Ass. Wr . Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014

22
Ass. Wr. Wb. PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014

description

Ass. Wr . Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014. Evaluasi Lahan Hutan - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Ass. Wr . Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN Soemarno 2014

Page 1: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Ass. Wr. Wb.

PENGANTAREVALUASI LAHAN

Soemarno 2014

Page 2: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Evaluasi Lahan Hutan

“Area lahan tertentu" dapat disebut sebagai 'Satuan Pemetaan Lahan' atau 'Satuan Peta Lahan'. Area ini merupakan area lahan yang dipetakan

dengan karak teristik atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tipe pemanfaatan lahan (Land Utilization Type, LUT) merupakan spesifikasi lebih lanjut dari Tipe Utama Penggunaan Lahan.

LUT ini ditandai oleh seperangkat spesifikasi teknis, dalam suatu tatanan fisik, ekonomi, dan sosial yang ada. Atribut kelengkapan dari LUT

meliputi data atau asumsi-asumsi tentang tujuan dan produk, persyaratan fisik dan ukuran pemilikan lahan, persyaratan infrastruktur, kapital dan tenagakerja, teknologi dan sumber enerji yang digunakan,

taraf pengelolaan dan penguasaan lahan.

Page 3: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Teknologi pertanian pada lahan miring

Page 4: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Pemanfaatan Lahan untuk Hutan

Beberapa atribut penting bagi LUT untuk hutan adalah produk, slope, tenagakerja, kapital, taraf teknologi dan pengelolaan. Beberapa definisi penting disajikan berikut ini:

(1). Tingkat ProduksiRendah : 0 - 5.0 m3/ha/tahunModerat : 5.1 - 10.0 Medium : 10.1 - 15.0Tinggi : 15.1 - 25.0 Sangat Tinggi : > 25.0

(2). Slope 0 - 3.0 % 15.1 - 30.0 % 3.1 - 5.0 % 30.1 - 50.0 % 5.1 - 8.0 % 50.1 - 70.0 % 8.1 - 15.0 % 70.1 - 100 % > 100 %

(3). Input tenagakerja per hektar per tahun: Rendah : 0.00 - 0.25 TOK/ha/tahun Medium : 0.26 - 1.00 Tinggi : 1.10 - 3.00 Sangat tinggi : > 3.00

Page 5: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

(4). Input tenagakerja total Rendah : 0.00 - 5.00 Moderat : 6.00 - 25.00 Medium : 26.00 - 100.00 Tinggi : 101.00 - 500.00 Sangat tinggi : > 500.00 (5). Investasi kapital, Rp/ha/th

Rendah : 0.00 - 2 500.00 Moderat : 2 501.00 - 25 000.00Medium : 25 001.00 - 250 000.00Tinggi : 250 001.00 - 2 500 000.00 Sangat tinggi : > 2 500 000.00

(6). Investasi kapital total, Rp x 1000 Rendah : 0 - 500 Moderat : 501 - 5 000 Medium : 5 001 - 50 000 Tinggi : 50 001 - 500 001 Sangat tinggi : > 500 001

Page 6: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014
Page 7: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

7. TeknologiA. Tradisional Manusia dengan peralatan yang dioperasi kan

secara 'tangan' (handtools); tenagakerja ternak.

B. Semi-tradisional

Tenagakerja manusia dengan motor; traktor pertanian; sedikit tenagakerja manusia dengan handtools .

C. Semi-maju Mesin-mesin yag dirancang secara khusus; hampir tidak ada tenagakerja manusia.

D Teknologi Maju

Mesin-mesin multi-fungsi yang dirancang untuk menggantikan semua tenagakerja manusia.

Page 8: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

8. Tingkat Pengelolaan

A. Tradisional

manusia dengan peralatan yang dioperasi kan secara 'tangan' (handtools); tenagakerja ternak.

B. Semi-tradisional

Tenagakerja manusia dengan motor; traktor pertanian; sedikit tenagakerja manusia dengan handtools .

C. Semi-maju Mesin-mesin yag dirancang secara khusus; hampir tidak ada tenagakerja manusia.

Page 9: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Tipe-tipe LUT Hutan

Ada banyak tipe LUT Hutan yang dapat dideskripsikan, beberapa di antaranya adalah:

1. Hutan lindung tetap, 2. Hutan konservasi air alamiah, 3. Hutan konservasi tanah alamiah, 4. Hutan produksi alamiah: pengelo laan ekstensif, 5. Hutan produksi alamiah: pengelolaan intensif, 6. Hutan tanaman kaju komersial (timber), 7. Hutan tanaman kayu pulp, 8. Hutan tanaman kayu bakar, 9. Hutan tanaman bambu, 10. Hutan rakyat, 11. Wanatani (agroforestry), 12. Hutan tanaman konservasi tanah, 13. Hutan wisata.

Page 10: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Tujuan tipe-tipe pemanfaatan lahan untuk hutan

No. Tipe Pemanfaatan Tujuan

1. Hutan lindung tetap pendidikan

Konservasi hutan alam pegunungan sebagai sumber plasma nutfah dan untuk kepentingan penelitian dan

2. Hutan konservasi air alamiah

Pengamanan kesinambungan suplai air, untuk pertanian dan domestik.

3. Hutan konservasi tanah alamiah

Konservasi tanah terhadap erosi dalam rangka un-tuk mencegah kerusakan mekanik dan sedimentasi pada sistem penampung dan penyaluran air, sangat penting ada lereng yang curam dan mudah longsor.

4. Hutan produksi alamiah dengan pengelolaan ekstensif

Produksi kayu gergajian dan hasil kayu tambahandi hutan alam pegunungan dengan tingkat produksi rendah

5. Hutan produksi alamiah yang intensif

Produksi kayu gergajian dan kayu lain dengan produktivitas medium, dengan preservasi fisiognomihutan.

6. Hutan tanaman kayu timber

Produksi kayu gergajian untuk kebutuhan lokal dan ekspor.

7. Hutan tanaman kayu pulp Produksi kayu pulp sangat fleksibel dengan biaya murah.8. Hutan tanaman kayu bakar Produksi kayu bakar dengan biaya murah9. Hutan bambu Produksi material multiguna &sekaligus untukkonservasi tanah10. Hutan rakyat Produksi kayu campuran di sekitar wilayah desa11. Agro-hutani / Wanatani Sistem hutan tanaman dengan ternak dan budidayatanaman pertanian

menggunakan sistem rotasi yangterkendali

12. Hutan tanaman konservasi

Vegetasi penutup tanah di daerah yang sangat peka erosi dalam rangka untuk mengamankan daerah di bawahnya-

13. Hutan wisata Menciptakan fasilitas wisata di kawasan hutan.

Page 11: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Persyaratan pokok bagi setiap tipe pemanfaatan lahan hutan

No. Tipe Pemanfaatan

Lahan

Persyaratan

1.Hutan lindung tetap

Fisik : Tipe-tipe vegetasi alamiah yang relatif tidak terganggu, luas minimum setiap tipe vegeta si 50-100 ha, lokasi dan deskripsi tipe-tipe vegetasi Non-fisik : input tenagakerja ren dah, investasi kapital rendah, teknologi tradisional; taraf pengelolaan medium, per lindungan terhadap gangguan, petak observasi permanen, pemantauan perkembangan vegetasi, latihan dan pendidikan.

2.Hutan konservasi Fisik: Distribusi hutan seimbang per Sub DAS, air alamiah , luas total minimum 7000 ha; data setiap sub-DAS tentang kekurangan/kelebihan air dan debit air di batas hutan. Non fisik: input tenaga kerja rendah; investasi kapital moderat; teknologi semi-tradisional, semi-maju atau maju; taraf pengelolaan medium, pengalaman dalam konservasi air dan pemantauan perkem bangan hutan, konservasi tajuk dan perakaran, perlindungan terhadap gangguan, pemantauan curah hujan dan debit air di batas hutan.

Page 12: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Hutan Tanaman Industri dengan tegakan Jati

Page 13: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

3. Hutan alam untuk konservasi tanah

Fisik : komposisi vegetasi; klasifikasi erodibilitas DAS Non-Fisik: Input tenagakerja rendah; investa si kapital moderat; teknologi semi-tradision al atau semi-maju; taraf pengelolaan medium, pemantauan curah hujan, sedimentasi dan perkembangan vegetasi, stimulasi tajuk, topsoil yang strukturnya bagus dan perakaran yang dalam, perlindungan terhadap gangguan, ada perencanaan jalan dan metode pemanenan.

4. Hutan produksi alamiah yangekstensif

Fisik : data tentang komposisi dan dimensi vegetasi, estimasi tebang pilih; satuan-satuan hutan > 5 ha pada kemiringan > 100%, data tentangdata tentang kelas lereng, akses dari desa terdekat.Non-fisik: input tenagakerja rendah; investa si kapital rendah hingga moderat; teknologi semi-tradisional; taraf pengelolaan rendah hingga medium, pemantauan perkembangan hutan, perencanaan, perlakuan silvikultur, perlin dungan terhadap gangguan, pengetahuan metode panen dan konservasi, pelatihan personil. Lanjutan.

Page 14: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Hutan Lindung dengan jenis tegakan Pinus

Page 15: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

5. Hutan produksi alamiah yang intensif

Fisik : data tentang komposisi dan dimensi vegetasi, estimasi tebang pilih; satuan-satuan hutan-> 25 ha pada lereng <70%, data tentang kelas ke miringan, sistem jalan yang terencana dengan aksesibilitas potensial yang bagus.

Non-fisik: input tenagakerja rendah hingga medium; investasi kapital medium hingga tinggi; teknologi semi-maju; taraf pengelo laan tinggi, perencanaan perlakuan silvikul tur, perlindungan terhadap gangguan, pengeta huan tentang metode pembangunan jalan dan pemanenan, pelatihan personil.

6. Hutan tanaman kayu timber

Fisik : data komposisi spesies, potensial dan dimensi silvikultur, syarat tumbuh spesies tentang iklim, tanah dan hidrologi; tergantung pada teknologi yang digunakan pada kemiringan hingga 50% atau 70%, sebaiknya pada permukaan lahan yang tidak kasar dan aksesibilitasnya baik.

Non-fisik: input tenagakerja rendah; rataan tingkat biaya medium; teknologi tradisional, semi-tradisional atau semi-maju; taraf penge lolaan medium atau tinggi, perencanaan yang intensif terhadap perlakuan silvikultur dan operasi panen, supervisi yang bagus dan intensif, fsilitas transpor yang baik, pelat ihan personil.

Page 16: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Hutan Tanaman Industri dengan tegakan Jati

Page 17: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

7. Hutan tanaman kayu pulp

Fisik : data komposisi dan dimensi spesies; pada slope > 50% tidak peka terhadap erosi, potensi produktivitasnya baik, asesibilitasnya baik dan permukaan tanah tidak kasar; unit-unit minimum > 5 ha, skala usaha > 500 ha.-

Non-fisik : input tenagakerja rendah; inves tasi kapital moderat, rataan tingkat biaya medium; teknologi semi tradisional atau semi- maju; taraf pengelolaan medium hingga ting gi, perencanaan yang baik dan intensif terhadap perlakuan silvikultur dan operasi pemanenan, fasilitas transportasi yang baik, pelatihan personil.

8. Hutan tanam an kayu bakar

Fisik: data tentang komposisi spesies dan potensial hasil; pada slope< 50% pada wilayah di dekat desa.

Non-fisik : input tenagakerja medium; inves tasi kapital rendah, rataan tingkat biaya medium hingga tinggi; teknologi tradisional; tingkat pengelolaan rendah atau medium, pada areal yang dapat tererosi operasi pemanenan lebih ekstensif.

9. Hutan tanam an bambu

Fisik : data komposisi spesies dan potensial hasil; sebaiknya padatanah-tanah yang subur.

Non-fisik: input tenagakerja rendah hingga medium; investasi kapital rendah; teknologi tradisional; taraf pengelolaan rendah hingga medium, penelitian tentang sistem pengelolaan dan potensial hasil.

Page 18: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

HUTAN RAKYAT KAYU BAKAR

Hutan rakyat adalah hutan-hutan yang dibangun dan

dikelola oleh rakyat, kebanyakan

berada di atas tanah milik atau

tanah adat; meskipun ada pula yang berada di atas tanah negara atau

kawasan hutan negara

Sumber: http://spkpdesacikanyere.blogspot.com/2012/01/hutan-rakyat.html

Page 19: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

Tabel persyaratan lahan untuk Jati

Kualitas/Karaktersitik lahan

Kelas kesesuaian lahanS1 S2 S3 N1

Regim temperatur (t)1 Rata-rata suhu udara

Tahunan (oC)22 - 30 31 - 34

21>34<21

Ketersediaam air (w)1 Bulan kering (< 75 mm) 3 4

251

>5<1

2 Rata-rata curah hujan tahunan (mm)

1500 - 2000 2000 - 22501500 - 1250

2250 – 25001250 - 1000

>2500<1000

Kondisi daerah perakaran (r)1 Kelas drainase baik Agak baik,

sangat baikAgak jelek Sangat jelek,

tergenang

2 Tekstur lapisan olah L.SCL,SiL,Si,CL,SiCL,SC,SiC

SL,C LS,C G

3 Kedalaman perakaran (cm) >150 100 – 149 50 - 99 <50

Retensi unsur hara (f)1 KTK lapisan bawah

(me/100 g tanah)- - - -

2 pH H20 lapisan bawah 5.5 – 7.0 7.1 – 7.55.4 – 5.0

7.6 – 8.04.9 – 4.5

>8.0<4.5

Ketersediaan hara (n)1 N-total lapisan bawah - - - -2 P205 lapisan bawah - - - -3 K20 lapisan bawah - - - -Bahaya keracunan (x)1 Salinitas lapisan bawah

(mmhos/cm)< 4 4 – 8 - > 8

Kondisi permukaan tanah (s)1 Lereng (%) 0 - 8 8 - 15 15 - 50 >502 Batuan di permukaan (%) 0 1 2 >3

3 Batuan singkapan (%) 0 1 2 >3

Page 20: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

10.Hutan rakyat Fisik: data tentang komposisi spesies, potensi dan dimensi silvikultur; pada slope hingga 50%; DI sekitar wilayah desa.

Non-fisik: input tenagakerja rendah hingga medium; investasi kapital rendah; teknologi tradisional atau semi-tradisional; taraf pengelolaan medium, perencanaan dan implemen tasinya di bawah supervisi lembaga kehutanan.

11. Agro-hutani Fisik: data tentang kompoisi spesies, potensial, dimensi dan hasil tanaman hutan dan tanaman pertanian, pengetahuan tentang kompetisi antara spesies pohon dan tanaman pertanian; pada tanah-tanah yang tingkat kesuburannya moderat dan peka erosi; pada slope < 30%; aksesibilitas internal dan eksternalnya baik.

Non-fisik: input tenagakerja medium; investa si kapital rendah hingga medium; teknologi tradisional atau semi-tradisional; taraf pengelolaan medium atau tinggi, perencanaan yang baik dan intensif terhadap penggunaan lahan ini, termasuk sistem penelitian dan pengelolaannya.

Page 21: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014
Page 22: Ass.  Wr .  Wb . PENGANTAR EVALUASI LAHAN  Soemarno 2014

12. Hutan tana-man konserva si tanah

Fisik: data komposisi spesies, potensi dan dimensi silvikultur,data penutupan tajuk dan penu tupan permukaan tanah; pada areal yang sangat peka erosi, dengan slope > 70%.

Non-fisik: input tenagakerja rendah; investa si kapital rendah; teknologi tradisional; taraf pengelolaan medium, pengetahuan tentang perlakuan silvikultur dan konservasi tanah.

13.Hutan wisata Fisik: komposisi vegetasi yang sesuai, berselang- seling dengan tempat terbuka; kondisi iklim yang nyaman, lokasi kamping atau slope <15%, aksesibilitas eksternal dan internal yang bagus, fasilitas rekreasi yang memadai.

Non-fisik: input tenagakerja medium hingga tinggi; investasi kapital medium hingga tinggi; teknologi tradisional atau semi- tradisional; taraf pengelolaan medium hingga tinggi, pengetahuan tentang pemanfaatan kawa san hutan untuk wisata.