Aspek Histologi sistem respirasi manusia

7
2.3. Aspek Histologi Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : (1) Bagian Penyalur, dan (2) Bagian Respiratorik. 1. Bagian Penyalur Mulai dari rongga hidung (cavum nasi) sampai dengan bronchioli dimana belum berfungsi ikut dalam pertukaran gas karena belum ada muara alveoli. Bersifat rigid (kaku) dan lumen selalu dalam keadaan terbuka. Berfungsi untuk menyaring, membasuh, melembabkan dan menghangatkan udara. 2. Bagian Respiratorik Mulai dari bronchioli respiratorii sampai dengan alveoli. Epitel Respirasi Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet dan dienal sebagai epitel respirasi. Epitel respirasi yang khas terdiri atas 5 jenis sel. Sel silindris bersilia adalah sel yang terbanyak. Setiap sel memiliki lebih kurang 300 silia pada permukaan apikalnya dibawah silia. selain badan-badan basal, terdapat banyak mitokondria kecil yang menyadiakan ATP untuk pergerakan silia. Sel terbanyak kedua pada epitel respirasi adalah sel goblet mukosa. Bagian apical sel-sel ini mengandung droplet mucus yang terdiri dari glikoprotein. Sel silindris selebihnya dikenal sebagai sel sikat (brush cells). Karena banyaknya mikrofili pada permukaan apialnya. Sel basal (pendek) adalah sel bulat kecil yang terletak diatas lamina basal namun tidak meluas ke permukaan lumen epitel. Jenis sel terahkir adalah sel granul kecil, yang mirip dengan sel basal kecuali bahwa sel ini memiliki banyak granul berdiameter 100 sampai 300 nm dengan bagian pusat yang padat. Bagian penyalur, yaitu: Cavum Nasi (Rongga Hidung)

description

medical

Transcript of Aspek Histologi sistem respirasi manusia

Page 1: Aspek Histologi sistem respirasi manusia

2.3. Aspek Histologi

Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : (1) Bagian Penyalur, dan (2) Bagian Respiratorik.

1. Bagian Penyalur

Mulai dari rongga hidung (cavum nasi) sampai dengan bronchioli dimana belum berfungsi ikut dalam pertukaran gas karena belum ada muara alveoli. Bersifat rigid (kaku) dan lumen selalu dalam keadaan terbuka. Berfungsi untuk menyaring, membasuh, melembabkan dan menghangatkan udara.

2. Bagian Respiratorik Mulai dari bronchioli respiratorii sampai dengan alveoli.

Epitel Respirasi

Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel bertingkat silindris bersilia yang mengandung banyak sel goblet dan dienal sebagai epitel respirasi. Epitel respirasi yang khas terdiri atas 5 jenis sel. Sel silindris bersilia adalah sel yang terbanyak. Setiap sel memiliki lebih kurang 300 silia pada permukaan apikalnya dibawah silia. selain badan-badan basal, terdapat banyak mitokondria kecil yang menyadiakan ATP untuk pergerakan silia. Sel terbanyak kedua pada epitel respirasi adalah sel goblet mukosa. Bagian apical sel-sel ini mengandung droplet mucus yang terdiri dari glikoprotein. Sel silindris selebihnya dikenal sebagai sel sikat (brush cells). Karena banyaknya mikrofili pada permukaan apialnya. Sel basal (pendek) adalah sel bulat kecil yang terletak diatas lamina basal namun tidak meluas ke permukaan lumen epitel. Jenis sel terahkir adalah sel granul kecil, yang mirip dengan sel basal kecuali bahwa sel ini memiliki banyak granul berdiameter 100 sampai 300 nm dengan bagian pusat yang padat.

Bagian penyalur, yaitu: Cavum Nasi (Rongga Hidung)

Cavum nasi (rongga hidung) terdiri atas 2 struktur : Vestibulum diluar dan fosa nasalis di dalam. Di dalam vestibulum , epitelnya tidak berlapis tanduk lagi dan beralih menjadi epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis (cavum nasi). Fosa nasalis (cavum nasi) ditengahnya dipisahkan oleh septum nasi. Mempunyai lubang didepan yang disebut nares anterior dan lubang dibelakang yang disebut nares posterior yang berhubungan dengan nasopharinx. Dinding nares anterior terdiri atas jaringan ikat fibrous, tulang rawan dan otot bergaris. Cavum nasi dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Vestibulum nasi (regio vestibularis),

2. Bagian respiratorik dari cavum nasi dibagi lagi menjadi 2 yaitu : (1) Regio respiratoria yang dilapisi oleh mukosa respiratoria, dan (2) Regio olfaktoria, yang dilapisi oleh mukosa olfaktoria.

Page 2: Aspek Histologi sistem respirasi manusia

Sinus Paranasalis

Adalah rongga tertutup dalam tulang frontal, maxilla, etmoid dan sphenoid. Sinus ini dilapisi oleh epitel respirasi yang lebih tipis dan sedikit mengandung sel goblet. Lamina propria mengandung sedikit kelenjar kecil dan menyatu dengan periosteum di bawahnya. Mukus yang dihasilkan di dalam ronga-rongga ini terdorong ke dalam hidung sebagai akibat dari aktivitas sel-sel epitel bersilia. Dan lamina basalisnya kurang berkembang.

Pharinx

Rongga yang berbentuk pipih, dilewati oleh udara dan makanan. Terdiri atas tiga bagian, ialah nasopharinx, oropharinx, laryngopharinx. Lapisan-lapisan pharynx adalah :

a. Epitel : dilapisi epitel berderet silindris dengan kinosilia dan kadang ada sel goblet. Pada permukaan yang sering mengalami gesekan dilapisi oleh epitel berlapis pipih, ialah pada : ujung post palatum molle dan dinding post pharynx yang sering ditempeli oleh palatum molle.

b. Lamina propria : terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung kelenjar dan banyak sabut-sabut elastis.

c. Tunika submukosa : terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung banyak jaringan lymphoid, ialah Tonsillae pharyngica, tonsilla palatinae, tonsillae palatinae, tonsillae lingialis, tonsillae tubaria.

Larynx

Merupakan kerangka tulang rawan hyalin dan tulang rawan elastis. Mempunyai 2 lipatan mukosa yang disebut plika ventrikularis/falls vocal cord dan plika vokalis/true vocal cord.

Diantara keduanya terdapat rongga yang disebut sinus laryngis / sacculus laryngis / ventriculus laryngis/ventriculus dari morgagni.

Epiglotis

Mempunyai kerangka tulang rawan elastis. Mempunyai 2 permukaan : (1) Permukaan pharyngeal/permukaan oral , dan (2) Permukaan laryngeal.

Trachea dan bronchus extra pulmonalis

Tunika mukosa, terdiri dari :

Lapisan Epitel ; Permukaan trachea dilapisi oleh epitel berderet silindris dengan kinosilia dan sel goblet. Terdiri atas sel-sel silindris bersilia, sel goblet, sel silindris dengan striated border (brush cells), sel basal, sel lymfosit, makrofag dll.

Lamina propria ; Terdiri atas jaringan ikat kendor, merupakan lapisan yang tipis dengan sabut-sabut elastis yang jelas.

Page 3: Aspek Histologi sistem respirasi manusia

Tunika submukosa, terdiri dari :

Jaringan ikat kendor dan di dalamnya terdapat :

Kelenjar campur / serous, Pembuluh darah dan juga pembuluh lymfe.

Tulang rawan hyalin :

Terdiri atas sekitar 20 cincin yang mengakibatkan lumen trachea selalu terbuka. Antara cincin-cincin tulang rawan dihubungkan oleh jaringan ikat padat yang menyatu dengan perikondrium.

Tunika adventitia :

Terletak diluar tulang rawan, terdiri atas jaringan ikat kendor yang berisi pembuluh darah dan saraf otonom. Bronchus extra pulmonalis mempunyai struktur histologi yang sama dengan trachea.

Bronchus Intra Pulmonalis

Adalah bronchus yang sudah memiliki jaringan paru. Diselubungi oleh jaringan ikat interlobularis. Didekatnya berjalan pembuluh darah yang merupakan cabang dari arteria dan vena pulmonalis.

a. Tunika mukosa, dilapisi oleh epitel berderet silindris dengan kinosilia dan sel goblet, mempunyai lamina basalis yang jelas. Lamina propria tipis, terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung sabut-sabut elastis dan sabut-sabut retikuler yang berjalan longitudinal, bronchi bercabang-cabang sebagai bronchial tree yang makin lama makin kecil dan bronchus terkecil dilapisi oleh epitel selapis silindris dengan silia dan sel goblet, pada perbatasan dengan submukosa terdapat otot polos dan otot polos ini ibarat muskularis mukosa, juga didapatkan sabut-sabut elastis yang memadat.

b. Tunika submukosa, terdiri atas jaringan ikat kendor yang mengandung kelenjar campur, mucous dan juga terdapat jaringan lymfoid.

c. Tulang rawan hyalin, terdapat lempengan-lempengan tulang rawan yang ireguler mengelilingi lumen sehingga pada potongan melintang seperti pulau-pulau.

d. Tunika adventitia, terdapat cabang-cabang arteria dan vena bronchialis.

Bronchiolusa. Tunika mukosa, dilapisi oleh epitel selapis silindris rendah atau selapis kubis,

mempunyai kinosilia san sel goblet. Pada bronchioles kecil sel goblet tidak ada dan sebagai gantinya terdapat sel clara atau bronchiolar sel.

b. Lamina propria, mengandung sabut-sabut elastis dan otot polos (muskularis mukosa) lebih tebal.

c. Tunika adventitia, tipis.

Page 4: Aspek Histologi sistem respirasi manusia

Bronchiolus Terminalis

Dilapisi oleh epitel selapis kubis dengan sel-sel yang bersilia yang terletak diantara sel-sel kubis yang tidak bersilia dan belum ada muara alveoli.

Bagian respiratorik, yaitu : Bronchiolus Respiratorius

Dilapisi oleh epitel selapis kubis bersilia sampai selapis pipih. Muara alveoli sudah mulai ada, sehingga pertukaran gas sudah mulai terjadi. Mempunyai sabut otot polos tetapi tidak melingkari lumen, sabut elastis tetap ada dan sabut retikuler juga tetap ada.

Ductus Alveolaris

Ruangan multilokuler berbentuk seperti bunga, dibentuk oleh beberapa alveoli.

Alveoli

Ruang berbentuk hexagonal dengan lubang besar untuk keluar masuknya udara. Mempunyai sabut elastis, sabut retikuler dan septum interalveolare.

a. Septum interalveolare, dindingnya tipis antar alveoli yang dilapisi oleh epitel selapis pipih. Mempunyai sabut elastis, sabut retikuler, kaya akan kapiler, mempunyai lubang-lubang halus yang disebut alveolar pores untuk menjaga keseimbangan tekanan antar alveoli. Sel-sel yang terdapat pada septum interalveolare adalah : 1) Sel type I / Squamous alveolar cells / sel epitel permukaan : pada sel ini dia

berbentuk pipih dengan inti pipih dan sitoplasmanya sedikit.2) Sel type II / great alveolar cells / septal sel : sel ini berbentuk kuboid,

terletak dipojok-pojok dinding alveoli. Inti vesikuler, sitoplasmanya banyak dan bervakuola.

3) Sel endotel mirip seperti sel type I, yaitu sel gelap, inti pipih dan sitoplasma sedikit.

4) Alveolar macrophage / alveolar phagocytes / dust cells : seperti makrofag biasa, tapi terletak pada septum iinteralveolaris, alveolar space dan antara septum interalveolaris dengan alveolar space. Bila memphagositir debu, disebut dust cells. Bila memphagositir erytrosit (pada hearth failure) disebut hearth failure cells.

b. Blood Air Barrier, Struktur ini terdiri atas epitel selapis pipih dari alveoli, interstitial space, dan endotel kapiler.

c. Lobulus Paru, merupakan kesatuan struktural paru, berbentuk pyramid dengan apex mengarah ke hilus. Batas tak jelas, hanya diselubungi oleh jaringan ikat yang tidak lengkap dan tidak teratur. Pembuluh darah pada paru, terbagi menjadi 2 yaitu : 1. a/v pulmonalis2. a/v bronchialis

d. Pleura terbagi menjadi 2, yaitu :

Page 5: Aspek Histologi sistem respirasi manusia

1. Pleura parietalis, melapisi rongga thorax sampai hilus pulmonalis.2. Pleura viseralis, membungkus permukaan paru.

Diantara keduanya terdapat rongga yang disebut cavum pleura / pleural cavity yang pada keadaan normal berisi cairan serous.

Pleura terdiri atas jaringan ikat padat yang dilapisi oleh mesotel dan berisi sabut elastis, sabut kolagen, makrofag, kapiler, pembuluh lymfa dan sabut saraf.

e. PersyarafanCabang n. Vagus untuk bronchoconstrictor. Cabang thoracic sympathetic

ganglia untuk bronchodilator. Sabut-sabut saraf berjalan mengikuti bronchial tree.