Aspekk Baruuu Limbah Rumah Tangga
Transcript of Aspekk Baruuu Limbah Rumah Tangga
1
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Di Negara- negara berkembang masalah yang sering dihadapi adalah
penyakit serta kerusakan lingkungan yang serius. Hal ini sudah menjadi
tantangan sebuah negara untuk mencari jalan keluar dan mengatasi masalah
tersebut.
Limbah merupakan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim,
disanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus
(black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey
water).
Salah satu penyebabnya yaitu meningkatnya volume limbah terutama
limbah rumah tangga serta kurangnya perhatian dari masyarakat dalam
mengatasi hal tersebut. Sehingga volume limbah semakin meningkat yang
dikarenakan semakin tingginya jumlah penduduk, serta banyaknya industri-
industri yang membuang sisa atau ampas dari hasil pengolahannya yang
berdampak negatif bagi lingkungan sekitarnya.
Hal semacam ini yang merupakan tantangan bagi pemerintah bagaimana
mengatasi Limbah industri tersebut. Agar kelestarian lingkungan tetap terjaga
dan terpelihara.
2
BAB II
ISI
A. Pembahasan
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar
mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan
padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan
berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan
lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Dalam dunia arsitektur ada metode yang bisa diterapkan dalam merencanakan
pengolahan limbah rumah tangga yaitu dengan :
• Membuat saluran air kotor
• Membuat bak peresapan
• Membuat tempat pembuangan sampah sementara
Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut ;
1) Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air
dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
2) Tidak mengotori permukaan tanah.
3) Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
3
4) Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
5) Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
6) Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat
dan murah.
7) Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Pengelolaan yang paling sederhana ialah pengelolaan dengan menggunakan
pasir dan benda-benda terapung melalui bak penangkap pasir dan saringan.
Benda yang melayang dapat dihilangkan oleh bak pengendap yang dibuat khusus
untuk menghilangkan minyak dan lemak. Lumpur dari bak pengendap pertama
dibuat stabil dalam bak pembusukan lumpur, di mana lumpur menjadi semakin
pekat dan stabil, kemudian dikeringkan dan dibuang. Pengelolaan sekunder
dibuat untuk menghilangkan zat organik melalui oksidasi dengan menggunakan
saringan khusus. Pengelolaan secara
Tersier hanya untuk membersihkan saja. Cara pengelolaan yang digunakan
tergantung keadaan setempat, seperti sinar matahari, suhu yang tinggi di daerah
tropis yang dapat dimanfaatkan.
B. Proses dan Cara Pengolahan Limbah Rumah Tangga (Sanitasi)
Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi ( pengelolaan air
limbah domestic ) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar
( ANTARA News, 2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup Indonesia
tahun 2002, tidak kurang dari 400.000 m3 / hari limbah rumah tangga dibuang
langsung ke sungai dan tanah, tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 %
4
dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa. Pembuangan akhir limbah tinja
umumnya dibuang menggunakan beberapa cara antara lain dengan menggunakan
septic tank, dibuang langsung ke sungai atau danau, dibuang ke tanah , dan ada
juga yang dibuang ke kolam atau pantai.
Di beberapa daerah pedesaan di Indonesia, masih banyak dijumpai
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan dengan sanitasi yang sangat
minim.Masih sering dijumpai sebagian masyarakat yang membuang hajatnya di
sungai karena tidak mempunyai saluran pembuangan khusus untuk pembuangan
air limbah rumah tangga maupun air buangan dari kamar mandi.Bahkan
terkadang masih dijumpai masyarakat yang membuang hajatnya di pekarangan
rumahnya masing-masing.Hal ini terjadi selain disebabkan karena factor
ekonomi, faktor kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas pendidikan yang
relative rendah dari masyarakat pun memang sangat berpengaruh besar terhadap
pola hidup masyarakat.
Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF, sekitar 60 persen penduduk di
kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang
pantas.Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di sungai serta buang air besar di
tempat terbuka membuat orang mudah terpapar penyakit, mengontaminasi air
tanah dan permukaan, dan menurunkan kualitas tanah dan tempat
tinggal.Perempuan dan anak-anak berada dalam risiko.
5
1. Pengertian Sanitasi
Sanitasi adalah bagian dari system pembuangan air limbah, yang
khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, dapat juga dari
sisa-sisa proses industry, pertanian, peternakan dan rumah sakit (sector
kesehatan). Sanitasi juga merupakan suatu usaha untuk memberikan fasilitas di
dalam rumah yang dapat menjamin agar rumah selalu bersih dan sehat. Tentunya
tang ditunjang penyediaan air bersih yang cukup, dan pembuangan air kotoran
yang lancar.
2. Air Limbah
Air Limbah adalah air buangan yang dihasilkan dari suatu proses
pruduksi industri maupun domestik (rumah tangga), yang terkadang
kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan
karena tidak memiliki nilai ekonomis. Dalam konsentrasi dan kuantitas tertentu,
kehadiran limbah dapat berdampak negative terhadap lingkungan tertutama
kesehatan manusia sehingga dilakukan penanganan terhadap limbah. Air kotor
adalah air bekas pakai yang sudah tidak memenuhi syarat kesehatan lagi dan
harus dibuang agar tidak menimbulkan wabah penyakit
Beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian dan kegiatan yang
berhubungan dengan limbah cair menurut PP 82 tahun 2001 yaitu :
6
a. Air adalah semua air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan tanah,
kecuali air laut dan fosil.
b. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah permukaan
tanah, seperti, mata air, sungai, rawa, danau, waduk, dan muara.
c. Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga tercapai
kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya untuk menjamin kualitas tetap
dalam kondisi alamiahnya.
d. Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan
pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar
sesuai dengan baku mutu air.
e. Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energy, dan atau
komponen lain kedalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas air turun
sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
f. Limbah cair adalah sisa dari sutu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud
cair.
g. Baku mutu limbah cair adalah, ukuran batas atau kadar unsure pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam limbah cair yang akan dibuang atau dilepas
kedalam sumber air dari suatu usaha atau kegiatan
7
3. Alat Pembuangan Air Kotor
Alat pembuangan air kotor dapat berupa :
- Kamar mandi, washtafel, keran cuci
- WC
- Dapur
Air dari kamar mandi tidak boleh dibuang bersama sama dengan air dari
WC maupun dari dapur. Sehingga harus dibuatkan seluran masing-masing.
Diameter pipa pembuangan dari kamar mandi adalah 3” (7,5 cm), pipa
pembuangan dari WC adalah 4”(10 cm), dan dari dapur boleh dipakai diameter
2”(5cm). pipa pembuangan dapat diletakkan pada suatu “shaft”, yaitu lobang
menerus yang disediakan untuk tempat pipa air bersih dan pipa air kotor pada
bangunan bertingkat untuk memudahkan pengontrolan. Atau dapat dipasang
pada kolom-kolom beton dari atas sampai bawah.Setelah sampai bawah, semua
pipa air kotor harus merupakan saluran tertutup di dalam tanah agar tidak
menimbulkan wabah penyakit dan bau tak sedap. Dibawah lantai, semua pipa
sanitasi diberi lobang control, yang sewaktu-waktu dapat dibuka bila terjadi
kemacetan
8
C. Jenis-Jenis Unit Pengolahan Air Limbah
1. Septictank
Sistem septic tank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran.Septic
tank merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih
dan udara.
Hal-hal yang yang harus diperhatikan saat pembangunan septic tank agar tidak
mencemari air dan tanah sekitarnya adalah :
a. Jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10m.
b. Untuk membuang air keluaran dari septic tank perlu dibuat daerah resapan
dengan lantai septic tank dibuat miring kearah ruang lumpur.
c. Septic tank direncanakan utuk pembuangan kotoran rumah tangga dengan
jumlah air limbah antara 70-90 % dari volume penggunaan air bersih.
d. Waktu tinggal air limbah didalam tangki diperkirakan minimal 24 jam.
e. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk dapat menampung lumpur yang
dihasilkan setiap orang rata-rata 30-40 liter/orang/tahun dan waktu pengambilan
lumpur diperhitungkan 2-4 tahun.
f. Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebh 2.5
cm dari pipa air keluar.
9
g. Septic tank harus dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, awet dan tahan lama perlu
diperhatikan hal berikut :
1). Kemiringan Pipa
Kemiringan pipa menentukan kelancaran proses pembuangan limbah.
Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran minimal 2
%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.
2). Pemilihan Pipa yang tepat
Pipa saluran sebaiknya berupa PVC.Ukuran minimal adalah 4
inchi.Rumah yang memiliki jumlah toilet yang banyak sebaiknya menggunakan
pipa yang lebih besar. Perancangan saluran diusahakan dibuat lurus tanpa
belokan, karena belokan atau sudut dapat membuat mampat.
3). Sesuaikan Kapasitas Septic tank
Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni empat orang, cukup dibuat
septic tank dengan ukuran (1.5×1.5×2)m. bak endapan dan sumur resapan bias
dibuat dengan ukuran (1x1x2)m. semakin banyak penghuni rumah maka semakin
besar ukuran yang dibutuhkan.
10
4). Bak Harus Kuat dan Kedap Air
Septic tank harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosi, rapat air dan
tahan lama. Konstruksi septic tank harus kuat menahan gaya-gaya yang timbul
akibat tekanan air, tanah maupun beban lainnya.
11
D. Proses Air Limbah Dari Wc Sampai Kembali Ke Dalam Tanah
Limbah dari WC melalui saluran, masuk ke septictank untuk diendapkan dan di
saring, kemudian dialirkan ke Drain Field sehingga dapat masuk ke dalam air
tanah.
1. Sumur Resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa
bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali
dengan kedalaman tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujan
diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah.
Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam
mengatasi banjir banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan
perumahan, karena dengan pertimbangan :
12
a. Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
b. Tidak memerlukan biaya yang besar.
c. Bentuk konstruksi SRA sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
a. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air,
sehingga mengurangi terjadinya banjir dan erosi.
b. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
c. Mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang
berlebihan.
13
Macam-Macam Limbah
Berdasarkan asalnya, limbah padat dapat digolongkan sebagai :
1. Limbah organik
2. Limbah anorganik.
Pada dasarnya dari makalah ini kami akan menguraikan arti limbah
organik dengan luas, salah satunya adalah limbah rumah tangga yang akan kami
uraikan. Limbah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik,
misalnya dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah dan daun. Selain itu limbah
rumah tangga yang ada akan menyebabkan terjadinya pencemaran, terutama
libah ini berpengaruh pada pencemaran air karena dalam limbah rumah tangga
mengandung berbagai zat kimia yang jumlah dan macamnya banyak sekali.
14
Seperti zat-zat organik baik yang larut , misalnya : detergen, sabun, zat warna,
asam, basa, dll.
Oleh sebab itu banyak manusia yang mengeluh akibat limbah rumah
tangga.Padahal mereka tidak menyadari kalau timbulnya limbah ini disebabkan
oleh mereka sendiri.Limbah rumah tangga sangat berpengaruh bagi perairan /
sungai-sungai yang ada disekitar tempat tinggal kita.Karena adanya limbah ini,
kadang terjadi pencemaran air di sungai-sungai sekitar rumah kami.
Disini mungkin masih ada air bersih walaupun sering terjadi pencemaran
air, namun pada umumnya makhluk hidup yang tinggal di desa, mereka pada
dasarnya sangat ketergantungan dengan air-air yang ada pada sungai-sungai
sekitar dan karena limbah rumah tangga kadang harus mengalami gangguan
kesehatan. Oleh karena itu kita harus dapat menjaga dan memanfaatkan air yang
ada, misalnya menjauhkan dan mencegah adanya limbah ini.
Karakteristik limbah :
Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik
yang berbeda. Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
Berukuran mikro
Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya.
Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias
15
terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di
buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.
E. Dinamis
Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara
pencemarannya yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan
pencermaran. Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup
lama dan tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran
limbah yang tidak dapat dilihat Berdampak luas(penyebarannya)
Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari
karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan mata
tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu adanya istilah
“Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang yang mengakibatkan
nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan untuk bergerak karena
kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di Teluk Minamata dan Sungai Jintsu
karena pencemaran oleh raksa (Hg). Berdampak jangka panjang (antar generasi)
Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak
sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan
turunannya mengalami hal serupa.
Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap lingkungan
diantaranya :
16
1.Volume Limbah
Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang
akan ditimbulkan semakin besar pula terasa.
2.Kandungan Bahan Pencemar
Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran lingkungan
apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran yang fatal
bahkan dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar.
3.Frekuensi Pembuangan Limbah
Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di
karenakan banyaknya industry yang berdiri. Dengan semakin banyak frekuensi
limbah tentunya pembuanganlimbah menjadi tidak terkandali dan usaha untuk
mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan limbah yang masih
jauh dari harapan kita semua.
F. Sumber dan Jenis Limbah
Sumber Utama imbah
Sumber adanya limbah sebenarnya banyak sekali tetapi pada
pengelompokannya sumber limbah terdiri dari :
Ø Aktivitas manusia
Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang
produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan
17
yang dilakukan oleh manusia menggunkan mesin dan juga sulitnya untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bias dimanfaatkan
untuk keperluan manusia. Berikut adalah limbah yang dihasilkan oleh aktivitas
manusia misalnya :
a) Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor
b) Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi
c) Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun perumahan
Ø Aktivitas alam
Selain dari aktivitas diatas pencemaran limbah di bumi juga di timbulkan
oleh aktivitas alam walaupun jumlahnya sangat sedikit pengaruhnya terhadap
lingkungan karena lokasinya yang biasanya bersifat lokal.berikut ini contoh dari
aktivitas alam yang menghasilkan limbah yaitu :
a) Pembusukan bahan organik alami
b) Adanya aktifitas gunung berapi
c) Banjir, longsor serta
d) Aktivitas alam yang lain
18
Karena kedua aktivitas ini menimbulkan limbah yang mencemari
lingkungan, manusia di bumi terus mengembangkan teknologi untuk mencegah
dampak pencemaran lingkungan. Walaupun dilain pihak limbah terus meningkat
terutamadiakibatkan oleh aktivitas manusia hal ini didorong oleh beberapa factor
sebagai berikut :
ØPerkembangan industri
Perkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan, transportasi
dan manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah dalam jumlah yang
relative besar sehingga terjadi pembuangan limbah yang kurang terkontrol
karena kurannya teknologi untuk membuat limbah menjadi barang yang terurai
atau ramah lingkungan
ØModernisasi
Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk menghasilkan barang
semakin marak digunakan dikalangan orang yang mengeluti bidang industry. Hal
ini bertujuan untuk menghasilkan barang dengan cepat tetapi di lain hal
perkembangan teknologi berakibat pada semakin banyaknya limbah yang
dihasilkan oleh teknologi itu sendiri.
ØPertambahan penduduk
Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan bertambah
meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal serta meingkatnya jumlah
19
kebutuhan akan barang. Hal ini dapat menimbulkan berberpa macam masal
seperti:
a) Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi
Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi berdampak terhadap
semakin berkurangnya hutan untuk mengurangi kadar pencemaran lingkungan.
b) Penimbunan sampah
Semakin hari kita melihat banyaknya sampah yang menumpuk karena
pembuangannya yang sembarangan dan mungkin juga karena kurang mampunya
tempat pembuangan sampah untuk menampung sampah atau yang biasa disebut
TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dalam menampung sampah sehingga sampah
menumpuk di suatu tempat yang berdampak menurunnya kualitas lingkungan
sekitar II. Limbah Rumah Tangga dari Buangan Closet (WC)
Closet (WC) adalah suatu cara pembuangan air kotoran manusia agar air kotoran
tersebut tidak mengganggu kesehatan dan lingkungan. Dibuat bak penampung
kotoran (septik tank) yang terdiri dari bak pengumpul dan bak peresapan serta
dihubungkan dengan saluran pipa pralon. Air limbah closet (WC) dialirkan
melalui pralon ke bak penampung kotoran berdinding kedap air.
Berikut ini contoh membuat bak penampung kotoran dengan jumlah keluarga 6
orang dan dalam jangka waktu 5 tahun, sedangkan waktu tinggal dalam tangki
direncanakan minimal 2 hari (24 jam).
Untuk mendapatkan gambaran besarnya tangki yang harus dibuat maka diperoleh
dengan cara sebagai berikut :
20
a. Jumlah air limbah yang dibuang setiap hari sekitar 100 liter/orang/hari. b.
Besarnya tangki pencerna dalam 1 tahun 2 x 6 x 100 liter = 1.200 liter. c.
Banyaknya lumpur sebesar 30 liter/orang/tahun.
d. Banyaknya lumpur selama 5 tahun 6 x 30 liter x 5 = 900 liter. e. Jadi untuk
melayani keluarga tersebut di atas diperlukan tangki pencerna 1,2 m3 dengan
ruang pengumpul lumpur sebesar 0,9 m3.
G. Cara Pembuatan Closet
Ruang closet (WC) dibuat tertutup , closet (WC) dengan lubang leher
angsa dipasang, kemudian dibuat tangki kotoran dengan dinding kedap air.
Untuk mengalirkan udara dari tangki keluar dipasang pula pralon berukuran kecil
yang berbentuk huruf T. Kemudian dibuat sumur resapan yang didalamnya diisi
kerikil, ijuk dan dinding peresapan berlubang-lubang. Pembuatannya dapat
dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 1. Pengelolaan Air Limbah Closet (WC)
21
Closet tersebut digunakan untuk membuang air kotoran manusia (tinja
dan air seni). Closet perlu dijaga kebersihannya, yaitu dengan menggunakan
karbol dengan takaran yang sesuai dengan aturan. Jangan masukkan benda-benda
padat seperti : kerikil, batu, kertas, kain , plastik,dsb, karena dapat menyumbat
saluran air. Peresapan air pada Closet tergantung dari kapasitas tangki/bak dan
jenis tanahnya. Semakin kecil bak peresapan, maka akan semakin kecil
resapannya.
Keuntungan menggunakan cara ini ialah mudah dibuat, sederhana, bahan-
bahnya mudah didapatkan dan murah. Selain itu cara ini lebih baik, karena dapat
mengurangi pencemaran sumber air bersih disekitarnya.
Penggunaan Air Untuk Keperluan Closet
Toilet siram desain lama membutuhkan 19 liter air dan bisa memakan
hingga 40% dari penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Dengan jumlah
penggunaan 190 liter air per kepala per hari, mengganti toilet ini dengan unit
baru yang menggunakan hanya 0,7 liter per siraman bisa menghemat 25% dari
penggunaan air untuk rumah tangga tanpa mengorbankan kenyamanan dan
kesehatan. Sebaliknya, memasang unit penyiraman yang memakai 19 liter air di
sebuah rumah tanpa WC bisa meningkatkan pemakaian air hingga 70%. Jelas,
hal ini tidak diharapkan di daerah yang penyediaan airnya tidak mencukupi, dan
hal tersebut juga bisa menambah jumlah limbah yang akhirnya harus dibuang
dengan benar.
22
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, banyak perhatian telah
diberikan pada pembuatan sistem sanitasi yang tahan lama, hemat air, bisa
diterima oleh orang-orang yang akan memakainya, dan memungkinkan
penggunaan kembali limbah yang telah diolah. Pengembangan sanitasi yang
paling penting dalam dekade ini adalah pengesahan bentuk-bentuk sanitasi yang
sebelumnya dianggap primitif. Setelah beberapa tahun penelitian terapan dan
kemajuan teknologi, kakus luar rumah telah ditransformasi menjadi instalasi
sederhana tapi canggih yang memberikan tingkat kenyamanan dan kesehatan
yang tinggi. Dua teknologi penting yang berhubungan dengan kakus ini adalah:
lubang kakus yang diperbaiki dan diberi ventilasi (Ventilated Improved Pit
latrine/VIP latrine) dan toilet siram guyur (Pour Flush Toilet/PF toilet). Dua
teknologi ini biayanya jauh lebih sedikit daripada toilet konvensional yang
dihubungkan ke tanki septik atau sistem saluran pembuangan.
H. Limbah Rumah Tangga dari Saluran Air Pembuangan
Selain dari buangan closet (WC) limbah bekas air buangan kamar mandi
dan bekas air cucian juga harus dikelola dengan baik. Berikut ini merupakan
ketentuan yang sedapat mungkin untuk dilakukan dalam pengelolaannya yaitu
tempat cucian dipasang tidak jauh dari dapur. Bak cucian dipasang saringan,
saluran pralon ke bak kontrol yang jaraknya maksimum 5 m. Bak ini perlu
ditutup dan diberi pegangan agar memudahkan pengambilan tutup bak. Agar
binatang tidak dapat masuk perlu dibuat besi penghalang
23
Untuk pembuatannya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini :
Gambar 2. Pengelolaan Air Limbah Saluran Pembuangan
Dari gambar tersebut terlihat kegunatempat pengelolaan limbah, yaitu
untuk membuang air cucian dapur dan kamar mandi serta untuk membuang air
kotoran kamar mandi. Saluran pengolahan limbah ini perlu dibersihkan secara
teratur terutama pada saringan air. Jangan membuan benda-benda padat seperti :
batu kerikil, kertas, kain, plastik dan barang-barang lainnya, karena akan
menyumbat saluran.
Limbah air bekas mandi dan cuci dialirkan ke bak kontrol dan langsung
ke sumur resapan. Air akan tersaring pada bak resapan dan air yang keluar dari
bak resapan sudah bebas dari pencemaran.Tempat mandi dan cuci dibuat dari
batu bata, campuran semen dan pasir. Bak kontrol dibuat terutama untuk saluran
yang berbelok, karena pada saluran berbelok lama-lama terjadi pengikisan ke
24
samping sedikit demi sedikit, dan akan terjadi suatu pengendapan kotoran.
Dibuat juga sumur resapan yang terbuat dari susunan batu bata kosong yang
diberi kerikil dan lapisan ijuk. Sumur resapan diberi kerikil dan pasir. Jarak
antara sumur air bersih ke sumur resapan minimum 10 m agar supaya jangan
mencemarinya.
25
Gambar 3. Bak Saluran Bekas Mandi dan Cuci.
Disamping cara yang tersebut diatas untuk mengelola limbah saluran
kamar mandi dan limbah bekas cucian dapat juga dilakukan dengan cara
mengalirkan limbah melalui saluran ke sebuah lubang resapan.
Pertama dibuat lubang di luar dapur dengan lebar, panjang dan tinggi 1 m
atau disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan. Di buat saluran dari batu bata,
pasir, semen atau pakai bis. Kalau saluran terbuka bisa ditutup dengan bambu,
kayu atau seng. Bak resapan diisi dengan pasir, kerikil, batu kali. Akan lebih baik
kalau bak resapan ditutup dengan kayu/bambu/cor-coran pasir dan semen. Dan
dapat diberi saluran udara dari pralon. Cara pembuatannya dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.
26
Gambar 4. Pengelolaan limbah air buangan kamar mandi dan limbah bekas air
cucian.
I. Limbah Industri Rumah Tangga
Industri rumah tangga seperti industri tempe, tahu, rumah makan, dan
lain-lain perlu dikelola. Limbah dari industri rumah tangga tersebut
menimbulkan bau yang tidak enak dan mengganggu lingkungan sekitarnya.
Salah satu cara mengelola limbah rumah tangga adalah dengan membuat
3 bak. Ketiga bak tersebut digunakan sebagai tempat pengendapan limbah secara
bertahap. Dengan demikian air limbah yang keluar dari bak terakhir sudah tidak
membahayakan lagi.
Cara pembuatannya ialah buat bak sebanyak 3 buah dari batu bata dengan
campuran pasir dan semen. Kemiringan saluran harus diperhitungkan. Usahakan
jangan sampai ada benda pada air limbah, sebab apabila ada akan menempel dan
menyumbat saluran. Antara bak satu dengan lainnya dihubungkan pipa pralon,
antara satu dengan yang lain letaknya lebih rendah. Susunan dan sifat air limbah
yang berasal dari limbah industri rumah tangga tergantung pada macam dan
jenisnya, industri.
Air limbah dapat berupa limbah dari pabrik susu, rumah makan,
pemotongan hewan, pabrik tahu, pabrik tempe, dsb. Kotoran air limbah yang
masuk ke bak I, akan mengapung. Pada bagian bawah limbah melalui pipa akan
terus mengalir ke bak II. Lemak akan tertinggal dan akan menempel pad dinding.
Untuk mengambil lemak perlu diserok. Dalam Bak II limbah akan mengalami
27
pengendapan, terus ke bak III begitu juga. Dari pipa pralon pada bak III air
limbah akan keluar dan sudah tidak membahayakan lagi. Untuk membawa
lumpur diperlukan kecepatan 0.1m/detik dan untuk membawa pasir kasar perlu
kecepatan 0,2m/detik. Cara pembuatannya dapat dilihat Gambar di bawah ini.
Gambar 5. Denah bak pengendap ideal berbentuk persegi panjang
Gambar 6. Bak limbah industri rumah tangga
Dari gambar diatas terlihat kegunaannya yaitu untuk membuang limbah
industri rumah tangg dan untuk membuang kotoran-kotoran yang bersifat
cair.Bak hendaknya sering dibersihkan agar kotorannya tidak mengganggu
saluranPerlu di kontrol saluran-salurannya untuk menghindari kemacetan.Jangan
28
membuang limbah berupa benda padat seperti : kain, kertas, daun-daun, plastik,
kerikil, dsb.
Kerugiannya ialah apabila kurang dikontrol akan sering macet, sehingga air akan
keluar ke atas dan mengganggu lingkungan sekitarnya.
a. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Bak sampah dapat dipakai untuk membuang kotoran seperti daun, plastik, kertas.
Pembakaran kotoran dari sampah untuk bak yang dibuat dari kayu diambil
dahulu lalu dibakar di tempat. Sampah kompleks perumahan biasanya diambil
dengan gerobak sampah/truk sampah dan dibuang ke tempat lain.
Dapat dibuat bak, bisa dari kayu bekas/batu bata atau bisa juga dari porselin. Bak
dari kayu lebih sederhana tetapi kotoran tidak dapat dibakar, karena bak akan
terbakar. Bak yang dari batubata, kotorannya bisa dibakar. Agar supaya kayu
bawah tidak terkena rayap dapat dibuatkan kaki. Begitu pula pada bak batu bata,
agar mudah memindahkan bak. Cara pembuatan bak sampah dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini.
29
Gambar 7. Alternatif bentuk bak sampah
Bak sampah tersebut digunakan untuk membuang kotoran sampah seperti kertas,
daun, dsb. Agar tetap terawat, maka perlu diperhatikan hal, yaitu:
1) Bak kayu perlu di cat
2) Setelah penuh diambil terus dibakar
3) Jangan membuang yang berbau busuk seperti bangkai, dsb.
J. Mendaur Ulang Sampah Rumah Tangga
Mendaur ulang sampah merupakan salah satu cara yang perlu mendapat prioritas
utama dalam pengelolaan sampah rumah tangga, karena gangguan
pencemarannya tinggi. Pengomposan sebaiknya dilakukan di dalam wadah untuk
mencegah pencemaran lingkungan, gangguan binatang dan menjaga estetika.
Bahan wadah tempat sampah:
• Wadah portable dapat menggunakan drum, plastik, kayu, anyaman bambu, dsb.
• Wadah permanen dapat menggunakan pasangan semen dengan ukuran: panjang
dan lebar minimal 75 cm, sedangkan tingginya lebih kurang 100 cm. Bagian atas
30
dibuatkan tutup yang mudah dibuka/tutup, bagian depan bawah diberi lobang
panen kompos.
Alat yang telah diuji coba dengan hasil baik adalah drum 200 liter, diberi
pasangan pipa PVC berlubang-lubang untuk penghawaan. Bahan yang
dikomposkan berupa sampah daun dan sisa makanan dapur.
Cara Pengomposan Sampah Rumah Tangga:
• Drum dipasang tegak, diganjal dan di bawah lubang ditaruh pecahan genteng
untuk mencegah tikus masuk.
• Sampah daun dari pembersihan halaman dikumpulkan di dekat drum komposter
dan dipotong-potong (2,5 - 5 cm) menggunakan parang atau gunting rumput.
• Sampah dapur ditampung dulu di dapur dalam dua ember kecil bertutup, yang
satu untuk sisa makanan, yang kedua untuk plastik dan barang-barang bekas lain.
Setiap kali ember sisa makanan penuh, dibawa ke kebun, dan dimasukkan ke
dalam drum kemudian di atasnya ditutup rapat dengan potongan daun atau
serbuk gergaji untuk mencegah pencemaran lalat dan menyeimbangkan C2N
ratio. Kemudian di atas lapisan ditaburi aktivator isolar mikroorganisme 2 - 3
sendok besar(antara lain: orgaded, stardec, dsb.), atau kompos dan terakhir
disiram air agar selalu lembab.
• Demikian dilakukan setiap hari sampai drum penuh dan biarkan pengomposan
berlanjut. Proses pengomposan akan merambat dari bawah ke atas seperti yang
terjadi di lantai hutan.
31
• Untuk mempercepat pengomposan, sejak drum berisi separuh, perlu sering
ditusuk-tusuk agar terjadi lorong-lorong penghawaan.
• Setelah lebih kurang 6 minggu, kompos dipanen dengan mengeluarkannya dari
drum, dikering anginkan dan dapat langsung dipakai. Sesudah itu drum dapat
dipakai kembali.
Pengomposan sampah dalam jumlah banyak:
Apabila tersedia banyak bahan baku sampah, misalnya setelah pemangkasan
tanaman, bahan baku ini dapat dimasukkan seluruhnya ke dalam wadah dengan
menggunakan sistim berlapis (sandwich system), dengan ketebalan lapisan
kurang lebih 30 cm. Di atas setiap lapisan bahan baku sampah diberi pupuk
kandang, tanah subur, kompos atau ditaburi aktivator biologis (orgadec, stardec,
dll.) kemudian diberi air supaya lembab. Demikian dilakukan sampai penuh dan
wadah segera ditutup untuk menghindari gangguan berbagai binatang. Untuk
tahap pengomposan selanjutnya lihat poin diatas.
K. Tempat Pembuangan Akhir dan Penerapan Sanitary Landfill
Sanitary Landfill adalah sistem pengelolaan sampah yang
mengembangkan lahan cekungan dengan syarat tertentu, antara lain jenis dan
porositas tanah. Dasar cekungan pada sistem ini dilapisi geotekstil. Lapisan yang
menyerupai plastik ini menahan peresapan lindi ke tanah. Diatas lapisan ini,
dibuat jaringan pipa yang akan mengalirkan lindi ke kolam penampungan. Lindi
yang telah melalui instalasi pengolahan baru dapat dibuang ke sungai. Sistem ini
32
juga mensyaratkan sampah diuruk dengan tanah setebal 15 cm tipa kali timbunan
mencapai ketinggian 2 meter.
Gambar 8. Pengeolahan sampah dengan system Sanitary Landfill
Sistem Sanitary Landfill tentunya harus memenuhi desain teknis tertentu
sehingga sampah yang dimasukkan ke tanah tidak mencemarkan tanah dan air
tanah. Di sejumlah negara maju, sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir
(TPA), sampah dipilah terlebih dahulu antara sampah organik dan non-organik,
sampah yang mudah terdegradasi dan yang sulit.
Sampah seperti pecahan kaca, logam, dan plastik dibakar dulu hingga menjadi
abu sebelum ditimbun. Sampah yang mudah terdegradasi seperti sisa makanan,
digiling terlebih dulu sebelum ditimbun. Dasar TPA dilapisi bahan kedap air dan
diberi saluran untuk cairan hasil dari pembusukan sampah (lindi). Di dekat TPA
harus ada sumur kontrol untuk mengontrol apakah air tanah di sekitar TPA sudah
tercemar.
33
TPA di Indonesia,sesungguhnya tidak menerapkan sanitary landfill seperti yang
sering didengung-dengungkan. Paling banter TPA itu menggunakan sistem open
dumping alias model curah yang lebih primitif dibandingkan dengan sanitary
landfill, yakni sampah ditumpuk bergunung-gunung. Jika sistem ini dilengkapi
lapisan dasar kedap air dan saluran untuk lindi masih dianggap mendingan.
Namun, kalo tidak sangat berbahaya sekali karena sampah akan mencemari tanah
dan air tanah (berupa bakteri e-coli dan logam berat) secara langsung. Sudah
begitu, sistem open dumping yang digunakan ternyata masih disertai dengan
pembakaran sampah. Padahal, pembakaran sampah itu "haram hukumnya"
karena pembakaran sampah hanya menghasilkan oksidan berbahaya bagi
kesehatan, apalagi kalo sampah yang dibakar adalah sampah non-organik, seperti
plastik, kaca, atau logam. Jika itu dilakukan sama saja dengan memindahkan
sampah di permukaan tanah ke udara dalam bentuk oksidan.
Sampah landfill yang diproduksi pasar dan rumah tangga, seperti sisa makanan,
sisa sayur mayur, atau segala yang cepat busuk dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk organik dan sumber energi untuk membangkitkan listrik dari tenaga uap.
Tempat pembuangan dengan rayonisasi juga mempersingkat waktu waktu dari
pengambilan ke tempat pembuangan sampah untuk langsung diolah. Durasi ini
penting untuk meminimalkan bau akibat proses pembusukan yang tidak dapat
ditunda.
Truk-truk yang menutup sampahnya dengan terpal plastik tebal adalah cermin
pengelolaan sampah yang buruk, dengan ditutup rapat seperti itu bau yang timbul
34
akan lebih menyengat sebab proses anaerob menghasilkan gas asam sulfida,
metan, dan licit. Sampah cukup ditutup dengan semacam jaring halus yang
memungkinkan proses aerob : menyerap oksigen dan mengeluarkan CO2 yang
tidak berbau.
Rayonisasi pembuangan sampah tidak akan membuat warga sekitarnya
terganggu apabila tempat pembuangan dan pengolahan sampah dikelola dengan
baik dan tidak menimbulkan polusi. Kompensasi sosialnya, warga sekitar
mendapat tambahan subsidi kesehatan dan pendidikan sebagai insentif.
Indikator yang bisa dilihat dari komitmen Pemerintah untuk mempercepat
kesadaran masyarakat salah satunya adalah baik buruknya pengelolaan sampah
di setiap kota yang selalu parsial, latah dan berorientasi kepada proyek.
Merujuk pada Protokol Kyoto (1997) yang sampai saat ini belum diratifikasi oleh
Indonesia, khususnya pada Annex A, disebutkan bahwa jenis-jenis buangan yang
bisa diperdagangkan adalah gas-gas rumah kaca, buangan bahan bakar, serta
buangan industri mineral, logam, pelarut dan limbah. Namun, belum banyak
pihak yang memahami apa yang bisa dimanfaatkan menurut protokol tersebut
karena Indonesia masih belum meratifikasi. Menurut pakar Lingkungan Prof
(Em) Dr. Otto Soemarwoto, " Semua pihak yang berhubungan dengan emisi
sebaiknya mempelajari Protokol Kyoto dan pengaturannya melalui Mekanisme
Pembangunan Bersih sehingga ketika diratifikasi, semua bisa
memanfaatkannya".
35
Kesadaran warga untuk mau memilah sampah organik dan anorganik sebetulnya
dapat dipicu dengan memberikan insentif berupa pengurangan pajak bagi
restoran, kantor, dan pusat bisnis yang kooperatif dalam pemilahan sampah ini.
36
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Apabila setiap rumah tangga mau dan mampu mendaur ulang sampahnya
masing-masing, maka sisa sampah yang dibuang dari rumah tangga tinggal
sedikit berupa limbah non organik dan inipun masih bisa dimanfaatkan para
pemulung.
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi,
cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan atau sesuatu yang tidak terpakai berbentuk cair, gas dan
padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sukar untuk dihilangkan dan
berbahaya. Bahan kimia tersebutdapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan penyakit lainnya. Air limbah
tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan
lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Saran
Pengolahan limbah disaat ini perlu perhatian khusus mengingat semakin
banyaknya volume limbah di lingkungan sekitar. Dengan pengolahan limbah
diharapkan lingkungan sekitar bisa tetap alami tidak tercemar oleh limbah.
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi Sumatera Utara,
Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Sumatera Utara, 2003
2. Bintarto R, Drs., Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya, Ghalia
Indonesia, Jakarta, 1989
3. Pengelolaan Air Limbah Kakus. Jakarta : Direktorat Perumahan, Ditjen
Cipta Karya-Departemen Pekerjaan Umum
4. Sanitation without water . Winblad PL 2205 S 68200 Filipstad, Sweden