Cici-case Tumor Medula Spinalis

33
Case report session TUMOR MEDULA SPINALIS Oleh: Cici Octari 0910312037 Preseptor: dr. Dedi Sutia, Sp.S BAGIAN NEUROLOGI RSUP DR M. DJAMIL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015

description

tumor medula spinalis

Transcript of Cici-case Tumor Medula Spinalis

Page 1: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Case report session

TUMOR MEDULA SPINALIS

Oleh:

Cici Octari 0910312037

Preseptor:

dr. Dedi Sutia, Sp.S

BAGIAN NEUROLOGI RSUP DR M. DJAMIL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2015

Page 2: Cici-case Tumor Medula Spinalis

BAB 1

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : K

MR : 90.99.09

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 52 tahun

Pekerjaan : Nelayan

Agama : Islam

Alamat : pasar ombilin

ANAMNESIS

Seorang pasien laki-laki umur 52 tahun dirawat bangsal Neurologi RS. DR. M.

Djamil Padang tanggal 7 April 2015 :

Allo/autoanamnesis : autoanamnesis

Keluhan utama :

Riwayat Penyakit Sekarang :

Lemah kedua tungkai sejak 2 minggu yang lalu, terjadi secara beransur-ansur.

Kelemahan diawali pada tungkai kiri sejak 2 bulan yang lalu, pasien

merasakan tungkai kiri terasa berat tetapi pasien masih dapat berjalan dengan

menyeret tungkai kiri. Kemudian rasa beratjuga dirasakan pada tungkai kanan

1,5 bulan kemudian. Kelemahan dirasakan semakin bertambah sehingga

pasien hanya dapat menganggakat tungkai kanan sebentar lalu terjatuh dan

pasien hanya dapat menggeser tungkai kiri sehingga pasien tidak dapat lagi

berjalan sejak 2 minggu yang lalu. Karena hal ini pasien hanyaterbaring di

1

Page 3: Cici-case Tumor Medula Spinalis

tempat tidur dan kegiatan korban (Ex: mandi, berganti pakaian) dibantu oleh

keluarga.

Keluhan disertai dengan nyeri pada pinggang. Nyeri dirasakan seperti rasa

terikat. Nyeri dirasakan bertambah saat pasien batuk dan mengedan.

Kelemahan tungkai juga disertai dengan rasa kebas pada kedua tungkai, di

mana pasien merasakan berkurangnya rasa raba mulai dari pusar hinggake

bawah.

BAK danBAB juga terganggu sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya pasien

kesulitan untu BAK karena tidak mau keluar. Tetapi sejak 1 minggu inipasien

tidak menyadari saat BAK sehingga BAK keluar dengan sendirinya.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada riwayat menderita batuk-batuk lama sebelumnya.

Tidak ada riwayat demam dan infeksi di tempat lain sebelumnya.

Tidak ada riwayat trauma pada tulang belakang.

Tidak ada riwayat keganasan di tempat lain.

Tidak ada riwayat penurunan berat badan secara drastis.

Tidak ada riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, dan stroke sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita kejang dan keluhan seperti ini.

Riwayat Pekerjaan, Sosial Ekonomi, dan Kebiasaan

Pasien adalah seorang nelayan, aktifitas fisik sedang.tidak ada riwayat

mengangkat barang berat.

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : GCS 15 (E4 M6 V5)

2

Page 4: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Tekanan darah : 170/100 mmHg

Nadi : 88x/menit

Napas : 22x/menit

Suhu : 37 oC

Status Internus

Kepala : tidak ditemukan kelainan

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut.

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Hidung : tak ditemukan kelainan

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Leher : JVP 5-2 cmH2O

Kulit dan kuku : tidak ditemukan kelainan

KGB : tidak ditemukan pembesaran KGB

PARU

Inspeksi : simetris kiri=kanan

Palpasi : fremitus kanan=kiri

Perkusi : sonor

Auskultasi : vesikuler N, ronkhi(-/-), wheezing(-/-)

JANTUNG

3

Page 5: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Inspeksi : ictus tidak terlihat

Palpasi : ictus teraba 1 jari medial LCMS RIC V

Perkusi : batas jantung tidak melebar

Auskultasi : bunyi jantung murni, irama teratur, bising (-)

ABDOMEN

Inspeksi : tak tampak membuncit

Palpasi : supel, hepar dan lien tak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) Normal

Status Neurologis

Kesadaran : komposmentis, GCS 15 (E4V5M6)

Tanda Rangsangan Meningeal

Kaku kuduk : (-)

Brudzinski I : (-)

Brudzinski II : (-)

Tanda Kernig : (-)

Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial

Pupil : Isokor, Ø 3mm/3 mm, Refleks cahaya +/+

Muntah proyektil (-)

sakit kepala progresif (-)

Pemeriksaan Nervus Kranialis

- N I : penciuman baik

4

Page 6: Cici-case Tumor Medula Spinalis

- N II : reflek cahaya +/+

- N III, IV, VI : pupil bulat, diameter 3 mm, gerakan bola mata bebas

ke segala arah

- N V : bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri

dan ke kanan

- N VII : bisa menutup mata, mengangkat alis : simetris

- N VIII : fungsi pendengaran baik, nistagmus tidak ada

- N IX, X : arcus faring simetris, uvula di tengah, refleks muntah

(+), perasaan 1/3 lidah baik

- N XI : bisa mengangkat bahu dan bisa melihat kiri dan kanan

- N XII : deviasi lidah tidak ada

Motorik : 5 5 5 5 5 5 hipertonus, eutrofi 3 3 3 2 2 2

Sensorik

- Eksteroseptif : hipoestesi setinggi dermatom thorakal VIII ke bawah

- Proprioseptif : rasa getar dan posisi sendi baik

Fungsi Otonom

Miksi : uninhibited bladder (+)

Defikasi : (-)

Keringat : (-)

Refleks fisiologis :

Biseps : ++/++ Triseps : ++/++

KPR : ++/++ APR : ++/++

Reflek patologis :

Babinsky : +/+ Gordon : +/+

5

Page 7: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Chaddock : +/+ Oppenheim : +/+

Fungsi Luhur

Kesadaran Tanda DemensiaReaksi bicara Tidak dapat dinilai Refleks glabela (-)reaksi intelek Tidak dapat dinilai Refleks Snout (-)Reaksi emosi Tidak dapat dinilai Refleks Menghisap (-)

Refleks Memegang (-)Refleks palmomental (-)

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hb : 17,0 g/dl

Leukosit : 14.920/mm3

LED : 49%

Trombosit : 216.000/mm3

GDR : 150 gr%

Ureum : 51 g/dl

Kreatinin : 0,6 g/dl

Na : 136 mEq/L

K : 4,4 mEq/L

Ca : 10,1 mEq/L

DIAGNOSIS KLINIS : Paralisis Inferior tipe UMN

DIAGNOSIS TOPIK : segmen medula spinalis setinggi thorakan VIII-IX

DIAGNOSIS ETIOLOGI : SOL medula spinalis susp. Tumor (tumor

intradural )

6

Page 8: Cici-case Tumor Medula Spinalis

DIAGNOSIS SEKUNDER : Hipertensi slage II

PEMERIKSAAN ANJURAN : MRI medula spinalis

PENATALAKSANAAN

1. Manajemen Umum

- IVFD NaCl 0.9% 12 jam/kolf

- diet MB

2. Khusus

- Metylprednisolon

- Ranitidin 2x50mg i.v

- Mecobalamin 1x1 1.v

- Varlsartan 1x80 mg p.o

BAB 2

7

Page 9: Cici-case Tumor Medula Spinalis

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Tumor medula spinalis adalah tumor di daerah spinal yang dapat terjadi

pada daerah cervical pertama hingga sacral, yang dapat dibedakan atas; A.Tumor

primer: 1) jinak yang berasal dari a) tulang; osteoma dan kondroma, b) serabut

saraf disebut neurinoma (Schwannoma), c) berasal dari selaput otak disebut

Meningioma; d) jaringan otak; Glioma, Ependimoma. 2) ganas yang berasal dari

a) jaringan saraf seperti; Astrocytoma, Neuroblastoma, b) sel muda seperti

Kordoma. B. Tumor sekunder: merupakan anak sebar (metastase) dari tumor

ganas di daerah rongga dada, perut, pelvis dan tumor payudara.1

2.2 Epidemiologi

Di Indonesia. jumlah penderita tumor medula spinalis belum diketahui

secara pasti. Jumah kasus tumor medula spinalis di Amerika Serikat mencapai

15% dari total jumlah tumor yang terjadi pada susunan saraf pusat dengan

perkiraan insidensi sekitar 0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Jumlah

penderita pria hampir sama dengan wanita dengan sebaran usia antara 30 hingga

50 tahun. Diperkirakan 25% tumor terletak di segmen servikal, 55% di segmen

thorakal dan 20% terletak di segmen lumbosakral.2,3

Tumor intradural intramedular yang tersering adalah ependymoma,

astrositoma dan hemangioblastoma. Ependimoma lebih sering didapatkan pada

orang dewasa pada usia pertengahan (30-39 tahun) dan jarang terjadi pada usia

anak-anak. Insidensi ependidoma kira-kira sama dengan astrositoma. Dua per tiga

dari ependydoma muncul pada daerah lumbosakral.6

Diperkirakan 3% dari frekuensi astrositoma pada susunan saraf pusat

tumbuh pada medula spinalis. Tumor ini dapat muncul pada semua umur, tetapi

yang tersering pada tiga dekade pertama. Astrositoma juga merupakan tumor

spinal intramedular yang tersering pada usia anak-anak, tercatat sekitar 90% dari

tumor intramedular pada anak-anak dibawah umur 10 tahun, dan sekitar 60% pada

8

Page 10: Cici-case Tumor Medula Spinalis

remaja. Diperkirakan 60% dari astrositoma spinalis berlokasi di segmen servikal

dan servikotorakal. Tumor ini jarang ditemukan pada segmen torakal,

lumbosakral atau pada conus medularis. Hemangioblastoma merupakan tumor

vaskular yang tumbuh lambat dengan prevalensi 3% sampai 13% dari semua

tumor intramedular medula spinalis. Rata-rata terdapat pada usia 36 tahun, namun

pada pasien dengan von Hippel-Lindau syndrome (VHLS) biasanya muncul pada

dekade awal dan mempunyai tumor yang multipel. Rasio laki-laki dengan

perempuan 1,8 : 1.4,5

Tumor intradural ekstramedular yang tersering adalah schwanoma, dan

meningioma. Schwanoma merupakan jenis yang tersering (53,7%) dengan

insidensi laki-laki lebih sering dari pada perempuan, pada usia 40-60 tahun dan

tersering pada daerah lumbal. Meningioma merupakan tumor kedua tersering pada

kelompok intradural-ekstramedullar tumor. Meningioma menempati kira-kira

25% dari semua tumor spinal. Sekitar 80% dari spinal meningioma terlokasi pada

segmen thorakal, 25% pada daerah servikal, 3% pada daerah lumbal, dan 2% pada

foramen magnum.4,5

2.3 Klasifikasi

Berdasarkan asal dan sifat selnya, tumor pada medula spinalis dapat dibagi

menjadi tumor primer dan tumor sekunder. Tumor primer dapat bersifat jinak

maupun ganas, sementara tumor sekunder selalu bersifat ganas karena merupakan

metastasis dari proses keganasan di tempat lain seperti kanker paru-paru,

payudara, kelenjar prostat, ginjal, kelenjar tiroid atau limfoma. Tumor primer

yang bersifat ganas contohnya adalah astrositoma, neuroblastoma, dan kordoma,

sedangkan yang bersifat jinak contohnya neurinoma, glioma, dan ependimoma.1

Berdasarkan lokasinya, tumor medula spinalis dapat dibagi menjadi dua

kelompok, yaitu tumor intradural dan ekstradural, di mana tumor intradural itu

sendiri dibagi lagi menjadi tumor intramedular dan ekstramedular. Macam-macam

tumor medula spinalis berdasarkan lokasinya dapat dilihat pada Tabel 1.

9

Page 11: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Gambar 2.1 (A) Tumor intradural-intramedular, (B) Tumor intradural-

ekstramedular, dan (C) Tumor Ekstradural

Tabel 1. Tumor Medula Spinalis Berdasarkan Gambaran Histologisnya

Ekstra dural Intradural ekstramedularIntradural

intramedularChondroblastoma

ChondromaHemangioma

LipomaLymphomaMeningiomaMetastasis

NeuroblastomaNeurofibromaOsteoblastoma

OsteochondromaOsteosarcoma

SarcomaVertebral

hemangioma

Ependymoma, tipe myxopapillary

EpidermoidLipoma

MeningiomaNeurofibromaParaganglioma

Schwanoma

AstrocytomaEpendymomaGanglioglioma

HemangioblastomaHemangioma

LipomaMedulloblastomaNeuroblastomaNeurofibroma

OligodendrogliomaTeratoma

2.4 Etiologi dan Patogenesis

10

Page 12: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini belum diketahui

secara pasti. Beberapa penyebab yang mungkin dan hingga saat ini masih dalam

tahap penelitian adalah virus, kelainan genetik, dan bahan-bahan kimia yang

bersifat karsinogenik. Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh sel-

sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain melalui aliran darah yang

kemudian menembus dinding pembuluh darah, melekat pada jaringan medula

spinalis yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di daerah tersebut.7

Patogenesis dari neoplasma medula spinalis belum diketahui, tetapi

kebanyakan muncul dari pertumbuhan sel normal pada lokasi tersebut. Riwayat

genetik kemungkinan besar sangat berperan dalam peningkatan insiden pada

anggota keluarga (syndromic group) misal pada neurofibromatosis. Astrositoma

dan neuroependimoma merupakan jenis yang tersering pada pasien dengan

neurofibromatosis tipe 2 (NF2), di mana pasien dengan NF2 memiliki kelainan

pada kromosom 22. Spinal hemangioblastoma dapat terjadi pada 30% pasien

dengan Von Hippel-Lindou Syndrome sebelumnya, yang merupakan abnormalitas

dari kromosom 3.6

2.5 Manifestasi Klinis

Menurut Cassiere, perjalanan penyakit tumor medula spinalis terbagi

dalam tiga tahapan3, yaitu:

Ditemukannya sindrom radikuler unilateral dalam jangka waktu yang lama

Sindroma Brown Sequard

Kompresi total medula spinalis atau paralisis bilateral

Keluhan pertama dari tumor medula spinalis dapat berupa nyeri radikuler,

nyeri vertebrae, atau nyeri funikuler. Secara statistik adanya nyeri radikuler

merupakan indikasi pertama adanya space occupying lesion pada kanalis spinalis

dan disebut pseudo neuralgia pre phase. Dilaporkan 68% kasus tumor spinal sifat

nyerinya radikuler, laporan lain menyebutkan 60% berupa nyeri radikuler, 24%

11

Page 13: Cici-case Tumor Medula Spinalis

nyeri funikuler dan 16% nyerinya tidak jelas3. Nyeri radikuler dicurigai

disebabkan oleh tumor medula spinalis bila:

Nyeri radikuler hebat dan berkepanjangan, disertai gejala traktus

piramidalis

Lokasi nyeri radikuler diluar daerah predileksi HNP

seperti C5-7, L3-4, L5 dan S1

Tumor medula spinalis yang sering menyebabkan nyeri radikuler adalah

tumor yang terletak intradural-ekstramedular, sedang tumor intramedular jarang

menyebabkan nyeri radikuler. Pada tumor ekstradural sifat nyeri radikulernya

biasanya hebat dan mengenai beberapa radiks.3

Tumor-tumor intrameduler dan intradural-ekstrameduler dapat juga

diawali dengan gejala TTIK seperti: hidrosefalus, nyeri kepala, mual dan muntah,

papiledema, gangguan penglihatan, dan gangguan gaya berjalan. Tumor-tumor

neurinoma dan ependimoma mensekresi sejumlah besar protein ke dalam likuor,

yang dapat menghambat aliran likuor di dalam kompartemen subarakhnoid spinal,

dan kejadian ini dikemukakan sebagai suatu hipotesa yang menerangkan kejadian

hidrosefalus sebagai gejala klinis dari neoplasma intraspinal primer.5

Bagian tubuh yang menimbulkan gejala bervariasi tergantung letak tumor

di sepanjang medula spinalis. Pada umumnya, gejala tampak pada bagian tubuh

yang selevel dengan lokasi tumor atau di bawah lokasi tumor. Contohnya, pada

tumor di tengah medula spinalis (pada segmen thorakal) dapat menyebabkan nyeri

yang menyebar ke dada depan (girdleshape pattern) dan bertambah nyeri saat

batuk, bersin, atau membungkuk. Tumor yang tumbuh pada segmen cervical

dapat menyebabkan nyeri yang dapat dirasakan hingga ke lengan, sedangkan

tumor yang tumbuh pada segmen lumbosacral dapat memicu terjadinya nyeri

punggung atau nyeri pada tungkai.7

Berdasarkan lokasi tumor, gejala yang muncul adalah seperti yang terihat

dalam Tabel 2 di bawah ini.

12

Page 14: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Tabel 2. Tanda dan Gejala Tumor Medula SpinalisLokasi Tanda dan Gejala

Foramen

Magnum

Gejalanya aneh, tidak lazim, membingungkan, dan tumbuh lambat

sehingga sulit menentukan diagnosis. Gejala awal dan tersering

adalah nyeri servikalis posterior yang disertai dengan hiperestesia

dalam dermatom vertebra servikalis kedua (C2). Setiap aktivitas

yang meningkatkan TIK (misal ; batuk, mengedan, mengangkat

barang, atau bersin) dapat memperburuk nyeri. Gejala tambahan

adalah gangguan sensorik dan motorik pada tangan dengan pasien

yang melaporkan kesulitan menulis atau memasang kancing.

Perluasan tumor menyebabkan kuadriplegia spastik dan hilangnya

sensasi secara bermakna. Gejala-gejala lainnya adalah pusing,

disartria, disfagia, nistagmus, kesulitan bernafas, mual dan

muntah, serta atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.

Temuan neurologik tidak selalu timbul tetapi dapat mencakup

hiperrefleksia, rigiditas nuchal, gaya berjalan spastik, palsi N.IX

hingga N.XI, dan kelemahan ekstremitas.

Servikal Menimbulkan tanda-tanda sensorik dan motorik mirip lesi

radikular yang melibatkan bahu dan lengan dan mungkin juga

menyerang tangan. Keterlibatan tangan pada lesi servikalis bagian

atas (misal, diatas C4) diduga disebabkan oleh kompresi suplai

darah ke kornu anterior melalui arteria spinalis anterior. Pada

umumnya terdapat kelemahan dan atrofi gelang bahu dan lengan.

Tumor servikalis yang lebih rendah (C5, C6, C7) dapat

menyebabkan hilangnya refleks tendon ekstremitas atas (biseps,

brakioradialis, triseps). Defisit sensorik membentang sepanjang

tepi radial lengan bawah dan ibu jari pada kompresi C6,

melibatkan jari tengah dan jari telunjuk pada lesi C7, dan lesi C7

menyebabkan hilangnya sensorik jari telunjuk dan jari tengah.

Torakal Seringkali dengan kelemahan spastik yang timbul perlahan pada

ekstremitas bagian bawah dan kemudian mengalami parestesia.

Pasien dapat mengeluh nyeri dan perasaan terjepit dan tertekan

13

Page 15: Cici-case Tumor Medula Spinalis

pada dada dan abdomen, yang mungkin dikacaukan dengan nyeri

akibat gangguan intratorakal dan intraabdominal. Pada lesi torakal

bagian bawah, refleks perut bagian bawah dan tanda Beevor

(umbilikus menonjol apabila penderita pada posisi telentang

mengangkat kepala melawan suatu tahanan) dapat menghilang.

Lumbosakral Suatu situasi diagnostik yang rumit timbul pada kasus tumor yang

melibatkan daerah lumbal dan sakral karena dekatnya letak

segmen lumbal bagian bawah, segmen sakral, dan radiks saraf

desendens dari tingkat medula spinalis yang lebih tinggi.

Kompresi medula spinalis lumbal bagian atas tidak mempengaruhi

refleks perut, namun menghilangkan refleks kremaster dan

mungkin menyebabkan kelemahan fleksi panggul dan spastisitas

tungkai bawah. Juga terjadi kehilangan refleks lutut dan refleks

pergelangan kaki dan tanda Babinski bilateral. Nyeri umumnya

dialihkan keselangkangan. Lesi yang melibatkan lumbal bagian

bawah dan segmen-segmen sakral bagian atas menyebabkan

kelemahan dan atrofi otot-otot perineum, betis dan kaki, serta

kehilangan refleks pergelangan kaki. Hilangnya sensasi daerah

perianal dan genitalia yang disertai gangguan kontrol usus dan

kandung kemih merupakan tanda khas lesi yang mengenai daerah

sakral bagian bawah.

Kauda

Ekuina

Menyebabkan gejala-gejala sfingter dini dan impotensi. Tnda-

tanda khas lainnya adalah nyeri tumpul pada sakrum atau

perineum, yang kadang-kadang menjalar ke tungkai. Paralisis

flaksid terjadi sesuai dengan radiks saraf yang terkena dan

terkadang asimetris.

2.5.1 Tumor Ekstradural

Sebagian besar merupakan tumor metastase, yang menyebabkan kompresi

pada medula spinalis dan terletak di segmen thorakalis. Nyeri radikuler dapat

merupakan gejala awal pada 30% penderita tetapi kemudian setelah beberapa hari,

minggu/bulan diikuti dengan gejala mielopati. Nyeri biasanya lebih dari 1 radiks,

14

Page 16: Cici-case Tumor Medula Spinalis

yang mulanya hilang dengan istirahat, tetapi semakin lama semakin

menetap/persisten, sehingga dapat merupakan gejala utama, walaupun terdapat

gejala yang berhubungan dengan tumor primer. Nyeri pada tumor metastase ini

dapat terjadi spontan, dan sering bertambah dengan perkusi ringan pada vertebrae,

nyeri demikian lebih dikenal dengan nyeri vertebrae.

a. Tumor Metastasis Keganasan Ekstradural5

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Sebagian besar tumor spinal (>80 %) merupakan metastasis

keganasan terutama dari paru-paru, payudara, ginjal, prostat, kolon,

tiroid, melanoma, limfoma, atau sarkoma.

Yang pertama dilibatkan adalah korpus vertebra. Predileksi lokasi

metastasis tumor paru, payudara dan kolon adalah daerah toraks,

sedangkan tumor prostat, testis dan ovarium biasanya ke daerah

lumbosakral.

Gejala kompresi medula spinalis kebanyakan terjadi pada level

torakal, karena diameter kanalisnya yang kecil (kira-kira hanya 1

cm).

Gejala akibat metastasis spinal diawali dengan nyeri lokal yang

tajam dan kadang menjalar (radikuler) serta menghebat pada

penekanan atau palpasi.

2.5.2 Tumor Intradural-Ekstramedular3

Tumor ini tumbuh di radiks dan menyebabkan nyeri radikuler kronik

progresif. Kejadiannya ± 70% dari tumor intradural, dan jenis yang terbanyak

adalah neurinoma pada laki-laki dan meningioma pada wanita.

a. Neurinoma (Schwannoma)

Memiliki karakteristik sebagai berikut:

Berasal dari radiks dorsalis

Kejadiannya ± 30% dari tumor ekstramedular

15

Page 17: Cici-case Tumor Medula Spinalis

2/3 kasus keluhan pertamanya berupa nyeri radikuler, biasanya pada

satu sisi dan dialami dalam beberapa bulan sampai tahun, sedangkan

gejala lanjut terdapat tanda traktus piramidalis

39% lokasinya disegmen thorakal

b. Meningioma

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

± 80% terletak di regio thorakalis dan ±60% pada wanita usia

pertengahan

Pertumbuhan lambat

Pada ± 25% kasus terdapat nyeri radikuler, tetapi lebih sering dengan

gejala traktus piramidalis dibawah lesi, dan sifat nyeri radikuler

biasanya bilateral dengan jarak waktu timbul gejala lain lebih pendek

2.5.3 Tumor Intradural-Intramedular3,6

Lebih sering menyebabkan nyeri funikuler yang bersifat difus seperti rasa

terbakar dan menusuk, kadang-kadang bertambah dengan rangsangan ringan

seperti electric shock like pain (Lhermitte sign).

a. Ependimoma

Memiliki karakteristik sebagai berikut:

Rata-rata penderita berumur di atas 40 tahun

Wanita lebih dominan

Nyeri terlokalisir di tulang belakang

Nyeri meningkat saat malam hari atau saat bangun

Nyeri disestetik (nyeri terbakar)

Menunjukkan gejala kronis

Jenis miksopapilari rata-rata pada usia 21 tahun, pria lebih dominan

16

Page 18: Cici-case Tumor Medula Spinalis

b. Astrositoma

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Prevalensi pria sama dengan wanita

Nyeri terlokalisir pada tulang belakang

Nyeri bertambah saat malam hari

Parestesia (sensasi abnormal)

c. Hemangioblastoma

Memiliki karakter sebagai berikut:

Gejala muncul pertama kali saat memasuki usia 40 tahun

Penyakit herediter (misal, Von Hippel-Lindau Syndrome) tampak

pada 1/3 dari jumlah pasien keseluruhan.

Penurunan sensasi kolumna posterior

Nyeri punggung terlokalisir di sekitar lesi

2.6 Diagnosis7

Selain dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis tumor medula

spinalis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan penunjang seperti di

bawah ini.

a. Laboratorium

Cairan spinal (CSF) dapat menunjukkan peningkatan protein dan

xantokhrom, dan kadang-kadang ditemukan sel keganasan. Dalam

mengambil dan memperoleh cairan spinal dari pasien dengan tumor

medula spinalis harus berhati-hati karena blok sebagian dapat berubah

menjadi blok komplit cairan spinal dan menyebabkan paralisis yang

komplit.

b. Foto Polos Vertebrae

Foto polos seluruh tulang belakang 67-85% abnormal.

Kemungkinan ditemukan erosi pedikel (defek menyerupai “mata burung

hantu” pada tulang belakang lumbosakral AP) atau pelebaran, fraktur

kompresi patologis, scalloping badan vertebra, sklerosis, perubahan

17

Page 19: Cici-case Tumor Medula Spinalis

osteoblastik (mungkin terajdi mieloma, Ca prostat, hodgkin, dan biasanya

Ca payudara.

c. CT-scan

CT-scan dapat memberikan informasi mengenai lokasi tumor,

bahkan terkadang dapat memberikan informasi mengenai tipe tumor.

Pemeriksaan ini juga dapat membantu dokter mendeteksi adanya edema,

perdarahan dan keadaan lain yang berhubungan. CT-scan juga dapat

membantu dokter mengevaluasi hasil terapi dan melihat progresifitas

tumor.

d. MRI

Pemeriksaan ini dapat membedakan jaringan sehat dan jaringan

yang mengalami kelainan secara akurat. MRI juga dapat memperlihatkan

gambar tumor yang letaknya berada di dekat tulang lebih jelas

dibandingkan dengan CT-scan.

2.7 Diagnosis Banding6

Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS)

Lumbar (Intervertebral) Disk Disorders

Mechanical Back Pain

Brown-Sequard Syndrome

Infeksi Medula Spinalis

Cauda Equina Syndrome

2.8 Penatalaksanaan10

Penatalaksanaan untuk sebagian besar tumor baik intramedular maupun

ekstramedular adalah dengan pembedahan. Tujuannya adalah untuk

menghilangkan tumor secara total dengan menyelamatkan fungsi neurologis

secara maksimal. Kebanyakan tumor intradural-ekstramedular dapat direseksi

secara total dengan gangguan neurologis yang minimal atau bahkan tidak ada post

operatif. Tumor-tumor yang mempunyai pola pertumbuhan yang cepat dan agresif

18

Page 20: Cici-case Tumor Medula Spinalis

secara histologis dan tidak secara total dihilangkan melalui operasi dapat diterapi

dengan terapi radiasi post operasi.1

Terapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah :

a. Deksamethason: 100 mg (mengurangi nyeri pada 85 % kasus,

mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis).

b. Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik

Bila tidak ada massa epidural: rawat tumor primer (misalnya

dengan sistemik kemoterapi); terapi radiasi lokal pada lesi

bertulang; analgesik untuk nyeri.

Bila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi (biasanya 3000-

4000 cGy pada 10x perawatan dengan perluasan dua level di atas

dan di bawah lesi); radiasi biasanya seefektif seperti laminektomi

dengan komplikasi yang lebih sedikit.

c. Penatalaksanaan darurat (pembedahan/ radiasi) berdasarkan

derajat blok dan kecepatan deteriorasi

bila > 80 % blok komplit atau perburukan yang cepat:

penatalaksanaan sesegera mungkin (bila merawat dengan radiasi,

teruskan deksamethason keesokan harinya dengan 24 mg IV

setiap 6 jam selama 2 hari, lalu diturunkan (tappering) selama

radiasi, selama 2 minggu.

bila < 80 % blok: perawatan rutin (untuk radiasi, lanjutkan

deksamethason 4 mg selama 6 jam, diturunkan (tappering) selama

perawatan sesuai toleransi.

19

Page 21: Cici-case Tumor Medula Spinalis

d. Radiasi

Terapi radiasi direkomendasikan umtuk tumor intramedular yang

tidak dapat diangkat dengan sempurna. Dosisnya antara 45 dan 54 Gy.

e. Pembedahan

Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya

dengan teknik myelotomy. Aspirasi ultrasonik, laser, dan mikroskop

digunakan pada pembedahan tumor medula spinalis.

Indikasi pembedahan:

Tumor dan jaringan tidak dapat didiagnosis (pertimbangkan biopsi

bila lesi dapat dijangkau). Catatan: lesi seperti abses epidural dapat

terjadi pada pasien dengan riwayat tumor dan dapat disalahartikan

sebagai metastase.

Medula spinalis yang tidak stabil (unstable spinal).

Kegagalan radiasi (percobaan radiasi biasanya selama 48 jam,

kecuali signifikan atau terdapat deteriorasi yang cepat); biasanya

terjadi dengan tumor yang radioresisten seperti karsinoma sel ginjal

atau melanoma.

Rekurensi (kekambuhan kembali) setelah radiasi maksimal.

2.9 Komplikasi6,8

Komplikasi yang mungkin pada tumor medula spinalis antara lain:

Paraplegia

Quadriplegia

20

Page 22: Cici-case Tumor Medula Spinalis

Infeksi saluran kemih

Kerusakan jaringan lunak

Komplikasi pernapasan

Komplikasi yang muncul akibat pembedahan adalah:

Deformitas pada tulang belakang post operasi lebih sering terjadi

pada anak-anak dibanding orang dewasa. Deformitas pada tulang

belakang tersebut dapat menyebabkan kompresi medula spinalis.

Setelah pembedahan tumor medula spinalis pada servikal, dapat

terjadi obstruksi foramen Luschka sehingga menyebabkan

hidrosefalus.

2.10 Prognosis

Tumor dengan gambaran histopatologi dan klinik yang agresif mempunyai

prognosis yang buruk terhadap terapi. Pembedahan radikal mungkin dilakukan

pada kasus-kasus ini. Pengangkatan total dapat menyembuhkan atau setidaknya

pasien dapat terkontrol dalam waktu yang lama. Fungsi neurologis setelah

pembedahan sangat bergantung pada status pre operatif pasien. Prognosis semakin

buruk seiring meningkatnya umur (>60 tahun).8

21

Page 23: Cici-case Tumor Medula Spinalis

DAFTAR PUSTAKA

1. Hakim, A.A. 2006. Permasalahan serta Penanggulangan Tumor Otak dan

Sumsum Tulang Belakang. Medan: Universitas Sumatera Utara

2. Huff, J.S. 2010. Spinal Cord Neoplasma. [serial online].

http://emedicine.medscape.com/article/779872-print. [1 April 2011].

3. Japardi, Iskandar. 2002. Radikulopati Thorakalis. [serial online].

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1994/1/bedah-iskandar

%20japardi43.pdf. [1 April 2011].

4. American Cancer Society. 2009. Brain and Spinal Cord Tumor in Adults.

[serial online]. http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/

webcontent/003088-pdf. [4 April 2011].

5. Mumenthaler, M. and Mattle, H. 2006. Fundamental of Neurology. New

York: Thieme. Page 146-147.

6. Harrop, D.S. and Sharan, A.D. 2009. Spinal Cord Tumors - Management

of Intradural Intramedullary Neoplasms. [serial online].

http://emedicine.medscape.com/article/249306-print. [1 April 2011].

7. National Institute of Neurological Disorders and Stroke. 2005. Brain and

Spinal Cord Tumors - Hope Through Research. [serial online].

http://www.ninds.nih.gov/disorders/brainandspinaltumors/detail_brainands

pinaltumors.htm. [1 April 2011].

8. Satyanegara. 2010. Ilmu Bedah Saraf. Edisi IV. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama

22