CASE REPORT varisela.doc BARUUU PRINTT.doc

24
CASE REPORT VARICELLA PENDAHULUAN Varicella (cacar air) merupakan penyakit anak-anak yang umum. Biasanya penyakit ini ringan, tetapi dapat menjadi penyakit yang serius dan dapat menyerang pada semua umur. Pada anak sehat penyakit ini biasanya bersifat jinak, jarang menimbulkan komplikasi dan hanya sedikit yang menderita penyulit, tetapi pada status imunitas yang menurun, seperti bayi baru lahir, imunodefisiensi, tumor ganas, dan orang dewasa yang mendapat pengobatan imunosupresan sering menimbulkan komplikasi bahkan menyebabkan kematian. Varisella dicetuskan oleh varicella zoster virus (VZV) merupakan famili human (alpha) herpes virus yang terdiri atas genom DNA double- stranded tertutup inti yang mengandung protein dan dibungkus oleh glikoprotein. .1 Varicella merupakan infeksi akut primer yang menyerang kulit dan mukosa, terdapat kelainan kulit polimorf terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Cacar air (varicella) merupakan infeksi yang sangat mudah menular yang pada mulanya menyebabkan ruam bintik-bintik merah. Bintik-bintik biasanya timbul pada dada, wajah dan bagian-bagian badan lainnya. Pasien yang terinfeksi dengan cacar air mempunyai suhu badan tinggi merasa tidak enak badan. Orang dewasa yang terkena infeksi cacar air biasanya mengalami gejala-gejala lebih parah. Infeksi cacar air selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan serius dalam bayi yang dilahirkan.Cacar air ditularkan melalui

Transcript of CASE REPORT varisela.doc BARUUU PRINTT.doc

CASE REPORTVARICELLAPENDAHULUAN

Varicella (cacar air) merupakan penyakit anak-anak yang umum. Biasanya penyakit ini ringan, tetapi dapat menjadi penyakit yang serius dan dapat menyerang pada semua umur. Pada anak sehat penyakit ini biasanya bersifat jinak, jarang menimbulkan komplikasi dan hanya sedikit yang menderita penyulit, tetapi pada status imunitas yang menurun, seperti bayi baru lahir, imunodefisiensi, tumor ganas, dan orang dewasa yang mendapat pengobatan imunosupresan sering menimbulkankomplikasi bahkan menyebabkan kematian. Varisella dicetuskan oleh varicella zoster virus (VZV) merupakan famili human (alpha) herpes virus yang terdiri atas genom DNA double-stranded tertutup inti yang mengandung protein dan dibungkus oleh glikoprotein..1

Varicella merupakan infeksi akut primer yang menyerang kulit dan mukosa, terdapat kelainan kulit polimorf terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Cacar air (varicella) merupakan infeksi yang sangat mudah menular yang pada mulanya menyebabkan ruam bintik-bintik merah. Bintik-bintik biasanya timbul pada dada, wajah dan bagian-bagian badan lainnya. Pasien yang terinfeksi dengan cacar air mempunyai suhu badan tinggi merasa tidak enak badan. Orang dewasa yang terkena infeksi cacar air biasanya mengalami gejala-gejala lebih parah. Infeksi cacar air selama kehamilan dapat menyebabkan kelainan serius dalam bayi yang dilahirkan.Cacar air ditularkan melalui batuk dan bersin (droplet) dan melalui sentuhan langsung dengan cairan dalam lecetan ruam.2LAPORAN KASUSPasien bernama An. D.M berusia 14 tahun dengan tanggal lahir Jakarta, 27 Juli 2000, berjenis kelamin laki laki, beralamat di Jalan Musyawarah No 14 RT 06 / 04 Jagakarsa, Jakarta Selatan. Agama Kristen Katolik. Masuk RS C melalui Poli pada tanggal 4 Agustus 2014.RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS) pasien terdapat bintik bintik berisi cairan pada seluruh tubuh pasien yang terasa gatal. Awalnya bintik tersebut terlihat pada leher pasien, yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh. pasien juga mengalami demam dan terukur 380C (di axilla), demam turun setelah diberi obat panadol. Demam dirasakan meningkat setiap hari. Pasien juga mengeluh gatal seluruh tubuh dan muntah sebanyak 3 kali sebanyak gelas aqua setiap muntah. Riwayat sakit kepala dan disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Tidak ada riwayat alergi. Tidak ada anggota keluarga atau orang lain serumah yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

Saat pasien diperiksa didapatkan keadaan umum tampak sakit sedang,kesadaran komposmentis, tekanan darah mmHg, nadi 92 x/menit (reguler, kuat angkat, suhu 38,2oC, frekuensi pernapasan 21x/menit. Berat badan pasien 56 kg. Pemeriksaan Kepala dalam batas normal, pemeriksaan mata dalam batas normal, pemeriksaan tenggorokan faring hiperemis.. Kelenjar getah bening tidak teraba membesar, pemeriksaan toraks dalam batas normal, pemeriksaan abdomen dalam batas normal. Pemeriksaan ekstremitas normotonik, akral hangat dan CRT < 2 detik.

Diagnosis pasien adalah varicella. Terapi yang diberikan adalah cairan intravena ASERING 30 tetes per menit makro, medikamentosa : salep acyclovir, salep madecasol, acyclovir tablet 6x400mg (po), CTM 3x1 tablet (po), bactesyn 2x1 tablet (po), panadol 3x1 tablet (po). Pemeriksaan laboratorium pada 04 Agustus 2014 adalah : Laju endap darah 27mm/jam, Hb 15,4g/dl, Ht 44%, Leukosit 8.000/uL, Trombosit 296.000/uL, Eritrosit 5,63x10x6/uL, Retikulosit 6 permil. Pada hitung jenis leukosit ditemukan : Basofil 2%, Eusinofil 0%, Neutrofil batang 0%, Neutrofil segmen 47%, Limfosit 39%, Monosit 12%, Trombosit 131x10x3/uL, MCV 77 fl, MCH 27,4 pg, MCHC 35,3 g/dL. Pada pemeriksaan kimia klinik ditemukan : Natrium (Na) Darah 134 mEq/L, Kalium (K) Darah 4,6 mEq/L, Kalsium (Ca) 8,3mg/dL.

Perawatan hari pertama tanggal 5 Agustus 2014, pasien dalam keadaan tampak sakit sedang, demam masih ada. Kesadaran komposmentis, suhu 38,7oC, frekuensi pernapasan 20x/menit, frekuensi nadi 92x/menit, CRT < 2 detik. Perawatan bula yang belum pecah dengan acyclovir cream dan bula yang sudah pecah dengan madecasol cream, gatal (+), bula di seluruh tubuh dan wajah (+).

Terapi diberikan adalah cairan intravena diganti dengan KaEn 3B 30 tetes per menit makro, medikamentosa : salep acyclovir, salep madecasol, acyclovir tablet 6x400mg (po), CTM 3x1 tablet (po), bactesyn 2x1 tablet (po), panadol 3x1 tablet (po). Dengan hasil laboratorium : Hb 14,0g/dl, Ht 40%, Leukosit 6,1rb/uL, Trombosit 123.000/uL.

Perawatan hari kedua tanggal 6 Agustus 2014, pasien demam masih di angka 38 oC, mual(-), muntah (-), bula diseluruh tubuh dan wajah (+), gatal (+).

Terapi cairan intravena KaEn 3B 30 tetes per menit makro, medikamentosa : salep acyclovir, salep madecasol, acyclovir tablet 6x400mg (po), CTM 3x1 tablet (po), bactesyn 2x1 tablet (po), panadol 3x1 tablet (po). Perawatan hari ketiga tanggal 7 Agustus 2014, pasien sudah tidak demam dengan suhu 37,60 C, mual(-), muntah (-), bula diseluruh tubuh dan wajah (+), gatal (+).Terapi cairan intravena KaEn 3B 20 tetes per menit makro, medikamentosa : salep acyclovir, salep madecasol, acyclovir tablet 6x400mg (po), CTM 3x1 tablet (po), bactesyn 2x1 tablet (po), panadol 3x1 tablet (po). Dengan hasil laboratorium : Hb 13,2g/dl, Ht 38%, Leukosit 4,4rb/uL, Trombosit 149.000/uL.

Perawatan hari keempat tanggal 8 Agustus 2014, pasien sudah tidak demam dengan suhu 37,00 C, mual(-), muntah (-), bula diseluruh tubuh dan wajah (+), gatal (+). Rencana pulang besok.

Terapi cairan intravena KaEn 3B 10 tetes per menit makro, medikamentosa : salep acyclovir, salep madecasol, acyclovir tablet 6x400mg (po), CTM 3x1 tablet (po), panadol 3x1 tablet (po). Perawatan hari kelima tanggal 9 Agustus 2014, pasien sudah tidak demam dengan suhu 36,40 C, mual(-), muntah (-), bula diseluruh tubuh dan wajah (+), gatal (+). Pasien sore pulang

Terapi yang diberikan saat pulang, medikamentosa : acyclovir tablet 6x400mg (po), CTM 3x1 tablet (po), starmuno kids 1x1 sdo (po), panadol 3x1 k/p tablet (po).

LANDASAN TEORI MANIFESTASI KLINIS KlinisMasa inkubasi 14 hari dengan kisaran 10 sampai 21 hari. Masa inkubasi dapat lebih lama pada pasien dengan defisiensi imun dan pada pasien yang telah menerima pengobatan pasca paparan dengan produk yang mengandung antibodi terhadap varicella.3Gejala prodromal

Pada anak kecil jarang terdapat gejala prodromal. Sementara pada anak yang lebih besar dan dewasa, ruam yang seringkali didahului oleh demam selama 2-3 hari, kedinginan, malaise, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa pasien dapat disertai nyeri tenggorokan dan batuk kering.3,4Ruam pada varicella

Pada pasien yang belum mendapat vaksinasi, ruam dimulai dari muka dan skalp, dan kemudian menyebar secara cepat ke badan dan sedikit ke ekstremitas. Lesi baru muncul berturut-turut, dengan distribusi terutama di bagian sentral. Ruam cenderung padat kecil-kecil di punggung dan antara tulang belikat daripada skapula dan bokong dan lebih banyak terdapat pada medial daripada tungkai sebelah lateral. Tidak jarang terdapat lesi di telapak tangan dan telapak kaki, dan vesikula sering muncul sebelumnya dan dalam jumlah yang lebih besar di daerah peradangan, seperti daerah yang terkena sengatan matahari.4

Gambar 1 Infeksi VZV : Varicella dengan imunisasi 3

Gambaran dari lesi varicella berkembang secara cepat, yaitu lebih kurang 12 jam, dimana mula-mula berupa makula eritematosa yang berkembang menjadi papul, vesikel, pustul, dan krusta. Vesikel dari varicella berdiameter 2-3 mm, dan berbentuk elips, dengan aksis panjangnya sejajar dengan lipatan kulit. Vesikel biasanya superfisial dan berdinding tipis, dan dikelilingi daerah eritematosa sehingga tampak terlihat seperti embun di atas daun mawar. Cairan vesikel cepat menjadi keruh karena masuknya sel radang, sehingga mengubah vesikel menjadi pustul. Lesi kemudian mengering, mula-mula di bagian tengah sehingga menyebabkan umbilikasi dan kemudian menjadi krusta. Krusta akan lepas dalam 1-3 minggu, meninggalkan bekas bekas cekung kemerahan yang akan berangsur menghilang. Apabila terjadi superinfeksi dari bakteri maka dapat terbentuk jaringan parut. Lesi yang telah menyembuh dapat meninggalkan bercak hipopigmentasi yang dapat menetap selama beberapa minggu/bulan.4

Vesikel juga terdapat di mukosa mulut, hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna, kandung kemih, dan vagina. Vesikel di mukosa ini cepat pecah sehingga seringkali terlihat sebagai ulkus dangkal berdiameter 2-3 mm. 4

Gambar 2 Lesi dengan spektrum luas 4

Gambaran khas dari varicella adalah adanya lesi yang muncul secara simultan ( terus-menerus ), di setiap area kulit, dimana lesi tersebut terus berkembang. Suatu prospective study menunjukkan rata-rata jumlah lesi pada anak yang sehat berkisar antara 250-500. Pada kasus sekunder karena paparan di rumah gejala klinisnya lebih berat daripada kasus primer karena paparan di sekolah, hal ini mungkin disebabkan karena paparan di rumah lebih intens dan lebih lama sehingga inokulasi virus lebih banyak. 4

Demam biasanya berlangsung selama lesi baru masih timbul, dan tingginya demam sesuai dengan beratnya erupsi kulit. Jarang di atas 39oC, tetapi pada keadaan yang berat dengan jumlah lesi banyak dapat mencapai 40,5oC. Demam yang berkepanjangan atau yang kambuh kembali dapat disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial atau komplikasi lainnya. Gejala yang paling mengganggu adalah gatal yang biasanya timbul selama stadium vesikuler. 4LaboratoriumLesi pada varicella dan herpes zoster tidak dapat dibedakan secara histopatologi. Pada pemeriksaan menunjukkan sel raksasa berinti banyak dan sel epitel yang mengandung badan inklusi intranuklear yang asidofilik. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pewarnaan Tzanck, dimana bahan pemeriksaan dikerok dari dasar vesikel yang muncul lebih awal, kemudian diletakkan di atas object glass, dan difiksasi dengan ethanol atau methanol, dan diwarnai dengan pewarnaan hematoxylin-eosin, Giemsa, Papanicolaou, atau pewarnaan Paragon. 4

Gambar 3 Sel raksasa berinti banyak 4Di samping itu Varicella zoster virus (VZV) polymerase chain reaction (PCR) adalah metode pilihan untuk diagnosis varicella. VZV juga dapat diisolasi dari kultur jaringan, meskipun kurang sensitif dan membutuhkan beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya. Bahan yang paling sering digunakan adalah isolasi dari cairan vesikuler. VZV PCR adalah metode pilihan untuk diagnosis klinis yang cepat. Real-time PCR metode tersedia secara luas dan merupakan metode yang paling sensitif dan spesifik dari tes yang tersedia. Hasil tersedia dalam beberapa jam. Jika real-time PCR tidak tersedia, antibodi langsung metode (DFA) neon dapat digunakan, meskipun kurang sensitif dibanding PCR dan membutuhkan pengambilan spesimen yang lebih teliti.1Berbagai tes serologi untuk antibodi terhadap varicella tersedia secara komersial termasuk uji aglutinasi lateks (LA) dan sejumlah enzyme-linked immunosorbent tes (ELISA). Saat ini tersedia metode ELISA, dan ternyata tidak cukup sensitif untuk mampu mendeteksi serokonversi terhadap vaksin, tetapi cukup kuat untuk mendeteksi orang yang memiliki kerentanan terhadap VZV. ELISA sensitif dan spesifik, sederhana untuk melakukan, dan banyak tersedia secara komersial. Di samping itu LA juga tersedia secara sensitif, sederhana, dan cepat untuk dilakukan. LA agak lebih sensitif dibandingkan ELISA komersial, meskipun dapat menghasilkan hasil yang positif palsu, dan dapat menyebabkan kegagalan untuk mengidentifikasi orang-orang yang tidak terbukti memiliki imunitas terhadap varicella. Dimana salah satu dari tes ini akan berguna untuk skrining kekebalan terhadap varicella.1

DIAGNOSISDiagnosis penyakit vesikubulosa biasanya berdasarkan pada riwayat keluhan, pemeriksaan klinis dan biopsi. Faktor-faktor lain diperhitungkan dalam menentukan diagnosis antara lain adalah onset lesi (akut atau kronis), lamanya waktu kemunculan lesi, kejadian berdasarkan siklus, daerah lain yang terkena lesi seperti kulit, mata dan organ genital, daerah asal pasien serta riwayat pemakaian obat-obatan. Penampakan klinis dapat memberikan kriteria untuk menegakkan diagnosis. Beberapa kasus mungkin membutuhkan biopsi untuk mendapatkan diagnosis definitif.1Gambaran Histologis

Prosedur laboratoris dengan pemeriksaan sitologis cairan vesikuler dengan menggunakan metode Tzank (mengerok dasar lesi) yang diwarnai giemsa akan menunjukkan sel raksasa multinuklear.1Gambaran Klinis

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yaitu adanya lesi vesikuler dengan adanya area eritematous yang muncul setelah adanya gejala demam dan malaise. Gambaran klinis ditandai dengan terjadinya erupsi kulit berupa perubahan yang cepat dari bentuk makula ke bentuk papula, vesikel (bentuk khas berupa tetes embun/tear drops), pustula dan krusta yang waktu peralihannya membutuhkan waktu 8-12 jam. Sementara proses ini berlangsung timbul lagi vesikel-vesikel baru.1Pengobatan

Antivirus

Beberapa analog nukleosida seperti acyclovir, famciclovir, valacyclovir, dan brivudin, dan analog pyrophosphate foskarnet terbukti efektif untuk mengobati infeksi VZV. Acyclovir adalah suatu analog guanosin yang secara selektif difosforilasi oleh timidin kinase VZV sehingga terkonsentrasi pada sel yang terinfeksi. Enzim-enzim selular kemudian mengubah acyclovir monofosfat menjadi trifosfat yang mengganggu sintesis DNA virus dengan menghambat DNA polimerase virus. VZV kira-kira sepuluh kali lipat kurang sensitif terhadap acyclovir dibandingkan HSV. 4Valacyclovir dan famcyclovir, merupakan prodrug dari acyclovir yang mempunyai bioavaibilitas oral lebih baik daripada acyclovir sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan frekuensi pemberian obat berkurang. 4Topikal

Pada anak normal varicella biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Untuk mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin, atau lotion kalamin, antihistamin oral. Cream dan lotion yang mengandung kortikosteroid dan salep yang bersifat oklusif sebaiknya tidak digunakan. Kadang diperlukan antipiretik, tetapi pemberian olongan salisilat sebaiknya dihindari karena sering dihubungkan dengan terjadinya sindroma Reye. Mandi rendam dengan air hangat dapat mencegah infeksi sekunder bakterial. 4Anti virus pada anak

Pengobatan dini varicella dengan pemberian acyclovir ( dalam 24 jam setelah timbul ruam ) pada anak imunokompeten berusia 2-12 tahun dengan dosis 4x20 mg/kgBB/hari selama 5 hari menurunkan jumlah lesi, penghentian terbentuknya lesi yang baru, dan menurunkan timbulnya ruam, demam, dan gejala konstitusi bila dibandingkan dengan placebo. Tetapi apabila pengobatan dimulai lebih dari 24 jam setelah timbulnya ruam cenderung tidak efektif lagi. Hal ini disebabkan karena varicella merupakan infeksi yang relatif ringan pada anak-anak dan manfaat klinis dari terapi tidak terlalu bagus, sehingga tidak memerlukan pengobatan acyclovir secara rutin. Namun pada keadaan dimana harga obat tidak menjadi masalah, dan kalau pengobatan bisa dimulai pada waktu yang menguntungkan menguntungkan pasien ( dalam 24 jam setelah timbul ruam ), dan ada kebutuhan untuk mempercepat penyembuhan sehingga orang tua pasien dapat kembali bekerja, maka obat antivirus dapat diberikan. 4Pada remaja dan dewasa

Pengobatan dini varicella dengan pemberian acyclovir dengan dosis 5x800 mg selama 5 hari menurunkan jumlah lesi, penghentian terbentuknya lesi yang baru, dan menurunkan timbulnya ruam, demam, dan gejala konstitusi bila dibandingkan dengan placebo. 2Secara acak, pemberian placebo dan acyclovir oral yang terkontrol pada orang dewasa muda yang sehat dengan varicella menunjukkan bahwa pengobatan dini (dalam waktu 24 jam setelah timbulnya ruam) dengan acyclovir oral ( 5x800 mg selama 7 hari ) secara signifikan mengurangi terbentuknya lesi yang baru, mengurangi luasnya lesi yang terbentuk, dan menurunkan gejala dan demam. Dengan demikian, pengobatan rutin dari varicella pada orang dewasa tampaknya masuk akal. Meskipun tidak diuji, ada kemungkinan bahwa famciclovir, yang diberikan dengan dosis 500 mg per oral setiap 8 jam, atau valacyclovir dengan dosis 1000 mg per oral setiap 8 jam mudah dan tepat sebagai pengganti acyclovir pada remaja normal dan dewasa.2Pencegahan

Vaksin varicella

Karakteristik

Vaksin varicella (Varivax, Merck) merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan, yang berasal dari strain Oka VZV. Virus vaksin diisolasi oleh Takahashi pada awal tahun 1970 dari cairan vesikular yang berasal dari anak sehat dengan penyakit varicella. Vaksin varicella ini dilisensikan untuk penggunaan umum di Jepang dan Korea pada tahun 1988. Vaksin ini diijinkan di Amerika Serikat pada tahun 1995 untuk orang-orang usia 12 bulan dan yang lebih tua. 1Keefektifan vaksin

Setelah pemberian satu dosis tunggal vaksin varicella antigen, 97% dari anak yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun mengembangkan titer antibodi yang dapat terdeteksi. Sedangkan lebih dari 90% dari responden vaksin mempertahankan antibodi untuk setidaknya 6 tahun. Dalam studi di Jepang, 97% dari anak-anak memiliki antibodi 7 sampai 10 tahun setelah vaksinasi. Efikasi vaksin diperkirakan memiliki ketahanan 70% sampai 90% terhadap infeksi, dan 90% sampai 100% terhadap penyakit sedang atau berat.1Di antara remaja yang sehat dan orang dewasa yang berusia 13 tahun dan yang lebih tua, rata-rata 78% mengembangkan antibodi setelah pemberian satu dosis, dan 99% mengembangkan antibodi setelah pemberian dosis kedua yang diberikan 4 sampai 8 minggu kemudian. Antibodi bertahan selama minimal 1 tahun pada 97% dari pemberian vaksin varicella setelah dosis kedua yang diberikan pada 4 sampai 8 minggu setelah dosis pertama.1Kekebalan tampaknya bertahan lama, dan mungkin permanen di sebagian besar vaksin. Infeksi pada orang yang pernah mendapat vaksin secara signifikan lebih ringan, dengan lesi sedikit (biasanya kurang dari 50), banyak yang makulopapular daripada vesikel. Dimana kebanyakan orang yang pernah mendapat vaksinasi sebelumnya tidak terjadi demam. 1Meskipun pada penemuan dari beberapa studi telah menyarankan sebaliknya, penyelidikan sebagian belum diidentifikasi waktu sejak vaksinasi sebagai faktor risiko untuk terobosan varicella. Beberapa, tetapi tidak semua, penyelidikan baru-baru telah mengidentifikasi adanya asma, penggunaan steroid, dan vaksinasi di lebih muda dari 15 bulan usia sebagai faktor risiko untuk terobosan varicella. Terobosan infeksi varicella bisa menjadi hasil dari beberapa faktor, termasuk gangguan replikasi virus vaksin oleh sirkulasi antibodi, vaksin impoten akibat kesalahan penyimpanan atau penanganan, atau pencatatan tidak akurat. 1Penelitian telah menunjukkan bahwa dosis kedua vaksin varicella meningkatkan kekebalan dan mengurangi penyakit terobosan pada anak-anak. 1Jadwal vaksinasi dan penggunaan

Vaksin varicella dianjurkan untuk semua anak tanpa kontraindikasi yang berusia 12 sampai 15 bulan. Vaksin ini dapat diberikan kepada semua anak pada usia ini terlepas dari riwayat varicella. 1Dosis kedua vaksin varicella harus diberikan pada 4 sampai 6 tahun kemudian . Dosis kedua dapat diberikan lebih awal dari 4 sampai 6 tahun jika setidaknya 3 bulan telah berlalu setelah dosis pertama (yaitu, interval minimum antara dosis vaksin varicella untuk anak-anak berusia di bawah 13 tahun adalah 3 bulan). Namun, jika dosis kedua diberikan setidaknya 28 hari setelah dosis pertama, dosis kedua tidak perlu diulang. Dosis kedua vaksin varicella ini juga dianjurkan bagi orang yang lebih tua, dimana vaksin varicella diberikan kepada orang-orang 13 tahun atau lebih pada 4 sampai 8 minggu kemudian.. 1Semua vaksin varicella harus diberikan melalui secara subkutan. Vaksin varicella telah terbukti aman dan efektif pada anak-anak yang sehat bila diberikan pada saat yang sama sebagai vaksin MMR di lokasi terpisah dan dengan jarum suntik yang terpisah. Jika vaksin varicella dan MMR tidak diberikan pada kunjungan yang sama, maka pemberian harus dipisahkansetidaknya 28 hari. Vaksin varicella juga dapat diberikan simultan (tapi di lokasi terpisah dengan jarum suntik yang terpisah) dengan semua vaksin anak lainnya. 1Profilaksis pasca terpapar

Data dari Amerika Serikat dan Jepang dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa vaksin varicella ternyata efektif sekitar 70% sampai 100% dalam mencegah penyakit atau terjadinya keparahan penyakit jika digunakan dalam waktu 3 hari, dan mungkin sampai 5 hari, setelah paparan. ACIP merekomendasikan vaksin untuk digunakan pada orang yang tidak terbukti memiliki kekebalan terhadap varicella atau pada orang yang terpapar varicella. Jika paparan terhadap varicella tidak menyebabkan infeksi, vaksinasi pasca paparan harus diberikan untuk memberi perlindungan terhadap paparan berikutnya. 1Wabah varicella yang terjadi dalam beberapa keadaan (misalnya,pada tempat penitipan anak, dan sekolah) dapat bertahan sampai dengan 6 bulan. Tetapi vaksin varicella diketahui telah berhasil digunakan untuk mengendalikan wabah. ACIP merekomendasikan pemberian dosis kedua vaksin varicella untuk pengendalian wabah. Jadi selama wabah varicella, orang-orang yang telah menerima satu dosis vaksin varicella harus menerima dosis kedua, yang diberikan sesuai dengan interval vaksinasi yang telah berlalu sejak dosis pertama (3 bulan untuk orang yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun dan setidaknya 4 minggu untuk orang yang berusia 13 tahun dan lebih tua). 1Kontraindikasi dan tindakan pencegahan untuk vaksinasi

Seseorang dengan reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dengan komponen vaksin atau setelah dosis sebelumnya, seharusnya tidak menerima vaksin varicella. Orang dengan imunosupresi karena leukemia, limfoma, keganasan umum, penyakit defisiensi imun, atau terapi imunosupresif tidak harus divaksinasi dengan vaksin varicella. Namun, pengobatan dengan dosis rendah (kurang dari 2 mg / kg / hari), topikal, penggantian, atau steroid aerosol bukan merupakan kontraindikasi untuk vaksinasi. Orang yang imunosupresif yang diterapi dengan steroid telah dihentikan selama 1 bulan (3 bulan untuk kemoterapi) dapat divaksinasi.1Orang dengan imunodefisiensi seluler sedang atau berat akibat infeksi human immunodeficiency virus (HIV), termasuk orang-orang yang didiagnosis dengan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) tidak boleh menerima vaksin varicella. Anak yang terinfeksi HIV dengan persentase CD4 T-limfosit 15% atau lebih tinggi, dan anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa dengan jumlah CD4 200 per mikroliter atau lebih tinggi dapat dipertimbangkan untuk vaksinasi. 1Wanita yang diketahui hamil atau mencoba untuk hamil sebaiknya tidak menerima vaksin varicella. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang merugikan kehamilan atau janin yang dilaporkan di kalangan perempuan yang secara tidak sengaja menerima vaksin varicella sesaat sebelum atau selama kehamilan. Tetapi ACIP merekomendasikan kehamilan harus dihindari selama 1 bulan setelah menerima vaksin varicella. 1,5Vaksinasi pada orang dengan penyakit akut, sedang atau berat sebaiknya ditunda sampai kondisi telah membaik. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada pasien , seperti demam. Pada penyakit yang cenderung ringan , seperti otitis media dan infeksi saluran pernapasan atas, mendapat terapi antibiotik, dan paparan atau pemulihan dari penyakit lain tidak kontraindikasi terhadap vaksin varicella. Meskipun tidak ada bukti bahwa baik varicella atau vaksin varicella memperburuk tuberkulosis, vaksinasi tidak dianjurkan untuk orang-orang yang dikenal memiliki TB aktif. 1Analisis kasus

Pada anamnesis pertama kali pasien masuk Poli, ada informasi lain yang perlu ditanyakan untuk mencari penyebab dari keluhan pasien, yaitu bagaimana keadaan kulit pada pasien, kapan munculnya, apakah di sertai dengan gatal, suka digaruk atau tidak, apakah diawali oleh demam dan muntah sebanyak 3 kali sejak 2 hari sebelum timbul keluhan bintik-bintik merah, dimana lokasi pertama kali muncul bitik-bintik merah, bagaimana penyebaran bintik-bintik merah, riwayat penyakit dahulu apakah pernah seperti ini sebelumnya, apakah dilingkungan sekitar atau keluarga ada yang memilki keluhan yang sama dengan pasien,

Pemeriksaan fisik pada pasien ditemukan adanya makula eritematosus dan vesikel serta pada 5 hari SMRS.

Pada pemeriksaan laboratorium pemeriksaan darah rutin ditemukan Hb : 13,2 gr/dl Ht: 38% leukosit : 4400 10/L trombosit: 149 10/L Neutrofil batang : 0% Neutrofil Segmen : 47% Limfosit 39%.

Pemberian salep acyclovir dan modecasol perlu untuk perawatan dari keluhan, pasien dapat mandi untuk menjaga kebersihan.

Diagnosis pasien didirikan melalui anamnesis pasien, pemeriksaan klinis pasien, dan pemeriksaan penunjang Simpulan

Varicella merupakan infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh.

Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10 sampai 21 hari. Biasanya diawali dengan gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malaise, dan nyeri kepala, kemudian disusul dengan timbulnya papula eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel. Dimana vesikel akan berkembang menjadi, pustul, dan kemudian menjadi krusta.

Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal ke muka dan ektremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran nafas bagian atas.

Pada anak-anak jarang memberi komplikasi, sementara pada orang dewasa komplikasi yang tersering timbul adalah pneumonia. Dan pada pasien yang disertai dengan defisiensi imun memberikan komplikasi yang lebih berat.

Untuk membantu diagnosa dapat dilakukan percobaan Tzanck yang diambil dari kerokan dasar vesikel dan didapatkan sel datia yang berinti banyak.

Untuk pengobatan dapat diberikan antivirus, dimana dosis oral yang diberikan pada anak yaitu 4x20mg/kgBB selama lima hari. Sementara dosis yang diberikan pada orang dewasa 5x800 mg selama tujuh hari. Disamping itu dapat pula diberikan antipiretik, dan analgesik, serta bedak yang ditambah zat anti gatal untuk mencegah pecahnya vesikel secara dini, dan mengurangi rasa gatal.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksin varicella yang berasal dari galur yang dilemahkan. Diberikan pada anak umur 12 bulan atau lebih, dan diberikan vaksin ulangan 4-6 tahun kemudian. Sementara pada anak yang berusia 12 tahun dosis ulangan diberikan 4-8 minggu setelah dosis pertama. Pemberian vaksin ini dilakukan secara subkutan dengan dosis 0,5 mlDaftar Pustaka1. Handoko RP. Dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: Penyakit Virus. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUKI, 2011. p. 110-9.

2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam Cetakan Kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010, hal 115

3. Wolff, Klaus. Johnson, Richard Allen. Fitzpatricks Color Atlas and Sypnosis of Clinical Dermatology sixth edition, 2009, page 831-835

4. Straus, Stephen E. Oxman, Michael N. Schmader, Kenneth E. Fitzpatricks Dermatology in general medicine seventh edition, vol 1 and 2, 2008, page 1885-1895