Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

25
BAB I KONSEP DASAR A. DEFINISI Cedera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan ( accelerasi – decelerasi ) yang merupakan perubahan bentuk. Dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan. Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001) . B. ETIOLOGI Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil. Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan. Cedera akibat kekerasan. C. MANIFESTASI KLINIK Iritabel Pucat Mual dan muntah Pusing kepala Terdapat hematoma D. KLASIFIKASI 1

Transcript of Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

Page 1: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

BAB I

KONSEP DASAR

A. DEFINISI

Cedera kepala yaitu adanya deformasi berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan ( accelerasi – decelerasi ) yang merupakan perubahan bentuk. Dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan faktor dan penurunan kecepatan, serta notasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. (Suriadi & Rita Yuliani, 2001) .

B. ETIOLOGI

Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.

Kecelakaan pada saat olah raga, anak dengan ketergantungan. Cedera akibat kekerasan.

C. MANIFESTASI KLINIK

Iritabel Pucat Mual dan muntah Pusing kepala Terdapat hematoma

D. KLASIFIKASI

Klasifikasi trauma kepala berdasarkan Nilai Skala Glasgow (SKG):

1. Minor

SKG 13 – 15

Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang

dari 30 menit.

Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur cerebral,

hematoma.

1

Page 2: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

2. Sedang

SKG 9 – 12 Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi

kurang dari 24 jam. Dapat mengalami fraktur tengkorak.

3. Berat

SKG 3 – 8 Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam. Juga meliputi kontusio serebral, laserasi, atau hematoma

intrakrania

E. PATOFISIOLOGI

Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan Oksigen dan Glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak tidak boleh kurang dari 20 mg %, karena akan menimbulkan koma. Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan terjadi gejala – gejala permulaan disfungsi cerebral.

Pada saat otak mengalami hipoksia, tubuh berusaha memenuhi kebutuhan oksigen melalui proses metabolik anaerob yang dapat menyebabkan dilatasi pembuluh darah. Pada kontusio berat, hipoksia atau kerusakan otak akan terjadi penimbunan asam laktat akibat metabolisme anaerob. Hal ini akan menyebabkan asidosis metabolik.

Dalam keadaan normal cerebal blood flow (CBF) adalah 50–60 ml/menit/100gr jaringan otak, yang merupakan 15 % dari cardiac output. Cedera kepala menyebabkan perubahan fungsi jantung sekuncup aktivitas atypical-myocardial, perubahan tekanan vaskuler dan udem paru. Perubahan otonom pada fungsi ventrikel adalah perubahan gelombang T dan P dan disritmia, fibrilasi atrium dan ventrikel, takikardia.

Akibat adanya perdarahan otak akan mempengaruhi tekanan vaskuler, dimana penurunan tekanan vaskuler menyebabkan pembuluh darah arteriol akan berkontraksi. Pengaruh persarafan simpatik dan parasimpatik pada pembuluh darah arteri dan arteriol otak tidak begitu besar.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rotgen Foto CT Scan s MRI

G. PENATALAKSANAAN

2

Page 3: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai berikut:

1. Observasi 24 jam 2. Jika pasien masih muntah sementara dipuasakan terlebih dahulu. 3. Berikan terapi intravena bila ada indikasi. 4. Anak diistirahatkan atau tirah baring. 5. Profilaksis diberikan bila ada indikasi. 6. Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi. 7. Pemberian obat-obat analgetik. 8. Pembedahan bila ada indikasi.

H. RENCANA PEMULANGAN

1. Jelaskan tentang kondisi anak yang memerlukan perawatan dan pengobatan.

2. Ajarkan orang tua untuk mengenal komplikasi, termasuk menurunnya kesadaran, perubahan gaya berjalan, demam, kejang, sering muntah, dan perubahan bicara.

3. Jelaskan tentang maksud dan tujuan pengobatan, efek samping, dan reaksi dari pemberian obat.

4. Ajarkan orang tua untuk menghindari injuri bila kejang: penggunaan sudip lidah, mempertahankan jalan nafas selama kejang.

5. Jelaskan dan ajarkan bagaimana memberikan stimulasi untuk aktivitas sehari-hari di rumah, kebutuhan kebersihan personal, makan-minum. Aktivitas bermain, dan latihan ROM bila anak mengalami gangguan mobilitas fisik.

6. Ajarkan bagaimana untuk mencegah injuri, seperti gangguan alat pengaman.

7. Tekankan pentingnya kontrol ulang sesuai dengan jadual. 8. Ajarkan pada orang tua bagaimana mengurangi peningkatan tekanan

intrakranial.

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. BIODATA

3

Page 4: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

I. Identitas Klien

1. Nama / Nama panggilan : An. A

2. Tempat tanggal lahir / Usia : 3 Maret 2006

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : jl. imam bonjol

6. Tgl. Masuk RS : 8 april 2009

7. Tgl Pengkajian : 15 april 2009

8. Diagnosa Medik : Cedera Kepala

9. Rencana terapi : -

10. No. Rekam Medik : 021345 / Reg. 58230

II. Identitas Orang Tua

1. Ayah

a. Nama : Tn. M

b. Usia : 30 thn

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Buruh harian

e. Agama : Islam

f. Alamat : jl.Imam bonjol

2. Ibu

a. Nama : Ny.T

b. Usia : 29 thn

c. Pendidikan : SMA

d. PekerjaaN : IRT

e. Agama : Islam

f. Alamat : jl.Imam bonjol

III. Identitas Saudara Kandung

No Nama Usia Hubungan Status Kesehatan

1

2

An. F (♂)

An. A (♀)

9 thn

2,3 thn

Kakak

Penderita

Sehat

Cedera kepala

B. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

4

Page 5: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

a. Keluhan utama

Klien tidak sadar

b. Alasan masuk rumah sakit

Ketika mengalami kecelakaan kepala anak terbentur sehingga menyebabkan

cedera kepala sehingga anak di bawah ke rumah sakit

c. Riwayat penyakit :

Provocative : -

Quality : -

Region : -

Severity : -

Timing : -

d. Riwayat Kesehatan yang Lalu

1. Prenatal Care

a. Pemeriksaan Kehamilan : 4 kali

b. Tidak ada keluhan selama hamil

c. Tidak ada riwayat terkena sinar dan terapi obat – obatan

d. Kenaikan BB selama hamil : 10 kg

e. Imunisasi TT: lupa

f. Golongan darah ibu : A

Golongan darah ayah : O

2. Natal

a. Tempat melahirkan : RS Sitti Madyang

b. Lama persalinan : 7 jam

c. Jenis Persalinan : Spontan

d. Penolong persalinan : Bidan

e. Tidak ada komplikasi saat melahirkan

3. Post Natal

a. Kondisi bayi : BB lahir = 3100 gram PB = 50 cm

b. Anak tidak mengalami penyakit kuning, kemerahan, kebiruan, problem

menyusui dan BB stabil.

c. Penyakit yang pernah dialami : batuk, demam

d. Tidak ada riwayat kecelakaan

e. Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan bebas

5

Page 6: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

e. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. - Genogram :

b. Alergi makanan terutama es batu

Keterangan:

= laki – laki = tinggal serumah

= perempuan = klien

= meninggal

C. RIWAYAT IMUNISASI

No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi

1

2

BCG

DPT I, II, III

Lupa

Lupa

Panas

Panas

6

Page 7: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

3

4

5

Polio I,II, III,IV

Campak

Hepatitis

Lupa

9 bulan

Lupa

Panas

Panas

Panas

D. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

a. Pertumbuhan Fisik

1. BB

- Lahir : 3,1 kg

- Sekarang : 9 kg

BB Normal : 12 kg (kurang dari normal)

2. TB

- Lahir : 50 cm

- Sekarang : 85 cm

TB Normal sesuai umur = 87 cm (normal)

3. Waktu tumbuh gigi : 6 bulan

b. Perkembangan tiap tahap

Usia anak saat :

1. Berguling : 4 bulan

2. Duduk : 8 bulan

3, Merangkak : 6 bulan

4. Berdiri : 1 tahun

5. Berjalan : 1,6 tahun

6. Senyum kepada orang lain pertama kali : Lupa

7. Bicara pertama kali : 1 tahun

8. Berpakaian tanpa bantuan : Belum

E. RIWAYAT NUTRISI

a. Pemberian Nutrisi

1. Pertama kali disusui : Umur 1 hari

2. Cara pemberian : Setiap kali menangis

3. Lama pemberian : Sekarang

b. Tidak pernah diberikan susu formula

7

Page 8: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

c. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

No Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1

2

3

0 – 4 bulan

4 – 12 bulan

Saat ini

ASI

Bubur

Nasi + ikan + sayur

Sampai sekarang

8 bulan

Sekarang

F. RIWAYAT PSIKOSOSIAL

Anak tinggal di rumah sendiri , lingkungan berada di setengah kota, dekat

dengan sekolah, ada tempat bermain, klien tidur bersama orang tua, tidak ada

tempat bermain khusus, hubungan antar keluarga harmonis, klien diasuh oleh orang

tua

G. RIWAYAT SPIRITUAL

Anak belum mengikuti kegiatan shalat berjamaah maupun mengaji atau ibadah

yang lain

H. REAKSI HOSPITALISASI

a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Ibu membawa klien ke RS karena klien mengalami cedera kepala hebat pada

saat kecelakaan. Dokter menceritakan kondisi anak. Perasaan orang tua saat ini

cemas. Orang tua selalu berada di sisi anak dan tidak pernah ditinggalkan

sendirian.

b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Anak belum mampu mengungkapkan mengapa orang tuanya membawanya ke

RS dan penyebab penyakit yang diderita. Klien nampak ketakutan. Saat perawat

mendekati klien menangis menjerit-jerit, terutama saat orang tua meninggalkan

sebentar. Klien sangat gelisah dan tidak kooperatif dengan pengobatannya

I. AKTIFITAS SEHARI – HARI

a. Nutrisi

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1. Selera makan

2. Menu makan

Baik

Nasi + ikan + sayur

Kurang

Nasi + ikan + sayur

8

Page 9: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

3. Frekuensi makan

4. Makanan yg disukai

5. Makanan pantangan

6. Pembatasan pola makan

7. Cara makan

8. Ritual saat makan

4 x

es

Gorengan

-

Disuap

Bermain

2x

-

Gorengan

-

Disuap

-

b. Cairan

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

Jenis minuman

Frekuensi minum

Kebutuhan cairan

Cara pemenuhan

air putih

sebanyak anak minta

5-6 gls/hr ( 400-600cc/hr)

Minum

Air putih

Sebanyak anak minta

1000 cc

Minum

c. Eliminasi b.a.b / b.a.k

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

b.a.k b.a.b b.a.k b.a.b

1. Tempat

pembuangan

2. Frekuensi

3. Konsistensi

4. Kesulitan

5. Obat pencahar

WC

5-6 x/hr

warna kuning

jernih

-

-

WC

1 x/ hari

padat

tidak ada

tidak ada

WC

4-8 x/hr

warna kuning

jernih

-

-

WC

1 x /hari

Encer

tidak ada

tidak ada

d. Istirahat / Tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam Tidur :

- Siang

- Malam

2. Kebiasaan saat tidur

1100 – 1300

19.00 – 07.00

-

3 jam

8 jam

-

9

Page 10: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

3. Kesulitan tidur - -

e. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum sakit Saat sakit

1. Mandi:

- Cara

- Frekuensi

- Alat Mandi

2. Cuci rambut

- Frekuensi

- Cara

3. Gunting kuku

- Frekuensi

- Cara

4. Gosok gigi

Dimandikan

2 x sehari

sabun

3 x seminggu

Memakai sampo

1 x seminggu

Memakai gunting kuku

2 x/ hari

Di lap basah

1 x sehari

air hangat

-

tidak Pernah

-

1 x seminggu

Memakai gunting kuku

Tidak pernah

f. Aktifitas / Mobilitas Fisik

Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit

1. Kegiatan sehari – hari

2. Pengaturan jadwal harian

3. Penggunaan alat bantu aktivitas

4. Kesulitan pergerakan tubuh

Bermain

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

sulit bergerak karena

cedera

J. PEMERIKSAAN FISIK

Hari Senin, Tanggal 11 April 2009, jam 09.00 WITA.

1. Keadaan Umum

a. Kesadaran : Pasien terlihat lemah

b. Penampilan dihubungkan dengan usia : -

c. Ekspresi wajah : Pasien terlihat pucat

10

Page 11: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

d. Kebersihan secara umum : Pasien kurang bersih

2. Tanda – Tanda Vital

TD = Tidak diukur karena klien menangis saat disentuh

N = 160 x/ i

RR = 60 x/ i

Sb = 39 C

3. Antropometri

TB = 85 cm

BB = 9 kg

Lingkar lengan atas = 12 cm

Lingkar kepala = 45 cm

Lingkar dada = 46 cm

Lingkar perut = 41 cm

Skin fold = tidak diukur

4. Head to toe

Kulit/Integumen : warna sawo matang, temperatur hangat, kering, tidak ada

ruam.

Kepala dan Rambut : Kepala Nampak kotor, rambut warna hitam, tidak

mudah tercabut.

Kuku : Warna pucat, tidak mudah patah, kotor

Hidug : Simetris kiri dan kanan, tidak ada polips, pernapasan kuping hidung

(+).

Mulut dan Gigi : Terdapat karies, bibir nampak kering, lidah nampak kotor.

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

Dada : Simetris kiri dan kanan tidak ada nyeri tekan.

Abdomen : Tidak ada massa, Tidak ada nyeri tekan.

Perineum dan Genetalia : tidak di periksa karena pasien menangs.

Ekstremitas atas dan bawah : Simetris kiri dan kanan, tidak ada lesi, tidak

ada yeri tekan

11

Page 12: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

K. PENYIMPANGAN KDM

Kerusakan mobilitas fisik

Kecelakaan

Trauma jaringan

Kerusakan kognitif

Cedera kepala

Resti terhadap infeksi

12

Page 13: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

Gangguan autoregulasi

Aliran darah ke otak menurun

O2 menurun

Asam laktat meningkat

Edema otak

Gangguan perfusi jaringan cerebral

Cedera otak primer

Cedera otak sekunder

Kerusakan sel otak

Peningkatan rangsangan simpatis

Peningkatan tahanan vaskuler sistemik

Penurunan tekanan pembulh darah

pulmonal

Peningkatan tekanan hidrostatik

Kebocoran cairan kapiler

Edema paru

Difusi O2 terhambat

Gangguan pola napas

Rangsangan ke susunan saraf pusat

Medulla oblongata

Mual/muntah

Asupan nutrisi tidak adekuat

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan pola aktivitas

Intoleransi aktivitas

Kelemahan fisik

Perubahan status kesehatan

Pola koping mal adaptif

Informasi tidak adekuat

Kurang pengetahuan

TABULASI DATA

1. Pasien nampak lemah.2. Pasien nampak pucat.3. Pasien kurang bersih.4. Kepala nampak kotor.5. Kuku nampak pucat.6. Tidak ada polips.7. Terdapat karies.8. Bibir nampak kering.9. Lidah kotor10. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.11. TTV

TD : Tidak di ukur karena klien menangis saat di sentuh.N : 160x/menit.P : 60x/menit.S : 37°C.

ANALISA DATA

13

Page 14: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

1. Data subjektifa-

2. Data objektifa. Pasien nampak lemah.b. Pasien nampak pucat.c. Pasien kurang bersih.d. Kepala nampak kotor.e. Kuku nampak pucat.f. Tidak ada polips.g. Terdapat karies.h. Bibir nampak kering.i. Lidah nampak kotor.j. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid.k. TTV :

ND : Tidak di ukur karena klien menangisN : 160x/menitP : 60x/menitS : 37°C

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ganguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah.

2. Gangguan pola napas berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler (cedera pada pusat pernapasan otak).

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma dan kulit rusak

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi atau kognitif..

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan Mual/muntah.

M. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penghentian aliran darah.

Tujuan:

Mempertahankan tingkat kesadaran biasa/perbaikan, kognisi, dan fungsi motorik/sensorik.

Kriteria hasil:

Tanda vital stabil dan tidak ada tanda-tanda peningkatan TIK

Rencana Tindakan :

14

Page 15: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

1. Tentukan faktor-faktor yg menyebabkan koma/penurunan perfusi jaringan otak dan potensial peningkatan TIK. R/ mempengaruhi penepatan intervensi.Kerusakan/kemuduran tanda/gejala neurologis atau kegagalan memperbaikinyasetelah fase awal memerlukan tindakan pembedahan dan/ atau pasien harus di pindahkan ke ruang perawatan kritis (ICU) untuk melakukan pemantauan terhadap peningkatan TIK.

2. Pantau /catat status neurologis secara teratur dan bandingkan dengan nilai standar GCS. R/ Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan mengetahui lokasi,luas, dan kemajuan/resolusi kerusakan SSP. Dapat menunjukan TIA yang merupakan tanda terjadi thrombosis CVS baru.

3. Evaluasi keadaan pupil, ukuran, kesamaan antara kiri dan kanan, reaksi terhadap cahaya.R/ reaksi pupil diatur oleh saraf kranial okulomotor(III) dan berguna dalam menentukan apakah batang otak tersebut masih baik.

4. Tinggikan kepala pasien 15-45 derajad sesuai indikasi/yang dapat ditoleransi. R/ Menurunkan tekanan arteri dengan meningkatkan drainase dan meningkatkan sirkulasi/perfusi serebral.

5. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.R/ menurrunkan hipoksia yang dapat menyebabkan vasodilatasi serebral dan tekanan meningkat/terbentuknya edema.

2. Gangguan pola napas berhubungan dengan kerusakan neurovaskuler (cedera pada pusat pernapasan otak).

Tujuan :

- Mempertahankan pola pernapasan efektif.

Kriteria evaluasi :

- Bebas sianosis, GDA dalam batas normal

Rencana tindakan :

1. Pantau frekuensi, irama, kedalaman pernapasan. R/ Perubahan dapat menandakan awitan komplikasi pulmonal ( umunya mengikuti cedera otak) atau menandakan lokasi/luasnya keterlibatan otak.

2. Pantau dan catat kompetensi reflek menelan.R/ Kemampuan memobilisasi atau membersihkan sekresi penting untuk pemeliharaan dalam napas.Kehilangan refleks menelan atau batuk menandakan perlunya jalan napas buatan.

3. Angkat kepala tempat tidur sesuai aturannya, posisi miirng sesuai indikasi. R/ untuk memudahkan ekspansi paru/ventilasi paru dan menurunkan adanya kemungkinan lidah jantung yang menyumbat jalan napas.

15

Page 16: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

4. Anjurkan pasien untuk melakukan napas dalam yang efektif bila pasien sadar.R/ Mencegah/menurunkan atelektasis.

5. Berikan oksigenasi.R/ Memaksimalkan oksigen pada darah arteri dan membantu dalam pencegahan hipoksia.

3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kulit rusak, prosedur invasive.

Tujuan:

- Mempertahankan normotermia, bebas tanda-tanda infeksi.

Kriteria evaluasi:

- Mencapai penyembuhan luka tepat waktu.

Rencana tindakan :

1. Berikan perawatan aseptik dan antiseptik, pertahankan tehnik cuci tangan yang baik.R/ Cara pertama untuk menghindari terjadinya infeksi nosokomial.

2. Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan.R/ Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya.

3. Pantau suhu tubuh secara teratur, catat adanya demam, menggigil, diaforesis dan perubahan fungsi mental (penurunan kesadaran). R/ Dapat mengidentifikasi perkembangan sepsi yang selanjutnya memerlukan evaluasi atau tindakan dengan segera.

4. Anjurkan untuk melakukan napas dalam, latihan pengeluaran sekret paru secara terus meneru.R/ Peningkatan mobilisasi dan membersihkan sekresi pru untuk menurunkan resiko terjadinya pneumonia.

5. Berikan antibiotik sesuai indikasiR/ Terapi profilaktik dapat di gunakan pada pasien yang mengalami trauma (perlukaan), kebocoran CCS atau setelah di lakukan pembedahan untuk menurunkan resiko terjadinya infeksi nosokomial.

4. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan persepsi atau kognitif.

Tujuan :

- Klien merasa nyaman.

Kriteria hasil :

- Klien akan melaporkan peningkatan kekuatan/ tahanan dan menyebutkan makanan yang harus dihindari.

16

Page 17: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

Rencana tindakan :

1. Dorong klien untuk berbaring dalam posisi terlentang dengan bantalan penghangat diatas abdomen. R/ Tindakan ini meningkatkan relaksasi otot GI dan mengurangi tenaga selama perawatan dan saat klien lemah.

2. Singkirkan pemandangan yang tidak menyenagkan dan bau yang tidak sedap dari lingkungan klien. R/ pemandangan yang tidak menyenagkan atau bau yang tidak sedap merangsang pusat muntah.

3. Dorong masukan jumlah kecil dan sering dari cairan jernih (misal :teh encer, air jahe, agar-agar, air) 30-60 ml tiap ½ -2 jam.

4. R/ cairan dalam jumlah yang kecil cairan tidak akan terdesak area gastrik dan dengan demikian tidak memperberat gejala.

4. Instruksikan klien untuk menghindari hal ini :

Cairan yang panas dan dingin

Makanan yang mengandung serat dan lemak (misal; susu, buah)

Kafein

R/ Cairan yang dingin merangsang kram abdomen; cairan panas merangsang peristaltik; lemak juga merangsang peristaltik dan kafein merangsang motilitas usus.

5. Lindungi area perianal dari iritasi 6. R/ sering BAB dengan penigkatan keasaman dapat mengiritasi kulit

perianal. 5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah.

Tujuan :

- Intake nutrisi meningkat. - Keseimbangan cairan dan elektrolit. - Berat badan stabil. - Torgor kulit dan membran mukosa membaik. - Membantu keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi diberikan per

oral. - Keluarga mampu menyebutkan pantangan yang tidak boleh dimakan,

yaitu makan rendah garam dan rendah lemak.

Kriteria hasil :

- Mendemonstrasikan pemeliharaan/kemajuan peningkatan berat badan sesuai tujuan.

Rencana tindakan :

17

Page 18: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

1. Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan, baturk dan mengatsi sekresi.R/ Faktor ini menentukan pemilihan terhadap jenis makanan sehingga pasien harus terlindung dari aspirasi.

3. Timbang berat badanR/ Mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi

4. Jaga keamanan saat memberikan makanan pada pasien.R/ Menurunkan resiko terjadinya regurgitasi.

5. Kaji feces dan cairan lambung.R/ Perdarahan subakut/akut dapat trjadi (ulkus peptikus) dan perlu intervensi dan metode alternative pemberian makanan.

6. Kolaborasi dengan ahli gizi. R/ Merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori/nutrisi tergantung pada usia

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULAN

Dengan adanya makalah dan asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan cedera kepala. Diharapkan para pembaca terutama yang berada dalam ruang lingkup kesehatan khususnya perawat dapat mengetahui dan memahami apa yang di maksud dengan cedera kepala dan dapat menghindari sehinga dapat tecapai derajat kesehatan yang optimal.

B. SARAN

Dengan terselesainya makalah asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan cedera kepala. Penulis masih mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak terutama para pembaca yang berada dalam lingkungan kesehatan maupun di mana saja agar memberi kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

18

Page 19: Askep Pada Anak Dengan Cedera Kepala

DAFTAR PUSTAKA

Doenges E Marylinn . 2000. Rencana Asuahan keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran, EGC.

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Tambahan dari internet.

19