubrik, Gronlund, Linn, dan Davis

(2000) dan Wiggins (1988) memberikan beberapa pedoman sebagai berikut.

1. Fokuskan pada hasil belajar yang membutuhkan keterampilan kognitif dan

kinerja anak didik yang kompleks.

2. Pilih atau kembangkan tugas-tugas yang merepresentasikan isi dan

keterampilan sentral untuk hasil-hasil belajar yang penting.

3. Minimalkan ketergantungan kinerja tugas pada keterampilan-keterampilan

yang tidak relevan dengan maksud tugas asesmen yang dimaksud.

4. Berikan kerangka kerja/instruksi kerja (scaffolding) yang dibutuhkan anak

didik agar mampu memahami tugasnya dan apa yang diharapkan

Page 7: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

7

5. Konstruksikan petunjuk-petunjuk tugas sedemikian rupa sehingga tugas

anak didik menjadi benar-benar jelas.

6. Komunikasikan dengan jelas ekspektasi kinerja dalam kaitannya dengan

kriteria yang akan dijadikan dasar penilaian kinerja.

Dalam mengembangkan scoring rubrics, perlu memperhatikan beberapa

langkah. Donna Szppyrka dan Ellyn B. Smith (1995) menyebutkan langkah-

langkah pengembangan scoring rubrics sebagai berikut ((Zainul dan

Mulyana, 2003: 5.22):

1. Menentukan konsep, keterampilan, dan kinerja yang akan diases

(asesmen), serta model rubrik yang digunakan.

2. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan konsep dan atau

keterampilan yang akan diases ke dalam rumusan atau definisi yang

menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.

3. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas (task)

yang harus diases.

4. Menentukan skala yang akan digunakan.

5. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan

kinerja yang tidak diharapkan (secara gradual). Deskripsi konsep atau

keterampilan kinerja tersebut dapat diikuti dengan memberi angka pada

setiap gradasi atau memberi deskripsi gradasi.

6. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kerja

mahasiswa dengan rubric yang telah dikembangkan.

7. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja mahasiswa

dari uji coba tersebut kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi

kinerja, maupun konsep dan keterampilan yang akan diases.

8. Memikirkan kembali tentang skala yang digunakan. Apakah skala tersebut

memang telah membedakan secara jelas tentang kinerja yang ditunjukkan

oleh siswa.

9. Merevisi skala yang digunakan.

Page 8: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

8

Selain langkah-langkah diatas, agar kita memiliki gambaran mengenai apa

yang dimaksud dengan rubrik, berikut ini diberikan contoh format rubrik

analitik.

Skala

Krteria/Sub Kriteria

1 2 3 4

1. ..........................................

.....................................

.....................................

......................................

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rubrik penilain

antara lain:

1. Jenis Kriteria

Pada pelajaran matematika, kriteria yang selalu diperhatikan adalah

pemahaman konsep, pemecahan masalah, penalaran dan komunikasi.

Apakah siswa memperhatikan bahwa mereka sudah memahami konsep,

baik melalui pemecahan masalah atau melalui kesalahan yang dibuat?

Apakah dibutuhkan rencana atau strategi untuk memecahkan masalah?

Sudahkah siswa mengorganisasi semua informasi yang diketahui? Apakah

cara yang digunakan sistematis dan rapi? Bisakah pembaca mengikuti

alasan yang diberikan?

Disamping kriteria-kriteria diatas, apalagi yang penting? Bagaimana

dengan komputasi atau perhitungan? Apakah jawaban yang diberikan

sudah benar? Apakah kesalahan perhitungan hanya sedikit atau besar?

Apakah semua jawaban mungkin sudah diungkapkan siswa?

Perlu juga dipertimbangkan bahwa terlalu banyak kriteria yang

dipertimbangkan akan banyak memakan waktu untuk penyekoran. Tetapi

jika kriteria yang diinginkan terlalu sedikit, mungkin hasil yang diperoleh

tidak akan cukup untuk memberikan informasi dalam memperbaiki unjuk

kerja siswa.

Page 9: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

9

2. Sub Kriteria

Seringkali beberapa kriteria memiliki beberapa kategori yang disebut

sub-kriteria. Sebagai contoh, jika seorang siswa membuat presentasi

sebagai bagian dari tugas yang diselesaikan maka kriteria penilaian dapat

berupa “kualitas presentasi” dengan sub kriterianya bisa berupa “kejelasan

dalam menyajikan”, “orisinal dan kesungguhan” dan “keterlibatan semua

anggota kelompok”.

3. Skala Penilaian

Dalam menentukan skala yang digunakan ada hal-hal penting yang

harus diperhatikan seperti berikut ini.

a. Tujuan Penilaian

Hal ini akan mempengaruhi banyaknya angka pada skala penilaian.

Jika rubrik digunakan untuk melihat kemajuan atau perkembangan

siswa maka angka pada skala akan lebih banyak daripada rubric yang

digunakan untuk penilaian saja. Rubrik yang digunakan untuk

perkembangan akan mencerminkan jangkauan usia siswa. Sebagai

contoh adalah rubrik keterampilan menggambarkan grafik yang

dikembangkan untuk siswa TK sampai siswa kelas XII akan sangat

disarankan memuat 10 angka. Untuk siswa TK sudah dianggap baik

sekali apabila mencapai tingkat 2 tetapi kalau siswa kelas X yang

mencapai tingkat ini tentu tidak sesuai dengan tingkatannya.

b. Ganjil atau Genap

Untuk tujuan penilaian, umumnya skala genap lebih disarankan.

Skala ganjil memuat nilai tengah yang nyata. Penilaian yang ragu-ragu

cenderung untuk memberi nilai angka tengah. Dalam hal ini penilaian

harus membuat keputusan untuk memberi penilaian yang pasti. Skala

penilaian yang disarankan adalah skala 4 (0 – 3 atau 1 – 4) atau skala 6

(0 – 5 atau 1 – 6). Perlu dipertimbangkan bahwa semakin besar skala

akan banyak memakan waktu untuk melakukan penilaian.

4. Membagi Skala

Sangat penting untuk menentukan batasan yang memenuhi dan

tidak memenuhi. Pada skala 5, misal 1 – 5, mudah menentukan batasan

Page 10: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

10

memenuhi dan tidak memenuhi. Skala 1 dan 2 dapat dianggap sebagai

unjuk kerja yang tidak memenuhi, skala 3 dianggap unjuk kerja yang

cukup memenuhi, skala 4 adalah unjuk kerja yang baik dan skala 5 adalah

unjuk kerja yang sangat baik. Namun untuk skala 4, skala antara yang

memenuhi dan tidak memenuhi perlu dipikirkan masak-masak.

5. Sebutan untuk Setiap Tingkat

Sehubungan dengan keperluan untuk mendefinisikan batasan

antara memenuhi dan tidak memenuhi adalah penyebutan untuk setiap

tingkat. Pada skala 4, contoh sebutan ini adalah “tingkat 1”, “tingkat 2”,

“tingkat 3” dan “tingkat 4”. Selain itu sebutan dapat juga diungkapkan

dengan kata-kata yang positif seperti “pemula”, “mampu”, “baik” dan

“sangat baik” atau kata-kata lain yang sejenis.

6. Deskripsi unuk Tingkat Penampilan yang Berbeda

Deskripsi tingkat penampilan hendaknya memperhatikan hal-hal

sebagai berikut.

a. Bahasa yang Digunakan

Kata-kata yang digunakan harus deskriptif dan tidak komparatif.

Sebagai contoh kata “rata-rata” haruslah dihindari.

b. Deskripsi Semua Sub Kriteria

Jika kriteria memuat sub kriteria maka tiap-tiap sub kriteria harus

dideskripsikan dengan jelas. Sebagai contoh jika kriteria presentasi

memuat ketepatan, orisinalitas, dan keterlibatan setiap anggota

kelompok, maka deskripsi penampilan setiap tingkat harus meliputi

semua sub kriteria tadi.

7. Menghitung Skor

Berdasarkan rubrik yang sudah dibuat dapat dinilai tugas unjuk kerja

yang dikerjakan siswa. Skor yang diperoleh masih harus dirubah dalam

skala angka yang ditetapkan (misal dalam bentuk 0 – 100). Beberapa hal

penting yang perlu diperhatikan adalah :

a. Bobot pertanyaan. Apakah bobot dari masing-masing pertanyaan sama

atau berbeda?

Page 11: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

11

b. Cara menghitung. Bagaimana menghitung nilai dari senua skor yang

diperoleh?

Berikut ini adalah contoh rubric penilaian presentasi siswa :

Criteria yang dinilai adalah : kejelasan presentasi, pengetahuan dan

penampilan yang mempunyai sub-sub criteria seperti dibawah ini. Skala

penilaian adalah skala 4 angka dengan penyebutan tingkat 1, tingkat 2,

tingkat 3 dan tingkat 4. Jika presentasi dilakukan oleh kelompok maka

criteria penilaian dapat ditambah, misalkan criteria keterlibatan

(kontribusi) dalam kelompok dengan subkriteria yang berkaitan dengan

criteria itu.

Skala

Kriteria/Sub Kriteria

1 2 3 4

1. Kejelasan presentasi

Sistematika dan organisasi

Bahasa yang digunakan

Suara

2. Pengetahuan

Penguasaan materi presentasi

Memberikan contoh-contoh yang

relevan

Dapat menjawab pertanyaan yang

berhubungan dengan materi

presentasi

3. Penampilan

Presentasi menarik, menggunakan

alat-alat bantu dan media yang

sesuai

Kerapian, kesopanan, dan rasa

percaya diri

Misalkan dianggap bahwa pengetahuan adalah criteria yang

terpenting dalam penilaian tersebut maka penilaian diberi bobot 2

Page 12: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

12

sedangkan yang lainnya diberi bobot 1. Misalkan seorang siswa yang

bernama Siska melakukan presentasi dan diberi nilai berdasarkan rubrik

tersebut sebagai berikut.

Skala

Kriteria/Sub Kriteria

1 2 3 4 Skor

1. Kejelasan presentasi (Bobot 1)

Sistematika dan organisasi

Bahasa yang digunakan

Suara

3

3

3

2. Pengetahuan (Bobot 2)

Penguasaan materi presentasi

Memberikan contoh-contoh

yang relevan

Dapat menjawab pertanyaan

yang berhubungan dengan

materi presentasi

4

4

4

3. Penampilan (Bobot 1)

Presentasi menarik,

menggunakan alat-alat bantu

dan media yang sesuai

Kerapian, kesopanan, dan

rasa percaya diri

4

4

Jumlah skor 29

Skor maksimum 44

Nilai 66

Penjelasan :

Skor yang diperoleh = tingkat x bobot

Skor untuk kejelasan presentasi = (3 x 1) + (3 x 1) + (3 x 1) = 9

Skor untuk pengetahuan = (2 x 2) + (2 x 2) + (2 x 2) = 12

Skor untuk kejelasan presentasi = (4 x 1) + (4 x 1) = 8

Page 13: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

13

Skor total = 29

Skor maksimum = 12 + 24 + 8 = 44

Nilai Siska jika dikonversikan ke skala 0 – 100 adalah :

29/44 x 100 = 65,91 = 66

Berikut ini merupakan salah satu contoh rubric dalam pembelajaran

matematika.

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : VII

Kompetensi Dasar : Menyelesaikan operasi bilangan bulat dan mengenal

sifat operasi bilangan bulat

Indikator : Menyelesaikan operasi perkalian bilangan bulat

Materi Pokok : Bilangan Bulat

Jadwal Stand

Misalkan Anda diberi tugas untuk menjadwalkan orang-orang yang

bekerja dalam stand barang-barang antic di suatu pameran. Susunlah jadwal

yang memenuhi criteria di bawah ini dan sajikan dengan cara yang baik dan

terorganisir sehingga mudah dimengerti baik oleh pemilik stand maupun oleh

para penjaga stand.

Syarat-syarat penyusunan jadwal adalah sebagai berikut.

1. Stand buka pada pukul 9.00 – 19.00 hanya pada dua hari Sabtu dan dua

hari Minggu

2. Akan ada satu, dua atau tiga penjaga stand dalam suatu shift tergantung

pada ramainya pengunjung pada shift tertentu. Satu shift terdiri dari 2 jam.

3. Tiap-tiap penjaga stand dibayar Rp 17.000,- per jam dan setiap penjaga

tidak boleh bekerja lebih dari satu shift per hari.

4. Total anggaran untuk membayar penjaga stand selama 4 hari adalah Rp

1.400.000,- tetapi Anda tidak harus menghabiskan uang tersebut.

5. Jika mungkin, untuk tiap-tiap shift yang berbeda, pasangan penjaga stand

tidak sama. Penjaga stand tidak harus bekerja setiap hari.

Page 14: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

14

Tugas Anda selengkapnya meliputi :

a. Jadwal untuk 4 hari (dua Sabtu dan dua Minggu) dengan identifikasi

masin-masing shift dan jumlah pekerja tiap-tiap shift.

b. Jumlah pekerja tiap-tiap shift menunjukkan perkiraan Anda seberapa

ramainya pengunjung stand.

c. Jumlah penjaga stand yang Anda perlukam.

d. Rencana anggaran untuk membayar para penjaga stand.

e. Deskripsi tertulis mengapa Anda anggap bahwa jadwal tersebut adalah

yang terbaik.

Konsep Matematika

Dalam menyelesaikan masalah ini, siswa diminta untuk mengorganisasi

informasi yang kompleks dan mengerjakan rencana anggaran.

Penyelesaian :

Akan ada banyak penyelesaian untuk masalah ini, salah satunya adalah

sebagai berikut.

Jam

Shift

Jumlah

pekerja hari

Sabtu

Jumlah

pekerja

hari

Minggu

Jumlah

jam kerja

Upah per

jam

Upah hari

Sabtu dan

Minggu

Upah 2 hari

Sabtu dan

dua hari

Minggu

9 - 11 2 - 4 Rp 17.000 Rp 68.000 Rp 136.000

11-13 3 3 12 Rp 17.000 Rp 204.000 Rp 408.000

13-15 2 2 8 Rp 17.000 Rp 136.000 Rp 272.000

15-17 3 2 10 Rp 17.000 Rp 170.000 Rp 340.000

17-19 3 - 6 Rp 17.000 Rp 102.000 Rp 204.000

Total 13 7 40 Rp 17.000 Rp 680.000 Rp 1.360.000

Page 15: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

15

Rubrik

Kriteria 1 2 3 4

Pengorganisasian

dan perencanaan

Tidak

terorganisir,atau

tidak ada bukti

perencanaan

Ada

perencanaan

kasar tetapi

tidak cukup

untuk

mengorganisir

informasi yang

kompleks

Terorganisir,

dan ada

perencanaan

untuk

membuat

jadwal dan

anggaran

Sangat

terorganisir,

sistematik

dalam

menyusun

jadwal dan

anggaran

Ketepatan

perhitungan

Banyak

kesalahan

perhitungan

Ada beberapa

kesalahan,

tetapi bisa

menghasilkan

kesimpulan

yang benar

Tidak ada

kesalahan dan

mendapatkan

kesimpulan

yang benar

Seperti tingkat

3, ditambah

jadwal dan

rencana

anggaran

mencerminkan

asumsi situasi

yang bagus

Penjelasan Sedikit atau

tidak ada

penjelasan, atau

tidak bisa

diikuti

Ada

penjelasan,

tetapi sukar

untuk

dimengerti

Sangat jelas,

hanya proses

berfikir

kadang-

kadang tidak

mudah diikuti

Sangat jelas

dan proses

berfikir mudah

diikuti

Selain cara mendesain rubrik seperti diatas, ada beberapa langkah untuk

mengajarkan siswa untuk mendesain sendiri rubriknya:

1. Sebelum siswa mendesain rubriknya sendiri, minta siswa mengisi kertas nilai dengan

rubrik yang telah dikembangkan oleh guru.

2. Mulai dari soal yang mudah atau satu level dibawah kemampuan mereka dan berikan

contoh yang baik dari masing-masing tingkatan seperti yang dideskripsikan pada

rubrik.

Page 16: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

16

3. Lanjutkan dengan soal yang memiliki satu jawaban yang benar. Soal dengan banyak

solusi lebih susah untuk mengkonstruksi rubrik.

4. Minta siswa untuk membagi kertas menjadi dua tumpukan, tinggi dan rendah.

Kemudian minta mereka membagi pekerjaannya menjadi empat tumpukan, masing-

masing tumpukan mewakili salah satu dari empat tingkatan dari rubrik. Minta siswa

untuk berpikir tentang jenis pemikiran matematika dari masing-masing tingkatan isi.

5. Biarkan siswa menggunakan kamus atau tesaurus untuk membantu mereka

menemukan kata-kata yang menunjukkan tingkatan kemampuan.

2.4 Menskor Pekerjaan Siswa

Sementara orang berpendapat bahwa bagian yang paling penting dari

pekerjaan pengukuran dalam tes adalah penyusunan tes. Jika alat tesnya sudah

disusun sebaik-baiknya maka anggapannya sudah tercapailah sebagian besar dari

maksudnya. Tentu saja anggapan itu tidak benar sama sekali. Penyusunan tes baru

merupakan satu bagian dari serentetan pekerjaan mengetes.

Disamping penyusunan dan pelaksanaan tes itu sendiri, menskor dan

menilai merupaken pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari

penilai, ditambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari

menskor adalah memberi angka.

Dal hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan 3

macam alat bantu yaitu:

(1) Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.

(2) Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang salah, disebut kunci

skoring.

(3) Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.

Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.

a. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah

Untuk tes bentuk betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci

jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-

soal yang kia susun, sedangkan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk

mempercepat pekerjaan skoring.

Page 17: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

17

Oleh karena dalam hal ini testee (tercoba) hanya diminta melingkari huruf

B atau S maka kunci jawaban yang disediakan hanya berbentuk urutan nomor

serta huruf di mana kita menghendaki untuk melingkari (atau dapat juga diberi

tanda X).

Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum

menyusun soalnya agar

Pertama : dapat diketahui imbangan antara jawab B dan S.

Kedua : dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S.

Bentuk betul-salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jumlah

jawaban B hampir sama banyaknya dengan jawaban S, dan tidak dapat ditebak

karena tidak diketahui pola jawaban.[1]

Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B – S ini kita dapat

menggunakan 2 cara yaitu:

a. Tanpa hukuman atau tanpa denda.

b. Dengan hukuman atau dengan denda.

Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa

sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman (karena

diragukan adanya unsur tebakan), digunakan 2 macam rumus, tetapi hasilnya

sama.

Pertama, dengan rumus:

S = R – W

Singkatan dari:

S = Score

R = Right

W = Wrong

Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi

dengan jumlah soal yang salah.

Kedua, dengan rumus:

S = T – 2W

T singkatan dari Total, artinya jumlah soal dalam tes.

Page 18: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

18

b. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan

ganda (multiple choice)

Dengan tes bentuk pilihan ganda, testee diminta melingkari salah satu

huruf didepan pilihan jawaban yang disediakan atau membubuhkan tanda

lingkaran atau tanda silang (X) pada tempat yang sesuai di lembar jawaban.

Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2

macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman

apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan

kunci jawaban.

Dengan hukuman menggunakan rumus:

S = R – W/(n-1)

Dimana:

S = Score

W = Wrong

n = banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di Indonesia 3, 4,

atau 5)

c. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab

singkat (short answer test)

Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban

berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes

tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat

mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka

bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam bentuk tes objektif.

Tes untuk lisan, dianggap setaraf dengan tes jawab singkat ini.

Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan

nomornya.

Bagaimana kunci pemberian skornya?

Dengan mengingat jawaban yang hanya satu pengertian saja, maka angka

bagi tiap nomor soal mudah ditebak. Usaha yang dikeluarkan oleh siswa sedikit,

tetapi lebih sulit daripada tes bentuk betul-salah atau bentuk pilihan ganda.

Page 19: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

19

Sebaliknya setiap soal diberi angka 2 (dua). Dapat juga angka itu kita samakan

dengan angka pada bentuk betul-salah atau pilihan ganda jika memang jawaban

yang diharapkannya ringan atau mudah. Tetapi sebaliknya apabila jawaban

bervariasi misalnya lengkap sekali, lengkap dan kurang lengkap, maka angkanya

dapat dibuat bervariasi pula misalnya 2; 1,5; dan 1.

d. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk

menjodohkan (matching)

Pada dasarnya tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda,

dimana jawaban-jawaban dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-

pertanyaannya. Dengan demikian, maka pilihan jawabannya akan lebih banyak.

Satu kesulitan lagi adalah bahwa jawaban yang dipilih dibuat sedemikian rupa

sehingga jawaban yang satu tidak diperlukan bagi pertanyaan lain.

Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan jawaban

yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh huruf-huruf yang terdapat

di depan alternatif jawaban.

Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan

ganda yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga

harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap

nomor adalah 2 (dua).

e. Kunci jawaban dana kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian

(essay test)

Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlebih

dahulu pokok-pokok jawaban yang kita hendaki. Dengan demikian, maka akan

mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.

Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban

yang kita peroleh akan sangat beraneka ragam, berada dari siswa sati ke siswa

lain. Untuk menentukan standar lebih dahulu, tentulah sukar. Ada sebuah saran,

langkah-langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kita mengoreksi dan

memberi angka tes bentuk uraian. Saran tersebut adalah sebagai berikut.

1) Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban.

2) Menentukan angka untuk soal pertama tersebut.

Page 20: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

20

3) Memberikan angka bagi soal pertama.

4) Membeca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban,

dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal kedua.

5) Mengulangi langkah-langkah tersebut bagi soal-soal tes ketiga, keempat, dan

seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.

6) Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing siswa untuk

tes bentuk uraian.

Apa yang diterangkan diatas ini adalah cara memberikan angka dengan

menggunakan atau mendasarkan pada norma kelompok (norm reference test).

Apabila dalam memberikan angka menggunakan atau mendasarkan pada standar

mutlak (criterion referenced test), maka langkah-langkahnya akan lain. Apa yang

dilalui diatas, tidak diperlukan.

Yang dilakukan haruslah demikian

1) Membaca setiap jawaban yang diberikan oleh siswa dan dibandingkan

dengan kunci jawaban yang telah kita susun.

2) Membubuhkan skor di sebelah kiri setiap jawaban.

3) Menjumlahkan skor-skor yang telah dituliskan pada setiap soal, dan

terdapatlah skor untuk bagian soal yang berbentuk uraian.

Dengan cara kedua ini maka skor siswa tidak dibandingkan dengan

jawaban paling lengkap yang diberikan oleh siswa lain, tetapi dibandingkan

dengan jawaban lengkap yang dikehendaki dan sudah ditentukan oleh guru.

f. Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas

Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang

harus termuat didalam pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi

tugas. Namun sebagai kelengkapan dalam pemberian skor, digunakan suatu tolak

ukur tertentu.

Tolak ukur yang disarankan adalah:

1) Ketepatan waktu penyerahan tugas.

2) Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahsiswa dalam

mengenakan tugas.

3) Sistematika yang menunjukkan alur kerurutan pikiran.

Page 21: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

21

4) Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.

5) Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang sudah

ditentukan oleh dosen.

Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengn rumus:

NAT adalah Nilai Akhir Tugas

Page 22: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

22

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Secara umum ada dua tipe rubrics, yaitu holistik dan analitik. Rubrics

holistik memungkinkan pemberi skor untuk membuat penilaian tentang

kinerja (produk atau proses) secara keseluruhan, terlepas dari bagian-

bagian komponennya. Sedangkan rubrics analitik menuntut pemberi skor

untuk menilai komponen-komponen yang terpisah atau tugas-tugas

individual yang berhubungan dengan kinerja yang dimaksud.

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat rubrik penilain

antara lain:

1. Jenis Kriteria

2. Sub Kriteria

3. Skala Penilaian

4. Membagi Skala

5. Sebutan untuk Setiap Tingkat

6. Deskripsi unuk Tingkat Penampilan yang Berbeda

7. Menghitung Skor

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan simpulan pada bagian sebelumnya maka saran

yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Mengingat pentingnya penilaian unjuk kerja (rubrik) dalam proses belajar

mengajar, maka dipandang perlu sebuah pemahaman akan pengertian

rubrik, tipe-tipe rubrik serta cara mendesainnya yang nantinya akan

digunakan oleh guru dalam melaksanakan proses penilaian.

2. Kepada pihak-pihak lain yang terkait yang dalam dunia pendidikan agar

dapat menjadikan makalah ini sebagai sumber referensi dan acuan dalam

pelaksanaannya.

Page 23: Assesment Dan Evaluasi Pembelajaran_rubrik Penilaian

23

DAFTAR PUSTAKA

---. 2012. CARA MENGOLAH SKOR ATAU NILAI DAN MENCARI NILAI

AKHIR. Diakses pada tanggal 14 september 2012 dari

http://kampusryan.blogspot.com/2012/06/cara-mengolah-skor-atau-nilai-

dan.html.

NCTM.2000.Mathematics Assesment a Practical Handbook for Grades 6-8.

Diakses tanggal 14 september 2012 dari

http://p4tkmatematika.org/downloads/ppp/PPP04_UnjukKerja.pdf.

[1] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,

(Jakarta:Bumi Aksara,2003), h. 223-224