Askep multiple sklerosis
-
Upload
marito-simanungkalit -
Category
Education
-
view
1.733 -
download
6
Transcript of Askep multiple sklerosis
1. Pengertian
Sklerosis Multiple (MS) keadaankronis, penyakitSSP degeneratifdikarakteristikan o/ adanya bercakkecil dimielinasi pd otak dan medulla spinalis meliputikerusakan(material lemak & protein).
2. EtiologiMS disebabkan o/ be”rapa hal sbb:
1. Lapisan merujuk pd destruksi myelin lemak danmaterial protein yg menutupi lapisan saraftertentu dlm otak & medulla spinalis.
2. Lapisan mengakibatkan gg transmisi impulssaraf
3. Perubahan inflamasi mengakibatkn jar. Parutyg berefek thdp lapisan saraf
4. Penyebab tdk diketahui tetapi kemungkinan b.ddisfungsi autoimun, kelainan genetik, atauproses infeksi
5. Prefalensi terbanyak di wilayah lintang utaradan diantara bangsa Caucasian
6. Virus. Misalnya Rubella (campak) dan herpes.
4. Klasifikasi
Menurut Basic Neurologi (MC. Graw Hill,2000)
terdapat be”rapa kategori MS berdasarkan
progresivitasnya.
1. Relapsing Remitting SM
2. Primary Progresiv SM
3. Secondary Progressiv SM
4. Benign SM
5. Patofisiologi
- Dimielinasi menyebar tdk teratur keseluruh
sistem saraf pusat.
- Mielin hilang dr silinder aksis dan akson itu
sendiri berdegenerasi.
- Adanya plak/potongan kecil pd daerah yg
terkena menyebabkan sklerosis, terhentinya
alur impuls saraf dan menghasilkan
berfariasinya manifestasi yg tergantung pd
saraf” yg terkena.
- Daerah yg plg banyak terserang ad. Saraf
optik, khiasama, traktus, serebrum, batang
otak, dan medulla spinalis
6. Manifestasi klinis
1. Kelelahan
2. Gg penglihatan
3. Kebas (mati rasa)
4. Kehilangan fungsipendengaran
5. Melemahnya kemampuanmotorik dan sensorik diseluruh/sebagian tubuh, (tangan &kaki)
6. Sesak nafas
7. Kelumpuhan tiba”
8. Kehilangankeseimbangan tubuh, timbul perasaan sepertimelayang (vertigo)
9. Kesulitan berbicara
7. Pemeriksaan penunjang1. Pemeriksaan elektroforesis thdp CSS: u/
mengungkapkan adanya ikatan oligoklonal yg
menunjukkan abnormalitas immunoglobulin.
2. Pemeriksaan potensial bangkitan: dilakukan u/
membantu memastikan luasnya proses penyakit
dan memantau perubahan penyakit.
3. CT scan: dapat menunjukkan atrofi serebral
4. MRI u/ memperlihatkan plak” kecil & u/
mengevaluasi perjalanan penyakit & efek
pengobatan
5. Pemeriksaan urodinamik
6. Pemeriksaan neuropsikologik
9. Penatalaksanaan medisTujuan pengobatannya sendiri ad u/
menghilangkan gejala & membantu fungsi klien. Meliputi akut & kronik.
1. Penatalaksanaan akut
- Hormon kortikosteroid/adrenokortikosteroiddigunakan u/ menurunkan inflamasi, kekambuhan, dlm waktu singkat ataseksaserbasi.
- Immunosupresan
- Beta interferon (Betaseron), mempercepatpenurunan gejala.
2. Kronik
- Pengobatan spastik spt bacloferen (Lioresal), dantrolene, diazepam, intervensi pembedahan, terapi fisik.
10. Konsep Dasar Asuhan
Keperawatana) Pengkajian meliputi:
- Identitas klien
- keluhan utama meliputi: kelemahan anggota gerak, penurunan daya ingat, gg sensorik, penglihatan.
- riwayat penyakit sekarang: klien sering mengeluhkanparestesia
- Riwayat penyakit dahulu: meliputi adanya riwayatinfeksi virus pd masa kanak”.
- Riw. Penyakit keluarga
- Pengkajian psikososiospiritual.
- Pengkajian tgkt kesadaran biasanya komposmentis.
- Pengkajian fungsi saraf serebral
- Pengkajian saraf kranial I-XII
- Pengkajian sistem motorik, meliputi kelemahanspastik anggota gerak, merasa lelah dan berat pd satu tungkai
11. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Hambatan mobilitas fisik b.d kelemahan,
paresis dan spastisitas
2. Resti kontraktur sendi b.d penurunan
aktivitas sekunder hambatan mobilitas fisik
3. Resiko terhadap cedera b.d kerusakan
sensori penglihatan
4. Defisit perawatan diri b.d perubahan
kemampuan merawat diri sendiri
5. Perubahan nutrisi kurang dari keb tubuh b.d
asupan nutrisi yg tdk adekuat
6. Dll.
Rencana asuhan keperawatan
Dx I : hambatan mobilitas fisik b.d gg
neuromuskuler, tidak tahan terhadap
panas/dingin, penurunan kekuatan,
kelelahan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan
keperawatan …x24 jam diharapkan klien
mampu melaksanakan aktivitasnya.
Kriteria hasil:
- Klien dapat ikut serta dlm pogram latihan
- Tidak terjadi kontraktur sendi
- Bertambahnya kekuatan otot
- Klien menunjukkan tindakan u/ meningkatkan
Intervensi
1. Tentukan tingkat aktivitas sekarang/keadaan
fisik Ps.
2. Kaji derajat gg fungsi dg menggunakan
skala 0-4
3. Modifikasi peningkatan mobilitas fisik
4. Anjurkan teknik aktivitas dan teknik istirahat
5. Evaluasi kemampuan u/ melakukan
mobilisasi secara aman, berikan alat bantu
jalan, seperti tongkat, brace, walker dll
6. Ubah posisi klien tiap 2 jam
7. Ajarkan klien u/ melakukan latihan gerak
aktif pd ektermitas yang tidak sakit