Askep Leukemia

7
KOENSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN LEUKEMIA DEFINISI Leukema adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah PATOFISIOLOGI normalnya tulang marrow diganti denga tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan enimbulkan anemia dan trmbositopenia sistem retikuloendotolial akan berpengaruh dan akan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah akan mengalami infeksi manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrsai organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi tulang tulang yang akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit dan paktor pembekuan dan peningkatan penekanan jaringan adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe dan nidus limfe danpersendian. KOMPLIKASI sepsis perdarahan gagal organ kematian ETIOLOGI Penyebab yang pasti belum diketahui dengan pasti akan tetapi terdapat paktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu: faktor genetik radiasi faktor herediter kelainan kromosom MANIFESTASI KLINIS

description

leukemia

Transcript of Askep Leukemia

KOENSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

KOENSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN LEUKEMIA

DEFINISI

Leukema adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk darah

PATOFISIOLOGI

normalnya tulang marrow diganti denga tumor yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan enimbulkan anemia dan trmbositopenia

sistem retikuloendotolial akan berpengaruh dan akan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah akan mengalami infeksi

manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrsai organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi tulang tulang yang akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit dan paktor pembekuan dan peningkatan penekanan jaringan

adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe dan nidus limfe danpersendian.

KOMPLIKASI

sepsis

perdarahan

gagal organ

kematian

ETIOLOGI

Penyebab yang pasti belum diketahui dengan pasti akan tetapi terdapat paktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu:

faktor genetik

radiasi

faktor herediter

kelainan kromosom

MANIFESTASI KLINIS

pilek tidak sembuh sembuh

pucat , lesu

demam dan anoreksia

berat badan menurun

nyeri pada tulang dan persendian

petekie

nyeri abdomen lymphedenopathy

hepatosplenomegali

abnormal WBC

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

pemerikasan darah tepi : terdapat lekosit yang imatur

aspirasi sumsum tulang : hiperseliler terutama banyak terdapat sel muda

biopsi sumsum tulang

PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK

pelaksanaan kemoterafi

irradiasi kranial

terdapat 3 pase pelaksanaan kemoterafi

1. fase induksi

dimulai 4-6 minggu setelagh diagnosa ditegakkan, pada fase ni diberikan terafi kortikosteroid ( prednison), vincristin. Pase induks dinyatakan berhasil jika tanda tanda payakit berkuran atau tidakada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5 %.

2. fase profilaksis sistem saraf pusat :

pada fase ini diberikan terafi methotrexate, cytarabine, dan hidrocortison, melalui intratechal untuk mencegah invasi sel leukemia keotak. Terafi irradiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan SSP.

3. konsolidasi :

pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk mempartahankan remisi dan mengurangi jumlah sel sel leukemia yang beredar dalam tubuh . secara berkala mingguan atau bulanan dilakkan pemerikksaaa darah lengkap untuk menilai respon tulang tulang terhadap pengobatan, jika terjadi supresi sumsum tulang maka pengobatan dihentikan sementara atau dosis obat dikurangi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN LEUKEMIA

PENGKAJIAN

Rinayat penyakit

Kaji adanya tanda-tanda anemia :pucat kelemahan fisik ,sesak,napas cepat .

Kaji adanya tanda-tanda leokopenia : demam ,infeksi

Kaji tanda-tanda trombositopenia : pteciae ,purpura ,pendarahan membran mukosa ;kaji tanda tanda invasi ekstra medula limfadenopaty, hepatomegali , splenomegali.

Kaji adanya pembesaran testis,hematuri ,hipertensi ,gagal ginjal ,inflamasi disekitar rektal dan nyeri.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggiterhadap infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

2. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual muntah

3. Nyeri berhubungan dengan dilakukannya pemeriksaan diagnostik ,efek fisiologis neoplasma .

4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan memiliki anak dengan kondisi yang mengancam kehidupan .

RENCANA KEPERAWATAN

1. DX 1

Tujuan : anak tidak akan mengalami gejala gejala infefsi atau menurnkan resiko infeksi

Intervensi :

Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : untuk melindungi dari sumber potensial patogen/ infeksi

Anjurkan pengunjung atau staf melakukan teknik mencuci tangan yang baik atau teknik aseptik

Rasional : mencegah kontaminasi silang atau menurunkan resiko infeksi

Monitor tanda tanda vital anak

Dapat membantu mengevaluasi pernyataan verbal dan keefektifan intervensi

Berikan diet nutrisi yang lengkap

Meningkatkan pembentukan antibodi dan mencegah dehidrasi

Kolborasi pemberian antibiotik

Kesesuaian dosis cara pemberian mencegah terjadi komplikasi yang berat

2. DX 2

tujuan : anak tidak akan mengalami mual muntah

intervensi

kaji respon anak terhadap pemberian antimietik

rasional : pemberian antimietik yang tidak sesuai degan dosis dapat meningkatkan

Tempatkan anak dalam ruangan khusus untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi .

Anjurkan pengunjung atan staf melakukan tekhnik mencuci tangan yang baik.

Gunakan tekhnik septik untuk semua prosedur yang invasif.

Monitor tanda vital anak.

Evaluasi keadaan anak terhadap twmpat tempat munculnya infeksi.

Hindari penggunaan temperatur rektal ,suposituria atau enema .

Berikan waktu yang sesuai antara aktifitas dan istirahat .

Berikan diet nutrisi secara lengkap

Berikan vaksinasi dari virus yang tidak aktip.

Monitor penurunan jumlah leokosit yamg menunjukkan anak memiliki resiko yang besar untuk terkena infeksi .

Kolaborasi untuk pemberian antibiotik .

3. Mencegah resiko injury pendarahan .

Evaluasi kulit dan membran mukosa setiap hari .

Laporkan setiap tanda-tanda terjadi pendarahan (tekanan darah menurun ,denyut nadi cepat , pucat ,diaporesis ,meningkatnya kecemasan )

Periksa setiap urin atau tinja terhadap adanya tanda tanda pendarahan

Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi.

Gunakan sikat gigi yang lembut atau lunak dan oral hygine .

Hindari untuk pemberian aspirin

Lakukan pemeriksaan darah secara teratur

Kaji adanya tanda-tanda terlibatnya sistem saraf pusat .

4. Mencegah resiko kurangmya volume cairan

Berikan antimetik awal sebelum dilakukan kemoterapi

Berikan antimetik secara beraturan pada waktu program kemoterapi

Kaji respon anak terhadap antimetik .

Hindari memberikan makanan yang memiliki aroma yang merangsang mual atau muntah.

Anjurkan makan dengan porsi kecil tapi sering .

Kolaborasi untuk pemberian cairan infus untuk mempertankan hidrasi.

5. Memberikan nutrisi yang adekuat.

Berikan dorongan pada oran tua untuk tetap rileks pada saat anak makan .

Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat di toleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat .

Berikan makan anak yang disertai suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi .

Ijinkan anak untuk terlibat dalam dalam persiapan pemilihan makanan

6. Mencegah kerusakan integritas kulit

Kaji secara dini kerusakan tanda- tanda integritas kulit.

Berikan perawatan kulit khususnya perianal dan mulut .

Ganti posisi dengan sering .

Anjurkan intake dengan kalori dan protein yang adekuat

7. Mencegah atau mengurangi nyeri

Kaji tingkat nyeri dengan skala nyeri

Kaji adanya kebutuhan klien untuk mengurangi rasa nyeri .

Efaluasi efektifitas terapi pengurangan rasa nyeri dengan melihat derajat kesadaran dan sedasi .

Berikan tekhnik mengurangi rasa nyeri nonfarmakologi .

Berikan pengobatan anti nyeri secara teratur untuk mencegah timbulnya nyeri yang berulang .

8. Meningkatkan peran keluarga .

Jelaskan alasan dilakukannya setiap tindakan .

Hundari untuk menjelaskan hal hal yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada .

Jelaskan orang tua tentang proses penyakit .

Jelaskan untuk seluruh tindakan yang dapat dilakukan oleh anak .

Jadualkan waktu bagi keluarga dan anak bersama sama tanpa diganggu oleh staf RS.

Dorong keluarga untuk mengekspresikan perasaannya sebelum anak didiagnosis menderita keganasan dan prognosis anak buruk.

Diskusikan dengan keluarga bagaimana mereka akan mengtakan kepada anak tentang pengobatan anak dan kenungkinan terapi tambahan .

9. Antisipasi berduka

Kaji tahapan berduka pada anak atau keluarga.

Berikan dukungan pada respon yang adaptif yang diberikan klien, rubah respon maladaftif

Luangkan waktu bersama anak untuk memberikan dukungan pada anak agar mengekspresi perasaannya atau ketakutannya .

Fasilitas anak untuk mengeksprsikan perasaannya melalui bermain .

PERENCANAAN PEMULAANGAN

Jelaskan terapi yang diberikan :dosis dan efek samping

Berikan suport lingkungan yang aman

Intruksikan untuk menginformasikan jika terdapat gejala-gejala kekambuhan dan hal yang harus dilakukan jika terjadi kekambuhan

Jelaskan hal hal perawatan yang diperlukan oleh anak anak dirumah .

Kontrol pelayanan kesehatan sesuai dengan jadual yang ditentukan .