Askep tumor medula spinalis

14
TUMOR MEDULA SPINALIS I. DEFINISI Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf. (Price sylvia anderson, 1995) II. KLASIFIKASI a. Tumor Intradural Berbeda dengan tumor ekstradural tumor intradural pada umumnya jinak. - Tumor Ekstramedular Terletak diantara durameter dan medula spinalis, sebagian besar tumor di daerah ini merupakan neurofibroma atau meningioma jinak - Tumor Intramedular Berasal dari dalam medula spinalis itu sendiri. b. Tumor Ekstradural Tumor ekstradural terutama merupakan metastase dari lesi primer di payudara, prostat, tiroid, paru-paru, ginjal, dan lambung Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna vertebralis atau dari dalam ruangan ekstradural. Neoplasma ekstradural dalam ruangan ekstradural biasanya karsinoma dan limfoma metastase. III. MANIFESTASI KLINIK

Transcript of Askep tumor medula spinalis

Page 1: Askep tumor medula spinalis

TUMOR MEDULA SPINALIS

I. DEFINISI

Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang

belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala-gejala karena

keterlibatan medula spinalis atau akar-akar saraf. (Price sylvia

anderson, 1995)

II. KLASIFIKASI

a. Tumor Intradural

Berbeda dengan tumor ekstradural tumor intradural pada

umumnya jinak.

- Tumor Ekstramedular

Terletak diantara durameter dan medula spinalis, sebagian

besar tumor di daerah ini merupakan neurofibroma atau

meningioma jinak

- Tumor Intramedular

Berasal dari dalam medula spinalis itu sendiri.

b. Tumor Ekstradural

Tumor ekstradural terutama merupakan metastase dari lesi

primer di payudara, prostat, tiroid, paru-paru, ginjal, dan

lambung

Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna

vertebralis atau dari dalam ruangan ekstradural. Neoplasma

ekstradural dalam ruangan ekstradural biasanya karsinoma

dan limfoma metastase.

III. MANIFESTASI KLINIK

Tumor ekstradural

- Nyeri yang digambarkan sebagai konstan dan terbatas pada

daerah tumor diikuti oleh nyeri yang menjalar menurut pola

dermatom

- Nyeri paling hebat pada malam hari dan menjadi lebih hebat

oleh gerakan tulang belakang dan istirahat baring

- Nyeri radikuler diperberat oleh batuk dan mengedan

Page 2: Askep tumor medula spinalis

- Nyeri dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bulan

sebelum keterlibatan medula spinalis.

- Fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali

- Kelemahan spastik dan hilangnya sensasi getar

- Parestesi dan defisit sensorik akan berkembang cepat menjadi

paraplegia yang irreversible

- Gangguan buang air besar dan buang air kecil

Tumor intradural

Perjalanan klinis dapat lebih lambat dan berlangsung selama

berbulan-bulan.

- Berkurangnya persepsi nyeri dan suhu kontralateral dibawah

tingkat lesi

- Penderita mengeluh nyeri, mula mula pada punggung dan

kemudian sepanjang akar-akar spinal

- Nyeri diperhebat oleh gerakan, batuk, bersin, atau mengedan

dan paling berat pada malam hari ( nyeri pada malam hari

disebabkan oleh traksi pada akar-akar yang sakit, yaitu sewaktu

tulang belakang memanjang setelah hilangnya efek

pemendekan dari gravitasi.

- Parestesia dan berlanjutnya defisit sensorik proprioseptif

IV. ETIOLOGI

Faktor Resiko tumor dapat terjadi pada setiap kelompok Ras, insiden

meningkat seiring dengan pertambahan usia, faktor resiko akan

meningkat pada orang yang terpajan zat kimia tertentu (Okrionitil,

tinta, pelarut, minyak pelumas), namun hal tersebut belum bisa

dipastikan. Pengaruh genetik berperan serta dalam tibulnya tumor,

penyakit sklerosis TB dan penyakit neurofibomatosis.

V. PATOFISIOLOGI

Kondisi patofisiologi akibat tumor medula spinalis disebabkan oleh

kerusakan dan infiltrasi, pergeseran dan dekompresi medula spinalis

dan terhentinya suplai darah atau cairan serebrospinal. Derajad gejala

tergantung dari tingkat dekompresi dan kecepatan perkembangan,

Page 3: Askep tumor medula spinalis

adaptasi bisa terjadi dengan tumor yang tumbuh lamban, 85 % tumor

medula spinalis jinak.

Terutama tumor neoplasma baik yang timbul ekstramedula atau intra

medula. Tumor sekunder atau tumor metastase dapat juga

mengganggu medula spinalis dan lapisannya serta ruas tulang

belakang

Tumor ekstramedular dari tepi tumor intramedural pada awalnya

menyebabkan nyeri akar sarat subyektif. Dengan pertumbuhan tumor

bisa muncul defisit motorik dan sensorik yang berhubungan dengan

tingkat akardan medula spinalis yang terserang. Karena tumor

membesar terjadilah penekanan pada medula spinalis. Sejalan

dengan itu pasien kehilangan fungsi semua motor dan sensori

dibawah lesi/tumor

Tumor medula spinalis, yang dimulai dari medula spinalis, sering

menimbulkan gejala seperti pada sentral medula spinalis, termasuk

hilang rasa nyeri segmental dan fungsi temperatur. Tambahan pula

fungsi sel-sel tanduk anterior seringkali hilang, terutama pada tangan.

Seluruh jalur sentral yang dekat benda kelabu menjadi disfungsi.

Hilangnya rasanyeri dan sensori suhu dan kelemahan motorik

berlangsung sedikit demi sedikit, bertambah berat dan menurun.

Motorik cauda dan fungsi sensorik yang terakhir akan hilang,

termasuk hilang fungsi eliminasi fecal dan urine. (Long C, Barbara,

1996)

VI. PENATALAKSANAAN

Stabilisasi : fusi spinal

Pengobatan : relaksan otot, transquilizer, anti

koagulan, laksatif, antasida dan steroid.

Tumor Ekstradural

- Laminektomie

- Hormon, radiasi dan kemoterapi merupakan pengobatan

tambahan

Tumor Intradural

- Pengangkatan dengan pembedahan

Page 4: Askep tumor medula spinalis

VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik secara umum dapat dilakukan :

Pemeriksaan sinar X

CT. Scan

MRI

Analisa Gas Darah

Elektrolit

Tumor Ekstradural

- Radiogram tulang belakang

Akan memperlihatkan osteoporosis atau kerusakan nyata pada

korpus vertebra dan pedikel

- Myelogram

Memastikan lokalisasi tumor

- Pemeriksaan LCS

Akan memperlihatkan peningkatan kadar protein dan kadar

glukosa yang normal

Tumor Intradural

- Radiogram tulang punggung memperlihatkan pembesaran

foramen dan penipisan pedikel yang berdekatan

- Myelogram

Menentukan lokalisasi yang cepat

Page 5: Askep tumor medula spinalis

ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

a. Data dasar ; nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan,

alamat, golongan darah, penghasilan

b. Riwayat kesehatan ; apakah klien pernah terpajan zat zat kimia

tertentu, riwayat tumor pada keluarga, penyakit yang mendahului

seperti sklerosis TB dan penyakit neurofibromatosis, kapan gejala

mulai timbul

c. Aktivitas / istirahat, Gejala : kelemahan / keletihan, kaku, hilang

keseimbangan. Tanda : perubahan kesadaran, letargi,

hemiparese, quadriplegi, ataksia, masalah dalam keseimbangan,

perubaan pola istirahat, adanya faktor faktor yang mempengaruhi

tidur seperti nyeri, cemas, keterbatasan dalam hobi dan dan

latihan

d. Sirkulasi, Gejala : nyeri punggung pada saat beraktivitas.

Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah atau normal,

perubahan frekuensi jantung.

e. Integritas Ego, Gejala : faktor stres, perubahan tingkah laku

atau kepribadian, Tanda : cemas, mudah tersinggung, delirium,

agitasi, bingung, depresi dan impulsif.

f. Eliminasi : Inkontinensia kandung kemih/ usus mengalami

gangguan fungsi.

g. Makanan / cairan , Gejala : mual, muntah proyektil dan

mengalami perubahan sklera. Tanda : muntah (mungkin proyektil),

gangguan menelan (batuk, air liur keluar, disfagia)

h. Neurosensori, Gejala : Amnesia, vertigo, synkop, tinitus,

kehilangan pendengaran, tingling dan baal pad aekstremitas,

gangguan pengecapan dan penghidu. Tanda : perubahan

kesadaran sampai koma, perubahan status mental, perubahan

pupil, deviasi pada mata ketidakmampuan mengikuti, kehilangan

penginderaan, wajah tidak simetris, genggaman lemah tidak

seimbang, reflek tendon dalam lemah, apraxia, hemiparese,

quadriplegi, kejang, sensitiv terhadap gerakan

i. Nyeri / Kenyamanan, Gejala : nyeri kepala dengan intensitas

yang berbeda dan biasanya lama. Tanda : wajah menyeringai,

Page 6: Askep tumor medula spinalis

respon menarik dri rangsangan nyeri yang hebat, gelisah, tidak

bisa istirahat / tidur.

j. Pernapasan, Tanda : perubahan pola napas, irama napas

meningkat, dispnea, potensial obstruksi.

k. Hormonal : Amenorhea, rambut rontok, dabetes insipidus.

l. Sistem Motorik : scaning speech, hiperekstensi sendi,

kelemahan

m. Keamanan , Gejala : pemajanan bahan kimia toksisk,

karsinogen, pemajanan sinar matahari berlebihan. Tanda :

demam, ruam kulit, ulserasi

n. Seksualitas, Gejala: masalah pada seksual (dampak pada

hubungan, perubahan tingkat kepuasan)

o. Interaksi sosial : ketidakadekuatan sistem pendukung, riwayat

perkawinan (kepuasan rumah tangga, dukungan), fungsi peran.

( Doenges, 2000 )

II. Masalah keperawatan

- Kelumpuhan

- Gangguan sensibilitas

- Gangguan nafas/kelumpuhan diafragma untuk tumor servical

tinggi

- Gangguan sistem cerna

- Kesukaran dalam buang air besar dan buang air kecil

- Perawatan khusus rehabilitasi bagi penderita instabilitas tulang

punggung

III. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri (akut) / kronis b.d agen pencedera fisik, kompresi saraf,ditandai

dengan : menyatakan nyeri oleh karena perubahan posisi, nyeri,

pucat sekitar wajah, perilaku berhati hati, gelisah condong keposisi

sakit, penurunan terhadap toleransi aktivitas, penyempitan fokus pada

diri sendiri, wajah menahan nyeri, perubahan pola tidur, menarik diri

secara fisik

Kriteria hasil : pasien melaporkan nyeri berkurang, menunjuKkan

perilaku untuk mengurangi kekambuhan atau nyeri

Page 7: Askep tumor medula spinalis

Intervensi :

a. Kaji keluhan nyeri

b. Observasi keadaan nyeri nonverbal ( misal ; ekspresi wajah,

gelisah, menangis, menarik diri, diaforesis, perubaan frekuensi

jantung, pernapasan dan tekanan darah.

c. Anjurkan untuk istirahat denn tenang

d. Berikan kompres panas lembab pada kepala, leher, lengan sesuai

kebutuhan

e. Lakukan pemijatan pada daerah kepala / leher / lengan jika pasien

dapat toleransi terhadap sentuhan

f. Sarankana pasien untuk menggnakan persyaratan positif “ saya

sembuh “ atau “ saya suka hidup ini “

g. Berikan analgetik / narkotik sesuai indikasi

h. Berikan antiemetiksesuai indikasi

2. Defisit perawatan diri : higiene, makan toileting dan mobilitas yang

b. d gangguan neurofisiologis.

Kriteria hasil : kebutuhan perawatan diri pasien terpenuhi, kebutuhan

nutrisi dan cairan terpenuhi, kebutuhan eliminasi terpenuhi, kebutuhan

higiene oral, muka terpenuhi, latihan rentang gerak aktif dan psif

dilakukan.

Intervensi :

a. Kaji tingkat kemampuan yang berhubungan dalam

melakukan kebutuhan perawatan diri

b. Bantu saat pasien makan sesuai kebutuhan

c. Lakukan perawatan kateter setiap hari

d. Lakukan higiene oral setiap hari

e. Lakukan latihan rentang gerak pasif untuk ekstremitas

f. Bantu dan ajarkan latihan pembentukan otot sesuai

indikasi : boneka untuk latihan memeras, bola karet.

g. Lakukan perawatan kulit : gosok punggung

h. Berikan higiene secara total sesuai indikasi

i. Berikan bantuan nutrisi sesuai pesanan : konsulkan

dengan ahli gizi untuk menetapkan kebutuhan

Page 8: Askep tumor medula spinalis

j. Jelaskan pentingnya perawatan diri.

3. Perubahan persepsi sensori b.d perubahan resepsi sensoris,

transmisi dan atau integrasi ( trauma atau defisit neurologis ), ditandai

dengan disorientasi, perubaan respon terhadap rangsang,

inkoordinasi motorik, perubahan pola komunikasi, distorsi auditorius

dan visual, penghidu, konsentrasi buruk, perubahan proses pikir,

respon emosiaonal berlebihan, perubahan pola perilaku

Kriteria hasil : pasien dapat dipertahanakan tingkat kesadaran dan

fuingsi persepsinya, mengakui perubahan dalam kemampuan dan

adanya keterlibatan residu, mendemonstrasikan perubahan gaya

hidup.

Intervensi :

a. Kaji secar teratur perubahan orientasi, kemampuan bicara, afektif,

sensoris dan proses pikir

b. Kaji kesadaran sensoris seperti respon sentuan , panas / dingin,

benda tajam atau tumpul, keadaran terhadap gerakan dan letak

tubuh, perhatkian adanya masalah penglihatan

c. Observasi repon perilaku

d. Hilangkan suara bising / stimulus ang berlebihan

e. Berikan stimulus yang berlebihan seperti verbal, penghidu, taktil,

pendengaran, hindari isolasi secara fisik dan psikologis

Kolaborasi :

f. pemberian obat supositoria gna mempermudah proses BAB

g. konsultasi dengan ahli fisioterapi / okupasi

4. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskuler ditandai

dengan ketidakmampuan untuk bergerak sesuai keinginan ; paralise,

atrofi otot dan kontraktur.

Kriteria hasil : mempertahankan posisi fungsi dibuktikan oleh tidak

adanya kontraktur, footdrop, meningkatkan kekuatan bagian tubuh

yang sakit / kompensasi, mendemonstrasikan tehnik / perilaku yang

memungkinkan melakuakn kembali aktivitas

Intervensi :

a. Kaji rasa nyeri, kemerahan, bengkak, ketegangan otot

jari.

Page 9: Askep tumor medula spinalis

b. Berikan suatu alat agar pasien mampu untuk meminta

pertolongan , seperti : bel atau lampu pemanggil

c. Bantu / lakukan latihan ROM pada semua ekstremitas

dan sendi, pakailah gerakan perlahan dan lembut. Lakukan

hiperekstensi pada paha secara teratur

d. Letakkan tangan dalam posisi kedalam ( melipat )

e. Tinggikan ekstremitas bawah beberapa saat sewaktu

duduk atau angkat kaki

f. Buat rencana aktivitas untuk pasin sehingga pasien

dapat beristirahat tanpa terganggu

g. Berikan posisi alih baring setiap 2 jam

h. Monitor tanda-tanda vital

i. Konsultasikan dengan ahli fisioterapi

5. Resiko tinggi terhadap ketidakefektifan pola napas b.d kerusakan

neurovaskuler, kerusakan kognitif.

Kriteria hasil: pasien dapat dipertahanakan pola nafas efektif, bebas

sianosis, dengan GDA dan tanda-tanda vital dalam batas normal,

bunyi nafas jelas saat dilakukan auskultasi, tidak terdapat tanda

distress pernafasan

Intervensi :

a. Kaji dan catat perubahan frekuensi, irama, dan kedalaman

pernapasan

b. Auskultasi bunyi pernafasan

c. Angkat kepala tempat tidur sesuai atuiran / posisi miring sesuai

indikasi

d. Anjurkan utuk bernapas dalam, jika pasien sadar

e. Kaji kemampuan dan kualitas batuk

f. Monitor tanda-tanda vital

g. Waspada bahwa trakeostomie mungkundilakukan bila ada indikasi

h. Lakukan penghisapan lendir dengan hati hati jangan lebih dari 10

– 15 detik, catat karakter warna, kekentalan dan kekeruhan sekret

i. Pantau pengguanaan obat obatan depresan seperti sedatif

j. Berikan O2 sesuai indikasi

k. Lakukan fisioterapi dada jika ada indikasi

Page 10: Askep tumor medula spinalis

SUMBER PUSTAKA

Long C, Barbara. Perawatan Medikal Bedah. Volume 2. Bandung: Yayasan

IAPK Pajajaran; 1996

Smeltzer Suzanne C. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner &

Suddarth. Alih bahasa Agung Waluyo, dkk. Editor Monica Ester, dkk. Ed.

8.Volume 3. Jakarta : EGC; 2002

Padmosantjojo, R.M, Keperawatan bedah saraf, bagian bedah saraf, FKUI,

2000

Brunner & Sudarth, 2003, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Ed 8 Vol 3

, EGC, jakarta

Lynda Juall Carpenito, Alih bahasa Yasmin Asih, 1997, Diagnosa

Keperawatan , ed 6, EGC, Jakarta

Marilyn E. Doenges, et al, 1997, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC,

jakarta

Sylvia A. Price, Alih bahasa Adji Dharma, 1995 Patofisiologi, konsep klinik

proses- proses penyakit ed. 4, EGC, Jakarta