Asma
-
Upload
tri-cahyani -
Category
Documents
-
view
215 -
download
1
description
Transcript of Asma
Patologis
• Penyakit Asma (Asthma) adalah suatu penyakit kronik (menahun) yang menyerang saluran pernafasan (bronchiale) pada paru dimana terdapat peradangan (inflamasi) dinding rongga bronchiale sehingga mengakibatkan penyempitan saluran nafas yang akhirnya seseorang mengalami sesak nafas.
Patofisiologi lanjutan
• Inflamasi kata kunci untuk menjelaskan perubahan patologis yang terjadi pada asma
• Inflamasi merupakan reaksi pertahanan diri terhadap invasi organisme asing dengan tujuan perbaikan jaringan
respon yang menguntungkan• Namun pada asma : inflammatory response
terjadi secara tidak tepatadverse effects
Inflamasi pada asma dikarakterisir oleh :• Infiltrasi eosinofil dan limfosit ke jaringan
saluran nafas• Pengelupasan (shedding) epithelial cells
bronkus dan• penebalan lapisan subepitelial
Profil ObatTerapi Farmakologi
Beta-2 Agonistβ2 Agonist merupakan bronkhodilator kerja cepat yang paling efektif. Stimulasi reseptor β2 Adrenergik mengaktivasi adenilsiklase , yang menghasilkan peningkatan AMP siklik intraselular. Hal ini menyebabkan relaksasi otot polos, stabilisasi membran sel mast, dan stimulasi otot skelet.
Beta-2 Agonist
Berdasarkan tabel di atas, Isoproterenol dan Metaproterenol merupakan nonselective β2 Agonist, sedangkan jenis obat yang lain lebih selektif terhadap reseptor β2.
Beta-2 Agonist
Albuterol (Salbutamol) dan inhalasi β2 Agonist yang lain (Bitolterol, Pirbuterol, dan terbutalin) diindikasikan untuk penanganan episode bronkospasmus iregular dan merupakan pilihan pertama dalam penanganan asma akut.
Dalam asma parah akut, β2 Agonist kerja pendek (seperti albuterol) harus diberikan dalam dosis tinggi menggunakan nebulizer dengan interval pemberian sering atau melalui inhalasi dosis terukur (Metered Dose Inhaler/MDI)
Dosis Keterangan> 6 tahun < 6 tahun
β2 Agonist inhalerAlbuterol Larutan nebulizer (5mg/ml)
2,5 – 5 mg setiap 20 menit sebanyak 3 dosis, kemudian 2,5-10 mg setiap 4 jam sesuai keperluan, atau 10-15 mg/jam secara kontinyu
0,15mg/kg (dosis minimum 2,5mg) setiap 20 menit sebanyak 3 dosis, kemudian 0,15-0,3 mg/kg sampai 10mg setiap 1-4 jam sesuai keperluan. Atau 0,5mg/kg/jam dengan nebulisasi kontinyu
Hanya β2 Agonist selektif yang direkomendasikan
Albuterol MDI (90mcg/hirup) 4-8 hirup setiap 30 menit sampai 4 jam, lalu setiap 1-4 jam sesuai keperluan
4-8 hirup setiap 20 menit sebanyak 3 dosis, kemudian setiap 1-4 jam sesuai keperluan
Pada pasien dengan derita parah, nebulisasi lebih disukai
Levalbuterol larutan nebulizer Diberikan pada satu setengah dosis albuterol diatas
Diberikan pada satu setengah dosis albuterol diatas
Isomer tunggal albuterol punya kecenderungan mempunyai potensi dua kali lipat
Bitolterol larutan nebulizer Lihat dosis albuterol Lihat dosis albuterol, diperkirakan sama kuat, atau 1,5 kali lebih kuat dari albuterol pada basis mikrogram
Belum ada studi pada asma parah akut, jangan dicampur dengan obat lain
Pirbuterol MDI (200mcg/hirup)
Lihat dosis albuterol Lihat dosis albuterol diperkirakan1,5 kali lebih kuat dari albuterol pada basis mikrogram
Belum ada studi pada asma parah akut
dosis untuk obat golongan β2 Agonist pada penanganan segera di Rumah sakit
β2 Agonist sistemikEfinefrin 1:1000 (1mg/mL)
0,3-0,5 mg setiap 20 menit sebanyak 3 dosis subkutan
0,01 mg/kg sampai 0,5 mg setiap 20 menit sebanyak 3 dosis subkutan
Tidak ada bukti keuntungan terapi sistemik dibandingkan aerosol
Terbutalin (1mg/mL) 0,25mg setiap 20 menit sebanyak 3 dosis subkutan
0,01mg/kg setiap 20 menit sebanyak 3 dosis, kemudian setiap 2-6 jam sesuai keperluan subkutan
Tidak direkomendasikan
KortikosteroidKortikosterid meningkatkan jumlah reseptor β2 Adrenergik dan meningkatkan respon reseptor terhadap stimulasi β2 Adrenergik yang mengakibatkan penurunan produksi mukus dan hipersekresi, mengurangi hiperresponsivitas bronkus, serta mengembalikan perbaikan jalur nafas.
Kortikosteroid digunakan untuk pencegahan jangka panjang dan pengontrolan gejala asma.
Antikolinergik
Contoh obat golongan ini adalah Ipratropium Bromida dan Tiotropium Bromida. Obat ini merupakan inhibitor kompetitif reseptor muskarinik, menghasilkan bronkodilatasi hanya pada bronkokonstriksi yang dimediasi kolinergik. Antikolinergik merupakan bronkodilator efektif tetapi tidak sekuat β2 Agonist
MethylxantinMetilxantin seperti Teofilin menghasilkan bronkhodilatasi dengan menginhibisi fosfodiesterase, yang juga dapat menghasilkan anti inflamasi dan aktifitas nonbronkodilatasi lain melalui penurunan pelepasan mediator sel mast, penurunan pelepasan protein dasar eosinofil, penurunan proliferasi limfosit T, penurunan pelepasan sitokin sel T, dan penurunan eksudasi plasma
Metilxantin tidak efektif dalam bentuk aerosol (lokal) dan harus diberikan dalam bentuk sistemik (oral/iv)
Efek Samping• Kortikosteroid hirup, pada ibu hamil berefek pada rendahnya
berat bayi yang lahir dan memperlambat pertumbuhan anak-anak jika digunakan selama bertahun-tahun.
• Kortikosteroid inhalasi berefek samping lokal pada anak-anak seperti batuk, rasa haus, dan kekakuan lidah bila pemberian melalui nebulizer, meningkatkan kejadian osteoporosis pada wanita.
• Kortikosteroid oral dapat saja digunakan untuk jangka panjang, tetapi hanya boleh digunakan kalau obat lain telah gagal sebab beresiko osteoporosis.
Efek Samping
• Teofilin, pada anak-anak, menimbulkan hiperaktivitas dan gangguan pencernaan.
• Obat-obat sistemik dalam jangka pendek dapat meningkatkan berat badan, hipertensi, gemuk air karena retensi cairan, dan jangka panjangnya menimbulkan moon face, perlambatan pertumbuhan, diabetes, dan penipisan jaringan kulit.
mengendalikan faktor pencetus, fisioterapi nafas/senam asma
Banyak minum untuk menghindari dehidrasi
terutama pada anak-anak
Pola hidup sehat
TERAPI NON FARMAKOLOGI