Askepp Demam Kejang.pix

28
TINJAUAN TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN KEJANG DEMAM PADA ANAK Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Semester 3 Disusun Oleh Kelompok 3 (2A) : Khikmah Yuniati (A01301778) Krisna Surya S (A01301779) Leny Oktaviani P.R (A01301781) Ludi Nur Kurniawan (A01301784) Lulu Mustafidhoh (A01301785) Nesi Nur Istiqomah (A01301788) Nina Wanda K (A01301791) Novidon Laela (A01301795) Nur Za’adah (A01301797) Nurul Istiqlaliyah (A01301799) Nurul Istiqomah (A01301800)

description

sap

Transcript of Askepp Demam Kejang.pix

TINJAUAN TEORI DAN ASUHAN KEPERAWATAN

KEJANG DEMAM PADA ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Semester 3

Disusun Oleh Kelompok 3 (2A) :

Khikmah Yuniati (A01301778)

Krisna Surya S (A01301779)

Leny Oktaviani P.R (A01301781) Ludi Nur Kurniawan (A01301784) Lulu Mustafidhoh (A01301785)

Nesi Nur Istiqomah (A01301788)

Nina Wanda K (A01301791)

Novidon Laela (A01301795)

Nur Zaadah

(A01301797)

Nurul Istiqlaliyah (A01301799)

Nurul Istiqomah (A01301800) PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANMUHAMMADIYAH GOMBONG

2015LAPORAN PENDAHULUANA. Defnisi1. Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (Rectal di atas 380 C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah, 1997: 229)2. Kejang demam : gangguan sementara yang terjadi pada anak-anak yang ditandai dengan demam (Wong, D.T. 1999: 182)3. Kejang demam : kejang yang terjadi pada suhu badan yang tinggi yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranium (Lumban tobing, 1995: 1)4. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia.dkk, 1995).B. EtiologiMenurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan Whaley and Wong (1995: 1929)a. Demam itu sendiriDemam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang tinggi.b. Efek produk toksik daripada mikroorganismec. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.d. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.e. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau enselofati toksik sepintas. Menurut staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI (1985: 50), faktor presipitasi kejang demam: cenderung timbul 24 jam pertama pada waktu sakit demam atau dimana demam mendadak tinggi karena infeksi pernafasan bagian atas. Demam lebih sering disebabkan oleh virus daripada bakterial.C. ManifestasiKlinisKebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan berupa klonik atau tonik-klonik Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik).

Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit)D. Klasifikasi

Menurut Ngastiyah ( 1997: 231), klasikfikasi kejang demam adalah :

1. Kejang demam sederhanayaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum.Pedoman untuk mendiagnosa kejang demam sederhana dapat diketahui melalui criteria Livingstone, yaitu : Umur anak ketika kejang antara 6 bulan -4 tahun kejang berlangsung sebentar, tidak lebih dari 15 menit. Kejang bersifat umum Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbul demam. Pemeriksaan saraf sebelum dan sesudah kejang normal Pemeriksaan EEG yang dibuat sedikitnya 1 minggu sesudah suhu normal tidak menunjukan kelainan. Frekuensi kejang bangkitan dalam 1 tahun tidak melebihi 4 kaliE. Kejang kompleksKejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh criteria Livingstone.Menurut Mansyur ( 2000: 434) biasanya dari kejang kompleks ditandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau multiple ( lebih dari 1 kali dalam 24jam).

Di sini anak sebelumnya dapat mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang dalam atau tanpa kejang dalam riwayat keluarga.

F. KomplikasiMenurut Lumbantobing ( 1995: 31) Dan Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI (1985: 849-850). Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung > 15 menit yaitu :

a.Kerusakan otak

Terjadi mll mekanisme eksitotoksik neuron saraf yg aktif sewaktu kejang melepaskan glutamat yg mengikat resptor MMDA ( M Metyl D Asparate ) yg mengakibatkan ion kalsium dpt masuk ke sel otak yg merusak sel neuron scr irreversible.

b.Retardasi mental

Dapat terjadi karena deficit neurologis pada demam neonatus.

c.Kejang berulang

d.Epilepsi

e. Hemiparese

G. Patofisiologi

1. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yaitu glukosa sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantaraan fungsi paru-paru dan diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.2. sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel yang dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik.3. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit oleh natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan ion Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya4. Karena keadaan tersebut, maka terjadi perbedaan potensial membran yang disebut potesial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na - K Atp ase yang terdapat pada permukaan sel5. Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler. Rangsangan yang datangnya mendadak seperti mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnya dan perubahan patofisiologi dan membran sendiri karena penyakit atau keturunan6. Pada demam, kenaikan suhu 1derajad C akan mengakibatkan metabolisme basal 10 - 15 % dan kebutuhan O2 meningkat 20 %.7. Pada seorang anak berumur 3 tahun sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubuh dibandingkan dengan orang dewasa (hanya 15%) oleh karena itu, kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion kalium dan natrium melalui membran listrik.8. Ini demikian besarnya sehingga meluas dengan seluruh sel dan membran sel sekitarnya dengan bantuan bahan yang tersebut neurotransmitter dan terjadi kejang.9. Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 38o C dan anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40o C atau lebih10. Kejang yang berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai apnea.11. Meningkatnya kebutuhan O2 dan untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, denyut jantung yang tidak teratur dan makin meningkatnya suhu tubuh karena tingginya aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otek meningkat.12. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul oedema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak H. Penatalaksanaan

Menurut Ngastiyah (1997: 232-235) dan Hassan & Alatas (195: 850-854) ada 4 faktor yang perlu dikerjakan :

a. Segeradiberikandiezepamintravena -->dosis rata-rata 0,3mg/kgatau diazepam rektal -->dosis 10 kg = 5mg/kgb. Bila diazepam tidaktersedia langsung memakai fenobarbital dengan dosisawalselanjutnyaditeruskandengandosisrumat.

c. Membebaskanjalannafas, oksigenasisecukupnya

d. Menurunkanpanasbilademam atau hipereaksi, dengan kompres seluruh tubuh dan bila telah memungkinkan dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali kombinasi diazepam oral 0,3 mg/kgBB

e. memberikancairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama (> 10 menit) dengan IV : D5 1/4, D5 1/5, RL.

I. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Komite Medik RSUP Dr. sardjito ( 2000:193) dan LUmbantobing dan Ismail (1989 :43), pemeriksaannya adalah :

a. EEG-->Pemeriksaan EEG dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukan kelainan likuor. Gelombang EEG lambat didaerah belakangdan unilateral menunjukankejangdemamkompleks.

b. LumbalPungsi

Tes ini utk memperoleh cairan cerebrospinalis dan utk mengetahui keadaan lintas likuor. Tes ini dpt mendeteksi penyebab kejang demam/kejang karena infeksi pada otak.

Pada kejang oleh infeksi pada otak ditemukan :

a. Warnacairan cerebrospinal : berwarna kuning, menunjukan pigmen kuning santokrom

b. Jumlah cairan dalam cerebrospinal meningkat lebih dari normal (normal bayi 40-60ml, anak muda 60-100ml, anak lebih tua 80-120ml dan dewasa 130-150ml)

c. Perubahanbiokimia : kadar Kalium menigkat ( normal dewasa 3.5-5.0 mEq/L, bayi 3.6-5.8mEq/L)

d. MRI (MagnetikResenance Imaging)

Menetukan adanya perubahan / patologi SSP.

e. Pemeriksaan metabolic (pemeriksaanLaboratorium)

Glukosadarah

Pemeriksaanadanyainfeksai : test widal, lumbalpungsi

Pemeriksaanserologiimunologi

f. CT-Scan

Untuk mengetahui adanya keadaan patologis diotak : tumor, edema, infark, lesi congenital dan hemoragik.J. Diagnosa keperawatan dan Intervensi

1. Hipertermi b.d proses penyakitIntervensi :

a. Kaji faktor faktor terjadinya hiperthermi.b. Observasi tanda tanda vital tiap 1 jam sekalic. Pertahankan suhu tubuh normald. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada kepala / ketiak e. Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katunf. Atur sirkulasi udara ruangan.g. Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minumh. Batasi aktivitas fisik2. Resiko cidera fisik b.d Kurangnya koordinasi otot/kejang

Intervensi :

a. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.b. Tinggalah bersama klien selama fase kejang.c. Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.d. Letakkan klien di tempat yang lembut.e. Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.f. Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejangDaftara PustakaKumala, poppy.dkk.1998.kamus kedokteran Dorland.EGC:Jakarta

Marilyn E.Doenges,1999,Rencana Asuhan Keperawatan, Penerjemah Kariasa I Made EGC : Jakarta

Ngastiyah,1997 Keperawatan anak sakit,EGC : JakartaWahidiyat, Iskandar,1985, Ilmu kesehatan anak edisi 2,info medika : jakarta

ASUHAN KEPERAWATANKASUSAn. K usia 19 Bulan datang ke rumah sakit dengan keluhan demam dan kejang. Klien demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Klien kejang dirumah 2 kali selama + 5 menit setiap kejang. Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali. Suhu tubuh: 40 0C.ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Tanggal pengkajian: 10 Januari 2015

Nama Pengkaji: Perawat N

Ruang: Anoman

Waktu pengkajian: 10.00 WIB

A. Identitas

1. Identitas Klien

Nama: An. KTanggal lahir:12 Juni 2013

Umur: 19 Bulan

Jenis Kelamin: Laki-Laki

BB: 13 kg

PB/TB: 70 cm

Alamat: gombong

Agama: islam

Pendidikan: -

Suku bangsa: jawa

Tanggal masuk: 10 Januari 2015

No. RM: 087659

Diagnosa Medik: Demam Kejang2. Identitas penanggung jawab

Nama: Ny.P

Umur: 25th

Jenis kelamin: perempuan

Alamat: gombong

Agama: islam

Pendidikan: SMA

Pekerjaan: pedangang

Hubungan dengan klien: ibu

B. Riwayat keperawatan

1. Keluhan utama

Ibu Klien mengatakan An.K demam sampai mengakibatkan kejang 2. Riwayat penyakit sekarang

Klien datang kerumah sakit pada tanggal 10 januari 2015 dengan keluhan demam sudah 2hari yang lalu disertai kejang. kejang dirumah 2 kali selama + 5 menit setiap kejang. Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali. Suhu tubuh: 40 0C.3. Riwayat penyakit dahulu

Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

4. Riwayat penyakit keluarga

Keluarga pasien tidak mempunyai penyakit yang menurun dan menular5. Riwayat kehamilan

Prenatal : Selama hamil ibu klien memeriksakan kehamilannya secara teratur di RS Islam Jakarta sebanyak 4 kali, selama hamil tidak ada keluha

6. Riwayat persalinan

Intra natal : Anak lahir pada umur kehamilan cukup bulan,lahir di bidan desa setempat secara spontan, pervaginam letak normal, lahir langsung menangis BBL 2900 gram dan PB 51 cm dan kondisi saat lahir sehat.

7. Riwayat imunisasi

Hepatitis B I,II umur 12 bulan,14 bulan

BCG 1 Kali umur 1 bulan

DPT I,II,III umur 2,3,4 bulan

Polio I,II,III,IV umur 2,3,4,5 bulan

Campak 1 kali umur 9 bulan

C. Pola pengkajian fungsional menurut Gordon

1. Pemeliharaan dan persepsi kesehatan :

Orang tua klien bila anaknya sakit selalu memeriksakan kesehatan anaknya pada petugas kesehatan di Rumah Sakit.

2. Nutrisi :

Makanan yang disukai : Anak suka makan nasi dengan daging ayam

Alat makan yang dipakai : Sendok dan piring

Pola makan/jam : Selama di RS anak makan 2kali sehari masing-masing habis setengah porsi

Jenis makanan : Nasi TKTP

3. Aktivitas Aktivitas klien di RS anak K rewel dan sering menangis4. Tidur dan istirahat

ibu klien mengatakan anaknya jadi susah tidur karena demam tinggi, anaknya menjadi lebih rewel dan menangis terus, anaknya tidur 6 jam perhari.5. Eleminasi :ibu klien mengatakan BAB dan BAK tidak ada masalah.

6. Pola hubungan

Yang mengasuh

: Anak diasuh sendiri oleh orang tuanya

Hubungan dengan anggota keluarga: baik

Hubungan anak dengan orang tua : baik

Pembawaan secara umum : Anak berpenampilan rapi

Lingkungan rumah : Lingkungan rumah bersih,rumah

permanen milik sendiri ventilasi cukup sinar matahari cukup,lantai keramik atap genteng.

7. Koping keluarga:

Stressor pada anak/keluarga: anak merasa asing dengan lingkungan Rs dan tidak mau berpisah dengan orang tua8. Kongnitif dan persepsi

Pendengaran : Anak tidak mengalami gangguan pendengaran

Penglihatan : Penglihatan anak normal

Penciuman : Penciuman anak baik

Taktil dan pengecapan : Anak dapat membedakan halus dan kasar.

9. Konsep diri :

Klien termasuk anak yang aktif, dan mudah bergaul10. Seksual:

Anak berjenis kelamin laki-laki tidak ada kelainan genetalia.11. Nilai dan kepercayaan : Anak mulai diperkenalkan dengan ajaran-ajaran agama, spt : menghafal doa sebelum makan dan sebelum tidurD. Pemeriksaan fisik1. TTV

a. Nadi : 115x/mntb. suhu : 40 Cc. RR : 22x/mnt.2. Antropometrika. TB: 78 cmb. BB: 10kgc. LILA : 17cmd. Status Gizi :Baik

3. Kepala

Mesosepal, rambut hitam, lurus, bersih

4. Mata Anemis (-), sklera ikterik (-), keluar sekret, pupil isokhor 2 mm, reaksi pupil terhadap cahaya (-)5. HidungKotor, sekret (-), tidak ada deviasi septum 6. Telinga Kotor, sekret (-), bentuk simetris 7. Dada Bentuk normal, pengembangan dada simetris, tidak ada retraksi dinding dada.8. Jantung

Tidak tampak ictus cordis, perkusi pekak, tidak ada pembesaran jantung, tidak ada suara bising, gallop.9. Paru-paru

Pengembangan paru kanan-kiri simetris, sonor seluruh lapang pandang, pernafasan vesikuler.10. Abdomen

Datar, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran hati, perkusi tympani, bising usus (+).

11. Ekstremitas

Akral hangat, tidak ada oedema, kelemahan otot (+), refleks fisiologis (-),

12. Kulit

Bersih, elastis, turgor kembali cepat, tampak pucatE. Pemeriksaan Penunjang

TanggalJenisHasilSatuanNilai normalInterpretasi

10 Januari 2015 10 Januari 2015Darah rutinWBC

RBC

HGB

HCT

MCV

MCH

MCHC

PLT

Kimia darah NaKClCaGDSCairan otakKejernihanJumlah selEritrositLeukosit berinti polimorfLimfositAlbuminPercobaan PadyKadar proteinGlukosaNaClUrin rutinWarnaBJpHuroGlukosaProteinBilirubinLeukosit13,37

5,1

12

37,6

73,7

23,5

31,9

219

133,5

4,05

106,4

2,38

145

Jernih

0

0

0

0

0

0

0

73 mg%

139

122

Kuning keruh

1.010

7,0

Normal

-

-

-

-103/ L

106/ L

g/dL%fLpgg/dL103/ Lmmol/Lmmol/Lmmol/Lmmol/Lmg/dL

4,8-10,84,2-5,412-1637-4779-9927-3133-37150-450137-1453,1-598-1072,1-2,5480-140NaikNormalNormalNormalRendahRendahRendahNormalRendahNormalNormalNormalTinggi

F. ANALISA DATANama Klien : An.KRuang

: AnomanTGL/JAMDATAPROBLEMETIOLOGI

10 Januari 201510.00 WIBDS :Ibu Klien mengatakan An.K demam sudah 2hari dan belum turun suhunya DO:g. S: 40oC

h. Nadi :115x/meniti. RR 22 x/menitj. Mukosa bibir kering

k. Kulit tampak kemerahan

Proses PenyakitHipertermia

10.15DS :

Ibu Klien mengatakan An.K kejang selama + 5 menit setiap kejangDO: Saat dilakukan pemeriksaan anak kejang 1xKurangnya koordinasi otot/kejangResiko Cidera Fisik

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hari, tanggal

: Sabtu, 10 januari 2015G. Hipertermi b.d proses penyakit

Resiko cidera fisik b.d Kurangnya koordinasi otot/kejang

H. RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : An.KRuang

: AnomanTgl/JamNo. DxTujuan dan Kriteria Hasil

(NOCIntervensi

NICTTD

10 januari 2015/ 10.00

1Setelah dilakukan tindakan 2x24jam masalah dapat teratasi dengan criteria hasil :Suhu 36-37oCTidak terdapat perubahan warna kulit, tidak ada pusing dan merasa nyaman

Nadi dalam rentang normal Kaji faktor faktor terjadinya hiperthermi.Observasi tanda tanda vital tiap 1 jam sekaliPertahankan suhu tubuh normalAjarkan pada keluarga memberikan kompres hangat pada kepala / ketiak .Anjurkan untuk menggunakan baju tipis dan terbuat dari kain katunAtur sirkulasi udara ruangan.Beri ekstra cairan dengan menganjurkan pasien banyak minumBatasi aktivitas fisik

10.152Setelah dilakukan tindakan 2x24jam masalah dapat teratasi dengan criteria hasil :

Klien terbebas dari cideraBeri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah.Tinggalah bersama klien selama fase kejang.Berikan tongue spatel diantara gigi atas dan bawah.Letakkan klien di tempat yang lembut.Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan frekuensi kejang.

Catat tanda-tanda vital sesudah fase kejang