Aspek Hukum Kesehatan Dalam Dokumentasi - Copy

6
ASPEK HUKUM KESEHATAN DALAM DOKUMENTASI Mal Praktek artinya secara harfiah mal arti salah dan praktek mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan sehingga mal praktek diartikan pelaksanaan atau tindakan yg salah. Mal praktek profesi Kesehatan adalah kelalaian dari seorang dr atau perawat untuk mempergunakan tk kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasen yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka. Didalam profesi kesehatan berlaku norma etika dan norma hukum . Oleh sebab itu apabila ada kesalahan praktek harus dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut. Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice. Karena antara etika dan hukum ada perbedaan yang menyangkut ; subtsansi( isi ) otoritastujuan dan sangsi maka ukuran normatif dipakai untuk menentukan adanya ethical malpractice atau yuridical malpraktek .Yang jelas tidak semua ethical malpraktek merupakan yuridical malpraktice akan tetapi semua bentuk yuridical malpraktek pasti merupakan ethical malpraktek. UNTUK MALPRAKTEK HUKUM ATAU YURIDICAL MALPRAKTEK DIBAGI DALAM 3 KATEGORI SESUAI DENGAN BIDANG HUKUM YANG DILANGGAR YAITU ; 1.CRIMINAL MALPRAKTEK Apabila perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni ; a. Perbuatan tersebut (POSITIF ATAU NEGATIF) merupakan perbuatan tercela. b. Dilakukan dengan sikap bathin yang salah yang berupa kesengajaan ( intensional ), kecerobohan( reklessness) atau kealpaan ( negligence). Criminal malpraktek yang bersifat sengaja ( intensional) misalnya melakukan euthanasia(pasal 344 KUHP), membuka rahasia

description

dokumen

Transcript of Aspek Hukum Kesehatan Dalam Dokumentasi - Copy

Page 1: Aspek Hukum Kesehatan Dalam Dokumentasi - Copy

ASPEK HUKUM KESEHATAN DALAM DOKUMENTASI

Mal Praktek artinya secara harfiah mal arti salah dan praktek mempunyai arti pelaksanaan atau tindakan sehingga mal praktek diartikan pelaksanaan atau tindakan yg salah. Mal praktek profesi

Kesehatan adalah kelalaian dari seorang dr atau perawat untuk mempergunakan tk kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasen yang lazim dipergunakan terhadap pasien atau orang yang terluka.

Didalam profesi kesehatan berlaku norma etika dan norma hukum . Oleh sebab itu apabila ada kesalahan praktek harus dilihat dari sudut pandang kedua norma tersebut.

Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut pandang hukum disebut yuridical malpractice.

Karena antara etika dan hukum ada perbedaan yang menyangkut ; subtsansi( isi ) otoritastujuan dan sangsi maka ukuran normatif dipakai untuk menentukan adanya ethical malpractice atau yuridical malpraktek .Yang jelas tidak semua ethical malpraktek merupakan yuridical malpraktice akan tetapi semua bentuk yuridical malpraktek pasti merupakan ethical malpraktek.

UNTUK MALPRAKTEK HUKUM ATAU YURIDICAL MALPRAKTEK DIBAGI DALAM 3 KATEGORI SESUAI DENGAN BIDANG HUKUM YANG DILANGGAR YAITU ;

1.CRIMINAL MALPRAKTEK

Apabila perbuatan tersebut memenuhi rumusan delik pidana yakni ;

a. Perbuatan tersebut (POSITIF ATAU NEGATIF) merupakan perbuatan tercela.b. Dilakukan dengan sikap bathin yang salah yang berupa kesengajaan ( intensional ),

kecerobohan( reklessness) atau kealpaan ( negligence). Criminal malpraktek yang bersifat sengaja ( intensional) misalnya melakukan euthanasia(pasal 344 KUHP), membuka rahasia jabatan (pasal 332KUHP),melakukan aborsi tanpa indikasi medis ( pasal 299 KUHP)Criminal Malpraktek yang bersifat ceroboh ( recklessness) misalnya melakukan tindakan medis tanpa persetujuan klien informed consent.Criminal malpraktek yang bersifat kealpaan (negligence) misalnya kurang hati hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya pasien, ketinggalan klem dalam perut pasien saat melakukan operasi.Pertanggungan jawaban di depan hukum pada criminal malpraktek adalah bersifat individual/ personal dan oleh sebab itu tidak dapat dialihkan kepada rumah sakit atau sarana kesehatan.

Page 2: Aspek Hukum Kesehatan Dalam Dokumentasi - Copy

2.CIVIL MALPRAKTEK

Apabila seorang tenaga kesehatan tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestas

Sinya sebagaimana yang telah disepakati ( ingkar janji ).

Tenaga kesehatan yang disebut civil malpraktek antara lain ;

a. Tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan.b. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi terlambat dalam

melakukannya.c. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna.d. Melakukan apa yang menurut kesepakatannya tidak harus dilakukan .

Pertanggungjawaban civil malpraktek dapat bersipat individual atau korporasi dan dapat pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicarius liability.Dengan prinsip ini maka rumah sakit /sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atasKesalahan yang dilakukan karyawannya( tenaga kesehatan) selama tenaga kesehatan tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.

3.ADMINISTRATIVE MALPRACTICE

Apabila tenaga kesehatan tersebut telah melanggar huikum administratitive. Perlu diketahui bahwa pemerintah mempunyai kewenangan menerbitkan berbagai ketentuan di bidang kesehatan , misalnya untuk persyaratan bagi tenaga perawatan untuk menjalankan profesinya( SIK, SIP ), batas kewenangan serta kewajiban tenaga perawatan.Apabila aturan tersebut dilanggar maka tenaga kesehatan yang bersangkutan dapat dipersalahkan melanggar hukum administrasi.

Andaikata akibat yang tidak diinginkan tersebut terjadi harus dilihat apakah merupakan resiko yang melekat terhadap suatu tindakan medis( risk of treatment ) karena perikatan adalam transaksi terapeutik antara tenaga kesehatan dengan klien adalah perikatan / perjanjian jenis daya upaya ( inspaning verbintenis ) dan bukan perjanjian akan hasil (resulttaat verbintenis)Contoh ; Ada complen dari pasien terhadap tenaga perawatan yang mendetita radang uretra setelah pemasangan catheter .Apakah hal ini dapat dimintakan tanggung jawab hukum kepada tenaga perawatan?.

Yang perlu dipahami oleh semua pihak adalah apakah ureteritis bukan merupakan resiko yang melekat terhadap pemasangan catheter? Apakah tenaga perawatan dalam memasang catheter telah sesuai dengan prosedur profesional? Beberapa hal inilah yang menjadi pegangan untuk menentukan ada dan ntidaknya malpraktek. Apabila tenaga perawatan didakwa telah melakukan kesalahan profesi, hal ini bukanlah merupakan hal yang mudah bagi siapa saja yang tidak memahami profesi kesehatan dalam membuktikan ada tidaknya kesalahan.

Page 3: Aspek Hukum Kesehatan Dalam Dokumentasi - Copy

Apabila tenaga perawatan didakwa telah melakukan criminal malpraktek , harus dibuktikan Apakah perbuatanntersebut telah memenuhi unsur tindak pidana yakni ; a. Apakah perbuatan ( positif atau negatif ) merupakan perbuatan yang tercela.b. Apakah perbuatan tersebut dilakukan dengan sikap batin ( mens rea ) yang salah

( sengaja, ceroboh, atau adanya kealpaan).

Dan apabila tenaga perawatan dituduh telah melakukan kealpaan sehingga mengakibatkan klien meninggal dunia , menderita luka , maka yang harus dibuktikan adalah adanya unsur perbuatan tercela(salah ) yang dilakukan dengan sikap bathin berupa alpa atau kurang hati hati.

Apabila tenaga perawatan ada gugatan tentang civil malpraktek harus ada pembuktian Nya dapat dilakukan dengan dua cara yakni ;

- Cara langsungUntuk membuktikan adanya kelalaian memakai 4 tolak ukur ykni ; 1. DUTY ( kewajiban )

Dalam hubungan perjanjian tenaga perawatan dengan klien , tenaga perawatan haruslah bertindak berdasarkan ; adanya indikasi medis, bertindak hati hati dan teliti,bekerja sesuai standar profesi , sudah ada informed consent

2. DERECLITIONOF DUTY( penyimpangan dari kewajiban)Jika seorang tenaga perawatan melakukan penyimpangan dari apa yang seharusnya dilakukan menurut standar profesinya, maka tenaga perawatan tersebut dapat dipersalahkan,dan hal ini harus dibuktikan dengan jelas. .

3. DIRECT CAUSATION ( PENYEBAB LANGSUNG.4. DAMAGE ( kerugian ).

Tenaga perawat untuk dapat dipersalahkan harus ada hubungan kausal (langsung)antara penyebab (causal)dan kerugian(damage)yang diderita. Oleh karenanya dan tidak ada peristiwa atau tindakan sela diantaranya ,Hasil (outcame) negatif tidak dapat digunakan sebagai dasar menyalahkan tenaga perawatan.Dalam ilmu pengetahuan hukum , maka untuk pembuktiannya adanya kesalahan dibebankan oleh si penggugat(klien).

b.CARA TIDAK LANGSUNG.

Cara pembuktian yang mudah bagi klien, yakni dengan cara mengajukan fakta fakta yang diderita olehnya sebagai hasil layanan perawatan .FAKTA FAKTA YANG MEMENUHI KRITERIA ; 1). Fakta tidak mungkin ada / terjadi apabila tenaga perawatan tidak lalai.2). Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab tenaga perawatan .3). Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari klien .

.

Page 4: Aspek Hukum Kesehatan Dalam Dokumentasi - Copy

Misalnya ada kasus saat tenaga perawatan akan mengganti /atau memperbaiki kedudukan jarum infus klien bayi , saat menggunting perban jari klien ikut terpotong.

Dalam hal ini jari yang putus dapat dijadikan fakta yang secara tidak langsung dapat membuktikan kesalahan tenaga perawatan , karena ;

1).Jari bayi tidak akan terpotong apabila tidak ada kelalaian tenaga perawatan.

2). Membetulkan jarum infus adalah merupakan berada pada tanggung jawab perawat.

3). Klien/ ba tidak mungkin dapat memberi andil akan kejadiaj tersebut.

DIDALAM TRANSAKSI TERAPEUTIK ADA BEBERAPA MACAM TANGGUNG GUGAT ANTARA LAIN;

1. CONTRACTUAL LIABILITY.Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak terpenuhinya kewajiban dari hubungan kontraktual yang sudah disepakati .Didalam pengobatan kewajiban yang harus dilakukan adalah daya upaya maksimal , bukan keberhasilan, karena health care provider baik tenaga kesehatan maupun rumah sakit hanya bertanggung jawab atas palayanan kesehatan yang tidak sesuai ddengan standar profesi/standar pelayanan.

2.VICARIUS LIABILITY. Tanggung gugat yang timbul atas kesalahan yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang ada dalam tanggung jawabnya. Misalnya rumah sakit akan bertanggung gugat atas kerugian klien yang diakibatkan kelalaian perawat sebagai karyawannya.

3.LIABILITY IN TORT. Tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum ,perbuatan melawan hukum tidak terbatas hanya perbuatan yang melawan hukum , kewajiban hukum baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain,akan tetapi termasuk juga yang berlawanan dengan ketelitiannya yang patut dilakukan dalam pergaulan hidup terhadap orang lain.

.